Jurnal TSLS Injeksi Cefotaxime [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



Nama Sediaan Nama Generik: Injeksi Cefotaxime Nama Dagang: Injeksi Taxime



II.



Kekuatan Sediaan Cefotaxime = 1 gram/vial



III. Preformulasi Zat Aktif Cefotaxime Natrium BM



: C16H16N5NaO7S2 / 477,45



Pemerian



: Serbuk hablur putih, atau hampir kuning.



Kelarutan



: Mudah larut dalam air, sukar larut dalam pelarut organik



pH



: antara 4,5 dan 6,5.



Titik Lebur



: 163°C



Stabilitas



:



-



Serbuk steril harus disimpan pada suhu 20 ° sampai 25 ° C (68 ° sampai 77 ° F) dan terlindungi dari cahaya. Setelah rekonstitusi, perlindungan dari cahaya normal tidak diperlukan.



-



Jika dilakukan pengencer, produk harus digunakan dalam waktu 1 hari (24 jam) jika disimpan pada atau dibawah 22 ° C atau dalam 10 hari jika disimpan pada atau dibawah pendinginan 5 ° C



Inkompabilitas



: memiliki inkompatiblitas pada larutan alkalin, seperti



sodium bikarbonat, sebaiknya diberikan terpisah dengan aminoglikosida. Penyimpanan



: Dalam wadah kedap udara. Lindungi dari cahaya



BM Cefotaxime 455.47 g/mol. (Dirjen POM, 1995: 1146 ; Sweetman et al, 2009).



IV.



Pengembangan Formula Zat aktif pada sediaan ini adalah Cefotaxime. Digunakan bentuk garamnya



yaitu Cefotaxime Na yang bertujuan untuk meningkatkan kelarutan zat aktif. Kemudian digunakan pengawet benzalkoinum klorida yang bertujuan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme selama pemakaian, karena digunakan dosis ganda. Kadar benzalkoinum klorida yang digunakan untuk sediaan parenteral adalah 0,001 (Rowe et all, 2009: 56). V.



Perhitungan Tonisitas



5.1. Perhitungan Konsentrasi 



Cefatoxime Natrium



1,05 gram X 100% = 10,5 % 10 ml







Benzalkoinum Klorida



0,001 gram X 100% = 0,01% 10 ml



5.2. Perhitungan Tonisitas Konsentrasi



No



Nama zat



E



1.



Cefatoxime Natrium



0,12



(%) 10,5%



2.



Benzalkoinum Klorida



0,18



0,01%



Total



Ekivalensi zat (E x %) 0,12 x 10,5% = 1,26 0,18 x 0,01% = 0,0018 1,261 %



Sediaan bersifat HIPERTONIS karena hanya sebanding dengan 1,394% NaCl (>0,9%) sehingga dilakukan pengenceran NaCl dengan cara : M₁ . V₁



= M₂ . V₂



0,9% . V₁ = 1,261% . 10ml V₁



=



12,61 = 14,01 ml 0,9



VI. R/



Formula Akhir Cefatoxime Natrium



1,05



gram



Benzalkoinum Klorida



0,001 gram



Aqua Pro Injeksi



ad



10 ml



VII. Preformulasi Eksipien 1.



Benzalkoinum Klorida



-



Berat Molekul : 360 g/mol



-



Pemerian



: Bubuk amorf putih atau putih kekuningan, gel kental, atau



serpihan seperti gelatin. -



Kelarutan



: Praktis tidak larut dalam eter; sangat larut dalam aseton,



etanol (95%), metanol, propanol, dan air. -



pH larutan



: 5-8



-



Titik lebur



: 400 C



-



Bobot Jenis



: 0.98 g/cm3 at 20°C.



-



Stabilitas



:



Benzalkonium



klorida



bersifat



higroskopis



mungkin



terpengaruh oleh cahaya, udara, dan logam. Solusinya adalah stabil pada kisaran pH dan suhu yang luas dan dapat disterilkan dengan autoklaf tanpa kehilangan keefektifan. Larutan dapat disimpan dalam waktu lama pada suhu kamar. Larutan encer yang tersimpan dalam wadah polivinil klorida atau poliuretan bisa kehilangan aktivitas antimikroba. -



Penyimpanan



: Wadah kedap udara, terlindung dari cahaya dan kontak



dengan logam, di tempat yang sejuk dan kering. -



Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan aluminium, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresin, hidrogen peroksida, hipromilar, iodida, kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nonionik dalam konsentrasi tinggi, permanganat, protein, salisilat, garam perak, sabun, sulfonamida, tartrat, seng oksida, seng sulfat.



-



Kegunaan



:



Pengawet



pensolubilisasi, bahan



antimikroba,



antiseptik,



desinfektan,



bahan



pembasah. Dalam sediaan parenteral, benzalkonium



klorida adalah pengawet yang sering digunakan, pada konsentrasi 0,01 %. (Rowe et al, 2009:56) 2.



Aqua pro injeksi



-



Berat Molekul



: 18,02 g/mol



-



Pemerian



: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau ; tidak



mempunyai rasa -



Kelarutan



: Bercampur dengan hampir semua pelarut polar



-



pH larutan



: 5,0-7,0



-



Titik lebur



: 100o C



-



Konstanta Dielektrik



: 78,64



-



Bobot Jenis



: 1 gr/cm3 pada suhu 25oC



-



Stabilitas



: Secara kimiawi air stabil dalam semua keadaan fisik



(es, cair dan uap) (Dirjen POM, 1995:97 ; Rowe et al, 2009: 766)



VIII. Perhitungan dan Penimbangan 8.1.



Perhitungan konversi dosis  Cefatoxime Natrium Konversi dosis = BM Cefatoxime Natrium X dosis Cefatoxime BM Cefatoxime Konversi dosis = 477,45 X 1 gram = 1,05 gram 455,47



8.2.



Penimbangan



No Nama zat 1. Cefatoxime Natrium 2. Benzalkoinum Klorida 3. Aqua Pro injeksi IX.



Untuk 1 vial 1,05 gram 0,001 gram ad 10 ml



Untuk 12 vial 1,05 X 12 = 12,6 gram 0,001 X 12 = 0,012 gram ad 120 ml



Penentuan Metode Sterilisasi Pada percobaan ini dilakukan sterilisasi akhir. Cara sterilisasi akhir lebih efektif



dan paling banyak digunakan, karena sediaan disterilkan pada tahap terakhir pembuatan sediaan. Tekhnik sterilisasi yang digunakan adalah dengan radiasi pengion (sinar gamma). Hal tersebut dikarenakan sediaan dibuat dalam bentuk larutan rekonstitusi yang berarti sediaan berbentuk serbuk sehingga tidak bisa digunakan sterilisasi panas lembab dengan menggunakan autoklaf. Tidak bisa juga digunakan sterilisasi panas kering dengan menggunakan oven karena cefotaxime na memiliki titik leleh pada suhu 163°C sedangkan sterilisasi oven berada pada suhu 160-170°C. Jadi sterilisasi yang paling cocok untuk injeksi cefotaxime ini adalah dengan sterilisasi radiasi pengion menggunakan sinar gamma. Tabel metode sterilisasi zat dan alat No 1. 2. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



X.



Nama zat dan alat Cefatoxime Natrium Benzalkoinum Klorida Aqua pro injeksi Pipet tetes Karet pipet tetes Gelas kimia Gelas ukur Erlenmeyer Batang pengaduk Corong



Metode sterilisasi Sinar Gamma Sinar Gamma Autoklaf Autoklaf Autoklaf Autoklaf Autoklaf Autoklaf Autoklaf Autoklaf



Prosedur Pembuatan 1. Alat, bahan, dan wadah disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan



autoklaf 2. Zat aktif (Cefotaxim Na) dan eksipien (Benzalkonium klorida) ditimbang dengan menggunakan kaca arloji. 3. Cefotaxime Na dan zat tambahan (Benzilkonium) dicampurkan ke dalam gelas kimia yang sudah disterilkan lalu diaduk dengan batang pengaduk hingga halus dan homogen kemudian dimasukkan ke dalam vial 4. Vial ditutup dengan penutup yang kedap lalu ditutup lagi dengan alumunium cap, dilakukan proses sterilisasi akhir 5. Cefotaxim Na dan Benzilkonium Cl disterilkan dengan menggunakan sinar gamma, dan aqua p.i disterilisasi dengan autoklaf 6. sediaan akan direkonstitusi maka ditambahkan ad 10 mL aqua pro injection yang telah disterilkan.



XI.



Evaluasi 1. Penetapan pH (uji pH) Cek pH larutan menggunakan pH meter atau indikator dan kertas indikator (FI IV hal. 1039-1040). 2. Bahan Partikulat dalam injeksi 3. Keseragaman sediaan (uji keseragaman volume) Isi alat suntik dapat dipindahkan kedalam gelas piala kering yang telah ditara, volume dalam ml dapat diperoleh dari hasil perhitungan berat dalam gram



dibagi bobot jenis cairan, isi dari 2/3 wadah 1 ml atau 2 ml dapat digabungkan untuk mengambil isi tiap wadah (FI IV hal 1044). 4. Penetapan volume injeksi dalam wadah 5. Uji kejernihan larutan Pemeriksaan kejernihan dilakukan secara visual dilakukan oleh seorang di bawah cahaya penerangan yang baik berlatarkan hitam putih, sehingga jika ada partikel lebih dari µm akan terlihat (Lachman hal 1355). 6. Uji sterilitas 7. Uji kebocoran XII. Wadah dan Kemasan Wadah : Vial



Daftar Pustaka Dirjen POM . (1995) . Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :Dekpes RI Dirjen POM . (2014) . Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Dekpes RI Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Vol III. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press: 1994. Pharmaceutical Process Validation: Third Edition Revised and Expanded (I. R. Berry, R. A. Nash, eds.), 1993.



Rowe, R.C., et al. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition. London: Pharmaceutical Press. Sweetman,S et al. (2009). Martindale 36th. The pharmaceutical press: London. Direktorat Jendera