Makalah Kopi  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN “KOPI (Coffea sp.)” Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Budidaya Tanaman Perkebunan



Disusun oleh Gina Widianita



(4442170032)



Lestri Oktaviani



(4442170035)



Rizky Fajar N



(4442170037)



Juniah Mega



(4442170041)



Nugraha Putra P.



(4442170044)



Elfrisda Miami A.S



(4442170046)



Wanda Septiani H



(4442170050)



Fitria Indah Fadilla



(4442170055)



JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2019



KATA PENGANTAR



Bismillahir rahmanir Rahim, Assalamu’alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuh Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah swt. atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikanNya Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kopi”. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW. Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada



Bapak Nur Iman



Muztahidin, S.P.,M.Sc selaku Dosen mata kuliah Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah mendukung dan membantu kami dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari di dalam laporan ini masih banyak kekurangannya, karena tiada yang sempurna kecuali Allah Swt. Kami memohon dukungan dan saran kritik yang bersifat membangun agar kami bisa memperbaiki kekurangan tersebut dilain kesempatan. Semoga laporan praktikum ini ada manfaatnya, aamiin. Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.



Serang, September 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2 2.1 Tanaman Kopi .............................................................................. 2 2.2 Profil Perkebunan ......................................................................... 2 2.3 Perencanaan Perkebunan .............................................................. 4 2.4 Pelaksanaan Perkebunan Kopi ..................................................... 4 2.5 Produksi dan Pemasaran .............................................................. 6 2.6 Dukungan Pemerintah .................................................................. 9 BAB III PENUTUP ................................................................................... 12 4.1 Simpulan ...................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2011, luas areal kopi mencapai 1,3 juta hektar dengan jumlah produksi sebesar 709 ribu ton (Kementan, 2012). Sebagian besar (71,11%) produksi kopi yang dihasilkan dipasarkan ke pasar kopi dunia dan sekitar 73% kopi yang diekspor merupakan jenis kopi Robusta dan sisanya (27%) merupakan kopi olahan dan kopi Arabika. Peluang kopi Arabika Indonesia di pasar dunia masih menjanjikan. Hal ini dikarenakan sebagian besar (86%) ekspor kopi Arabika Indonesia dipasarkan ke segmen kopi spesialti yang berkualitas tinggi, seperti kopi Lintong dari Sumatera Utara, kopi Kintamani dari Bali, dan kopi Gayo dari Provinsi Aceh (AEKI, 2013). Terlibat dalam program sertifikasi produk yang berprinsip pada sistem pertanian berkelanjutan. Hingga saat ini beberapa sertifikasi produk kopi yang telah dimiliki antara lain Organic Certified, Fairtrade dan Raintforest. Program sertifikasi ini telah mampu meningkatkan nilai jual kopi Arabika Gayo di pasar dunia yang biasa disebut sebagai harga premium (ICRRI, 2008). Hal ini ditunjukkan dari pergerakan harga kopi Arabika Gayo selama tahun 2006 sampai 2012, di tingkat petani pola pergerakan harga kopi mengalami laju penurunan sebesar 1,73% per tahun, sedangkan pola pergerakan harga di tingkat eksportir mengalami laju peningkatan sebesar 17,18% per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar kopi di tingkat eksportir tidak terintegrasi dengan pasar kopi Arabika Gayo di tingkat petani. Oleh karena itu kami menyajikan salah satu contoh perusahaan perkebunan yaitu perkebunan PT. Ngancar Coffee yang bergelut pada komoditas kopi lebih tepatnya kopi varietas java arabica coffe specialty untuk dikaji lebih lanjut guna mengetahui perkembangan tanaman perkebunan kopi pada saat ini.



1



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Tanaman Kopi Asal-usul tanaman kopi pertama kali dikenal di Benua Afrika. Dimana tanaman ini tumbuh liar di hutan-hutan dataran tinggi. Pada awalnya penyebaran tanaman kopi ke wilayah lain cukup lambat, hingga dengan adanya perkembangan pengolahan kopi membuat tanaman ini menjadi terkenal. Tanaman kopi tersebar ke beberapa wilayah di Eropa, Asia, dan Afrika. Sementara itu, di Indonesia tanaman kopi pertama kali dikenalkan oleh VOC pada tahun 1696-1699 untuk bahan penelitian. Akan tetapi ternyata kopi dapat memberikan keuntungan yang besar sebagai komoditas perdagangan VOC. Tanaman kopi termasuk tanaman yang dapat melakukan penyerbukan sendiri (self fertile). Keberhasilan tanaman kopi untuk berbunga hingga menjadi buah sangat dipengaruhi oleh iklim (musim hujan atau kemarau). Penyerbukan umumnya terjadi setelah musim hujan. Penyerbukan dipengaruhi oleh iklim secara umum (BBPP Lembang, 2016). Jenis kopi yang banyak dibudidayakan yakni kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea canephora). Sementara itu, ada juga jenis Coffea liberica dan Coffea congensis yang merupakan perkembangan dari jenis robusta (BBPP Lembang, 2016). Tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik apabila faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pemeliharaan tanaman dapat dioptimalkan dengan baik diantaranya, tanah lapisan topsoil yang tebal, kondisi tanah di dataran tinggi memiliki kandungan organik yang cukup banyak dan tidak terlalu banyak terkontaminasi polusi udara pH tanah yang dianjurkan 5-7. Curah hujan 1000-2000 mm/tahun, suhu 16-28 °𝐶 namun tergantung jenis kopinya (BBPP Lembang, 2016).



2



2.2 Profil Perkebunan Perkebunan PT. Ngancar Coffe didirikan pada tanggal 22 Maret 2016, perkebunan ini bergelut pada komoditas kopi lebih tepatnya kopi varietas java arabica coffe specialty yang saat ini paling digemari oleh para konsumen. Perkebunan Ngancar Coffe ini berdiri dari assosiasi 7 orang dengan visi yang sama yakni menjadikan perkebunan yang berdaya saing tinggi dan mampu tumbuh kembang berkelanjutan, dan menciptakan kualitas produk dengan pelayanan yang prima. Terlihat dari misi bahwa perkebunan ini tidak hanya menginginkan profit atau keuntungan saja, melainkan juga mampu memproduksi kopi yang berkualitas tinggi dengan pelayanan yang prima hingga mampu berdaya saing dan lebih unggul di pasaran. Perkebunan Ngancar coffee ini bergelut pada bagian hilir saja yang dimulai dari budidaya tanaman kopi hingga tahap akhir pada saat pemanenan kopi akan dikeringkan dan disimpan dalam gudang yang akhirnya nanti akan dikirmkan ke perusahaan yang sudah bermitra, dimana perkebunan ini hanya menyediakan kopi mentah yang belum diolah, sehingga nanti perkebunan ini akan bermitra dengan berbagai perusahaan kopi yang ada di Indonesia dan juga perusahaan luar negeri, perkebunan ini nantinya diharapkan mampu menambah devisa bagi negara dan mampu menebarkan sayapnya pada kancah internasional. Lokasi dari PT. Ngancar Coffee ini berada pada Desa Ngancar Kabupaten Kediri, tepatnya di Desa Sugih waras kecamatan Ngancar yang berada pada lereng Gunung Kelud bahkan hanya berjarak 7 km dari kawah Gunung Kelud. Secara geografis, Desa Sugih waras ini berada pada posisi 7056’ Lintang Selatan dan 112018,5’ Bujur Timur dengan ketinggian 1.650 meter di atas dataran Kediri atau 1.731 meter di atas dari permukaan laut. Rata – rata suhu pada Desa sugih waras Kecamatan Ngancar ini bersuhu 22°C. Curah hujan rata – rata 2000 mm – 3000mm / thn. Secara administratif, lokasi desa ini sangat strategis karena berada di antara tiga kabupaten, yakni Kediri, Blitar, dan Kabupaten Malang. Desa ini memiliki lahan pertanian yang sangat subur ditanami beraneka ragam buah, sayur dan komoditi pertanian lainya seperti tebu dan ketela pohon. Sehingga



3



Ngancar Coffee ini memutuskan untuk mendirikan perkebunan pada daerah lereng Gunung Kelud ini, karena melihat kondisi lahannya yang subur dan juga suhu yang mendukung untuk syarat tumbuh tanaman kopi, dimana tanaman kopi ini salah satu tanaman yang memerlukan naungan. 2.3 Perencanaan Perkebunan Terdapat beberapa perencanaan pada perkebunan PT Ngancar Coffe, diantaranya sebagai berikut: 1) Jangka Pendek Dalam perencanaan jangka pendek PT Ngancar Coffe mampu memenuhi permintaan domestik maupun internasional terhadap kopi arabika mengingat di Indonesia telah banyak perusahaan industri pengolahan kopi dan tingkat konsumsi kopi baik luar negeri maupun dalam negeri meningkat, hal ini dibuktikan dengan banyak coffe shop diberbagai wilayah yang ramai dikunjungi pecinta kopi. Sehingga PT. Ngancar Coffe dapat menjadi mitra usaha mereka dalam menyediakan bahan baku untuk pengolahan kopi. 2) Jangka Menengah Dalam perencanaan menengah PT. Ngancar Coffe ingin mengembangkan perkebunan kopi di berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu PT Ngancar Coffe ingin mengembangkan berbagai jenis kopi specialty yang ada di Indonesia tentunya diwilayah yang potensial untuk pengembangannya. 3) Jangka Panjang Dalam perencanaan jangka panjang PT. Ngancar coffe ingin menjadi perusahaan pengekspor kopi terbesar dan terbaik di dunia. Dengan kekhasan kopi specialty dari PT Ngancar Coffe mampu menjadikan produk kopi specialty dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Selain itu dalam jangka panjang PT. Ngancar Coffe tidak hanya menjadi produsen kopi yang menjual kopi (dalam bentuk bijian) namun juga berkembang pula menjadi perusahaan pengolahan kopi yang dapat menjual dalam bentuk bubuk .



4



2.4 Pelaksanaan Perkebunan Kopi a. Pembukaan Lahan Penanaman tanaman kopi dilakukan dengan cara membuka lahan kebun warga sebesar 10 Ha. Pembukaan lahan kebun warga dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan gergaji mesin. Hal tersebut dilakukan dengan manual karena lebih ramah lingkungan meskipun biaya cukup mahal dibandingkan dengan pembakaran. Pembukaan lahan tidak dilakukan sampai bersih karena gulma maupun tanaman liar yang ada nantinya dapat digunakan sebagai tanaman inang bagi musuh alami. Sehingga yang dilakukan hanya menebang tanaman yang besar dan berkayu. b. Penanaman Jenis tanaman kopi yang akan ditanam adalah kopi arabika. Pembibitan dapat dilakukan secara generative yaitu dengan menggunakan biji kopi arabika. Pada tahap pembibitan dilakukan penyemaian benih kopi terlebih dahulu sambil menyiapkan lahan yang nantinya digunakan untuk penanaman. Lahan yang akan digunakan dibuat teras individu dan ditanami tanaman penaung terlebih dahulu. Tanaman penaung dapat bersifat sementara atau permanen. Setelah tanaman penaung siap ditanami kopi kemudian dilakukan penanaman kopi di lahan. Pembuatan lubang tanam dengan ukiran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m kemudian masukkan pupuk kandang atau pupuk kompos ke dalam lubang tanam. Penanaman dilakukan satu bulan setelah pembuatan lubang tanam agar pupuk yang dimasukkan ke dalam tanah dapat terdekomposisi terlebih dahulu dengan baik. Penanaman dilakukan dengan mebuka polybag dan membenamkan pada lubang tanam yang telah disediakan. c. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman kopi dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan, pemangkasan, maupun pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi. Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menjaga daya tahan tanaman, meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar



5



produksi stabil tinggi. Pemberian pupuk dapat diletakkan sekitar 30-40 cm dari batang pokok. Tabel 1. Pedoman Dosis Pemupukan Kopi (Puslitkoka, 2006)



Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk membentuk tanaman yang sehat dan mengatur tinggi tanaman sehingga memudahkan perawatan dan pemanenan, memudahkan masuknya cahaya dan memperlancar aliran udara dalam tajuk, memudahkan pengendalian hama penyakit, mengurangi terjadinya perubahan hasil yang naik turun serta dampak dari pembuahan yang berlebih. Pada kopi arabika dapat dilakukan dengan menghilangkan cabang tua, cabang liar, cabang balik, cabang cacing, dan cabang yang tidak dikehendaki. Terdapat dua macam sistem pemangkasan, yaitu pemangkasan berbatang tunggal (single stem) dan pemangkasan berbatang ganda (multiple stem). Secara garis besar penurunan produktivitas kopi ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Terdapat tiga (3) jenis OPT utama yang menyerang tanaman kopi yaitu hama (Hama Penggerek Buah Kopi atau PBKO), nematoda parasit (Pratylenchus coffeae) dan penyakit (Penyakit Karat Daun Kopi). Pengendalian OPT dapat dilakukan secara kultur teknis, mekanis, biologis, fisik, maupun kimia. Cara pengendalian tersebut disesuaikan dengan serangan OPT yang ada di lahan kopi. 2.5 Produksi dan Pemasaran Pengolahan pasca panen dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu basah dan semi basah. Tahapan pengolahan kopi cara basah adalah sebagai berikut: Panen Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering ->



6



Pengeringan -> Pencucian -> Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah -> Sortasi Buah -> Pengemasan dan penyimpanan. Tahapan pengolahan kopi cara semi basah adalah sebagai berikut : Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit buah merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % -> Pengupasan kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 - 13 % -> Sortasi dan pengemasan -> Penyimpanan dan penggudangan. Sortasi atau pemilihan biji kopi dimaksudkan untuk memisahkan biji yang masak dan bernas serta seragam dari buah yang cacat/pecah, kurang seragam dan terserang hama serta penyakit. Sortasi juga dimaksudkan untuk pembersihan dari ranting, daun atau kerikil dan lainnya. Buah kopi masak hasil panen disortasi secara teliti untuk memisahkan buah superior (masak, bernas dan seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang, dan terserang hama penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang karena benda-benda tersebut dapat merusak mesin pengupas. Buah merah terpilih (superior) diolah dengan metode pengolahan secara basah atau semi basah supaya diperoleh biji kopi HS (Haulk Snauk) kering dengan tampilan yang bagus, sedang buah campuran hijau-kuning-merah diolah dengan cara pengolahan kering. Sebelum dikupas, biji kopi sebaiknya dipisahkan berdasarkan ukuran biji agar menghasilkan pengupasan yang baik jika dilakukan dengan mesin pengupas. Mesin pengupas kopi saat ini sudah tersedia dan mudah diperoleh dipasaran. Pengupasan kulit buah berlangsung di antara permukaan silinder yamg berputar (rotor) dan permukaan pisau yang diam (stator). Silinder mempunyai profil permukaan bertonjolan atau sering disebut “buble plate” dan terbuat dari bahan logam lunak jenis tembaga. Silinder digerakkan oleh sebuah motor bakar atau sebuah motor diesel, mesin pengupas tipe kecil dengan kapasitas 200-300 kg buah kopi per jam digerakkan dengan motor bensin 5 PK. Alat ini juga bisa dioperasikan secara manual (tanpa bantuan mesin), namun kapasitasnya turun menjadi hanya 80-100 kg buah kopi per jam. Fermentasi diperlukan untuk menyingkirkan lapisan lendir pada kulit tanduk kopi. Fermentasi dilakukan biasanya pada pengolahan kopi arabika,



7



untuk mengurangi rasa pahit dan mempertahankan citarasa kopi. Fermentasi dapat dilakukan dengan cara perendaman biji ke dalam air atau secara kering dengan memasukkan biji kopi ke dalam kantong plastik dan menyimpannya secara tertutup selama 12 sampai 36 jam. Setelah tahapan ini dapat dilakukan pencucian dengan air untuk menghilangkan sisa lender setelah fermentasi. Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di lapisan kulit tanduk pada biji kopi setelah proses pengupasan. Pada kopi arabika, fermentasi juga bertujuan untuk mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhannya. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih menempel pada kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedang kapasitas besar perlu di bantu dengan mesin. Pengeringan biji kopi dilakukan dengan suhu antara 45 – 50°C sampai tercapai kadar air biji maksimal sekitar 12,5%. Suhu pengeringan yang terlalu tinggi dapat merusak citarasa, terutama pada kopi arabika. Pengeringan kopi robusta bisa diawali suhu yang agak tinggi (sekitar 90°C) dalam waktu singkat (sekitar 20-24 jam). Pengeringan dapat juga dilakukan dua tahap, dengan pengeringan awal melalui penjemuran sampai kadar air sekitar 20 % dan selanjutnya dilakukan pengeringan mekanis sampai kadar air 12,5 %. Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam biji kopi HS yang semula 60-65% sampai menjadi 12%. Dalam penetapan pasar maka PT. Ngancar Coffee memiliki penetapan target pasar dengan segmentasi,targetting, dan positioning. Berikut merupakan STP 1. Segmentasi Segmentasi pasar PT Ngancar Coffee dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan gender dan demografis. Berdasarkan gender yaitu laki-laki dan perempuan, sedangkan berdasarkan demografis yaitu seluruh wilayah di Indonesia dan luar negeri



8



2. Targeting Target pasar yang dituju adalah industri pengolahan kopi dan coffe shop di seluruh Indonesia maupun di luar negeri. 3. Positioning Target pasar yang dituju adalah industri pengolahan kopi dan coffe shop di seluruh Indonesia maupun di luar negeri. 2.6 Dukungan Pemerintah Sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Papua, Kabupaten Intan Jaya memiliki potensi sumberdaya alam terutama sektor pertanian yang luar biasa, dan



didukung



oleh



beberapa



sektor



lainnya



(Kehutanan,



Industri,



Perdagangan, dan Jasa). Pemanfaatan dan pengoptimalan potensi ekonomi yang



ada



saat



ini



bila



dimanfaatkan



dan



dikembangkan



secara



sungguhsungguh, maka dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat untuk masa yang akan datang. Namun, sampai saat ini Kabupaten Intan Jaya masih menghadapi persoalan yang sama dengan kabupaten lain di Provinsi Papua, yaitu kemiskinan dan keterbelakangan akibat yang disebabkan beberapa faktor utama. Melalui



program-program



pembangunan



yang



dilakukan



oleh



pemerintah Kabupaten Intan Jaya selama beberapa tahun terakhir, telah teridentifikasi beberapa komoditi unggulan yang layak untuk dilakukan investasi. Upaya tersebut dilakukan untuk mencapai “kemandirian” dari masyarakat itu sendiri, sehingga masyarakat harus didorong kearah help for selfhelp yakni menolong dirinya sendiri, yakni melalui peningkatan produksi dan kelancaran pemasaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat, yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat Kabupaten Intan Jaya yang semakin baik. Upaya peningkatan produksi komoditi unggulan pada sektor pertanian tersebut diharapkan pada gilirannya akan memaksimumkan produksi (output/PDRB) dari berbagai sektor usaha ekonomi sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Salah satu komoditi perkebunan yang diolah dalam industri mikro di Kabupaten Intan Jaya saat ini adalah tanaman kopi, dimana komoditi ini merupakan tanaman tradisional yang sudah turun temurun dilakukan oleh



9



rakyat di daerah pegunungan, sehingga pembudidayaan kopi banyak dilakukan oleh masyarakat. Proses produksinya untuk tanaman kopi sudah mulai banyak menggunakan teknologi yang lebih modern seperti mesin untuk mengolah dan tempat penyimpanan. Tanaman kopi sudah menjadi komoditi primadona dan selama ini telah memiliki pasar tersendiri. Petani di Distrik Homeyo sudah dijual Kopi dalam kemasan baik yang telah dihaluskan maupun yang masih dalam bentuk biji kopi, dimana kopi yang tergolong nikmat dalam citarasanya ini diberi label Kopi Menebeka. Kopi hasil produksi tersebut sebagian besar dipasok untuk perusahaan tambang yang lokasinya dekat dari Distrik Homeyo yaitu PT Freeport Indonesia. Potensi Dukungan pemerintah khususnya pemerintahan Irian Jaya dalam meningkatkan produktivitas kopi adalah dengan pelaksanaan kebijakan dan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan ekonomi berdasarkan isu-isu strategis yang telah dikemukakan maka arah kebijakan pengembangan produk unggulan tanaman kopi di Kabupaten Intan Jaya adalah: 1) Peningkatan Produk Lokal Arah kebijakan ini merupakan upaya untuk meningkatkan produksi dari produk kopi sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mendorong tersedianya supply pasar. 2) Peningkatan Nilai Tambah Produk Lokal Peningkatan nilai tambah produk



kopi



merupakan



upaya



untuk



memberikan



peningkatan



pendapatan masyarakat dari aktivitas produktif yang dilakukan serta memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. Selain itu ini merupakan upaya untuk meningkatkan keterkaitan antar sektor primer (pertanian) dan sekunder (industri pengolahan) 3) Mengidentifikasi usaha ekonomi tanaman kopi yang berkelanjutan berbasis pada kearifan lokal. Indentifikasi usaha ekonomi tanaman kopi diarahkan guna mendapatkan data yang akurat sebagai bagian dari upaya penetapan program pemberdayaan masyarakat yang lebih tepat. 4) Mewujudkan penguasaan teknologi tepat guna dan efisiensi usaha Arah kebijakan penguasaan teknologi merupakan upaya untuk memberikan kemampuan pada pelaku usaha produktif dapat melakukan usahanya



10



dengan efisien dan tepat guna, sehingga alokasi sumber daya dapat dilakukan dengan lebih optimal. 5) Peningkatan Permodalan Usaha Produk Lokal. Arah kebijakan ini diarahkan untuk memberikan kemungkinan unit usaha tanaman kopi dapat memperoleh permodalan, baik dari perbankan, NGO, CSR Perusahaan, maupun dari pemerintah daerah. 6) Mewujudkan citra produk kopi 7) Perluasan Pasar produk kopi 8) Pengembangan kemitraan produksi tanaman kopi maupun pemasarannya 9) Peningkatan teknologi Produksi Pra-Panen maupun



Produksi Pasca



Panen tanaman kopi 10) Peningkan kuantitas dan kualitas tenaga penyuluh dan pendamping usaha tanaman kopi. 11) Peningkatan kerjasama antar petani dan produsen produk turunan kopi.



11



BAB III PENUTUP



3.1 Simpulan Perkebunan kopi PT. Ngancar Coffe yang didirikan pada tanggal 22 Maret 2016 ini bergelut pada komoditas kopi lebih tepatnya kopi varietas java arabica coffee specialty yang saat ini paling digemari oleh para konsumen. Pengolahan pasca panen dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu basah dan semi basah. Tahapan pengolahan biji adalah sebagai berikut : Panen, Pengupasan kulit kopi, Sortasi, Pengeringan, Pencucian, Fermentasi, Pengupasan kulit buah merah,



Sortasi Buah, Pengemasan dan penyimpanan. Dukungan



pemerintah khususnya pemerintahan Irian Jaya dalam meningkatkan produktivitas kopi adalah dengan pelaksanaan kebijakan dan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan ekonomi berdasarkan isu-isu strategis yang telah dikemukakan melalui arah kebijakan pengembangan produk unggulan tanaman kopi intan jaya tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



12



Adi Purwadi.S,. 2018. Budidaya Pendorong



Ekonomi



Tanaman



Kopi



Arabika



Masyarakat



Di Kabupaten



Sebagai Intan



Jaya.



Jurnal Manajemen Bisnis. Volume 2, Nomor 1 . Hal 1-11. AEKI. 2013. Laporan Realisasi Ekspor Kopi Arabika Provinsi Aceh. Aceh (ID): AEKI. BBPP Lembang. 2016. Mengenal Tanaman Kopi. Giroh, D. Y, H. Y. Umar, and W. Yakub. 2010. Structure, conduct and performance of farm gate marketing of natural rubber in Edo and Delta States, Nigeria. African Journal of Agricultural Research 5 (14): 17801783. ICCRI. 2008. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Jakarta (ID): CV Azrajens Mayuma. Sulaiman, 1990. Budidaya Tanaman Kopi. Bogor : IPB Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2006. Varietas-Varietas Kopi Arabika. Menteri Pertanian.



13