Juknis Ftbi-2022 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA



BALAI BAHASA PROVINSI JAWA BARAT



A. Tujuan 1.



Menyukseskan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2022 sebagai bagian utama dari Program Merdeka Belajar Episode ke-17. 2. Memperkuat sikap (karakter), memperluas pengetahuan (wawasan), serta melatih dan mengembangkan sikap positif siswa SD dan SMP terhadap bahasa daerah melalui kegiatan pasanggiri (perlombaan) bahasa, sastra dan seni Sunda. 3. Melihat sekaligus bentuk evaluasi terhadap hasil pembelajaran Bahasa dan sastra Sunda pada jenjang SD dan SMP. 4. Sebagai bentuk evaluasi dari program Revitalisasi Bahasa Daerah bagi penutur muda yang diinisiasi oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat. 5. Terpeliharanya bahasa, sastra, aksara dan seni Sunda pada bidang pendidikan, khususnya pada jenjang satuan pendidikan.



2



B. Indikator Keberhasilan 1.



Adanya perwakilan peserta pasanggiri dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat; 2. Terpilihnya juara 1, juara 2, juara 3, harapan 1, harapan 2, dan harapan 3 kategori putra putri untuk setiap materi pasanggiri; 3. Terlaksananya kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu bagi siswa SD dan SMP tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2022, dan; 4. Terjalinnya kemitraan antara Balai Bahasa Jawa Barat dengan unsur perguruan tinggi negeri/ swasta (akademisi), organisasi kesundaan/ sanggar kesenian (praktisi) dan sekolah (guru/siswa), serta masyarakat pada umumnya.



C. Materi Lomba FTBI 2022 Kode



3



Nama (Sunda)



Nama (Indonesia)



Jenjang



01



Ngadongéng



Mendongeng



SD dan SMP



02



Biantara



Pidato



SD dan SMP



03



Maca Sajak



Membaca sajak



SD dan SMP



04



Nembang Pupuh



Tembang tradisi



SD dan SMP



05



Maca jeung Nulis Aksara Sunda



Membaca dan menulis aksara daerah



SD dan SMP



06



Ngarang Carita Pondok



Menulis cerita pendek (cerpen)



SD dan SMP



07



Ngabodor Sorangan



Komedi tunggal (stand up comedy)



SD dan SMP



D. Ketentuan Umum 1.



2.



3.



4.



5.



6.



4



Kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah tahun 2022 merupakan bagian utama dari Program Merdeka Belajar Episode ke-17 tentang Revitalisasi Bahasa Daerah yang telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tanggal 22 Februari 2022. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tanggung jawab pembinaan, pengembangan, pelindungan bahasa daerah berada pada pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Penyusunan rencana kegiatan anggaran program sosialisasi, seleksi, pendampingan, pemantauan, evaluasi, dan pembinaan kegiatan revitalisasi bahasa daerah melalui APBD dan sumber lain yang tidak mengikat. Anggaran yang harus ditanggung oleh pemerintah kabupaten/kota ketika mengirimkan kontingen ke tingkat provinsi meliputi konsumsi, akomodasi, uang saku, dan transportasi peserta dan pembimbing. Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat akan menanggung biaya penyelenggaraan FTBI 2022 di tingkat provinsi, piala, sertifikat penghargaan, dan hadiah/uang pembinaan untuk para pemenang. Dalam proses penyelenggaraan program revitalisasi bahasa daerah, pemerintah daerah kabupaten/kota wajib berkoordinasi dan memberdayakan masyarakat pendidikan di daerahnya masing-masing, terutama kepala sekolah, pengawas sekolah, KKG SD, serta MGMP Bahasa Daerah SMP.



7.



Pemerintah daerah kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan harus mengirimkan perwakilan pengawas, KKG, dan MGMP bahasa daerah yang sesuai kriteria untuk menjadi diseminator di wilayahnya masingmasing melalui serangkaian kegiatan diseminasi yang akan diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat. 8. Festival Tunas Bahasa Ibu 2022 tingkat provinsi akan diselenggarakan pada bulan November 2022, dan pemerintah kabupaten/kota harus sudah menyelenggarakan seleksi di tingkat kabupaten/kota paling lambat bulan Oktober 2022. 9. Kabupaten/kota wajib mengirimkan para pemenang putra-putri hasil seleksi dari tujuh (7) mata lomba dengan dilengkapi piagam kejuaraan yang akan dijadikan syarat keikutsertaan di tingkat provinsi. Ketujuh mata lomba itu adalah: 1) ngadongéng (bercerita); 2) biantara (berpidato); 3) maca sajak (membaca puisi); 4) nembang pupuh (melantunkan pupuh); 5) maca jeung nulis aksara Sunda (membaca dan menulis aksara Sunda); 6 ngarang carita pondok (mengarang cerita pendek); serta 7) borangan atau ngabodor sorangan (komedi tunggal/stand up comedy). 10. Dinas pendidikan kabupaten/kota agar berperan aktif melibatkan pimpinan daerah (bupati/wali kota) untuk mendukung program revitalisasi bahasa daerah di wilayahnya masing-masing. 11. Pemerintah kabupaten/kota diimbau memberikan apresiasi yang layak kepada para pemenang di tingkat provinsi dalam bentuk pemberian beasiswa dan lainlain.



5



E. Ketentuan Lomba 1. 2.



3.



4. 5. 6. 7.



6



Kegiatan lomba dilakukan secara luring. Setiap kabupaten/kota mengirimkan perwakilan siswa peserta lomba yang terdiri atas satu orang putra serta satu orang putri dari jenjang SD dan satu orang putra serta satu orang putri dari jenjang SMP. Ketika tampil/mengikuti perlombaan peserta tidak boleh memperkenalkan diri, menyebutkan asal kabupaten/kota, atau menuliskan identitas, kecuali nomor peserta. Setiap peserta dari satu mata lomba tidak boleh mengikuti mata lomba lainnya. Peserta lomba mengenakan pakaian seragam PSHS atau batik sekolah/kontingen, kecuali untuk lomba nembang pupuh dan lomba borangan. Saat tampil/mengikuti lomba peserta tidak menggunakan pelantang (pengeras suara) kecuali lomba nembang pupuh dan borangan. Untuk lomba yang memerlukan durasi waktu panitia akan menyediakan alat penanda waktu (misalnya lampu).



01 a) b)



c)



d)



e) f) g) h)



LOMBA NGADONGÉNG



Konsep yang digunakan dalam pasanggiri ngadongéng adalah niténan nu ngadongéng ‘menyimak pendongeng’ dan ngadéngékeun nu ngadongéng ‘mendengarkan pendongeng’. Materi dongeng yang dilombakan bebas berdasarkan hasil musyawarah di daerah masing-masing. Materi dongeng yang dipilih harus memperhatikan konvensi cerita dongeng, yaitu: 1. Jenjang SD: sasakala (legenda). 2. Jenjang SMP: fabel, parabel, mite, atau carita babad (sage). Selama tampil, peserta lomba ngadongéng harus tetap berdiri di tempat yang disediakan oleh panitia. Peserta hanya mengandalkan kekuatan vokal dan ekspresi, dan tidak diperkenankan membawa atau menggunakan properti apapun. Jika dalam materi dongeng yang dipilih terdapat bagian yang harus dinyanyikan, peserta harus menyanyikan bagian tersebut dan akan menjadi bagian dari penilaian dewan juri (girang pangajén). Durasi waktu ngadongéng adalah 5—7 menit. Jika ada peserta yang belum selesai pada waktu yang telah ditentukan, dewan juri berhak menghentikan penampilan peserta (teknisnya diatur oleh panitia). Aspek penilaian lomba mendongeng secara umum meliputi hal-hal sebagai berikut: No



Aspek Penilaian



Indikator



Bobot (%)



Pilihan kata (diksi) Gaya bahasa (rakitan basa) Kepaduan alur cerita dongeng Intonasi (lentong) dan pelafalan



40%



1



Aspek Bahasa



   



2



Pemahaman Isi



 Penguasaan isi dongeng  Penghayatan dan penjiwaan



35%



3



Aspek Penampilan (Ekspresi)



 Mimik dan gerak (gestur)  Gaya bercerita dan teknik vokal



25% 100%



7



02



LOMBA BIANTARA



Dalam sebuah lomba berpidato, tentunya ada rambu-rambu atau ketentuan yang harus diikuti oleh peserta lomba. Ketentuan itu dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut: a) Saat lomba berlangsung, peserta tidak diperbolehkan membawa atau membaca naskah. b) Durasi waktu pidato (biantara) antara 5–7 menit dan jika ada peserta yang belum selesai pada waktu yang telah ditentukan maka dewan juri berhak menghentikan penampilan peserta. c) Setiap peserta menyerahkan naskah biantara masing-masing sebanyak empat rangkap untuk diserahkan kepada panitia (satu rangkap) dan dewan juri (tiga rangkap). Pada naskah biantara tidak disebutkan nama dan asal kabupaten/kota, cukup disebutkan nomor peserta saja. d) Setiap peserta lomba berdiri di tempat yang telah disediakan panitia. e) Peserta lomba biantara tidak meniru/mencontoh gaya Pildacil. f) Isi biantara berkaitan dengan tema “Ngamumulé Basa Sunda”. g) Aspek penilaian secara umum, meliputi beberapa hal berikut: No



Aspek Penilaian



Indikator Pilihan kata (diksi) Gaya bahasa (rakitan basa) Tata krama bahasa (undak-usuk basa) Intonasi (lentong) dan pelafalan



Bobot (%)



Aspek Bahasa



   



2



Pemahaman Isi



 Kesesuaian topik/tema dengan isi  Substansi isi, aktualitas ide, dan keaslian gagasan  Penguasaan dan pemahaman isi  Organisasi dan sistematika penyampaian isi



30%



3



Aspek Penampilan (Ekspresi)



 Mimik dan gerak (gestur)  Gaya bercerita dan teknik vokal



40%



1



30%



100%



8



03 a) b) c) d) e) f)



LOMBA MACA SAJAK



Peserta mengenakan pakaian sekolah masing-masing jenjang (SD atau SMP). Peserta tidak diperkenankan menggunakan perlengkapan/aksesoris atau properti apa pun kecuali naskah/teks sajak. Peserta tidak diperkenankan diiringi oleh musik. Peserta harus menyebutkan dengan jelas judul sajak yang dibaca serta nama pengarangnya. Peserta hanya mendapatkan satu kesempatan tampil di tempat yang telah ditentukan oleh panitia. Peserta wajib membacakan satu sajak yang disediakan oleh panitia: SD



(1) “Indung jeung Anak” Karya Sayudi; (2) “Katiga” karya Yayat Héndayana; (3) “Bumi Garing” karya Hadi AKS; (4) “Éta Saha” karya Nala Apsari



SMP



(1) "Meri" karya Apip Mustopa; (2) "Handapeun Langit Kota" karya Hadi AKS; (3) "Katiga Asa ku Lila" karya Dédy Windyagiri; (4) "Leuweung" karya Surachman RM * Teks sajak di atas dapat dilihat pada lampiran petunjuk teknis ini.



g)



Aspek penilaian secara umum meliputi beberapa indikator berikut ini. No



Aspek Penilaian



Indikator



Bobot (%)



1



Tafsir



Pemahaman isi



25%



2



Vokal



 Artikulasi  Dinamika  Tempo



25%



3



Penghayatan



Ketepatan struktur emosi



25%



4



Penampilan



 Penguasaan panggung  Kesatuan mimik (gestur)



25% 100%



9



04 a) b) c)



d)



e) f)



g) h)



LOMBA NEMBANG PUPUH



Pupuh yang dilombakan adalah pupuh buhun versi Mang Koko yang dibawakan (ditembangkeun) oleh seorang peserta. Setiap peserta hanya memilih satu pupuh yang disediakan oleh panitia sesuai dengan setiap jenjang. Peserta membawakan pupuh merdika dua rambahan (dua kali pengulangan) dan sekar tandak dua rambahan (dua kali pengulangan). Rumpaka lagu pokok pupuh yang berirama merdika menggunakan guguritan yang ditulis oleh para guru, pelatih, sastrawan, atau kontingen dari masing-masing daerah berdasarkan aturan pupuh yang akan dibawakan. Rumpaka sekar tandak pun ditulis dan menyesuaikan dengan tema rumpaka lagu pokok. Khusus untuk rumpaka sekar tandak versi Mang Koko yang tidak berupa pupuh sebaiknya menyesuaikan dengan jumlah suku kata dalam setiap baris (padalisan) lagu sekar tandak. Rumpaka yang akan dibawakan harus dikirim ke panitia dengan membubuhkan nama penulis rumpaka tersebut sebagai pemegang hak cipta, selambat-lambatnya 14 hari sebelum pelaksanaan FTBI di tingkat provinsi. Peserta menggunakan pakaian tradisional Sunda yang tidak mengganggu gerak dan penampilan siswa dalam membawakan lagu. Pamirig (pengiring) dan waditra disediakan oleh panitia. Surupan yang digunakan adalah 54. Peserta bisa mendapatkan panduan arkuh dan minus one dari Yayasan Cangkurileung Mang Koko. Adapun pupuh yang dibawakan adalah sebagai berikut: Jenjang SD     



10



Maskumambang Mijil Magatru Kinanti pelog Lambang



Jenjang SMP     



Durma Asmarandana Sinom Wirangrong Pangkur



04 i)



LOMBA NEMBANG PUPUH



Aspek penilaian secara umum meliputi beberapa indikator berikut ini. No



Aspek Penilaian



Indikator



Bobot (%)



1



Vokal



 Artikulasi  Teknik nembang  Pedotan



2



Penghayatan



Penjiwaan isi rumpaka dan penjiwaan musikalitas



35%



3



Penampilan



 Mimik dan gerak (gestur)  Penguasaan panggung dan koreografi



25%



40%



100%



11



05 a) b) c) d) e)



f) g)



h)



LOMBA MACA JEUNG NULIS AKSARA SUNDA



Durasi menulis aksara Sunda adalah 20 (dua puluh) menit, sedangkan membaca aksara Sunda adalah 2 (dua) menit. Setiap peserta harus menyelesaikan pekerjaannya tidak melebihi waktu yang disediakan. Bentuk aksara Sunda yang dijadikan acuan untuk lomba ini adalah Aksara Sunda Standar Unicode versi tahun 2013 (bentuk aksara terlampir pada modul). Materi lomba, baik membaca maupun menulis, ditentukan oleh panitia pada saat pelaksanaan lomba. Materi “Maca Aksara Sunda” menggunakan media manual berupa cetakan (print out) yang telah disesuaikan dengan durasi. Pada pelaksanaan “Maca Aksara Sunda”, panitia menggunakan penanda waktu (stopwatch) untuk menghitung durasi masing-masing peserta. Materi “Nulis Aksara Sunda” mencakup hal-hal berikut: 1) Tulisan diterakan pada kertas polos putih dan bercap panitia. 2) Alat tulis menggunakan spidol yang disediakan oleh panitia dalam bentuk standar dan tidak boleh diubah atau dimodifikasi. Aspek penilaian secara umum meliputi beberapa indikator berikut ini: No



1



2



Aspek Penilaian



Indikator



Bobot (%)



Membaca Aksara Sunda



 Ketepatan membaca teks.  Kecepatan membaca teks.  Intonasi dan ekspresi membaca.



50%



Menulis Aksara Sunda



 Ketepatan bentuk tulisan  Tipografi (kerapian dan keseimbangan tulisan)  Efektivitas (misalnya dalam penggunaan rarangkén).



50%



100%



12



06 a) b) c) d)



e) f) g) h)



i)



LOMBA NGARANG CARITA PONDOK



Tema ditentukan oleh panitia pada saat lomba akan dimulai berupa stimulasi visual (gambar). Carpon merupakan karangan siswa dan tidak mengandung unsur plagiarisme, SARA, dan pornografi. Carpon ditulis menggunakan tangan dengan memperhatikan tingkat keterbacaan yang baik dan tanda baca sesuai kaidah ejaan. Carpon ditulis di kertas folio bergaris menggunakan pensil 2B yang disediakan oleh panitia dengan panjang karangan maksimal 1 (satu) halaman folio bergaris untuk jenjang SD dan 2 (dua) halaman folio bergaris untuk jenjang SMP. Paragraf ditulis menjorok bukan rata kiri dan renggang antaralinea. Durasi mengarang carpon maksimal 3 jam. Carpon karangan siswa adalah fiksi hasil dari pengolahan imajinasi bukan sekadar pengalaman sehari-hari atau catatan harian (diary). Dalam mengarang siswa menggunakan kecap panganteb, kecap panganteur, dan kecap bituna rasa secara proporsional sebagai upaya pemanfaatan kekayaan dan kekhasan bahasa Sunda. Penilaian lomba meliputi aspek-aspek berikut. Aspek Penilaian



No



1



2



Indikator



Bobot (%)



Teks dan Bahasa



 Proporsi ukuran huruf.  Dapat dibaca dengan jelas (menunjukkan tingkat keterbacaan yang baik).  Penggunaan ejaan yang baik dan benar.  Penggunaan kosakata dan struktur bahasa Sunda yang baik.  Panjang karangan sesuai dengan ketentuan.



30%



Isi



   



Kesesuaian isi dengan tema. Orisinalitas karangan. Pengembangan gagasan. Memenuhi unsur intrinsik cerita pendek.



70%



100%



13



07 a) b) c) d) e)



f) g) h)



LOMBA NGABODOR SORANGAN



Peserta adalah siswa pada jenjang SD dan SMP yang ditunjuk (mewakili) atau juara borangan di tingkat kabupaten/kota. Jumlah peserta dari tiap jenjang masing-masing dua orang, seorang siswa dan seorang siswi. Materi borangan semata-mata bukan dongeng lucu, tetapi cerita mengandung kelucuan tentang kejadian yang sedang hangat (viral) di masyarakat. Tema bebas, tidak mengandung unsur SARA, pornografi, dan ledekan (moyok/ngékéak). Materi yang dibawakan peserta adalah karya original dan baru, bisa karya guru atau pihak lain. Pakaian peserta disesuaikan dengan materi lomba, serta memperhatikan adat dan kesopanan. Durasi borangan antara 4—5 menit. Jika ada peserta yang belum selesai pada waktu yang telah ditentukan, dewan juri berhak menghentikan penampilannya. Penilaian lomba borangan meliputi aspek-aspek berikut ini. No



1



2



3



Aspek Penilaian



Indikator



Bobot (%)



Bahasa



Menggunakan bahasa Sunda yang baik dan benar.



35%



Materi



 Lucu, tidak mengandung unsur SARA, pornografi, dan ledekan.  Sesuai dengan batas waktu (4—5 menit).  Karya asli (original).



35%



Penampilan



 Artikulasi (lentong)  Gerak anggota tubuh (rigig)  Gerak wajah (pasemon)



30%



100%



14



LAMPIRAN LOMBA MACA SAJAK



karya Sayudi Anak: Ema naon eusi langit jeung di mana tungtung langit katut béntang nu baranang Indung: Teu jauh ti dada ema eusina napas jeung getih béntang teu jauh ti Ujang Anak: Ema saha nu boga langit jeung béntang anu baranang saha nu boga bulan katut beurang jeung peutingna Indung: Kapan sagala nu Ujang paéh hirup anu Ujang



15



JENJANG SD



LAMPIRAN LOMBA MACA SAJAK



JENJANG SD



karya Yayat Héndayana Kekebul jalan haliber katebak angin katiga eunteup dina kaca toko sawaréh arasup kana panon Kekebul kota sarila katebak angin katiga unggut-unggutan dina émpér némbongkeun dampal leungeunna ka sakur nu liwat Kekebul jalan jeung kekebul kota nu sareukseuk kana mata pada-pada miharep hujan silantang pikeun dirina 1969



16



LAMPIRAN LOMBA MACA SAJAK



JENJANG SD



karya Hadi AKS Bumi garing tangkal dugul teu daunan halodo teuing ku panjang ngaduruk embun-embunan Bumi garung sato gering nahan lapar sabab daun jujukutan parérang di tanah angar Bumi garing gunung biru nu kulawu ayeuna teuing ka mana sirna ku leungeun manusa Bumi gering haté nguyung sedih kingkin iraha rék aya hujan nyiram bumi nu hanaang 1997



17



LAMPIRAN LOMBA MACA SAJAK



karya Nala Apsari Éta saha nu dibeungkeut masker Naha sobat atawa dulur Kabéh jadi samar Éta saha nu numpi di bumi Lila teu kaluar lantaran buni Nyumput lantaran sieun ku virus Hirup sapopoé teu kaurus Éta saha dina warta Ngantunkeun sabada virus tépa Layonna teu meunang dijajap ka kubur Cukup disérangkeun ku dulur-dulur Éta saha nu kalah liar Héy, ngampih bisi virus nular! Aéh meureun manéhna butuh dahar Kumaha lamun teu barangsiar Éta saha nu keur ngalamun Euleuh geuning kuring nu keur anteng Nyawang kumaha pikahareupeun Mun sasalad teu daék ilang



18



JENJANG SD



LAMPIRAN LOMBA MACA SAJAK



JENJANG SMP



karya Apip Mustopa di alam dunya asana moal aya nu bisa hirup sauyunan cara meri saabrulan mun nu ngangon nitah ka katuhu bring ngatuhu mun nu ngangon nitah ka kénca bring ngénca bari disarada: wék wék wék!



di alam dunya asana moal aya nu bisa hirup basajan cara meri saabrulan dahar cukup saaya-aya kumaha nu rék maraban mun keur diabur lolodok di sawah batur bari disarada: wék wék wék! 1979 19



LAMPIRAN LOMBA MACA SAJAK



karya Surachman RM Cék kuring ka régang, 'Wawuh henteu ka dahan?' Kalah ka nanya deui, 'Bageur kitu ari dahan téh?'



Cék kuring ka dahan, 'Kungsi ditanya ku tangkal?' Polos pisan jawabna, 'Jiga saha atuh tangkal téh?' Satarabasna ka tangkal, 'Ku lega leuweung téh nya.' Tangkal mumuntang, 'Tuduhkeun kula, jalan pitepieun ka ditu!’



20



JENJANG SMP



LAMPIRAN LOMBA MACA SAJAK



JENJANG SMP



karya Dédy Windyagiri tonggérét geus capéeun hihiberan nénéangan pangeunteupan tatangkalan geus dituaran eunteup dina parabola teu bisa disada kaburu rangsak jangjangna aya nu karasa leungit tina garingna langit aya nu karasa euweuh tina garungna taneuh katiga asa ku lila nyérésétna seuseukeutna nurihan dampal leungeun sabot ngagarap lahan deungeun hujan nu dicita-cita nu turun hujan cimata 1994



21



LAMPIRAN LOMBA MACA SAJAK



JENJANG SMP



karya Hadi AKS Umurna sapuluh taun kira-kira awakna kotor bajuna kucel nyekel gitar enggeus belél sorana teuing ku peura laguna teuing ku silung



Manéhna kapaksa kudu pengkuh handapeun langit kota nu kebul pinuh karipuh nandonkeun raga jeung nyawa lantaran teu aya tempat pikeun nyaluuh Mun peuting nya angin peuting nu héman nyimbutan Mun beurang nya panas beurang nu tuhu maturan Ukur sakeclak kanyaah jeung sakencring récéh nu ditéangan nu sok ragrag ‘na dampal leungeun 1995 22