18 0 172 KB
SIMULASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN BIJI KOPI DENGAN REAGEN FENTON DAN ADSORPSI TERHADAP PENURUNAN KADAR COD Nugraheni Purwaningsih Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Semarang
ABSTRACT Increasingcoffee consumption in Indonesia, also increase the number of manufacturers of coffee beans. Processing of coffee beans with wet process will have a negative impact to the environment. Therefore, coffee beans washing wastewater must be processed in order not to damage the environment in the surrounding area of coffee plantations. The processing using Fenton method and adsorption. Treatment of the coffee beans washing wastewater by usingFenton reagent can reduce levels of COD by 63%. Treatment of the coffee beans washing wastewater with Fenton reagent followed by adsorption using activated carbon can degrade the COD by 98.2%.
Keywords: Fenton reagent, adsorption, COD, coffee beans washing wastewater
ABSTRAK Peningkatan konsumsi kopi di Indonesia juga akan meningkatkan jumlah produsen biji kopi. Pengolahan biji kopi yang dilakukan dengan proses basah akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, air limbah pencucian biji kopi harus diolah agar tidak merusak lingkungan di sekitar area perkebunan kopi. Pengolahan dapat dilakukan menggunakan metode Fenton dan adsorpsi. Dari pengolahan air limbah pencucian biji kopi dengan menggunakan reagen Fenton dapat menurunkan kadar COD sebesar 63%. Fenton dilanjutkan adsorpsi dengan karbon aktif dapat mendegradasi COD air limbah pencucian biji kopi sebesar 98,2%.
Kata Kunci : reagen Fenton, adsorpsi, COD, air limbah pencucian biji kopi
samping atau limbah yang dapat mengakibatkan
PENDAHULUAN Kegiatan
suatu
industri
proses
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Dampak
menjadi bahan
pencemaran lingkungan dapat dirasakan secara
setengah jadi atau bahan jadi untuk keperluan
langsung atau tidak langsung oleh manusia Salah
manusia dan makhluk lain disekitarnya. Pada saat
satunya adalah limbah cair industri pengolahan kopi.
yang sama industry juga tidak terlepas dari hasil
Akibat pencemaran tersebut, lingkungan menjadi
pengolahan suatu bahan baku
adalah
rusak
sehingga
daya
dukung
alam
terhadap
Limbah
cair
dari
industri
kopi
yang
kelangsungan hidup manusia menjadi berkurang.
berwarna kecoklatan banyak mengandung bahan-
Adapun tujuan dari pengolahan limbah adalah untuk
bahan organik seperti pektin, protein dan gula.
mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya yang
Komponen
ditimbulkan oleh limbah sehingga dapat memenuhi
melanoidin. Menurut Chandra dkk. (2008) senyawa
baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan. (Metcalf
ini memiliki gugus amino karbonil dengan berat
& Eddy, 1991)
molekul yang besar, yang dihasilkan dari reaksi
Kopi merupakan komoditi komersial yang
pencoklatan
utama
dalam
limbah
nonenzimatik
ini
Maillard.
adalah
Struktur
banyak diminati banyak negara. Namun dampak
melanoidin yang kompleks mengakibatkan limbah
lingkungan dari pemrosesan kopi kurang banyak
cair ini sulit didegradasi secara biologis. Seperti
diketahui baik oleh produsen maupun konsumen
umumnya sifat zat warna yang dibuang ke perairan
kopi. Chanakya dan Alwis (2004) menjelaskan
bebas,
dampak lingkungan dari proses pengolahan kopi serta
masuknya sinar matahari ke dalam perairan, sehingga
menyarankan suatu cara untuk meminimalkan limbah
proses
dan air dalam industri kopi di India. Di Zimma Zone
terganggu (Teixeira dkk., 2005).
(Ethiopia), Haddis dan Devi (2008) mengamati
Air Limbah Pencucian Biji Kopi
bahwa kandungan BOD dan COD sungai yang
komponen
ini
fotosintesis
Limbah
juga
di
cair
akan
perairan
proses
menghalangi
tersebut
akan
pengupasan
dan
menerima buangan dari industri kopi meningkat dari
pencucian memiliki karakteristik yang hamper sama,
masing-masing sekitar 120 dan 176 mg/L menjadi
yaitu kebanyakan mengandung padatan tersuspensi
7800 dan 9780 mg/L. Berbagai penelitian untuk
yang berasal dari komponen organic dan anorganik.
mereduksi warna dan kandungan bahan organik
Limbah cair yang dihasilkan dari proses pengupasan
dalam limbah kopi telah dilakukan.
terutama mengandung gula fermentasi, sedangkan
Dampak lingkungan berupa polusiorganik
limbah cair yang dihasilkan dari proses pencucian
limbah kopi yang paling beratadalah pada perairan di
lebih kental karena adanya kandungan lendir. Adanya
mana effluen kopi dikeluarkan. Dampak itu berupa
kandungan
pengurangan oksigen karena tingginya BOD dan
fermentasi ini menyebabkan nilai pH limbah cair
COD. Substansi organik terlarut dalam air limbah
pencucian
secara amat lamban dengan menggunakan proses
pengupasan.
mikrobiologi dalam air yang membutuhkan oksigen
pengolahan kopi di berbagai tempat menunjukkan
dalam air. Karena terjadinya pengurangan oksigen
hasil yang tidak jauh berbeda meskipun berasal dari
terlarut, permintaan oksigen untuk menguraikan
proses pengolahan basah maupun semi basah. Air
organik material melebihi ketersediaan oksigen
limbah yang cenderung asam, kandungan bahan
sehingga menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi
organik tinggi serta tingkat padatan yang besar
ini dapat berakibat fatal untuk makhluk yang berada
berasal dari kandungan lendir dan pulpa kopi selama
dalam air dan juga bisa menyebabkan bau, lebih jauh
proses pengupasan dan pencucian. Karakteristik
lagi, bakteri yang dapat menyebabkan masalah
inilah yang akan menentukan upaya penanganan
kesehatan dapat meresap ke sumber air minum.
yang dapat diterapkan. (Agustina,dkk., 2011)
lendir
lebih
yang
asam
Karakteristik
terdegradasi
dibandingkan limbah
cair
selama
tahap proses
Menurut Selvamurugan et al (2010), warna
berikut beberapa aplikasi penggunaan dari reagen
dari buah ini sebenarnya prekursor bagi terbentuknya
Fenton :
warna coklat humus seperti air rawa yang tidak
1.) Destruksi polutan organik
berbahaya
2.) Penurunan sifat racun
bagi
spesies
akuatik
karena
tidak
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar BOD
3.) Peningkatan biodegradasi
ataupun COD. Tetapi warna coklat gelap ini dapat
4.) Penghilangan BOD/COD
berdampak negative terhadap proses fotosintesis dan
5.) Penghilangan warna dan bau
transformasi
6.) Destruksi resin pada lumpur terkontaminasi
nutrien
pada
tanaman
air
selain
menurunkan nilai estetika. Tingginya nilai COD dan
radioaktif
BOD pada limbah cair pengolahan kopi terutama
Reagen
Fenton
difungsikan
sebagai
pada limbah cair perlakuan minimisasi menunjukkan
pendegradasi senyawa-senyawa kontaminan yang
besarnya jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
sulit terurai dalam suatu limbah. Proses yang teradi
menguraikan bahan organik pada kondisi aerobik,
pada reagen Fenton ini adalah proses oksidasi,
temperatur dan waktu inkubasi yang terstandar.
dimana
Konsentrasi bahan organik limbah cair (BOD, COD
kontaminan
dan TSS) menunjukkan kecenderungan menurun
menunjukkan bahwa penggunaan koagulan, Fenton
seiring bertambahnya volume air yang digunakan
dan kombinasinya berpengaruh pada penurunan
pada tahap pengupasan dan pencucian buah kopi.
parameter uji dengan penurunan terbesar pada
Reagen Fenton
metode kombinasi koagulan potasium ferat (VI) yang
Reagen Fenton adalah larutan hydrogen
reagen
Fenton
pada
limbah.
H2O2 = 1 : 4 (% berat).
mengoksidasi kontaminan atau air limbah. Oksidator
Adsorpsi
pasaran
serta
dapat
dimanfaatkan
Dalam
senyawa penelitian
dilanjutkan dengan Fenton dengan komposisi Fe2+ :
peroksida dan katalis besi yang digunakan untuk
kuat satu ini relatif murah dan mudah diperoleh di
mengoksidasi
Adsorpsi
secara
umum
adalah
proses
sebagai
penggumpalan suatu subtansi yang terlarut (soluble)
pengoksidasi pada proses oksidasi tingkat lanjut
pada suatu larutan, yang terjadi pada permukaan zat
sehingga dapat digunakan untuk menghancurkan
maupun benda penyerapnya, terjadi suatu ikatan
senyawa organik seperti trichloroethylene (TCE) dan
kimia dan fisika antara subtansi yang terlarut dengan
tetrachlorethylene (PCE). Ini dikembangkan pada
penyerapannya.
tahun 1890 oleh Henry John Horstman Fenton.
Adsorpsi menggunakan istilah adsorbant
Ferrous (II) / Besi teroksidasi oleh hidrogen
dan adsorbent. Adsorbent merupakan suatu penyerap
peroksida untuk ferri besi (III), radikal hidroksil dan
bisa berupa senyawa karbon. Adsorbant merupakan
anion hidroksil (pada reaksi 9). Besi (III) kemudian
suatu media yang diserap. Di dalam air buangan pada
dikurangi kembali ke besi (II) (pada reaksi 10),
proses adsorpsi merupakan gabungan antara adsorpsi
peroksida radikal dan proton dengan hydrogen
secara fisika dan kimia yang sulit untuk dibedakan,
peroksida yang sama (disproporsionasi).
tetapi tidak akan mempengaruhi analisa pada proses
Reaksi Fenton sekarang banyak digunakan dalam
adsorpsi yang dilakukan. Pada proses absorpsi,
kegiatan pengolahan air limbah. Secara rigkas,
terjadi adhesi pada permukaan suatu zat padat atau
cair yang dikontakkan dengan media lainnya,
(Tokumura dkk., 2006). Proses fotolisis dilakukan
sehingga terakumulasi dan bertambahnya konsentrasi
dengan menggunakan hidrogen peroksida dan sinar
molekul – molekulnya. (Soedarsono dan Syahputra,
UV agar terbentuk radikal hidroksil, namun tanpa
2005).
menggunakan besi sulfat.
Karbon aktif adalah senyawa karbon amorph dan
Radikal hidroksil yang terbentuk pada reaksi
berpori yang mengandung 85% sampai 95% karbon
fenton berasal dari reaksi besi (II) dengan hidrogen
yang dihasilkan dari bahanbahan yang mengandung
peroksida:
karbon seperti kulit kelapa, batubara, dan sebagainya
Fe2+ + H2O2 > Fe3+ +.OH + OH-
ataupun dari karbon yang diperlakukan dengan cara
Proses foto-fenton menggunakan ion Fe(II) dan
tertentu dan khusus baik dengan aktivasi kimia
H2O2, serta sinar UV untuk pembentukan ·OH.
maupun dengan aktivasi fisika agar mendapatkan
Reaksi yang terjadi seperti reaksi (1) pada proses
permukaan yang lebih luas. Karbon aktif bisa
fenton, disertai dengan reaksi (2) dan (3) di bawah
mengadsorpsi gas maupun senyawa-senyawa kimia
ini:
tertentu atau mengadsorpsi bahan dengan sifat
H2O2 + hv > .OH+.OH
(fotolisis dari hydrogen
adsorpsinya selektif, tergantung dari besar atau
peroksida)
(2)
volume pori-pori dan luas permukaannya. Daya serap
Fe3+ + H2O +hv > Fe2+ +.OH + H+ (reaksi foto
dari karbon aktif sendiri sangat besar, yaitu 25%
fenton)
sampai 1000% terhadap berat karbon aktifnya.
(Agustina, 2011)
Karena daya serap yang besar inilah banyak karbon
Proses degradasi COD dengan reagen Fenton
aktif digunakan untuk proses industri. Hampir 60%
a.
(1)
(3)
Tahap awal
produksi karbon aktif di dunia ini dimanfaatkan pada
Menghitung nilai COD limbah pada saluran
industriindustri gula, pembersihan minyak dan lemak,
pembuangan pabrik. Atau jika di lingkungan
industri kimia dan farmasi (Sembiring, dkk, 2003)
menghitung COD yang ada pada air sungai. b.
Pemasangan reagen fenton
PEMBAHASAN
Pemasangan dilakukan dengan melapisi tiap
Reaksi reagen fenton terhadap degradasi nilai
kawat yang ada dengan reagen fenton.
COD
Kawat logam aluminium yang sudah di Penghilangan warna gelap dari limbah kopi
lapisi reagen fenton dapat dirangkai dengan
dapat dilakukan dengan beberapa proses, yaitu
material dasar (base material) misalnya
fenton, foto fenton, fotolisis, dan fotokatalis. Pada
kayu, bambu, semen atau material lainnya.
metoda fenton, limbah kopi diolah menggunakan Fe2+ dan hidrogen peroksida, sehingga terbentuk radikal hidroksil. Radikal hidroksil ini menyerang polutan organik dalam limbah. Proses foto-fenton merupakan pengembangan dari proses fenton dengan menambahkan lampu ultraviolet untuk mempercepat dan memperbanyak radikal hidroksil yang terbentuk
Gambar
1.
Pemasangan
kawat
logam
Cara alami untuk menurunkan kadar COD
aluminium pada base material.
pada
air
bisa
diturnkan
Sumber : Priyanto, 2015
pengenceran menggunakan air hujan. Dengan adanya
Setelah diperoleh kawat logam aluminium
pengolahan
yang terlapisi reagen fenton, maka kawat
absorpsi kemudian dilanjutkan dengan pengenceran,
tersebut dapat langsung diaplikasikan pada
maka air limbah pencucian biji kopi aman terhadap
tepi sungai.
lingkungan. Keefektifan metode pengolahan limbah
dengan
diantaranya
menggunakan
dengan
fenton
dan
menggunakan reagen fenton dilanjtkan dengan karbon aktif dapat degradasi COD limbah kopi sebesar 98,2%.
Gambar 2. Degradasi senyawa kontaminan Sumber : Priyanto, 2015
Metode
ini
telah
diterapkan
untuk
mengandung senyawaan organic toksik, seperti fenol dan limbah kompleks dari pestisida, cat, maupun zat aditif plastik. Gugus reaktif yang berperan dalam metode ini adalah radikal hidroksil yang dihasilkan dari reaksi antara H2O2 dan Fe2+ . Hasil yang didapatkan dari degradasi limbah kopi pada nilai COD mengalami penurunan. Untuk air
limbah
Mengatasi maslaah pencemaran air limbah pencucian
pengolahan berbagai macam limbah industri yang
pengolahan
KESIMPULAN
pencucian
kopi,
telah
terdegradasi COD sebesar 63%. (Agustina, 2011)
biji
kopi
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan reagen fenton dan absorpsi karena dapat mengurangi kadar COD pada limbah cair di sungai. Keefektifan yang didapatkan sebesar 63 %. Penurunan kadar COD dapat dilanjutkan dengan karbon aktif yang dapat mendegradasi sebesar 98,2%. Penggunaan
metode
lingkungan.
Efisien
ini
efisien
karena
dan
ramah
murah
untuk
mendapatkan material dan ramah lingkungan karena maerial reagen fenton tidak beracun.
DAFTAR PUSTAKA Agustina, 2011 : Penggunaan Reagen Fenton dan Adsorpsi Terhadap Ppenurunan Kadar COD
Oksidasi Fenton dilanjutkan dengan Adsorpsi dengan Karbon Aktif terhadap Degradasi Nilai COD Untuk dapat menurunkan kadar nilai COD yang lebih besar, dapat dilanjutkan dengan adsorpsi menggunakan
karbon
aktif
serbuk.
Proses
pengaplikasian karbon aktif ini dapat dilakukan seperti pada pelapisan reagen fenton pada kawat yang diletakkan pada tepi sungai. Dengan berseling antara reagen fenton dan karbon aktif.
pada Air Limbah Pencucian Biji Kopi Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Chanakya, H. N.; De Alwis, A. A. P.; Environmental issue and management in primary coffee processing, Process Safety and Environmental Protection, 2004, 82(4), 291- 300. Chandra, R.; Bharagava, R. N.; Rai, V., Melaniodins as major colourant in sugarcane molasses based distillery
effluent
and
its
degradation,
Bioresource Technology, 2008, 99(11), 46484660.
Tokumura,
M.;
Znad,
H.
T.;
Kawase,
Y.,
Decolorization of dark brown colored coffee effluent by solar photo-Fenton reaction: Effect
Haddis, A.; Devi, R., Effect of effluent generated from coffee processing plant on the water bodies and human health in its vicinity, Journal of Hazardous Materials, 2008, 152(1), 259-262. Metcalf & Eddy, 1991. Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse, Third Edition, Tata Mc Graw Hill Publishing Company Ltd, New Delhi. Selvamurugan M, Doraysami P, Mahesweri M, Nandakumar NB. 2010. High Rate Anaerobic Treatment Of Coffe Processing Wastewater Using Upflow Anaerobic Hybrid Reactor. Iran J.
Environmental
Health
Science
and
Engineering 2010 Volume. 7 No 1 : 129 – 136 Sembiring, dkk. 2003. Isoterm Adsorsi Ion Cr3+ oleh Abu Sekam Padi Varietas IR 64. Skripsi. Jurusan pendidikan Kimia FPMIPA Undiksaha Soedarsono dan Syahputra, B. 2005.Pengolahan Air Limbah
Batik
Dengan
Proses
Kombinasi
Elektrokimia, Filtrasi, dan Adsorbsi. Prosiding Seminar Nasional Pengolahan Limbah : Prospek dan
Tantangan
Aplikasi.
Akademi
Kimia
Industri (AKIN) Semarang, hal. 76 Priyanto, Aan., dkk. 2015. Smart Photocatalist TiO2 Nanoparticle Coating sebagai Teknologi untuk Mendegradasi Limbah Cair di Sungai Citarum Provinsi Jawa Barat. UNNES
Teixeira, A. C. S. C.; Mendes, L.; Stollar, G.; Guardani, R.; Nascimento, C. A. O., Photofenton remediation of wastewaters containing agrochemicals, Brazilian Archives of Biology and Technology, 2005, 48, 207-218.
of solar light dose on decolorization kinetics, Water Research, 2008, 42(18), 4665-4673.