4 0 6 MB
P A S IR B E S I D I IN D O N E S IA G eol ogi , Ekspl orasi dan Pem anf aat annya
TIM PENYUSUN Prima Muharam Hilman Sabtanto Joko Suprapto Dwi Nugroho Sunuhadi Armin Tampubolon Rina Wahyuningsih Denni Widhyatna Bambang Pardiarto Rudy Gunradi Franklin Koswara Yudawinata Deddy T Sutisna Dedeh Dinarsih Sukaesih Euis Tintin Yuningsih Candra Penny Oktaviani Retno Rahmawati Raden Maria Ulfa Indra Sukmayana Irfan Ostman
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI 2014
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|1
P A S IR B E S I D I IN D O N E S IA G eol ogi , Ekspl orasi dan Pem anf aat annya
Penasihat Kepala Badan Geologi
Pengarah Kepala Pusat Sumber Daya Geologi
Penanggungjawab Prima Muharam Hilman
Editor Sabtanto Joko Suprapto Dwi Nugroho Sunuhadi
Redaktur Rina Wahyuningsih Denni Widhiyatna
Desain Grafis Candra Rizki Novri Wibowo
Sekretariat Ella Dewi Laraswati Penny Oktaviani
Diterbitkan oleh: Pusat Sumber Daya Geologi – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jalan Soekarno Hatta No. 444 Bandung 40254 Telp. (022) 5226270, 5205572, Fax. (022) 5206263 website : www.esdm.go.id, http://psdg.bgl.esdm.go.id email : [email protected] ISBN:9786022928060
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|2
KATA PENGANTAR Atlas Geokimia Daerah Kalimantan Bagian Timur Laut merupakan seri kelima Atlas Gokimia Regional Sistematik Indonesia, setelah seri: Kesatu (Sumatera Bagian Utara), Kedua (Sumatera Bagian Selatan), Ketiga (Sulawesi 2° ke selatan) dan Keempat (Sulawesi 2° ke utara). Penyelidikan geokimia sedimen sungai di daerah Kalimantan Bagian Timur Laut merupakan Proyek CTA39, yaitu proyek kerjasama Pemerintah Republik Indonesia (Direktorat Sumberdaya Mineral) dengan Pemerintah Republik Perancis (BRGM - Bureau de Recherches Geologiques et Miniers), sebagai kelanjutan dari program penyelidikan geotektonik dan potensi mineral di wilayah Kepulauan Sunda Kecil (sebelah timur Bali). Publikasi hasil penyelidikan ini untuk menyajikan data bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Potensi daerah penyelidikan yang secara keseluruhan merupakan daerah terpencil dapat lebih terungkap. Sehingga dapat menjadi pemicu berkembangnya pembangunan di daerah penyelidikan. Dengan telah tersusunnya atlas ini, diucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, terutama seluruh personil yang terlibat pada pengambilan sampel geokimia dan penyelidikan lapangan. Bandung, Agustus 2014 Penyusun
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|3
DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR
Iii
DAFTAR ISI
Iv
Bab 1 Pendahuluan
1
Bab 2 Geologi
2
Bab 3 Eksplorasi Pasir besi
5
Bab 4 Analisis Laboratorium Conto Pasir Besi
24
Bab 5 Penambangan Pasir besi
35
Bab 6 Pengolahan Pasir Besi
42
Bab 7 Konservasi Pasir besi
50
Bab 8 Kegunaan, Peluang, dan Kendala Pemanfaatan
53
Bab 9 Kegiatan Inventarisasi oleh Pusat Sumber Daya Geologi
61
Bab 10 Potensi Pasir Besi di Indonesia
63
Peristilahan
125
Daftar Pustaka
131
1. PENDAHULUAN Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi (magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut. Pasir besi ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau kehitaman. Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|4
mineral seperti kuarsa, kalsit, felspar, amfibol, piroksen, biotit, dan turmalin. Pasir besi terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit. Pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik (www.tekmira.esdm.go.id). Pasir besi secara umum, banyak dipakai dalam industri diantaranya sebagai bahan baku pabrik baja dan bahan magnet dengan mengambil bijih besinya, pabrik keramik dan bahan refractory dengan mengambil silikatnya (Austin, 1985). Pasir besi umumnya merupakan pasir besi pantai yang banyak tersebar antara lain di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan pantai utara Papua. Beberapa lokasi telah dilakukan eksplorasi, bahkan eksploitasi, namun sebagian besar lagi belum dilakukan eksplorasi atau kalaupun sudah dieksploitasi tidak dilakukan melalui tahapan eksplorasi yang benar. Selandia Baru adalah salah satu negara di dunia yang membuat baja dari pasir besi. Dibandingkan dengan bijih besi import, pasir titanomagnetit Selandia Baru menyediakan bahan baku yang relatif berkualitas tinggi, mengandung 58-60% besi dari konsentrasi beratnya. Magnetit adalah oksida besi dengan komposisi Fe3O4. Titanomagnetit Selandia Baru juga mengandung sedikit titanium, mangan, vanadium, dan elemen lain. Begitu juga dengan Cina yang sudah sejak lama menggunakan pasir besi sebagai bahan baku pembuatan besi baja.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|5
2. GEOLOGI 2.1 Genesa Pasir Besi adalah partikel yang mengandung besi (magnetit), terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran batuan asal oleh cuaca, dan air permukaan, yang kemudian tertransportasi dan diendapkan di sepanjang pantai. Gelombang laut dengan energi tertentu memilah dan mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir besi yang memiliki nilai ekonomis. Mineral ringan dan mineral berat yang mengandung besi diendapkan dalam bentuk gumuk – gumuk pasir sepanjang dataran pantai, antara lain di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantaipantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan pantai utara Papua. Endapan ini mengandung mineral utama, seperti magnetit (Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3/FeO.TiO2) serta mineral ikutan pirhotit (FenSn), pirit (FeS2), markasit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3), almandit [Fe3Al2(SiO4)3], andradit [Ca3Fe2(SiO4)3], SiO2 bebas, serta unsur jejak (trace element) lainnya, antara lain : Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, V, (Wilfred W., 1939). Pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain batuan asal, proses perombakan, media transportasi, proses serta tempat pengendapannya. Sumber mineral endapan pasir besi pantai sebagian besar berasal dari batuan gunungapi bersifat andesit–basal. Proses perombakan terjadi akibat dari pelapukan batuan karena proses alam akibat panas dan hujan yang membuat butiran mineral terlepas dari batuan. Media transportasi endapan pasir besi pantai antara lain: aliran sungai, gelombang, dan arus laut. Proses transportasi membawa material lapukan dari batuan asal, menyebabkan mineral-mineral terangkut hingga ke muara, kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan memisahkan mineral-mineral tersebut berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di daerah pantai mineral-mineral diendapkan kembali oleh gelombang air laut yang menghempas ke pantai, akibat hempasan tersebut sebagian besar mineral yang mempunyai berat jenis yang besar akan terendapkan di pantai, sedang mineral yang berat jenisnya lebih ringan akan kembali terbawa oleh arus balik kembali ke laut, demikian terjadi
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|6
secara terus menerus hingga terjadi endapan pasir besi di pantai (Gambar 2.1). Tempat pengendapan pasir besi umumnya terjadi pada pantai yang landai, sedangkan pada pantai yang curam sulit terjadi proses pengendapan.
Gambar 2.1 Proses pembentukan pasir besi
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|7
2.2 Sifat Fisik Pasir Besi Pasir besi mengandung mineral besi utama yaitu titanomagnetit dengan sedikit magnetit dan hematit yang disertai dengan mineral pengotor seperti kuarsa, piroksen, biotit, dan lain-lain. Pengotor lainnya yang biasa terdapat dalam pasir besi yaitu fosfor dan sulfur. Pasir besi berwana abu-abu hingga kehitaman, berbutir sangat 3 halus dengan ukuran antara 75 – 150 mikron, densitas 2-5 gr/cm , bobot isi 3 (Specific Gravity, SG) 2,99-4.23 g/cm , dan derajat kemagnitan (MD) 6,40 - 27,16%.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|8
3. EKSPLORASI PASIR BESI Eksplorasi pasir besi meliputi urutan kegiatan eksplorasi pasir besi mulai dari kegiatan-kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan untuk mengetahui potensi pasir besi. 3.1 Kegiatan Sebelum Pekerjaan Lapangan Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai potensi atau prospek endapan pasir besi serta keadaan geologinya, antara lain meliputi studi: literatur, penginderaan jarak jauh dan geofisika. Selain itu dalam kegiatan ini dilakukan juga persiapan dan penyediaan peralatan lapangan. 3.1.1 Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan meliputi: pengumpulan dan pengolahan data serta laporan kegiatan sebelumnya. 3.1.2 Studi Penginderaan Jarak Jauh Jenis data yang dapat digunakan dalam studi ini meliputi : data Citra Landsat MSS TM/ Tematic mapper, SLAR, Spot image dan foto udara. Dengan data penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan interpretasi gejala–gejala geologi yang berguna sebagai acuan dalam eksplorasi pasir besi. Metode penelitian yang dilakukan dalam penerapan penginderaan jarak jauh ini dengan melakukan ekstraksi data penginderaan jarak jauh yang meliputi : Analisis digital image processing: penafsiran data penginderaan jarak jauh dilakukan dengan pengolahan digital menggunakan perangkat komputer dan perangkat lunak tertentu untuk melakukan pengolahan data digital. Penafsiran visual dengan menggunakan kriteria penafsiran pada foto udara meliputi : rona dan warna; ciri morfologi; tekstur topografi/relief; bentuk dan ukuran obyek; litologi aluvial pantai.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
|9
3.1.3 Studi Geofisika Data yang digunakan dalam studi ini merupakan data geofisika berupa anomali kemagnetan. 3.1.4 Persiapan dan Penyediaan Peralatan Lapangan Penyediaan peralatan untuk pekerjaan lapangan antara lain: peta dasar topografi dan peta geologi, alat bor tangan, alat ukur topografi, palu geologi, kompas geologi, loupe, alat tulis, magnetik pen, susceptibility meter, Global Positioning System (GPS), kamera, alat gali, pita ukur, alat preparasi conto, kantong conto dan peralatan keselamatan kerja. 3.2 Kegiatan Pekerjaan Lapangan Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain: pemetaan geologi, pengukuran topografi, pemboran, pembuatan sumur uji, preparasi conto dan survei geofisika. 3.2.1 Pemetaan Geologi Pemetaan geologi dalam penyelidikan pasir besi meliputi pemetaan batas pasir pantai dengan litologi lainnya, sehingga dapat diperoleh gambaran sebaran endapan pasir besi. 3.2.2 Pengukuran Topografi Pengukuran topografi dilakukan untuk menggambarkan morfologi pantai dan perencanaan penempatan titik-titik lokasi pemboran dan sumur uji serta lintasan geofisika. Urutan kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran topografi adalah sebagai berikut: Penentuan koordinat titik awal pengukuran pada punggungan sand dune. Pembuatan garis sumbu utama (base line) dan pengukuran siku-siku untuk garis lintang (cross line). Garis sumbu utama diusahakan searah dengan garis pantai dan garis-garis lintang yang merupakan tempat kedudukan titik bor, arahnya dibuat tegak lurus terhadap sumbu utama dengan interval jarak tertentu. 3.2.3 Geofisika (Geomagnetik) Metoda geofisika yang digunakan dalam studi ini adalah metoda geomagnetik yang meliputi: aeromagnetic dan groundmagnetic, namun jarang diterapkan. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk mencari sebaran anomali magnetik daerah pantai yang dieksplorasi.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 10
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Penentuan daerah survei secara lateral baik searah pantai maupun tegak lurus pantai Penentuan jalur lintasan terbang (aeromagnetic) dan lintasan pengukuran (groundmagnetic) Pekerjaan perekaman data magnetik Pengolahan data Pembuatan citra magnetik Penentuan anomali yang menggambarkan respon magnetik dari pasir besi.
Gambar 3.1 Peta sebaran Magnetit Degree (MD) Komposit Daerah Kotakarang, Lampung
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 11
Gambar 3.2 Peta sebaran Berat Jenis (BD) Komposit Daerah Tanjungjati
Gambar 3.3 Penampang endapan pasir besi tegak lurus pantai Blok Kotakarang
3.2.4 Pemboran Pemboran ini dimaksudkan untuk mengambil conto-conto pasir besi pantai baik yang ada diatas permukaan laut maupun yang berada dibawahnya. Pekerjaan pemboran pasir besi dilakukan dengan menggunakan bor dangkal baik yang bersifat manual (Doormer) maupun bersifat semi mekanis (Gambar 3.4). PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 12
Gambar 3.4 Sketsa Bor Tangan Doormer
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Penentuan lokasi titik bor Setting alat bor Pembuatan lubang awal dilakukan dengan menggunakan mata bor jenis Ivan sampai batas permukaan air tanah. Setelah menembus lapisan air tanah, pemboran dilakukan dengan menggunakan casing yang didalamnya dipasang bailer. Pemboran dihentikan sampai batas batuan dasar. Pengambilan conto pasir besi yang terletak di atas permukaan air tanah diambil dengan sendok pasir (sand auger) jenis Ivan berdiameter 2,5 inchi, sedangkan conto pasir yang berada di bawah permukaan air tanah dan bawah permukaan air laut diambil dengan bailer yang dilengkapi ball valve. Conto-conto diambil untuk setiap kedalaman 1,5 meter atau setiap satu meter dan dibedakan antara conto dari horizon A, conto horizon B dan conto dari horizon C. PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 13
Pola pemboran dan interval titik bor yang digunakan pada pekerjaan ini disesuikan dengan tahapan survei, sebagai contoh pada tahapan eksplorasi rinci digunakan pola pemboran dengan interval 100 m x 20 m (Gambar 3.5).
20 cm
Gambar 3.5 Pola Pemboran dan Nomor Urut Titik Bor Tahap Eksplorasi Rinci
3.2.5 Pembuatan Sumur Uji Pembuatan sumur uji pada umumnya dilakukan pada pasir besi undak tua yang telah mengalami kompaksi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengambil conto-conto pasir besi pantai sampai pada kedalaman tertentu sampai mencapai permukaan air dan untuk mengetahui profil/penampang tegak perlapisan pasir besi. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Penentuan lokasi sumur uji. Penggalian dengan luas bukaan sumur 1m x 1m atau 1,5m x 1,5m. Bila terjadi runtuhan maka dibuat penyangga. Pembuatan sumur dihentikan apabila telah mencapai permukaan air atau telah mencapai batuan dasar. Pengambilan conto pasir besi dari sumur uji diambil dengan interval setiap satu meter menggunakan metoda channel sampling, dengan ukuran 5 cm x 10 cm.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 14
Gambar 3.6 Pengambilan conto bor pada zona sand dune pasir besi daerah Tanjung Jati Kecamatan Pesisir Selatan
3.2.6 Preparasi Conto Proses preparasi di lapangan untuk conto bor dan sumur uji dapat dilakukan dengan dua metoda, yaitu: increment atau Riffle splitter. Conto yang diambil harus homogen dari setiap interval kedalaman. Dengan pengambilan yang cukup representatif akan menjamin ketelitian dalam analisis kimia, perhitungan sumber daya atau cadangan dari endapan pasir besi pantai. Pengambilan conto-conto tersebut didasari oleh prosedur baku dalam eksplorasi endapan pasir besi pantai. Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan metoda increment mengacu pada Japan Industrial Standard (J.I.S ), yaitu : Conto pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu wadah dan diaduk hingga homogen Conto tersebut di atas dimasukkan dalam kotak increment, diratakan dan dibagi dalam garis kotak- kotak (Gambar 3.7). Conto direduksi dengan menggunakan sendok increment dari kotak increment, dari tiap-tiap kotak ditampung dalam kantong conto (Gambar 3.8). Conto hasil reduksi kemudian dikeringkan (Gambar 3.9).
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 15
Conto yang sudah dikeringkan dari tiap – tiap interval dibagi menjadi 3 bagian. Satu bagian untuk conto individu, satu bagian untuk conto komposit dan satu bagian untuk duplikat. Satu bagian conto dari tiap interval digabungkan dengan interval lainnya menjadi conto komposit.
Gambar 3.7 Sketsa Alat Reduksi Penyontoan dengan Metoda “Increment” (Standar J.I.S.)
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 16
Gambar 3.8 Teknik Penyontoan Pasir Besi Metoda Increment
Gambar 3.9 Pengambilan conto pasir besi dari increment box
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 17
Gambar 3.10 Conto hasil pemboran dikeringkan dengan panas matahari
Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan metoda riffle splitter, yaitu : Conto pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu wadah dan diaduk hingga homogen, kemudian dikeringkan Conto yang telah kering direduksi dengan riffle splitter hingga mendapatkan berat yang diinginkan (+ 3 kg). Conto yang sudah mengalami splitting dari tiap – tiap interval dibagi menjadi 3 bagian. Satu bagian untuk conto individu, satu bagian untuk conto komposit dan satu bagian untuk duplikat. Satu bagian conto dari tiap interval digabungkan dengan interval lainnya menjadi conto komposit. 3.2.7. Penentuan Persentase Kemagnetan (MD) Penentuan persentase kemagnetan diawali dengan pemisahan mineral magnetik dengan non-magnetik, sebagai berikut: Hasil preparasi conto dilapangan sebanyak 1 kg, direduksi hingga + 100 gr menggunakan splitter (conto hasil reduksi). Conto hasil reduksi ditaburkan dalam suatu tempat secara merata. Pemisahan dilakukan dengan menggerakkan magnet batang 300 gauss berulang-ulang minimal 7 kali di atas selembar kaca setebal 2 mm yang dibawahnya tertabur conto pasir untuk mendapatkan conto konsentrat yang cukup bersih. Jarak antara magnet batang dengan
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 18
lapisan pasir harus dibuat tetap untuk menghindari perbedaan kuat medan magnet. Konsentrat yang diperoleh dari pemisahan magnet, ditimbang dalam satuan gram. Dengan membandingkan berat konsentrat dan berat conto hasil reduksi, maka didapat harga persentase magnetik dengan rumus : M.D = Berat Konsentrat X 100 % Berat conto hasil reduksi
Gambar 3.11 Pemisahan mineral magnetik dengan non magnetit
3.2.8. Penentuan Berat Jenis Penentuan berat jenis insitu dilakukan dengan cara sebagai berikut: Penghitungan volume conto dari bor berdasarkan perhitungan volume bagian dalam dari casing dengan rumus: V= π x r2 x t V= Volume conto π = Konstanta (3,14) r = jari-jari bagian dalam casing; t = ketinggian conto dalam casing.
Penentuan berat dengan cara menimbang setiap interval conto
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 19
Gambar 3.12 Pengukuran persentase kemagnetan (Magnetic Degree)
3.3. Kegiatan Setelah Pekerjaan Lapangan Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain: analisis laboratorium dan pengolahan data. 3.3.1. Analisis Laboratorium Conto-conto setelah dikumpulkan dilakukan analisis laboratorium. Pekerjaan analisis laboratorium meliputi analisis kimia dan fisika (Gambar.3.11)
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 20
Gambar 3.13 Bagan Alir Penyiapan Conto Untuk Analisis Laboratorium
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 21
3.3.1.1. Analisis Kimia Analisis kimia dilakukan terhadap conto individu untuk mengetahui kandungan unsur dalam konsentrat, antara lain: Fetotal (FeO dan Fe2O3, Fe3O4) dan Titan. Analisis kimia dapat dilakukan dengan beberapa metoda, antara lain: AAS, volumetrik, XRF dan ICP. 3.3.1.2. Analisis Fisika Analisis fisika yang dilakukan antara lain analisis mineral butir, analisis ayak, analisis sifat magnetik dan berat jenis. Analisis Mineral Butir Analisis mineral butir dilakukan untuk mengetahui jenis dan persen berat mineral baik untuk fraksi magnetik maupun nonmagnetik. Conto yang dianalisis mineral butir berasal dari conto komposit, yang mewakili wilayah/ blok pemboran. Analisis Ayak Analisis ayak dimaksudkan untuk mengetahui ukuran butiran pasir besi yang dominan. Analisis ayak dilakukan terhadap conto pilihan berasal dari bagian-bagian blok interval dalam bentuk conto komposit berat 500 gram yang dibagi menjadi 6 fraksi, yakni : 1. butiran yang lebih besar + 2 mm atau + 10 mesh 2. butiran antara –2 + 1mm atau –10 + 18 mesh 3. butiran antara –1 + ½ mm atau –18 + 35 mesh; 4. butiran antara –1/2 + ¼ mm atau –35 + 72 mesh; 5. butiran antara –1/4 + 1/8 atau –72 + 150 mesh dan 6. butiran yang lebih kecil dari –1/8 mm. Masing-masing fraksi jumlahnya dinyatakan dalam persen berat yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram balok sehingga sebaran fraksi pasir besi yang dominan dapat diketahui (Gambar 3.15).
Analisis Ayak/ Besar Butir mm +2
-2 + 1
- 1 + 1/2
-1/2 + 1/4
1/4 + 1/8
Fraksi mesh
+10
-10 + 18
-18 + 35
35 + 72
72 + 150
% Fraksi
0,25
0,35
0,5
13,5
79,5
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
1/8
5,90
| 22
Diagram Balok Sebaran Besar Butir
Komposisi Mineral +2 100 -
-2 + 1 100 -
- 1 + 1/2 40 40 20
-1/2 + 1/4 2 3 1 40 20
1/4 + 1/8 -
34
55 5 2 37 1
- 1/8 59 5 5 31 Tr
Total 1.05 45.17 4.35 7.5 36.43 5.5
Fe3 O4 Fe2 Ti O3 Fe2O3 Ca, Mg, Fe, SiO2 Gambar 3.15 Conto Hasil Analisis Ayak
Analisis Berat Jenis Analisis berat jenis dimaksudkan untuk mengetahui berat jenis pasir besi. Analisis dilakukan dengan cara conto asli (crude sand) seberat 100 gram dimasukkan ke dalam air yang diketahui volumenya di dalam gelas ukur. Untuk memudahkan perhitungan ditetapkan volume 200 cc, apabila kenaikan air menjadi A cc, maka volume pasir yang dimasukkan = A – 200 cc. Jadi berat jenis = 100 / (A-200) gram /cc. PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 23
Gambar 3.14 Pengukuran berat jenis (BD) pasir besi
3.3.2 Pengolahan Data Hasil pengamatan dan analisis laboratorium diolah dan ditafsirkan secara seksama untuk memberikan gambaran tentang kondisi geologi daerah penelitian yang berkembang dari aspek genetik, posisi, hubungan serta distribusinya. Data hasil analisis MD dan pemboran dibuat profil penyebaran endapan pasir besi terhadap sumbu panjang (sejajar pantai) dan sumbu pendek (tegak lurus pantai) dan isograde. Lokasi-lokasi pengambilan conto diplot dalam peta topografi hasil pengukuran (Peta Lokasi Pengambilan Conto dan Peta Isograde). Peta-peta yang dihasilkan bertujuan untuk keperluan penambangan, misalnya : peta isograde dan peta topografi serta penampang tegak sebaran bijih besi ke arah kedalaman baik sejajar garis pantai maupun yang memotong tegak lurus garis pantai. Bentuk– bentuk gumuk pasir baik yang front maupun back dunes dipetakan secara rinci. Perhitungan sumber daya secara manual dilakukan dengan beberapa metoda, antara lain: Metoda daerah pengaruh dengan rumus : C = (L x t) X MD x SG Dimana : C = Sumber daya dalam ton PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 24
2
L = Luas daerah pengaruh dalam m t = Tebal rata-rata endapan pasir besi dalam meter MD = prosentase kemagnetan dalam % 3 SG = Berat Jenis dalam ton/m Metoda Geostatistik Metoda ini digunakan untuk membantu dalam perhitungan estimasi sumber daya/cadangan endapan bahan galian dimana nilai conto merupakan realisasi fungsi acak (statistik spasial). Pada hipotesis ini, nilai conto merupakan suatu fungsi dari posisi dalam cebakan, dan posisi relatif conto dimasukkan dalam pertimbangan. Kesamaan nilainilai conto yang merupakan fungsi jarak conto serta yang saling berhubungan ini merupakan dasar teori statistik spasial. Metoda ini jarang dilakukan dalam perhitungan estimasi sumber daya /cadangan pasir besi. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan spasial antara titik–titik di dalam cebakan, maka harus diketahui fungsi strukturalnya yang dicerminkan oleh model semivariogramnya. Menetapkan model semivariogram merupakan langkah awal dalam perhitungan geostatistik, selanjutnya dengan perhitungan varian estimasi, varian dispersi, varian kriging, dll. Metoda geostatistik yang digunakan dalam eksplorasi pasir besi adalah varian estimasi. Pada metoda ini estimasi suatu cadangan dicirikan oleh suatu ekstensi/pengembangan satu atau beberapa harga yang diketahui terhadap daerah sekitarnya yang tidak dikenal. Suatu harga yang diketahui (diukur pada conto inti, atau pada suatu blok) diekstensikan terhadap bagian-bagian yang diketahui pada satu endapan bijih. Ada beberapa cara estimasi yang sudah dikenal pada kegiatan pertambangan antara lain : a. Estimasi kadar rata-rata suatu cadangan bijih berdasarkan rata-rata suatu kadar yang didapat dari analisis conto pemboran/sumur uji. b. Estimasi endapan bijih pada suatu tambang atau blok-blok penambangan dengan menggunakan sistem poligon sebagai daerah pengaruh, yang antara lain didasari oleh titik-titik pengamatan berikutnya, pembobotan secara proporsional yang berbanding terbalik dengan jarak dan lain-lain. Tujuan dari penggunaan metoda ini antara lain untuk memperoleh gambaran tiga dimensi dari bentuk endapan pasir besi. Pada PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 25
penerapannya untuk perhitungan dalam geostatistik umumnya memerlukan bantuan komputer. Geoplan merupakan perangkat lunak yang diperlukan dalam paket perhitungan variogram. Selain itu juga digunakan perangkat lunak program KRIG3D yang merupakan paket program kriging, varian estimasi dan varian dispersi. 3.4. Tahapan Eksplorasi Tahapan eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum, dan eksplorasi rinci. Khususnya dalam eksplorasi pasir besi lazim dilakukan dua tahap, yaitu : penyelidikan umum dan eksplorasi. Pekerjaan yang dilakukan mengambil acuan kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Mineral. Tujuan dari penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi keterdapatan pasir besi pada suatu daerah yang meliputi aspek ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya sehingga dapat dilakukan kajian untuk nilai ekonomisnya. 3.4.1. Penyelidikan Umum Penyelidikan umum adalah tahapan eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah potensial keterdapatan pasir besi pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional dan analisis penginderaan jarak jauh. Pada tahapan ini juga dilakukan pekerjaan pemboran sejajar pantai secara acak disertai pengambilan conto dan pembuatan sumur – sumur uji apabila diperlukan. Tujuan dari tahapan survei tinjau ini adalah untuk mengidentifikasi daerah yang prospektif untuk diteliti lebih lanjut. Adapun pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah : Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 25.000 sampai skala 1 : 10.000 Pemboran dengan jarak antara lubang bor 2 km x 0,08 km sampai dengan 1 km x 0,08 km Pembuatan sumur uji Penentuan sumber daya endapan pasir besi hipotetik sampai tereka 3.4.2. Eksplorasi Eksplorasi adalah tahapan lanjutan setelah penyelidikan umum. Tujuannya adalah untuk mengetahui sumber daya endapan pasir besi secara rinci. PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 26
Adapun pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah : Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000 Pemboran dengan jarak antara lubang bor 0,4 km x 0,04 km sampai 0,1 km x 0,02 km (Gambar 4.14 ) Penentuan sumber daya endapan pasir besi terunjuk dan terukur
Gambar 3.16 Daerah Pengaruh Pemboran Diambil ½ Jarak Lubang Bor
3.5. Pembuatan Laporan Pembuatan laporan merupakan kegiatan terakhir seluruh pekerjaan eksplorasi yang berisi uraian teknis dan non-teknis. Laporan terdiri dari bab–bab yang berisi Pendahuluan, Kegiatan penyelidikan, Hasil Penyelidikan dan Kesimpulan. Laporan dilengkapi dengan sari, daftar isi, daftar gambar , daftar foto, daftar tabel dan lampiran, serta daftar pustaka. Contoh format laporan mengacu pada SNI 13-6606-2001, tentang tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 27
4. ANALISIS LABORATORIUM CONTO PASIR BESI Analisis conto pasir besi dapat dilakukan dengan metode fisika dan kimia yang secara umum dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Analisis Fisika (Derajat Kemagnetan, Densitas, Analisis Ayak dan Mineral Butir) 2. Analisis kimia meliputi parameter Fe total, FeO,Fe2O3Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, S total, P total, H2O, – HD/LOI atau partial Fe total, Fe2O3 , FeO, TiO2, H2O .
Gambar 4.1 Bagan alir preparasi dan analisis fisika dan kimia terpadu
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 28
4.1 Prosedur Analisis Fisika 4.1.2 Analisis Mineralogi Butir
Gambar 4.2 Peralatan preparasi dan analisis mineral butir
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 29
Gambar 4.3 Peralatan preparasi dan analisis mineral butir
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 30
4.2 Prosedur Analisis Kimia Conto Pasir Besi Analisis kimia pasir besi dapat dilakukan dengan beberapa metoda diantaranya metoda konvensional
dan metoda instument, metoda
konvensional menggunakan metoda Gravimetri dan Volumetri, sedangkan metoda
instrument
menggunakan
Spectrofotometer,
Spectrofotmetri
Serapan Atom (SSA) dan metoda sinar X (X-Ray Fluoresence).
Gambar 4.4 Baganalir analisis pasir besi metoda konvensional dan instrument (Spestrofotometer & SSA) PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 31
4.2.1 Preparasi Conto di Laboratorium Kimia ( SNI-13-3496-1994) a. Prinsip Conto dikeringkan, displiting (quartering), digerus halus sampai lolos saringan 150 – 200 mesh. b. Cara Preparasi Conto pasir besi dikeringkan di udara terbuka atau di dalam oven dengan suhu 50º – 60º C, kemudian displiting (quartering), selanjutnya digerus dengan alat “Tema Mill” selama 3 menit, dituangkan ke dalam plastik lembaran kemudian diaduk, setelah homogen dimasukkan ke dalam kantung plastik/botol conto yang sudah diberi label nomor analisis dan kode conto (gambar 4.5).
Gambar 4.5 Peralatan dan proses preparasi conto pasir besi
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 32
4.2.2 Preparasi Larutan Conto dengan asam Flurida dan asam sulfat (ASTM E 507-1998, ASTM E 508-98) a. Prinsip Conto pasir besi dilarutkan dengan asam sulfat, asam fluorida dan asam chlorida di dalam teflon, kemudian dipanaskan, disaring, filtrat merupakan larutan induk conto untuk analisis Fe total, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, TiO2, Cr2O3, b. Cara Pelarutan : Conto dan standar pasir besi ditimbang,kemudian dimasukan ke dalam teflon, dibasahi dengan aquadest. Larutan ditambah asam sulfat dan asam fluorida kemudian dipanaskan di atas hot plate lalu didinginkan. Setelah dingin ditambah asam chlorida kemudian dipanaskan. Larutan ditambah aquadest kemudian dipanaskan sampai 0 hampir mendidih(±80 C), setelah dingin disaring. Filtrat ditampung di dalam labu ukur, kemudian diencerkan, dikocok sampai homogen (ini adalah larutan induk conto untuk analisis total Fe, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, TiO2, MnO2, Cr2O3). Residu dalam kertas saring dicuci, untuk blanko dilakukan tahapan yang sama seperti standar dan conto pasir besi. 4.2.3 Analisis total Fe secara Volumetri-Bikhromatometri 4.2.3.1 Analisis Total Fe secara Bikromatometri dengan Pereduksi Ag (Volumetri/ASTM E 1081-95a-1998) a. Prinsip : Larutan induk conto dipipet, diasamkan, kemudian direduksi dengan perak granular kemudian dititrasi dengan kalium dikromat dan digunakan indikator diphenilamin sulfonat untuk penentuan titik ahir titrasi. b. Cara Analisis Larutan induk conto dan standar di pipet kemudian di masukkan ke dalam gelas kimia ditambah asam khlorida kemudian direduksi dengan perak granular (Ag) di dalam kolom Jones Reductor, dicuci dengan asam chlorida.Filtrat ditampung di dalam erlenmeyer dan ditambah indikator diphenilamin sulfonat kemudian dititrasi dengan larutan Kalium Dikhromat sampai larutan tepat berubah menjadi violet. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Fe Total dalam persen. 4.2.3.2 Analisis Total Fe secara Bikromatometri dengan Pereduksi SnCl2 /Volumetri a. Prinsip : Larutan induk conto dipipet, diasamkan, kemudian direduksi, dengan Tin (II) chloride, kemudian dioksidasi dengan kalium dikromat dan
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 33
ditambahkan indikator diphenilamin sulfonat untuk penentuan titik akhir titrasi b. Cara Analisis Larutan induk conto dan standar di pipet kemudian di masukkan ke dalam erlenmeyer ditambah asam khlorida kemudian dipanaskan pada 0 suhu ± 70 C, direduksi dengan larutan Tin(II) chlorida, ditambah merkuri chlorida dan campuran asam khlorida, asam nitrat dan asam sulfat serta ditambah indikator barium diphenil amin sulfonat. Larutan dititrasi dengan dengan larutan kalium dikhromat sampai tepat berubah menjadi violet. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Fe Total dalam persen. 4.2.3.3 Analisis FeO secara Volumetri – Permanganimetri/ KF-III-32-22 IKNL a. Prinsip Conto pasir besi dilarutkan dengan asam fluorida dan asam sulfat, kemudian dipanaskan dan direaksikan dengan kalium permanganat dalam suasana asam borat jenuh. b. Cara Analisis Conto dan standar pasir besi ditimbang kemudian dimasukan ke dalam cawan platina bertutup, ditambah asam florida dan asam sulfat dipanaskan pada suhu 150 0 C, kemudian dimasukkan ke dalam larutan asam borat jenuh dandititrasi dengan kalium permanganat sampai larutan tepat berwarna merah muda (Gambar 4.6). Hasilnya berupa nilai konsentrasi FeO dalam persen (%).
Gambar 4.6 Peralatan analisis FeO secara Volumetri
4.2.3.4 Analisis TiO2 secara Spektrofotometri*)/SNI-15.04449-1989 a. Prinsip Larutan conto pasir besi dalam suasana asam direaksikan dengan hidrogen peroksida dan asam fosfat, larutan kuning yang terbentuk diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm. PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 34
Gambar 4.7 Peralatan analisis TiO2 dan P total secara Spektrofotometri
Cara Analisis *) Larutan induk conto, larutan standar, blanko dipipet kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia, ditambahkan asam sulfat. Larutan tersebut dipanaskan hingga (±80oC), sampai keluar uap putih, didinginkan, kemudian ditambahkan aquades. Larutan dituangkan ke dalam labu ukur kemudian ditambah asam fosfat dan hidrogen peroksida pekat, sehingga terbentuk larutan berwarna kuning (gambar 4.7). Larutan berwarna kuning yang terbentuk di bandingkan dengan standar dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (λ) 400 nm. Hasilnya berupa nilai konsentrasi TiO2 dalam persen (%). PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 35
4.2.3.5 Analisis SiO2 (Dibuat sama dengan di atas) a. Prinsip Conto pasir besi dilarutkan dalam campuran asam khlorida, asam nitrat dan asam sulfat dipanaskan kemudian disaring, residu diabukan, ditimbang kemudian direaksikan dengan asam fluorida dan asam sulfat, dikeringkan, dipijarkan dan ditimbang, berat yang hilang merupakan kadar SiO2. b. Cara Analisis Conto pasir besi ditimbang kemudian dimasukan ke dalam gelas kimia, dibasahi aquadest kemudian ditambah asam khlorida lalu dipanaskan di atas “water bath” atau di atas hotplate pada suhu 100oC . Larutan ditambahkan asam nitrat dan dipanaskan sampai kering di atas “water bath atau diatas hotplate pada suhu 100oC, ditambahkan asam sulfat, dipanaskan, kemudian diencerkan dengan aquades dan dipanaskan sampai hampir mendidih (±80oC) kemudian disaring dan endapan dicuci dengan asam khlorida. Endapan dan kertas saring dimasukan ke dalam cawan platina kemudian dimasukkan ke dalam furnace, dipanaskan bertahap pada suhu 100ºC, 200ºC, kemudian o suhu pembakaran dinaikan menjadi suhu 400 C kemudian diabukan dengan menaikkan suhu dari mulai 600ºC, 800ºC dan akhirnya 1000ºC, didinginkan kemudian ditimbang . Endapan ditambah asam fluorida dan asam sulfat kemudian dipanaskan dan dipijarkan diatas pembakar “Meker (Fisher)”, lalu didinginkan dan masukkan ke dalam eksikator, kemudian timbang, berat yang hilang merupakan kadar SiO2 dalam persen. Hasilnya berupa nilai konsentrasi SiO2 dalam persen (%) 4.2.3.6 Analisis Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3 secara AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)/ASTM E 507-1998, ASTM E 508-98; ASTM E 314-95 a. Prinsip : Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3 dari larutan conto induk merupakan bentuk ion–ion (Al3+, Ca2+, Mg2+, Na+, K+, Mn2+, Cr3+). ion tersebut masuk melalui atomizer, terjadi pengabutan dalam nebulizer dan diberi energi, terjadi atom-atom bebas (Alo, Cao, Mgo, Nao, Ko, Mno, Cro). Atom tersebut menyerap sinar resonansi energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu dari lampu “hallow cathoda”. Intensitas cahaya diinterpretasikan dengan detektor, jumlah cahaya yang diserap akan sebanding dengan konsentrasinya b. Cara Analisis
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 36
Alat AAS dikalibrasi dengan larutan standar masing-masing unsur. Untuk mengkalibrasi AAS langkah pertama menyiapkan larutan standar gabungan Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3. Langkah kedua menyiapkan larutan conto yang akan diukur. Untuk pengukuran Al2O3 dilakukan secara langsung, menggunakan gas acetylene dan Nitrous Oxyde/N2O sedangkan untuk pengukuran Cr2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, dan MnO dipipet larutan induk conto, ditambah larutan lantan khlorida, dikocok, kemudian diukur dengan AAS (Gambar 4.8). Menggunakan gas acetylene masing–masing parameter diukur dengan panjang gelombang (λ) (untuk Al = 309,3 nm; Ca = 422,7 nm; Mg = 202,5 nm; Na = 589,6 nm; Mn = 279,5 nm; K = 766,5 nm; Cr = 359,3 nm) pengukuran dimulai dari larutan standar dengan konsentrasi rendah, kemudian baca nilai absorbansinya. Setelah diperoleh grafik dengan linearitas cukup baik (koefisien regresi R > 0,99) maka dapat dilakukan pengukuran larutan conto dengan langkah yang sama. Konsentrasi larutan conto dibaca dari grafik hubungan antara absorbansi dengan konsentrasinya. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Al2O3 Cr2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO dalam persen (%)
Gambar 4.8 Peralatan analisis AAS
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 37
4.2.3.7 Analisis Posfat ( P total ) secara Spektrofotometri/ SNI 13-3496-1994 a. Prinsip Conto pasir besi dilarutkan dalam asam nitrat, kemudian dikeringkan dan direaksikan dengan larutan ammonium molibdo vanadat sehingga terbentuk larutan berwarna kuning. Larutan tersebut kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (λ) 420 nm. b. Cara Analisis Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian tambahkan asam nitrat pekat dan panaskan sampai hampir keringkemudian ditambah asam nitrat dan dipanaskan. Larutan ditambahkan aquades, diaduk, dan dipanaskan kembali. Setelah larutan tersebut panas kemudian didinginkan, disaring .Filtrat ditampung ke dalam labu. kemudian ditambahkan asam sulfat dan larutan molybdovanadat. diencerkan dengan aquades dan dikocok kemudian dibiarkan selama 45 menit. Larutan kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm dan dibaca nilai absorbansinya. Hasilnya berupa nilai konsentrasi P Total/ P2O5 dalam persen (%) 4.2.3.8 Analisis S total secara Gravimetri a. Prinsip Conto pasir besi dilarutkan dengan aquaregia,kemudian disaring. Filtrat diendapkan dengan larutan barium klorida, endapan disaring dan dibakar pada suhu 800ºC, kemudian ditimbang sebagai barium sulfat. S total dihitung berdasarkan faktor kimia dari barium sulfat b. Cara Analisis Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian ditambah asam klorida pekat dan asam nitrat pekat. Setelah itu, dipanaskan di atas hot plate dan didinginkan. Setelah dingin, ditambahkan asam klorida, diaduk dan dipanaskan di atas hot plate, didinginkan, kemudian disaring. Filtrat dipanaskan sampai hampir mendidih, ditambahkan barium klorida, diaduk, didegradasi selama ± 2 jam / dibiarkan semalam. Larutan disaring, residu yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselin. Cawan yang berisi residu kemudian dimasukkan ke dalam furnace, dikeringkan pada suhu 110ºC, suhu dinaikkan sampai 200ºC, dibakar pada suhu 400ºC, dan dipijarkan pada suhu 800ºC. Setelah dipijarkan, didinginkan dan ditimbang. Hasilnya berupa nilai konsentrasi S Total/SO3 dalam persen (%).
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 38
4.2.3.9 Analisis Air Kelembaban (H2O-) secara Gravimetri SNI 1965.2008/SNI 7574-2010/ASTM C 25-2011 a. Prinsip Conto pasir besi ditimbang, dipanaskan pada suhu 100 – 110ºC selama 2 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang kembali. Kehilangan berat setelah pemanasan sama dengan % H2O . b. Cara Analisis Conto pasir besi ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam botol timbang. Setelah itu, botol timbang yang berisi conto dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan pada suhu 100 – 110ºC selama 2 jam (Gambra 4.9). Hasilnya berupa nilai konsentrasi H2O dalam persen (%).
Gambar 4.9 Peralatan alnalisis Fe2O3
4.2.3.10 Analisis Hilang Dibakar (HD) atau Loss on Ignition (LOI) secara Gravimetri/ SNI 1965.2008/ SNI 7574-2010/ ASTM C 25-2011 a. Prinsip Conto pasir besi ditimbang, dibakar pada suhu 1000ºC, kemudian didinginkan dan ditimbang kembali. Kehilangan berat setelah pembakaran sama dengan % HD. b. Cara Analisis Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselen, kemudian cawan porselen yang berisi conto dimasukkan ke dalam furnace. Setelah itu furnace dipanaskan bertahap pada suhu PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 39
100ºC, 200ºC, 400ºC, 600ºC, 800ºC, dan akhirnya 1000ºC (Gambar 4.10). Setelah itu, suhu furnace diturunkan menjadi 200ºC, cawan diangkat dan disimpan di atas asbes, kemudian dimasukkan ke dalam eksikator dan dibiarkan dingin. Setelah dingin, cawan tersebut ditimbang. Hasilnya berupa nilai konsentrasi HD/LOIdalam persen (%)
Gambar 4.10 Peralatan analisis hilang dibakar (HD)
4.2.3.11 Analisis Fe2O3 secara Stochiometri Perhitungan mineral secara stochiometri ini dilakukan berdasarkan perhitungan kimia. a. Prinsip Stochiometri (perhitungan kimia) mineral Fe2O3, dihitung dari hasil analisis Fe total, FeO. Perhitungan dimulai dari kandungan FeO, dan, Fe total . b. Cara perhitungan Fe2O3 dihitung dari faktor kimia Berat Molekul Fe2O3 dibagi Berat Atom 2Fe dikurangi selisih % Fe total yang diperoleh dari hasil analisis kimia dikurangi Fe yang dihitung dari FeO (Berat Atom Fe dibagi Berat Molekul FeO dikalikan FeO yang diperoleh dari hasil analisis kimia), kemudian dikurangi lagi dengan Fe2O3 yang dihitung dari Fe3O4 (Berat Molekul Fe2O3 dibagi Berat Molekul Fe3O4 dikali persen Fe3O4 atau Fe2O3 terpakai pada Fe3O4)
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 40
BM Fe 2 O3 Fe 2 O3 BA 2 Fe
BA Fe x % Fe total x % FeO BM FeO
4.2.3.12 Analisis Fe2O3Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda X-RF ( K-III-20-IKNL) 4.2.3.12.1 Preparasi Conto untuk metoda X-RF a. Prinsip Conto dan conto standar/SRM (Standar Reference Material) /InHouse Standar PSDG dicampur microwax powder, dipress dalam Press machine HERZOG hingga menghasilkan pelet dengan tekstur permukaan yang rata, halus dan kompak (Gambar 4.11).
Gambar 4.11 Peralatan dan proses preparasi dengan alat XRF
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 41
b. Cara Preparasi X-RF Conto dan conto standar/SRM (Standar Reference Material) /InHouse Standar PSDG ditimbang kemudian ditambah microwax powder, diaduk sampai homogen kemudian dimasukan ke dalam aluminium cup dan diratakan. Setelah rata dimasukkan ke dalam Press Machine HERZOG kemudian di press dengan kekuatan 90 kN( kilo Newton) ± 15 detik. Label nomor sesuai nomor analisis/kode conto ditempelkan dibelakang aluminium cup, press powder disimpan dalam tempatnya. 4.2.3.13 Analisis Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda X-RF a. Prinsip Pasir besi ditembak dengan radiasi eksterna unsur tersebut sehingga tereksitasi, selang waktu tertentu (orde mikrodetik), akan kembali ke keadaan dasarnya (de-eksitasi) dengan memancarkan radiasi sinar X- karakteristik, jumlah sinar radiasi yang dipancarkan sebanding dengan jumlah unsur didalam conto pasir besi. Pantulan Sinar X- karakteristik memiliki luas area/ λ (panjang gelombang) tertentu sehingga jumlah atau intensitas radiasi kadar masing- masing unsur dapat ditentukan. b. Cara Analisis Conto press powder pasir besi di masukkan ke dalam holder, kemudian tekan start untuk memulai analisis, akurasi dan presisi dari standar SRM, In-House Standar Pasir besi PSDG dicek. Apabila memenuhi persyaratan bisa langsung dilakukan analisis conto. Evaluasi hasil analisis dan lakukan analisis ulang bila perlu. Hasilnya berupa nilai konsentrasi Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dalam persen (%)
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 42
Gambar 4.12 Bagan Alir Analisis Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2 O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda XRF
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 43
5. PENAMBANGAN PASIR BESI Penyebaran endapan pasir besi berada pada permukaan atau dekat permukaan tanah, bersifat lepas, umumnya mempunyai kandungan besi tidak homogen. Tahapan penambangan pasir besi meliputi penggalian, pemindahan, pengangkutan, dan penimbunan. Penambangan pasir besi dilakukan dengan tambang terbuka/permukaan (surface mining). Pengertian tambang terbuka adalah cara penambangan yang kegiatannya berhubungan langsung dengan alam terbuka atau di atas permukaan (Hutamadi dan Agung, 2012). Teknik penambangan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:
Letak/posisi bahan galian Topografi permukaan Kondisi geologi Alat yang digunakan Nilai bahan galian Ketentuan perundang-undangan Penambangan diawali dengan mengupas lapisan penutup (overburden) dan memisahkan tanah pucuk (top soil). Pada saat reklamasi tanah pucuk tersebut dikembalikan fungsinya untuk menjaga kesuburan lahan (Mcdonald, 1983). Berdasarkan cara penggaliannya, alluvial mining dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Penambangan mekanik(mechanical mining), terdiri dari: a. Metode kering (dry methods) b. Metode basah (wet methods) 2. Dredging (kapal keruk). 3. Manual/ Hand mining. 5.1 Penambangan Mekanik 5.1.1 Metode Kering Metode penambangan mekanik kering menggunakan proses mekanik dilakukan tanpa menggunakan air. Salah satu di antaranya yaitu menggunakan Bucket Wheel Excavator (Gambar 5.1). Penambangan mekanik kering menggunakan truk, excavators, PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 44
scrapers, loaders dan bulldoser untuk memindahkan material ke unit pengolahan. Penambangan secara mekanik metode kering digunakan untuk pasir besi dengan sebaran dangkal atau di atas permukaan air tanah.
Gambar 5.1 Contoh penambangan metode kering dengan menggunakan Bucket Wheel Excavator penambangan pasir besi di New Zealand dengan kapasitas 3500 ton/jam (sumber: http://australiantailings.com/Announce_4.html)
5.1.2 Penambangan Mekanik Metode Basah Penambangan metode ini menggunakan air untuk menggali dan mengangkut pasir besi. Penggalian dilakukan dengan menggunakan semprotan air bertekanan tinggi yang disebut monitor atau water jet. Tekanan semprotan air dapat diatur disesuaikan dengan keadaan material yang akan digali, biasanya tekanan bisa mencapai 10 atm (Gambar 5.2).
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 45
Gambar 5.2 Penggunaan pompa monitor pada penambangan mekanik basah (sumber://en.wikipedia.org/wiki/Hydraulic-mining)
Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau bulldoser terutama untuk mengupas lapisan penutup. Hasil semprotan berupa lumpur mengandung pasir besi dan pengotor dengan menggunakan pompa hisap dialirkan ke instalasi pengolahan. Untuk meningkatkan kapasitas produksi penambangan dapat dengan menggunakan lebih dari satu monitor, yaitu penggunaan beberapa monitor pada beberapa permukaan kerja (front penambangan) atau penggunaan beberapa monitor pada satu permukaan kerja (Gambar 5.3).
Gambar 5.3 Penggunaan beberapa pompa monitor pada satu front penambangan (sumber://www.museumca.org/goldrush/fever19-hy.html)
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 46
5.2 Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging) Metode ini digunakan apabila endapan yang digali terletak di bawah permukaan air atau tersedia cukup air untuk berjalannya operasi kapal keruk. Pengoperasian kapal keruk umumnya dilakukan di daerah lepas pantai, sungai, dan rawa. Pola arah pergerakan kapal keruk dalam penambangan mengikuti arah memanjang sebaran lateral pasir besi atau dapat juga dengan pola arah pergerakan tegak lurus garis pantai (Gambar 5.4). Kapal keruk umumnya disertai dengan separator magnetik, sehingga proses penambangan dapat langsung diikuti proses pemisahan, bahan pengotor dipisahkan dan dibuang menjadi tailing. Berdasarkan jenis alat gali yang digunakan, kapal keruk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Multi bucket dredge b. Cutter suction dredge c. Bucket wheel dredge
Gambar 5.4 Pola arah pergerakan penambangan menggunakan kapal keruk (Macdonald, 1983)
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 47
Multi bucket dredge (Gambar 5.5), yaitu kapal keruk menggunakan alat gali berupa rangkaian mangkok (bucket). Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat gali berupa pisau pemotong yang menyerupai bentuk mahkota (Gambar 5.6). Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket wheel) sebagai alat gali (Gambar 5.7).
Gambar 5.5 Multi bucket dredge (sumber: http://www.tradeindia.com/selloffer)
Gambar 5.6 Cutter suction dredge pada penambangan pasir besi di pantai Cianjur
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 48
Gambar 5.7 Bucket wheel dredge (sumber: http://qzyongsheng.en.alibaba.com/product)
Sistem pengerukan menggunakan kapal keruk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Sistem jenjang (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat atau membentuk jenjang (Gambar 5.8).
Gambar 5.8 pengerukan sistem jenjang (Sumber : http://technology.infomine.com)
2. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga pengeruk (ladder) sampai pada kedalaman yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk jenjang (Gambar 5.9). 3. Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari sistem jenjang dengan sistem tekan. Biasanya sistem jenjang dipakai untuk menggali tanah penutup, sedangkan sistem tekan untuk menggali endapan pasir besi.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 49
Gambar 5.9 Pengerukan dengan menekan tangga pengeruk (ladder) (Sumber: http://www.miningandmetallurgy.com/
5.3 Penambangan Manual Penambangan secara manual atau sederhana adalah penambangan menggunakan tenaga manusia tidak menggunakan tenaga mesin atau alat mekanis (Gambar 5.10). Penggunaan metode ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau pengusaha skala kecil. Endapan pasir besi yang ditambang umumnya mempunyai jumlah cadangan tidak terlalu besar.
Gambar 5.10 Penambangan pasir besi secara manual (sumber: http://industri.bisnis.com/read/20140208/44/201979/
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 50
6.
PENGOLAHAN PASIR BESI
6.1
Pengolahan pasir besi menjadi bijih besi Pasir besi seperti juga bijih logam lainnya tidaklah murni, biasanya tersusun atas mineral utama yang terdiri dari besi, titanium, dan oksigen dan mineral pengotor yang terdiri dari alumunium, silikon, vanadium, fosfor dan sulfur. Untuk mendapatkan logam besi diperlukan tahap pengolahan menggunakan magnetic separation. Logam besi dalam pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi. Sedangkan mineral pengotornya atau gangue memiliki sifat kemagnetan yang rendah. Pengolahan pasir besi biasanya dilakukan secara fisik. Tujuan dari pengolahan ini untuk meningkatkan kadar logam besi dengan cara membuang material yang tidak diinginkan (Gambar 6.1). Secara umum, setelah proses pengolahan akan dihasilkan dua kategori produk, yaitu : 1. Konsentrat berupa logam besi 2. Tailing berupa kumpulan bahan-bahan kurang berharga (mineral pengotor).
Gambar 6.1 Proses Pengolahan Pasir Besi
Magnetic separation adalah proses pemisahan material dengan memanfaatkan sifat kemagnetan mineral (Gambar 6.2). Teknik pemisahan ini sangat berguna pada pengolahan pasir besi karena praktis dan ekonomis.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 51
Gambar 6.2 Magnetic Separator di Penambangan Pasir Besi Cianjur
Gambar 6.3 Magnetic Separator
Di dalam mesin magnetic separator, ruah dilewatkan di bawah dua pasang elektromagnet. Pasangan elektromagnet pertama memiliki kuat magnet yang rendah 400-600 gauss, berguna untuk menarik logam besi yang ada. Pasangan elektromagnet kedua memiliki kuat magnet yang lebih PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 52
kuat 5000-8000 gauss, berguna untuk menarik logam besi yang memiliki sifat kemagnetan yang lebih rendah (gambar 2). Pengolahan menggunakan dua tahap pemisahan ini berguna untuk menghasilkan konsentrat akhir yang mengandung Fe lebih besar. Proses ini dapat dilakukan dengan bantuan air maupun tidak. Produk sisa dari magnetic separator pada pengolahan pasir besi adalah tailing berupa material bukan magnet. 6.2
Pengaruh Mineral Middling terhadap Recovery dan Kandungan Fe dalam Konsentrat Ketika pengolahan harus menghasilkan kandungan Fe yang tinggi, maka mineral middling harus masuk dalam jalur tailing. Hal ini akan menyebabkan sebagian mineral besi, yaitu mineral besi yang terikat dengan gangue atau middling masuk dalam jalur tailing. Hasil akhirnya adalah recovery Fe menjadi turun atau rendah. Ketika pengolahan harus mendapatkan recovery Fe yang tinggi, maka mineral middling akan masuk dalam konsentrat. Karena mineral middling mengikat mineral gangue, maka konsentrat yang dihasilkan akan memiliki kadar Fe rendah. Di sini sangat jelas bahwa mineral middling menjadi sangat kompromis dalam pengolahan. Artinya jika mineral middling tetap seperti apa adanya maka, kadar dan recovery akan menjadi saling berlawanan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.4. Dari Gambar 6.4 dapat dijelaskan, jika pengolahan pasir besi menargetkan kadar Fe sekitar 59 persen, maka Fe yang dapat di-recover atau diambil hanya sekitar 52%. Artinya sekitar 48% Fe akan masuk jalur tailing. Sebaliknya, jika pengolahan pasir besi mentargetkan recovery Fe sekitar 80%, maka konsentrat hanya akan memiliki kadar Fe sekitar 54%. Artinya sejumlah mineral gangue, biasanya dalam middling masuk jalur konsentrat.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 53
Gambar 6.4 Hubungan Recovery Fe Dengan Kadar Fe di Konsentrat (http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-pasir-besi/)
6.3
Hubungan Konsentrat Fe dengan Ukuran Partikel Pasir Besi Pengaruh ukuran partikel pasir besi terhadap kandungan Fe setelah dilakukan konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 6.5 di bawah. Pada ukuran yang kasar sekitar 500 mikron, kandungan Fe adalah antara 38 – 48%. Sedangkan kandungan Fe dapat mencapai 59 – 61% jika ukuran pasir besi yang diolah kurang dari 125 mikron.
Gambar 6.5 Pengaruh Ukuran Pasir Besi Terhadap Kadar Fe Dalam Konsentrat (http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-pasir-besi/)
Dari gambar diketahui, jika pasir besi yang diolah memiliki ukuran 100 - 500 mikron, maka kandungan Fe dalam konsentrat tidak akan pernah PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 54
mencapai 61%. Kandungan Fe hanya akan mencapai angka 59 - 61%, jika pasir besi yang berukuran lebih besar daripada 125 mikron dikeluarkan dari proses pengolahan dengan cara diayak. Tentu saja hal ini akan menyebabkan recovery menjadi sangat rendah. 6.4
Pengolahan konsentrat pasir besi menjadi besi gumbal (pig iron) Konsentrat Pasir besi sebelum diolah menjadi besi gumbal, harus dimurnikan terlebih dahulu. Pemurnian besi biasanya dilakukan dengan cara smelting atau peleburan yang dilakukan dengan menggunakan panas dan bahan kimia pereduksi bijih (kokas), untuk memisahkan unsur lain menjadi gas atau terak sehingga hanya menyisakan unsur logamnya. Kokas tersebut mengoksidasi dalam dua tahap, pertama memproduksi karbon dioksida dan kemudian karbon monoksida. Karena sebagian besar bijih tidaklah murni, biasanya diperlukan flux, seperti batugamping, untuk melepaskan mineral gauge yang menyertainya sebagai terak. Secara komersial, besi di murnikan dari bijihnya dengan cara reduksi di suhu tinggi dalam sebuah tanur tinggi (furnaces blast). Bijih besi yang memiliki kandungan hematit atau magnetit tinggi dapat langsung diolah dengan tanur tinggi. Bahan baku yang perlu dimasukkan dalam tanur tinggi antara lain bijih besi, karbon, dan batu kapur (CaCO3). Proses tanur tinggi adalah reduksi bijih besi dengan karbon monoksida yang dihasilkan dari kokas dan udara yang dihembuska dari dasar tanur. Tanur bekerja secara tarus menerus (Gambar 6.6). Campuran pereaksi dimasukkan dari puncak tanur dalam selang waktu yang teratur, bergerak ke bawah sampai lapisan terbawah yang panas keputih-putihan. Campuran pereaksi harus memiliki pori yang cukup untuk melewatkan gas buangan. Oleh karena itu karbon yang digunakan harus berukuran cukup besar dan permeable, artinya kokas atau charcoal yang digunakan tidak boleh berupa partikel halus. Dan harus cukup kuat sehingga tidak hancur karena beban material di atasnya. Selain sifat fisiknya, karbon yang digunakan harus memiliki kandungan sulfur, fosfor, dan abu yang rendah. Campuran bahan baku akan turun ke bagian bawah dengan suhu yang lebih tinggi ± 800 °C.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 55
Gambar 6.6 Skema Tanur Tinggi
Reaksi kimia utama yang terjadi dalam menghasilkan besi cair (gambar 6.7) adalah : Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2 Reaksi tersebut di bagi beberapa tahap, reaksi pertama yang terjadi adalah saat pemanasan awal pada tungku. Udara panas bereaksi dengan karbon dan memproduksi karbon monoksida seperti dalam reaksi: 2 C(s) + O2(g) → 2 CO(g) Karbon monoksida panas tersebut menjadi agen reduksi untuk bijih besi dan bereaksi dengan oksida besi menghasilkan besi cair dan karbon dioksida. Besi ini direduksi beberapa kali, bergantung pada temperatur bagian yang dilewati. Pada bagian atas, dimana temperatur biasanya di antara 200 °C dan 700°C, besi oksida ini sebagian direduksi menjadi oksida besi (I,II), Fe3O4. 3 Fe2O3(s) + CO(g) → 2 Fe3O4(s) + CO2(g) Pada temperature sekitar 850 °C, pada bagian bawah tungku, besi (I, II) direduksi menjadi oksida besi (II) dengan reaksi : Fe3O4(s) + CO(g) → 3 FeO(s) + CO2(g)
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 56
Gambar 6.7 Tanur Tinggi dan reaksi kimia di dalamnya
Karbon dioksida panas, karbon monoksida yang tidak bereaksi, dan nitrogen dari udara yang dimasukkan ke tungku bergerak turun menuju zona reaksi. Selama material ini bergerak ke bawah, arus gas yang ada memanaskan bahan baku dan membusukkan batugamping menjadi oksida kalsium dan karbon dioksida dengan reaksi : CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) Oksida besi (II) yang turun ke area dengan temperatur lebih tinggi, sekitar 1200 °C, tereduksi kembali menjadi logam besi : FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g) Karbon dioksida yang terbentuk pada reaksi diatas bereaksi dengan kokas menjadi karbon monoksida : C(s) + CO2(g) → 2 CO(g)
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 57
Suhu yang bergantung pada kesetimbangan mengatur atmosfer gas di tungku di sebut reaksi Boudouard : 2CO CO2 + C Proses dekomposisi batugamping yang terjadi pada zona tengah dari tungku: CaCO3 → CaO + CO2 Oksida kalsium terbentuk oleh reaksi dekomposisi dengan berbagai asam pengotor besi (biasanya silika), untuk membentuk terak fayalitic yang pada dasarnya kalsium silikat, CaSiO3. SiO2 + CaO → CaSiO3 Besi gumbal (iron pig) yang dihasilkan tanur tinggi, disebut besi tuang, memiliki kandungan karbon yang realtif tinggi sekitar 4-5%, membuatnya sangat getas, dan penggunaannya terbatas hanya untuk komersial. Komposisi besi tuang bervariasi bergantung pada sumbernya. Kebanyakan besi gumbal yang di hasilkan oleh tanur tinggi, diolah kembali untuk mengurangi kandungan karbon dan menghasilkan bermacam-macam kualitas baja yang digunakan untuk material konstruksi, mobil, kapal, dan mesin. Meskipun efisiensi tanur tinggi terus dikembangkan namun reaksi kimia yang terjadi di dalamnya tetap sama. Berdasarkan American Iron and Steel Institute, tanur tinggi akan tetap dipakai hingga milenium selanjutnya karena ukurannya yang besar dan menghasilkan logam panas dengan biaya yang kompetitif dibandingkan dengan teknologi pembuat besi lainnya. Salah satu kelemahan tanur tinggi adalah produksi karbon dioksida yang tinggi sebagai gas buangan, yang menyumbang emisi karbon dioksida (CO2 )di dunia. Untuk mengurangi emisi tersebut telah dilakukan beberapa proses baru dalam tanur tinggi, dan berhasil mengurangi sekitar 50% emisi karbon dioksida yang dihasilkan. Beberapa mengandalkan penangkapan dan penyimpanan (CCS) dari CO2, sementara yang lain memilih dekarbonasi besi dan baja, dengan menggunakan hidrogen, listrik, atau biomass.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 58
7.
KONSERVASI PASIR BESI
Konservasi sumber daya mineral adalah upaya pengelolaan sumber daya mineral untuk mendapatkan manfaat yang optimal, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan bagi kepentingan rakyat secara luas. Tanpa penerapan kaidah konservasi secara intensif dan efektif, akan berakibat menurunnya peran dan manfaat sumber daya mineral dalam pembangunan sebagai akibat hilangnya kesempatan untuk mengusahakan ataupun hilangnya atau menurunnya nilai sumber daya mineral, baik secara fisik, ekonomis maupun fungsinya. Pelaku usaha pertambangan apabila hanya bertendensi untuk memperoleh keuntungan yang besar dengan mudah dan cepat, yaitu hanya menambang mineral kadar tinggi atau mineral yang mudah dan murah proses eksploitasinya serta melakukan pengolahan dengan cara yang kurang efisien dengan perolehan (recovery) yang rendah, akan menyebabkan banyak sumber daya yang masih potensial tertinggal atau terbuang, sehingga hilang atau berkurang peluang memanfaatkannya. Disamping itu para penambang hanya menambang bahan galian pokok saja tanpa mengolah mineral ikutan yang terdapat bersama-sama bahan galian pokok sehingga banyak sekali mineral ikutan yang terbuang bersama tailing. Pasir besi merupakan mineral yang banyak mengandung senyawa besi oksida, misalnya magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), hematit (Fe2O3) dan mineral lain seperti alumina, silika dalam jumlah sedikit, dengan variasi kandungan di lokasi yang berbeda. Menurut Yulianto, dkk. (2002), pasir besi mempunyai potensi untuk bahan industri baja dan industri semen. Selama ini pasir besi ditambang hanya digunakan sebagai bahan mentah (raw material) dan dijual langsung ke pihak pengguna tanpa melalui pengolahan. Pemanfaatan seperti ini, tentu saja tidak efektif dan optimal, mengingat masih adanya mineral lain yang tidak diperhitungkan, dan mineral tersebut mungkin berpotensi mengandung nilai ekonomi tinggi. Umumnya pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit. Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 59
Adanya kandungan TiO2 yang cukup tinggi dalam pasir besi dan mineral ikutan lainnya yang ekonomis lainnya dapat memberikan nilai tambah yang signifikan pada pasir besi tersebut. Peningkatan Nilai Tambah pasir besi di Indonesia dapat dikaitkan dengan upaya konservasi sumberdaya alam tak terbarukan (nonrenewable resources). Hal ini lebih diarahkan untuk menjaga agar persediaan sumberdaya yang tak terbarukan relatif tetap dapat memenuhi kebutuhan dalam masa yang relatif panjang. Upaya untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara telah dimandatkan oleh pemerintah dalam UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pada pasal 102 dan pasal 103. Kemudian dijabarkan dalam PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, yang kemudian direvisi menjadi PP No.24/ 2012. Kemudian diperjelas lagi dengan diterbitkannya Permen ESDM No.7/2012 yang disempurnakan dengan diterbitkannya Permen ESDM No.11/2012, tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian. Maka pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus pengolahan dan pemurnian wajib melakukan peningkatan nilai tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya. Ketentuan ini langsung mengikat bagi mereka yang akan berinvestasi di bidang pertambangan mineral dan batubara, serta diberi kesempatan selambat-lambatnya 5 (lima) tahun kepada perusahaan yang sedang berjalan setelah UU No. 4/ 2009 diberlakukan dan berlaku efektif pada tahun 2014. Pada awal tahun 2014 diterbitkan Permen ESDM No.1/2014, tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan Dan Pemurnian di Dalam Negeri, yang mewajibkan para IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus pengolahan dan pemurnian, disamping melakukan peningkatan nilai tambah terhadap mineral atau batubara yang diproduksinya sebagai bahan baku industri dalam negeri juga mengolah produk samping sisa pengolahan/pemurnian untuk bahan baku industri kimia dan pupuk dalam negeri. Dengan diterbitkannya peraturan ini bertujuan meningkatkan dan mengoptimalkan nilai suatu komoditi di sektor pertambangan, tersedianya bahan baku di dalam negeri, serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 60
Penerapan teknologi rendah dalam mengeksploitasi sumberdaya alam utamanya sumberdaya mineral dapat menghambat upaya konservasi. Hambatan ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan kualitas teknologi pengolahan dan pemurnian mineral-mineral logam yang dihasilkan di Indonesia.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 61
8.
KEGUNAAN, PELUANG, KENDALA PEMANFAATANNYA DAN REGULASI
8.1 Kegunaan Pasir besi adalah salah satu hasil dari Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu bahan baku dasar dalam industri besi baja. Selain sebagai bahan baku industri baja, pasir besi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen dalam pembuatan beton. Pasir besi yang mempunyai kandungan Fe2O3, SiO2, MgO dan ukuran beton 80-100 mesh berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti semen dalam produksi beton berkinerja tinggi. Pemanfaatan produksi pasir besi lebih diarahkan untuk pasaran dalam negeri, terutama untuk industri semen. Dengan berkembangnya industri semen di dalam negeri, permintaan pasar domestik akan pasir besi meningkat kembali. Hasil penelitian menunjukkan manfaat dan kegunaan pasir besi adalah: Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan kuat tekan maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 42,65 MPa dan dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 28,41% dibandingkan beton normal. Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan kuat tekan maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 3,07 MPa dan meningkatkan kuat tarik belah sebesar 4,84% dibandingkan beton normal. Pada pasir besi ini meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah hingga 80%, hal ini dimungkinkan karena selain sifat filler juga sifat kimiawi pasir besi yang mengandung SiO2 sehingga membantu kinerja semen sebagai bahan pengikat. Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi semen yaitu: 1. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81%. Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempunyai rumus CaCO3 (Kalsium Karbonat),pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%. 2. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9% Pasir silika memiliki rumus SiO 2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi. Pasir PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 62
silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO 2 ± 90% 3. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9%. Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20%, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46% 4. Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%. Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% – 80%. Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen (A). Potensi bijih besi nasional masih belum dimanfaatkan oleh industri baja nasional secara optimal karena kendala teknis dan investasi (Masduki, 2002). Dalam memproduksi baja banyak dibutuhkan material baik sebagai bahan baku diantaranya adalah bijih besi, maupun bahan imbuh dan bahan penolong. Jenis-jenis material yang umum dibutuhkan dalam memproduksi baja ditunjukan pada Gambar 8.1. Tabel 8.1 memperlihatkan kebutuhan material untuk produksi baja di PT. Krakatau Steel sebelum & selama tahun 2000an. Sebagian besar material yang digunakan untuk memproduksi baja merupakan material impor. Dengan kondisi tersebut besar peluang untuk dilakukan pengembangan sumberdaya lokal untuk memasok kebutuhan industri baja.
Gambar 8.1 Material yang dibutuhkan untuk produksi 1 ton baja (Masduki, 2002) PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 63
Tabel 8.1 Kebutuhan Material untuk Produksi Baja 2.5 juta ton/tahun di PTKS MATERIAL KEBUTUHAN (Ton) SUMBER Pellet bijih besi 3.5 juta Swedia, Chili, dll Besi skrap 1.7 juta Eropa, Lokal Refraktori 39,000 China Kapur bakar 250,000 Lokal Bahan imbuh: 12,750 China FeSi, FeMn, SiMn Elektroda 6,500 China Alumunium 8,000 Lokal Coke breeze 37,500 China
8.2 Peluang Indonesia memiliki cadangan bijih besi yang dihasilkan dari tipe endapan pasir besi yang memiliki prospek untuk dimantaatkan pada pengembangan industri baja nasional (Tabel 8.2). Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya mineral yang sangat besar serta posisi yang strategis di kawasan Asia Pasifik mempunyai peluang untuk mengembangkan potensi mineralnya apabila ditunjang dengan strategi yang sesuai serta iklim berusaha yang mendukung. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pendapatan yang meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi akan menjadi pasar yang potensial bagi produk yang berbasis sumber daya mineral. Restrukturisasi industri di negara-negara maju juga akan membuka peluang sebagai pasar bijih besi Indonesia. Dengan sumber daya alam mineral logam besi yang kaya (Tabel 8.3), Indonesia memiliki peluang yang besar sebagai tempat relokasi industri dari negara maju, termasuk industri pengolahan hasil tambang. TIPE ENDAPAN Laterit Kontak Metasomatik Sedimen
Tabel 8.2 Cadangan Bijih Besi Lokal CADANGAN LOKASI 936.447.000 ton (Fe: 39,8 – 55,2%) 15.407.561 ton (Fe: 38 – 70,40%)
1.061.000 ton (Fe: 30 – 69%) Pasir besi 158.893.645 ton (Fe: 34 – 59%, TiO2: 5,4 – 23,17%) Sumber : Yudawinata and Sunarya (1996)
Kalimantan Selatan Sulawesi Tenggara Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan Barat, Flores, Kalimantan Selatan Aceh, Lampung, Jawa Barat Aceh, Bengkulu, Lampung selatan, P. Jawa dan Bali
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 64
Tabel 8.3 Potensi Sumberdaya dan Cadangan Mineral Logam Besi di Indonesia NO
KOMODITI COMMODITIES
1 Besi Laterit/Laterite Iron 2 Besi Primer/Primary Iron 3 Besi Sedimen 4 Kobal/Cobalt 5 Kromit Plaser/Placer Chromite
TOTAL SUMBER DAYA (TON)
BIJIH
LOGAM
1.879.728.017,30
684.517.136,67
424.146.020,00
101.405.611,09
712.464.366,32
401.771.218,67
65.579.511,00
39.825.354,30
18.661.823,37
11.748.735,25
18.625.623,37
11.745.536,95
1.481.642.000,00
1.630.161,04
490.336.020,00
471.693,33
5.782.929,00
2.442.554,30
4.078.029,00
2.834.916,25
6 Kromit Primer/Chromite
32.254.881,50
75,91
7 Mangan/Manganese
15.490.762,73
6.304.770,42
8 Molibdenum/Molydenum
TOTAL CADANGAN (TON)
BIJIH
LOGAM
4.429.029,00
2.834.916,25
706.000.005,59
238.400,39
9 Nikel/Nickel
3.565.478.997,00
52.152.471,35
1.168.108.558,40
21.625.738,10
10 Pasir Besi/Iron Sand
173.810.612,00
25.412.652,63
2.116.772.029,90
425.416.226,90
11 Titan Laterit/Lateritic Titanium
741.298.559,00
2.985.335,15
12 Titan Plaser/Placer Titanium
71.314.609,90
7.192.219,95
-
1.480.000,00
-
118.306,00
Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, 2013
8.3 Kendala Masih terdapatnya kasus tumpang-tindih lintas sektor dan terhambatnya proses ijin pinjam pakai menjadi salah satu kendala dalam pengembangan pertambangan di Indonesia. Hal ini menyebabkan sinkronisasi lebih lanjut untuk legislasi lintas sektor (pertambangan, kehutanan, lingkungan dan tata ruang) perlu segera diselesaikan. Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan pertambangan yang baik dan benar juga menjadi kendala yang diantaranya menyebabkan munculnya PETI (perusahaan yang tidak mematuhi ketentuan pertambangan yang baik dan benar). Hal ini juga disertai dengan kurang berkembangnya sistem informasi geologi dan sumber daya mineral yang terpadu dengan memanfaatkan teknologi informasi yang mutakhir (adanya keterbatasan dalam kemampuan penguasaan teknologi). Bagaimana meningkatkan sumber daya manusia yang profesional baik dalam jumlah maupun kualitasnya untuk mempelajari teknologi ini sangat diperlukan. Dengan rencana pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral di Indonesia yang pada saat ini jumlahnya masih terbatas, akan memerlukan infrastruktur pendukung seperti jalan, pelabuhan dan yang paling penting dukungan sumber energi. Sehingga penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi tersebut harus segera terlaksana. Hal ini juga akan berdampak pada bagaimana meningkatkan keterkaitan antara usaha pertambangan dengan industri pengolahan dan sektor-sektor lainnya. Hal yang harus diingat juga bahwa berbagai kegiatan usaha pertambangan tersebut mulai dari eksplorasi,
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 65
penambangan, serta pengolahan dan pemurnian hasil tambang memerlukan dana yang besar. Kegiatan usaha pertambangan juga banyak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup fisik meliputi air, udara, tanah, dan bentang alam, ataupun nonfisik seperti sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Hal ini terutama pertambangan yang diusahakan oleh rakyat setempat yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan ataupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, usaha pertambangan rakyat secara tradisional tidak mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat penambang secara nyata. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pertambangan secara efektif sehingga usaha pertambangan rakyat dapat ditata dan dikembangkan secara mantap dan terpadu sebagai bagian integral dari sistem pertambangan nasional yang berwawasan lingkungan. Arus globalisasi telah mendorong terjadinya persaingan yang makin ketat dalam menarik investasi, baik persaingan antar negara maupun persaingan antar sektor ekonomi. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan iklim investasi yang lebih mendukung serta sistem insentif untuk menarik masuknya investor baru dalam usaha pertambangan. 8.4 Regulasi Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan konstitusional pengelolaan sumber daya mineral dan batubara yang pada hakikatnya mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam termasuk batubara, merupakan sumber daya alam tak terbarukan yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu pengelolaannya harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran rakyat. Undang-Undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, mempengaruhi sistem perizinan, kebijakan DMO dan kebutuhan nilai tambah pada produk pertambangan. Undang-Undang No.4 tahun 2009 (pasal 108 dan 109) ini pun merupakan perwujudan kebijakan sosial yang ada di sektor pertambangan (comdev). Pada pasal tersebut dinyatakan pemegang Izin Usaha Pertambangan dan Izin Usaha Pertambangan Khusus wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini diperkuat dengan peraturan pemerintah No. 23 tahun 2010 (pasal 106 – 109) tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Ada tiga alasan penting bagi perusahaan melakukan comdev, antara lain untuk mendapatkan izin lokal beroperasinya perusahaan, menciptakan sustainable future (masa depan yang berkelanjutan), dan sebagai sarana bagi perusahaan untuk PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 66
memenuhi sasaran-sasaran usahanya. Kebijakan sosial di sektor pertambangan mempunyai arti khusus dalam memecahkan masalah atau peningkatan kesejahteraan sosial untuk pembangunan yang berkelanjutan dan menciptakan kemandirian, bukan ketergantungan. Dalam pengelolaan tambang, ada dua aspek penting yang harus diperhatikan yaitu aspek lingkungan dan aspek sosial-ekonomi. Kedua aspek ini akan saling berintegrasi sampai dengan suatu tambang tutup. Dengan demikian harus ada program CSR yang tepat sasaran dan sesuai perencanaan. Aspek lingkungan dan sosial serta program CSR yang saling berintegrasi dengan didasari platform kebijakan ekonomi dan sosial serta regulasi yang ada maka akan tercapai kemandirian masyarakat dan pembangunan berkelanjutan (Gambar 8.2).
Sumber: Persentasi CSR, diolah Gambar 8.2 Keterkaitan CSR dengan Kebijakan Sosial
Pada tahun 2009, dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 34 (Permen 34/2009) tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri. Permen 34/2009 yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah kelangkaan pasokan mineral dan batubara sekaligus menjamin pasokan di dalam negeri. Ketentuan mengenai pengutamaan pemasokan kebutuhan mineral dan batubara untuk dalam negeri ini berlaku kepada Badan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (BUPMB). BUPMP terdiri dari: Kontrak Karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi. BUPMB wajib menjual PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 67
mineral atau batubara yang diproduksi kepada Pemakai Mineral Dalam Negeri (PMDN) atau kepada Pemakai Batubara Dalam Negeri (PBDN). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan dikeluarkan untuk menata pertambangan agar dapat dimanfaatkan dengan baik dan meminimalisir tumpang tindih penggunaan lahan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, budaya dan ekonomi. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan. Peningkatan nilai tambah produk pertambangan sangat penting mengingat selama ini peran Indonesia hanya sebagai produsen atau penjual bahan galian tambang yang sebagian besar tanpa diolah sementara industri dalam negeri yang berbasis tambang masih mengimpor bahan baku tersebut dari negara lain yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. Beberapa komoditas mineral logam telah diolah di dalam negeri menjadi produk akhir seperti bijih timah, bijih nikel dan bijih tembaga. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur mengenai peningkatan nilai tambah. Pemanfaatan bahan dan hasil tambang terus dikembangkan melalui peningkatan produksi dan usaha pemasarannya di dalam negeri dan di luar negeri serta pengolahannya perlu didukung oleh industri pengolahan yang maju agar mampu meningkatkan nilai tambah dan pendapatan negara. Pemerintah juga mengeluarkan beberapa kebijakan untuk dapat menjalankan pengelolaan pertambangan dengan mendorong pengembangan nilai tambah produk komoditi hasil tambang, antara lain pengolahan, pemurnian, local content, local expenditure, tenaga kerja dan CSR. Berdasarkan PP 23/2010 tersebut, Menteri ESDM memiliki wewenang menetapkan kebutuhan mineral dan batubara di dalam negeri. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan untuk industri pengolahan dan pemakaian langsung. Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi produksi diperkenankan mengekspor mineral dan batubara yang mereka produksi setelah kebutuhan di dalam negeri terpenuhi. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 membahas tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam peningkatan pembinaan dan pengawasan dilakukan inspeksi terpadu Pemerintah Pusat dan Daerah dengan menyiapkan inspektur tambang serta kerjasama untuk audit terhadap perusahaan tambang di daerah. Pembangunan pertambangan diselenggarakan secara terpadu dengan pembangunan daerah dan pembangunan berbagai sektor lainnya, terutama yang berkaitan erat dengan perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta pengembangan wilayah dengan selalu memperhatikan kebutuhan masa depan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 68
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca tambang, mengisyaratkan bahwa pembangunan berkelanjutan pada daerah bekas tambang akan menjadi promosi yang baik terhadap industri pertambangan untuk beroperasi di daerah prospek lainnya. Kesemua ini dilakukan untuk memajukan ekonomi tanpa menghabiskan modal alam. Perpres No. 32 Tahun 2011 telah mencanangkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk jangka waktu 2011 – 2025.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 69
9.
KEGIATAN INVENTARISASI PASIR BESI OLEH PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Ekplorasi pasir besi sudah dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi dimulai dari tahun 1971 hingga 2011. Terdapat 32 kegiatan inventarisasi pasir besi di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, Sulawesi, dan Kepulauan Maluku (Tabel 9.1). Tabel 9.1 Kegiatan Inventarisasi Pasir Besi 1.
Eksplorasi Sentjara Umum Endapan Pasir Besi Pantai Selatan Jogjakarta
1971
2.
Laporan Pendahuluan Eksplorasi Endapan Pasir Besi Titanam Di Pantai Selatan Kulon Progo Jogjakarta
1971
3.
Titano Iron Deposit at The Southern Coast Of Kulon-Progo (WestProgo) Jogjakarta
1971
4.
Laporan Perdjalanan Dinas Pada Endapan Pasir Besi Titan Dipantai Selatan Djawa Tengah,Djawa Timur Dan P.Bali
1972
5.
Keterangan Singkat Tentang Tjara Pengambilan Dan Preparasi Tjonto Endapan Pasir Besi Pantai Selatan Djawa
1972
6.
Rentjana Kerdja Eksplorasi Pendahuluan Pada Pasir Besi Titan Pantai Selatan Djampang Kulon Djawa Barat
1972
7.
Eksplorasi Pendahuluan Terhadap Endapan Pasir Besi Titan Di Daerah Pangandaran – Parigi Jawa Barat
1972
8.
Laporan Perjalanan Dinas Pada Peninjauan Endapan Pasir Besi Titan Di Pantai Selatan Pulau Jawa dan Bali Bersama Team New Zealand
1972
9.
Laporan Pendahuluan Penyelidikan Endapan Pasir Besi Titan Di Pantai Selatan Jampang Kulon Jawa Barat
1972
10.
Hasil Penyelidikan Terhadap Endapan Pasir Besi Titan Di Daerah Pantai Jampang Kulon Jawa Barat
1973
11.
Laporan Perihal Potensi Dan Prospek-Prospek Dari Deposit Pasir Besi Jogya Dalam Rangka Pendirian Proyek Pabrik Baja
1973
12.
Reconnaicance Report On The iron Sand Of Southern Coast OF Flores
1974
13.
Laporan Eksplorasi Pendahuluan Pasir Besi Puger Pasirian Jawa Timur
1974
14.
Penyelidikan Singkat Terhadap Pasir Besi Di Daerah Pantai Teluk Betung Dan Kalianda Lampung Selatan
1976
15.
Peninjauan Terhadap Penyebaran Pasir Besi Di Sekitar Pantai Kota
1976
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 70
16.
Eksplorasi Pasir Besi Titan Di Daerah Pantai Selatan CianjurSukabumi Jawa Barat
1980
17.
Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Pantai Pasur Dan Jolosutro Blitar
1981
18.
Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi-Titan Di Daerah Pantai antara S. Cibuni – S. Ci Kakap Cianjur Jawa Barat
1982
19.
Hasil Eksplorasi Endapan Pasir Besi – Titan Di Daerah Pantai Antara S. Cibuni – S. Cikaso Sukabumi Jawa Barat
1982
20.
Laporan Eksplorasi Endapan Pasir Besi di Daerah Brebes – Tegal, Jawa Tengah
1983
21.
Exploration For Titanoferous Iron Sand in the Coastial Area Of Cipatujah, West Java
1984
22.
Percobaan Pelindian Titanium Dioksida (TiO2) Dari Konsentrat Pasir Besi Daerah Yogyakarta Dengan Asam Sulfat
1990
23.
Reduksi Langsung Pasir Besi Dari Kulonprogo Yogyakarta Dengan Batubara Dan CO2
1991
24.
Penyelidikan Pendahuluan Bahan Galian Pasir Besi Di Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur
1995
25.
Inventarisasi Endapan Pasir Besi Di Provinsi Sulawesi Utara
2006
26.
Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara
2006
27.
Laporan Eksplorasi Endapan Pasir Besi Di Daerah Kabupaten Halamhera Utara Provinsi Maluku
2006
28.
Laporan Eksplorasi Pasir Besi Di Kabupaten Manggaria Provinsi Nusa Tenggara Timur
2006
29.
Laporan Eksplorasi Umum Endapan Pasir Besi Di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara
2007
30.
Eksplorasi Umum Pasir Besi Di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat
2008
31.
Pasir Besi Di Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung
2011
32.
Laporan Prospeksi Pasir Besi DI Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung
2011
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 71
10. POTENSI PASIR BESI DI INDONESIA Berdasarkan data neraca sumberdaya dan cadangan mineral logam Indonesia Tahun 2013, total sumber daya konsentrat pasir besi sebesar 2.121.476.550 ton dan total logam besi sebesar 443.732.972 ton. Sedangkan total cadangan konsentrat pasir besi di Indonesia adalah sebesar 173.810.612 ton, dengan total cadangan logam besi sebesar 25.412.653 ton. Data yang tersebar pada 67 lokasi di seluruh Indonesia, kecuali Pulau Kalimantan tersebut bersumber dari hasil penyelidikan Pusat Sumber Daya Geologi dan beberapa dari pemegang Ijin Usaha Pertambangan dan Kontrak Karya. Namun data tersebut kemungkinan besar merupakan data pesimistik, karena ada data lain yang belum terinventarisasi, yaitu data yang bersumber dari pemegang Ijin Usaha Pertambangan Pasir Besi yang tidak melaporkan atau tidak tercatat data sumber daya atau bahkan cadangannya. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara sampai dengan tahun 2012 terdapat 219 Ijin Usaha Pertambangan Pasir Besi dengan perincian 81 IUP Eksplorasi, 1 IUP Studi Kelayakan dan 137 IUP Operasi Produksi. Dengan kegiatan status perijinan Operasi Produksi seharusnya data sumber daya dan cadangan sudah tersedia, sehingga bila seluruh atau sebagian data tersebut terhimpun, maka data sumber daya dan cadangan pasir besi akan meningkat. Dari 67 lokasi potensi tersebut, 2 lokasi diantaranya tidak terdapat di pantai, yaitu di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang merupakan luapan lumpur Sidoarjo dan di Timika, Papua yang merupakan lokasi tailing penambangan tembaga PT. Freeport. Selain mengandung besi, di beberapa lokasi endapan pasir besi juga mempunyai kandungan titanium dalam bentuk mineral ilmenit (FeTiO 3). Di beberapa tempat seperti di pantai selatan Pulau Jawa kandungannya mencapai 11% sampai dengan 13%. 10.1. Pulau Sumatera Di Pulau Sumatera, lokasi sumber daya dan cadangan pasir besi dijumpai di beberapa provinsi, yaitu : Provinsi Aceh, Bengkulu dan Lampung. Di Provinsi Aceh, pasir besi dijumpai di Kota Banda Aceh yaitu endapan pasir pantai berupa magnetit dan ilmenit dengan kadar Fe total 55%, total sumber daya bijih tertunjuk sebesar 2.897.114 ton dan sumber daya logam tertunjuk sebesar 1.593.413 ton. Di Provinsi Bengkulu, pasir besi dijumpai di Kabupaten Seluma, Mukomuko dan Bengkulu Utara. Perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.1.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 72
Tabel 10.1 Potensi Pasir besi di Provinsi Bengkulu (Tabel Bukan Potensi Provinsi Bengkulu) NO LOKASI
KECAMATAN
1 Blok Malaya-Cahaya Pesisir Negeri-Lemong Utara 2 Kotakarang Pesisir Utara 3 Baturaja-Way Guday Pesisir Utara 4 Tanjungjati Pesisir Selatan 5 Kalianda Kalianda 6 Teluk Betung Tanjungkarang Timur
KABUPATEN
TINGKAT SUMBER DAYA KETERANGAN PENYELIDIKAN TERTUNJUK
Lampung Barat Lampung Barat Lampung Barat Lampung Barat Lampung Selatan Kota Bandar Lampung
Prospeksi Prospeksi Prospeksi Prospeksi Eksplorasi Umum Eksplorasi Umum
Jumlah
50.525 40.884 Kadar Fe total 37,24% 26.082 53.267 661.895 Kadar Fe total 46,05% 112.776 Kadar Fe total 50% 945.429
Di Provinsi Lampung, potensi pasir besi dapat dijumpai di Kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.2.
NO LOKASI 1 Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong 2 Kotakarang 3 Baturaja-Way Guday 4 Tanjungjati 5 Kalianda 6 Teluk Betung
Tabel 10.2 Potensi Pasir besi di Provinsi Lampung TINGKAT SUMBER DAYA KECAMATAN KABUPATEN KETERANGAN PENYELIDIKAN TERTUNJUK Pesisir Utara
Lampung Barat
Prospeksi
Pesisir Utara Pesisir Utara Pesisir Selatan Kalianda Tanjungkarang Timur
Lampung Barat Lampung Barat Lampung Barat Lampung Selatan Kota Bandar Lampung
Prospeksi Prospeksi Prospeksi Eksplorasi Umum Eksplorasi Umum
Jumlah
50.525 40.884 Kadar Fe total 37,24% 26.082 53.267 661.895 Kadar Fe total 46,05% 112.776 Kadar Fe total 50% 945.429
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 73
Gambar 10.1 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Sumatera
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 74
Tabel 10.3 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Sumatera
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 75
10.2. Pulau Jawa Potensi pasir besi di Pulau Jawa dijumpai di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan data lokasi sebaran potensi terbanyak, yaitu di Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, Ciamis, dan Subang dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.4. Tabel 10.4 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Barat NO.
LOKASI
KECAMATAN KABUPATEN
TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton)CADANGAN TERKIRA KETERANGAN PENYELIDIKAN KONSENTRAT (ton) TERTUNJUK TERUKUR Eksplorasi Umum 6.676.925 - F total 37,8%
1 Cibadogol, Citanglar 2 Sindangbarang 3 Cidaun
Ciemas
Sindangbarang Cianjur Cidaun Cianjur
Eksplorasi Rinci Eksplorasi Rinci
4 Cijulang 5 Cikakap, Cikaso 6 Cikalong
Cijulang Tegalbuleud Cipatujah, Karangnunggal Cipatujah Karangnunggal
Ciamis Sukabumi Tasikmalaya
Pangandaran Pusakanagara
7 Cipatujah 8 Cidadap 9 Pangandaran 10 Pantai Utara Pamanukan
Sukabumi
-
4.039.651 3.329.500
Eksplorasi Umum Eksplorasi Umum Eksplorasi Umum
162.222 9.786.229 2.357.390
-
Tasikmalaya Tasikmalaya
Eksplorasi Rinci Eksplorasi Umum
4.570.000
-
Ciamis Subang
Eksplorasi Umum Eksplorasi Umum
113.094 30.021
-
23.695.881
7.369.152
Jumlah
- Fe total 57,43% - Fe total 57,43%, TiO2 12,73% - Fe total 60% - Fe total 57% - Fe total 56,13% 1.302.000 Fe total 56,32% Fe total 35% s.d. 60% - Fe total 59% - Fe total 54,7% 1.302.000
Gambar 10.2 Endapan pasir besi titan sepanjang Pantai Sindangbarang dan Cidaun, Kabupaten Cianjur
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 76
Gambar 10.3 Endapan pasir besi undak tua yang ditemukan di Kampung Taibeusi, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur
Gambar10.4 Endapan pasir besi titan sepanjang Pantai Sindangbarang dan Cidaun, Kabupaten Cianjur
Di Provinsi Jawa Tengah, pasir besi dijumpai di pantai selatan maupun di pantai utara, yaitu di Kabupaten Cilacap, Purworejo dan Jepara dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.5
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 77
Tabel 10.5 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Tengah NO
LOKASI
KABUPATEN
1 Adipala Cilacap 2 Pantai selatan Purworejo Kutoarjo 3 Pantai Keling - Jepara Bangsri Jumlah
TINGKAT SUMBER DAYA TERUKUR CADANGAN KONSENTRAT (ton) KETERANGAN KONSENTRAT ( ton ) PENYELIDIKAN TERKIRA TERBUKTI Eksploitasi 780.000 Kadar Fe Total 52% Eksploitasi 1.700.000 250.000 Kadar Fe total 47,4%, Eksplorasi Rinci
9.714.000 9.714.000
Kadar Fe total 66,8% 1.700.000
1.030.000
Di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, kegiatan pertambangan pasir besi dengan menerapkan tahapan yang benar dijumpai di daerah pantai antara Sungai Progo sampai Sungai Bogowonto, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. Wilayah ini dikelola oleh PT. Jogja Mangasa dengan total sumber daya konsentrat dan cadangan konsentrat masingmasing 230.801.330 ton dan 169.078.612 ton dengan kadar Fe 12,8% sampai dengan 13,7%. Selain di Kulon Progo, pasir besi juga dijumpai di pantai antara Sungai Opak dan Sungai Progo Kabupaten Bantul dengan sumber daya tertunjuk konsentrat 2.011.033 ton dan total cadangan 399.879.942 ton dan kadar Fe total 59%. Di Provinsi Jawa Timur, endapan pasir besi tercatat dijumpai di 4 lokasi, 3 lokasi di pantai yaitu Desa Popoh dan Perigi, pantai selatan Tulungagung (Tabel 10.6), di Pantai Pasirian sampai Puger Kabupaten Jember, Lumajang dan di Rejosari serta 1 lokasi di daerah luapan lumpur Sidoarjo. Berdasarkan hasil survey, lumpur Sidoarjo mengandung besi 3,5%, sehingga bila dikalikan volume lumpurnya 46.153.500 ton, maka sumberdaya besinya 1.638.449 ton. Tabel 10.6 Potensi Pasir besi di Provinsi Jawa Timur NO
LOKASI 1 Ds.Popoh dan Perigi, Pantai Sel.Tulungagung 2 Porong 3 Pantai Pasirian sampai Puger 4 Rejosari
KECAMATAN
KABUPATEN
TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton) PENYELIDIKAN HIPOTETIK TERTUNJUK TERUKUR
Campur Darat, Tanggung Gunung
Tulungagung
Eksplorasi Umum
Porong Pesisiran, Tempeh, Kunir, Yosowilangun, Kencong, Gumukmas, Puger Kalidawir
Sidoarjo Lumajang, Jember
Survei Tinjau Eksplorasi Rinci
Tulungagung
Eksplorasi
Ju mlah
CADANGAN KONSENTRAT TERKIRA (ton)
1.100
KETERANGAN Fe total 42%
46.153.500
Lumpur Lapindo, Fe 3,55 % 700.000 Fe total 49,7%,
253.753 46.153.500
1.100
253.753
700.000
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 78
Gambar 10.5 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Jawa
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 79
Tabel 10.7 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Jawa NO
LOKASI
KECAMATAN
KABUPATEN
PROPINSI
TINGKAT PENYELIDIKAN
SUMBER DAYA ( ton ) HIPOTETIK BIJIH LOGAM
CADANGAN (ton)
TERTUNJUK BIJIH LOGAM
BIJIH
TERUKUR LOGAM
TERKIRA BIJIH LOGAM
KETERANGAN
TERBUKTI BIJIH LOGAM
1 Cibadogol, Citanglar 2 Sindangbarang
Ciemas Sindangbarang
Sukabumi Cianjur
Jawa Barat Jawa Barat
Eksplorasi Umum Eksplorasi Rinci
-
-
6.676.925 -
2.523.878 -
4.039.651
2.319.972
-
-
-
- Fe 37,8% - Fe 57,43%
3 Cidaun
Cidaun
Cianjur
Jawa Barat
Eksplorasi Rinci
-
-
-
-
3.329.500
1.912.132
-
-
-
- Kadar 57,43 % Fe, 12,73 % TiO2
4 Cijulang
Cijulang
Ciamis
Jawa Barat
Eksplorasi Umum
-
-
162.222
97.333
-
-
-
-
-
- Fe 60%
5 Cikakap, Cikaso
Tegalbuleud
Sukabumi
Jawa Barat
Eksplorasi Umum
-
-
9.786.229
5.578.151
-
-
-
-
-
- Fe 57%
6 Cikalong
Tasikmalaya
Jawa Barat
Eksplorasi Umum
-
-
2.357.390
1.323.203
-
-
-
-
-
- Fe 56,13%
7 Cipatujah
Cipatujah, Karangnunggal Cipatujah
Tasikmalaya
Jawa Barat
Eksplorasi Rinci
-
-
-
-
-
1.302.000
733.286
-
8 Pangandaran
Pangandaran
Ciamis
Jawa Barat
Eksplorasi Umum
-
-
113.094
66.725
-
-
-
-
-
- Fe 56,32% , Jumlah fraksi magnetik 1.302.000 ton. - Fe 59%
9 Pantai Utara Pamanukan Pusakanagara
Subang
Jawa Barat
Eksplorasi Umum
-
-
30.021
16.421
-
-
-
-
-
10 Adipala
Adipala
Cilacap
Jawa Tengah
Operasi Produksi
-
-
-
-
-
-
-
-
780.000
11 Pantai selatan Kutoarjo
Kutoarjo
Purworejo
Jawa Tengah
Operasi Produksi
-
-
-
-
-
-
1.700.000
812.600
250.000
12 Pantai Keling - Bangsri
Keling - Bangsri
Jepara
Jawa Tengah
Eksplorasi Rinci
-
-
-
-
9.714.000
6.488.952
-
-
-
13 S. Progo - S. Bogowonto 14 S. Progo - S. Opak
Wates, Panjatan
Kulon Progo
D.I. Jogjakarta
Studi Kelayakan
-
-
193.100.000
26.454.700
37.701.330
4.825.770
139.606.193
18.986.442
29.472.419
Srandakan, Sanden
Bantul
D.I. Jogjakarta
Eksplorasi Umum
2.011.033
1.186.509
Tulungagung
Jawa Timur
Eksplorasi Umum
Sidoarjo
Jawa Timur
Survei Tinjau
15 Ds.Popoh dan Perigi, Campur Darat, Pantai Sel.Tulungagung Tanggung Gunung 16 Porong Porong 17 Pantai Pasirian sampai Puger
Pesisiran, Tempeh, Lumajang, Jember Kunir, Yosowilangun, Kencong, Gumukmas, Puger
Jawa Timur
Eksplorasi Rinci
18 Rejosari
Kalidawir
Tulungagung
Jawa Timur
Eksplorasi
19 Cidadap
Karangnunggal
Tasikmalaya
Jawa Barat
Ju mlah
-
-
1.100
462
-
-
-
-
-
46.153.500
1.638.449
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
700.000
347.900
-
4.570.000
2.376.400
218.808.014
39.623.783
1.638.449
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 80
15.546.826
143.308.193
20.880.229
30.502.419
Laporan Tahunan 2000, PT. ANTAM, tbk Djumhani, 1978, Laporan Teknik Proyek Survey Mineral Logam, Dit. Geologi, 1977-1978
- Fe 54,7%
Kadar Fe 12,8 - 13,7 % F(COG5% )
Studi Kelayakan PT Jogja Mangasa Iron, 2011 Konsentrat pasir besi endapan pantai, DSM, 1996 kadar Fe 59% - Terdpt pd gumuk sepanjang pantai Popoh dengan kadar Fe 42% - Dari Lumpur Lapindo, Kadar Fe 3,55 KPP Konservasi, 2007 % - Konsentrat, kadar Fe 49,7 % , Summary 2005, PT. Antam, tbk, s/d 31 Desember 2005
4.008.249
Kadar Fe total 35% s.d.60% 55.038.235
Dinas PSDAP Kab. Cianjur 2002 Dinas PSDAP Kab. Cianjur 2002
405.600 Ketebalan rata-rata 3 s/d 8 meter, Laporan Tahunan 2004, Kadar Fe 52% , Jumlah fraksi magnetik PT. ANTAM, tbk 780.000 ton. 118.575 Konsentrat, kadar Fe = 47,4% , Summary 2005, PT. Antam, tbk, s/d 31 Desember 2005 - Berupa magnetit & hematit, Kadar Laporan PT. Pasir Rantai Emas, 2012 Fe2O3 rata-rata 66,8%
253.753
46.153.500
SUMBER DATA
4.532.424
Laporan CV. Sumber Mas, 2012 Laporan PT Mina Bandar Galunggung, 2011
10.3. Nusa Tenggara Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, endapan pasir besi terdata di Pulau Lombok dan Sumbawa dengan status sumber daya hipotetik. Di Pulau Lombok, pasir besi dijumpai di pantai barat dan pantai timur, sedangkan di Pulau Sumbawa dijumpai di pantai utara dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.8. Tabel 10.8 Potensi Pasir besi di Provinsi Nusa Tenggara Barat NO.
LOKASI
1 2 3 4 5
Sekotong Selong Sanggar Kilo Donggo
Lombok Barat Lombok Timur Bima Dompu Bima
TINGKAT SUMBER DAYA HIPOTETIK PENYELIDIKAN KONSENTRAT (ton) Survai Tinjau 7 Survai Tinjau 200 Survei Tinjau 1.328 Survei Tinjau 2.745 Survai Tinjau 2.025
Wera
Bima
Survai Tinjau
KECAMATAN
Tawun, Ds Sekotong Pantai Labuhan Haji Pantai Sanggar Pantai Tolokala Pantai Sowa, Pantai Tololai, Pantai Wisata 6 Pantai Saniang Darat
KABUPATEN
KETERANGAN Kadar Fetotal 63% Kadar Fetotal 59% Fe 1,7 - 12% Fe 1 - 10% Kadar Fe total 64%
13.828 Kadar Fe Oksida 71%
Jumlah
20.134
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, endapan pasir besi terdata di Pulau Flores dan Sumba. Di Pulau Flores, pasir besi dijumpai di daerah pantai selatan Kabupaten Manggarai Timur dan Ende, sedangkan di Pulau Sumba dijumpai di Kabupaten Sumba Barat dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.9. Tabel 10.9 Potensi Pasir besi di Provinsi Nusa Tenggara Timur NO
LOKASI
KECAMATAN KABUPATEN
TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton) KETERANGAN PENYELIDIKAN TEREKA TERTUNJUK Eksplorasi Umum 568.824 Fe rata-rata 15
1 Pantai Selatan Nangapanda, Ende Ende-Phondo Ende 2 Wendewa Utara Laratama Sumba Barat Eksplorasi
50.000
Fe2O3 58 - 64 %
3 Patawang
Rindi Umalulu Sumba Timur Eksplorasi
50.000
4 Nangarawa
Borong
Fe2O3 51 % 134.520 Fe total 53,07 %
Manggarai Timur Jumlah
Eksplorasi Umum 100.000
703.344
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 81
Gambar 10.6 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Nusa Tenggara
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 82
Tabel 10.10 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Nusa Tenggara NO
LOKASI
KECAMATAN
KABUPATEN
PROPINSI
TINGKAT PENYELIDIKAN
1 Tawun, Ds Sekotong
Sekotong
Lombok Barat
Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau
2 Pantai Labuhan Haji
Selong
Lombok Timur
3 Pantai Sanggar
Sanggar
Bima
4 Pantai Tolokala
Kilo
5 Pantai Sowa, Pantai Tololai, Pantai Wisata 6 Pantai Saniang Darat 7 Pantai Selatan EndePhondo
SUMBER DAYA ( ton ) HIPOTETIK BIJIH LOGAM
BIJIH
TEREKA LOGAM
4
-
-
-
Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau
200
118
-
-
-
Nusa Tenggara Barat Survei Tinjau
1.328
80
-
-
Dompu
Nusa Tenggara Barat Survei Tinjau
2.745
137
-
-
Donggo
Bima
Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau
2.025
1.355
-
-
-
Wera
Bima
Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau
13.828
1.381
-
-
-
Nangapanda, Ende
Ende
Nusa Tenggara Timur Eksplorasi Umum
-
-
-
-
568.824
8 Wendewa Utara
Laratama
Sumba Barat
Nusa Tenggara Timur Eksplorasi
-
-
50.000
30.500
-
9 Patawang
Rindi Umalulu
Sumba Timur
Nusa Tenggara Timur Eksplorasi
-
-
50.000
25.500
Kota Komba
Manggarai Timur
Nusa Tenggara Timur Ekspolrasi Umum
10 Nangarawa
Ju mlah
3.076
100.000
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
56.000
| 83
SUMBER DATA
-
- Endapan rombakan pantai mutu belum diketahui, Kadar Fe 63% - Endapan rtombakan pantai, berlapis tipis, Kadar Fe 59% - Fe 1,7 - 12%
Kanwil DPE NTB, 1994
-
- Fe 1 - 10%
Kanwil DPE NTB, 1994
134.520
20.134
KETERANGAN
TERTUNJUK BIJIH LOGAM
7
703.344
- Endapan panta lapisan tipis Mutu belum diketahui, Kadar Fe 64% - Endapan rombakan pantai lapisan tipis, Kadar Fe Oksida 71% 85.324 Endapan Pantaidan dengan kadar rata-rata 15 % Fe mineral ikutan Titan - Fe2O3 58 - 64 % - Fe2O3 51 % 71.390 Kadar Fe Total 53,07%
156.713
DSM, Eksplorasi Logam Besi di Pesisir Selatan kab. Ende. NTT DIM 2004 DIM 2004 PSDG, Laporan Eksplorasi Pasir Besi Kabupaten Manggarai, 2006
10.4. Pulau Sulawesi Potensi pasir besi di Pulau Sulawesi dijumpai di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara dengan tingkat penyelidikan survei tinjau sampai dengan eksplorasi umum. Di Provinsi Sulawesi Selatan, endapan pasir besi terdata di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Jeneponto, Selayar dan Takalar dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.11. Tabel 10.11 Potensi Pasir besi di Provinsi Sulawesi Selatan NO 1 2 3 4 5
LOKASI Pabiringa Kampala Bulo-bulo Punagaya Parapungta
6 BatubatuBontosunggu 7 BontokonanBontomaru 8 TanahJampea
Binamu Arungkeke Arungkeke Arungkeke Galesong Selatan Galesong Utara
Jeneponto Jeneponto Jeneponto Jeneponto Takalar
TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton) KETERANGAN PENYELIDIKAN HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK Eksplorasi Umum 7.809 Eksplorasi Umum 19.695 Fe total 45,48% Eksplorasi Umum 72.406 Eksplorasi Umum 20.103 Survei Tinjau 2.865.000 - Fe total 40%
Takalar
Prospeksi
- 1.984.000
- Fe2O3 17%, FeO 16%
Galesong Selatan
Takalar
Prospeksi
- 2.865.000
- Fe2O3 7,5%, FeO 6,7% - Fe total 43%
KECAMATAN
KABUPATEN
Pasimasungu Selayar Jumlah
Survei Tinjau
37.500
-
2.902.500 4.849.000
120.013
Di Provinsi Sulawesi Barat, endapan pasir besi hanya terdata di 1 lokasi yang merupakan hasil kegiatan Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2010, yaitu di daerah Paku Kecamatan Binuang dengan sumber daya konsentrat hipotetik 2.088.000 ton dan kadar Fe 5,6 sampai dengan 5,9%. Di Provinsi Sulawesi Tengah, endapan pasir besi juga hanya terdata di 1 lokasi yaitu di Pantai Kola Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali dengan sumber daya tereka konsentrat 355331 ton dan kadar Fe2O3 23,7-28,7%. Potensi endapan pasir besi di Sulawesi Utara seluruhnya merupakan hasil kegiatan Inventarisasi Pasir Besi Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2006 dan tahun 2007 dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 84
tingkat penyelidikan, sumber daya, cadangan dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.12. Tabel 10.12 Potensi Pasir besi di Provinsi Sulawesi Utara NO
LOKASI
KECAMATAN KABUPATEN
1 Poigar
Tenga
2 Lolan
Poigar
3 Lolak
Lolak
4 Bintauna
Bintauna
5 Kotabunan
Kotabunan
6 Teling 7 Sidate
Tombariri Tenga
8 Belang
BelangPosumaen
Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Minahasa Minahasa Selatan Minahasa Selatan
Jumlah
TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton) KETERANGAN PENYELIDIKAN HIPOTETIK TERTUNJUK Survei Tinjau 4.955.543 Kadar Fe 42.04 % Survei Tinjau
11.724.893
Kadar Fe 45.73 %
Survei Tinjau
65.613.563
Kadar Fe 53.44 %
Survei Tinjau
16.321.692
Kadar Fe 36.28 %
Survei Tinjau
20.168.974
Kadar Fe 43,49 %
Survei Tinjau Survei Tinjau
4.131.374 5.716.151
Kadar Fe 10.37 % Kadar Fe 31.30 %
Eksplorasi Umum
425.986 Fe total 30 ~ 40 %. 128.632.190
425.986
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 85
Gambar 10.7 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Sulawesi PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 86
Tabel 10.13 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Pulau Sulawesi NO
LOKASI
KECAMATAN
KABUPATEN
PROPINSI
TINGKAT PENYELIDIKAN
1 Pabiringa 2 Kampala 3 Bulo-bulo
Binamu Arungkeke Arungkeke
Jeneponto Jeneponto Jeneponto
Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
Eksplorasi Umum Eksplorasi Umum Eksplorasi Umum
4 Punagaya 5 Parapungta
Arungkeke Galesong Selatan
Jeneponto Takalar
Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
Eksplorasi Umum Survei Tinjau
6 Batubatu-Bontosunggu
Galesong Utara
SUMBER DAYA ( ton ) HIPOTETIK BIJIH LOGAM
BIJIH
TEREKA LOGAM
KETERANGAN
TERTUNJUK BIJIH LOGAM
-
-
7.809 19.695 72.406
2.865.000
1.146.000
-
-
20.103 -
3.552 Konsentrat Pasir besi Endapan Pantai, Laporan Eksplorasi Umum 8.957 kadar Fe 45,48% Pasir Besi, 2008, PMG 32.930 9.143 - Pasir besi Endapan Pantai, kadar Fe 40% - Fe2O3 17% , FeO 16%
Takalar
Sulawesi Selatan
Prospeksi
-
-
1.984.000
317.440
-
7 Bontokonan-Bontomaru Galesong Selatan
Takalar
Sulawesi Selatan
Prospeksi
-
-
2.865.000
191.955
-
- Fe2O3 7,5% , FeO 6,7%
8 Tanah Jampea
Pasimasungu
Selayar
Sulawesi Selatan
Survei Tinjau
37.500
16.125
-
-
-
9 Paku
Binuang
Polewali Mandar
Sulawesi Barat
Survei Tinjau
2.088.000
123.192
- Pasir besi Endapan Pantai, kadar Fe 43% Pasir besi Endapan Pantai, kadar Fe 5,6 - 5,9%
10 Pantai Kola
Bungku Tengah
Morowali
Sulawesi Tengah
Prospeksi
-
-
355.331
88.833
-
11 Poigar
Tenga
Sulawesi Utara
Survei Tinjau
4.955.543
2.083.310
-
-
-
12 Lolan
Poigar
Sulawesi Utara
Survei Tinjau
11.724.893
5.361.794
-
-
-
- Kadar Fe 45.73 %
13 Lolak
Lolak
Sulawesi Utara
Survei Tinjau
65.613.563
35.063.888
-
-
-
- Kadar Fe 53.44 %
14 Bintauna
Bintauna
Sulawesi Utara
Survei Tinjau
16.321.692
5.921.510
-
-
-
- Kadar Fe 36.28 %
15 Kotabunan
Kotabunan
Sulawesi Utara
Survei Tinjau
20.168.974
8.771.487
-
-
-
- Kadar Fe 43,49 %
16 Teling 17 Sidate 18 Belang
Tombariri Tenga Belang-Posumaen
Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Minahasa Minahasa Selatan Minahasa Selatan
- Bijih Fe2O3 23,7-28,7% dan mineral ikutan Khrom,Titan - Kadar Fe 42.04 %
Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara
Survei Tinjau Survei Tinjau Eksplorasi Umum
4.131.374 5.716.151 -
428.423 1.789.155 -
-
-
425.986
- Kadar Fe 10.37 % - Kadar Fe 31.30 % 149.095 Fe total 30 ~ 40 % .
133.622.690
60.704.884
5.204.331
598.228
545.999
203.677
Ju mlah
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 87
SUMBER DATA
Darwis, 1993, Kanwil DPE, Sulsel Darwis, 1993, Kanwil DPE, Sulsel
Laporan Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, 2010, PSDG
Inventarisasi Endapan Pasirbesi di Sulawesi Utara (Hotma S; dkk)
Franklin, dkk, 2007, Pusat Sumber Daya Geologi
10.5. Kepulauan Maluku Potensi pasir besi di daerah Maluku hanya terdata di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara dengan perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.14. Tabel 10.14 Potensi Pasir besi di Provinsi Halmahera Utara NO
LOKASI
KECAMATAN KABUPATEN
1 Towil
Maba
2 Ake Aru - Ake Pasowani
Galela Utara
3 Jangailulu
Loloda
4 Loloda Utara
Loloda
Halmahera Timur Halmahera Utara Halmahera Utara Halmahera Utara
Jumlah
TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT (ton) KETERANGAN PENYELIDIKAN TEREKA TERTUNJU TERUKUR Eksplorasi Umum 246.000 Kadar Fe 55% Eksplorasi Umum
519.899
Eksplorasi Eksplorasi
Fetotal antara 51,98% 62,73% 550.000.000 Kadar Fe total 52,94%
30.517.221 30.517.221
Kadar Fe total 51% s.d. 55% 765.899 550.000.000
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 88
Gambar 10.8 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Maluku
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 89
Tabel 10.15 Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Maluku NO
LOKASI
KECAMATAN
KABUPATEN
PROPINSI
TINGKAT PENYELIDIKAN
SUMBER DAYA ( ton ) BIJIH
TEREKA LOGAM
TERTUNJUK BIJIH LOGAM
KETERANGAN
TERUKUR BIJIH LOGAM
1 Towil
Maba
Halmahera Timur
Maluku Utara
Eksplorasi Umum
-
-
246.000
135.300
-
- Kadar Fe 55%
2 Ake Aru - Ake Pasowani
Galela Utara
Halmahera Utara
Maluku Utara
Eksplorasi Umum
-
-
519.899
285.944
-
- Kandungan Fetotal berkisar antara 51,98% - 62,73% , untuk kandungan TiO2 maksimal 9,26% .
3 Jangailulu
Loloda
Halmahera Utara
Maluku Utara
Eksplorasi
4 Loloda Utara
Loloda
Halmahera Utara
Maluku Utara
Eksplorasi
Ju mlah
550.000.000 30.517.221
15.868.955
30.517.221
15.868.955
765.899
421.244
Jumlah Sumber Daya Pulau Sulawesi dan Maluku sebesar 1,073,754,174 ton
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 90
550.000.000
SUMBER DATA
Laporan Eksplorasi Pasir Besi di daerah Kecamatan Galela Utara, Kab. Halmahera Timur, Prop. Maluku Utara (Pusat Sumber Daya Geologi) 291.170.000 Kadar Fe total 52,94% Laporan PT. Karunia Mitra Abadi, 2012 Kadar Fe total 51% s.d. 55% Laporan PT Amo Ngajama, 2010 291.170.000
10.5. Pulau Papua Data potensi pasir besi di Papua tercatat 4 lokasi, yaitu 3 lokasi di Kabupaten Sarmi yang merupakan wilayah Kontrak Karya PT. Kumamba Mining dan 1 lokasi di Kabupaten Mimika yang merupakan hasil pendataan Pusat Sumber Daya Geologi di daerah tailing PT. Freeport. Perincian lokasi, kecamatan, kabupaten, tingkat penyelidikan, sumber daya, dan keterangan kandungan besi tercantum dalam tabel 10.16.
NO 1 2 3 4
LOKASI Verkame Dabe - Nengke Wiru Timika
Tabel 10.16 Potensi Pasir besi di Pulau Papua TINGKAT SUMBER DAYA KONSENTRAT KECAMATAN KABUPATEN TEREKA (ton) PENYELIDIKAN
Pantai Barat Tor Atas Bonggo Mimika Timur
Sarmi Sarmi Sarmi Mimika
Jumlah
Eksplorasi Eksplorasi Eksplorasi Eksplorasi
200.400.000 206.550.000 199.900.000 465.000.000
KETERANGAN Magnetit High Titanium Magnetit High Iron Magnetit Mixed Tailing PT. Freeport, kadar Fe 8,92 kg/m3.
1.071.850.000
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 91
Gambar 10.9 Peta Potensi Pasir Besi Pulau Papua
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 92
Tabel 10.17 Potensi Sumber Daya dan Cadangan Pasir Besi di Papua NO
LOKASI 1 2 3 4
Verkame Dabe - Nengke Wiru Timika
KECAMATAN Pantai Barat Tor Atas Bonggo Mimika Timur
KABUPATEN PROPINSI Sarmi Sarmi Sarmi Mimika Ju mlah
Papua Papua Papua Papua
TINGKAT PENYELIDIKAN Eksplorasi Eksplorasi Eksplorasi Prospeksi
SUMBER DAYA ( ton ) BIJIH
TEREKA LOGAM
200.400.000 206.550.000 199.900.000 465.000.000
1.002.000 6.196.500 4.997.500 1.659.120
1.071.850.000
13.855.120
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 93
KETERANGAN Magnetit High Titanium Magnetit High Iron Magnetit Mixed Tailing PT. Freeport, kadar Fe 8,92 kg/m3.
SUMBER DATA RKAB 2009, PT. Kumamba Mining KPP Konservasi PSDG, 2007
10.6 Data Produksi Pasir Besi Indonesia Produksi pasir besi di Indonesia tidak begitu besar bila di bandingkan dengan sumber daya yang dimiliki. Hingga tahun 2013 Indonesia telah memproduksi pasir besi sekitar 19.000.000 ton (Tabel 10.18). Tabel 10.18 Produksi Pasir Besi Indonesia, 1996-2013 Pasir Besi Tahun (ton) 1996
425.101
1997
516.403
1998
509.978
1999
502.198
2000
420.418
2001
440.648
2002
190.946
2003
245.911
2004
79.635
2005
87.940
2006
84.954
2007
84.371
2008
4.455.259
2009
4.561.059
2010
8.975.507
r
11.814.544
2011 ) 2012 *)
11.545.752
2013 **)
19.000.000
Keterangan: Sumber: Publikasi Statistik Pertambangan Non Minyak dan Gas Bumi *) Angka Sementara **) Sumber : Direktur Jenderal Mineral dan Batubara – KESDM r ) Revisi http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=10¬ab=3 PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 94
Gambar 10.10 Grafik Produksi Pasir Besi Indonesia 1996 - 2013
10.7 Lokasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Pasir Besi di Indonesia Menurut data Ijin Usaha Pertambangan (IUP) status tahun 2013 dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, IUP Pasir Besi di Indonesia berjumlah 225 IUP dengan status kegiatan dari Eksplorasi sampai Operasi Produksi. IUP pasir besi terbanyak berada di pesisir selatan pulau Jawa. 10.7.1 IUP Pasir Besi Pulau Sumatera dan Sekitarnya IUP Pasir Besi di Pulau Sumatera terdapat 27 lokasi yang tersebar di beberapa provinsi yaitu Provinsi Aceh 3 lokasi, Sumatera Utara 1 lokasi, Sumatera Barat 4 lokasi, Lampung 7 lokasi dan terbanyak di Provinsi Bengkulu sebanyak 12 lokasi.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 95
Gambar 10.11 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Aceh
Gambar 10.12 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 96
Gambar 10.13 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Bengkulu
Gambar 10.14 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Lampung PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 97
Tabel 10.19 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Sumatera NO 1 2 3
NAMA PERUSAHAAN SAMANA CITRA AGUNG GLEE RINDER PRATAMA GANESHA INDO JAYA
PROVINSI
KABUBATEN
ACEH
ACEH BESAR
ACEH
PIDIE
ACEH
BIREUEN
4
QUANTUM MULTI MINERAL
SUMATERA UTARA
MANDAILING NATAL
5
SUNUR SUMBER REJEKI
SUMATERA BARAT
AGAM
6
MINANG MINING MAKAO
SUMATERA BARAT
SUMATERA BARAT PROV
7
ANDALAS MINANG MALINDO
SUMATERA BARAT
AGAM
8
GALIAN ENDAPAN BUANA
SUMATERA BARAT
AGAM
9
DAFASSANUR UTAMA
BENGKULU
BENGKULU UTARA
LOKASI KEC. SEULIMEUM, ACEH BESAR KEC. MUARA TIGA, KAB. PIDIE GANDAPURA, JANGKA DAN KUTA BLANG DESA KUALA BATAHAN, TOMPET,PARTEMUAN DAN SEKITARNYA, KEC.BATAHAN JORONG DURIAN KAPEH, NAGARI TIKU UTARA, KEC. TANJUNG MUTIARA, KAB. AGAM KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JORONG DURIAN KAPEH, NAGARI TIKU UTARA, KEC. TANJUNG MUTIARA, KAB. AGAM JORONG LABUHAN, NAGARI TIKU V JORONG, KEC. TANJUNG MUTIARA, KAB. AGAM KEC.BATIK NAU, LAIS, AIR BESI DAN NAPAL, BENGKULU UTARA
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP 360 TAHUN 2011 38 TAHUN 2010 540/041/20 12
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
KODE WILAYAH
OPERASI PRODUKSI
IUP
120,6
OPERASI PRODUKSI
IUP
48,02
09APR001
EKSPLORASI
IUP
10000
012JAP002
540/347.A/ K/2010
EKSPLORASI
IUP
13720
00 IUP.078
548 TAHUN 2009
EKSPLORASI
IUP
354
544-2352011
EKSPLORASI
IUP
30000
301 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
196
493 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
190
221 TAHUN 2011
EKSPLORASI
IUP
13940
| 98
KWBU.011005
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUBATEN
10
INTERMITRA SELARAS UNGGUL
BENGKULU
SELUMA
11
BELINDO INTI ALAM
BENGKULU
SELUMA
12
PUGUK SAKTI PERMAI
BENGKULU
SELUMA
13
BEJANA INTI ALAM
BENGKULU
SELUMA
14
BELINDO INTI ALAM
BENGKULU
SELUMA
15
FAMIATERDIO NAGARA
BENGKULU
SELUMA
16
BENGKULU MEGA STEEL
BENGKULU
KAUR
17
FAMINGLEVTO BAKTIABADI
BENGKULU
SELUMA
18
BUKIT RESOURCES
BENGKULU
KAUR
LOKASI DESA PENAGO I DAN TALANG KABU, KEC. ILIR TAGO, KAB. SELUMA DESA PASAR SELUMA, KEC. SELUMA SELATAN, KAB. SELUMA DESA PASAR SELUMA DAN PURBOSARI, KEC. SELUMA BARAT, KAB. SELUMA DESA PEMATANG RIDING, GENTING JUAR, DAN KETAPANG BARU, KAB. SELUMA DESA PASAR NGALAM, KEC. AIR PERIUKAN, KAB. SELUMA DESA RAWA INDAH, DESA PENAGO BARU, KEC. ILIR TALO, KAB. SELUMA DESA PASAR BARU DAN TEBING RAMBUTAN, KEC. NASAL, KAB. KAUR DESA PASAR SELUMA KEC. SELUMA SELATAN, KAB. SELUMA
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
KODE WILAYAH
275 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP
5267, 94
SL. 08 DES. 035
273 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
3645
04 MIP. 013
283 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP
1918, 4
KW. 04 MIP. 015
276 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
5370
04 APP. 005
274 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
2156
04 MIP 017
271 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
3645
05 FRP 020
151.B TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
58,66
467 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
168
386 TAHUN 2010
EKSPLORASI
IUP
1482
| 99
SL. 08 DES 036
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUBATEN
LOKASI
19
SELO MORO BANYU ARTO
BENGKULU
KAUR
KEC NASAL
20
JEMBAR AGRO LESTARI
BENGKULU
KAUR
KEC. NASAL
21
ANINDYA MITRA INTERNASIONAL
LAMPUNG
LAMPUNG BARAT
22
TOP MINERAL INDONESIA
LAMPUNG
LAMPUNG BARAT
23
MURNI TRI MUSTIKA GASIRTUB
LAMPUNG
TANGGAMUS
24
TOP MINERAL INDONESIA
LAMPUNG
LAMPUNG BARAT
25
WAHANA BUMI SELATAN
LAMPUNG
LAMPUNG SELATAN
26
TOP MINERAL INDONESIA
LAMPUNG
LAMPUNG BARAT
27
TOP MINERAL INDONESIA
LAMPUNG
LAMPUNG BARAT
PEKON PAGAR DALAM, KEC.LEMONG, LAMPUNG BARAT DESA BANDAR PUGUNG, KEC.LEMONG,LAMPUN G BARAT DESA BADAK, KEC LIMAU, KAB TANGGAMUS DESA BAMBANG, KEC.LEMONG, KAB.LAMPUNG BARAT RAJABASA DESA MALAYA, KEC.LEMONG, KAB.LAMPUNG BARAT DESA PAGAR DALAM, KEC. LEMONG, LAMPUNG BARAT
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP 283A TAHUN 2010 630 TAHUN 2011 B/154.A/K PTS/06/20 08
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
KODE WILAYAH
EKSPLORASI
IUP
1163
OPERASI PRODUKSI
IUP
197
EKSPLORASI
KP
5
B/198.A/K PTS/II.11/2 009
EKSPLORASI
IUP
19,18
180101200 901003
B.275/37/1 2/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
19,12
180201201 002023
EKSPLORASI
IUP
29,88
180101200 901001
OPERASI PRODUKSI
KP
711
OPERASI PRODUKSI
IUP
14,61
180101200 902001
EKSPLORASI
IUP
24,09
180101200 901002
B/204.A/K PTS/II.11/2 009 503.540/08 /KP/III.6/20 08 B/203.A/K PTS/II.11/2 009 B/199.A/K PTS/II.11/2 009
| 100
10.7.2 IUP Pasir Besi Pulau Jawa Pulau Jawa memiliki jumlah lokasi IUP Pasir Besi terbanyak di Indonesia yaitu 123 IUP yang seluruhnya tersebar di pesisir pantai selatan. 2 IUP berada di Provinsi Banten, 52 IUP berada di Provinsi Jawa Barat, 1 IUP di DI Yogyakarta, 40 IUP di Jawa Tengah dan Jawa Timur 30 IUP.
Gambar 10.15 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Banten
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 101
Gambar 10.16 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Barat
Gambar 10.17 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Tengah
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 102
Gambar 10.18 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Yogyakarta
Gambar 10.19 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Timur
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 103
Tabel 10.20 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Jawa NO 1
NAMA PERUSAHAAN TELUK SEMAKA LAMPUNG
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
BANTEN
PANDEGLAN G
KEC. CIMANGGU KAB.PANDEGLANG KAMP. CIJAMBU, DESA SUKAWARIS, KEC. CIKEUSIK, PANDEGLANG
2
SUKAWARIS 1
BANTEN
PANDEGLAN G
3
MARVELZON INDONESIA
JAWA BARAT
CIAMIS
4
USAHA PERTAMBANGA N KABUPATEN TASIKMALAYA
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
5
ADIGUNA USAHA SEMESTA
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
6
SUMBER SURYADAYA PRIMA
JAWA BARAT
SUKABUMI
7
METRO GLOBAL SYSTEM
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
8
MITRA INVESTASI ARTAPERDANA
JAWA BARAT
SUKABUMI
9
MEGAH CIPTA SAWARGITAMAS
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
10
PUTRA MANDIRI ABADI
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
CIAMIS SUKASARI RANCAMAMBO, DESA CIKAWUNGADING, KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA BANTARPARI DESA SINDANGJAYA, KEC.CIKALONG, KAB.TASIKMALAYA KEC. TEGALBULUED, KAB. SUKABUMI DESA MANDALA JAYA, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA DESA CIBITUNG, KEC. CIBITUNG, KAB. SUKABUMI DESA SINDANGJAYA, KALAPAGENEP, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA DESA CIKAWUGADING, KEC. CIPATUJAH, TASIKMALAYA
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
503/KEP.01 BPPT/2011
EKSPLORA SI
IUP
10
503.KEP.07BPPT/2012
EKSPLOITA SI
IPR
5
540/KPTS.28HUK/2004
EKSPLOITA SI
KP
10000
540/KEP.181/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
12
540/KEP.178/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
42
503.8/4219BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
756,1
540/KEP.38/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,8
503.8/4217BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
25,12
540/KEP.176/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
182,2
540/KEP.59/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,84
| 104
KODE WILAYAH
NO 11
12
13
14
NAMA PERUSAHAAN MEGATOP INTISELARAS ADIGUNA USAHA SEMESTA MINERAL GENERAL RESOURCES SUMBER SURYADAYA PRIMA
PROVINSI
KABUPATEN
JAWA BARAT
CIANJUR
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
JAWA BARAT
SUKABUMI
LOKASI KEC. AGRABINTA SONDONGWANGI, DESA SINDANGJAYA, KEC.CIKALONG, KAB.TASIKMALAYA DESA CIHERAS, KEC.CIPATUJAH, TASIK,ALAYA KEC. SIMPENAN, KAB. SUKABUMI LEPAS PANTAI KEC. CIBITUNG DAN KEC. TEGALBULUED, KAB. SUKABUMI DESA CIMANUK, KEC. CIKALONG TASIKMALAYA DESA MANDALAJAYA, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
JENIS IZIN
SK IUP
KEGIATAN
LUAS
503/TMB.1926/DP SDA.P
OPERASI PRODUKSI
IUP
5000
540/KEP.177/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
43
540/KEP.185/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
140
503.8/4220BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
44,14
503.8/2051BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
2167,6
540/KEP.73/DIST AMBEN/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,7
540/KEP.41/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,5
15
BUMI PERTIWI MAKMUR SEJAHTERA
JAWA BARAT
SUKABUMI
16
TIRTA MINING KAHURIPAN
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
17
INDOMINERAL MULTI PRATAMA
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
NUSAMBADHA PRATAMA IS PUTERA CIANDUM MINING GENERAL MINERAL RESOURCES PUTERA CIWULAN MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
KARANGNUNGGAL
540/KEP.05/DIST AMBEN/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
505
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
DESA CIANDUM, KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA
540/KEP.186/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
77
JAWA BARAT
CIAMIS
CIMERAK
540/04/BPPT.03/2 011
EKSPLORA SI
IUP
10300
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
540/KEP.211/DIS TAMBEN/2011
EKSPLORA SI
IUP
210,5
MINA BANDAR GALUNGGUNG
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
540/KEP.183/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
400
18 19
20
21
22
DESA CIDADAP, KEC. KARANGNUNGGAL, TASIKMALAYA MUARA SUNGAI CIWULAN-MANGKABAYA, DESA CIDADAP-
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 105
KODE WILAYAH
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
23
MULTI MAKMUR MARGOS
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
24
PUTRA MANDIRI ABADI
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
25
WIJAYA NIAGA BAKTI
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
26
SUMBER BUMI TASIK
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
27
KHO TJIAN KWANG (EDDY.S)
JAWA BARAT
SUKABUMI
28
INDO ASIA KUNYU MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
29
PANCA SAKTI UTAMA
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
JAWA BARAT
SUKABUMI
JAWA BARAT
GARUT
JAWA BARAT
SUKABUMI
30
31 32
PERUSDA ANEKA TAMBANG DAN ENERGI (PD.ATE) ASGARINDO PRIMA UTAMA BUMI PERTIWI MAKMUR SEJAHTERA
LOKASI
JENIS IZIN
SK IUP
KEGIATAN
540/KEP.182/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
15
540/KEP.43/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,7
540/KEP.52/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,7
540/KEP.41/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
14006
503.8/2488DPTPM/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
3
540/KEP.68/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,801
540/KEP.042/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,7
TEGALBULUED, KAB. SUKABUMI
503.8/7737BPPT/2010
EKSPLORA SI
IUP
158
PAMEUNGPEUK & CIBALONG LEPAS PANTAI KEC. CIBITUNG DAN KEC. TEGALBULUED, KAB.
540/2514.A/SDAP /XII/2009
EKSPLORA SI
IUP
2160
503.8/2053BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
51,66
MANDALAJAYA, KEC.KARANGMANUNGGA L-CIKALONG TASIKMALAYA DESA CIANDUM, KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA DESA CIHERAS, KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA DESA MANDALAJAYA, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
SUNGAI KARANG BOLONG DESA SUKATANI KEC. SURADE, KAB. SUKABUMI DESA KALAPAGENEP, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA DESA CIMANUK , KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 106
LUAS
KODE WILAYAH
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
LUAS
KODE WILAYAH
IUP
756
32
OPERASI PRODUKSI
IUP
2
540/001/BPPT.03/ 2011
EKSPLORA SI
IUP
10010
540/2254.A/SDAP /XI/2009
EKSPLORA SI
IUP
3900
540/KEP. 494SDAP/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
140
540/KEP.180/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
14,1
503.8/2052BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
2632,5
503.8/4218BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
212,3
540/KEP.54/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,85
540/KEP.44/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,6
SK IUP
KEGIATAN
540/003/BPPT.03/ 2011
EKSPLORA SI
540/KEP.51/DIST AMBEN/2011
JENIS IZIN
SUKABUMI 33
GALUH BAHARI LESTARI
JAWA BARAT
CIAMIS
34
ANUGRAH SUMBER ALAM
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
35
INDO SINORANG RESOURCES
JAWA BARAT
CIAMIS
36
MEGAH CIPTA SAWARGITAMAS
JAWA BARAT
GARUT
37
ASGARINDO PRIMA UTAMA
JAWA BARAT
GARUT
38
JASSMAS
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
39
BUMI PERTIWI MAKMUR SEJAHTERA
JAWA BARAT
SUKABUMI
40
SUMBER SURYADAYA PRIMA
JAWA BARAT
SUKABUMI
41
INDO ASIA KUNYU MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
42
MUSTIKA PRATAMA
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
DESA LEGOKJAWA, DESA MASAWAH, KEC. CIMERAK, KAB. CIAMIS DESA CIANDUM,KEC.CIPATUJA H, TASIKMALAYA WILAYAH LEPAS PANTAI, KEC. CIMERAK, KAB. CIAMIS KEC. CARINGIN, BUNGBULANG, MEKARMUKTI, DAN CIKELET, KAB. GARUT CIBALONG DESA CIKAWUNGADING, KEC.CIPATUJAH, TASIKMALAYA LEPAS PANTAI KEC. CIBITUNG DAN KEC. TEGALBULUED, KAB. SUKABUMI KEC. CIBITUNG, KAB. SUKABUMI DESA SINDANGJAYA, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA BLOK BURUJUL, DESA CIMANUK, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 107
32
NO 43
NAMA PERUSAHAAN PUTERA SULUNG BUBUJUNG
PROVINSI
KABUPATEN
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
44
ANUGRAH LESTARI ALAM
JAWA BARAT
CIANJUR
45
TIGER ROOT
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
46
BERLIAN CAHAYA AGUNG
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
47
CAKRA BUANA
JAWA BARAT
CIAMIS
48
INDO ASIA KUNYU MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
49
INDO ASIA KUNYU MINING
JAWA BARAT
TASIKMALAY A
50
ASGARINDO PRIMA UTAMA
JAWA BARAT
GARUT
51
KARYA SAKTI PURNAMA
JAWA BARAT
SUKABUMI
52
MEGATOP INTISELARAS
JAWA BARAT
CIANJUR
GUCI MAS NUSANTARA BANGUN REDJA PERKASA
JAWA TENGAH JAWA TENGAH
53 54
JEPARA CILACAP
LOKASI CIPATUJAH DESA TERSEBAR, KEC. SINDANGBARANG, KAB. CIANJUR DESA MANDALAJAYA, KEC.CIKALONG TASIKMALAYA DESA SINDANGJAYA. KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA DESA LEGOKJAWA, DESA KERTAMUKTI, DESA CIPARANTI, KEC. CIMERAK, KAB. CIAMIS DESA KOLOT, KALAPAGENEP, KEC.CIKALONG, TASIKMALAYA DESA SINDANGJAYA, KEC.CIKOLONG, TASIKMALAYA PAMEUNGPEUK DESA CIBITUNG, KEC. CIBITUNG, KAB. SUKABUMI KEC. CIDAUN, KEC. SINDANGBARANG, KEC. AGRABINTA DS. BANDUNGHARJO, KEC. DONOROJO DESA WLAHAR DAN BUNTON, KEC. ADIPALA,
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
JENIS IZIN
SK IUP
KEGIATAN
540/KEP.210/DIS TAMBEN/2011
EKSPLORA SI
IUP
155
503/TMB.2440/DP SDA&P
OPERASI PRODUKSI
IUP
187,5
540/KEP.184/DIS TAMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
156
540/KEP.55/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4
540/002/BPPT.03/ 2011
EKSPLORA SI
IUP
1262
540/KEP.47/DISR AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,5
540/KEP.39/DIST AMBEN/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,9
540/KEP. 493SDAP/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
200
503.8/4215BPPT/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
43
503/TMB.2046/DP SDA.P
EKSPLORA SI
IUP
15000
540/002/IUPOP/BPPT/IV/2010
OPERASI PRODUKSI OPERASI PRODUKSI
IUP
14,39
IUP
188,7
545/0347/19/2012
| 108
LUAS
KODE WILAYAH
32
KW.12.FE L.05.046-
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
KAB. CILACAP 55
DJEMAKIR HADI SUMARNO
JAWA TENGAH
CILACAP
56
SERANDIL MAKMUR
JAWA TENGAH
CILACAP
57
TUNAS SEJATI MANDIRI
JAWA TENGAH
CILACAP
58
JATI KUSUMA
JAWA TENGAH
CILACAP
59
BHINEKA BUMI
JAWA TENGAH
CILACAP
60
SUKAINAH
JAWA TENGAH
CILACAP
61
ALAM MINERAL LESTARI
JAWA TENGAH
JEPARA
62
MAJU SETIA
JAWA TENGAH
CILACAP
63
AGUS BAYU SETIYAWAN
64
BHINEKA BUMI
65
BHINEKA BUMI
JAWA TENGAH JAWA TENGAH JAWA TENGAH
CILACAP CILACAP CILACAP
DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC. BINANGUN, KAB. CILACAP DESA WELAHAN WETAN, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP DESA PEDANGSONG DAN GLEMPANGPASIR, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP DESA PAGUBUGAN KULON, KEC.BINANGUN DESA SIDAURIP, PAGUBUGAN KULON,KE. BINANGUN, KAB. CILACAP SUNGAI TIPAR, DESA KARANGBENDA , KEC. ADIPALA, KAB.CILACAP DS. BANDUNGHARJO, DS. BANYUMANIS, DS. UJUNGWATU, KEC. DONOROJO DESA SLARANG, KEC. KESUGIHAN, KAB. CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC BINANGUN DESA WELAHAN, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP DESA WELAHAN WETAN, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
KODE WILAYAH CP
545/996/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,94
KW.10AP L012-CP
545/1900/25/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
30
KW.09OK P.080-CP
545/3205/25/2010
EKSPLORA SI
IUP
50
KW.10.NP L023-CP
545/960/19/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
68
KW11MEL 621CP
545/0727/19/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
54
KW.11.ME L.6-21-CP
545/966/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,95
KW10APL 004CP
540/001/IUPEKSPLR/BPPT/IV /2010
EKSPLORA SI
IUP
200
545/2013/19/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
12
IUP
0,95
IUP
47,6
IUP
100
545/998/25/2010 545/1032/19/2011 545/537/25/2010
| 109
OPERASI PRODUKSI OPERASI PRODUKSI OPERASI PRODUKSI
10APL008 -CP KW.11.JN L.539-CP KW..08JA P054-CP
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
66
INDRIANTI
JAWA TENGAH
CILACAP
67
DAVID WIJAYA SASMITA
JAWA TENGAH
CILACAP
68
SUKAINAH
JAWA TENGAH
CILACAP
69
MITRA NIAGATAMA CEMERLANG
JAWA TENGAH
KEBUMEN
70
HARUM INDO MINERAL
JAWA TENGAH
CILACAP
71
KARWAN
JAWA TENGAH
CILACAP
72
DAVID WIJAYA SASMITA
JAWA TENGAH
CILACAP
73
BANIYAH
JAWA TENGAH
CILACAP
74
SERANDIL MAKMUR
JAWA TENGAH
CILACAP
75
HARUM INDO MINERAL
JAWA TENGAH
CILACAP
LOKASI DESA WIDARAPAYUNG KULON DAN SIDAYU, KEC. BINANGUN, KAB. CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC.BINANGUN, KAB.CILACAP SUNGAI SERAYU, DESA SLARANG, KEC. KESUGIHAN, CILACAP DESA WIROMARTAN, LEMBUPURWO, TLOGOPRAGOTO, TLOGODEPOK, MIRIT DAN DESA MIRITPETIKUSAN KEC. MIRIT, KAB. KEBUMEN DESA GLEMPANGPASIR, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP DESA KARANGBENDA,KEC.ADIP ALA, KAB.CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC.BINANGUN, KAB.CILACAP DESA WIDARAPAYUNG KULON DAN SIDAYU, KEC. BINANGUN, KAB. CILACAP DESA BUNTON, KEC.ADIPALA DS.WIDARA PAYUNG KULON DAN SIDAYU, KEC. BINANGUN, KAB.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
KODE WILAYAH
545/993/25/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,96
545/995/25/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,96
KW.10AP L009-CP
545/2084/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,38
KW.10.JL L017-CP
503/001/KEP/201 1
OPERASI PRODUKSI
IUP
984,79
545/4103/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
45,53
KW.10.DS L024-CP
545/2809/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,72
KW.10.SP L020-CP
545/994/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,94
545/999/25/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,97
KW.10.AP L006-CP
545/979/19/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
6,2
KW11MEL 520CP
545/4102/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
100
KW.10.DS L025-CP
| 110
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
LUAS
KODE WILAYAH
IUP
0,95
KW.09MR P071-CP
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,94
KW.10.AP L011-CP
OPERASI PRODUKSI
IUP
5,1
KW.08JLP 059-CP
IUP
0,95
IUP
55
SK IUP
KEGIATAN
545/2039/19/2011
OPERASI PRODUKSI
545/992/25/2009
545/2041/19/2011
JENIS IZIN
CILACAP 76
REPINDO GRAHA NUSA SEJATI
JAWA TENGAH
CILACAP
77
INDRIANTI
JAWA TENGAH
CILACAP
78
VACATION INTERNATIONAL INDONESIA
JAWA TENGAH
CILACAP
79
AFIF KHUMAENI
80
SERANDIL MAKMUR
JAWA TENGAH JAWA TENGAH
81
DANDY GUSTIAR
JAWA TENGAH
CILACAP
82
CILACAP STEEL
JAWA TENGAH
CILACAP
83
MAJU SETIA
JAWA TENGAH
CILACAP
84
PASIR RANTAI EMAS
JAWA TENGAH
JEPARA
85
MUKSIN
JAWA TENGAH
CILACAP
86
ASEP WAWAN IRAWAN
JAWA TENGAH
CILACAP
87
SAKINO
JAWA TENGAH
CILACAP
CILACAP CILACAP
DESA SLARANG, KEC. KESUGIHAN, KAB. CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC. BINANGUN, KAB. CILACAP DESA BUNTON, KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP SLARANG KESUGIHAN DESA BUNTON, KEC ADIPALA DESA SLARANG, KEC. KESUGIHAN, KAB. CILACAP DESA WELAHAN WETAN, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP DESA SLARANG, KEC KESUGIHAN, KAB CILACAP DS. BUMIHARJO DAN BALONG, KEC. KELING DESA SLARANG, KEC. KESUGIHAN, KAB. CILACAP DESA BUNTON, KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP DESA KARANGBENDA,KEC.ADIP ALA, KAB.CILACAP
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
545/672/25/2010 545/525/25/2010
OPERASI PRODUKSI OPERASI PRODUKSI
KW10APL 001CP KW09MR P070CP
545/2204/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,95
KW.10JLL .019.CP
545/716/25/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
32,5
KW.09 MEP075CP
545/2040/19/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
5
11OKTP0 76-CP
540/001/IUPOP/BPPT/XI/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
200
KW99PP0 096
545/2085/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,52
KW.10.JL L018-CP
545/2037/19/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,95
545/2810/25/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,72
| 111
KW.10.SP L021-CP
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI DESA BUNTON, KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP DESA BUNTON,KEC.ADIPALA, KAB.CILACAP DESA WIDARAPAYUNG WETAN, KEC. BINANGUN, KAB. CILACAP DESA SEDAYU, KEC BINANGUN, KAB. CILACAP DESA WELAHAN WETAN, KEC. ADIPALA, KAB. CILACAP
LUAS
KODE WILAYAH
IUP
0,95
KW.10.AP L002-CP
OPERASI PRODUKSI
IUP
31,9
KW.05OK P012-CP
545/997/25/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,97
KW.10.AP L007-CP
545/2404/25/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
0,92
KW.09AG P079-CP
545/1423/25/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
87
KW.09.JL P078-CP
607.K/30/DJB/201 1
STUDI KELAYAKA N
KK
2988
07pkpsb0 01
188.45/543/425.0 13/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
15,3
188.45/ 224 /427.12/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
872,1
188.45/55/031/20 10 503/001/IUPPERUBAHAN/409 .304/I/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
4,5
OPERASI PRODUKSI
IUP
2
SK IUP
KEGIATAN
545/2038/19/2011
OPERASI PRODUKSI
545/536/25/2010
JENIS IZIN
88
IKA YULIATINA HASMAR
JAWA TENGAH
CILACAP
89
PASIR BESI INDONESIA
JAWA TENGAH
CILACAP
90
SUGI HASTUTI
JAWA TENGAH
CILACAP
91
SITI AMINAH
JAWA TENGAH
CILACAP
92
MITRA HANDAL ABADI
JAWA TENGAH
CILACAP
93
JOGJA MAGASA IRON
YOGYAKA RTA
PUSAT
JAWA TIMUR
TRENGGALE K
JAWA TIMUR
LUMAJANG
JAWA TIMUR
TULUNGAGU NG
JAWA TIMUR
BLITAR
DS. BULULAWANG (KEC. BAKUNG)
JAWA TIMUR
BLITAR
DS. NGADIPURO (KEC. WONOTIRTO)
503/003/IUP/409. 304/IV/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
18,9
JAWA TIMUR
LUMAJANG
KEC. PASIRIAN, TEMPEH, KUNIR, YOSOWILANGUN, KAB. LUMAJANG
503/302/427.14/2 012
EKSPLORA SI
IUP
4398
94
95 96 97
98
99
SINAR ANUGERAH GEMILANG INDO MODERN MINING SEJAHTERA ARDI MANUNGGAL BHUMI PERTIWI SUPRA MULTI GUNA BHUMI PERTIWI SUPRA MULTI GUNA INDO MODERN MINING SEJAHTERA
KULON PROGO DESA NGLEBENG, KEC. PANGGUL, KAB. TRENGGALEK DUSUN DAMPAR DESA BADES KEC. PASIRIAN KAB. LUMAJANG DESA KALIBATUR, KEC. KALIDAWIR
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 112
67316
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
100
SURYA ABADI
JAWA TIMUR
LUMAJANG
101
SARI RAYA
JAWA TIMUR
LUMAJANG
102
SUMBER GLOBALINDO MINING
JAWA TIMUR
TRENGGALE K
103
LENTERA EMAS
JAWA TIMUR
LUMAJANG
104
PERKEMI
JAWA TIMUR
LUMAJANG
105
BUMI PERTIWI
JAWA TIMUR
JEMBER
106
KARYA MULYA
JAWA TIMUR
LUMAJANG
107
TANI MAKMUR
JAWA TIMUR
LUMAJANG
108
NEW JEMBER GOLDEN INTERNATIONAL
JAWA TIMUR
JEMBER
109
ANEKA TAMBANG (TBK)
JAWA TIMUR
LUMAJANG
LOKASI DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DESA NGULUNG WETAN, KEC. MUNJUNGAN, KAB. TRENGGALEK SUNGAI MUJUR DESA PANDAN ARUM KEC. TEMPEH KAB LUMAJANG DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DESA MAYANGAN, KEC. GUMUKMAS, KAB. JEMBER DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DS.KEPANJEN, DS.MAYANGAN, DS.MOJOSARI, DS.MOJOMULYO DESA WOTGALIH KEC. YOSOWILANGUN KAB
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
503/92/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
503/89/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
188.45/581/406.0 13/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
8,72
188.45/175/427.1 2/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
2,5
503/85/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
541.3/003A/411/2 011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5,03
503/87/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
503/88/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
541.3/006/411/20 11
EKSPLORA SI
IUP
1924
188.45 / 225 / 427.12 / 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
462,2
| 113
KODE WILAYAH
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
LUMAJANG
110
NIRWANA
JAWA TIMUR
LUMAJANG
111
SEJAHTERA
JAWA TIMUR
LUMAJANG
112
RAHARJA
JAWA TIMUR
LUMAJANG
113
AL HIKMAH
114
BAHARI JAYA ABADI
115
BUDI LUHUR
JAWA TIMUR
LUMAJANG
116
KARYA SANTOSA
JAWA TIMUR
LUMAJANG
117
JOYO MULYO
JAWA TIMUR
LUMAJANG
118
ARTA MULYA
JAWA TIMUR
LUMAJANG
JAWA TIMUR JAWA TIMUR
TULUNGAGU NG BLITAR
DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DESA NGREJO, KEC. TANGGUNGGUNUNG BULUWALANG, KEC BAKUNG, BLITAR DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
503/84/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
503/95/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
503/91/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
188.45/53/031/20 10 503/002/IUP/409. 304/IV/2010
OPERASI PRODUKSI OPERASI PRODUKSI
IUP
1
IUP
0,9
503/93/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
503/97/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
503/90/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
503/94/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
| 114
KODE WILAYAH
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG PANTAI JOLOSUTRO (DS. RINGINREJOKEC. WATES) DUSUN KALIWELANG, DESA GONDORUSO, KEC. PASIRIAN, KAB. LUMAJANG
119
LANGGENG
JAWA TIMUR
LUMAJANG
120
EDI SAMPURNA
JAWA TIMUR
BLITAR
121
SARI REJEKI
JAWA TIMUR
LUMAJANG
122
AWARA
JAWA TIMUR
BLITAR
DESA BULULAWANG,KEC. BAKUNG KAB.BLITAR
123
AGTIKA DWI SEJAHTERA
JAWA TIMUR
JEMBER
DESA PASEBAN, KEC. KENCONG, KAB. JEMBER
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
503/96/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
503/002/IUP/409. 304/IV/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
56
503/86/427.73/IP R/2011
OPERASI PRODUKSI
IPR
5
OPERASI PRODUKSI
IUP
6,97
OPERASI PRODUKSI
IUP
491,8
503/001/IUPPERUBAHAN/409 .304/I/2011 541.3/029/411/20 10
| 115
KODE WILAYAH
10.7.3 IUP Pasir Besi Kalimantan IUP Pasir Besi di pulau Kalimantan hanya terdapat di Pulau Pelapis di daerah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat dengan status kegiatan masih eksplorasi.
Gambar 10.20 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Pulau Kalmantan
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 116
Tabel 10.21 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Kalimantan N O 1
NAMA PERUSAHAA N BERKAT PAWAN REZEKI
PROVINSI KALIMANTA N BARAT
KABUPATEN KAYONG UTARA
LOKASI
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
PULAU PELAPIS, KEC. PULAU MAYA KARIMATA, KAB. KAYONG UTARA
281 TAHUN 2009
EKSPLORA SI
IUP
2000
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 117
KODE WILAYA H
10.7.4 IUP Pasir Besi Sulawesi IUP Pasir Besi di Pulau Sulawesi sebanyak 29 lokasi yang tersebar terutama di Provinsi Sulawesi Utara 20 lokasi, Provinsi Sulawesi Selatan 8 lokasi dan Provinsi Sulawesi Tenggara 1 lokasi.
Gambar 10.21 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Utara Daerah Pulau Sangihe dan Pulau Karakelong
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 118
Gambar 10.22 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Utara
Gambar 10.23 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Selatan
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 119
Gambar 10.24 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Tenggara
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 120
Tabel 10.22 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Sulawesi NO 1
NAMA PERUSAHAAN INDAH SARI
PROVINSI
KABUPATEN
SULAWESI UTARA SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW KEPULAUAN TALAUD
LOKASI LOLAK KEC. MELONGUANE, KAB. TALAUD, SULUT KEC. LOLAK, BOLAANG, BOLAANG TIMUR DAN POIGAR, KAB. BOLAANG MONGONDOW DESA PARET, KEC.KOTABUNAN, KAB. BOLAANG MONGONDOW TIMUR
2
ANUGRAH JAYA
3
HAMPARAN PASIR BESI
SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW
4
MEITHA PERKASA UTAMA
SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW TIMUR
5
ENPEKA TABUKAN FERRONUSA
SULAWESI UTARA
KEPULAUAN SANGIHE
KEC TABUKAN UTARA, KAB KEPULAUAN SANGIHE
6
MALTA
SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW
KEC. POIGAR
7
DUTAM MINERAL
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC.TENGA, MINBAHASA SELATAN
SULAWESI UTARA
KEPULAUAN TALAUD
KEC. TAMPAN DAN AMMA
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. SINONSAYANG, MINAHASA SELATAN
8
9
JAPALINDO NUANSA NUSANTARA NIKITA GEMILANG INTI TAMBANG
10
SATRIA BARA MAS
SULAWESI UTARA
MINAHASA TENGGARA
11
HARUM INDO MINERAL
SULAWESI UTARA
KEPULAUAN SANGIHE
12
ARMADA INTI
SULAWESI
MINAHASA
SK IUP 99 TAHUN 2011 37 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI EKSPLORA SI
48 TAHUN 2010
50 TAHUN 2010 127 TAHUN 2010 30 TAHUN 2012 831 TAHUN 2010 28 TAHUN 2010
DESA MINANGA, TUMBAK DAN BENTENAN, KEC. PUSOMAEN, KAB. MINAHASA TENGGARA DESA SIMUENG, KEC. TABUKAN SELATAN, KAB. KEPULAUAN SANGIHE
830 TAHUN 2010 25.E TAHUN 2010 105 TAHUN 2010
MOLINOW, KEC.TENGA
218
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
KEGIATAN
| 121
JENIS IZIN
LUAS
IUP
18
IUP
7357
OPERASI PRODUKSI
IUP
800
OPERASI PRODUKSI
IUP
500
EKSPLORA SI
IUP
2000
EKSPLORA SI
IUP
535,5
EKSPLORA SI
IUP
1626
EKSPLORA SI
IUP
7950
EKSPLORA SI
IUP
2000
EKSPLORA SI
IUP
1993
EKSPLORA SI
IUP
3000
OPERASI
IUP
199
KODE WILAYAH
95354
NO
NAMA PERUSAHAAN MALFUZHAT
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
UTARA
SELATAN
MINAHASA SELATAN
13
PRIMA BANGUN PERSADA NUSANTARA
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. TUMPAN, MINAHASA SELATAN
14
DELTA SARANA SENTOSA
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. AMURANG, MINAHASA SELATAN
15
INDAH SARI
SULAWESI UTARA
BOLAANG MONGONDOW TIMUR
SUKSES USAHA MANDIRI SINAR AMURANG ABADI
SULAWESI UTARA
KEPULAUAN TALAUD
DESA MOTONGKAD, KEC.NUANGAN, KAB.KEC. NUANGAN, BOLAANG MONGONDOW TIMUR KEC. MELONGUANE, BEO DAN ESSANG SELATAN
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. TENGA, MINAHASA SELATAN
18
SATRIA BARA MAS
SULAWESI UTARA
MINAHASA TENGGARA
19
PANTAS INDOMINING
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC. TENGA, MINAHASA SELATAN
20
ARMADA INTI MALFUZHAT
SULAWESI UTARA
MINAHASA SELATAN
KEC.TENGA, MINAHASA SELATAN
21
GOBISARI UTAMA
SULAWESI SELATAN
KEPULAUAN SELAYAR
22
INDO BANGUN MINERAL
SULAWESI SELATAN
TAKALAR
23
RANI AZNANDA PRATAMA
SULAWESI SELATAN
KEPULAUAN SELAYAR
16 17
DESA MAMINASA, KAB. KEP. SELAYAR, SULAWESI SELATAN KEC. MANGARABOMBANG, MAPPAKASUNGGU, SANROBONE, KAB. TAKALAR DESA DOLO, KEC. PASIMASUNGGU DAN PASIMASUNGGU, KAB.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP
KEGIATAN
TAHUN 2011 842 TAHUN 2010 846 TAHUN 2010
PRODUKSI
JENIS IZIN
LUAS
EKSPLORA SI
IUP
1423
EKSPLORA SI
IUP
1563
57 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
15,55
31 TAHUN 2010 172 TAHUN 2012 25.D TAHUN 2010 853 TAHUN 2010 856 TAHUN 2010
EKSPLORA SI
IUP
3750
OPERASI PRODUKSI
IUP
199
EKSPLORA SI
IUP
1212
EKSPLORA SI
IUP
1856
EKSPLORA SI
IUP
1800
425/X/TA HUN 2010
EKSPLORA SI
IUP
1000
EKSPLORA SI
IUP
4176
OPERASI PRODUKSI
IUP
415,3
174 TAHUN 2010 423 TAHUN 2009
| 122
KODE WILAYAH
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
KODE WILAYAH
KEPULAUAN SELAYAR 24 25
NIAGA MAJU PASIFIK NIAGA MAJU PASIFIK
26
MARGA WIJAYA
27
ANUGERAH MINERAL BARRU
28
29
GALENA SUMBER ENERGI SHANTUNG MINERAL RESOURCES
SULAWESI SELATAN SULAWESI SELATAN SULAWESI SELATAN
KEPULAUAN SELAYAR KEPULAUAN SELAYAR KEPULAUAN SELAYAR
KALAOTOA KEC PASILAMBENA KEC. BONTOSIKUYU KAB. SELAYAR
SULAWESI SELATAN
BARRU
DESA PANTAI, KEC. MALLUSETASI, KAB. BARRU
SULAWESI SELATAN
SINJAI
DESA PASIMARANNU & SINJAI KEC. SINJAI TIMUR
SULAWESI TENGGAR A
BOMBANA
KEC.KABAENA TENGAH
PASIMASUNGGU
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
239/I/TAH UN 2010 238/I/TAH UN 2010 441/XI/TA HUN 2010
EKSPLORA SI EKSPLORA SI OPERASI PRODUKSI
397 TAHUN 2010 401 TAHUN 2010 396 TAHUN 2010
| 123
IUP
13000
IUP
5600
IUP
301,18
EKSPLORA SI
IUP
500
OPERASI PRODUKSI
IUP
180
OPERASI PRODUKSI
IUP
695
KW 18/IUP/ EP-BR
10.7.5 IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. 8 IUP Pasir Besi berada di wilayah Provinsi NTB masuk ke dalam Kabupaten Bima, Dompu, dan Lombok Timur. 7 lokasi IUP Pasir Besi berada di wilayah Provinsi NTT meliputi Kabupaten Ende, Sikka dan Nagekeo
Gambar 10.25 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Nusa Tenggara Barat
Gambar 10.26 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Nusa Tenggara Timur
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 124
Tabel 10.23 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Kepulauan Nusa Tenggara NO
NAMA PERUSAHAAN
1
INDOMINING KARYA BUANA
2
JAGAD MAHESA KARYA
3
BIMA MINERAL INDONESIA
4
INDOMINING KARYA BUANA
5
TIMUR RAYA MAS
6
ANUGRAH MINERALINDO
7
TIMUR RAYA MAS
8
ANUGRAH MITRA GRAHA
9
KAPITALINDO MANAGEMENT
10
SKYLINE FLORES ADIJAYA
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR
KABUPATEN
JENIS IZIN
LOKASI
SK IUP
KEGIATAN
BIMA
DESA OI TUI DAN TAWALI, KEC. AMBALAWI, KAB. BIMA
188.45/354/004/2 010
OPERASI PRODUKSI
IUP
1500
BIMA
KEC. WERA DAN AMBALAWI, KAB. BIMA
188.45/191/01.16 /2012
OPERASI PRODUKSI
IUP
3772
DOMPU
KEC. PEKAT KAB. DOMPU
251 TAHUN 2011
EKSPLORA SI
IUP
6000
BIMA
DESA MAWU DAN NIPA, KEC. AMBALAWI, KAB. BIMA
188.45/355/004/2 010
OPERASI PRODUKSI
IUP
500
DOMPU
KEC. PEKAT KAB. DOMPU
547 TAHUN 2012
EKSPLORA SI
IUP
7378
DOMPU
KEC. PEKAT, KAB. DOMPU
330 TAHUN 2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
10010
DOMPU
DESA DOROPETI, KEC. PEKAT, DOMPU
190 TAHUN 2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
710
LOMBOK TIMUR
DESA DEDALPAK,KEC.PRINGGA BAYA,KAB LOMBOK TIMUR
3832.A/503/PPT. I/IV/2010
EKSPLORA SI
IUP
2,02
ENDE
KEC. NDONA, KAB. ENDE
PE.625/SEKRT.1 /E/XII/2009
OPERASI PRODUKSI
IUP
16,24
SIKKA
LAUT SAWU/LAUT SELATAN, KAB. SIKKA
184/HK/2010
EKSPLORA SI
IUP
10000
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 125
LUAS
KODE WILAYAH
DU2008_E L70_12
184/HK/2
NO 11
12
NAMA PERUSAHAAN UTAM SENTOSA ABADI FLOBAMORA ADHIYASA UTAMA REKA VENTURA
13
SKYLINE FLORES ADIJAYA
14
HIKMAH TAMA USAHA MANDIRI
15
RAHMAD RAYA
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR
KABUPATEN
LOKASI
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
NAGEKEO
KEC NANGARORO
44I/KEP/HK/2010
EKSPLORA SI
IUP
5512
NAGEKEO
KEC MAUPONGGO
44.H/KEP/HK/20 10
EKSPLORA SI
IUP
3860
ENDE
LAUT SAWU/LAUT SELATAN, KAB. ENDE
235 TAHUN 2009
EKSPLORA SI
IUP
10000
NAGEKEO
KEC MAUPONGGO
44.C/KEP/HK/20 10
EKSPLORA SI
IUP
6590
ENDE
KEC. ENDE UTARA, KAB. ENDE
PE.43/SEKRT.1/ E/II/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
5,73
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 126
KODE WILAYAH
07 DEDE
10.7.6 IUP Pasir Besi di Kepulauan Maluku Utara Jumlah IUP Pasir Besi yang berada di wilayah Maluku Utara berjumlah 27 IUP dengan tahapan kegiatan dari Eksplorasi sampai Operasi Produksi. IUP Pasir Besi di Maluku Utara umumnya menempati wilayah di pesisir pantai sebelah timur dari Pulau Halmahera, Pulau Morotai dan Pulau Obi.
Gambar 10.27 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Maluku Utara
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 127
Tabel 10.24 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Provinsi Maluku Utara NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
SK IUP
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
KODE WILAYAH
1
KARUNIA ARTA KAMILAN
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
DESA TOROWA, PANGEO, KEC. MOROTAI JAYA, KAB. PULAU MOROTAI
540/54B/ PM/2010
EKSPLORA SI
IUP
2750
2
INDONESIA BINA MINERAL
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
LOLODA UTARA, HALUT
540/197C /HU/2010
EKSPLORA SI
IUP
1587
3
DEFESNA UTAMA
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA ALAM KENANGA DSK, KEC. OBI BARAT, KAB. HALMAHERA SELATAN
149 TAHUN 2011
EKSPLORA SI
IUP
2062
KW.P.OBI. 149.13092 011.IUP.EK S
4
HALMAHERA SENTRA MINERAL
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
540/123/ HU/2011
OPERASI PRODUKSI
IUP
1500
HU11PPO0 9
5
INTIM JAYA KARYA
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
540/85/P M/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
123
10IUPPRO
6
PUTRA GAMALAMA MANDIRI
MALUKU UTARA
HALMAHERA TENGAH
540/KEP/ 172/2009
EKSPLORA SI
IUP
3816
7
INTIM RESOURCES
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
540/94.A/ HU/2010
EKSPLORA SI
IUP
858,19
8
SARANA EMAESA JAYA ABADI
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
35.A TAHUN 2010
EKSPLORA SI
IUP
5485
9
BELA SARANA PERMAI
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA WOI DSK, KEC. OBI TIMUR, KAB HALMAHERA SELATAN
EKSPLORA SI
IUP
4290
10
KARYA INTAN MAKSIMA
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
LOLODA UTARA, HALUT
EKSPLORA SI
IUP
2237
DESA PACAO, KAPA-KAPA, GISI, GALAO, KAILUPA, KEC. LOLADA UTARA, KAB. HALMAHERA TENGAH DESA TUTUHU, KEC. MOROTAI SELATAN BARAT, KAB. PULAU MOROTAI DESA NUSILIKO, TILOPE, SOSOWOMO. KEC WEDA, WEDA SELATAN. KAB HALMAHERA TENGAH DESA TOGASA, TUTUMALOLEO, SALIMULI, DODOWO, BOBISINGO, LALONGA, LIMAU, SIMAU, KEC. GALELA DAN GALELA UTARA, KAB. HALMAHERA UTARA DESA TANJUNG JERE & DESA MATUTING KECAMATAN GANE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
31.A TAHUN 2010 540/197D /HU/2010
| 128
HU10PPE2
KW.P.OBI
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI DESA TOROWA, PANGEO, KEC. MOROTAI JAYA, KAB. PULAU MOROTAI DESA KAILUPA, DORUME, NGAJAM, WORIMOI, DOITIA, KEC. LOLODA UTARA, KAB. HALMAHERA UTARA DESA LALUBI KECAMATAN GANE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
11
INTIM JAYA KARYA
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
12
ADDIS PRATAMA PERKASA
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
13
ALGIFARI WILDAN SEJAHTERA
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
14
HALIM PRATAMA
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA SUM DSK KEC. OBI TIMUR KAB HALMAHERA SELATAN
15
INDONESIA BINA MINERAL
MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA
KEC LOLODA UTARA, KAB HALMAHERA UTARA
16
ANIMUS DHARMA NUSANTARA
MALUKU UTARA
HALMAHERA TIMUR
MALUKU UTARA
TIDORE KEPULAUAN
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
MALUKU UTARA
HALMAHERA TENGAH
17
18
19
BERKAT ANUGRAH MAJU ABADI BERKAT ANUGERAH TAMA SEJATI ANUGERAH BERKAH SEMESTA
20
INTIM JAYA KARYA
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
21
INTIM JAYA KARYA
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
DESA WASILEO DAN TANJUNG LILI, KEC MABA TENGAH DAN MAA UTARA, KAB HALMAHERA TIMUR KEC. OBA UTARA DAN OBA TENGAH, KOTA TIDORE KEPULAUAN DESA BISUI, LUIN DSK. RANGARANGA, KAB HALMAHERA SELATAN DESA SIBENPOPO, KEC. PATANI BARAT, KAB. HALMAHERA TENGAH DESA KELO DAN DUSUN LELE KEC. OBI TIMUR KAB. HALMAHERA SELATAN DESA TAWAKALI DSK, KEC. MOROTAI UTARA, KAB. PULAU MOROTAI
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
JENIS IZIN
KEGIATAN
540/69/P M/2010
OPERASI PRODUKSI
IUP
186
10IUPPRO
540/95.B/ HU/2010
EKSPLORA SI
IUP
3054,0 2
HU09PPE3 1
EKSPLORA SI
IUP
3622
EKSPLORA SI
IUP
1548
EKSPLORA SI
IUP
399
EKSPLORA SI
IUP
11125
EKSPLORA SI
IUP
1468
EKSPLORA SI
IUP
21770
EKSPLORA SI
IUP
4523
EKSPLORA SI
IUP
1500
KW 0502 IUPEKS.IJK
OPERASI PRODUKSI
IUP
195
10IUPPRO. PM07
105 A TAHUN 2009 209 TAHUN 2009 540/197. E/HU/201 0 188.45/5 4085A/2010 7.2 TAHUN 2012 18.A TAHUN 2010 540/KEP/ 269.A/20 10 16 TAHUN 2010 540/86/P M/2010
| 129
LUAS
KODE WILAYAH
SK IUP
KW. P. O
P.GANE 1
NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
MALUKU UTARA MALUKU UTARA
HALMAHERA UTARA HALMAHERA UTARA
24
BERKAT ANUGERAH TAMA SEJATI
MALUKU UTARA
HALMAHERA SELATAN
DESA TANJUNG JERE, FIDA DSK, KAB HALMAHERA SELATAN
25
KARUNIA MITRA ABADI
MALUKU UTARA
HALMAHERA BARAT
KEC. LOLODA, KAB. HALMAHERA BARAT
26
HOBBY MINING
MALUKU UTARA
PULAU MOROTAI
KEC. MOROTAI UTARA, KAB. PULAI MOROTAI
27
DOMINIUM MINING
MALUKU UTARA
MOROTAI
KEC MOROTAI JAYA
22
AMO NGAJAMA
23
HOBBY MINING
LOLODA UTARA
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP
KEGIATAN
540/39/H U/2011 540/55/H U/2010 11.A TAHUN 2009 182 TAHUN 2011
OPERASI PRODUKSI EKSPLORA SI
JENIS IZIN
LUAS
KODE WILAYAH
IUP
1300
IUP
9694
540/55/H
EKSPLORA SI
IUP
12060
KW 0107
EKSPLORA SI
IUP
4000
82.01.02
540/94/P M/2011
EKSPLORA SI
IUP
4311
540/85A/ PM/2010
EKSPLORA SI
IUP
1000
| 130
07 EKS.PM/20 11 KW10IUPE KS.PM01
10.7.7 IUP Pasir Besi di Pulau Papua Lokasi IUP Pasir Besi di wilayah Papua berjumlah 3 IUP, 2 IUP di wilayah Provinsi Papua dan 1 IUP di wilayah Provinsi Papua Barat.
Gambar 10.28 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Papua Barat
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 131
Gambar 10.29 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Papua
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 132
Tabel 10.25 Tabel Lokasi IUP Pasir Besi di Pulau Papua NO
NAMA PERUSAHAAN
PROVINSI
KABUPATEN
LOKASI
1
SALAF MULIA
PAPUA
SARMI
DISTRIK PANTAI BARAT, SARMI
2
MEGA DAYA BUANA
PAPUA
WAROPEN
KAB. WAROPEN
3
MIOSSU INDAH ABADI
PAPUA BARAT
TAMBRAUW
DISTRIK SAUSAPOR DAN KWOOR, KAB. TAMBRAUW
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
SK IUP 49 TAHUN 2011 89 TAHUN 2010 56 TAHUN 2010
| 133
KEGIATAN
JENIS IZIN
LUAS
EKSPLORASI
IUP
3961
EKSPLORASI
IUP
2500 0
EKSPLORASI
IUP
6376, 6
KODE WILAYAH
D.U 002
PERISTILAHAN Absorbance (A) adalah nilai serapan atom atau molekul terhadap cahaya tunggal (monokhromatis). Aeromagnetic adalah survei sifat magnetik batuan dimana pengukurannya dilakukan di udara. Dalam metoda ini umumnya dilakukan dengan menggunakan pesawat udara. Analisis Ayak (Analisis Besar Butir) adalah pemilahan zat padat menurut ukurannya dng menggunakan pengayak Analisis Mineral Butir (grain counting) adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kadar dari suatu sampel (konsentrat mineral berat, sayatan poles, maupun sayatan tipis), dengan membandingkan antara persen volume suatu mineral tertentu terhadap mineral secara keseluruhan. Anomali adalah penyimpangan dr keseragaman sifat fisik, sering menjadi perhatian ekplorasi Aquades adalah air hasil destilasi/penyulingan. Back dunes adalah Sederetan gumuk pasir yang terletak di belakang front dune. Bailer adalah bagian dari bor tangan yang berfungsi untuk menangkap conto pasir. Ball Valve (Katup Bola) adalah katup berbentuk bola dalam bailer berfungsi sebagai alat penutup agar conto pasir tidak tumpah. Berat Ekivalen (BE) atau Berat Setara (BS) adalah berat atom atau berat molekul dibagi jumlah penambahan atau pengurangan elektron pada reaksi reduksi - oksidasi (redoks) atau berat atom atau berat molekul dibagi valensi (muatan/bilangan ion atom) pada reaksi bukan redoks. Besi Gumbal (Iron pig) adalah produk menengah hasil peleburan bijih besi yang di hasilkan oleh tanur tinggi. Bichromatometri adalah metoda analisis volumetri dengan menggunakan larutan peniter Kalium Bichromat (K2Cr2O7). Bor Tangan (Hand Auger) adalah alat bor yang umumnya dipakai untuk mengambil conto pasir sampai batuan dasar (yang umumnya sampai kedalaman ± 10 m). Bobot Isi (Specific Gavity) adalah rasio kepadatan zat untuk densitas dari suatu substansi. Cadangan Pasir Besi Terbukti (Proved Ore Reserves) adalah sumber daya terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang, semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis. Citra Satelit/ Landsat image adalah penggambaran bentuk rupa bumi oleh satelit. Data yang disajikan dalam bentuk format band interleaved by line (BIL) atau band interleaved by pixel (BIP). PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 134
Conto individu adalah conto pasir besi hasil pemboran yang diambil dari tiap interval kedalaman tertentu, biasanya tiap 1 atau 1,5 m. Conto komposit adalah conto pasir besi hasil pemboran yang diambil dari satu lubang bor. Conto Ruah (bulk sample) adalah Crude Sand yang diambil sebagai conto untuk analisis laboratorium. Coning and Quartering adalah proses pembagian percontoh yang homogen, menjadi empat bagian yang sama banyak kemudian diambil contoh yang posisinya berseberangan. Crude Sand adalah pasir besi di alam yang belum pernah mengalami benefisiasi. Degrasi adalah proses penghabluran endapan untuk menghindari feftisasi dalam penyaringan. Densitas (BV) adalah besaran yang dinyatakan dalam massa per volume. Derajat Kemagnetan (Magnetic degree/MD) adalah persentase jumlah mineral yang tertarik magnet terhadap crude sand dengan metode yang telah ditentukan. Deskripsi Megaskopis adalah proses pengidentifikasian percontoh secara visual tanpa menggunakan alat bantu atau dengan alat bantu sederhana. Deskripsi Mikroskopis adalah proses pengidentifikasian conto dengan menggunakan mikroskop. Duplo adalah proses pengerjaan analisis dua kali dari conto/standar yang sama Eksplorasi adalah penyelidikan dan penjajakan daerah yg diperkirakan mengandung mineral berharga dng jalan survei geologi, survei geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit dan mengetahui luas wilayahnya. Eksploitasi adalah pengusahaan; pendayagunaan. Feftisasi adalah terjadinya penerobosan endapan melaluikertas saring Flux adalah agen pembersih kimia atau agen pemurni. Fluks mungkin memiliki lebih dari satu fungsi, dapat digunakan saat metalurgi ekstraktif maupun panggabungan logam (metalurgi). Front dune adalah Gumuk pasir yang berdekatan dengan garis pantai. Geostatistik adalah metoda estimasi perhitungan sumber daya/cadangan endapan bahan galian dengan menggunakan komponen statistik. Gumuk Pasir (Sand Dunes) adalah longgokan pasir besi atau bukan pasir besi yang terletak searah dengan pantai dan memanjang, yang mempunyai ketinggian sampai dengan 15 meter. Gravimetri adalah metoda analisis untuk menentukan kadar suatu unsur berdasarkan penimbangan sebelum dan sesudah proses. Grek (Gram Ekivalen) adalah berat zat dalam gram dibagi BE.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 135
Groundmagnetic adalah survei sifat magnetik batuan dimana pengukurannya dilakukan dipermukaan tanah Hematit adalah bijih besi yg berwarna merah kehitam-hitaman; Fe2O3 Horison A adalah Lapisan pasir yang terdapat antara lapisan penutup dengan permukaan air tanah. Horison B adalah Lapisan pasir yang terdapat antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut. Horison C adalah Lapisan pasir yang terdapat antara permukaan air laut dengan batuan dasar. Ilmenit adalah mineral hitam, titanium oksida besi, FeTiO3, mengkristal dalam sistem heksagonal. Biasanya ditemukan pada batuan beku, metamorf, dan pasir hasil pelapukan batuan asal. Increment adalah sejumlah massa yang diambil dari conto endapan yang dihasilkan oleh pengambilan conto di lapangan. In situ adalah frase latin dalam bahasa inggris dapat di artikan “on site” atau “in position”. Yang berarti “lokal” atau “ditempatnya”. Isograde adalah garis kontur yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai MD yang sama. Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah izin yang diberikan untuk melaksanakan usaha pertambangan. Ivan (Sand Auger) adalah bagian alat bor yang digunakan untuk mengambil conto pasir di atas permukaan air tanah. Jaminan Mutu (Quality Assurance, QA) adalah seluruh perencanaan dan kegiatan sistematik yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memedai bahwa suatu barang atau jasa memenuhi persyaratan mutu. Kuarsa adalah penyusun utama dl pasir, batuan, dan berbagai mineral, bersifat lebih tembus cahaya ultra-ungu dp kaca biasa sehingga banyak digunakan dl alat optik; silika (SiO2) Konsentrat Pasir Besi adalah Crude Sand yang telah mengalami benefisiasi melalui proses antara lain dengan pemisahan secara magnetik. Laboratorium adalah suatu instansi/lembaga yang melaksanakan pengujian dan/atau kalibrasi. Larutan Conto Induk adalah larutan yang mengandung conto dengan berat tertentu dalam suatu volume tertentu dan dari larutan inilah ditetapkan beberapa unsur yang akan dianalisis. Larutan Pekat adalah larutan kimia konsentrasi tinggi dan murni. N (Normalitas) adalah gram ekivalen (grek) suatu zat dalam satu liter larutan. Neraca Sumber Daya merupakan alat evaluasi sumber daya mineral dan batubara, yang menyajikan informasi cadangan awal, perubahan atau pemanfaatan, dan tingkat kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sebagai faktor degradasi PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 136
lingkungan, termasuk pembiayaannya kedalam bentuk tabel maupun peta neraca sumber daya mineral dan batubara. Magnetit adalah bijih besi hitam yg mempunyai sifat magnet Magnetic separation adalah proses pemisahan material dengan memanfaatkan sifat kemagnetan mineral. Metoda Instrumen adalah metoda analisis dengan menggunakan instrument (seperti AAS, ICP, Spectrofotometer, XRD dan lain lain). Metoda Konvensional (Metoda gravimetri, volumetri, kolorimetri, dan turbidimetri) adalah cara analisis manual, yang dalam pengukurannya masih menggunakan kemampuan indera manusia. Metode Standar adalah metode yang dikembangkan oleh suatu organisasi atau kelompok dengan menggunakan studi banding. Metode ini dipublikasikan secara internasional maupun nasional dan disahkan oleh badan yang berwenang seperti ISO,ASTM, JIS, AS, AOAC, APHA, dll. Middling adalah pertengahan antara konsentrat dan tailing (metalurgi). Mineral adalah benda padat anorganik dan homogen yang terbentuk secara alamiah, mempunyai sifat – sifat fisik dan kimia tertentu, dapat berunsur tunggal atau berbentuk persenyawaan. Mineral ikutan (gangue minerals) adalah komponen mineral dr batuan yg terdapat dl jumlah kecil sehingga tidak diperhitungkan dl klasifikasi. Morfologi adalah struktur luar dr batu-batuan dl hubungan dengan perkembangan ciri topografis Pasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi (magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut Penampang Isograde adalah penampang zona pasir besi yang menggambarkan pola isograde secara vertikal baik dua maupun tiga dimensi. Penginderaan Jarak Jauh/Remote Sensing adalah metoda teknik pengumpulan data dan informasi permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan obyek. Obyek penelitian seolah-olah dipindahkan ke laboratorium untuk diteliti, dianalisis dengan proses digital image processing dan interpretasi visual. Pengujian adalah suatu kegiatan teknis terdiri dari penetapan karakteristik suatu bahan, zat atau produk tertentu berdasarkan metode tertentu.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 137
Pengendalian Mutu (Quality Control, QC) adalah suatu cara untuk mengetes kebenaran dari data yang dihasilkan oleh suatu laboratorium setelah dibandingkan dengan conto acuan standar (Standard Reference Material/SRM) yang dapat dipercaya. Pereduksi Conto (Increment box) adalah alat pereduksi conto di lapangan yang berupa bak terbuat dari kayu dengan ukuran lebar x panjang x tebal: 60 cm x 90 cm x 2 cm (J.I.S., 1965), untuk mendapatkan conto yang representatif. Persen (%) adalah satu bagian dalam seratus bagian. Peta Isograde adalah peta zona pasir besi yang menggambarkan pola isograde pasir besi suatu daerah. ppm (part per million) adalah satu bagian dalam satu juta bagian. Preparasi adalah rangkaian kegiatan mempersiapkan conto yang representatif sesuai dengan jumlah dan ukuran yang dikehendaki untuk dianalisis. Reduksi adalah pengurangan conto secara splitty atau kuartering. Repeatibility adalah proses pengulangan analisis minimal delapan kali yang merupakan rangkaian untuk mendapat nilai standar deviasi dan presisi. Riffle Splitter adalah alat pembagi conto terbuat dari baja anti karat dengan lebar chute 6 mm kemiringan 60°, panjang 12 cm, lebar 4,9 cm, tinggi 7,6 cm, tinggi kaki 16,5 cm, biasanya dipakai di laboratorium. Sendok Increment adalah sendok khusus berukuran 3 cm x 3 cm x 2 cm untuk mereduksi conto pasir dalam Increment box. Setifikat Hasil Analisis (Certificate of analysis) adalah dokumen yang menyajikan hasil dan informasi yang berkaitan dengan analisis/pengujian. Sistem Mutu adalah struktur organisasi, tanggung jawab, posedur, proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen atau pengelolaan mutu. Spektrofotometri adalah metoda analisis dengan menggunakan alat spektrofotometer. Splitter adalah alat pembagi perconto homogen yang terbuat dari baja anti karat, sehingga diperoleh conto lebih kecil (tereduksi) dari conto awal. Splitty adalah pengurangan conto dengan menggunakan riffle splitter. Sumber Daya Endapan Pasir Besi Hipotetik adalah sumber daya yang dihitung dengan interval bor > 1000 m. Sumber Daya Endapan Pasir Besi Tereka adalah sumber daya yang dihitung dengan interval bor 1000 m x 80 m. Sumber Daya Endapan Pasir Besi Tertunjuk adalah sumber daya yang dihitung dengan interval bor 400 m x 40 m.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 138
Sumber Daya Endapan Pasir Besi Terukur adalah sumber daya yang dihitung dengan interval bor 100 m x 20 m. Survei adalah teknik riset dengan memberi batas yg jelas atas data; penyelidikan; peninjauan Susceptibility meter adalah alat untuk mengukur derajat kemagnetan. SRM (Standar Raw Material) adalah suatu bahan yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi Internasional sebagai pembanding yang mempunyai satu atau lebih sifatnya telah diberi sertifikat atau dokumen lain yang diterbitkan oleh Badan sertifikasi tersebut. Stoichiometry adalah cara perhitungan berdasarkan faktor unsur kimia. Tailing adalah bahan yang tertinggal setelah pemisahan fraksi bernilai bijih besi. Tambang terbuka (Surface Mining) adalah cara penambangan yang kegiatannya berhubungan langsung dengan alam terbuka atau di atas permukaan. Tanur Tinggi (furnaces blast) adalah perapian yg bentuknya tinggi (untuk membakar batu kapur, bijih besi, dsb) Titanomagnetit adalah salah satu mineral dari kelompok oksida, merupakan magnetit dengan inklusi dari hasil peluruhan ulvospinel (Fe2TiO4) dan ilmenit. Topografi adalah keadaan muka bumi pd suatu kawasan atau daerah Transmitance (T) adalah nilai sisa serapan atom atau molekul terhadap cahaya tunggal (monokhromatis). Uji Banding (Validasi) adalah pengelolaan unjuk kerja danevaluasi pengujian atas bahan yang sama oleh dua atau lebih laboratorium yang berbeda sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Uji Profisiensi adalah suatu cara untuk mengetahui kinerja/unjuk kerja laboratorium penguji dengan cara uji banding antar laboratorium Undak adalah sebarang permukaan panjang, smpit, aga rata sedikit melandai, biasanya tak sebarapa luas dibanding luas dataran, di batasi pada satu sisinya oleh lereng naik yang curam, dan disisi laon oleh lereng menurun yang lebih curam. ~pantai yang terbentuk di pantai. Volumetri atau Titrimetri adalah metoda analisis untuk menentukan kadar suatu unsur berdasarkan pengukuran volume tertentu dari larutan conto dan volume tertentu dan larutan peniter yang telah diketahui konsentrasinya.
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 139
DAFTAR PUSTAKA ASTM, 1998 E 1081 – 95a Standard Test Method for Determination of Total Iron in Iron Ores and Related Materials by Silver Reduction1 Dichromate Titration ASTM, 1998 E 507 – 98 Standard Test Method for Aluminium in Iron Ores by AAS ASTM, 1998 E 508 – 98 Standard Test Method for Calsium and Magnesium in Iron Ores by AAS ASTM,1998,E 247 – 96 Standar Test Method for Determination of Silica in Mangan Ore, Iron Ores and related Materials by Gravimetry Austin, GT. 1985. Shreve’s Chemical Process Industries, Fifth Edition, McGraw-Hill Book Co., New York Hartati, R.D. 2000. Prosedur Analisis Geokimia dan Logam. DSM, Bandung. Hillebrand, Lundell Bright and Hoffman, 1980. Applied Inorganic analysis, Second Edition, R.E.Kriger Publishing Company, Huntington, New York. Hutamadi, R., dan Agung, LN., 2012. Pengenalan Sistem Penambangan dan Estimasi Cadangan Secara Konvensional. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. ISO 2597 – 1973 (E) Iron Ores Determination of Iron Content – Volumetric Method . Macdonald, E.H., 1983. Alluvial Mining. Chapman and Hall, New York. Purbo, M.M., dan Hadiwidjoyo. 2013. Kamus Geologi dan Ranah Rinangkun. Badan Geologi, Bandung. SNI 13-3496-1994 tentang Cara Preparasi Contoh Bahan Galian Secara Umum untuk Analisis Kimia dan Uji Sifat Fisika di Laboratorium. SNI 13-6606-2001 tentang Tata Cara Umum Penyusunan Laporan Eksplorasi Bahan Galian. Soepriadi, Nadhira Seraphine, dan Dyah Manis Novihapsari. 2013. Potensi Endapan Pasir Besi di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Buletin Sumber Daya Geologi Volume 8 Nomor I. Bandung Tim Penyusun, 2005, Konsep Pedoman Teknis Metoda Preparasi dan Analisis Mineral Butir, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung. Tim Penyusun, 2005, Konsep Pedoman Teknis Eksplorasi Pasir Besi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung. http://australiantailings.com/Announce_4.html http://dc426.4shared.com/doc/o1jpo31K/preview.html http://en.wikipedia.org/wiki/Blast_furnace http://en.wikipedia.org/wiki/Hydraulic-mining http://en.wikipedia.org/wiki/Ironsand PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 140
http://en.wikipedia.org/wiki/Mineral_processing http://industri.bisnis.com/read/20140208 /44/201979/ http://kbbi.web.id/ http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2012/0900598/besi.htm http://qzyongsheng.en.alibaba.com/product http://www.andyyahya.com/2013/07/share-analisis-mineral-butirderajat.html http://www.amex.net.au/projects/ironsand-a-product-in-demand http://www.hukumpertambangan.com/izin-usaha-pertambangan/ http://www.miningandmetallurgy.com/DredgingPump http://www.mineraltechnologies.com/gravity-separation-technolog http://www.museumca.org/goldrush/ fever19-hy.html http://www.pam-group.com/en/en.prmprocess.htm http://www.teara.govt.nz/en/graph/5892/chemical-composition-of-ironsands http://www.tekmira.esdm.go.id/data/PasirBesi/ulasan.asp?xdir=PasirBesi&c ommId=26&comm=Pasir%20Besi http://www.tenovagroup.com/pdf/brochure/17-Processing%20Iron%20Ore http://www.tradeindia.com/selloffer
PASIR BESI DI INDONESIA G e o l o g i , E k s p l o r as i d a n P e m a n f a at a n n y a
| 141