15 0 160 KB
C
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DINAS KESEHATAN
C
UPT. PUSKESMAS WATES JL. Lawu Raya No. 1 B Mojokerto 61317 Telp. (0321) 330144- email: puskesmaswates @gmail.com MOJOKERTO KERANGKA ACUAN UPAYA KESEHATAN GIZI MASYARAKAT 2019
A. PENDAHULUAN Dimensi pembangunan diarahkan pada upaya kebijakan dan program yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat yang menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang unggul. Karena itu, salah satu prioritas pembangunan adalah pembangunan karakter bangsa, yang tentunya ditentukan pula oleh kecukupan gizi. “Arah Kebijakan Pembangunan Gizi di Indonesia”, yang disampiakan oleh mneteri kesehatan pada Widyakarya Nasional Pangan dan gizi ke X tahun 2012 di Jakarta (20/11).Pertama, daya beli masyarakat akan terus meningkat, namun kesenjangan masih tetap ada. Kedua, perubahan struktur demografi berkaitan dengan urbanisasi dan peningkatan proporsi penduduk Lansia. Ketiga, perubahan gaya hidup yang terkait dengan pola makan, meliputi kebiasaan makan di luar rumah, konsumsi pangan olahan meningkat, makan tidak seimbang (tinggi minyak/ lemak/ gula dan rendah sayur/ buah/ pangan hewani). Keempat, masalah kekurangan gizi semakin bisa ditanggulangi, sementara prevalensi stunting masih tinggi, dan gizi lebih serta angka penyakit tidak menular (PTM) akan meningkat. Program Gizi dikembangkan secara bertahap dan disesuaikan dengan tahapan pembangunan serta perkembangan masalah gizi. Mulai tahun 2000, fokus program perbaikan gizi ada percepatan sasaran MDGs, khususnya sasaran MDG1, dengan mengembangkan konsep Keluarga Sadar Gizi untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi. Tahun 2010, upaya perbaikan gizi diarahkan untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dan stunting, dengan prioritas sasaran 1000 hari pertama. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang (underweight) menjadi 15% dan prevalensi balita pendek (stunting) menjadi 32% pada tahun 2014. Hasil Riskesdas dari tahun 2007 ke tahun 2013 menunjukkan fakta yang memprihatinkan dimana underweight 1
meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%, stunting juga meningkat dari 36,8% menjadi 37,2%, sementara wasting (kurus) menurun dari 13,6% menjadi 12,1%. Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan. Review yang dilakukan oleh Bank Dunia tahun 2006 membahas secara mendalam masalah gangguan gizi dan bagaimana strategi untuk mengatasinya. Disebutkan bahwa terdapat tiga pertimbangan mendasar mengapa gangguan gizi harus diturunkan, adalah karena intervensi gizi mempunyai tingkat manfaat ekonomi yang tinggi (high economic return), memberi dampak yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi (high impact on economic growth), dan menurunkan kemiskinan (poverty reduction). Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak Indonesia menghadapi gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari, dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Secara aktif turut serta dalam komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition) dalam menurunkan stunting, maka Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama kehidupan (terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam menyelesaikan masalah stunting secara terintergrasi karena masalah gizi tidak hanya dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif).
2
Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
sangat
ditentukan
oleh
kesinambungan antar upaya program dan sektor serta sektor – sektor yang sudah terjalin sebelumnya. Untuk itu dalam upaya mencapai tujuan dalam upaya perbaikan gizi yang tertuang dalam Permenkes 23 TAHUN 2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi, upaya kesehatan gizi masyarakat di UPT. Puskesmas Wates dioptimalkan untuk upaya kesehatan ibu dan anak terutama dalam mengejar nutrition scaling up 1000 days, kelompok remaja, usia lanjut serta terciptanya pendidikan gizi secara berkesinambungan pada penyakit tidak menular.Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden no. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dimana merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat prioritas pada seribu hari pertama kehidupan. Target peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat telah ditentukan beberapa sasaran pencapaian, yakni Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 306/100 ribu penduduk. Sasaran lainnya pada angka kematian bayi yang ditargetkan mencapai 24/100 ribu penduduk, prevalensi kekurangan gizi pada anak balita 17/100 ribu, dan prevalensi stunting pada anak di bawah dua tahun 28/100 ribu
penduduk. B. LATAR BELAKANG Puskesmas Wates berada di wilayah padat penduduk dengan 26 Posyandu yang terbagi di 26 wilayah RW, pemantauan status gizi di tahun 2018 melalui bulan timbang menemukan
di UPT. Puskesmas Wates 8.1% balita kurang gizi
(underweight), dan 13.1% balita memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya (pendek/stunting) angka ini lebih tinggi 3 poin lebih rendah dari tahun 2018 dan 5,24% baita diantaranya b adalah
kurus (wasting). Permasalahan gzi tidak
hanya pada malnutrisi kurang gizi namun di tahun 2019 memiliki balita gemuk atau obesitas sebanyak 13,2 % dan ini jumlahnya meningkat dari tahun 2016 (11% ) angka ini meningkat 2 kali lipat dari tahun 2015 yang hanya mencapai 6,3%. Proporsi status gizi yang didapatkan di wilayah wates merupakan hasil penimbangan balita di Posayndu dimana wilayah Wates memiliki partisipasi Posyandu yang dibawah target yakni hanya 55% dan cakupan N/D sebesar 35%. Meskipun cakupan rumah tangga Kadarzi sudah baik diatas target 98% di tahun 2018, dan cakupan garam beryodium sudah baik mencapai 96%. Namun perbaikan status gizi masih diperlukan mengingat prevalensi stunting dan obesitas meningkat. Selian itu cakupan ASI Eksklusif juga masih dibawa target. Untuk itu 3
diperlukan kegiatan peningkatan status gizi dalam rangka 1000 hari kehidupan dengan strategi Kadarzi. Hasil skrening pada remaja atau pelajar SLTP dan SMU pada tahun 2018 ditemukan bahwa kurang lebih 28% remaja putri memiliki kadar HB yang dibawah normal (Anemia) dan angka ini menurun sebanyak 3 % dari sebleumnya 31% di tahun 2017 dan 52% di tahun 2016. Program kegiatan UKM Gizi Masyarakat di Puskesmas Wates mengutamakan pembangunan status gizi terutama dengan upaya pencegah dan penurunan balita stunting
melalui
upaya
1000
hari
pertama
kehidupan,
melalui
kegiatan
pendampingan PMBA dan ASI, Sosialisasi PMBA dan Sosialisasi Pola Hidup sehat Balita. Kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara continue dilakukan setiap bulan
sebagai bentuk evaluasi dari kegiatan yang sudah
diupayakan. Sosialisasi ASI juga dilakukan pada sasaran nenek Asuh yang dilakukan di Posyandu Lansia. Sebagai bagian dari upaya 1000 HPK juga melalui pemberian tablet TTD denan melakukan sosaisalisasi pemberian tablet tambah darah dimana di tahun 2019 Puskesmas Wates menambah pemebrian otlet TTD tidak hanya di sekoah tetapi juga di Pos UKK. Sebagai bentuk peningkatan revitalisasi posyandu kegiatan revitalisasi gizi dilakukan setiap saat untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan kader dalam mengembangkan pelayanan di Posyandu. C. TUJUAN Tujuan Umum Terciptanya system pelayanan gizi masyarakat yang komprehensif di wilayah Wates yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka mengatasi masalah gizi perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Tujuan Khusus 1. Terlaksananya upaya perbaikan gizi masyarakat
yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya. 2. Terlaksananya pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi gizi yang baik di Puskesmas dan jejaringnya. 3. Terciptanya akses pelayanan dan pendidikan gizi pada masyarakat. 4. Menurunkan angka stunting dan wasting terutama balita usia 0-24 bulan. D. TATA NILAI PROGRAM UKM GIZI Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yang berorientasi pada harapan masyarakat penting dalam upaya perbaikan gizi menentukan arah atau etos pelayanan. Mendukung tujan pembangunan tersebut tentunya semua pihak sepakat 4
bahwa kemandirian masyarakat menjadi kunci suksesnya arah kinerja program gizi. Dengan demikian tata nilai upaya perbaikan gizi masyarakat diantaranya adalah : 1. Inovative Perputaran kemajan komunikasi jaman menjadi cambuk dan tantangan terciptanya edukasi yang baik dengan masyarakat. Lintas komunikasi di era gadget menjadi gerbang inovatif untuk menyampaikan pesan pesan gizi, selain itu pesan gizi perlu dikemas dengan kegiatan yang sederhana namun mudah dijangkau oleh masyarakt. Maka upaya perbaikan gizi penting mengutamakan inovasi dalam mengahadapi masalah gizi yang muncul. 2. Pemberdayaan Dalam rencana strategis pembagunan Indonesia 2025 jelas termaklum bahwa pembangunan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri, maka untuk menempuh hal tersebut perlu digalakannya pemberdayaan sebagai proses edukasi yang melibatkan masyarakat sebagai poros kekuatan penggerak dalam mempengaruhi masyarakat di sekitarnya. 3. Mandiri Arah strategi untuk pengentasan gangguan gizi diantaranya adalah dengan kembai pada konsep Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), diharapkan masyarkat mampu mengatasi ganguan gizi yang ada disekitarnya. Pola asuh keluarga akan menentukan asupan atau intake gizi sehingga jika sejak awal masyarakat mengenal pendidikan gizi yang baik mudah kemungkinan untuk tercipta output status gizi yang baik. 4. Team Work Sebagai penyelengga pelayanan kesehatan masyarakat yang utama, puskesmas bertanggung jawab dalam kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, dalam rangka implementasi pelayanan UKM yang baik tidak dapat dilakukan oleh satu atau dua UKM, diperlukan kerja sama di semua proses penyelenggaraan UKM. Untuk itu diperlukan team work agar pelayanan UKM dilaksanakan secara sinergis. 5. Disiplin UPT. Puskesmas Wates berada di wilayah dengan tipe penduduk dengan mobilitas penduduk yang tinggi, kebutuhan akan program kesehatan yang bermutu dan sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat saat ini membutuhkan program yang inovatif serta mudah dijangkau. Untuk menghasilkan tujuan teresbut penyelenggaraan UKM dilakukan dengan disiplin, tepat waktu agar 5
mudah di implementasikan di masyarakat gizi yang baik mudah kemungkinan untuk tercipta output status gizi yang baik. E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
KEGIATAN UPAYA PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT
NO 1
KEGIATAN POKOK Pemantauan
RINCIAN KEGIATAN a. Pendataan sasaran dan penimbangan
Pertumbuhan dan
serta pengukuran TB
Perkembangan Balita
b. Verifikasi atau sweeping kembali data balita yang kurus dan pendek c. Melakukan pendampingan PMBA d. Pemberian PMT Balita
2
Pemberian Vitamin A
a. Perencanaan vitamin A b. Droping Vitamin A c. Sweeping Vitamin A d. Pembuatan Laporan Pencapaian Vitamin A
3
Evaluasi PMBA
a. Evaluasi kegiatan posyandu tahun 2018 b. Pemetaan balita risti c. Menyusun rencana posyandu di tahun 2019 d. Evaluasi kegaiatan PMBA yang dilakukan oleh Kader
4
Pendampingan
ASI
dan PMBA
a. Pendampingan PMBA Balita b. Pendampingan ASI pada ibu nifas dan ibu hamil
5
Sosialisasi Pola
Hidup
Tentang Sehat
a. Sosialisasi dan Koordinasi b. Pemberian Informasi tentang
Balita
stunting c. Pemberian informasi tentan upaya menurunkan stunting.
6
Kegiatan Kadarzi dan Monitoring beryodium
garam
a. Soialisasi serta monitoring Keluarga sadar gizi dan monitoring garam beryodium b. Demo masak makanan sehat 6
c. Promosi ASI dan MPASI d. Simulasi ASI di Posyandu Lansia 7.
Sosialisasi
Tablet
Tambah Darah
a. Melakukan Sosoialisasi Tablet Tambah darah pada remaja putri,. b. Melakukan monitoring dan evaluasi otlet tambah darah
8
Revitalisasi Posyandu
a. Peningkatan kapasitas kader dalam penyuluhan b. Monev pelaksanaan SIP Posyandu Balita
. F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN No
Kegiatan
Pelaksana
Lintas Program Terkait
Pokok 1
Lintas Sektor Terkait
Pemantau
Melakukan
1. Admen
1. Kader
an
sosialisasi
Menyusun dan
Melakukan
Pertumbuh
dengan lintas
merencanakan
pendataan dan
an dan
program dan
anggaran
identifikasi
Perkemba
lintas sektor
2. Promkes ,
pada balita
Sosialisasi tentang
sasaran,
prosedur dan cara
mengelola
pelaksanaan kegiatan
PMT dan
3. Pelaksanan KIA-KB
melaporkan
Melakukan pemantauan
balita risti
di Posayndu tentang
(kurus dan
pelaksanaan kegiatan
pendek)
ngan Balita
2. Perangkat RW Memantau dan melakukan himbauan agar kegiatan ini berjalan denagn baik 3. Pak Lurah Mendukung dan membuat 7
Ket
himbauan kepada masyarakat tentang kegiatan posyandu 2
Pemberian
Merencanakan
1. Farmasi
Vitamin A
permintaan
Membantu dalam
Melakukan
Vitamin A
pemenuhan droping
pendataan dan
melakukan
vitamin A melalui GFK
distribusi,
droping
2. Promkes ,
sweeping dan
koordinasi dan
Sosialisasi kepada
penyusuna
pelaporan
sasaran tentang
laporan
pencapaian
pemberian vitamin A
vitamin A di
3. KIA-KB
Posyandu
Melakukan koordinasi
balita
dengan kader dan tenaga kesehatan
1. Kader
2. Perangkat RW
lainya terkait pemberian
Memantau dan
vitamin A baik untuk ibu
melakukan
nifas maupun bayi serta
himbauan agar
balita.
kegiatan ini
4. Perawat Merujuk balita yang
berjalan dengan baik
membutuhkan vitamin A melalui program MTBS 3
Evaluasi
Melakukan
1. Promkes ,
1. Kader
PMBA
sosialisasi,
Sosialisasi dan
Melaksanakan
koordinasi dan
memberikan motivasi
kegiatan
evaluasi terkait
kepada kader posyandu
PMBA pada
pelaksanaan
2. KIA-KB
balita
kegiatan PMBA di
Memberikan arahan
sasarannya
Posyandu oleh
dan informasi terkait
2. Perangkat
kader
PMBA
RW Mendukung dan memantau kegaiatan
8
PMBA di Posyandu 4.
Pendampin Melakukan
1. Promkes ,
gan
Sosialisasi dan
Melaksanakan
koordinasi dan
memberikan motivasi
kegiatan
evaluasi terkait
kepada kader posyandu
pendampingan
pelaksanaan
3. KIA-KB
PMBA pada
kegiatan
Memberikan arahan
balita
pendampingan
dan informasi terkait
sasarannya
PMBA di oleh
pendampingan ibu
kader
hamil, ibu menyusui, ibu
Mendukung
nifas dan ibu balita
dan
ASI sosialisasi,
dan PMBA
1. Kader
2. Perangkat RW
memantau kegaiatan PMBA di Posyandu 5
Sosialisasi
Melakukan
1. Promkes ,
Tentang
sosialisasi,
Sosialisasi dan
Ikut serta dan
Pola Hidup koordinasi dan
memberikan motivasi
aktif dalam
Sehat
evaluasi terkait
kepada kader posyandu
menerapkan
Balita
pelaksanaan
agar senantiasa aktif
informasi yang
kegiatan tersebut
melakukan penyuluhan
disampaikan
dan menghidupkan
kepada
kegiatan di meja 4
perangkat
Posyandu
posayndu, ibu
4. KIA-KB
balita sasaran
Memberikan arahan
1. Kader
2. Perangkat RW
dan informasi terkait
Mendukung
PMBA dan ASI
dan memantau kegaiatan PMBA di Posyandu
6
Kegiatan
1.Memberikan
1. Promkes ,
Kadarzi
arahan tentang
Sosialisasi dan
Menyusun
dan
metode
memberikan motivasi
rencana dalam
9
1.Kader
Monitoring
perhitungan dan
kepada kader posyandu
rangka upaya
garam
identifikasi
untuk memantau
peningkatan
beryodium
keluarga sadar
keluarga yang belum
keluarga yang
gizi.
kadarzi
sadar gizi.
2. Melakukan
2. KIA-KB
sosialisasi,
Memberikan arahan
Mendukung
koordinasi dan
dan informasi terkait
dan
evaluasi terkait
pemantauan bumil dan
memantau
pelaksanaan
bayi yang risti
kegaiatan
2.Perangkat RW
kegiatan tersebut
PMBA di
3. Memfalitasi
Posyandu
dalam upaya
3. Poskesdes
pemetaan
Turut aktif
keluarga sadar
mendukung
gizi.
upaya peningkatan keluarga sadar gizi.
7.
Sosialisasi
1. Melakukan
1. Promkes ,
1.Kader
Tablet
sosialisasi,
Sosialisasi dan
Kesehatan
Tambah
koordinasi dan
memberikan motivasi
Remaja
Darah
evaluasi terkait
kepada kader
Turut aktif
pelaksanaan
kesehatan dan guru uks
dalam
kegiatan tersebut
untuk aktif dalam
distribusi,
2. Memfasilitasi
distribusi tablet TTD
motivasi dan
dalam droping
2. KIA-KB/PKPR
konseling
tablet TTD dan
Memberikan arahan
pada remaja
pencatatan Otlet
dan informasi terkait
sebaya tentan
pemberian TTD pada
pemberian
kader remaja aktifnya.
TTD
3. Dokter
2.Kepala Sekolah
Turus aktif dalam
dan Guru UKS
melakukan sosialisasi
Mendukung
tentang manfaat TTD
dan
dan meberikan
memantau
penanganan sederhana
kegaiatan
pada setiap efek
PMBA di
10
samping pemberian
Posyandu
tablet TTD pada remaja
3,Pengawas
putri
Sekolah Turut aktif mendukung upaya pemberian tablet tambah darah
8
Revitalisasi 1. Melakukan
1. Promkes ,
Posyandu
sosialisasi,
Sosialisasi dan
Menyusun
koordinasi dan
memberikan motivasi
rencana dalam
evaluasi terkait
kepada kader posyandu
rangka upaya
pelaksanaan
untuk meningkatkan
peningkatan
kegiatan tersebut
kemampuan dalam
pelayanan
2. Memfalitasi
pelayanan dasar
dasar
dalam upaya
posyandu
posyandu.
peningkatan
Melakukan pemantauan
2.Perangkat RW
kapasitas kader
secara aktif dan berkala
Mendukung
dalam pelayanan
berkaitan tentang strata
dan
posyandu
posyandu.
memantau
2. KIA-KB
kegaiatan
Memberikan arahan
Pelayanan
dan informasi terkait
Posyandu
pemantauan bumil dan bayi yang risti
1.Kader
3. Poskesdes Turut aktif mendukung upaya peningkatan strata posyandu
G. SASARAN PROGRAM GIZI NO
KEGIATAN POKOK
RINCIAN KEGIATAN
11
1
Pemantauan
a. Kader Posyandu
Pertumbuhan dan Perkembangan Balita 2
Pemberian Vitamin A
b. Ibu Balita a. Balita sasaran Posyandu b. Kader Balita c. Ibu guru Paud dan TK
3
Evaluasi PMBA
a. Ibu Balita b. Kader posyandu
4
Pendampingan
ASI
dan PMBA 5
b. Kader posyandu
Sosialisasi Pola
a. Ibu Balita
Tentang
Hidup
Sehat
a. Ibu Balita b. Kader posyandu
Balita 6
Kegiatan Kadarzi dan Monitoring
garam
beryodium
a. Ibu Balita b. Kader posyandu c. Nenek Asuh
7.
Sosialisasi
Tablet
Tambah Darah
a. Remaja Putri b. Kader Remaja aktif c. Guru UKS d. Pengawas Sekolah
8
Revitalisasi Posyandu
a. Kader Posyandu b. Kader Poskesdes
H. PERAN LINSEK DAN LINPROG Lintas Sektor Dalam penyelenggaraan Upaya gizi Masyarakat lintas sector merupakan kepanjangan
tangan
dari
petugas
gizi,
melalui
lintas
sector
maka
keberlangsungan program gizi masyarakat dapat tercapai, komunikasi lintas sector dibangun diantaranya untuk kordinasi waktu, tempat dan metode pelaksanaan program dan menentukan umpan balik serta feed back sebagai perbaikan kedepan. berikut peran lintas sector : 1. Kepala Camat (Camat) Memberikan kebijkan untuk dilakukan kordinasi dan himbauan tentang suatu program kesehatan. 12
2. Kepala Kelurahan (Lurah) a)
Memberikan himbauan kepada warga akan suatu program kesehatan.
b) Melakukan koordinasi dengan jajaranya untuk turut mendukung program kesehatan. c) Berperan aktif dalam terselesainya masalah kesehatan dalam wilayah dengan melakukan himbauan dan teguran. 3. Kepala RW a)
Melakukan kebijakan tingkat warga
b)
Memfasilitasi kader untuk melaksanakan tugasnya
4. Kader a) Sebagai motivator dalam mensosialisasikan program gizi b) Pemberi informasi terkait pelacakan gangguan gizi c) Memberikan pendampingan gizi menuju keluarga Kadarzi. 5. Pokja Kelurahan Sehat a)
Sebagai mediator antara masyarakat dan puskesmas.
b)
Sebaai mediator untuk umpan balik serta harapan/masukan
6. Kepala Sekolah a) Memberikan himbauan kepada warga sekolah akan suatu program kesehatan. b) Melakukan kordinasi dengan jajaranya untuk turut mendukung program kesehatan. c) Berperan aktif dalam terselesainya masalah kesehatan dalam wilayah dengan melakukan himbauan dan teguran. 7. Guru a) Sebagai motivator dalam mensosialisasikan program gizi b) Pemberi informasi terkait pelacakan gangguan gizi c) Memberikan pendampingan gizi menuju keluarga Kadarzi. 8. TNI dan POLRI Membantu dalam koordinasi yang sifatnya himbauan pada warga. 13
Lintas Program Penyelenggaraan program yang paripurna dibutuhkan komprehensif dengan pelaksanaan program yang lainya dimana memiliki orientasi dan visi yang sama. Kontinuitas program gizi secara tidak langsung mampu didukung dengan keterpadan program lainnya, untuk itu penting untuk menciptakan komunikasi lintas program demi tercapainya tujuan, untuk itu secara langsung linters program dapat berperan sebagai pelaksana dan promoter program gizi secara tidak langsung keberadaan lintas program mampu memberikan ruang, media sekaligus fasilitator demi mendukung kegiatan – kegiatan gizi pada umunya. Komunikasi lintas program dibutuhkan untuk megkrdianasi beberapa indentifikasi masalah dan umpan balik serta, akses serta ecaluasi kegiatan berupa pengorganisasianya yang meluputi pembentukan jadawal, penentuan metode serta penetapan sasaran kegiatan. 1. DOKTER Dokter sebagai Koordinator upaya perbaikan Gizi Masyarakat UPT. Puskesmas Waes yang mempunyai tugas Pokok dan fungsi sebagai berikut : a. Melakukan anamesis dan pemeriksaan fisik sera menegakkan diagnose medis. b. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorim dan perawatan. c. Menentukan terapi obat dan preskipsi intervensi gizi awal berkerjasama dengan tenaga gizi puskesmas. d. Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan. e. Melakukan konseling penyakit. f. Melakukan rujukan. 2. PERAWAT/BIDAN Perawat/bidan berperan sekaligus sebagai penanggung jawab asuhan keperawatan kebidanan dan sekaligus serta pelaksana asuhan keperawatan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : a. Melakukan skreening awal dalam rangka membantu menentukan apakah sasaran berisiko masalah gizi atau tidak. b. Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan/kebidanan bagi sasaran program 14
c. Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter. d. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan kepada pasien. 3. TENAGA FARMASI a. Melaksanakan permintaan obat gizi. b. Mendiskusikan keadaan atau hal hal yang dianggap perlu dengantim termasuk interaksi obat dan kesehatan. c. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat khususnya obat gizi. d. Melakukan pemantauan interaksi obat dan makanan 4. ANALIS LABORATORIUM a. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan arahan dokter. b. Berkerjasama dengan dokter dan perawat untuk pemeriksaan laboratorium. c. Bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan. 5. PROMKES a. Memberikan arahan dan koordinasi pada lintas sektor b. Melakukan sosialisasi terkait program. c. Fasilitator dalam pembinaan UKBM d. Evaluasi dan monitoring PHBS 6. KESLING a. Memberikan sosialisasi terkait hyigien dan sanitasi pada sasaran rawan gizi b. Membantu mengidentifikasi rumah sehat pada keluraga rawan gizi
15
I. JADWAL KEGIATAN 2018 NO 1
2
3
4 5 6 7 8
9
10
KEGIATAN Perencanaan
2019 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Feb Mar
Identifikasi Kebutuhan Harapan Sasaran Program Monitoring Kegiatan/Evalu a pelaksanaan kegiatan Monitoring indicator Mutu UKM Monitoring Evaluasi PMBA Pemberian PMT Posyandu Pelacakan Gizi Kurang Penyuluhan Kadarzi gizi seimbang Review Pendampingan ASI Pemberian Vitamin A
10
11
TEMPAT
WAKTU
PELAKSANA
Puskesmas Wates
12.0014.00
Petugas Gizi
Posyandu Balita, Paguyuban Kader, Poli Gizi, Posyandu Lansia
09.0012.00
Petugas Gizi, Bidan, Perawat
Puskesmas Wates
13.0015.00
Petugas Gizi
Puskesmas Wates
13.0015.00
Petugas Gizi
DANA
12
13.0015.00 11.0013.00
Petugas Gizi Petugas Gizi
DAU
10.00
Petugas Gizi
DAU
09.00
Petugas Gizi
DAU
09.00
Petugas Gizi
DAK
09.00
Petugas Gizi
09.00
Petugas Gizi
DAK
11 Pelatihan PMBA
16
DAK
12
Pendampingan keluarga rawan gizi
13
Verifikasi Bulan Timbang
13 14 15 16
Promosi ASI dan MPASI Supervisi PMT Posyandu
Garam
Monef TTD Monitoring
Posyandu
10.00
Petugas Gizi
tanggal 7, TK & PAUD Sholehudin, 13 Paud Mawadah
09.00
Petugas Gizi
2 posyandu lansia
09.00
Petugas Gizi
09.00
Petugas Gizi
09.00
Petugas Gizi
tgal 6 maret Taman Siswa, 20 Juli SMP 9 30 Januari SMP 9, 13 Maret Mambaul Quran, 29 Mei SMU 2
17
SD & Posyandu
D
J. EVALUASI PELAKSANAAN9 KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan form intrumen evaluasi pelaksanaan kegiatan yang diisi oleh pemegang program dan diserahkan kepada supervisor dan dibahas pada rapat program yang dilakukan setiap bulan. Pelaporan dilakukan setiap selesai kegiatan K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan dan Pelaporan kegiatan ini dilakukan melalui LB3 Posyandu dan direkap setiap bulan oleh petugas Gizi dan diserahkan kepada seksi gizi dinas kesehatan Kota Mojokerto. Pelaporan juga dilakukan melalui peng SPJ an kegiatan gizi melalui Dana Alokasi Umum dan khusus UPT. Puskesmas Wates. Evaluasi Kegiatan dihas dalam rapat mini lokakarya bulanan dan rapat monitoring evaluasi program yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Mojokerto, 02 Januari 2019 PJ. Upaya Kesehatan
Pelaksana Kegiatan
Masyarakat
Sholichah Wulandari, Amd.Gz
Sholichah Wulandari, Amd.Gz
NIP. 19850611 201101 2 011
NIP. 19850611 201101 2 011 Mengetahui
KEPALA UPT PUSKESMAS WATES KOTA MOJOKERTO
drg. Citra Mayangsari, M. Kes Pembina NIP. 19820101 200604 2 046
18
19
20
21