Johnson Dan Pender [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI PRODI KEPERAWATAN SRATA 1 ANALISIS TEORI KEPERAWATAN MENURUT PENDER DAN JOHNSON SERTA KONSEP PENGKAJIAN SESUAI TEORI



Disusun Oleh : DWI CHRISMON PETTER (01.2.16.00535) ENDRO NOPFANTIYANTO AKAS (01.2.16.00537) ELISABET RETNO DWI SEJATI (01.2.16.00536) YESIMA AGUNG PASKAWATI (01.2.16.00570)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2016/2017



i



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena-Nyakamidapat menyelesaikan makalah “falsafah teori keperawatan menurut Pender dan Johnson”. Selain sebagai tugas, makalah yang kami buat ini bertujuan member informasi kepada para pembaca. Banyak sekali hambatan dalam menyusun makalah ini oleh karena itu selesainy makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis, banyak pihak yang medukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapakan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih baik lagi.



Kediri, 13 September 2016



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i KATA PENGANTAR………………………………………………………. ..ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………..iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Masalah………………………………………..........1



1.2



Tujuan…………………………………………………...................….1



1.3



Manfaat………………………………………………...............…….. 1



BAB 2 KONSEP TEORI 2.1 Konsep teori Nolla J. Pender………………………………………….10 2.2 Konsep Teori Johnson...............................................................................6 2.3 Pengkajian Keperawatan............................................................................1 BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Temuan Jurnal (hasil penelitian terkait aplikasi teori) 3.2 Analisa berdasarkan literatur dan jurnal terkait (membahas keterkaitan teori atau kesenjangan antara temuan jurnal dengan teori) BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran Daftar Pustaka iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



LATAR BELAKANG Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu



bentuk



pelayanan



professional



yang



di



dasarkan



pada



ilmu



kepereawata.pada dasar perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia,kedepan di harapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan mayarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.pelaksanan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmia melalui proses keperawatan. Teori keperawatan di gunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan di gunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. 1.2



TUJUAN 



Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori keperawatan dari pender dan jhonson.







Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi teori keperawatan pender dan johnson.



1.3



MANFAAT Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui konsep-konsep keperawatan.



iv



BAB II KONSEP TEORI `



2.1



Teori Menurut Nolla J. PendeR 1.



Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model) Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan



interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. HPM lahir dari penelitian tentang 7 faktor persepsi kognitif dan 5 faktor modifikasi tingkah laku yang mempengaruhi dan meramalkan tentang perilaku kesehatan. Model ini menggabungkan dua teori yaitu dari teori Nilai Pengharapan (Expectancy-Value) dan Teori Pembelajaran sosial (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik. Adapun secara singkat elemen dari teori ini adalah sebagai berikut: 1. Teori Pengharapan Nilai (Expectancy-Value)Beberapa konsep dari tujuan pengarahan perilaku, termasuk teori kognitif sosial didasarkan pada model nilai pengharapan motivasi manusia yang diuraikan oleh Feather. Menurut teori nilai pengharapan, perilaku sehat adalah rasional dan ekonomis. Secara spesifik seseorang akan bertindak dan akan tetap mempertahankan dengan cara; 1) Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal yg positif, 2) Peningkatkan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang diinginkan. Individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya.



Individu tidak akan



melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut dicapainya.



2.



Asumsi dari Model Promosi Kesehatan (HPM) 1.



Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di mana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.



2. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya. v



3.



Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.



4.



Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.



5.



Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosiaL kompleks, berinteraksi dengan lingkungan secara terus menerus



6.



Profesional interpersonal



kesehatan yang



merupakan



berpengaruh



bagian



terhadap



dari



manusia



lingkungan sepanjang



hidupnya. 7.



Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.



3. Proposisi Model Promosi Kesehatan 1.



Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.



2.



Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.



3.



Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.



4. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku. 5.



Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.



6.



Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat menambah hasil positif.



7.



Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan vi



perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak. 8.



Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.



9.



Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.



10. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan. 11. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. 12. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia. 13. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang diharapkan.



4.



Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)



vii



Terdapat beberapa variabel HPM, yaitu: 1) Sikap yang berhubungan dengan aktivitas, 2) Komitmen pada rencana tindakan dan 3) Adanya kebutuhan yang mendesak. Penjelasan tentang variable dari HPM dapat diuraikan di bawah ini. 1.



Sikap yang berhubungan dengan aktifitas a.



Karakteristik individu dan pengalaman individu Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan



pengalaman yang dapat mempengaruhi tindakannya. Karakteristik individu atau aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel sebagai variable karena lebih relevan pada perilaku kesehatan utama atau sasran populasi utama 1.



Perilaku sebelumnya



2.



Faktor personal 1) Biologi- usia, body mass indeks, status pubertas, status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, ketangkasan atau kesimbangan 2) Psikologi- self esteem, motivasi diri dan status kesehatan 3) Sosiokultural- suku, etnis, akulturasi, pendidikan dan status sosio ekonomi



b.



Kognitif behaviour spesifik dan sikap 1.



Manfaat tindakan Manfaat tindakan secara langsung memotivasi



perilaku



dan



tidak



langsung



mendetermin



rencana



kegitanan untuk mencapai manfaat sebagai hasil. Manfaat tadi menjadi gambaran mental positif atau reinforcement positif bagi perilaku. Menurut teori nilai ekspentansi motivasi penting untuk mewujudkan hasil seseorang dari pengalaman dahulu melaui pelajaran observasi dari orang lain



dalam



perilaku.



Individu



cenderung



untuk



menghabiskan waktu dan hartanya dalam beraktifitas untuk viii



mendapat hasil yang potsitif. Keuntungan dari penampilan perilaku bisa intrinsik atau ekstrinsik. 2.



Hambatan tindakan Misalnya: ketidaksediaan, tidak cukup, mahal, sukar



atau waktu yang terpakai dari suatu kegiatan utama. Rintangan sering dipandang sebagai blok rintangan dan biaya yang dipakai. Hilangnya kepuasan dari perilaku tidak sehat seperti merokok, makan tinggi lemak juga disebut rintangan.



Biasanya



muncul



motif-motif



yang



dihindari/dibatasi dalam hubungan dengan perilaku yang diambil.



Rintangan



adalah



sikap



yang



langsung



menghalangi kegiatan melalui pengurangan komitmen rencana kegiatan. c.



Sikap Yang Berhubungan dengan Aktivitas 1) Emosi yang timbul pada kegiatan itu 2) Tindakan diri 3)



d.



Lingkungan di mana kegiatan itu berlangsung



Pengaruh interpersonal Pengaruh interpersonal adalah kognisi tentang perilaku, kepercayaan atau sikap orang lain. Sumber utama interpersonal



adalah



keluarga



9familiy



at



sibling0



peer/kelompok dan pemberi pengaruh pelayanan kesehatan. Pengaruh interpersonal terdiri dari norma (harapan orang lain), social support (instrumental dan dorongan emosional) dan model (belajar dari pengalaman orang lain. e.



Pengaruh situasional Persepsi personal dan kognisi dari situasi dapat memfasilitasi atau menghalangi perilaku misalnya pilihan yang tersedia, karakteristik deman dan ciri-ciri lingkungan estetik seperti situasi/lingkungan yang cocok, aman, tentram dari pada yang tidak aman dan terancam. Situasi ix



dapat



mempengaruhi



perilaku



dengan



mengubah



lingkungan misalnya ‘no smoking”. Pengaruh situasional dapat menjadi kunci untuk pengembangan strategi efektif yang baru untuk memfasilitasi dan mempertahankan perilaku promosi kesehatan dalam populasi.



2.



Komitmen rencana tindakan Proses kognitif yang mendasari 1.



Komitmen untuk melaksanakan tindakan a. spesifik sesuai waktu dan tempat dengan orang-orang tertentu atau sendiri dengan mengabaikan persaingan



2.



Identifikasi strategi tertentu untuk mendapatkan, malaksanakan atau penguatan terhadap perilaku. Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan yang sukses. Misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama di mana satu kelompok komit dengan pengertian bahwa kelompok lain memberi nyata reward atau penguatan jika komitmen itu didukung.



3. Kebutuhan Yang Mendesak Kebutuhan



mendesak



(pilihan



menjadi



perilaku alternatif yang mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan yang mungkin dilakukan segera sebelum kejadian terjadi



(suatu



rencana



perilaku



promosi



kesehatan). Perilaku alternatif ini menjadikan individu x



dalam



kontrol



rendah



karena



lingkungan tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab merawat keluarga.. Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative dengan penguatan di mana individu mempunyai level control



yang



tinggi.



Misalnya



memilih



makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena pilihan rasa, bau/selera. Permintaan yang mendesak dibedakan dari hambatan di mana individu seharusnya melaksanakan suatu alternatif



perilaku



berdasarkan



permintaan



eksternal yang tidak disangka atau hasil yang tidak sesuai.



5.



Hasil perilaku Perilaku promosi kesehatan adalah tindakan akhir atau hasil tindakan. Perilaku



ini akhirnya secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil kesehatan positif untuk klien. Perilaku promosi kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya hidup sehat yang menyerap pada semua aspek kehidupan seharusnya mengakibatkan peningkatan kesehatan, peningkatan kemampuan fungsional dan kualitas hidup yang lebih baik pada semua tingkat perkembangan.



Analisis Teori Health Promotion Models



Pada tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konsepsual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan-tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan mendesak perlunya pencegahan penyakit. Model promosi xi



kesehatan pertama kali dimuat tahun 1975 dan mengalami revisi pada tahun 1987 di edisi buku edisi kedua. Edisi III tahun 1996 memuat revisi terakhir tentang model promosi kesehatan dan di presentasikan. 1.



Kemampuan



teori



menghubungkan



konsep



dalam



melihat



fenomena Nola J. Pender mengembangkan Health Promotion Model untuk mendemontrasikan hubungan antara manusia dengan lingkungan pisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai Pengharapan dan Teori Pembelajaran Sosial dalam perspekstif keperawatan manusia dilihat dari fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa sakit membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku promosi kesehatan adalah ekonomis. Pada beberapa bagian teorinya memiliki kesamaan pola pandang dengan teori lain seperti memandang bahwa fokus dari perawatan adalah individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.



2. Tingkat Generalisasi Teori Teori dan model yang dikemukan oleh Pender adalah berfokus pada upaya promosi kesehatan dan prevensi penyakit. Sehingga teori bersifat spesifik dan sederhana, namun demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling berhubungan. Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh-contoh yang berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian, sehingga dapat digeneralisasi dan konsep-konsep yang dikemukakan dalam teori dapat diaplikasikan.



3. Tingkat Kelogisan Teori Teori ini cukup logis untuk dipahami karena memberi pemahaman yang luas dan komprehensif tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada klien. Pandangan tentang aspek promotif adalah lebih xii



murah daripada aspek kuratif dan rehabilitatif sangat logis dan telah diterima masyarakat.



4. Testabilitas teori Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China dan Taiwan untuk mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara mereka. Selama perkembangan teori banyak studi yang behubungan dengan pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai dasar riset.



5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge Riset yang berhubungan dengan Helath Promotion Model memberikan kontribusi secara umum bagi pengembangan body of knowledge dari ilmu keperawatan. Pergeseran paradigma dari kuratif – rehabilitatif kea rah promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu kepedulian terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki system kesehatan secara integral.



6. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam fokus promosi kesehatan akan sangat terbuka. Bagi Pender adalah sesuatu yang sangat menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan untuk mengubah perilaku kuratif dan rehabilitatif ke arah perilaku promotif dan rehabilitatif. Pender menekankan practical nurse dapat memainkan suatu peran yang sangat penting dalam partnership antar ilmuan dan konsumen



xiii



serta praktisi untuk mengembangkan strategi kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi



7.



Konsistensi Teori Teori Pender consisten dengan semua teori yang memandang



pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah sesuatu yang logis dan ekonomis. Teori ini telah mengalami 3 kali revisi namun focus teori ini tetap pada aspek promotif. 2.2 Konsep Utama TeoriDorthy E. Johnson (Definisi – definisi) Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan ‘’behavioral sistem theory’’. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsif terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama. Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan , ” A system is a whole that functions as a whole by virtue of the interpedence of it’s part.” (system merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan chin yakni tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu , manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka. C.



System Perilaku (Behavioral System). Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan



maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan xiv



terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan situasi dengan lingkunganya.



D.



Subsistem Karena behavioral sistem memiliki banyak tugas untuk dikerjakan,



bagian-bagian system berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan “sistem kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu. system yang dijelaskan tampak ada cross-culturally dan di kontrol oleh faktor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh elemen yang diidentifikasi adalah affiliative, dependency, ingestive, eliminative, sexual, achievement dan aggressive. 1. Subsistem Pencapaian (Achievement), merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui ketrampilan yang kreatif 2. Subsistem Perhubungan (afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingkungan yang adekuat. 3. Subsistem Penyerangan (agresi), Koping terhadap ancaman di lingkungan. 4. Subsistem Ketergantungan (Dependency), sistem perilaku dalam mengadaptasikan bantuan,kedamaian, keamanan serta kepercayaan.



5. Subsistem Eliminasi, Hal-hal yang berhubungan dengan pembuangan zat-zat yang tidakdibutuhkan oleh tubuh secara biologis. `



6.



Subsistem Ingesti, Hal-hal yang berhubungan dengan pola makan



7.Subsistem Seksualitas, pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai E.



Model Konsep Dan Teori Keperawatan Johnson xv



Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Lingkungan



termasuk



masyarakat



adalah



sistem



eksternal



yang



berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Sebagai suatu system , didalamnya terdapat komponen sub system yang membentuk system tersebut, diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut Johnson adalah : 1.



Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku.



2.



Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan yang kreatif.



3.



Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan berbagai ancaman yang ada di lingkungan.



4.



Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan



banyaknya zat yang tidak di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu subsistem tingkah laku. 5.



Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling



mencintai dan dicintai. 6.



Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan



dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian



dalam



kehidupan



social,



keamanan,



dan



kelangsungan hidup. 7.



Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem



perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Berdasarkan sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi xvi



permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut. Dibawah ini dijelaskan kerangka kerja model konseptual menurut Dorothy Johnson “ Model Perilaku, yaitu : 1.



Tujuan perawatan yaitu tercapainya keseimbangan perilaku dan stabil dinamis.



2.



Klien merupakan mahhluk yang mempunyai perilaku yang terdiri 8 subsistem



3.



Peran perawat mengatur dan mengawasi stabilitas perilaku dan keseimbangan



4.



Penyebab kesulitan klien adalah stress psikis dan fisik.



5.



Fokus intervesi yaitu : mekanisme pengaturan dan kewajiban hidup



6.



Pola intervensi memberikan kemudahan, mencegah, mempertahankan, klien dalam menghadapi stress fungsi dan fisik



7. F.



Konsekuensi tindakan keperawatan



Asumsi-Asumsi 1.



Perawatan (nursing) Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan



eksternal untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stres dengan memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan system dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan control. Aktivitas perawatan tadak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.



2.



Orang (person) Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan



pola, pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang xvii



menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang membutuhkan beberapa



aturan



dan



pengaturan



untuk



menjaga



keseimbangan.



pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.



3.



Kesehatan(health) Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit



dipahami(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis, psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person bukanya penyakit. Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan subsistem -subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan structural atau fungsional cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.



4.



Lingkungan Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang



bukan bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap factor lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang xviii



kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya system membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.



G.



Hubungan



Antara



Model



Konseptual



Keperawatan



dan



Proseskeperawatan Model Konseptual Keperawatan adalah suatu abstraksi yang dioperasikan dengan menggunakan proses keperawatan yang mencakup :



1. Pengkajian Pengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang langsung berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu klien. Misalnya teori Henderson, klien dipandang memiliki 14 kebutuhan dasar, maka data yang dikumpulkan juga tentang 14 kebutuhan dasar tersebut. 2. Diagnosa Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial



ditulis sebagai suatu diagnosa keperawatan yang



disesuaikan dengan model keperawatan yang digunakan. 3. Perencanaan Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan model konseptual



xix



BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN



4.1 Kesimpulan Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasardalam menyusun suatu model konsep dalam menentukan model praktek keperawatan.ada beberapa yang mempengaruhi teori keperawatanyaitu, filosofinightingale, kebudayaan, pendidikan, dan ilmu keperawatan.



4.2 Saran Dalam penyusunan makalah ini sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal tiga literatur untuk menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu ditambahkan lagi buku-buku kesehatan lainnya yang belum tersedia di perpustakaan untuk menunjang penyelesaian tugas mahasiswa.



xx



DAFTAR PUSTAKA 1. http://Teori Keperawatan_ Abdellah Elisasiregar’s Blog.mht/ 2. http://Teori Keperawatan_Ida Orlando Elisasiregar’s Blog.mht 3. http://Teori Keperawatan Myra Levine Elisasiregar’s Blog.mht 4. http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon Elisasiregar’s Blog.mht 5. http://Konsep & Metode keperawatan (ed.2)-Google Buku.mth 6. http://Ilmu Keperawatan _ JOYCE TRAVELBEE.mth 7. http://Teori Keperawatan humanistik_Paterson and Zderad Elisasiregar’s Blog.mht 8. http://ilnas_ makalahteori lydia E.Hall.mth



xxi



xxii



xxiii



xxiv



xxv



xxvi



xxvii



xxviii



xxix



xxx



xxxi



xxxii



xxxiii



xxxiv