Jurnal Pengabdian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Yosowilangun dengan Meningkatkan Kreativitas Lewat Batik Guna Meningkatkan Ekonomi Warga Sekitar pada Tahun 2021 Husna fiatul hasanah [email protected] Fakultas Tarbiyah Intitut Agama Islam Al-Falah As-sunniyyah Jember ABSTRAK Pemberdayaan artinya upaya menyampaikan penguatan serta kemudahan agar masyarakat memiliki kesempatan untuk berkembang sehingga mampu meningkatkan kreativitas mereka. Namun kurangnya partisipasi masyarakat masyarakat membuat kegiatan membatik belum mampu berdaya secara maksimal, Namun juga tidak menutup kemungkinan ada bebrapa orang yang bisa mengikuti program pemberdayaan ini. Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui batik bertujuan untuk meningkatkan kreativitas masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran yang ada di desa Yosowilangun Lumajang. Dengan diadakannya pemberdayaan ini saya harap warga desa Yosowilangun dapat mengisi waktu kosongnya dengan meningkatkan kwalitas diri lewat kreativitas batik, serta dapat membantu membangun ekonomi masyarakat sekitar. Kesejahteraan soial merupakan cita-cita setiap individu maupun kelompok. Kesejahteraan menjadi tujuan manusia dalam kehidupan ini, entah ia yang diberikan kesehatan ataupun mereka yang diberi keterbatasan dalam hidupnya. Indonesia pada dasarnya memiliki potensi kekayaan yang sangat besar baik itu sumber daya alam, keragaman budaya, maupun sumberdaya manusia. Salah satu kerajinan dan keberagaman budaya Indonesia yang sudah diakui dunia adalah Batik. Kerajinan batik merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah ada secara turun temurun. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) menetapkan Batik sebagai warisan budaya Indonesia (Suryanto, 2009). Kemudian selang beberapa tahun, Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council) menobatkan Yogyakarta sebagai kota Batik Dunia pada acara peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Zhejiang Tiongkok. Salah satu cara dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Yosowilangun yaitu dengan diadakannya pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan kreatfitas lewat batik. Rangsang batik merupakan usaha produksi batik yang berdiri sejak tahun 2011. Terletak di Desa Yosowilangun Kecamatan Yosowilangun Kabupten Lumajang, Rangsang batik merupakan salah



satu tempat produksi batik di desa yosowilangun yang sangat strategis dan mudah dijangkau. Lokasi yang strategis dapat mempermudah masyarakat untuk bisa mengunjungi tempat produksi batik. Salah satu kekayaan budaya Indonesia adalah kain batik. Batik merupakan ciri khas Indonesia yang tentu saja mengandung segala hal tentang Indonesia. Batik bukan hanya sekedar coretan gambar. Motif batik memiliki makna tertentu yang mulia. Jadi batik bukan sekedar kain yang indah jika dipakai sebagai pakaian, tapi juga mengandung harapan baik bagi pemakainya.



ABSTRACT Empowerment means efforts to convey strengthening and ease so that people have the opportunity to develop so as to increase their creativity. But the lack of community participation makes the activities of the community has not been able to be able to be maximal, but also does not rule out the possibility that there are several people who can follow this empowerment program. Community empowerment activities through batik aim to increase community creativity and reduce the unemployment rate in Yosowilangun Lumajang village. With this empowerment, I hope that yosowilangun villagers can fill their free time by increasing their quality through batik creativity, and can help build the economy of the surrounding community. Kata kunci : Pemberdayaan, Kreativitas, Kerajinan Batik



PENDAHULUAN Pemberdayaan merupakan langkah penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sejahtera berarti kecukupan secara lahir dan batin. Sejahtera secara lahir dapat diartikan bahwa seseorang berhak memperoleh kesempatan dan kemampuan untuk mendapatkan hak–hak dasar sebagai manusia, terpenuhinya kebutuhan pangan (makan), sandang (pakaian), papan (tempat tinggal), pendidikan, serta kesehatan. Sejahtera secara batin, seorang memperoleh kebahagiaan, dihormati dan dihargai, bebas dari rasa takut, ancaman dan bebas mengemukakan pendapat dimuka umum. (Widiastuti,2015:37).



Batik telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak pertengahan abad ke- 18, khususnya di Jawa, bahkan telah menjadi warisan budaya yang turun temurun. Kerajinan batik terkait dengan identitas budaya rakyat Indoneia, melalui arti simbolik dari warna dan desain yang mengungkapkan kreativitas dan spiritualitas mereka. Batik secara resmi telah diakui sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh UNESCO dan Indonesia kini memiliki hari batik yang selalu dirayakan setiap 2 oktober sejak tahun 2009. Jenis batik yang tercatat sebagai warisan dunia adalah jenis batik tulis. Selain dicatat dalam UNESCO, salah satu cara lain pemerintah Indonesia untuk melindungi budaya tradisional. Indonesia yang berlangsung di bidang batik adalah melalui “Batik Mark”. Salah satu tujuan adalah untuk membangun persepsi dunia bahwa batik, yang meliputi praktek mewarnai kain menggunakan metode lilin dari Indonesia. Perkembangan batik Indonesia cukup unik, perjalanan sejarahnya konsisten berevolusi dari hanya terbatas pada lingkungan keraton hingga meluas kekalangan masyarakat umum. Demikian dengan fungsinya berevolusi dari hanya sebagai penanda budaya di lingkungan kerajaan (Keraton) kemudian berubah menjadi fungsi ekonomis di masyarakat bahka politis , karena perkembangan batik di Indonesia juga sejalan dengan perkembangan demokratis di tanah air. Karena siapapun kini bisa membuat batik, padahal pada awalnya pembutan batik hanya tertutup/ terbatas di lingkngan keraton saja. Kini kerajinan batik sudah sangat terbuka, yang semula hanya terbatas di beberapa daerah di pulau jawa, kini sudah tersebar ke 27 provinsi dan masyarakat di setiap daerah. Mialnya di Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur mereka membuat batik yang diambil dari simbol icon kota Lumajang yaitu motif pisang. Motif – motif batik yang ada di suatu daerah tidak akan di klaim oleh darah lainnya, karena mereka memang memiliki ke khasannya masing – masing.



METODE PELAKSANAAN Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena dilakukan berdasarkan data dilapangan dan situasi yang nyata. Analisis kualitatif yaitu penelitian yang lebih menekankan pada field research (penelitian lapangan). Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode kualitatif dipilih karena memiliki tiga alasan. Pertama, penelitian ini lebih menekankan pada proses sehingga peneliti memiliki peluang dalam mengungkap peristiwa-



peristiwa sosial yang terjadi dilapangan. Kedua, pendekatan ini mampu meminimalisir rasa canggung dengan subjek-subjek sasaran penelitian. Ketiga, pendekatan ini mampu menetapkan batas penelitian terkait fokus yang dikaji. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sosiologi ekonomi. Pendekatan ini dianggap relevan untuk menjelaskan kondisi sosiologis masyarakat Yosowilangun dalam melakukan pemberdayaan ekonomi. Kerajinan Batik tulis diposisikan sebagai instrument terjadinya kesinambungan dan perubahan perilaku ekonomi di masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada produksi Rangsang Batik di Yosowilangu Lumajang. penelitian ini dilakukan dengan tujuan membantu ekonomi masyarakat, meningkatkan kreatifitas masyrakat melalui pebuatan batik lokal. A. Lokasi dan Partisipasi Kegiatan Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Desa Yoowilangun Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang. Tapatnya yaitu desa Yosowilangun Lor RT 20 RW 05. 1. Bahan dan Alat Pembuatan Batik Tulis a.



Canting (alat tulis lilin yang digunakan untuk menutup pola dan motif batik).



b.



Pensil pola



c.



Kain mori putih (kain sutera atau kain katun)



d.



Lilin malam (wax)



e.



Kompor atau alat pemanas malam



f.Pewarna kain g.



Kuas



B. Metode Penyelesaian 1. Siapkan kain mori atau sutera, kemudian buatlah motif di atas kain dengan menggunakan pensil. 2. Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan dengan posisi melebar supaya mudah dibatik. 3. Panaskan malam ke dalam wajan dengan api kecil sampai malam mencair dengan sempurna. Untuk menjaga agar suhu kompor stabil biarkan api tetap menyala kecil.



4. Ambil sedidkit malam yang sudah cair dengan menggunakan canting, tiup – tiup sebentar agar tidak terlalu panas kemudian torehkan canting dengan mengikuti motif. Dalam proses ini harus dilakukan dengan hati – hati agar malam yang cair tidak menetes di atas permukaan kain karena akan mempengaruhi hasil motif batik. 5. Setelah semua motif yang tidak ingin diberi warna tertutup oleh malam/ lilin, warnai kain menggunakan kuas dengan larutan pewarna. 6. Diamkan kain sampai pewarnanya kering, kemudian air direbus berama-sama dengan air yang telah diberi soda abu. Proses ini bertujuan menghilangkan lapisan malam sehingga motif yang telah digambar menjadi terlihat jelas. 7. Proses terakhir rendam batik dalam air dingin dan jemur sampai kering, dan batik siap digunakan.



HASIL DAN PEMBAHASAN Pengabdian kepada masyrakat yang kami lakukan berjalan lancar. Namun juga ada kesulitan dalam mengajak masyarakat disini untuk mengikuti kegiatan pembuatan batik, karena rata – rata masyarakat desa Yosowilangun sudah memiliki usaha sendiri, sehingga dapat menghambat ketertarikan masyarakat pada pemberdayaan lewat kreatifitas batik. Kegiatan pemberdayaan masyarakat lewat kreatifitas batik bertujuan untuk membantu ekonomi warga disekitar khususnya yang pengangguran. Kegiatan pengabdian ini dimualai dengan adanya kegiatan dari kampus untuk mengabdi kepada masyarakat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui batik bertujuan untuk meningkatkan kreativitas masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran yang ada di desa Yosowilangun Lumajang. Dengan diadakannya pemberdayaan ini saya harap warga desa Yosowilangun dapat mengisi waktu kosongnya dengan meningkatkan kwalitas diri lewat kreativitas batik, serta dapat membantu membangun ekonomi masyarakat sekitar. Selanjutnya yaitu mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada masyrakat, mengenalkan alat - alat dan bahan serta proses pembuatan batik. Masyarakat dikenalkan dengan jenis kain terlebih dahulu, proses pembuatan pola batik, mencanting pola batik yang tidak ingin diwarna, proses pewarnaan batik dan pengolahannya. Rangsang batik merupakan rumah produksi batik yang digunakan oleh mitra untuk mengkreasikan motif batik juga membantu perekonomian masyarakat dengan mengajak Masyarakat untuk ikut serta dalam proses pembuatan batik lokal.



Masyarakat Yosowilangun sebagian rata - rata penduduknya sudah memiliki pekerjaan atau usaha sendiri, sehingga kecil sekali minat warga untuk ikut serta membudidayakan batik. Namun juga tidak menutup kemungkinan ada bebrapa orang yang bisa mengikuti program pemberdayaan ini. Proses pemberdayaan ini menekankan pada kemandirian masyarakat sebagai hasil pemberdayaan yang menunjuk pada kemampuan orang khususnya kelompok yang lemah sehingga mereka memiliki kekuatan agar kemampuan: a. memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar b. Menjangkau sumber - sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang - barang dan jasa yang mereka perlukan. c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan - keputusan yang mempengaruhi mereka. d. Memotivasi masyarakat yang tidak berpendidikan ataupun yang berpendidikan rendah yang masih bingung untuk menentukan bidang apa yang harus ditekuni dan belum memiliki keahlian khusus sebagai bekal kemampuan keterampilan dan akan mudah untuk mencari pekerjaan atau membuka usaha mandiri. e. Membangkitkan bakat masyarakat, seperti menggambar pola batik, mencanting dan pewarnaan batik.



Gambar 1. Proses pembuatan pola batik



Gambar 2. Proses pencantingan batik.



Gambar 3.Proses pewarnaan batik



Gambar 4. Proses penjemuran batik.



Gambar 5. Batik siap dipasarkan



KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pemberdayaan masyarakat lewat batik di desa Yosowilangun Lumajang disimpulkan kegiatan pemberdayaan mayarakat di Desa Yosowilangun selain berdampak pada peningkatan pendapatan ekonomi pembatik juga menumbuhkan kreatifitas masyarakat dalam menciptakan pola batik yang sesuai dengan keinginan konsumen. Selain mendapatkan dampak positif pada ekonmi keluarga kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga berdampak positif dengan



adanya peningkatan jumlah produksi sehingga sedikit mengurangi presentase pengangguran di desa Yosowilangin Lumajang.



UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih diberikan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam menyukseskan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Kepada mbak Ely selaku pengrajin dan pengusaha batik yang mau bekerja sama dengan saya untuk mengajak masyarakat dalam membangun pendapatan ekonomi keluarga serta dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam proses pembuatab batik.



DAFTAR PUSTAKA Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Jakarta: ALFABET Ife, Jim & Frank Tesoriero. 2008. Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi: Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Notatmodjo, Soekidjo. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta Rachman, Maman. 2015. 5 Pendekatan Penelitian. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sulistiyani, Ambar Teguh. (2004). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: IKAPI. Suparjan dan Hempri, S. (2003). Pengembangan Masyarakat dari Pembangunan sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media. Achjadi, Judi (ed.): Batik: Spirit of Indonesia. Jakarta. Yayasan Batik Indonesia. 1999. Achjadi, Judi: The Glory of Batik  . Jakarta. BAB Publishing. 2010. Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.78



M. Ihwan Al faris, 2017, Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan ekonomi masyarakat melalui desa wisata budata plempoh bokoharjo prambanan yogyakarta. Skripsi, Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Wawancara dengan Ibu Ely, Pengrajin dan Pengusaha Batik, di Galeri Rumahnya, 08 September 2021, pukul 10.30 WIB Zubaedi, Pengembangan Masyarakat antara wacana dan praktik, Prenada media group, Jakarta, 2013