K3 Chevron [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DI RIAU



KELAS : A KELOMPOK : 2 NAMA / NIM : 1. MAKMUR LIENJERISKI MANIK / 122170005 2. DONI PURBANDARU / 122170046



PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Organisasi dan Manajemen Perusahaan Industri tentang Proses Manajemen Organisasi dan Proses Manajemen Lingkungan di Perusahaan dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih pada: 1. Allah SWT. 2. Bapak Ir. Irwan Soejanto, M.T. selaku Dosen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 3. Orang tua yang telah mendukung dari segi moril maupun materiil. 4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam pelaksanaan tugas ini. Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca agar laporan ini dapat bermanfaat bagi kami, pembaca dan bagi kita semua.



Yogyakarta, 7 September 2019



Kelompok 17



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii BAB I



PENDAHULUAN .................................................................................



1.1



Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan PT. Chevron Pacific ...........



1.2



Visi dan Misi Perusahaan PT. Chevron Pacific .....................................



1.3



Peta dan Lokasi Perusahaan PT. Chevron Pacific ..................................



BAB II



MANAJEMEN PERUSAHAAN PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA .........................................................................................



2.1



Manajemen Organisasi Perusahaan PT. Chevron Pacific ......................



2.2



Struktur Organisasi di PT. Chevron Pacific ...........................................



2.3



Job Description Masing-masing Jabatan di PT. Chevron Pacific ..........



BAB III



KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA ..........................................



3.1



Sistem Manajemen K3 ...........................................................................



3.2



Pengendalian Kebakaan .........................................................................



3.3



Konsep Ergonomi Kerja .........................................................................



3.3



Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) .............................



3.3



Sanitasi Lingkungan ...............................................................................



3.3



Personel Hygiene ....................................................................................



3.3



Water Treatment .....................................................................................



BAB IV



KESIMPULAN .....................................................................................



DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. LAMPIRAN



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan Berdirinya PT. Chevron Pacific Indonesia diawali dari eksplorasi minyak di Pulau Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur pada tahun 1924 yang dipimpin oleh Emerson M. Butterworth. PT. CPI berawal pada bulan Maret 1924, saat dilakukannya upaya pencarian minyak oleh tim geologi Chevron Corporation, saat itu bernama Standard Oil Company of California (SOCAL) yang berlokasi di Sumatera Tengah, Kalimantan dan khususnya di daerah Aceh. Usaha yang dilakukan oleh tim eksplorasi SOCAL tersebut, pernah terhentikarena Indonesia pada waktu itu masih berada di bawah penjajahan Hindia Belanda. Namun usaha eksplorasi tersebut tidak berhenti total karena pada bulan Juni 1930 pemerintah Hindia Belanda memberi izin pengeboran minyak kepada SOCAL, dengan menunjuk SOCAL sebagai „minority partner‟ dari suatu perusahaan yang didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda dengan nama „N.V. Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij‟ (NPPM). Pada tahun 1935, terjadi suatu perkembangan baru yang sangat penting dalam sejarah keberadaan PT. Chevron Pacific Indonesia. Pada tahun tersebut, SOCAL mendapat tawaran dari pemerintah Hindia Belanda untuk mengeksplorasi minyak di kawasan Sumatera Tengah dengan tanah seluas ± 600.000 hektar. Tawaran pemerintah Hindia Belanda itu tetap diterima pihak SOCAL walaupun kandungan potensial minyak di Sumatera Tengah belum banyak dieksplorasi dan masih dianggap kurang memberikan harapan bagi pemerintah Hindia Belanda. Disamping itu daerah yang ditawarkan merupakan daerah yang sebenarnya tidak dikehendaki oleh SOCAL, tetapi kegiatan eksplorasi tetap dijalankan pada daerah tersebut. SOCAL bekerja sama dengan perusahaan minyak Amerika lain yaitu TEXACO (Texas Oil Company) untuk mengeksplorasi wilayah itu. Pada bulan Juli 1936, SOCAL dan TEXACO mendirikan perusahaan minyak bernama CALTEX (California Texas Petroleum Corporation), bersamaan dengan ditemukannya cadangan minyak bumi pertama kali di Sebanga. Hasil penelitian kegiatan geofisika yang dilakukan sekitar tahun 1936-1937 mengindikasikan bahwa prospek minyak yang lebih besar terletak di daerah selatan, sehingga atas permintaan Chevron daerah kerjanya diubah seperti sekarang yaitu



1



berbentuk Kangguru menghadap ke barat. Pekerjaan eksplorasi yang pertama mencakup penelitian geologis beserta pengeboran sumur dan penelitian seismik. Penelitian seismik dilakukan tahun 1937–1941 dengan melakukan pengeboran pada lokasi–lokasi yang terpencar pada kedalaman 26.208 feet (7.862,4 m). Kegiatan eksplorasi untuk pertama kali dilakukan pada bulan April 1939 di daerah lapangan Kubu I. Pada bulan Agustus 1940 ditemukan lapangan minyak bumi di Sebanga merupakan penemuan pertama di daerah Riau. Pada bulan November 1940 ditemukan lagi lapangan minyak baru di daerah Rantau Bais dan pada bulan Maret 1941 di daerah Duri. Pada tahun 1942 Mercu Bor siap dipasang di lapangan minyak di Minas I, akan tetapi karena pecahnya Perang Dunia Kedua (PD II) di Indonesia maka kegiatan pemasangan Mercu Bor tersebut terhenti. Kegiatan eksplorasi pada tahun selanjutnya dilakukan oleh Jepang. Setelah berakhirnya perang, kegiatan eksplorasi dipusatkan bagi pengembangan lapangan Minas. Pada tahun 1950, Pemerintah Republik Indonesia mulai mempelajari dan menyusun suatu undang–undang yang berkaitan dengan pertambangan. Dari hasil undang–undang pertambangan yang telah dibentuk, maka pada bulan Januari 1951 Pemerintah Republik Indonesia memberi izin atas berdirinya ‟Caltex Pacific Oil Company‟ (CPOC) untuk melanjutkan kegiatan SOCAL. Setelah setahun CPOC memproduksi minyak bumi di lapangan Minas maka pada tanggal 20 April 1952 diadakanlah pengapalan pertama Minas ‟Crude‟ dari Perawang menyusuri sungai Siak menuju Pakning di Selat Malaka. Hasil dari ekspor tersebut antara lain adalah pengembangan lapangan Duri, pembangunan jalan dan pemasangan ‟shippingline‟ (pipa saluran) yang mempunyai diameter 60 dan 70 cm sepanjang 120 km dari Minas melintasi rawa sampai ke Dumai, mencakup pula pembangunan ‟gathering station‟ (stasiun pengumpul) dan stasiun pompa pusat serta kompleks perumahan dan perbengkelan di Duri dan Dumai. Menjelang tahun 1958, produksi minyak Chevron telah mencapai 200.000 BOPD. Upaya menasionalisasikan perusahaan minyak asing di Indonesia diatur dalam UndangUndang No. 44 tahun 1960. Berdasarkan UU tersebut ditetapkan bahwa semua kegiatan penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia hanya dilakukan oleh perusahaan tambang minyak nasional (PERTAMINA). Pada tahun 1963, Chevron menjadi badan



2



hukum di Indonesia dengan kepemilikan saham terdiri atas 50% SOCAL dan 50% TEXACO Inc. Ladang minyak Duri memberikan sumbangan sebesar 8% dan 42% total produksi minyak Indonesia. PT. CPI pernah mengalami penurunan produksi sejak tahun 1964. Penurunan produksi dari ladang minyak Duri sangat memprihatinkan, karena hal ini sangat berpengaruh pada ‟economic life expectancy‟ dari perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut PT. CPI menciptakan proyek injeksi uap di ladang minyak Duri. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Maret 1991. Injeksi uap ini merupakan teknologi perminyakan generasi ketiga dari PT. CPI yang mutakhir dan dapat mempermudah penyedotan minyak dari perut bumi. Dengan menerapkan teknologi baru tersebut, PT. CPI mengharapkan produksi minyak dari ladang minyak Duri dapat dilipatgandakan. Pada bulan September 1963, diadakanlah “Perjanjian Karya” yang ditandatangani antar perusahaan negara dan perusahaan asing yang termasuk didalamnya PT. CPI dan Pertamina. Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa wilayah PT. CPI adalah wilayah Kangguru seluas 9.030 km2. Perjanjian yang diadakan pertama kali yaitu pada tahun 1963 untuk jangka waktu selama 30 tahun dengan menyatakan wilayah kerja PT. CPI meliputi wilayah Blok A, B, C dan D seluas 12.328 km2. Setelah memperoleh tambahan daerah seluas 4.300 km2, maka pada tahun 1968 sebagian wilayah Blok A dan D serta keseluruhan wilayah Blok C (seluruhnya 32,6% dari daerah asal) diserahkan kembali ke pemerintah Indonesia, sedangkan pengembalian daerah–daerah berikutnya dilakukan pada tahun 1973 dan 1978. Penandatanganan dua perjanjian C & T yang berdasarkan kontrak bagi hasil (CPS) dilakukan pada tanggal 7 Agustus 1971 yaitu ‟Coastal Plain Pekanbaru Block‟ seluas 21.975 km2 dan pada bulan Januari 1975 yaitu ‟Mount Front Kuantan Block‟ seluas 6.865 km2. Wilayah kerja sebelumnya yang dikenal dengan sebutan ”Kanggaroo Block” seluas 9.030 km2 diperpanjang masa operasinya sampai 8 Agustus 2001. Rasio pembagian untuk kontrak bagi hasil yang disepakati sampai saat ini antara Pertamina dan PT. CPI adalah 88% dan 12% ditambah dengan ketentuan khusus berupa fleksibilitas bagi PT. CPI untuk hal-hal tertentu. Dibandingkan dengan 52 kontraktor minyak lainnya,



PT. CPI merupakan



kontraktor minyak yang terbesar. Produksi minyak mentah PT. CPI mencapai 65,8% pada



3



tahun 1974 dan menurun menjadi 46,5% pada tahun 1990. Meskipun terjadi penurunan produksi PT. CPI tetap menguasai pangsa produksi sebesar 75%, berbeda dengan Pertamina dan Unocal yang mengalami penurunan produksi besar-besaran. Setelah dilakukan pengembalian beberapa daerah dari wilayah kerja secara bertahap, sekarang ‟Coastal Plain Pekanbaru Block‟ hanya seluas 9.996 km2. Tahun 1979 hingga tahun 1991 dilakukan penambahan kontrak–kontrak baru oleh PT. CPI yaitu sebagai berikut: 1. ‟Joint Venture‟ dengan Pertamina pada tahun 1976 yaitu meliputi daerah ‟Jambi Selatan Block D‟ seluas 5.826 km2 dan dikembalikan keseluruhannya pada tahun 1988. 2. Kontrak Bagi Hasil (CPS) untuk wilayah ‟Singkarak Block‟ pada tahun 1981 seluas 7.163 km2 di daerah Sumatera Barat dan wilayah pantai Daerah Istimewa Aceh, yang kemudian dikembalikan pada bulan Mei 1986. 3. Kontrak bagi hasil „Nias Block‟ pada tahun 1981 seluas 16.166 km2. 4. Perpanjangan perjanjian karya menjadi bentuk kontrak bagi hasil (CPS) untuk wilayah „Siak Block‟ selama 20 tahun terhitung mulai tanggal 28 November 1993 dengan luas wilayah kerja 8.314 km2 . 5. Kontrak Bagi Hasil (CPS) untuk wilayah „Langsa Block‟ pada tahun 1981 seluas 7.080 km2 di Selat Malaka. Pada tanggal 10 Oktober 2001, dua buah kekuatan besar Chevron dan Texaco yang selama ini dikenal sebagai pemilik saham yang terpisah bersatu, maka didirikanlah sebuah perusahaan Chevron Texaco. Sejak saat itu manajemen Chevron juga ikut berubah menjadi IndoAsia Business Unit (IBU). Setelah mengakuisisi Unocal pada 10 Agustus 2004, pada tanggal 9 Mei 2005 nama Chevron Texaco Corp. berubah kembali menjadi Chevron Corp. Pada 16 September 2005, PT. Caltex Pacific Indonesia pun mengubah namanya menjadi PT. Chevron Pacific Indonesia. Baik Chevron Pacific Indonesia maupun Caltex Pacific Indonesia memiliki singkatan yang sama, yaitu CPI. PT. Chevron Pacific Indonesia adalah anak perusahaan dari Chevron yang bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini bernama Caltex Pacific Indonesia. Para karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia ditempatkan di empat kota di Riau yaitu Duami, Duri, Minas, dan Rumbai..



4



PT. Chevron Pacific Indonesia juga merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia, dengan produksi sudah mencapai 2 milliar barrel. Daerah kerja PT. Chevron Pacific Indonesia yang memiliki daerah eksplorasi seluas 9.030 km2 dikenal dengan nama “Kanggaroo Block” terletak di Kabupaten Bengkalis. Selain mengerjakan daerah sendiri, PT. Chevron Pacific Indonesia juga bertindak sebagai operator bagi Calasiatic/Chevron dan Topco/Texaco (C&T) perusahaan dimiliki oleh Chevron dan Texaco. Area operasi PT. CPI saat ini terdiri dari lapangan Duri yang satu-satunya wilayah yang memproduksi minyak beart (heavy oil) sebanyak kurang lebih 200.000 BOPD, dan area operasi minyak ringan yang terdiri dari Sumatera bagian utara yang meliputi Bangko, Balam, Bekasap, Petani, dan sumatera bagian selatan yang meliputi minas, Libo, Petapahan, yang secara keseluruhan memproduksi minyak ringan sebanyak kurang lebih 250.000 BOPD. Berdasarkan luas operasi dan kondisi geografis yang ada serta pertimbangan efisiensi dalam pengoperasian, maka PT. CPI membagi lokasi daerah operasi menjadi 6 distrik yaitu : 1. Distrik Jakarta, Merupakan kantor pusat tempat kedudukan President & Chairman of The Managing Board untuk wilayah Indonesia. 2. Distrik Rumbai, Merupakan kantor pusat yang menangani berbagai kegiatan untuk seluruh wilayah Sumatera. 3. Distrik Minas, merupakan daerah operasi produksi minyak (sekitar 30 km dari Distrik Rumbai). Daerah eksplorasi ini disebut Sumatera Light South (SLS), yang memiliki 800 well masih aktif, dengan 6 Gathering Station (GS). 4. Distrik Duri, merupakan daerah operasi produksi minyak (sekitar 112 km dari Distrik Rumbai). Daerah eksplorasi ini disebut Sumatera Light North (SLN). 5. Distrik Dumai, merupakan pelabuhan tempat pemasaran/pengapalan minyak mentah untuk diekspor (sekitar 184 km dari distrik Rumbai). 6. Distrik Operasi Bekasap, merupakan daerah eksplorasi minyak. Saat ini wilayah operasi yang tersisa berdasarkan konsensi terbaru adalah blok Rokan dan blok Siak. Untuk perluasan ladang minyak Duri dilakukan dalam 13 area yang



5



dimulai dengan membangun konstruksi area pertama pada tahun 1981. Saat ini, PT. CPI telah berhasil mengoperasikan area 1 sampai area 10 sedangkan untuk area 11, 12, dan 13 masih dalam tahap pengembangan. Pembangunan juga mencakup fasilitas pendukung utama seperti stasiun pengumpul minyak dan stasiun pembangkit uap, sampai saat ini telah ada 5 stasiun pengumpul (CGS) yaitu CGS 1, 3, 4, 5, dan 10.



1.2. Visi dan Misi Visi PT. Chevron Pacific Indonesia yaitu: Menjadi perusahaan energi Indonesia yang paling dikagumi oleh karyawan (SDM), kemitraan dan kinerjanya. Agar tetap dapat diakui sebagai perusahaan kelas dunia, PT Chevron Pacific Indonesia melaksanakan “perbaikan kualitas berkesinambungan” (Continously Quality Improvement). Dalam visi ini disebutkan bahwa PT Chevron Pacific Indonesia dalam operasinya mempunyai pandangan yang menjadi landasan, yaitu untuk selalu menampilkan citra perusahaan semaksimal mungkin untuk hasil yang terbaik. Hal ini sesuai dengan posisi dan status perusahaan sebagai perusahaan multinasional. Misi PT. Chevron Pacific Indonesia yaitu: 1. As a Business Partner with GOI, CPI will add value by Effectively Exploring for and Developing Hydrocarbons for the Benefit of Indonesia and CPI‟s Shareholders. 2. CPI will Independently Pursue Other Energy Related Business Opportunities by Leveraging its Resources to Assure Continued Value Addition and Growth. Misi ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang diharapkan akan membangun pemahaman yang sama bagi setiap pihak yang bekerja atau berinteraksi dengannya. 1.3. Lokasi Perusahaan



6



BAB II MANAJEMEN PERUSAHAAN PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA



2.1. Manajemen Organisasi Perusahaan PT. Chevron Pacific Indonesia 2.1.1. Opertaional Excellence Management System (OEMS) OEMS merupakan sistem managemen Chevron yang secara sistematis mengelola keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, process safety, keandalan dan integritas, lingkungan, efisiensi, kemanan , dan stakeholders untuk mencapai visi perusahaan. 1.



Untuk fokus area pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja, Chevron menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat untuk seluruh karyawan karena prioritas tertinggi adalah menghilangkan korban jiwa dan mencegah penyakit dan cedera serius. Terdapat elemen Managing Safe Work (MSW) yang berguna untuk mengkaji bahaya dan mengelola keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja, resiko yang terkait dan eksekusi dan kotrol pekerjaan. Selain itu juga terdapat elemen Occupational hygine, yang memperhatikan mengenai bahaya fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja. Elemen selanjutnya adalah Fitness for duty and worker health, pekerja yang dipekerjakan harus cocok melakukan tugas berdasarkan fisik, psikologis dan kognitif, serta tidak terganggu dengan efek kelelahan, obat-obatan atau alkohol, ditunjang dengan pendidikan tentang kesehatan dan kegiatan untuk perlindungan kesehatan, elemen lain dalam fokus ini adalah transportation yang mengelola resiko dalam penggunaan transportasi baik penerbangan, kapal laut, kendaraan bermotor, peralatan konstruksi dan mode transportasi lain yang terdapat dalam lingkungan Chevron.



2.



Fokus process safety, keandalan dan integritas, mengelola integritas sistem operasi melalui prinsip desain dan teknik dan praktik operasi untuk mencegah dan mengurangi insiden. Terdapat standar untuk semua proses, managemen material dan peralatan, informasi mengenai process safety, lifecycle investmen analysis, prosedur baik untuk melakukan operasi maupun



2.2. Struktur Organisasi di PT. Chevron Pacific Indonesia



7



Sejak tanggal 11 Maret 1995, PT Chevron Pacific Indonesia memberlakukan struktur organisasi baru yakni dari bentuk departemen menjadi Strategic Bussiness Unit (SBU) yang bersifat tim kerja sehingga dalam perusahaan seakan-akan ada perusahaanperusahaan kecil. Dalam SBU ini dibentuk unit-unit yang beranggotakan orang-orang dengan disiplin ilmu dan keahlian tertentu. Dalam unit ini setiap anggota diarahkan pada kerja sama tim sebagai suatu kelompok kerja. Dengan demikian dalam setiap unit terdapat sumber daya yang cukup untuk melakukan bisnis sendiri. Dengan manajemen sistem SBU ini, otonomi tiap unit menjadi makin besar (desentralisasi) sehingga diharapkan tercipta sistem kerja yang efektif. Pada awal 2002, unit pendukung produksi teknis dan unit pengelolaan lingkungan kerja yang tadinya SBU diganti menjadi Operating Unit (OU) sebagai akibat mergernya Chevron dan Texaco yang lebih dikenal dengan Indonesian Business Unit (IBU). Mulai tahun 2005 struktur organisasi PT Chevron Pacific Indonesia mulai berubah lagi. Kepemimpian PT Chevron Pacific Indonesia dipegang oleh seorang President Director yang berkedudukan di Jakarta. Sedangkan kepemimpinan di Sumatera dipegang oleh seorang Executive Director. Dengan struktur organisasi suatu perusahaan, maka dapat dilihat ruang lingkup kekuasaan, tugas-tugas dan hubungan yang satu dengan yang lainnya dalam organisasi PT Chevron Pacific Indonesia sebagai perusahaan besar dengan struktur yang luas dan kompleks tetapi luwes, cepat tanggap agar dapat mengantisipasi setiap perubahan keadaan yang sangat mendesak sekalipun dan sekaligus memberi peluang yang besar bagi karyawan untuk berkembang serta berprestasi.



2.3. Job Description Masing-masing Jabatan di PT. Chevron Pacific Indonesia 1. Presdir PT. CPI & Deputy MD IBU Bagian ini merupakan bagian yang mengurus tentang operasi kerja Chevron di wilayah Indonesia, baik dari operasi, maintenance, pengembangan alat, maupun mengenai hubungan dengan eksternal serta bagian kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Vice President Commersial



8



Departemen ini berfokus pada masalah bisnis, penjualan dan manajemen perusahaannya. Strategi-strategi apa yang akan digunakan oleh PT.CPI untuk menjalankan bisnis dan langkah-langkah yang diambil ketika terjadi hal yang tidak diinginkan dalam menjalankan bisnis. 3.



Vice President (VP) General & Counsel Departemen ini berfungsi untuk mengatur hukum dan kontrak, dan memastikan bahwa seluruh kegiatan yang terdapat dan dijalankan oleh PT.CPI tidak melanggar hukum yang berlaku di daerah operasinya



4. VP Environment Departemen ini memastikan bahwa seluruh kegiatan yang ada dan dikerjakan oleh Chevron, dikerjakan dalam langkah-langkah yang benar dan tepat berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku, termasuk pula peraturan pemerintah di daerah tersebut terutama yang berhubungan dengan lingkungan. 5. VP Finance Departemen ini berfungsi untuk mengatur segala bentuk proses yang berhubungan dengan financial. Baik itu pada saat menjalankan prosesnya, maupun berhubungan dengan pajak yang wajib dibayarkan oleh PT CPI ke pihakpihak yang berwenang. 6. SR VP PGPA Departemen ini berfungsi untuk mengatur hubungan (komunikasi) dengan pemerintah dan masyarakat agar mencapai kesepakata-kesepakatan bersama, untuk kesejahteraan bersama, baik pribadi (PT.CPI), daerah maupun masyarakat. 7. SR TECH AUTH REMEDIATION PROJECT Departemen ini bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan di daerah-daerah yang menjadi tempat Chevron beroperasi, sepert tanah yang terkontaminasi oleh minyak (TTM: Tanah Terkontaminasi Minyak). Chevron akan mengolah kembali tanah tersebut, agar menjadi tanah yang bersih kembali dari kandungan minyak (batas wajar menurut peraturan perundang-undangan) sebelum dikembalikan ke lingkungan. 8. IBU OE / HES Departemen ini bertanggung jawab untuk memastikan segala kegiatan yang berada di ruang lingkup Chevron tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatan



9



kerja pegawainya maupun lingukangan sekitar dimana Chevron beroperasi. Baik dari urusan perizinan, proses, hingga jaminan kepastian dan fasilitas diperhatikan dengan penuh oleh Chevron. 9. IDD Indonesia Deepwater Development (IDD). Departemen ini bertugas untuk mengembangkan eksplorasi di bawah laut dan mengoptimalkan biaya proyek dengan meminimasi biaya pengerjaan tetapi tetap mendapat hasil yang maksimal dengan fasilitas dan alat yang dimiliki



.



10



BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN DI PT. BLUE BIRD TBK



11



BAB IV KESIMPULAN



3.1. Kesimpulan .



12



DAFTAR PUSTAKA



13