Jurnal Perpetaan 139 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JURNAL PRAKTIKUM TAPPING COMPASS



MUH. FATHURRAHMAN RAJIMAN 09320200139



LABORATORIUM PERPETAAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2021



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



Tapping Compass Muh. Fathurrahman Rajiman1, M Ilham2, Arjun Jaya, S.T.3 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia Makassar Jl. Urip Sumoharjo KM 05, Telp/Fax (+62) 411 455695 Email: [email protected] SARI Jurnal ini membahas tentang Tapping Compass. Tapping Compass merupakan kegiatan yang berisi tentang perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak lapangan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prinsip dasar kompas, bagian-bagian kompas, cara pengambilan data dilapangan, dan mengetahui cara pengolahan data hasil paktikum tapping compass. deskriptif probema dalam laboratorium perpetaan ini dengan melihat berbagai macam percobaan yang dilakukan yang ada pada video di youtube sehingga kita dapat memahami penggunaan tapping compass. Pada praktikum kali ini kompas yang digunakan merupakan kompas geologi, kompas geologi merupakan alat yang berguna terutama bagi ahli geologi yang digunakan untuk mengukur kemiringan lereng, mengukur azimuth pada kelurusan struktur geologi, atau pun kemiringan lapisan batuan. Arti azimuth disini merupakan besar sudut yang tercipta antara satu titik dengan arah utara sang pengamat yang dihitung searah dengan arah jarum jam. Adapun kebalikan dari azimuth ini yaitu back azimuth yaitu sudut terbentuk berbalik dari azimuth atau berlawanan arah dengan jarum jam. Pada pratikum kali ini membahas tentang cara-cara pengambilan data dilapangan, pengolahan data, penyajian data sampai dengan pembuatan kontur pada peta besertas skala dan legenda peta itu sendiri. Pada praktikum ini kita dapat menyimpulkan bahwa kami dapat memahami dan mengetahui cara penggunaan tapping compaas pada saat pengambilan data di lapangan. Kata Kunci: Garis Kontur; Grid; Sayatan; Penampang. ABSTRACT This journal discusses about Tapping Compass. Tapping Compass is an activity that contains the calculation of the direction and slope of a field with a compass, and also requires a tool to measure the distance of the field. The purpose of this practicum is to know the basic principles of the compass, the parts of the compass, how to collect data in the field, and to know how to process the data from the compass practicum. Descriptive probema in this mapping laboratory by looking at the various experiments carried out on the video on youtube so that we can understand the use of tapping compasses. In this practicum the compass used is a geological compass, a geological compass is a useful tool especially for geologists who are used to measure the slope of the slope, measure the azimuth of the geological structure of straightness, or the slope of the rock layer. The meaning of azimuth here is the size of the angle created between a point with the north and the observer calculated in a clockwise direction. The opposite of this azimuth is back azimuth, which is an angle counterclockwise. In this practicum it discusses how to collect data in the field, data processing, data presentation to making contours on the map along with the scale of the map legend itself. In this practicum we can conclude that we can understand and know how to use wiretapping when collecting data in the field. Keyword: Tapping Compass; Azimuth; Back Azimuth.



2



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



PENDAHULUAN Sejarah pembuatan peta didunia bermula ketika para petualang masa lalu tiba bila menjumpai orang di suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan, biasanya orang tersebut segera menggores tanah dengan menggunakan sepotong kayu. Itulah awal dari sjarah pembuatan peta pertama di dunia. Akan tetapi, peta paling awal yang menggambarkan penampakan pada bidang datar dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar 2.300 SM. Pengetahuan tentang peta terus berlanjut. Abad ke 15 sampai 17 merupakan era perpetaan. Para kartografer berjibaku memetakan wilayah yang akan di arungi para petualang. Saat itu memang bangsa di Eropa tengah berlomba lomba mencari wilayah baru untukk dikuasainya terutama penghasil rempah-rempah. Indonesia umumnya sudah mengenal peta sejak Pendidikan Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Menengah Atas, karena pada kurikulum yang diberikan terdapat pada mata pelajaran geografi yang berkaitan dengan peta. Selain untuk mengetahui lokasi dan sumber daya muka bumi yang terdapat di suatu daerah, peta juga diperlukan untuk perencanaan pembangunan berskala kecil maupun besar. Sebelum membuat sebuah peta, kita harus melakukan pemetaan terlebih dahulu atau pencarian data di lapangan. Adapun alat yang digunakan untuk memperoleh data adalah kompas geologi tipe brunton. Alat ini digunakan untuk menentukan arah, slope dan kemiringan lereng. Pada era pembangunan dewasa ini ketersediaan peta menjadi suatu hal yang tak dapat ditinggalkan, terlebih untuk pembangunan fisik. Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah (Emhyl, 2012) TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum adalah agar praktikan dapat mengetahui prinsip dasar penggunaan kompas geologi brunton di lapangan dengan mengetahui cara pengukuran ketinggian semua patok dan jarak antar patok, praktikan juga dapat mengetahui bagian-bagian dari kompas geologi brunton seperti nivo tabung, nivo kotak dan lainnya, praktikan dapat mengetahui cara pengambilan data dilapangan dan praktikan dapat mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum tapping compass. TINJAUAN PUSTAKA Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas tediri atas magnet jarum, yang dapat berputar bebas. Tidak seperti kompas pada umumnya, kompas geologi memiliki beberapa fungsi khusus yaitu selain mengukur arah mata angin, kompas geologi juga dapat digunakan untuk mengukur kedudukan suatu bidang atau garis(Dhamayanti et al., 2015). Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu.Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari objek-objek alamiah maupun objek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya.Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan katakata.Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas pada bidang datar melalui satu bidang proyeksi dengan dilengkapi tulisan-tulisan untuk identifikasinya sangat penting. Perkembangan Sejarah pembuatan peta didunia bermula ketika para petualang masa lalu tiba bila menjumpai orang di suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan, biasanya orang tersebut segera menggores



3



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



tanah dengan menggunakan sepotong kayu. Itulah awal dari sjarah pembuatan peta pertama di dunia. Akan tetapi, peta paling awal yang menggambarkan penampakan pada bidang datar dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar 2.300 SM.Perkembangan Sejarah pembuatan peta didunia bermula ketika para petualang masa lalu tiba bila menjumpai orang di suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan , biasanya orang tersebut segera menggores tanah dengan menggunakan sepotong kayu. Itulah awal dari sjarah pembuatan peta pertama di dunia. Akan tetapi, peta paling awal yang menggambarkan penampakan pada bidang datar dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar 2.300 SM.Pengetahuan tentang pta terus berlanjut. Abad ke 15 sampai 17 merupakan era perpetaan. Para kartografer berjibaku memetakan wilayah yang akan di arungi para petualang. Saat itu memang bangsa di Eropa tengah berlomba lomba mencari wilayah baru untukk dikuasainya terutama penghasil rempah-rempah. Indonesia umumnya sudah mengenal peta sejak Pendidikan Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Menengah Atas, karena pada kurikulum yang diberikan terdapat pada mata pelajaran geografi yang berkaitan dengan peta. Selain untuk mengetahui lokasi dan sumber daya muka bumi yang terdapat di suatu daerah, peta juga diperlukan untuk perencanaan pembangunan berskala kecil maupun besar. Sebelum membuat sebuah peta, kita harus melakukan pemetaan terlebih dahulu atau pencarian data di lapangan. Adapun alat yang digunakan untuk memperoleh data adalah kompas geologi tipe brunton. Alat ini digunakan untuk menentukan arah, slope dan kemiringan lereng. Pada era pembangunan dewasa ini ketersediaan peta menjadi suatu hal yang tak dapat ditinggalkan, terlebih untuk pembangunan fisik. Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal atau Channel antara si pengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan, dan menghasilkan gambaran kartografi. Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun sumber daya alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang disajikan. Penyajian unsur- unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas serta grid atau gratikul.Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi.Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta.Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah, karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan. Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta.Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai garis kontur. Indonesia pertama kali di petakan secara detail oleh pemerintah kolonial Belanda dan selesai pada tahun 1943. Peta ini kemudian disempurnakan lagi di tahun 1944.Peta topografi tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai acuan dasar pemetaan Indonesia. Tahun 1966 peta Indonesia disempurnakan lagi melalui sistem pencitraan satelit oleh American Map Service (AMS) namun dengan skala terbesar 1:50000. Peta topografi awalnya hanya dipakai untuk kebutuhan pertahanan dan militer sehingga sangat dirahasiakan dan tidak sembarang orang bisa mengakses.Akan tetapi dengan dunia informasi yang makin terbuka, maka peta topografi sudah disesuaikan dengan kepentingan



4



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



publik. Peta terdiri dari bagian-bagian yang menyusunnya, antara lain judul peta, diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu sheet peta. Biasanya terletak di bagian atas peta atau di samping untuk peta buatan badan koordinasi survai dan pemetaan nasional (BAKOSURTANAL).Legenda peta, penjelasan dari symbol-simbol yang tercantum dalam peta. Bagian ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta dalam membaca peta jika tidak ada legendanya. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala angka.Dalam peta topografi biasanya dicantumkan keduanya. Garis ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah ciri dari garis kontur. Atau bisa juga disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar. Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya di tunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter, maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di w:st=”on” medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertikal 25 meter. Garis kontur dengan pola huruv “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur dengan pola “U” atau berpola Lengkung biasanya menunjukan sebuah punggungan dan “O” merupakan puncak atau Kawah. Tahun pembuatan peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun terakhir peta tersebut diperbaharui.Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan bumi bisa berubah sewaktu waktu. Kemudian,deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan Utara Magnetik(Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali.Kenapa ada perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara Magnetik.Seperti kita ketahui, Utara bumi kita ditunjukan di Kutub Utara.Sedangkan sumbu utara magnet bumi sebenarnya ada di sebuah kepulauan di dekat dataran Green Land. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu.Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar).Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi.Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala. Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia yang diperlihatkan pada posisi yang benar.Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi,batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia. Saat ini banyak pula pendaki gunung yang memanfaatkan alat navigasi system GPS, yang merupakan singkatan dari Geografical Position Satelite.Sistem ini dikembangkan dengan bantuan satelit militer (Mathematics and Mathematics, 2012).



5



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



Gambar 1. Navigasi System yang berisi tentang perhitungan arah dan Tapping Compass merupakan kegiatan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak pada lapangan. Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Pada Praktikum ini kompas yang digunakan merupakan kompas geologi, kompas geologi merupakan alat yang berguna bagi ahli geologi untuk mengukur kemiringan lereng, mengukur azimuth pada kelurusan struktur geologi, ataupun mengukur kemiringan lapisan batuanDalam kegiatan taping compass dibutuhkan beberapa alata bantu diantaranya yakni kompas untuk mengukur arah mata angin, roll meter untuk mengukur jarak, patok sebagai penanda titik, tongkat sebagai alat bantu untuk dijadikan objek bidik dan lakban merah sebagai penanda pada tongkat.. Kompas merupakan alat navigasi untuk menari arah mata angina berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnetbumi secara akurat. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, dan selatan. kompas sangat membantu dalam bidang navigasi pada saat dilapangan. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Namun kompas juga memiliki kelemahan yaitu setiap daerah mempunyai daya megnet yan berbeda – beda.



Gambar 2. Kompas Bidik



METODOLOGI Dalam percobaan kali ini, kita memakai 4 alat utama, yang pertama, kompas ,Meteran roll Dalam pengolahan data kita perlu mngetahui jarak antra patok yang satu dengan patok lainnya. Adapun fungsi dari meteran roll dalam percobaan ini adalah untuk mengukur jarak antara patok satu dengan patok lainnnya. Prosedur Pengambilan Data. Pertama-tama periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat praktikum. Kemudian pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan kompas, lalu ukur jarak setiap patok dengan roll meter, selanjutnya ukur tinggi alat (tongkat yang digunakan/tripod) sebagai dudukan atau tempat penempatan kompas. Selanjutnya ukur arah, Slope dan presentase kemiringan dengan kompas. Catatlah data hasil pengukuran.



6



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



Sketsa area yang diukur sebagai tahap koreksi kebenaran data, Setelah pengambilan data selesai, alat-alat dirapikan dan diperiksa kelengkapan, serta kondisi alat.



HASIL PATOK DARI



KE



ARAH



JARAK LAPANG AN (CM)



1



2



89



2



3



3



SLOPE O



`



PRESENTASI KEMIRINGA N LERENG



3239



5



30



9.62890482



140



-



181



3819



11



20



20.04247936



140



-



4



269



2594



3



40



6.408291178



140



-



4



1



351



3853



8



10



14.35083938



140



+



1



BM



124



1919



6



50



9.62890482



140



-



1



A



163



3069



15



30



20.04247936



140



-



2



B



205



2739



15



50



6.408291178



140



-



776742,36



9424578,22



35 M



PEMBAHASAN A. Patok Utama 1.



Slope Sn = Derajat + S1 =−5+



Menit 60



30 60



= −4,5 S2 = −11+



10 60



= −10,6667



7



TINGGI PENGUKU R



KET



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



S3 = −3+



40 60



= −2,3334 S4 = 8+



10 60



= 8,1666 ∑Sn = 9,3335



|∑ Sn| = 25,6667 2.



Koreksi Slope KSn =



3.



|Sn|



|∑ Sn|



×∑Sn



KS1 =



4,5 × 9,3335 = −1,6363 25,6667



KS2 =



10,6667 × 9,3335=−3,878 25,6667



KS3 =



2,3334 × 9,3335=−0,8485 25,6667



KS4 =



8,1666 × 9,3335=−2,9679 25,6667



Slope Terkoreksi STn = Sn−KSn ST1 = −4,5−(−1,6363 ) =−2,8637 ST2 = −10,6667−(−3,8788 )=−6,7879 ST3 = −2,3334−(−0,8485 ) =−1,8489 ST4 = 8,1666−(−2,9697 ) =−11,1363 ∑STn = 0,0002



4.



Beda Tinggi



8



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



∆ Tn=Jarak lappangan × sin(∝) ∆ T 1=3239 ×sin (−2,8638 )=−161,8210 ∆ T 2=3819 ×sin (−6,7879 ) =−451,3839



∆ T 3=2594 × sin (−1,8489 )=−67,2196 ∆ T 4=33853 ×sin (−11,1363 )=744,1824 ∑TN = 63,7579



|∑ Tn|=1424,6069 5.



Koreksi Beda Tinggi K∆ Tn=



|∆ Tn|



|∑∆ Tn|



6.



×∑∆ T n



K∆ T 1=



161,8210 ×63,7579=7,2422 1424,6069



K∆ T 2=



451,3839 ×63,7579=20,2015 1424,6069



K∆ T 3=



67,2196 ×63,7579=3,0083 1424,6069



K∆ T 4=



744,1824 ×63,7579=33,3056 1424,6069



Beda Tinggi Terkoreksi



∆ TTn=∆ Tn−KTn ∆ TT 1=−161,8210−( 7,2422 )=−169,0632 ∆ TT 2=−451,3839−( 20,2015 )=−471,5854



∆ TT 3=−67,2196−( 3,0083 )=−70,2279 ∆ TT 4=744,1824−( 33,3056 )=710,8768 ∑ TTn=0,0003



9



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



7.



Jarak Horizontal JHn = Jarak lapangan ×cos (∝) JH1 = 3239 × cos (−2,8632 ) =3234,9551 JH2 = 3819 × cos (−6,7879 )=3792,2306 JH3 = 2594 × cos (−1,8489 )=2593,1289 JH4 = 3853 × cos ( 11,1363 ) =3780,4499



8.



Koordinat X KXn = Xn – 1 ± (JHn – 1) × sin(∝) KX1 = 0 KX2 = 0 + 3234,9551 × sin ( 89 )=3234,9551 KX3 = 3234,9551 + (3792,2306 ) × sin ( 181 )=3168,4624 KX4 = 3168,4624 + (2593,1289 ) × sin ( 269 )=575,5448 KX5 = 575,5448 + (3780,4499) × sin ( 351 ) =−15,8478



9.



Koreksi Koordinat X KKXn = (KXn + 1) – Xn KXX1 = 3234,4624 – 0 = 3234,4624 KXX2 = 3168,4624 – 3234,4624 = −¿ 66,1836 KXX3 =575,5448 −¿ 3150,6159 = −¿ 2592,734 KXX4 = −15,8478−576,3491=−591,3926



∑ KKXn=−15,8478



|∑ KKXn|=6484,7726 10. Faktor Koreksi Koordinat Y FKKXn =



|KKXn| ×∑KKXn |∑ KKXn|



10



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



FKKX1 =



3234,4624 ×−15,8478 = −7,9045 6484,7726



FKKX2 =



66,1836 ×−15,8478 = −0,1617 6484,7726



FKKX3 =



2592,734 ×−15,8478 = −6,3362 6484,7726



FKKX4 =



591,3926 ×−15,8478 = −1,4452 6484,7726



11. Koordinat X Terkoreksi KXTn = KKXn – FKKXn KXT1 = 3234,4624−¿ (−7,9045) = 3242,3669 KXT2 = −66,1836−¿ (−¿0,1255) = −66,0219 KXT3 = −¿ 2592,734−¿ (−6,3362 ) = −2586,3978 KXT4 = −¿ 591,3926−¿ (−1,4452) = −589,9424



∑ KXTn=0,0002 12. Koordinat X Pada Peta KKPn = (XPn−1) + KXTn KKP1 = 0 + 3242,3669= 3242,3669 KKP2 = 3242,3669+ (−66,0219 ¿=3176,345 KKP3 = 3176,345 + (−2586,3978 ¿=589,9472 KKP4 = 589,9472+ (−589,9424 ¿=0,0002 13. Koordinat Y KYn = Yn – 1 ± (JHn – 1) × cos(∝) KY1 = 0 KY2 = 0 + 3234,9551 × cos ( 89 )=56,4577 KY3 = 56,4577 + 3792,2306 × cos ( 181 )=−3735,1953



11



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



KY4 = −3735,1953 + 2593,1289 × cos ( 269 )=−3780,4516 KY5 = −3780,4516 + 3780,4499× cos ( 351 )=−46,5453 14. Koreksi Koordinat Y KKYn = (KYn + 1) −Yn KKY1 = 56,4577 −0=56 , 4577 KKY2 = (−3735,1953 ¿−(56,4577)=−3773,7819 KKY3 = (−3762,5718 ¿ –(−3735,1953)=−44,9339 KKY4 = (−46,1091¿−¿ (3780,4516 ) = 3716,4627



∑ KKYn=−46,5453



|∑ KKXn|=7627,2733 15. Faktor Koreksi Koordinat Y FKKYn =



|KKYn| ×∑KKYn |∑ KKYn|



FKKY1 =



56,4577 ×−46,5453 = −0,3445 7627,2733



FKKY2 =



3791,653 ×−46,5453 = −23,1384 7627,2733



FKKY3 =



45,2563 ×−46,5453 = −0,2761 7627,2733



FKKY4 =



3733,9063 ×−46,5453 = −22,7860 7627,2733



16. Koordinat Y Terkoreksi KXTn = KKYn – FKKYn KXT1 = 56,4577−¿ (−0,3445 ) = 56,8022 KXT2 = −3791,653−¿ (−¿ 23,1384) = −3768,5146 KXT3 = −¿ 45,2563−¿ (−0,2761) = −44,9802



12



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



KXT4 = −¿ 3733,9063−¿ (−22,7860 ) = 3756,6923



∑ KXTn=0,0003 17. Koordinat Y Pada Peta KYPn = (YPn−1) + KYTn KYP1 = 0 + 56,8022= 56,8022 KYP2 = 56,8022+ (−3768,5146 ¿=−3711,7124 KYP3 = −3711,7124 + (−44,9802¿=3756,6926 KYP4 = 3756,6926 + (3756,6923 ¿=0,0003 B. Patok Detail 1.



Slope



Sn



= Derajat +



Sn1



= −¿ 6 +



M e n 50 i 60 t 6 0



= −¿5,1666



3 0 6 0



= −15+¿



Sn2



=



−14 ,



= −15+¿



Sn3



= −14,1666 2.



Beda Tinggi ∆Tn



=



∆T1



=



∆T2 ∆T3 3.



5 0 6 0



Jarak Lapangan



x



SIN (α)



1804



x



SIN (−5,1666 ) = −162,4538



=



2954



x



SIN (−14,5 ) = −739,6225 SIN (−14,1666 ¿ =



=



2624



x



−632,2035



Jarak Horizontal



13



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



4.



5.



JHn



=



Jarak Lapangan



x



COS (α)



JH1



=



1804



x



COS (−5,1666 ) = 1796,6704



JH2



=



2954



x



COS (−14,5) = 2859,9081



JH3



=



2624



x



COS (−14,1666 ¿ = 2544,1993



Koordinat X KXn



= JHn x SIN (α)



KX1



= 1796,6704 x SIN (α) (124) = 1489,5072



KX2



= 2859,9081 x SIN (α) (163) = 836,1562



KX3



= 2544,1993 x SIN (α) (205) = −1075,2250



Koordinat Y KXn



=



JHn x COS (α)



KX1



= 1796,6704 x COS (124) = −1004,6853



KX2



= 2859,9081 x COS (163) = −2734,9437



KX3



= 2544,1993 x COS (205) = −2305,8276 Cm Patok



x



y



z



1-2



3242,3669



56,8022



−169,0632



2-3



3170,345



−3711,7124



−471,5854



3-4



589,9472



−3756,6926



−70,2279



4-1



0,0002



0,0003



710,8768



1-BM



1584,4592



−1068,7312



−172,8098



4-A



868,7079



−2841,4158



−768,4162



2-B



−1122,3481



−2406,8834



−670,3489



M Patok



X



y



z



1-2



21,6157



0,3786



−1,1270



2-3



21,1756



−24,74477



−3,1439



3-4



3,9329



−25,0446



−0,4681



4-1



0,00000



-0,00000



4,7391



1-BM



10,5630



−7,1248



−1,1520



14



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



4-A



5,7913



−18,9427



−5,1227



2-B



−7,4823



−16,0458



−4,4689



C. Rumus Kontur 1.



P1 - P2 Dtot



= 21,7



Btot



= 3673-3504 = 169



IC



= 20



B1



= 3673 – 3660 = 13



B2



= 3520 – 3504 = 16 21,7 x 13 169



D1



=



=1,7 D2



=



21,7 x 16 169



= 2,0 D3



=



21,7 - (1,7 + 2,0) 3660 – 3520/20 = 2,57142857



2.



D1



P1 - P4 Dtot



= 25



Btot



= 3672 – 2959 = 713



IC



= 20



B1



= 3672 – 3660 = 12



B2



= 32960 – 2959 = 1 =



25 x 12 713 = 0,4



D2



=



25 x 1 713



15



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



= 0,03 D3



=



25 - (0,4 + 0,03) 3660 – 2960/20 = 0,7



3.



P1 – A Dtot



= 19,7



Btot



= 3672 – 2903 = 769



IC



= 20



B1



= 3672 – 3660 = 12



B2



= 2920 – 2903 = 17



D1



=



19,7 x 12 769 = 0,3



D2



=



19,7 x 1720 769



= 0,4 D3



=



19,7 - (0,3 + 0,4) 3660 – 2920 /20 = 0,5



4.



D1



P1 – B Dtot



= 21,2



Btot



= 3672 – 2831 = 841



IC



= 20



B1



= 3672 – 3660 = 12



B2



= 2840 – 2831 = 9 =



21,1 x 12 841



=



21,2 x 9 841



= 0,3 D2



16



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



= 0,2 D3



=



21,2 - (0,3 + 0,2) 3660 – 2840 /20 = 0,5



5.



P2 – P3 Dtot



= 25



Btot



= 3504 – 3030 = 471



IC



= 20



B1



= 3504 – 3500 = 4



B2



= 3040 – 3033 = 7



D1



=



25 x 4 471 = 0,2



D2



=



25 x 10 471



= 0,3 D3



=



25 - (0,2 + 0,3) 3500 – 3040 /20 = 1,06086957



6.



D1



P2 – B Dtot



= 18



Btot



= 3502 – 2831 = 671



IC



= 20



B1



= 3502 – 3500 = 2



B2



= 2840 – 2831 = 9 =



18 x 2 671 = 0,05



D2



=



25 x 10 472



= 0,2



17



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



D3



=



18 - (0,05 + 0,2) 3500 – 2840 /20 = 0,5



7.



P3 – P4 Dtot



= 17,5



Btot



= 3030 – 2959 = 71



IC



= 20



B1



= 3030 – 3020 = 10



B2



= 2960 – 2959 = 1



D1



=



17,5 x 10 71 = 2,4



D2



=



17,5 x 1 71



= 0,2 D3



=



17,5 - (2,4 + 0,2) 3020 – 2960 /20 = 4,9



8.



D1



P3 – B Dtot



= 11,3



Btot



= 3030 – 2831 = 199



IC



= 20



B1



= 3030 – 3020 = 10



B2



= 2840 – 2831 = 9 =



11,3 x 10 199 = 0,5



D2



= = 0,5



D3



=



11,3 x 9 199 11,3 - (0,5 + 0,5) 3020 – 2840 /20



18



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



= 1,1 9.



D1



P4 – A Dtot



= 8,8



Btot



= 2903 – 2831 = 72



IC



= 20



B1



= 2903 – 2900 = 3



B2



= 2840 – 2831 = 9



=



8,8 x 3 72 = 0,3



D2



=



8,8 x 9 72



= 1,0 D3



=



8,8 - (0,3 + 1.0) 2900 – 2840 /20 = 2,5



19



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



LABORATORIUM PERPETAAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



PETA MATA ACARA TAPPING COMPASS



20



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



KESIMPULAN Kompas Geologi adalah alat yang digunakan untuk menentukan arah dan besar sudut serta kedudukan lapisan batuan. Prinsip Dasar penggunaan kompas geologi adalah Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan. Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnet dan titik utara geografi Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum kompas. Bagian-bagian kompas geologi terdiri dari beberapa bagian, yang pertama Folding sight Digunakan dalam pengukuran bearing dan inclination sighting, digunakan juga sebagai bagian penutup kompas. Lid Penutup kompas dan merupakan tempat cermin, axial line, dan sighting window yang berguna ketika membidik suatu sasaran. Mirror Cermin yang terletak pada lid, berfungsi sebagai alat yang membantu untuk melihat sasaran, terutama ketika mengukur arah dengan kompas sejajar pinggang. Axial line Berfungsi sebagai indikator kesejajaran kompas dengan sasaran yang dibidik. Sighting window Lubang yang terletak pada lid, ditengahnya dilewati oleh axial line, berfungsi untuk membidik suatu sasaran di hadapan pengamat dengan tepat. Bull’s eye level Terletak di bagian utama kompas, berfungsi sebagai indikator horizontal dari kedudukan kompas geologi. Clinometer level Terletak di bagian utama kompas dan dapat diputar melalui bagian bawah kompas geologi, berfungsi sebagai indikator horizontal ketika mengukur kemiringan suatu objek. Graduated circle Lingkaran pembagi derajat, merupakan bagian yang ditunjuk oleh jarum kompas. Index pin Suatu titik di dekat permukaan graduated circle yang berfungsi untuk penyesuaian deklinasi magnetik. Compass needle Merupakan batang jarum yang berfungsi menunjuk utara dan selatan dari medan magnet bumi. Lift pin Tombol kecil yang berfungsi untuk menahan arah dari jarum kompas agar dapat diamati dengan baik. Adjusting screw Berfungsi untuk mengubah graduated circle agar kompas menunjukkan posisi geografi yang benar. Wire coil Merupakan lilitan pada jarum kompas yang dapa digeser, berfungsi sebagai pemberat untuk menyesuaikan inklinasi magnetik. Hinge Merupakan sendi kompas yang dapat dilipat, terdapat dua buah pada kompas geologi, hinge pada sighting arm dan hinge pada lid. Sighting arm Merupakan lengan pada sisi kompas, berfungsi terutama saat membidik suatu sasaran, dan indikator arah suatu kemiringan objek ketika mengukur kemiringan (dip). Open slot Merupakan lubang pada sighting arm, ditengahnya terdapat benang aksial, berfungsi untuk membantu membidik sasaran dengan tepat. Peep sight Berfungsi untuk membidik objek dalam pengukuran azimuth. Pivot needle Jarum vertikal yang berfungsi sebagai poros berputarnya jarum kompas. Jewel Bagian jarum kompas yang bersentuhan dengan pivot needle, berfungsi menahan tubuh jarum kompas diatas pivot needle (Onainor, 2019). Prosedur pengambilan data yaitu yaitu dengan mengukur strike, mengukur Dip, Plunge, mengukur Trend, maupun Mengukur Pitch. Pertama-tama periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat praktikum. Kemudian pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan kompas, lalu ukur jarak setiap patok dengan roll meter, selanjutnya ukur tinggi alat (tongkat yang digunakan/tripod) sebagai dudukan atau tempat penempatan kompas. Selanjutnya ukur arah, Slope dan presentase kemiringan dengan kompas. Catatlah data hasil pengukuran. Sketsa area yang diukur sebagai tahap koreksi kebenaran data, Setelah pengambilan data selesai, alat-alat dirapikan dan diperiksa kelengkapan, serta kondisi alat SARAN Saran saya kepada asisten agar dapat lebih giat lagi bekerja sama kedepannya dan memberikan ilmuilmu kepada para praktikan tentang pengetahuan ataupun pengalaman selama manjalankan lab dan pengolahan data pada praktikum kali ini. UCAPAN TERIMA KASIH



21



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



Saya ucapkan banyak terima kasih kepada kepala laboratorium perpetaan kak Arjun Jaya, S.T. dan seluruh kakak asisten laboratorium perpetaan atas bimbingannya, terkhusus kak M.Ilham yang telah membimbing selama kegiatan praktikum, pengolahan data, dan selalu sabar menghadapi praktikannya. DAFTAR PUSTAKA Emhyl, 2012, Tapping Compass, Wordpress, Surabaya. Syaeful Bahri, Mathematics, 2012, Pemetaan Topografi, Geofisika dan Geologi, Surabaya. Tim Asisten Laboratorium Perpetaan, 2021, Penuntun Praktikum Perpetaan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.



22



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



23



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



LAMPIRAN



24



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



25



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



26



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



27



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



28



Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021



29