JOAN S.N. HUTAPEA - Proposal Eksplorasi Pasir Besi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

P a g e I | 14



KATA PENGANTAR Atas berkat rahmat Tuhan yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk dapat menyelesaikan proposal kegiatan eksplorasi pertambangan pasir besi. Tujuan dibentuknya proposal ini sebagai syarat untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi pertambangan pasir besi pada instansi terkait. Dalam proposal ini, kami mengajukan rencana eksplorasi pasir besi di Desa Bulo-bulo, Kecamatan Arungkeke dan Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam pembuatan proposal yang kami buat. Oleh karena itu, tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya saran dan kritik. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, sehingga proposal yang akan kami ajukan nantinya bisa bermanfaat bagi banyak orang.



Surabaya, 25 April 2019



Penulis



P a g e II | 14



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................................................II DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................III BAB I....................................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.............................................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang........................................................................................................................................1 1.2 Maksud......................................................................................................................................................1 1.3 Tujuan........................................................................................................................................................1 BAB II...................................................................................................................................................................2 DASAR TEORI..................................................................................................................................................2 2.1 Pengertian Pasir Besi............................................................................................................................2 2.2 Manfaat Pasir Besi.................................................................................................................................2 2.2 Peraturan Pemerintah Tentang Penambangan...............................................................................3 2.3 Geologi Regional....................................................................................................................................3 2.4 Metode Geomagnetik............................................................................................................................5 BAB III.................................................................................................................................................................7 METODOLOGI.................................................................................................................................................7 3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................................................................7 3.2 Peralatan....................................................................................................................................................7 3.3 Tahap Eksplorasi....................................................................................................................................7 BAB IV.....................................................................................................Error! Bookmark not defined. ANGGARAN DANA...........................................................................Error! Bookmark not defined. BAB V................................................................................................................................................................11 PENUTUP.........................................................................................................................................................11



P a g e III | 14



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral,batubara, panas bumi, migas,dll). Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen. Di dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia disebutkan bahwa pasir besi adalah bijih laterit dengan kandungan pokok berupa mineral oksida besi. Pasir besi biasanya mengandung juga beberapa mineral oksida logam lain, seperti vanadium, titanium, dan krominum, dalam jumlah kecil. Pasir yang mengandung bijih besi ini adalah bahan galian yang mengandung mineral besi, yang dapat digunakan secara ekonomis sebagai bahan baku pembuatan besi logam atau baja. Persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah kandungan besinya harus lebih dari 51,5 persen. Besi diperlukan dalam industri berat, kendaraan bermotor dan bahan konstruksi, yang mana pemakaiannya akhir-akhir ini semakin meningkat, sehingga dalam jangka waktu tertentu kemungkinan bahan baku besi untuk kebutuhan industri tersebut akan habis. Untuk menjaga kesinambungan industri-industri tersebut diperlukan pencarian bahan baku besi, dimana pasir besi merupakan salah satu sumber daya yang potensial. 1.2. Maksud Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer tentang potensi sumber daya pasir besi yang terdapat di daerah Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan yang akan bermanfaat bagi pengembangan daerah. 1.3. Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah dapat membantu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Jeneponto dalam merencanakan pengembangan wilayah guna menggali dan meningkatkan pendapatan asli daerah.



P a g e 1 | 14



BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Pasir Besi Pasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel bijih besi (magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut. Pasir besi adalah mineral endapan/sedimen yang memiliki ukuran butir 0.074 – 0.075 mm, dengan ukuran kasar (5 – 3 mm) dan halus (< 1 mm). Perbedaan karakter fisik kandungan mineral pasir besi seperti Fe, Ti, Mg, dan Si mungkin terjadi disebabkan oleh perbedaan lokasi endapan. Mineral magnetik yang biasanya ditemukan di daerah pantai atau sungai adalah magnetik (Fe3O4) atau (FeO) (Sunaryo dan Widyadura,2010). Besi yang diperoleh dari bijih besi ditemukan dalam bentuk besi oksida. Oksida logam ini ditemukan dalam dua fase di dalam pasir besi yaitu Fe2O3 dan Fe3O4 yang berkontribusi dalam sifat kemagnetan. Fe2O3 Memiliki interaksi lebih lemah di dalam medan magnet dibandingkan Fe3O4. Pasir ini lebih dimanfaatkan dalam bidang material science dan nilai ekonomi yang lebih tinggi dan ramah lingkungan. Bijih besi dalam bentuk endapan pasir biasanya mengandung kadar Fe 38% – 59% (Sunaryo dan Widyadura,2010). Pasir besi adalah sejenis pasir dengan konsentrasi besi yang signifikan. Hal ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman. Telah diketahui bahwa endapan pasir besi dapat memiliki mineral–mineral seperti magnetit, hematit, dan maghemit (Yulianto,2002). Mineral–mineral tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan industri. Magnetit misalnya, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk tinta kering (toner) pada mesin foto-copy dan printer laser, sementara maghemit adalah bahan utama pitakaset.Ketigamineral magnetikdi atasjuga dapat digunakan sebagai pewarna dan campuran untuk cat serta bahan dasar untuk industri magnet permanen (Bijaksana, 2002: 19–27). 2.2. Manfaat Pasir Besi Pasir besi adalah salah satu hasil dari Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu bahan baku dasar dalam industri besi baja dimana ketersediaannya dapat dijumpai di daerah pesisir. Selain sebagai bahan baku industri baja, pasir besi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen dalam pembuatan beton. Material ini yang mempunyai kandungan Fe2O3, SiO2, MgO dan ukuran beton 80-100 mesh berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti semen dalam produksi beton berkinerja tinggi. Hasil penelitian menunjukkan manfaat dan kegunaan material ini adalah : Pemakaian material ini sebesar 80 % dari berat pasir total memberikan kuat tekan maksimum diantara kadar material ini yaitu 42,65 MPa dan dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 28,41 % dibandingkan beton normal.Pemakaian pasir besi sebesar 80 % dari berat pasir total memberikan kuat tekan maksimum diantara kadar material ini yaitu 3,07 MPa dan meningkatkan kuat tarik belah sebesar 4,84 % dibandingkan beton normal.Pada pasir besi ini meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah hingga 80 %, hal ini P a g e 2 | 14



dimungkinkan karena selain sifat filler juga sifat kimiawi material ini yang mengandung SiO2 sehingga membantu kinerja semen sebagai bahan pengikat. 2.3. Peraturan Pemerintah Tentang Penambangan Pasir Besi Adanya hukum yang mengatur tentang sumber daya alam yang bernilai tinggi ini sebagai pedoman atas pendayagunaan terhadap sumber daya pasir besi. Pengaturan mengenai pertambangan di Indonesia memiliki dasar konstitusional sebagaimana diatur dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “Bumi, dan air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Selain dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pertambangan pasir besi adalah: 1. Peraturan Pemerintah Repulik Indonesia No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara. 2. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 (7) UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (“UU Minerba”), Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah izin yang diberikan untuk melaksanakan usaha pertambangan. Merupakan kewenangan Pemerintah. 3. Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan Dan Pemurnian Mineral. 2.4. Geologi Regional Lokasi penyelidikan dilakukan di sepanjang pantai Desa Bulo-bulo, Kecamatan Arungkeke dan Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, Provinsi 0 0 0 Sulawesi, secara geografis terletak diantara 5 38’ 42” – 5 42’ 20” Lintang Selatan dan 119 0



42’ 16” – 119 50’ 35” Bujur Timur. Secara regional Pulau Sulawesi terletak di antara lempeng-lempeng benua Eurasia, Indian-Australia dan Pasifik yang saling bertabrakan, dan terletak serta merupakan pinggiran lempeng aktif Pasifik bagian barat. Bentang alam wilayah Kabupaten Jeneponto pada umumnya memiliki permukaan yang sifatnya bervariasi. Bagian utaranya terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang membentang dari barat ke timur dengan ketinggian 500 sampai dengan 1.400 meter diatas permukaan laut. Di bagian tengah meliputi wilayah-wilayah dataran dengan ketinggian 100 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut, dan bagian selatan meliputi wilayah-wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai dengan 100 meter di atas permukan laut.



Gambar 1 Morfologi daerah penyelidikan dan sekitarnya P a g e 3 | 14



Berdasarkan pengamatan di lapangan, litologi daerah penyelidikan secara berurutan dari tua ke muda adalah sebagai berikut : • Batugamping Batuan ini dijumpai di sebelah barat daerah penyelidikan, berwarna putih kotor hingga kuning muda, berlapis, pada beberapa tempat tersesarkan, terlihat adanya zona hancuran. Satuan batuan ini termasuk ke dalam Formasi Tonasa (Rab Sukamto dan Sam Supriatna, 1982). • Tufa berlapis Satuan ini mempunyai kontak struktur dengan satuan batugamping, tersebar di bagian timur-utara daerah penyelidikan. Secara megaskopis teramati tufa berlapis, berukuran halus, kedudukan perlapisan relatif mendatar. Secara fisik karakteristik batuan ini memperlihatkan kesamaan dengan Formasi Camba (Rab Sukamto dan Sam Supriatna,1982). • Batuan Gunungapi Satuan batuan ini terdiri dari breksi dan lahar, tersingkap baik di Kecamatan Batang bagian utara penyelidikan. Penyebaran batuan ini mendominasi daerah penyelidikan (> 50%). Secara megaskopik batuan berwarna abu-abu terdiri dari kepingan–kepingan andesit-basalt berdiameter dari 1 cm hingga 100 cm, satuan batuan ini termasuk ke dalam satuan gunungapi Lompobatang diduga berumur Plistosen (Rab Sukamto dan Sam Supriatna, 1982 • Aluvium Penyebaran endapan permukaan ini mendominasi daerah pantai dan sungai terdiri dari lempung, lumpur, pasir kerikil dan kerakal. Khususnya endapan pantai terdiri dari pasir lempungan dan pasir yang mengandung magnetit (pasir besi)



Gambar 2 Sebaran lateral pasir besi di daerah penelitian



P a g e 4 | 14



Gambar 3 Peta geologi daerah penelitian, dan peta geologi Daerah Makassar dan sekitarnya 2.5. Metode Geomagnetik Metoda geofisika yang digunakan dalam eksplorasi ini adalah Metoda Geomagnetik yang meliputi Aeromagnetic dan Groundmagnetic. Tujuan dari penerapan metoda ini adalah untuk mencari sebaran anomali magnetik daerah pantai yang dieksplorasi. Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi(suseptibilitas). Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang P a g e 5 | 14



kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Metode geomagnetic mengukur intensitas medan magnetic total di suatu tempat yang menganggap bumi sebagai batang magnet raksasa dan menghasilkan medan magnet utama. Medan magnet yang teramati disebut anomaly magnetik yang digunakan untuk mengintepretasi susceptibilitas struktur geologi yang menonjol. Pendugaan sebaran batuan sebagai anomaly magnetic dapat dipetakan secara lateral maupun vertical. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak. Mengingat survey ini hanya bagus untuk pemodelan kearah horizontal. Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF dan topografi. • Koreksi Harian Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan magnetic bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari. • Koreksi IGRF Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi dari tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik luar dan medan anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali IGRF. Jika nilai medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka kontribusi medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi IGRF. Koreksi IGRFdapat dilakukan dengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang telah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang sesuai • Koreksi Topografi Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik sangat kuat. Tahapan eksplorasi metode magnetik yaitu akuisisi, processing, dan interpretasi. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan alat. Koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing yang terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain), dan koreksi lainnya. Interpretasi hasil pengolahan data dapat mengggunakan software yang menghasilkan peta anomali magnetik.



P a g e 6 | 14



BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Waktu kegiatan eksplorasi adalah selama 6 minggu mulai dari tanggal 1 Mei sampai 15 Juni 2019. Lokasi kegiatan eksplorasi ini adalah di sepanjang pantai Desa Bulo-bulo, Kecamatan Arungkeke dan Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi. Adapun rincian kegiatan eksplorasi pasir besi adalah sebagai berikut :



No 1 2 3 4



5



Nama Kegiatan



Minggu 1



Minggu 2



Waktu Pelaksanaan Minggu Minggu 3 4



Minggu 5



Minggu 6



Presentasi Awal Pengambilan data lapangan Pengolahan data Pembuatan laporan dan presentasi akhir Bimbingan



3.2. Alat dan Bahan Untuk mendukung kegiatan eksplorasi emas maka dibutuhkan beberapa alat pendukung, yaitu: • Magnetometer / Proton Magnetometer 1 unit • GPS 1 buah • Kompas Geologi 1 buah • Meteran rol panjang 50 m 1 buah • Peta Topografi • Laptop/PC • Peralatan tulis • Log book 3.3. Tahap Eksplorasi Eksplorasi pasir besi meliputi urutan kegiatan eksplorasi pasir besi mulai dari kegiatankegiatan sebelum pekerjaan lapangan dan saat pekerjaan lapangan yang dilakukan untuk mengetahui potensi pasir besi. 3.3.1. Kegiatan Sebelum Pekerjaan Lapangan Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai potensi atau prospek endapan pasir besi serta keadaan geologinya, antara lain meliputi studi: P a g e 7 | 14



literatur, penginderaan jarak jauh dan geofisika. Selain itu dalam kegiatan ini dilakukan juga persiapan dan penyediaan peralatan lapangan. 3.3.1.1. Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan meliputi: pengumpulan dan pengolahan data serta laporan kegiatan sebelumnya. 3.3.1.2. Studi Penginderaan Jarak Jauh Jenis data yang dapat digunakan dalam studi ini meliputi : data Citra Landsat MSS TM/ Tematic mapper, SLAR, Spot image dan foto udara. Dengan data penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan interpretasi gejala–gejala geologi yang berguna sebagai acuan dalam eksplorasi pasir besi. Metode penelitian yang dilakukan dalam penerapan penginderaan jarak jauh ini dengan melakukan ekstraksi data penginderaan jarak jauh yang meliputi : • Analisis digital image processing: penafsiran data penginderaan jarak jauh dilakukan dengan pengolahan digital menggunakan perangkat komputer dan perangkat lunak tertentu untuk melakukan pengolahan data digital • Penafsiran visual dengan menggunakan kriteria penafsiran pada foto udara meliputi : rona dan warna; ciri morfologi; tekstur topografi/relief; bentuk dan ukuran obyek; litologi aluvial pantai. 3.3.1.3. Studi Geofisika Data yang digunakan dalam studi ini merupakan data geofisika berupa anomali kemagnetan. 3.3.1.4. Persiapan dan Penyediaan Peralatan Lapangan Penyediaan peralatan untuk pekerjaan lapangan antara lain: peta dasar topografi dan peta geologi, kompas geologi, alat tulis, Global Positioning System (GPS), dan peralatan keselamatan kerja. 3.3.2. Kegiatan Pekerjaan Lapangan Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain: pemetaan geologi, pengukuran topografi, pemboran, pembuatan sumur uji, preparasi conto dan survei geofisika. 3.3.2.1. Pemetaan Geologi Pemetaan geologi dalam penyelidikan pasir besi meliputi pemetaan batas pasir pantai dengan litologi lainnya, sehingga dapat diperoleh gambaran sebaran endapan pasir besi. 3.3.2.2. Pengukuran Topografi Pengukuran topografi dilakukan untuk menggambarkan morfologi pantai dan perencanaan penempatan titik-titik lokasi pemboran dan sumur uji serta lintasan geofisika. Urutan kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran topografi adalah sebagai berikut: • Penentuan koordinat titik awal pengukuran pada punggungan sand dune. • Pembuatan garis sumbu utama (base line) dan P a g e 8 | 14







Pengukuran siku-siku untuk garis lintang (cross line).



Garis sumbu utama diusahakan searah dengan garis pantai dan garis-garis lintang yang merupakan tempat kedudukan titik bor, arahnya dibuat tegak lurus terhadap sumbu utama dengan interval jarak tertentu. 3.3.2.3. Geofisika (Geomagnetik) Metoda geofisika yang digunakan dalam studi ini adalah metoda geomagnetik yang meliputi: aeromagnetic dan groundmagnetic, namun jarang diterapkan. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk mencari sebaran anomali magnetik daerah pantai yang dieksplorasi. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: • Penentuan daerah survei secara lateral baik searah pantai maupun tegak lurus pantai • Penentuan jalur lintasan terbang (aeromagnetic) dan lintasan pengukuran (groundmagnetic) • Pekerjaan perekaman data magnetik • Pengolahan data • Pembuatan citra magnetik • Penentuan anomali yang menggambarkan respon magnetik dari pasir besi.



P a g e 9 | 14



BAB IV ANGGARAN DANA Adapun estimasi dana yang diperlukan dalam kegiatan eksplorasi ini adalah: NO



BARANG Sewa alat Magnetometer / Proton Magnetometer



JUMLAH 10 hari



Rp5.000.000



Rp50.000.000



1 buah (15 hari)



Rp25.000/hari



Rp375.000



3 3 4 5



Sewa GPS Garmin 76 csx Meteran 50 m Kompas Geologi Perlengkapan Transportasi



Rp50.000 Rp400.000 Rp100.000 Rp350.000



Rp50.000 Rp400.000 Rp1.000.000 Rp9.800.000



6



Akomodasi



1 buah 1 buah 10 orang 2 unit mobil/14 hari 5 kamar/13 malam 420 porsi



Rp150.000



Rp9.750.000



Rp10.000 Rp500.000 Rp1.500.000



Rp4.200.000 Rp500.000 Rp1.500.000 Rp77.575.000



1



2



7 8 9



Konsumsi Perizinan Biaya tak terduga Total Pengeluaran



SATUAN



TOTAL



P a g e 10 | 14



BAB V PENUTUP Demikian proposal kegiatan eksplorasi tambang emas kami buat. Harapan kami bahwa pengajuan proposal ini akan diterima dengan oleh pihak atau instansi terkait. Apabila ada pernyataan yang kurang jelas tertera dalam proposal ini, bisa menghubungi penulis. Atas perhatian dan pertimbangan Bapak/Ibu, saya ucapakan terimakasih.



P a g e 11 | 14