5 0 124 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DI PUSKESMAS BERDASARKAN FORMAT PENGKAJIAN NOLA J. PENDER
A. Data Pasien Tanggal kunjungan : 1 Juli 2018 Nama anak : An. T Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 4 tahun 10 bulan BB/TB : 13,2 Kg/90 cm Suhu : 37,10C Kunjungan :1 Tanyakan “anak ibu sakit apa ?” : Ibu mengatakan anaknya diare sejak kemarin. Diagnosa medis / Klasifikasi (sesuai MTBS) : Diare tanpa dehidrasi. B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu 1. Riwayat kelahiran a. Prenatal 1) Kebiasaan selama hamil : ibu an. T mengatakan saat dirinya hamil tidak memiliki kebiasaan khusus. 2) Pemeriksaan kehamilan : ibu an.T mengatakan memeriksakan kehamilannya ke puskesmas sebanyak 2x dan ke bidan sebanyak 4x selama hamil. b. Intranatal 1) Jenis persalinan : an. T lahir dengan jenis persalinan normal ditolong oleh bidan di puskesmas rawat inap. 2) Komplikasi persalinan : ibu an. T mengatakan tidak ada masalah
saat proses perdalinan maupun setelah persalinan. c. Post natal 1) BB lahir : 2900 gra, 2) PB lahir : 49 cm 3) Riwayat kuning : tidak pernah 4) Skor APGAR : ibu an. T mengatakan anaknya segera menangis saat lahir. 2. Riwayat alergi Ibu klien mengatakan bahwa anaknya tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan. 3. Riwayat imunisasi ____ ____ ____ BCG Hep BO HB-1 ____ DPT-1
____ DPT-2
____ DPT-2
____ HB-2
____ HB-3
____ DPT-3
____ Campak
____ Polio 1
____ Polio 2
____ Polio 3
____ Polio 4
Imunisasi yang diberikan hari ini : Tidak ada 4. Pemberian vitamin A : ibu an. T mengatakan anaknya mendapatkan kapsul vitamin A sebanyak 2x setahun. C. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda vital a. Tekanan darah : ………………mmHg b. Denyut nadi : 124.x / menit c. Suhu : 37,10C d. Pernapasan : 26 x/ menit, 2. Keadaan umum An. T tampak lemas, kesadaran compos mentis, an. T masih kooperatif saat diajak berbicara. 3. Kepala Bentuk kepala normocephal, warna rambut hitam dengan distribusi merata, rambut tidak mudah dicabut, tidak ada lesi di kulit kepala. Bentuk mata normal, konjungtiva ananemis, sclera anikterik, pupil isokor. Bentuk hidung simetris, tidak ada pengeluaran secret, fungsi penciuman klien normal. Bentuk mulut klien simetris, jumlah gigi 20 buah, ada yang berlubang pada gigi geraham kanan bawah, tidak ada lesi pada mukosa mulut. Telinga klien simetris, fungsi pendengaran normal, tidak ada pengeluaran secret, terdapat sedikit serumen berwatna kecoklatan, daun telinga klien tampak sedikit kotor. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe maupun peningkatan vena jugularis pada leher, klien tidak mengalami kesulitan menelan, tidak ada peradangan pada tenggorokan. 4. Thorak Bentuk dada simetris, RR 26 x/menit, tidak ada nyeri tekan pada thorax, perkusi sonor, suara nafas vesikuler, air entry dikedua paru terdengar sama. HR 124 x/menit, suara jantung I/II, irama regular, CRT < 3 detik, tidak ada clubbing finger. 5. Abdomen Bentuk abdomen simetris, bising usus terdengar meningkat, 22 x/menit. An. T mengatakan perutnya sakit, ibu an. T mengatakan anaknya diare sejak kemarin, tidak ada hepatomegali dan splenomegali. 6. Integument
Warna kulit coklat, kulit teraba hangat turgor kurang elastic, tidak ada lesi, nyeri tekan maupun edema. 7. Musculoskeletal Klien mampu menggerakkan semua anggota badan dan ekstremitas tanpa ada hambatan. 8. Genitalia dan eliminasi
Klien berjenis kelamin laki-laki, ibu klien mengatakan tidak ada masalah pada daerah genitalia klien dan klien dapat BAB/BAK dengan normal. ibu klien mengatakan anaknya sudah diare sejak kemarin, konsistensi feces cair, masih berampas, BAB sudah lebih dari 8x. 9. Urinaria Vesika urinaria kosong, tidak ada nyeri tekan, ibu klien mengatakan warna urin kuning jernih, berbau khas. D. Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model) 1. Hubungan dengan perilaku sebelumnya Ibu klien mengatakan anaknya susah makan nasi, namun anaknya sangat menyukai makanan yang dijual di sekitaran rumahnya. 2. Faktor pribadi a. Biologis : An. T berusia 4 tahun 10 bulan, mengeluhkan sakit perut b. Psikologis : An. T terlihat lemas, selalu ingin didampingi oleh ibunya. c. Sosial budaya : Menurut ibu tidak ada budaya khusus dalam merawat anaknya. 3. Keuntungan dari tindakan yang dirasakan : Ibu klien merasa dengan mengurangi mengkonsumsi jajanan disekitar rumah akan menjaga kesehatan anaknya. 4. Penghambat untuk bertindak yang dirasakan : Ibu mengatakan kalau anaknya suka bandel kalau dilarang, dan ketika bermain dengan temantemannya suka jajan sembarangan. 5. Kemajuan diri yang dirasakan : Ibu mengatakan dengan pola hidup yang sehat anak akan lebih jarang sakit. 6. Tindakan terkait yang mempengaruhi : Tindakan seperti pendidikan kesehatan terkait masalah diare pada anak akan memandirikan ibu dalam menangani dan mencegah diare pada anak. 7. Pengaruh hubungan interpersonal : An. T mengatakan suka jajan dengan teman-temannya jika saat bermain, seperti membeli es, goreng-gorengan 8. Pengaruh situasional : Ibu mengatakan An. T suka mengikuti kegiatan teman-temannya. E. Masalah Keperawata 1. Nyeri (akut) abdomen 2. Resiko defisit volume cairan tubuh
3. Kurang pengetahuan keluarga
F. No 1.
Rencana Asuhan Keperawatan Dx. Kep dan data Nyeri (akut) b.d peningkatan peristaltic
Tujuan Intervensi Setelah dilakukan NIC: Pain management
usus
asuhan keperawatan, 1. Kaji
DS :
nyeri akan berkurang
-
Klien mengatakan perutnya sakit Ibu klien mengatakan anaknya
-
diare sejak kemarin Ibu klien mengatakan anaknya BAB sebanyak 8x
DO : -
Klien tampak lemas Klien memegangi perutnya Bising usus 22 x/menit
Rasional
karakteristik
nyeri 1. Untuk mengetahui daerah
secara komprehensif.
nyeri, kualitas nyeri yang dirasakan, faktor pencetus, berat dan ringannya nyeri yang dirasakan.
2. Gunakan
komunikasi 2. Untuk mengalihkan perhatian
terapeutik untuk menggali pengalaman
klien
klien dari rasa nyeri
tentang
nyeri yang dirasakan. 3. Observasi respon non verbal 3. Untuk mengetahui skala nyeri klien. 4. Ajarkan
klien dari wajahnya tentang
pengontrolan
nyeri
teknik 4. Agar pasien mampu non
farmakologis (nafas dalam).
menggunakan teknik nonfarmakologi dalam memanagemen nyeri yang dirasakan.
5.
Evaluasi
ketidakefektifan 5. Obat analgesik mampu
pengobatan
yang
pernah
mengurangi rasa nyeri klien
dilakukan terhadap nyeri 6. Gunakan
2.
Resiko
defisit
volume
cairan
b.d
Setelah
untuk
manajemen
nyeri:
penggunaan analgesic dilakukan NIC
asuhan keperawatan, Fluid management
tubuh
volume cairan klien dalam batas normal.
-
Ibu klien mengatakan anaknya
-
diare sejak kemarin Ibu klien mengatakan anaknya
mengetahui
umum klien. 2. Untuk keseimbangan
kondisi
mengetahui intake
3. Tawarkan makanan ringan (jus buah, buah segar) untuk
Turgor kurang elastic Klien masih kooperatif saat diajak
bicara - Feces cair, masih berampas - Bising usus 22x/menit Kurang pengetahuan b.d kurangnya
2. Monitor masukan makanan
1. Untuk
dan
output makanan/cairan klien. 3. Untuk intake makanan klien.
DO : -
1. Monitor vital sign.
atau cairan.
sudah BB sebanyak 8x
3.
multidisipliner
hilangnya cairan dan elektrolit dalam DS :
pendekatan
anak usia bermain. 4. Kolaborasikan pemberian cairan infus. Setelah
dilakukan NIC
4. Untuk intake cairan klien.
informasi tentang pola hidup sehat untuk
asuhan keperawatan, Teaching:Disease proses
anak
pengetahuan
DS :
keluarga
-
Ibu klien mengatakan anaknya susah
makan
anaknya
nasi,
sangat
namun menyukai
makanan yang dijual di sekitaran -
-
rumahnya. An. T mengatakan suka jajan
mengenai
1. Jelaskan terjadinya penyakit klien
mengurangi kekhawatiran
penyakit
klien bertambah
1. Meningkatkan dan keluarga
2. Review pengetahuan yang telah diberikan sebelumnya
2. Mengevaluasi apakah penjelasan sebelumnya sudah dipahami keluarga
3. Jelaskan tanda dan gejala
3. Memberikan pengetahuan
dengan teman-temannya jika saat
yang mungkin muncul pada
baru pada keluarga, dan
bermain,
penyakit tersebut
menunjukkan tanda yang
seperti
membeli
es,
goreng-gorengan. Ibu mengatakan kalau anaknya
harus diwaspadai
suka bandel kalau dilarang, dan ketika bermain dengan temantemannya sembarangan. DO : -
suka
jajan
4. Mengidentifikasi faktor penyebab 5. Diskusikan perubahan gaya hidup untuk mengontrol
4. Mengetahui penyebab munculnya masalah 5. Menurunkan kemungkinan perparahan penyakit
proses penyakit 6. Diskusikan terapi yang akan diterapkan pada pasien
6. Mengenalkan keluarga dengan terapi yang bisa diberikan
7. Jelaskan kemungkinan
7. Meningkatkan kewaspadaan
komplikasi yang dapat
sehingga komplikasi tidak
muncul
perlu muncul
8. Beri reinforcement positif
8. Meningkatkan keinginan belajar keluarga
G. Implementasi dan Evaluasi No. 1.
Implementasi
Paraf
Dx: Nyeri
Evaluasi S : Pasien mengatakan bahwa
1. Kaji karakteristik nyeri secara
nyerinya sudah berkurang.
komprehensif
O : Pasien tampak lemah
Hasil:
A : Masalah keperawatan teratasi
P = Nyeri bertambah parah saat bergerak
sebagian P : Lanjutkan intervensi
Q = Nyeri seperti ditusuk-tusuk R = Tidak menyebar ke organ tubuh yang lain S = skala 4 T = hilang timbul 2. Observasi respon non verbal klien Hasil: Pasien tampak lemah 3.
Ajarkan pengontrolan
tentang
teknik
nyeri
non
farmakologis (nafas dalam). Hasil: Klien mampu melakukan nafas dalam 2. 3.
Dx: Kurang pengetahuan 1. Menjelaskan terjadinya penyakit Hasil: Keluarga pasien
S: Keluarga klien mengatakan bahwa dirinya lebih mengerti setelah mendapat penjelasan dari perawat
mendengarkan 2. Menanyakan kembali pengetahuan yang telah diberikan sebelumnya Hasil: Keluarga mampu mengulang penjelasan yang diberikan 3. Menjelaskan tanda dan gejala yng mungkin muncul pada penyakit Hasil: keluarga klien
O: Dapat menyebutkan tanda
gejala diare Mampu menjelaskan sedikit
terkait penyakit yang dialami klien A: Masalah keperawatan teratasi P: Hentikan intervensi
mendengarkan 4. Memberi reinforcement positif Hasil: keluarga klien terlihat lega dan menyatakan peningkatan pemahamannya