Jurnal Ortho [PDF]

  • Author / Uploaded
  • tasya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PIRANTI LEPASAN SEERHANA UNTUK MENGOREKSI CROSSBITE ANTERIOR DAN POSTERIOR PADA MASA GIGI CAMPURAN : Laporan Kasus



Abstrak Berbagai teknik telah digunakan untuk memperbaiki crossbite anterior dan posterior pada periode gigi campuran. Laporan kasus ini menggambarkan perawatan crossbites anterior dan crossbite posterior unilateral selama gigi campuran. Pasien adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dengan crossbite dari insisivus sentral permanen kanan rahang atas dan crossbite posterior kanan unilateral, keduanya didiagnosa karena adanya perubahan fungsional dalam dimensi sagital dan transversal. Dua piranti lepasan akrilik pada rahang atas, masing-masing dengan ekspansi jackscrew, digunakan untuk memperbaiki crossbite. Total waktu perawatan aktif adalah 4 bulan. Hasil pengobatan berhasil dipertahankan selama 4 bulan berikutnya. Dokter gigi umum dan dokter gigi anak-anak serta dokter gigi ortodonti, mungkin menemukan teknik ini agar digunakan dalam mengelola kasus-kasus crossbite dari gigi geligi campuran dan memanfaatkan diskusi dan ilustrasi untuk panduan klinis lebih lanjut.



1. Pendahuluan Anterior crossbite dapat menjadi perhatian dari segi estetik dan fungsional selama tahap awal perkembangan gigi. Anterior crossbite didefinisikan sebagai keadaan dimana satu atau lebih gigi insisivus rahang bawah desidui atau permanen oklusi lebih ke labial dari gigi antagonisnya (atau ketika satu atau lebih gigi insisivus rahang lebih ke lingual dari antagonisnya (Daskalogiannakis, 2000). Crossbite dilaporkan memiliki tingkat kejadian 4-5% dan biasanya mulai terlihat lebih jelas selama periode awal pertumbuhan gigi campuran (Hannuksela dan Vaananen, 1987; Heikinheimo et al., 1987; Mayor dan Glover, 1992). Hal ini terjadi akibat berbagai faktor seperti erupsi gigi seri rahang atas yang mengarah ke palatal, trauma pada gigi seri, supernumerary gigi anterior, gigi sulung yang yang masih dipertahankan, odontoma, berjejal pada regio insisivus, dan panjang lengkung rahang yang tidak memadai (Valentine dan Howitt, 1970; McEvoy, 1983; Bayrak dan Tunc, 2008). Posterior crossbite (lateral) adalah masalah lain yang terjadi pada awal masa geligi bercampur; beberapa penelitian telah melaporkan kejadian tersebut berkisar antara 8% dan 22% (Kutin dan Hawes, 1969; Thilander dan Myrberg, 1973; Egermark-Eriksson et al., 1990). Pasien dengan oklusi normal pada gigi sulung terbukti dapat menyebabkan lateral crossbite pada 3,1% setelah tahap geligi permanen (Legovic dan Mady, 1999). Dalam kebanyakan kasus, crossbite disertai dengan pergeseran mandibula yang menyebabkan deviasi garis tengah (Thilander dan Myrberg, 1973; Kurol dan Berglund, 1992). Etiologi posterior crossbite dapat mencakup kombinasi komponen fungsional gigi, skeletal, dan neuromuskuler. Namun, biasanya terkait dengan pengurangan lebar lengkung rahang atas dimana pengurangan ini dapat disebabkan oleh kebiasaan mengisap jari tangan, kebiasaan menelan tertentu (Melsen et al., 1979), atau bernapas melalui mulut yang biasanya akibat obstruksi jalan nafas atas akibat hipertrofi jaringan adenoid (Bresolin et al., 1983; Oulis et al.1994)



Anterior crossbite dan posterior crossbite pada masa awal gigi campuran diyakini berasal dari gigi sulung yang berakibat ke gigi permanen dan dapat memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang (McNamara, 2002). Anterior Crossbite dapat menyebabkan abrasi email yang abnormal atau proklinasi gigi insisivus rahang bawah, yang pada gilirannya menyebabkan penipisan plat alveolar labial dan/ resesi gingiva (Valentine dan Howitt, 1970). Pergeseran mandibula yang disebabkan oleh gerakan mandibula abnormal dapat menyebabkan ketegangan pada struktur orofasial, menyebabkan efek buruk pada sendi temporomandibular dan sistem pengunyahan (Troelstrup dan Moller, 1970; Ingervall dan Thilander, 1975). Koreksi spontan dari maloklusi semacam itu telah dilaporkan terlalu rendah untuk membenarkan tidak adanya intervensi dan tingkat koreksi diri terbukti berkisar antara 0% hingga 9% (Kutin dan Hawes, 1969; Thilander et al., 1984). Oleh karena itu, perawatan dengan pencegahan sering disarankan untuk menormalkan oklusi dan menciptakan kondisi untuk perkembangan oklusal normal. Bracket dengan bonding pada empat gigi seri rahang atas yang dikombinasi dengan pemasangan band pada molar pertama permanen kiri dan kanan rahang atas sebagai retensi (piranti cekat 2 x 2) adalah salah satu metode yang digunakan untuk koreksi anterior crossbite dengan menggunakan piranti cekat. Dimana telah dilaporkan bahwa cara tersebut efektif memperbaiki anterior crossbite pada gigi campuran (Dowsing dan Sandler, 2004) dan gigi permanen (Brooks dan Polk, 1999). Metode ini memiliki keuntungan yaitu hanya sedikit bahkan tidak ada penyesuaian pasien atau perubahan dalam berbicara. Beberapa perawatan lain yang dilaporkan dapat mengoreksi anterior crossbite yaitu dengan magnetic appliance yang jarang digunakan (Xie, 1991), piranti cekat (Croll, 1984), bonded resin-composite slopes (Bayrak dan Tunc, 2008), dan Essix-based appliances (Giancotti et al., 2011). Berbagai metode perawatan telah disarankan untuk koreksi crossbite posterior seperti rapid maxilla expassion (Sandikcioglu dan Hazar, 1997; Erdinc et al., 1999) dan slow expanssion dengan quad-helix atau pelat ekspansi yang dapat dilepas (Bjerklin, 2000) Piranti lepasan memiliki keunggulan yaitu pemeliharaannya lebih mudah dan dapat menjadi cara memelihara kebersihan mulut untuk pasien muda, penggunaan penjangkaran palatal, dan kemampuan untuk menggerkkan selected block dari gigi (Littlewood et al., 2001). Literatur menjelaskan teknik manajemen untuk unilateral crossbite menggunakan piranti lepasan dengan sekrup ekspansi midsagittal. Namun, artikel ini hanya terdiri dari ilustrasi singkat dengan diskusi umum (Littlewood et al., 2001) dan tidak memiliki tampilan gambar ekstraoral dan komponen piranti lepasan tambahan seperti bite plane (Ngan dan Wei, 1990; Cunha et al., 1999). Laporan kasus lain melaporkan piranti memerlukan perangkat khusus (Piancino et al., 2007) atau mencoba untuk mengoreksi masalah kombinasi sagital dan masalah vertikal posterior (Al-Sehaibany dan White, 1998) Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan dokter gigi umum dan pediatrik pengetahuan tetang teknik sederhana untuk mengelola crossbite anterior dan posterior pada masa gigi campuran. Ilustrasi perkembangan dan desain piranti dimasukkan pada panduan klinis lebih lanjut.



2. Laporan Kasus Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dirujuk oleh dokter gigi pediatriknya untuk konsultasi ortodontik mengenai gigitan anteriornya. Secara luar, ia memiliki wajah yang seimbang dengan profil yang baik, dengan garis tengah gigi rahang atas bertepatan dengan garis tengah wajah. Dagu menyimpang ke sisi kanan sebesar 3 mm dari garis tengah wajah, dan seluruh segmen posterior kanan maksila tpping ke arah palatal (terutama gigi taring primer kanan) (Gambar 1–9)



Gambar 1–9 Foto ekstraoral, intraoral sebelum perawatan, dan radiografi panoramik



Pasien terlihat berada pada tahap pertumbuhan gigi campuran dengan hubungan molar Kelas I pada sisi kiri dan dengan sisi kanan kelas II setengah cups (Gambar 10-14). Overbite yang



dalam (100% pada insisivus sentral maksila kiri), dan crossbite anterior insisivus sentral permanen kanan maksila dan crossbite posterior unilateral (kanan). Kedua crossbite dihasilkan dari pergeseran fungsional secara sagital (yaitu, ke depan) dan dimensi transversal (ke sisi kanan). Garis tengah gigi mandibula menyimpang dari garis tengah gigi rahang atas (ditetapkan sebagai mesial dari insisivus sentral kanan maksila) sebesar 4 mm ke kanan pada oklusi sentris. Radiografi panoramik menunjukkan bentuk dan posisi condylar simetris secara bilateral dan biasanya berkembang benih gigi pengganti permanen.



Gambar 10–14 Model studi ortodontik sebelum perawatan



2.1 Rencana Perawatan Berdasarkan temuan di atas, pasien dijadwalkan untuk perawatan pencegahan awal untuk mengembalikan oklusi normal dan mengurangi pergeseran fungsional yang mendasarinya. Untuk mencapai tujuan ini, dua pendekatan perawatan dipertimbangkan. Ekspansi quad-helix dikombinasikan dengan pembuka gigitan dan braket bonding hanya pada empat gigi seri rahang atas yang akan memungkinkan koreksi simultan dari kedua crossbites anterior dan posterior. Namun, ekspansi dengan quad helix tidak akan mengontrol tipping palatal dari segmen posterior kanan mesial ke molar pertama (terutama kaninus kanan rahang atas primer). Oleh karena itu, piranti lepasan dipilih untuk menggerakan gigi kaninus dan tipping pada palatal gigi yang berdekatan dengan lebih baik. Pilihannya yaitu alat piranti lepasan dengan penggunaan dua piranti lepasan bagian atas. Yang pertama memasukkan jackscrew yang untuk mengatur arah anteroposterior untuk memberi pergerakan pada gigi insisivus sentralis permanen kanan rahang atas dan bidang gigitan posterior bilateral (sekitar 4 mm) untuk melepaskan gigitan dan memfasilitasi pergerakan gigi (Gbr. 15).



Gambar 15 insersi piranti lepasan pertama untuk mengoreksi crossbite anterior; oklusal maxillary (A), frontal (B), lateral kanan (C), dan lateral intraoral views (D).



Kemudian diikuti oleh piranti lepasan lainnya dengan jackscrew midpalatal dan bite plane posterior bilateral (dengan ketebalan minimal) untuk lebih memperluas maxilla kanan (ekspansi diferensial). Dua klamer Adams dan dua klamer bundar digabungkan di kedua piranti untuk sebaga retensi. Dua set piranti digunakan dan bukan satu karena kedekatan aspek posterior dari situs jackscrew anterior ke garis pemisah pada bagian anterior dan lateral dari jackscrew midpalatal. Z-spring sebenarnya juga bisa digunakan pada anterior untuk mengatasi kekurangan ruang; Namun, jackscrew lebih menguntungkan dalam hal stabilitas alat. Orang tua pasien diminta untuk mengaktifkan jackscrew seperempat putaran setiap dua hari. Pasien diinstruksikan untuk memakai piranti setiap saat (siang dan malam) kecuali untuk makan dan membersihkan gigi. Setelah setiap makan dan sebelum tidur, pasien diminta untuk menyikat gigi dan alat sebelum menggunakannya kembali. Teknik menyikat gigi roll disarankan pada pasien, dan orang tua diminta untuk memantau frekuensi dan durasi menyikat gigi (minimal 2 menit). Pasien juga diinstruksikan untuk memegang piranti lembut dan menghindari memegang wire ekstensi atau ujungnya saat membersihkan. Setelah selesai perawatan, direncanakan kembali untuk menggunakan retainer hawley untuk memastikan stabilitas dalam memperbaiki maloklusi. Retensi menggunakan alat baru yang lebih disukai daripada melakukan pengasahan pada bite plane yang kedua untuk meningkatkan adaptasi dan kenyamanan pasien. Jika orang tua menyetujui rencana perawatan dan diberi tahu bahwa tahap kedua perawatan komprehensif untuk tahap akhir mungkin diindikasikan pada evaluasi ulang klinis selama tahap awal pertumbuhan gigi permanen.



2.2 Perkembangan Perawatan



Piranti pertama digunakan selama 7 minggu untuk mencapai overjet positif dari gigi seri sentral kanan atas. Setelah koreksi crossbite anterior, open bite posterior blateral dihasilkan dari penggunaan pesawat bite posterior yang menyebabkan intrusi sebagian besar segmen posterior mandibula. Pada titik ini, penurunan keparahan deviasi garis tengah mandibula menjadi jelas (Gambar 16-18). Penggunaan piranti diakukan selama 8½ minggu (Gbr. 19). Ekspansi dilanjutkan sampai koreksi transversal yang diinginkan dari segmen posterior kanan maksila tercapai. Total masa perawatan aktif adalah sekitar 4 bulan. Untuk kedua piranti, pasien diperhatikan selama minggu pertama setelah pemasangan alat untuk memastikan kenyamanan dan memantau tingkat koperatifnya. Setelah itu, follow up dijadwalkan setiap 3-4 minggu.



Gambar 16-18 Foto intraoral setelah koreksi crossbite anterior



Gambar 19 aktivasi pranti lepasan yang kedua untuk memperbaiki crossbite posterior kanan unilateral; tampilan depan (A), tampilan lateral kanan (B), tampilan oklusal rahang atas (C) dan gambar desain alat (D).



Setelah menyelesaikan perawatan, crossbites anterior dan posterior telah terkoreksi, hubungan molar kanan menjadi ke Kelas I, hubungan molar kiri memiliki kecenderungan untuk Kelas III, dan asimetri dagu berkurang (Gambar 20-27). Beberapa penyesuaian oklusal dilakukan pada kaninus primer kanan rahang atas dan rahang bawah (bidang miring) untuk memastikan hubungan yang stabil dan fungsional. Hawley atas kemudian digunakan penuh



waktu (siang dan malam) selama 6 bulan. Penggunaan retainer Hawley meningkatkan retensi dan resolusi dari setiap gigitan terbuka posterior lateral residual. Pasien kemudian diminta untuk memakai retainer hanya di malam hari selama 4 bulan. Kasus ini ditindaklanjuti dengan retensi selama 4 bulan tambahan (Gambar 28-32). Hubungan anterior dan posterior yang stabil terbukti, dan kelanjutan secara spontan dari gigi seri rahang bawah terlihat. Selanjutnya, ada penurunan spontan diastema maksila. 3. Diskusi Foto-foto pretreatment menunjukkan kebersihan mulut yang bagus. Namun, pada akhir perawatan, terjadi gingivitis marginal generalized pada rahang atas dan rahang bawah terbukti (Gbr. 20-27). Peradangan diikuti oleh peningkatan kebersihan mulut selama periode retensi. Meskipun telah diperlihatkan tindakan kebersihan mulut yang tepat kepada pasien, kebersihan pasien memburuk selama masa perawatan, mungkin karena faktor-faktor seperti kurangnya kerjasama pasien, kurangnya motivasi dan tindak lanjut oleh dokter gigi, kurangnya dukungan orang tua, dan penggunaan piranti intraoral yang tidah higienis. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa hanya 26,1% dari kelompok anak-anak Saudi yang berusia 6-9 tahun bebas karies (Alamoudi et al., 1996). Investigasi yang lebih baru menunjukkan bahwa prevalensi karies di antara sampel anak-anak sekolah dasar Saudi adalah 94,4% (Wyne et al., 2002). Oleh karena itu, lebih banyak penekanan harus difokuskan dalam menjaga kebersihan mulut yang baik sebelum, selama, dan setelah perawatan gigi. Kasus ini disajikan dengan pergeseran fungsional, diskrepansi diindikasikan untuk manajemen awal. Periode pertumbuhan gigi campuran memberikan peluang besar untuk panduan oklusal dan pencehgahan maloklusi (Kocadereli, 1998). Jika pengobatan ditunda ke tahap perkembangan selanjutnya, perawatan mungkin menjadi lebih rumit (Tse, 1997). Pada evaluasi ekstraoral, pasien menunjukkan deviasi dagu ke sisi kanan dalam oklusi sentris. Asimetri wajah dengan deviasi dagu ke sisi crossbite adalah temuan yang bersamaan dalam kasus-kasus yang dipengaruhi oleh pergeseran fungsional mandibula (Pirttiniemi et al., 1990). Oleh karena itu, perawatan diberikan untuk membantu menghindari ketidakseimbangan pertumbuhan struktur kerangka dan dentoalveolar (Vadiakas dan Viazis, 1992)



Gambar 20-27 Foto ekstraoral dan intraoral pasca perawatan



Gambar 28–32 gambar intra oral setelah 4 bulan menggunakan retensi



Dalam kasus crossbite unilateral, menentukan pendekatan perawatan yang tepat untuk setiap kasus individu adalah kunci keberhasilan dan stabilitas perawatan. Dokter harus terlebih dahulu membedakan crossbites yang berasal dari gigi dengan yang berasal dari tulang. Crossbite gigi yang melibatkan gigi tipping yang terlokalisasi dan tidak melibatkan tulang basal (Bayrak dan Tunc, 2008). Maloklusi Pseudo Kelas III adalah contoh lain dari crossbite anterior gigi yang perlu dibedakan dari diskrepansi sagital seletal. Ini melibatkan retriklinasi gigi sulung rahang atas yang menyebabkan mandibula untuk bergerak maju (Rabie dan Gu, 2000). Itulah sebabnya perawatan kasus-kasus ini harus bertujuan untuk mengoreksi inkliasi gigi seri rahang atas (Hagg et al., 2004). Moyers telah membedakan maloklusi Kelas III pseudo dengan linguoversi sederhana. Yang akhirnya melibatkan posisi yang lebih ke palatal dari satu atau lebih gigi anterior rahang atas dan tidak menyebabkan posisi yang berhubungan akibat gangguan awal (Moyers, 1988). Lengkung rahang atas menunjukkan bentuk yang asimetris karena tipping palatal pada regio posterior kanan. Bentuk yang asimetri mungkin telah berkembang akibat dari gigitan anterior prematur yang memaksa mandibula untuk bergeser ke sisi kanan. Sudut garis mesial dan distal masing-masing gigi insisivus sentralis rahang atas dan rahang bawah bertindak sebagai bidang pemandu selama perkembangan pergeseran, sehingga menghasilkan garis aksial gigi-gigi ini. Oleh karena itu, perawatan diarahkan untuk mengurangi crossbite anterior terlebih dahulu dan kemudian mengendalikan diskrepasni transversal yang tersisa. Perlu dicatat bahwa kasus-kasus dengan lengkung rahang yang simetris dapat memiliki keuntungan dari ekspansi simetris bahkan dengan adanya crossbite unilateral dan pergeseran mandibula. pada kasus tertentu, jumlah diskrepansi transmaxillary transverse biasanya dikurangi menjadi mengurangi crossbite bilateral penuh. Meskipun alat kedua dirancang bertujuan lebih banyak untuk ekspansi di sisi kanan, ekspansi kecil dari sisi yang berlawanan tidak dapat dihindari terjadi. Dengan demikian, perluasan kedua sisi harus dipantau dengan cermat dalam kasus-kasus seperti itu. Overcorrection biasanya direkomendasikan untuk kasus crossbite posterior. Namun, kami membatasi koreksi pada sisi kanan untuk menghindari ekspansi berlebih yang tidak diinginkan dari sisi kiri (tidak terpengaruh). Sebelum perawatan, hubungan molar adalah Kelas I di sisi kiri dan set Kelas II setengah cups di sebelah kanan. Dalam kasus crossbite dengan pergeseran mandibula, penelitian telah menunjukkan bahwa molar pada sisi crossbite menunjukkan hubungan parsial Kelas II (Hesse et al., 1997). Selain itu, studi tomogram telah mendukung temuan itu dengan menunjukkan posisi condylar asimetris pada kasus-kasus tersebut. Kondilus di sisi noncrossbite ditemukan diposisikan ke bawah dan ke depan, sedangkan di sisi crossbite itu berpusat di fossa artikular (Hesse et al., 1997). Dalam kasus ini, hubungan molar kanan telah dikoreksi ke hubungan Kelas I pada akhir perawatan. Studi lain menunjukkan bahwa, dari 65 pasien subdivisi Kelas II yang memiliki crossbite unilateral dengan pergeseran, 50% hubungan subdivisi yang menyertai crossbite diselesaikan setelah koreksi (Ben-Bassat et al., 1993). berkaitan dengan bite plane, harus ada instruksi yang jelas mengenai ketebalan akrilik dan jumlah pemisahan gigi. Untuk alat pertama, ketebalan akrilik 4 mm ditentukan (mis., Hampir tidak cukup untuk melepaskan gigi anterior crossbite). Untuk alat kedua, ketebalan



akrilik yang dibuat minimal. Dokter harus selalu berkomunikasi secara efektif dengan teknisi laboratorium untuk menghasilkan jumlah pembukaan gigitan yang diperlukan. Jumlah pembukaan gigitan yang meningkat dan tidak perlu dapat menyebabkan perubahan hubungan vertikal dan penurunan kepatuhan pasien. Dari pengamatan klinis, penulis telah memperhatikan bahwa mengelola kasus serupa tanpa menggunakan bite plane posterior tidak menghasilkan hasil yang diinginkan, di mana ekspansi mungkin hanya terjadi pada sisi noncrossbite (mis., Sisi yang dibebaskan). Secara umum, frekuensi aktivasi yang direkomendasikan untuk peralatan serupa adalah setiap hari kedua atau ketiga (Kennedy dan Osepchook, 2005). Dalam hal ini, kami mengikuti protokol aktivasi setiap hari, yang terbukti efisien dan efektif dalam pengelolaan kasus ini. Aktivasi setiap hari ketiga dianjurkan selama minggu pertama terapi untuk meningkatkan kenyamanan dan penerimaan pasien. Penulis lain menganjurkan aktivasi dua kali seminggu (Al-Sehaibany dan White, 1998) dan sekali seminggu (Cunha et al., 1999). Durasi perawatan dengan piranti lepasan dilaporkan berkisar antara 6 hingga 12 minggu (Kennedy dan Osepchook, 2005). Dengan tingkat ekspansi yang lebih lambat, perawatan bisa memakan waktu hingga 6 (Al-Sehaibany dan White, 1998) dan 12 bulan (Cunha et al., 1999). Terapi alat pertama dan kedua berlangsung masing-masing selama 7 dan 8½ minggu, yang sesuai dengan kisaran yang disebutkan di atas. Tujuan perawatan terpenuhi pada akhir terapi. Telah ditunjukkan bahwa koreksi crossbite dengan pergeseran fungsional pada gigi campuran dapat berhasil pada 84% hingga 100% kasus (Bell dan LeCompte, 1981; Hermanson et al., 1985; Ranta, 1988; EgermarkEriksson et al. , 1990; Bjerklin, 2000; Thilander dan Lennartsson, 2002). Jenis alat, periode follow-up, dan kriteria yang digunakan untuk definisi keberhasilan juga mempengaruhi tingkat keberhasilan kasus yang dilaporkan (Kennedy dan Osepchook, 2005). Retainer Hawley digunakan selama 6 bulan. Periode retensi yang direkomendasikan untuk kasus yang ditangani dengan kasus serupa adalah 4-6 bulan (atau untuk periode yang setidaknya sama dengan yang diperlukan untuk koreksi crossbite) (Kennedy dan Osepchook, 2005). Setelah selesai dari tahap retensi selama 4 bulan, kasus ini menunjukkan stabilitas yang baik. Periode retensi yang diperpanjang akan menambah stabilitas koreksi crossbite posterior; oleh karena itu, kasus-kasus lain harus dievaluasi dan dinilai secara individual. Telah ditunjukkan bahwa pengobatan dini dengan ekspansi lambat untuk crossbite unilateral dengan pergeseran ditemukan stabil (Bartzela dan Jonas, 2007). Insisivus mandibula terus mengalami penyelarasan spontan selama periode perawatan. Hal ini dapat dikaitkan dengan koreksi overjet yang memungkinkan gigi seri rahang atas tumpang tindih dengan yang mandibula dan memungkinkan akhirnya kembali ke tempat semula. Penjajaran spontan tersebut adalah contoh bagaimana perawatan dini dapat menghasilkan efek menguntungkan tambahan pada pertumbuhan gigi Peningkatan waktu dan biaya perawatan telah dikaitkan dengan penggunaan peralatan yang dapat dilepas dibandingkan yang diperbaiki (mis. Quadhelix) untuk koreksi crossbite (Hermanson et al., 1985; Ranta, 1988).Namun demikian, perawatan kasus ini terbatas pada



waktu perawatan yang diharapkan dan sesuai dengan durasi perawatan yang dilaporkan menggunakan piranti lepasan serupa.hal yang perlu diperhatikan yaitu pentingnya pemilihan kasus dan perlunya meminta kepatuhan pasien dan orang tua pasien sebelum memulai perawatan. 4. Kesimpulan Piranti lepasan sederhana digunakan untuk koreksi crossbite unilateral anterior dan posterior dengan adanya pergeseran fungsional. Penilaian klinis secara menyeluruh dan diagnosis yang akurat harus dilakukan untuk merencanakan strategi perawatan yang tepat dan desain alat. Praktisi umum dan dokter gigi anak dapat memanfaatkan teknik ini untuk mengelola kasus dengan maloklusi serupa. Pernyataan Etis Persetujuan orang tua pasien dicari sebelumnya dan menyetujui dimasukkannya kasusnya dan fotonya di pelajaran ini. Sambutan Penulis ingin membahas kontribusi berharga dari Dr. Moataz B. Alruwaithi selama proses pengembangan naskah ini.