Kak Diba Bawel EFEKTIVITAS TERAPI HERBAL WEDANG JAHE PUTIH [PDF]

  • Author / Uploaded
  • adiba
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EFEKTIVITAS TERAPI HERBAL WEDANG JAHE PUTIH (Zingiber officinale var amarum) DAN WEDANG SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA PASIEN DALAM PELAYANAN PRAKTEK MANDIRI DI PONDOK PESANTREN NURUL JADID Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Keperawatan “PROPOSAL”



DOSEN PEMBIMBING 1 : Ns. Husnul Khotimah, M.Kep. DOSEN PEMBIMBING II : Ns. Zainul Munir, M.Kep.



DISUSUN OLEH : ABIDATUSSOLIHAH 1570117001



PROGRAM S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID PAITON-PROBOLINGGO 2020-2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Penyakit kronik diakibatkan oleh sekelompok penyakit yang mempunyai faktor risiko yang sama sebagai hasil dari olahan makan selama beberapa dekade, pola makan yang tidak sehat, merokok, kurang latihan olahraga dan seringkali juga akibat stres psikologis. Faktor risIiko utama diantaranya adalah tekanan darah yang tinggi, kecanduan tembakau, kolesterol darah yang tinggi, diabetes mellitus dan obesitas. Faktor-faktor tersebut akan menghasilkan berbagai proses penyakit seperti stroke, serangan jantung, diabetes melitus, berbagai kanker yang diinduksi oleh makanan dan tembakau, brokitis kronik, emfisema, dan banyak lagi lainnya yang berkulminasi dalam tingginya angka kesakitan dan kematian. Secara internasional penyakit penyakit tersebut dikenal juga sebagai penyakit tidak menular atau penyakit degenerative. Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal 120/80 mmHg, yaitu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari engan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.(Nadia, 2020). Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit yang sebagian besar adalah penyakit yang di derita oleh lanjut usia, dimana hipertensi atau darah tinggi adalah dimana terjadinya gangguan pada pembuluh darah yang menyebabkan suplay oksigen dalam darah menjadi lambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Selain itu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor yang banyak di rasakan pada penderita hipertensi yaitu salah satunya kualitas tidur menjadi menurun, dimana disebabkan karena peningkatan stress yang dialami penderita sehingga meningkatnya suatu tekanan darah yang menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu karena efek peningkatan tekanan darah.(Kebidanan et al., 2018)



Hipertensi merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi di dunia. Seiring bertambahnya usia, persentase kejadian tekanan darah tinggi pun semakin meningkat. Sepertiga dari jumlah pendenita itu tinggal di negara maju dan dua pertiga hidup di negara berkembang. Tekanan darah tinggi diperkirakan menyebabkan 7,1 juta kematian atau kira-kira 13% dari seluruh kematian di dunia. Hasil penelitian World HealthOrganization (WHO) menunjukkan bahwa hampir setengah dari kasus serangan jantung dipicu oleh tekanan darah tinggi.(Krisnanda, 2017)



Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 didapatkan angka kejadian hipertensi di Indonesia sebanyak 34,1%. Berdasarkan data tersebut diketahui



bahwa



angka



kejadian



hipertensi



mengalami



kenaikan



dibandingkan dengan data hasil Riskesdas tahun 2013 yaitu, sebanyak 25,8%. Hal ini patut diwaspadai mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi salah 3 satu faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler.(Krisnanda, 2017) Dari data dinas kesehatan probolinggo menyebutkan, total penderita hipertensi pada tahun 2017 mencapai sebanyak 65% sejumlah 20.321 penduduk angka ini meningkat dari tahun 2016 sebanyak 15.510 penduduk dari sekian wanita dan pria. Untuk tahun 2018 persentase penderita hipertensi perempuan lebiih banyak sebesar 60,4% sedangkan penderita laki-laki sebesar 39,6%. Dan dari data Klinik Az-Zainiyah pondok pesantren nurul jadid mencapai sejumlah 55 baik remaja maupun dewasa yang mengalami hipertensi pada tahun 2020. (Mukhtar, 2020) Faktor penyebab peningkatan tekanan darah adalah hilangnya jaringan elastis dan kekakuan pada pembuluh darah arteri. Penurunan kadar hormon mungkin memainkan peran penting dalam perkembangan CVD pada pria dan wanita. Namun itu adalah faktor yang paling dapat dimodifikasi dalam penyakit kardiovaskular. Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian, karena mungkin asimptomatik tetapi banyak komplikasi akan berkembang dengan cepat dan mengarah pada kematian. Pencegahan dan pengendalian hipertensi akan menurunkan angka kematian, dan gagal jantung.(Mukhtar, 2020) Allah SWT menciptakan seluruh yang ada di bumi u 6ntuk manusia dan



makhluk hidup lainnya. Selain untuk memanfaatkannya, juga untuk mengambil pelajaran dari apa yang telah diciptakan-Nya. Begitu juga dengan tanaman, Allah SWT menciptakan seluruh tamaman di muka bumi pasti dengan fungsi tertentu untuk seluruh makhluk hidup di dunia. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surah Az-Zumar ayat 21 : “Apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air dari bumi, kemudian dengan air itu ditambahkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sungguh pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat”.(Q.S. Az-Zumar:21). (Mukhtar, 2020) Penatalaksanaan hipertensi pada umumnya, yang terdiri dari terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yaitu dengan obat – obatan, terapi non farmakologi yaitu dengan ekstrak herbal yang rendah efek samping, salah satunya yaitu air rebusan jahe (wedang jahe). (Krisnanda, 2017) Terapi nonfarmakologi yang dapat menurukan tekanan darah adalah rebusan jahe mengandung beberapa komponen kimia jahe putih (zingiber afficinale var amarum) seperti gingerol, zingerone, dan shogaol memberi efek farmakologi seperti antioksidan, anti inflamasi, anti koagulan, analgesik, anti karsinogenetik, non-toksik dan non- mutagenik meskipun pada konsentrasi tinggi. Manfaat jahe salah satunya adalah menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat



dan lancar, serta memperingan kerja jantung memompa darah. (Nadia, 2020) Masyarakat Indonesia saat ini sudah banyak melakukan penelitian tentang efektivitas ekstra tanaman herbal dalam penurunan hipertensi selain dari wedang jahe (ektrak jahe) kita bisa menggukan wedang serai (ekstra serai) yang mengandung senyawa aktif flavonoid, polifenol, saponin, tanin, triterpenoid, dan berbagai senyawa lainnya.(Mukhtar, 2020) Pada penelitian ini responden diberikan 100cc air jahe yang dibuat dari 4 gram jahe dan serai di potong kecil-kecil dan direbus dengan 200cc air selama ± 10 menit, setelah itu disaring sebanyak 100cc di tambahkan madu/gula dengan perbandingan 100cc:2 sendok makan, kemudian diberikan ke responden Selama 5 hari berturut-turut.(Nadia, 2020) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang timbul adakah Efektivitas Terapi Herbal Wedang Jahe dan Wedang Serai terhadap penurunan Hipertensi pada pasien di Pondok pesantren Nurul Jadid ? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1



Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah diketahui efektivitas terapi herbal wedang jahe dan wedang serai terhadap penurunan hipertensi pada pasien di pondok pesantren nurul jadid.



1.3.2



Tujuan Khusus a)



Diketahui tekanan darah sebelum dilakukan pemberian wedang jahe dan wedang serai pada pasien hipertensi di pondok pesantren nurul



jadid. b) Diketahui tekanan darah setelah dilakukan pemberian wedang jahe dan wedangs serai pada pasien hipertensi di pondok pesantren nurul jadid. c)



Diketahui efektivitas terapi herbal wedang jahe dan wedang serai terhadap penurunan hipertensi pada pasien di pondok pesantren nurul jadid.



1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1



Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan



mampu



menambah



studi



kepustakaan



tentang



penatalaksanaan hipertensi dalam menurunkan tekanan darah dengan terapi herbal wedang jahe dan wedang serai. Dan mampu menjadikan gambaran bagi tim tenaga Kesehatan yang lain untuk memberikan pengetahuan dari memberi motivasi dalam melaksanakan pengobatan untuk keberhasilan kesembuhan pada pasien HIPERTENSI. 1.4.2



Bagi Peneliti Diharapkan menambah pemahaman dan mengetahui tentang efekvitas terapi herbal wedang jahe dan wedang serai terhadap penurunan hipertensi pada pasien di pondok pesantren nurul jadid. Dan diharapkan mampu



membantu



perawat



dalam



memberikan



intervensi



nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan pemberian wedang jahe dan wedang serai. Dan dapat menjadi salah satu solusi yang dapat digunakn masyarakat dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dan dapat diaplikasikan sebagai bentuk terapi nonfarmakologi yang murah dan



mudah dilakukan secara mandiri.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jahe 2.1.2 Teori Umum Jahe Jahe atau Zingiber officinale merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempahan yang telah dikenal lama manfaat dan khasiatnya antara lain sebagai jamu atau obat-obatan, bahan baku industri makanan dan minuman, bumbu masakan, minyak wangi, dan kosmetik. Tanaman ini tumbuh dengan baik dan tersebar di seluruh daerah tropika basah di wilayah Indonesia.(Nadia, 2020) Tanaman jahe merupakan terna tahunan, memiliki batang semu, berwarna hijau, pangkal batang berwarna putih hingga kemerahmerahan yang berbentuk silindris dan berdiri tegak dengan tinngi sekitar 30- 75cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai pita, dengan panjang 15 cm – 23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris berseling. Akar jahe berbentuk bulat, ramping, berwarna putih sampai coklat terang, berserat agak kasar dengan panjang 17,03- 24,06 cm dan diameter akar mencapai 5,36- 5,46 cm. Bunga jahe tumbuh dari rimpang, muncul ke permukaan tanah, berbentuk tongkat, mahkota bunga bebentuk tabung dan berwana kuning kehijau-kehijaun.(Nadia, 2020) Pada umumnya jahe dikonsumsi sebagai bumbu dapur, jamu, sebagai obat, maupun kecantikan. Jahe memiliki manfaat dalam sistem



kardiovaskular yaitu dapat menurunkan tekanan darah melalui blokade saluran kalsium voltage dependen. Jahe juga dapatmenurunkan tekanan darah dengan menghambat aktivasi ACE. Jahe memiliki potensi sebagai obat pencegah faktor risiko hipertensi dan hiperlipidaemia. Jahe juga dapat menghalangi kalsium yang menyebabkan kontraksi jaringan otot polos pada organ & dinding arteri. Hal tersebut mengurangi kontraksi sehingga menghasilkan relaksasi otot maupun dinding arteri maka aliran darah menjadi lancar dan terjadilah penurunan tekanan darah.(Nadia, 2020) 2.2.2 Taksonomi Taksonomi tumbuhan jahe yaitu jahe termasuk dalam kingdom Plantae, subkingdom Tracheobionta, superdivisi Sprema tophyta dan divisi Magnoliophyta. Jahe juga termasuk dalam kelas Liliiopsida, subkelas Commelinidae, ordo Zingiberales, dan family Zingiber. Jahe memiliki tiga spesies yaitu Zingiber officinale Roscoe atau yang dikenal dengan Jahe Gajah (Jahe Putih Besar), Zingiber officinale Amarum atau yang dikenal dengan Jahe Emprit (Jahe Putih Kecil), dan Zingiber officinale Rubrum atau yang dikenal dengan Jahe Merah. (Çelik et al., 2018) 2.2.3 Jenis Jahe Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, yaitu jahe merah, jahe emprit dan jahe gajah. Jahe merah berukuran paling kecil, berwarna merah sampai jingga, beraroma tajam dan berserat kasar. Jahe emprit merupakan



jenis jahe



dengan ukuran sedang, berwarna putih atau kuning, bebrbentuk agak



pipih, berserat lembut dan aromanya tidak terlalu tajam. Sedangkan jahe gajah memiliki ukuran rimbang yang paling besar, berwarna kuning atau kuning muda, berserat sedikit dan lembut, serta beraroma tidak terlalu tajam. Jahe gajah juga biasa dikenal dengan sebutan jahe badak atau jahe kombongan. Menurut Herlina, jahe merah merupakan jenis jahe yang banyak digunakan sebagai obat karena memiliki kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis jahe lainnya. Jahe yang biasa digunakan dalam pembuatan jamu adalah jahe merah. (Çelik et al., 2018) Jahe Merah



Jahe Putih



2.2.5



Jahe Putih (Zingiber officinale varamarum) Jahe putih (zingiber officinale var amarum) dapat digunakan sebagai bahan untuk pengobatan tradisional, karena jahe putih memiliki banyak sekali kandungan gizi dan senyawa kimia yang sangat penting dan bermanfaat terhadap kesehatan. Disamping itu jahe putih memiliki efek samping yang lebih kecil dan mudah diolah sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan obat-obatan terutama dalam mengatasi hipertensi dalam regulasi tekanan darah dan mengatur detak jantung. (Anggista et al., 2019)



Jahe putih dapat memperlancar sirkulasi darah dan menjaga tekanan darah tetap rendah. Kandungan mineral yang tinggi pada jahe berupa magnesium, kalsium, fosfor dan potasium sangat bermanfaat untuk spasme otot, nausea, hipertensi, dan penyakit gastrointestinal. Potasium berperan dalam regulasi tekanan darah dan mengatur detak jantung. Selain itu, senyawa yang dikandung dalam jahe seperti flavonoid, fenol dan saponin juga berperan dalam penurunan tekanan darah. (Anggista et al., 2019) 2.2.6 Kandungan Jahe Putih (Zingiber offisinale var amarum) Kandungan zat gizi dari per 100 gram, diantaranya, yaitu:



3 4 5



Energi Karbohidrat Serat Protein Sodium Zat besi Potasium Kalium Lemak Kalori Gula Magnesium Kalsium Fosfor Zinc Vitamin C Vitamin B1 (thiamine) Vitamin B2 (riboflavin) Vitamin B3 (niacin) Vitamin B5 (panthothenic acid) Vitamin B9 (folat) Air



79 Kkal 17.86 g 3,60 g 3.57 g 14 mg 1,15 g 33 mg 415 mg 0,05 g 4,8 kcal 0,1 g 43 mg 16 mg 34 mg 0,34 mg 7,7 mg 0,025 mg 0,034 mg 0,75 mg 0,203 mg 11 78,89 g



6 7



Tabel 1. Kandungan zat gizi pada jahe putih 8



9



Kandungan Senyawa dari per 100 gram, diantaranya, yaitu : Z-Citral Zingiberen Sesquiphellandrene Curcumene



6,32% 17,16% 14,6% 12,26%



Geraniol Gingerol Bisabolene Farnesene 5-Iso propply -6 Camphene Oleoresin Shogaol 10 11 12 13



13,02% 3,2-9,5% 10,48% 1,12% 7,98% 2,78% 14-25% 2,8-7,0%



Tabel 2. Kandungan senyawa pada jahe putih



Rimpang jahe putih memiliki kandungan yang terdiri dari minyak atsiri, oleoresin dan pati. Jahe putih mengandung minyak atsiri sebesar 1,5%- 3,5%. Besarnya kandungan minyak atsiri ini yang membuat jahe dapat digunakan sebagai obat. Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tidak menguap (non volatile oil), dan pati. Minyak menguap atau minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas. Kandungan dari minyak atsiri pada jahe antara lain α pinen, βphellandren, borneol, limonene, nonylaldehyde,



14



linalool,



citral,



decylaldehyde,



methylepteno, 1,8 sineol, bisabelin, 1-α-curcumi, farnese, humulen,