Jurnal K [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal Kimia Bahan Makanan 2019 Kelompok X (Sepuluh)



ANALISIS KADAR GLUKOSA DALAM MIMUNAN ISOTONIK (ISOTONIC DRINK) PADA MERK ISOPLUS DENGAN METODE 3,5-Dinitrosalicylic Acid (DNS) Marisa Erni1, Miftahul Rahmah2, Aidul2, Eka Pratiwi2 dan Muh. Amrullah2 *1



Mahasiswa Strata 1 Departemen Kimia, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245 E-mail: [email protected]



ABSTRAK Minuman isotonik Isoplus adalah salah satu jenis minuman yang berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang karena aktivitas fisik. Minuman isotonik ini merupakan salah satu produk minuman ringan nonkarbonasi yang mengandung gula, asam nitrat dan mineral. Namun minuman isotonik ini tidak disarankan dikonsumsi dalam jangka panjang dengan jumlah yang besar. Hal ini dikarenakan, minuman ringan mengandung gula dalam bentuk sukrosa, sirup jagung dengan fruktosa dosis tinggi, maupun konsentrat sari buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengantisipasi akibat dari mengonsumsi minuman isotonik dengan melakukan pengujian gula pereduksi menggunakan metode DNS agar diketahui kadar pasti dari sampel Isoplus. Penetapan kadar gula pereduksi dilakukan pada suhu 70 ℃ dengan perlakuan pemanasan selama 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan kadar glukosa pada minuman Isoplus dengan metode DNS secara kuantitatif didapatkan kadar sebesar 30,5 ppm. Kata kunci: Minuman Isotonik, 3,5-Dinitrosalicylic acid (DNS), Gula Pereduksi, ABSTRACT Isotonic drinks Isoplus is a type of beverage that serves to replace body fluids lost due to physical activity. This isotonic drink is one of the non-carbonated soft drink products containing sugar, nitric acid and minerals. However, this isotonic drink is not recommended for consumption in the long term with large amounts. This is because soft drinks contain sugar in the form of sucrose, corn syrup with high doses of fructose, and fruit juice concentrates. The purpose of this study was to anticipate the consequences of consuming isotonic drinks by testing reducing sugars using the DNS method to determine the exact levels of Isoplus samples. Determination of reducing sugar levels carried out at 70 ℃ with a heating treatment for 10 minutes. The results showed that the determination of glucose levels in Isoplus drinks with quantitative methods obtained levels of 30.5 ppm. Keywords: Isotonic drink, 3,5-Dinitrosalicylic acid (DNS), Reducing sugar



Jurnal Kimia Bahan Makanan 2019 Kelompok X (Sepuluh) PENDAHULUAN Minuman



merupakan



suatu



produk pangan yang memiliki berbagai



mengandung gula, asam sitrat, dan mineral.



manfaat untuk tubuh. Di Indonesia,



Perkembangan minuman isotonik



terdapat berbagai produk minuman



saat ini cukup pesat di pasaran. Nilai



yang telah ada seperti minuman



penjualan minuman isotonik di dalam



isotonik, minuman berkarbonasi, sirup



negeri diprediksi mencapai Rp 4,2



maupun



produk



triliun pada 2012, naik dibandingkan



minuman yang beredar dipasaran tentu



tahun sebelumnya sekitar Rp 3,5



masyarakat harus jeli dalam memilih



triliun. Kenaikan itu terjadi seiring



produk minuman yang baik. Salah satu



meningkatnya permintaan masyarakat



minuman



bagi



akan produk tersebut. Peningkatan



kesehatan manusia adalah minuman



bisnis minuman isotonik lebih tinggi



isotonik. Minuman isotonik merupakan



dibandingkan pertumbuhan industri



salah satu minuman yang paling



minuman di dalam negeri yang sekitar



banyak dikonsumsi untuk menjaga agar



15% per tahun. Saat ini, bisnis



tubuh tetap bugar dan sehat, yaitu



minuman



dengan cara mengganti cairan tubuh



kurang dari 10% seluruh nilai bisnis



yang



minuman



jus.



Banyaknya



yang



hilang



berfungsi



saat



beraktivitas



(Langkong dkk, 2018) Menurut



isotonik



nasional



baru



mewakili



(Kementrian



Perindustrian, 2012)



BPOM



RI



(2006),



Menurut



Azizah



(2017),



Definisi minuman isotonik adalah



minuman isotonik memiliki beberapa



minuman formulasi yang ditunjukkan



manfaat di antaranya yaitu :



untuk



cairan,



a. Merangsang penyerapan cairan



karbohidrat, elektrolit dan mineral



b. Meningkatkan respon fisiologis



tubuh



c. Mempercepat proses rehidrasi



menggantikan



dengan



cepat.



Sehingga



minuman ini dapat diserap oleh tubuh



d. Asupan karbohidrat



setelah



Oleh karena manfaatnya, minuman



diminum.



Sementara



itu,



berdasarkan SNI No. 01-4452 tahun



isotonik



1998 minuman isotonik didefinisikan



berbagai keadaan khususnya setelah



sebagai salah satu produk minuman



melakukan aktivitas fisik yang berat



ringan karbonasi atau nonkarbonasi



atau berolahraga



untuk meningkatkan kebugaran, yang



dapat



dikonsumsi



dalam



Jurnal Kimia Bahan Makanan 2019 Kelompok X (Sepuluh) Minuman berenergi atau isotonik tergolong dalam minuman ringan.



sehingga mampu meningkatkan risiko penyakit diabetes (Nugraheni, 2017).



Minuman berenergi merupakan jenis



Metode



yang



paling



sering



minuman ringan yang mengandung



digunakan dalam penentuan kadar gula



zat-zat



herbal,



reduksi yakni menggunakan metode



vitamin B, asam amino dan derivatnya,



dinitrosalicylic (DNS). Metode DNS



dan derivat gula. Minuman berenergi



dengan menggunakan pereaksi DNS



berfungsi untuk menstimulasi sistem



dapat pula digunakan untuk mengukur



metabolik dan sistem saraf pusat



gula reduksi dengan kadar gula yang



sehingga



sangat kecil (Azizah, 2017).



stimulan,



dapat



ekstrak



memberikan



efek



peningkatan energi. Efek ini dapat



Menurut Azizah (2017), prinsip



dirasakan 30 sampai 60 menit setelah



pengujian



konsumsi



selama



dinitrosalicylic (DNS) yaitu ketika



sekurangkurangnya 90 menit. Selain



gugus aldehid pada rantai polisakarida



dapat meningkatkan energi, minuman



dioksidasi menjadi gugus karboksil,



berenergi juga dapat meningkatkan



disaat



prestasi kognitif dan meningkatkan



gula



mood (Nugraheni, 2017).



dinitrosalicylic acid (DNS) menjadi



dan



bertahan



Secara keseluruhan, minuman ringan,



apapun



bersamaan, akan



metode



gugus



mereduksi



aldehid



asam



3,5-



asam 3-amino-5-nitrosalicylic. Adanya



tidak



gula pereduksi pada sampel akan



disarankan dikonsumsi dalam jangka



bereaksi dengan larutan DNS yang



panjang dengan jumlah yang besar. Hal



awalnya berwarna kuning menjadi



ini



warna jingga kemerahan.



dikarenakan,



mengandung



jenisnya,



dengan



minuman



gula



dalam



ringan bentuk



sukrosa, sirup jagung dengan fruktosa dosis tinggi, maupun konsentrat sari buah. Dosis gula yang tinggi dipercaya menjadi salah satu penyebab kenaikan berat badan, penyakit jantung dan diabetes tipe dua. Pemanis yang terkandung dalam minuman ringan akan mempengaruhi kinerja insulin dan kontrol



gula



darah



dalam



tubuh



METODE PENELITIAN Bahan:



yang



digunakan



dalam



penelitian ini yaitu sampel minuman isotonik



(isotonic



drink),



3,5-



dinitrosalicylic acid (DNS), NaOH, KNa-Tartrat, Natrium Sulfit, Fenol, Akuades Alat: yang digunakan dalam penelitian ini adalah Neraca analitik, gelas kimia



Jurnal Kimia Bahan Makanan 2019 Kelompok X (Sepuluh) 50 mL dan 100 mL, labu ukur 50 mL



dipipet sebanyak 10 mL ke



dan 100 mL, batang pengaduk, tabung



dalam



reaksi, pipet volume, bulb, hot plate,



ditambahkan



Spektrofotometer Uv-Vis dan peralatan



dihomogenkan. Sampel hasil



gelas lain yang ada di laboratorium.



dari pengenceran kedua dipipet



Waktu dan Tempat: penelitian ini



sebanyak 10 mL ke dalam labu



dilaksanakan pada hari Senin, 02



ukur 50 mL dan ditambahkan



Desember



Laboratorium



akuades sampai tanda batas lalu



Biokimia, Departemen Kimia, Fakultas



dihomogenkan. Diperoleh hasil



Matematika dan Ilmu Pengetahuan



pengenceran sampel.



Alam



2019,



di



Universitas



Hasanuddin,



Makassar.



labu



ukur



100



akudes



mL lalu



3. Pembuatan Larutan Induk Glukosa 1 mg/mL Glukosa sebanyak 0,119 g



Prosedur Penelitian:



dilarutkan



1. Pengambilan Sampel Pengambilan



sebanyak



sampel



dilakukan



dengan membeli di salah satu toko yang terdapat di Jl. Politeknik, dengan memperhatikan dua kriteria yaitu: kriteria pemilihan sampel dalam hal ini minuman isotonik (isotonic drink),



dengan



dan kriteria



pemilihan merk dalam hal ini dipilih merk yaitu merk Isoplus.



10



ml



akuades kemudian



dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan akuades sampai



tanda



batas



lalu



dihomogenkan. 4. Standarisasi



Larutan



Asam



Oksalat 0,02 N dalam NaOH 0,1 N Asam oksalat dipipet 10 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml, di tambahkan 2-3 tetes Indikator PP, kemudian di titrasi dengan NaOH



2. Perlakuan Sampel



0,1 N yang berada dalam buret



a. Preparasi sampel



sambil cairan dalam erlenmeyer di



Sampel di pipet sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur 100 mL, di tambahkan tanda



akuades



batas



homogenkan. sampel



hasil



hingga



kemudian



di



Selanjutnya pengenceran



goyang-goyangkan.



Titik



akhir



titrasi ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi merah muda. 5. Analisis Kuantitatif



Jurnal Kimia Bahan Makanan 2019 Kelompok X (Sepuluh) Larutan



natrium



benzoat



hasil



Pembuatan



kurva



standar



ekstrkasi di pipet 5 mL dengan



mendapatkan



menggunakan pipet volume ke



absorbansi



dalam erlenmeyer, kemudian di



sehingga



tambahkan 2-3 tetes indikator PP



larutan



dan selanjutnya di titrasi dengan



penentuan



larutan NaOH 0,1 N yang telah di



Pembuatan kurva standar glukosa



bakukan dengan asam oksalat. Titik



dilakukan dengan melarutkan 0.1 g



akhir



titrasi



perubahan menjadi



di



konsentrasi



pengukuran



absorbansi



dapat



digunakan



kadar



gula



untuk sampel.



glukosa dalam 100 mL akuades,



dari



bening



selanjutnya



muda.



Volume



larutan



diencerkan



sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi 0,02; 0,04; 0,08; 1,6 dan 3,2 ppm. Reagen DNS terdiri



6. Analisis Data data



dan



dengan



NaOH yang di gunakan di catat.



Analisis



antara



tandai



warna merah



hubungan



untuk



dilakukan



secara



atas 250 g serbuk DNS, NaOH 2M, K-



deskriptif yaitu kadar natrium benzoat



Na-Tartrat, natrium sulfit, fenol dan



hasil pemeriksaan di buat dalam bentuk



akuades (Miller,1959).



tabel dan di narasikan di hasil dan pembahasan serta di ambil kesimpulan. Kemudian



hasil



pemeriksaan



di



bandingkan dengan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/1988



tentang



bahan tambahan pangan. Berdasarkan pemeriksaan tersebut diketahui apakah minuman karbonasi (soft drink) yang beredar



memenuhi



memenuhi



atau



persyaratan



tidak untuk



dikonsumsi masyarakat.



Penentuan



gula



pereduksi



dengan metode DNS diawali dengan Sampel bereaksi dengan DNS melalui reaksi redoks pada gugus aldehid gula dan



teroksidasi



menjadi



gugus



karboksil. DNS sebagai oksidator akan tereduksi membentuk 3-amino dan 5nitrosalicylic acid dalam suasana basa. Larutan DNS yang awalnya berwarna kuning akan bereaksi dengan glukosa sehingga menimbulkan warna jingga



HASIL DAN PEMBAHASAN



kemerahan yang terukur absorbansiya



Pada percobaan ini, dilakukan



pada panjang gelombang 540 nm.



analisis kadar glukosa dalam sampel



Pemanasan campuran sampel dengan



minuman



dengan



pereaksi DNS dimaksudkan untuk



DNS.



mempercepat reaksi dan mempertegas



menggunakan



Isoplus metode



Jurnal Kimia Bahan Makanan 2019 Kelompok X (Sepuluh) warna



yang menunjukkan adanya



gula pereduksi (Hafimi, 2009). Penambahan



reagen



490



0,054



500



0,031



DNS



bertujuan untuk mengoksidasi gula pereduksi yang ada di dalam sampel,



Pada



penentuan



panjang



sehingga akan tereduksi membentuk 3-



gelombang maksimum digunakan deret



amino dan 5-nitrosalicylic acid dalam



standar dengan konsentrasi 0,08 ppm



suasana basa. Larutan DNS yang



dan diperoleh panjang gelombang



awalnya



maksimumnya yaitu 460 nm.



berwarna



kuning



akan



bereaksi dengan glukosa sehingga menimbulkan warna jingga kemerahan yang



nantinya



akan



diukur



absorbansinya



dengan



spektrofotometer Pengukuran dilakukan



(Nielsen, 2010).



absorbansi dalam



UV-Vis



kemudian



spektrofotometer



pada panjang gelombang



maksimum.



Berikut



penentuan



panjang



adalah



hasil



Banyaknya tereduksi



yang



sebanding



dengan



absorbansi. Hasil pengukuran larutan standar glukosa menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi glukosa semakin tinggi pula absorbansi yang diperoleh. Reaksi antara DNS dengan glukosa dapat digambarkan sebagai berikut:



gelombang O



maksimum.



DNS



O N



O HOH



OH



+ HO HO



OH O



N



H H



O



O



HO



O N



O



OH



H



OH OH



HOH



O+



H OH



HO HO



NH3



H H



O OH OH



Gambar 1. Reaksi glukosa dengan DNS Tabel 1. Penentuan panjang gelombang maksimum



Kurva Kalibrasi 1.2



Absorbansi



450



0,205



460



0,138



470



0,100



480



0,072



Absorbansi



1



𝝀



0.8



y = 3.2759x - 0.0614 R² = 0.9563



0.6 0.4 0.2 0 0



0.1



0.2



Konsentrasi



0.3



0.4



Jurnal Kimia Bahan Makanan 2019 Kelompok X (Sepuluh) Gambar 2. Penentuan Kurva



Kesimpulan dalam percobaan



Kalibrasi Tabel



2.



ini



Pengukuran



absorbansi



adalah



didapatkan



konsentrasi



glukosa pada sampel minuman isotonik Isoplus yaitu sebesar 30.5 ppm.



sampel dan deret standar



DAFTAR PUSTAKA Konsentrasi (ppm)



Azizah, N., 2017, Pemurnian Enzim Selulase Dari Isolat Khamir Jenis Candida Utilis Menggunakan Fraksinasi Amonium, Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar.



Absorbansi



0,02



0,006



0,04



0,02



0,08



0,158



0,16



0,610



0,32



0,930



Sampel



0,140



Berdasarkan data pada tabel 2 tersebut diperoleh absorbansi sampel sebesar 0,140. Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa persamaan y regresinya adalah y = 3,2759x - 0,0614. Dari persamaan



ini



dapat



diperoleh



konsentrasi sampel sebagai berikut. y



= 3,2759x - 0,0614



0,140 = 3,2759x - 0,0614 x



= 0,061 ppm



Konsentrasi sampel



= x . Fp = 0,061 ppm x 500



Ucapan Terima Kasih



= 30.5 ppm Berdasarkan



perhitungan



di



atas diperoleh konsentrasi glukosa pada sampel yaitu sebesar 30.5 ppm. KESIMPULAN



Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2006, Kategori Pangan No. HK: 00.05.52.4040, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta. Wijaya, Y.A., 2013, Asam Benzoat dan Natrium Benzoat, Food Chem Studio, Semarang. Langkong, J., Sukendar, N. K., Ihsan, Z., 2018, Studi Pembuatan Minuman Isotonik Berbahan Baku Air Kelapa Tua (Cocos nicifera L) Dan Ekstrak Belimbing Wuluh (Avverhoa bilimbi L) Menggunakan Metode Sterilisasi Non-Thermal selama Penyimpanan, Departemen Teknologi Pertanian, fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Nugraheni, R. S., 2017, Perilaku Konsumsi Minuman Dalam Kemasan Di Kalangan Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.



1. Kepada Dr. Abd. Karim, M.Si selaku ketua departemen kimia FMIPA Unhas 2. Kepada Dr.Abd.Karim,M.Si, Dr. Seniwati Dali, M.Si dan



Jurnal Kimia Bahan Makanan 2019 Kelompok X (Sepuluh) Abdur Rahman Arif, S.Si, M.Si selaku dosen mata kuliah Kimia Bahan Makanan 3. Kepada Bu Mahdaliah, S.Si, M.Si selaku analis laboratorium biokimia FMIPA Unhas 4. Kepada Kak Akbar, S.Si selaku analis dan asisten laboratorium biokimia FMIPA Unhas 5. Kepada teman-teman departeman Kimia FMIPA Unhas yang samasama berjuang dan selalu memberi dukungan.