Tugas Lengkap Nola J Pender [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I DATA BIOGRAFI ( Foto teory, latar belakang, dari lahir, tutup usia, penghargaan2).



BAB II BAGAN TEORI (SKEMA TEORI)



BAB III APLIKASI KONSEP MODEL DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN



BAB IV APLIKASI KASUS SESUAI BERDASARKAN TEORI KONSEP



A. Gambaran Kasus Ny.T tinggal bersama bersama suami dan anaknya dan seorang cucu disebuah rumah kontrakan diperkampungan padat. Ny.T sakit Hipertensi sudah 5 tahun. Ny.T mengeluh sakit kepala, kaku dibagian tengkuk, cepat lelah. Ny.T belum berobat ke fasilitas kesehatan. Hanya minum obat diwarung jika sakit kepalanya kambuh, karena Puskemas jauh dari tempat tinggalnya. Ny.T tidak pantang terhadap makanan termasuk tidak mengurangi konsumsi garam, masih sering makan makanan berlemak dan bersantan, dan masih sering minum kopi Ny.T jarang berolahraga. B. Pengkajian Kasus Berdasarkan Model Promosi Kesehatan, perawat harus melakukan pengkajian komprehensif agar dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat adalah : Nama



: Ny.T



Umur



: 51 Tahun



Agama



: Islam



Pendidikan



: SD



Pekerjaan



: Swasta



Suku / bangsa



: Jawa / Indonesia



Hari/Tanggal



: Kamis, 3 Oktober 2019



Waktu



: 10.00 WITA



Data Dasar Pengkajian Pender 1. Karakteristik dan Pengalaman Individu tentang hipertensi pada keluarga dan klien hipertensi. a. Perilaku Sebelumnya



1) Kebiasaan individu Setiap hari klien beraktifitas dirumah yaitu dengan berjualan makanan, jika terlalu capek klien sering mengeluh pusing, makanan yang di konsumsi setiap hari sering asin dan bersantan, klien juga mempunyai kebiasaan minum kopi. 2) Hambatan dari perilaku yang pernah dilakukan Anggota keluarga yang lain menjadi hambatan, karena semua kegiatan berjualan di lakukan sendiri, klien hidup serumah dengan ketiga anaknya dan satu orang cucu. 3) Manfaat dari perilaku yang telah dilakukan Produktif, bisa menghasilkan namun perilaku diatas malah memicu meningkatnya tekanan darah Ny.T. 4) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga Pusing, pegal linu, batuk, dan pilek. 5) Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan Jika sakit klien jarang berobat ke tenaga kesehatan atau ke puskesmas karena jauh dari tempat tinngalnya. 6) Upaya yang pernah di lakukan ketika keluarga sakit hipertensi Istirahat, keluarga hanya beli obat warung untuk mengobati sakit kepalanya. b. Faktor Personal 1) Faktor biologis Pengkajian Umur



Tn.J 56 th



Ny.T 51 th



Ny.S 31th



An.W 10 th



Penyakit Imunisasi



Pegal linu -



Hipertensi -



BatukPilek



-



-



-



2) Faktor psikologi a) Status kesehatan Ny.T mengatakan pusing berkurang, tekanan darah sudah tidak tinggi dari pada kemarin, TD:160/100 mmHg, N:82x/mnt. b) Motivasi Semua keluarga memberikan dukungan terhadap kesehatan Ny.T. c) Harapan diri dan keluarga tentang kesehatan (Hipertensi) Keluarga dan Ny.T berharap mendapatkan obat untuk mengatasi sakit hipertensinya dan rasa pusing tidak muncul lagi. 3) Faktor sosial budaya a) Pendidikan



: SD



b) Status ekonomi (Penghasilan per bulan): ± Rp.750.000



2. Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap a. Manfaat/harapan dari tindakan : setelah diberikan promosi kesehatan, keluarga diharapkan mampu merubah prilaku yang tidak sehat dan dapat mengendalikan hipertensi pada anggota keluarganya. b. Hambatan 1) Ny.T sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan sering mimum kopi dan makanan asin. 2) Ketidak tersediaan sarana prasarana: tempat tinggal Ny.T jauh denga sarana prasarana pelayanan kesehatan. c. Kemajuan diri Motivasi untuk berperilaku hidup sehat 1) Wujud dari perilaku: Ny.T sudah berusaha mengurangi kebiasaan minum kopi dan makanan yang dapat memicu tekanan darah tinggi, jika capek dan



butuh istirahat klien menutup warung beberapa hari sampai merasa pusingnya hilang. 2) Pengalaman: Setelah memperhatikan saran dari tenaga kesehatan tekanan darah dan nyeri kepala sudah mendingan/menurun. 3) Ajakan Tenaga kesehatan menyarankan agar membiasakan pola hidup sehat. 4) Kondisi psikologi (kecemasan) Pasien bingung dengan keadaan yang di alami sekarang dan tidak begitu paham dengan hipertensi. d. Sikap yang berhubungan dengan aktifitas Reaksi emosional terhadap perilaku yang telah dilakukan. apakah mempertahankan, menghindar, merubah. Karena ada keingina untuk hidup sehat setelah klien berusaha berubah supaya Hipertensi dapat dihindari dan tidak sampai menyebabkan komplikasi. e. Pengaruh situasional Keadaan lingkungan sekitar 1) Keadaan lingkungan rumah Keadaan rumah terang ventilasi cukup, tidak tertata rapi, mempunyai jamban, lantai dari tegel, kalau memasak masih menggunakan kayu bakar. 2) Sanitasi Tidak ada pembuangan limbah, sampah langsung di bakar 3) Komunitas (tetangga) Keluarga



dan



tetangga



berperan



aktif



dalam



berhubungan/berinteraksi dengan klien. f. Pengaruh interpersonal 1) Dukungan sosial Dari segi keluarga dan tetangga berperan baik dalam menciptakan hidup sehat.



2) Role model Tidak ada panutan dari lingkungan dalam mencegah penyakitnya. 3) Kebudayaan (nilai kepercayaan yang dianut) Klien dan keluarga menganut Agama Islam. Klien jarang melaksanakan shalat 5 waktu.



C. Diagnosa Keperawatan 1. Masalah karakteristik dan pengalaman individual a. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit hipertensi. b. Gangguan perfusi jaraingan cerebral berhubungan dengan tidak adekuatnya oksigenasi ke otak. c. Risiko terjadi komplikasi berhubungan dengan inefektif regimen terapeutik. 2. Masalah perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu a. Penerimaan terhadap dampak penyakitnya. b. Memulai perubahan perilaku yang mendukung pola hidup sehat. c. Mengenali saling ketergantungan antar anggota keluarga. 3. Masalah hasil perilaku a. Memulai mengatur pola makan yang dapat menurunkan tekanan darah. b. Persiapan mulai memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi hipertensi.



D. Intervensi 1. Masalah karakteristik dan pengalaman individual a. Untuk mengatasiKoping individu tidak efektif dapat dibuat rencana keperawatan sebagai berikut : 1) Beri penjelasn kepada keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit hipertensi. 2) Diskusikan tentang akibat bila hipertensi tidak diobati.



3) Ajarkan kepada keluarga cara perawatan dan pencegahan hipertensi. 4) Motivasi Ny.T untuk segera berobat tuk mengatasi hipertensi b. Untuk mengatasi masalah gangguan perfusi jaringan cerebral rencana tindakan yang dapat direncanakan adalah : 1) Anjurkan Ny.T untuk berolah raga secara teratur 2) Anjurkan Ny.T untuk melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur minimal satu bulan sekali 3) Anjurkan Ny.T untuk mengurangi makanan berlemak dan mengurangi konsumsi garam 4) Anjurkan kepada Ny.T untuk minum obat hipertensi secara teratur. c. Untuk mengatasi masalah risiko Komplikasi rencana keperawatan yang dapat dilakukan adalah : Anjurka kpd Ny.T untuk melakukan tindakan pencegahan supaya tidak terjadi komplikasi, seperti berobat secara teratur,menghindari stress. Mengurangi konsumsi garam dan berlemak . 2. Perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu a. Beri penjelasan kepada Ny,T tentang dampak penyakit Hipertensi dengan jelas supaya klien dapat menerima penyakit dan dampaknya. b. Motivasi klien untuk memulai menjalankan pola hidup yang sehat agar penyakit hipertensi yang di derita klien dapat teratasi. c. Memotivasi ke semua anggota keluarga untuk saling mendukung Ny.T dalam mengatasi masalah hypertensinya. ketergantungan antar anggota



keluarga



dapat



ditingkatkan



dengan



memberikan



reinforcemet saat anggota keluarga saling mendukung ssat Ny,T melaksanakan perawatan hipertensinya. 3. Hasil perilaku a. Memulai persiapan lingkungan bagi pengobatan hipertensi dapat ditingkatkan melalui pemberian informasi tentang perawatan



hipertensi memberikan reinforcement terhadap persiapan yang telah dilakukan. b. Persiapan mulai memanfaatkan Fasilitas kesehatan denganmenjelaskan manfaat fasilitas kesehatan dan jenis jenis fasilitas kesehatan yang bisa didatangi untuk mandapatkan bantuan kesehatan.



E. Implementasi Dari perencanaan yang telah dibuat untuk mengatasi masalah hipertensi pada kasus maka implementasi yan sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut : No. Dx



Waktu



I



3 – 10 – 2019



IMPLEMENTASI 1. Memberkan penjelasan kepada keluarga tentang pengertian,penyebab,tanda dan gejala penyakit hipertensi. 2. Mendiskusikan tentang akibat bila hipertensi tidak diobati 3. Mengajarkan kepada keluarga cara perawatan dan pencegahan hipertensi 4. Memotivasi Ny.T untuk segera berobat tuk mengatasi hipertensi. 5. Memberikan penjelasan kepada Ny,T tentang dampak penyakit Hipertensi dengan jelas supaya klien dapat menerima penyakit dan dampaknya. 6. Motivasi klien untuk memulai menjalankan pola hidup yang sehat agar penyakit hipertensi yang di derita klien dapat teratasi.



II



3 – 10 – 2019



1. Menganjurkan Ny.T untuk berolah raga secara teratur. 2. Menganjurkan



Ny.T



untuk



melakukan



pengukuran tekanan darah secara teratur minimal satu bulan sekali. 3. Menganjurkam



Ny.T



untuk



mengurangi



makanan berlemak dan mengurangi konsumsi garam. 4. Menganjurkan kepada Ny.T untuk minum obat hipertensi secara teratur. III



3 – 10 – 2019



1. Menganjurkan kpd Ny.T untuk melakukan tindakan pencegahan supaya tidak terjadi komplikasi seperti berobat secara teratur,menghindari stress. Mengurangi konsumsi garam dan berlemak . 2. Memotivasi klien untuk memulai menjalankan pola hidup yang sehat agar penyakit hipertensi yang di derita klien dapat teratasi. 3. Memulai persiapan lingkungan bagi pengobatan hipertensi dapat ditingkatkan melalui pemberian informasi tentang perawatan hipertensi memberikan reinforcement terhadap persiapan. 4. Menjanjurkan Ny.T mulai memanfaatkan Fasilitas kesehatan dengan menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan dan jenis jenis fasilitas kesehatan yang bisa didatangi untuk mandapatkan bantuan kesehatan..



F. Evaluasi Setelah pelaksanaan rencana tindakan maka untuk mengetahui tujuan tercapai No. Dx



Waktu



EVALUASI



I



4 – 10 – 2019



S : Klien mengatakan sudah memahami tentang penyakit hipertensi yang telah dijelaskan. O : Klien tampak senang A : Tujuan tercapai P : Tindakan Keperawatan dihentikan



II



4 – 10 – 2019



S : Ny.T mengatakan akan melaksanan apa yang sudah dianjurkan oleh perawat, dan Klien mengatakan sakit kepalanya sudah hilang. O : Tekanan darah Ny.T mulai menurun TD : 140/80 mmHg A : Tujuan tercapai P : Tindakan keperawatan dihentikan



III



4 – 10 – 2019



S : Klien mengatakan mau melakasankan tindakan Pencegahan dan mau berobat ke puskesmas. O : Klien tampak bersemanagat untuk melakukan perawatan hipertensinya. A : Tujuan Tercapai P : Tindakan keperwatan di hentikan



BAB V ANALISIS TEORI DENGAN KASUS



A. Kelebihan Teori Dalam teori Nola J Pender diuraikan definisi konsep menjelaskan kejelasan dan mengarahkan pengertian fenomena perilaku kesehatan yang kompleks, diagram visual diilustrasikan dengan hubungan yang jelas sehingga kelebihan pada teori pender jika digunakan dalam proses asuhan keperawatan kesehatan komunitas adalah pengkajian dilakukan secara menyeluruh meliputi: 1. Pengkajian karakteristik dan pengalaman individual yang meliputi pengkajian perilaku sebelumnya dan pengkajian faktor personal. Dari hasil pengkajian ini akan didapatkan hasil pengalaman pengalaman yang berhubungan dengan penyakit yang dialami klien secara lengkap, hal ini sangat bermanfaat untuk perawat sebagai data penunjang dalam menentukan diagnosa keperawatan. 2. Pengkajian perilaku spesifik, pengetahuan dan sikap individu yang meliputi persepsi tentang manfaat tindakan, persepsi tentang hambatan tindakan, persepsi tentang kemampuan diri, aktivitas yang berhubungan dengan sikap, pengaruh interpersonal dan pengaruh situasional. Pengaruh interpersonal meliputi norma, dukungan sosial dan role model. Pengaruh interpersonal terutama berasal dari keluarga,kelompok dan tenaga kesehatan. Dari hasil pengajian aspek ini akan menambah kelengkapan data yang sangat bermanfaat bagi perawatan dalam melakukan analisa data sebelum menentukan diagnosa keperawatan . 3. Pengkajian mengenai hasil perilaku yang meliputi komitmen terhadap rencana tindakan, tuntutan yang mendesak dan adanya pilihan-pilihan yang lebih baik serta perilaku promosi kesehatan. Dengan pengkajian yang spesifik dan meyeluruh dapat mempermudah perawat dalam menentukan intervensi yang tepat dan perawat lebih memahami setiap individu dengan lebih mendalam. Dalam menentukan diagnosa juga berdasarkan masalah karakteristik dan pengalaman individual, masalah perilaku spesifik,



pengetahuan dan sikap individu,masalah hasil perilaku. Sehingga intervensi dan implementasi bisa dilakukan secara tepat.



B. Kelemahan Teori Disamping mempunyai kelebihan, teori Pender mempunyai kelemahan diantaranya : 1. Kerangka konsep telah dibuat dengan menampilkan semua konsep tetapi keterkaitan antar konsep terbatas. 2. Pengkajian yang spesifik dan menyeluruh membutuhkan waktu yang relative lama, sehingga pengkajian dengan menggunakan teori pender ini tidak bisa dikukan dalam waktu yang singkat. Sebelum melakukan pengkajian secara langsung perawat harus betul-betul memahami makna dari aspek-aspek pengkajian yang dimaksud Pender, karena ada saling keterkaitan antar aspek pengkajian .



BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dengan perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan preventif Nolla. J Pender telah menghasilkan sebuah karya fenomenal tentang “Health Promotion Model” atau model promosi kesehatan. Dimana model tersebut menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu hal yang logis dan ekonomis. Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun kebijakan public yang sehat. Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam komunitas, linkungan dan masyarakat dimana mereka perlu hidup. Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik.



B. Rekomendasi 1. Mahasiswa Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan usaha yang sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan data untuk dapat menyelesaikan makalah ini. 2. Pendidikan Pada



Prodi



Keperawatan,



khususnya



perpustakaan,



agar



dapat



menyediakan buku-buku yang sudah mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga buku tersebut bukan saja sebagai sumber ilmu



tetapi dapat dijadikan sumber referensi untuk materi makalah. Khususnya untuk makalah-makalah yang akan dijadikan makalah selanjutnya. 3. Perawat Sebagai pelaku kesehatan dan penyuluh kesehatan diharapkan dapat memberikan contoh dalam melakukan perubahan perikaku sehat untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dalam Promosi Kesehtan sangat diperlukan peran perawat dan dapat diterapkan pada seluruh subjek keperawatan individu, keluarga, kelompok maupun komunitas.



DAFTAR PUSTAKA https://www.scribd.com/document/368535066/Teori-Nols-J-Pender http://nursediana14.blogspot.com/2017/02/falsafah-dan-teori-keperawatan.html