Kajian Pustaka Dan Hipotesis - Kelompok 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODOLOGI PENELITIAN EKONOMI KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS



Dosen Pengampu : Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE., M.Si Kelas : EKI400 (A2) KELOMPOK 4 Nama Anggota Kelompok: I Made Budi Satya Weda



1807511096



Selvi Nur Hikmawati



1807511146



Yanira Ayu Nani



1907515305



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2020



Daftar Isi Halaman Judul Daftar Isi..........................................................................................................



1



BAB I PENDAHULUAN...............................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN.................................................................................



3



1. Kajian Pustaka dan Peranannya...............................................................



3



2. Hipotesis.......................................................................................................



5



BAB III PENUTUP.........................................................................................



17



Kesimpulan......................................................................................................



17



Daftar Pustaka................................................................................................



19



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang suatu pokok persoalan atau subjek tertentu untuk menemukan atau memperbaiki fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi. Pengertian penelitian ilmiah ini sejalan dengan batasan yang dikemukakan oleh Vockell & Asher (1955). Penelitian ilmiah menurut kedua pakar tersebut didefenisikan, “scientific reseacrh is a diligent and systematic inquiry or investigation of a subject to discover or revise facts, theories, or applications.”             Suatu penelitian ilmiah bukanlah suatu kegiatan atau aktifitas yang hanya mempersoalkan kepastian, tetapi ia juga ingin mencari berbagai alternatif jawaban suatu masalah atau fenomena apakah dalam lingkup sosial maupun masalah-masalah  laboratoris. Maka dari itu, penelitian memiliki tujuan ingin menemukan prinsip-prinsip umum atau menafsirkan tingkah laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kajadian dalam lingkup pendidikan. Dalam menyusun penelitian diperlukan sumber-sumber pengetahuan yang dapat dikelompokkan, yaitu pengalaman, otoritas, cara berpikir deduktif, cara berpikir induktif dan pendekatan ilmiah. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus melakukan survei secara sungguhsungguh mengenai apa yang telah diketahui orang dalam bidang yang diminatinya itu. Peneliti harus berkecimpung dibidang penelitiannya juga harus mengetahui bagaimana menemukan, menyusun dan menggunakan kepustakaan dalam bidang mereka. Namun, kebanyakan peneliti kurang memahami penyusunan kajian pustaka dan terkadang peneliti mengalami kesulitan dalam menemukan kajian pustaka yang sesuai dengan bidang yang diminatinya. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas tentang penyusunan kajian pustaka. B. Rumusan Masalah. 1. Apa yang dimaksud dengan kajian pustaka dan peranannya ? 2. apa yang dimakud dengan hipotesis ? 3



C. Tujuan. 1. Pembaca mengetahui mengenai kajian pustaka dan peranannaya dalam peneltian. 2. pembaca mengetahui mengenai hipotesis dalam melakukan penelitian.



4



BAB 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Kajian Pustaka. kajian pustaka adalah bahasan atau bahan-bahan bacaan yang terkait dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian. Kajian pustaka merupakan baguan penting dalam sbuah penelitian yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literature. Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010:276), kajian pustaka memiliki tiga pengertian yang berbeda. 1. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi 2. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teoriteori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori. 3. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji. Menurut Pohan (2007:42) kegiatan penyusunan kajian pustaka bertujuan mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dan lain-lain yang terdaoat di perpustakaan. Selain itu, kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindari terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat. Berdasarkan pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji. B. Tujuan Kajian Pustaka Sebuah kajian pustaka memberikan informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti yang memiliki pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang pembelajaran, evaluasi, teknologi, ilmu pengetahuan alam atau sains, dll. Penulisan kajian pustaka dalam sebuah penelitian memiliki tujuan sebagai berikut: 5



1.



Memberikan kepada pembaca kemudahan memperoleh sebuah topik tertentu dengan cara menyeleksi artikel – artikel atau bahan kajian yang berkualitas, yang relevan, bermakna penting, sahih, dan merangkainya dalam suatu laporan yang lengkap.



2.



Memberikan awalan yang sangat bagus bagi peneliti untuk mengawali penelitian dalam suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti untuk merangkum, menilai, dan membandingkan penelitian dalam bidang tertentu.



3.



Memastikan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang telah dilakukan.



4.



Memberikan petunjuk ke mana penelitian yang akan datang diarahkan atau direkomendasikan.



5.



Memberikan garis besar temuan kunci.



6.



Mengidentifikasi



ketidaksesuaian,



kesenjangan



dan



hal



yang



mengandung



pertentangan dalam kajian pustaka. 7.



Memberikan nalisis konstruktif tentang metodologi dan pendekatan dari para peneliti lain



C. Sumber Kajian Pustaka. Berikut dijelaskan beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperoleh teori-teori yang relevan. 1. Buku Teks, adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan interval yang tidak tentu (Nazir, 2005: 106). Buku teks berkenaan dengan suatu bidang ilmu yang isinya menyeluruh dan biasanya digunakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu. 2. Jurnal, adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil seminar yang diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah (Nazir, 2005: 106). Jurnal yang berisi hanya ringkasan-ringkasan artikel dari pengarang dinamakan review journal atau abstract journal. Review journal adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang dipersingkat dalam suatu cabang pengetahuan.Abstract journal  adalah majalah ilmiah yang berisi singkatan atau ikhtisar (judul, metode serta kesimpulan) dari artikel-artikel pada jurnal-jurnal terbaru. 3. Periodical, Menurut Nazir (2005: 107) periodical  adalah majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala oleh lembaga-lembaga baik pemerintah atau swasta yang berisi hasil penelitian yang dikerjakan. 4. Yearbook, adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta, yang diterbitkan setiap tahun. Ada kalanya tiap tahun yearbookyang dikeluarkan membahas suatu masalah bidang ilmu (Nazir, 2005: 107). 6



5. Buletin, Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang diterbitkan secara berkala yang berisi catatan-catatan ilmiah ataupun petunjuk-petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan operasional. Biasanya dikeluarkan oleh lembaga negara ataupun oleh himpunan profesi lilmiah. Tiap buletin biasanya berisi satu artikel saja. Jika bulletin berisi satu artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut contributions. 6. Circular, adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis, biasanya dikeluarkan oleh lembaga negara atau swasta seperti universitas, lembaga penelitian, dinas-dinas dan sebagainya (Nazir, 2005: 108).Circular diterbitkan dengan interval tidak tentu. 7. Leaflet, berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis. Diterbitkan oleh lembaga negara atau swasta, dengan interval yang tidak tetap. 8. Annual Review, berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan selama masa setahun atau beberapa tahun yang lampau. Dalam menggunakan annual review, dimulai dengan mencariannual review  terbaru kemudian mundur ke jilid-jilid sebelumnya. 9. Off Print, adakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pengarang yang terlepas dari majalah atau dari buku teks. Bahan demikian dinamakan off print. 10. Reprint,  merupakan satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah kemudian dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul. 11. Recent Advance, Nazir (2005: 109) menyatakan bahwa recent advance adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang tidak diperoleh dalam review journals. 12. Bibliografi, Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul-judul artikel yang membahas bidang ilmu tertentu. Dalam buku tersebut diberikan judul, pengarang, tahun penerbitan, nama penerbitan serta halaman dari sumber mana artikel tersebut dimuat. Bibliografi ini merupakan buku referensi pada perpustakaan. Pembaca dengan membaca buku ini memperoleh petunjuk mengenai artikel-artikel yang berguna dalam bidang ilmu tertentu, dan dalam buku atau majalah ilmiah mana artikel tersebut dapat diperoleh. 13. Handbook, adalah buku kecil yang diterbitkan oleh lembaga negara atau swasta yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah tertentu, ataupun tentang sutau fenomena yang bersifat umum. Handbook ini bisa saja mempunyai pengarang, ataupun tanpa pengarang, tetapi dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu (Nazir, 2005: 110). 14. Manual, adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesutau secara terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah praktis, baik dalam mengukur, melakukan kegiatan atau memakai sesuatu secara benar (Nazir, 2005: 110).



7



A. Pengertian Hipotesis Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis(thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Hipotesis timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada. Selain itu, Sugiono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Kerlinger (2006: 30),  hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara umum maupun khusus-variabel yang satu dengan variabel yang lain. Secara teknis, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi Suryabrata, 1991 : 49). Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69). Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel, hipotesis merupakan pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih). Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis merupakan deduksi dari teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif). Berdasarkan pendapat ahli di atas maka hipotesis adalah pernyataan atau dugaan sementara dari keadaan populasi yang akan diteliti terhadap masalah yang diajukan. B. Ciri-ciri hipotesis yang baik Menurut Kerlinger (2006: 30) terdapat dua kriteria pernyataan hipotesis baik yaitu : a. Hipotesis adalah pernyataan tetang relasi antara variabel-variabel . b. Hipotesis mengandung implikasi-implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan-hubungan yang dinyatakan tersebut. Bersadarkan dua kriteria tersebut disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis mengandung dua variabel atau lebih yang dapat diukur serta menunjukkan secara jelas dan tegas cara variabelvariabel tersebut berhubungan (Kerlinger, 2006 : 30). Menurut Nazir (2005: 152) hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Hipotesis harus menyatakan hubungan Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan tentang hubungan-hubungan antar variabel. Ini berarti bahwa hipotesis mengandung dua atau lebih variabel-variabel yang dapat diukur ataupun secara potensial dapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan bagaimana variabel-variabel tersebut 8



berhubungan. Hipotesis yang tidak mempunyai ciri di atas, sama sekali bukan hipotesis dalam pengertian metode ilmiah. b. Hipotesis harus sesuai dengan fakta Hipotesis harus cocok dengan fakta. Artinya, hipotesis harus terang. Kandungan konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti, dan tidak mengandung hal-hal yang metafisik. Sesuai dengan fakta, bukan berarti hipotesis baru diterima jika hubungan yang dinyatakan harus cocok dengan fakta. c. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan. Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada hubunganya dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika tidak, maka hipotesis bukan lagi terkaan, tetapi merupakan suatu pertanyaan yang tidak berfungsi sama sekali. d. Hipotesis harus dapat diuji. Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun dengan menggunakan alat-alat statistika. Alasan yang diberikan biasanya bersifat deduktif. Sehubungan dengan ini, maka supaya dapat diuji, hipotesis harus spesifik. Pernyataan hubungan antar variabel yang terlalu umum biasanya akan memperoleh banyak kesulitan dalam pengujian kelak. e. Hipotesis harus sederhana. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas untuk mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian. Semakin spesifik atau khas sebuah hipotesis dirumuskan, semakin kecil pula kemungkinan terdapat salah pengertian dan semakin kecil pula kemungkinan memasukkan hal-hal yang tidak relevan ke dalam hipotesis. f. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta. Hipotesis juga harus dinyatakan daam bentuk yang dapat menerangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai. Hipotesis harus dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta keterampilan menguji dari si peneliti. Secara umum, menurut Nazir (2005: 153) hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam yang telah diciptakan Tuhan. Hipotesis harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk verifikasi. Hipotesis harus sederhana. C. Bentuk Rumusan Hipotesis Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparataif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga macam yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif/hubungan (Sugiyono, 2013: 100). 9



1. Hipotesis Deskriptif Menurut Sugiyono (2013: 100) hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh: Rumusan masalah deskriptif: Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK? Hipotesis deskriptif: Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6 jam/hari (H0). Hipotesis alternatifnya (Ha) daya tahan karyawan toko lulusan SMK ≠ 6 jam/hari. “tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 6 jam/hari. Hipotesis statistik H0 : µ = 6 jam/hari Ha : µ ≠ 6 jam/hari µ : adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel. 2. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif (Sugiyono, 2013: 102). Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasinya atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh : Rumusan masalah deskriptif : Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa jurusan hukum dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ekonomi? Hipotesis deskriptif : Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan hukum dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ekonomi Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan hukum dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ekonomi Hipotesis statistik : Ho : 1 = 2 Ha : 1  2 3. Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif menurut Sugiyono (2013: 103) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh: Rumusan Masalah Asosiatif: Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah?



10



Hipotesis Penelitian: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah. Hipotesis statistik: H0 : p = 0, 0 berarti tidak ada hubungan. Ha : p ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang dari nol ada hubungan. p = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan. D. Jenis-jenis Hipotesis Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, hipotesis dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya. a.       Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi : 1.       Hipotesis kerja, yaitu hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha. 2.      Hipotesis nol  atau hipotesis statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerja dan sering disingkat H o. Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho ‘sengaja” dipersiapkan untuk ditolak, sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 171). b.      Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis dibedakan menjadi 1.      Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif) 2.      Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif). E.  Fungsi Hipotesis Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen penting dalam penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah merumuskan hipotesis penelitiannya. Pentingnya hipotesis dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. hipotesis merupakan hal yang sangat berguna. Terkait dengan hal itu, Furchan (2004: 115) mengungkapkan kegunaan hipotesis penelitian, yaitu: a.         Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, orang harus melangkah lebih jauh daripada sekedar mengumpulkan fakta-fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada di antara fakta-fakta itu. Antarhubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting bagi pemahaman persoalan. Pola semacam itu tidak mungkin menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan 11



mengemukakan penjelasan-penjelasan. Karena hipotesis itu dapat diuji dan divalidasi (diuji keshahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu kita memperluas pengetahuan. b.      Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat diuji dalam penelitian. Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan, tatapi hanya hubungan antara variabel-variabel sajalah yang dapat diuji. Misalnya, orang tidak akan menguji pertanyaan “Apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar secara nyata?” Akan tetapi orang dapat menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut: “Komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid menyebabkan meningkatnya hasil belajar hasil belajar murid secara nyata”. Atau yang lebih spesifik lagi, “Skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi daripada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya”. Selanjutnya orang dapat meneliti hubungan antara kedua variabel itu, yaitu komentar guru dan prestasi siswa. c.       Hipotesis memberikan arah kepada penelitian. Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang diperlukan guna menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta-fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada hubungannya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang menentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis dapat memberikan dasar bagi pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis juga dapat menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat. d.       Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan Hipotesis akan sangat memudahkan peneliti kalau ia mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis itu. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulis ini di seputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat penyajian itu lebih berarti dan mudah dibaca. F.    Sumber Hipotesis Pendapat lainnya mengenai sumber hipotesis diungkapkan oleh Good dan Scates (Nazir, 2005: 155). Ia memberikan beberapa sumber yang dapat digunakan untuk menggali hipotesis, yaitu: 1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu. 2. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan. 3. Imajinasi atau angan-angan. 4. Materi bacaan dan literatur. 12



5. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki. 6. Data yang tersedia. 7. Analogi atau kesamaan.



G. Hal-hal yang Perlu Dilakukan untuk Mengkaji Hipotesis Nazir (2005: 154) menyatakan bahwa menemukan suatu hipotesis merupakan kemampuan peneliti dalam mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka analisis yang dibentuknya. Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri. Peneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka. Menurut Nazir (2005: 154) dalam menggali hipotesis, peneliti harus: a.       Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan; b.      Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki; c.       Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan. H. Cara merumuskan hipotesis Rumusan hipotesis penelitian dapat berdasarkan arah atau kecenderungannya dapat kita klasifikasikan menjadi dua, yaitu :



1.        Hipotesis terarah (directional hypothesis) Hipotesis terarah, sesuai dengan namanya menunjukakan arah kesimpulan yang diharapkan. Hipotesis ini dirumuskan oleh peneliti karena peneliti sendiri mepunyai alasan tertentu untuk mengharapkan terjadinya hubungan khusus atau perbedaan khusus antara kedua kelompok yang menjadi objek penelitiannya. 2.        Hipotesis tak berarah  nondirectional hypothesis) Hipotesis ini tidak menetapkan adanya arah perbedaan atau hubungan yang diharapkan.



Pada umumnya, peneliti bekerja dengan dua hipotesis yang secara eksplisit rumusan itu juga menyatakan arah kecenderungan atau perbedaan khusus yang diharapkan terjadi. Kedua hipotesis itu, yaitu : 1.        Hipotesis alternatif atau kerja Hipotesis kerja ini dirumuskan dengna harapan hipotesis ini menyatakan hubungan atau perbedaaan yang terjadi diantara dua kelompok. 2.        Hipotesis nol atau hipotesis statistik 13



Hipotesis nol atau hipotesis statistik dirumuskan dengan maksud untuk menyangkal terhadap apa yang diharapkan atau diramalkan terjadi oleh peneliti.



14



BAB III PENUTUP



3.1  Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di atas adalah: 1.      Kajian Pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji. 2.      Cara menyusun kajian pustaka dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: ·         Sesuai denga tahun penelitian dan sesuai dengan relevansi dan kedekatan objek ·         Secara deskriptif dan deskriptif analitis 3.      Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan sementara dari keadaan populasi yang akan diteliti terhadap masalah yang diajukan. 4.      Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah harus menyatakan hubungan, sesuai dengan fakta serta dapat menerangkannya, berhubungan dengan ilmu serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan, dapat diuji, dan sederhana. 5.      Jenis hipotesis ditinjau dari rumusan masalahnya dibedakan menjadi hipotesis kerja dan hipotesis nol. Sedangkan berdasarkan proses pemerolehannya dibedakan menjadi hipotesis deduktif dan hipotesis induktif. 6.      Hipotesis berfungsi untuk memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang; memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat diuji dalam penelitian; memberikan arah kepada penelitian; dan memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.



15



DAFTAR PUSTAKA Sarwono, J. (2006).     Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu http://siutpunya.blogspot.com/2013/04/bab-i-pendahuluan-a.html http://rheeviie.blogspot.com/2017/10/kajian-pustaka-dan-hipotesis.html



16