Kajian Lingkungan Hidup [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, dilakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakkan hukum. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguhsungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Berdasarkan pendahluan diatas, maka dilakukanlah praktikum Kajian Lingkungan Hidup, mengingat bahwa lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan yang sangat penting, yang dimana akan dibahas mengenai komponenkomponen lingkungan yang terdiri dari komponen fisik kimia, komponen biologi (keanekaragaman hayati), komponen sosekbud (sosial budaya dan sosial ekonomi), serta komponen kesmas (kesehatan masyarakat) dan akan dilakukan dikelurahan besusu barat.



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



1



BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai keadaan, luas, letak dan beberapa keterangan tambahan yang diperlukan untuk mengenal lebih jauh daerah, tempat yang menjadi objek penelitian. Secara administratif, Kota Palu dengan wilayah seluas 395,06 km2 adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah yang dibagi dalam 4 kecamatan dan 43 kelurahan dan berada pada kawasan dataran Lembah Palu dan Teluk Palu yang secara astronomis terletak antara 0°,35″-0°,56″ Lintang Selatan dan 119°,45″-120°,1″ Bujur Timur, tepat berada dibawah garis khatulistiwa dengan ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut. Batas administrasi wilayah Kota Palu berbatasan dengan : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Parigi Kabupaten ParigiMoutong dan Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Marawola dan Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Finembani, Kecamatan kinovaro, dan kecamatan Marawola Barat Kabupaten Donggala.



Kota Palu terbagi dalam 4 wilayah kecamatan dan berdasarkan urutannya yaitu Wilayah Kecamatan Palu Timur dengan luas wilayahnya 186,55 km2 atau 47,22 % dari seluruh luas Kota Palu dan merupakan wilayah terluas dari masing-masing kecamatan yang ada. Untuk tingkat kependudukannya, dari 4 Wilayah Kecamatan yang ada yang paling banyak penduduknya adalah Wilayah Kecamatan Palu Selatan jumlah penduduknya sebanyak 110.218 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 24.444, sedangkan wilayah kecamatan palu timur mempunyai jumlah penduduk sebanyak 69.651 jiwa serta jumlah kepala keluarga sebanyak 17.042 KK.



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



2



Berdasarkan pada lokasi penelitian ini didasarkan pada wilayah Kecamatan Palu Timur atau tepatnya Kelurahan Besusu Barat mempunyai luas wilayah seluas 0,87 km/2 atau hanya 0,47 % dari luas wilayah kecamatan. Adapun jumlah RW di Kelurahan Besusu Barat adalah sebanyak 8 RW Dan jumlah RT sebanayak 23 RT. Kepadatan penduduk pada wilayah Kecamatan Palu Timur atau tepatnya Kelurahan Besusu Barat 17.832 dengan jumlah penduduk 15.514 dan jumlah rumah tangga sebnayak 3.218.



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



3



BAB III ANALISIS KUALITATIF LINGKUNGAN



a. Komponen Fisik Kimia Lingkungan hidup merupakan suatu sistem kompleks dalam sebuah ruang. Sementara itu, ruang merupakan tempat bagi komponen-komponen lingkungan



hidup



dalam



melakukan



setiap



proses,



yaitu



saling



mempengaruhi (interaksi), saling berhubungan (interelasi) dan saling ketergantungan (interdependensi). Komponen-komponen lingkungan hidup tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah makhluk hidup yang meliputi hewan, tumbuhan dan manusia. Komponen abiotik adalah benda-benda tak hidup (mati), antara lain air, tanah, batu, udara, dan cahaya matahari. Komponen fisik kimia merupakan unsur abiotik dalam suatu lingkungan yaitu materi tidak hidup yang ada di lingkungan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Komponen fisik kimia itu sendiri terdiri dari tanah / lahan, air dan atmosfir. 1. Tanah / lahan Lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang. Lahan di Provinsi Palu, khususnya kelurahan Besusu Barat, pada Tahun 2013 tidak mengalami perubahan bentuk lahan yang amat parah, karena penduduk dikelurahan besusu barat yang masih peduli dengan lahan mereka, sehingga tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak lahan mereka, juga tidak adanya pabrik atau perusahaan-



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



4



perusahaan yang menghasilkan limbah-limbah organik menyebabkan rusaknya lahan di kelurahan besusu barat tersebut. Pada kelurahan besusu barat, terdapat tumbuhan penutup yang ditanam lebih dari 75%. Tumbuhan penutup tanah ini adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah. Dan tidak terdapat humus. 2. Air sumur / ledeng Penduduk



di



kelurahan



Besusu



Barat



sebagian



besar



menggunakan sumur bor atau DAP yaitu sebanyak 82 % dari jumlah penduduknya, dan sisanya menggunakan air sumur suntik. Penduduk lebih banyak menggunakan sumur bor meskipun warna air sumur / ledeng itu terang, rasanya asin dan agak berbau jika dicium langsung sehingga tidak efisien untuk digunakan sebagai air minum, dan menggunakan air dari sumur suntik sebagai air minum. Pada musim kemarau, air sumur mengalami perubahan tapi tak sampai kering. 3. Air sungai Air sungai di kelurahan besusu barat, setelah ditinjau, air sungainya berwarna agak coklat, rasanya payau, berbau tanpa dicium langsung, keruh berlumpur disebabkan karena terdapat endapan tanah, serta air sungainya saat musim kemaru tidak mengalami kering. 4. Atmosfir Untuk suhu udara dikelurahan besusu barat, menurut perkiraan suhu udaranya antara 31°- 35°C, pengukuran suhu ini hanya diperkirakan oleh peneliti, mengingat bahwa tidak tersedianya alat-alat yang dapat menunjang kegiatan praktikum ini. Untuk pencahayaannya, cahaya di kelurahan besusu barat yaitu tembus pandang dan jelas, hal ini mudah diketahui dengan melihat dengan mata telanjang. Dan penyinaran mataharinya terlihat lebih dari 10 jam sehari, mengingat bahwa Kota Palu tepat berada dibawah garis khatulistiwa dengan ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut.



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



5



b. Komponen Biologi Komponen biologi pada umumnya adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, dan digolngkan berdasarkan jenis-jenis tertentu,



misalnya



golongan



manusia,



hewan



dan



tumbuhan.



Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam suatu ekosistem tertentu, bioma, atau seluruh planet. Keanekaragaman Hayati adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Di kelurahan besusu barat, terdapat 6-10 jenis keanekaragaman flora, tumbuhan yang paling dominan ialah tumbuhan bakau dan ketapang. Jenis tumbuhan lain ialah pisang, jeruk, kelor, sereh, lidah mertua, jarak merah, jarak pagar, dan srikaya. Dan sebagian tumbuhan ini memilki manfaat sebagai tanaman yang berkhasiat obat. Terdapat 3-5 jenis keanekaragaman fauna, jenis fauna yaitu ikan, buaya, udang, anjing, kucing, ayam, kambing, sapi dan kuda. Selain itu juga terdapat 3-5 jenis flora ekonomis dan terdapat 1-2 jenis fauna ekonomis. Flora dan fauna ekonomis yang dimaksudkan disini adalah jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk sebagai mata pencaharian merekacontohnya yaitu srikaya, jeruk, dan pisang. Tetapi produksi dari tumbuhan-tumbuhan yang bernilai ekonomis ini tidak dilakukan secara masal sehingga tidak menjadi sumber pendapatan utama dan hanya sebagai sumber pendapatan tambahan. Untuk faunanya terdapat 3 - 5 jenis fauna yang bernilai ekonomis yaitu ayam, sapi, kambing, dan kuda. Fauna ini memilki produktivitas yang tinggi dan diproduksi secara masal oleh warga setempat. Jumlah ayam, sapi, kambing, dan kuda pada tahun 2010 ialah 6.428, 14, 38 dan 88. Tetapi sebagian besar warga sekitar menjadikan ikan, udang, sapi, kambing, dan kuda bukan sebagai sumber pendapatan utama. Karena mayoritas warga setempat bekerja dibidang perdagangan dan swasta serta pertambangan.



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



6



c. Komponen Sosekbud 1.



Sosial Budaya Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan



penduduk



juga



mengalami



peningkatan.



Kepadatan



penduduk Kota Palu Tahun 2011 tercatat 781 jiwa/km², dengan luas wilayah Kota Palu 395,06 km². Jika dilihat dari wilayah per kecamatan kepadatan Kota Palu terlihat belum merata. Kecamatan Palu Timur dengan persentase penduduk terkecil mempunyai kepadatan rata-rata sebesar 373 jiwa per km2 merupakan wilayah



yang



terjarang



penduduknya



ini



dimungkinkan



karena



Kecamatan Palu Timur mempunyai luas luas wilayah yang paling besar dari 4 kecamatan yang ada di Kota Palu serta masih kurangnya dibangun lokasi pemukiman.Pertambahan penduduk total pertahun selama 10 tahun terakhir adalah lebih dari 3,50 % dengan angka kelahiran dan kematian bayi per 1000 orang pertahun berturut – turut adalah kurang dari 20 orang pertahun dan kurang dari 25 orang pertahun, sedangkan untuk angka kematian kanak – kanak per 1000 orang adalah kurang dari 5 orang pertahun.Di wilayah Kecamatan Palu Timur memiliki tenaga kerja dalam masyarakat kurang dari 40 % penduduk yang berumur di bawah 15 tahun. Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu yang disebut dengan ”sex ratio” adalah merupakan indikator untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Komposisi ini sangat besar kaitannya dengan masalah fertilitas, dimana semakin besar porsi perempuan maka potensi fertilitas semakin tinggi. Rasio jenis kelamin di Kota Palu pada Tahun 2011 adalah sebesar 101,56-102 dari 308.726 jiwa penduduk yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki atau jumlah penduduk laki-laki relatif lebih banyak daripada penduduk perempuan. Sedangkan jika dilihat dari wilayah per kecamatan, maka Palu Utara mempunyai rasio jenis kelamin 103,08, Palu Barat rasio jenis kelaminnya 102,25, Palu Selatan rasio jenis kelaminnya 101,78 dan Palu Timur rasio jenis kelaminnya adalah 99,54. Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



7



Di wilayah Kecamatan Palu Timur terdapat lebih dari 5 kesukuan dalam masyarakat, diantaranya adalah suku bugis, jawa, tator, kaili gorontalo dan poso. Adapun fasilitas pendidikan di wilayah ini hanya terdapat SD dan SLTP dengan rata – rata jumlah murid sebanyak 30–35 orang per kelas. Jumlah anak umur 7 -12 tahun yang masih sekolah di wilayanh ini lebih dari 80 %, tetapi kebayakan anak – anak tersebut hanya bersekolah sampai SD dan tidak melanjutkannya lagi ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan untuk jumlah pemuka agama atau guru berbagai agama per 1000 orang penduduk adalah sebanyak 5-10 orang yaitu terdapat 112 – 113 guru. 2.



Sosial Ekonomi Pada masalah sosial ekonomi yang akan dibahas adalah ekonomi penduduk yang diantaranya adalah kesempatan kerja. Di wilayah Kecamatan Palu Timur khusunya Kelurahan Besusu Barat terdapat lebih dari 10 % tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Sedangkan jumlah penduduk wilayah ini yang bekerja adalah kurang dari 50 % dengan pendapatan rata – rata perorang Rp. 800.000 – Rp. 1.000.000 perbulan.



d.



Komponen Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Rumah atau bangunan yang dijadikan tempat tinggal baik yang permanen ataupun tidak merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, baik itu keadaan atau kondisi rumah. Di kelurahan besusu barat, bangunan perumahan penduduk pada umumnya memiliki keadaan yang setengah permanen dan keadaan rumah yang baik. Maksud dari setengah permanen adalah rumah yang ditinggali penduduk dikelurahan besusu barat, pada umumnya hanya bersifat sementara. Dimana ketersediaan perumahan rata-rata jumlah penghuni per rumah yaitu 5-10 orang.



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



8



Keadaan kesehatan penduduk, yang diamati seminggu sekali sakit dalam persentase yaitu lebih dari 10% yang sakit dan tepatnya 32 %, khususnya penyakit DBD. Dimana cara mengatasi sakit, persentase yang mendapat pertolongan dokter, rumah sakit, puskesmas, menteri kesehatan adalah diatas 50%. Di kelurahan besusu barat, juga terdapat petugas kesehatan, yaitu bidan tetapi hanya 1 orang saja.



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



9



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN a.



Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum Kajian Lingkungan Hidup yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah, Kecamatan Palu Timur, Kelurahan Besusu Barat RT 04 dan RW 02, dapat disimpulkan bahwa : 



Komponen fisik kimia merupakan unsur abiotik dalam suatu lingkungan yaitu materi tidak hidup yang ada di lingkungan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup, berupa tanah/lahan, air sumur/air ledeng, air sungai, dan atmosfir.







Komponen biologi pada umumnya adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, dan digolngkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan.







Komponen sosekbud terdiri dari komponen sosial budaya yaitu penduduk, angka kelahiran, angka kematian, tenaga kerja, rasio seks, jumlah suku, pendidikan masyarakat, fasilitas pendidikan, tingkat pendidikan, jumlah guru dan pelaksanaan adat istiadat di kelurahan besusu barat, serta komponensosial ekonomi yaitu tenaga kerja, pendapatan penduduk, serta keadaan harga bahan kebutuhan pokok.







Komponen kesmas, yaitu meliputi ketersediaan atau keadaan bangunan perumahan, persentase sakit, dan jumlah tenaga kesehatan dikelurahan besusu barat.



b.



Saran 



Disarankan untuk praktikum kajian lingkungan hidup yang selanjutnya untuk dapat memenuhi alat-alat dalam praktek seperti termometer untuk pengukuran suhu, agar memperoleh hasil yang akurat.



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



10



LAMPIRAN 1.



Foto Lokasi



Gambar 1 : Rumah RT. 04 / RW. 02



Gambar 2 : Keadaan Sungai



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



11



Gambar 3 : Keadaan Jembatan



Gambar 4 : Keadaan drainase warga



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



12



Gambar 5 : Tempat Pembuangan Sampah



Laporan Praktikum Kajian Lingkungan Hidup



13