KARMIL INTELREM Kevin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

OPTIMALISASI PENYIAPAN TIM INTELIJEN KOREM DALAM MELAKSANAKAN TUGAS GUNA MENDUKUNG TUGAS SATUAN ATAS BAB I PENDAHULUAN 1.



Umum. a.



Korem dalam melaksanakan tugas pokok memerlukan informasi yang



aktual dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, yang berperan penting dalam memberikan informasi di lingkup Korem adalah Tim Intelijen Korem. Oleh karena itu penyiapan Tim Intelijen Korem yang optimal perlu dilakukan agar dalam melaksanakan tugas dapat berjalan baik guna mendukung tugas satuan atas. b.



Untuk mendapatkan informasi yang akurat perlu Tim Intelijen Korem



yang mempunyai kemampuan dalam melaksanakan tugas yang didukung dengan penguasaan teknik-teknik penyelidikan yang memadai. Kinerja Aparat Tim Intelijen Korem sangat menentukan keberhasilan tugas dalam mencari, menemukan dan menyampaikan/melaporkan informasi secara cepat, tepat dan akurat kepada Komandan Satuan. Selain kinerja Aparat Tim Intelijen Korem yang masih belum memadai juga mekanisme kerja yang belum sesuai dengan harapan. Tim inteljen Korem dalam melaksanakan tugas kurang menggunakan mata telinga, dalam hal ini adalah jaring intel. Kita sadari bahwa untuk dapat membentuk jaring Intel tidaklah mudah, perlu waktu yang cukup dan dana yang banyak, selain itu Tim Intelijen Korem dalam setiap pelaksanaan kegiatan belum membuat perencanaan yang baik serta beranggapan seperti hal biasa/ itu-itu saja, sehingga mekanisme kerja tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini perlu mendapat perhatian dari Komandan Satuan. c.



Kelemahan tim Intelijen Korem merupakan permasalahan yang



perlu mendapat perhatian dan penanganan dari satuan terutama tentang kinerja mekanisme kerja dan Peranan Komandan Satuan. Oleh karena itu



2 penulisan karangan militer ini disusun sebagai salah satu alternatif yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan penyiapan Tim Intelijen Korem dalam melaksanakan tugas guna mendukung tugas satuan atas. 2.



Maksud dan Tujuan. a.



Maksud.



Tulisan



ini



disusun



dengan



maksud



memberikan



gambaran tentang optimalisasi penyiapan Tim Intelijen Korem dalam melaksanakan tugas guna mendukung Tugas Satuan Atas. b.



Tujuan.



Sebagai sumbang pikiran bagi pimpinan agar dapat



dijadikan sebagai bahan masukan bagi Komandan Tim Intelijen Korem dalam mendukung Tugas Satuan Atas. 3.



Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup penulisan karangan militer ini



dibatasi pada optimalisasi penyiapan Tim Intelijen Korem dengan tata urut sebagai berikut:



4.



a.



Pendahuluan



b.



Latar Belakang Pemikiran



c.



Kondisi Tim Intelijen Korem saat ini



d.



Faktor-faktor yang berpengaruh



e.



Kondisi tim Intelijen Korem yang diharapkan



f.



Optimalisasi Tim Intelijen Korem



g.



Penutup



Metode Pendekatan.



Tulisan ini disusun dengan metode pendekatan



diskriptif analisa.



5.



Pengertian. a.



Intelijen Sebagai Bahan Keterangan. Adalah



keterangan



yang



sudah diolah yang berkaitan dengan ancaman dan peluang yang merupakan hasil akhir dari proses Roda Perputaran Intelijen (RPI) yang bermakna,



3 disampaikan kepada Komandan dan Satuan yang memerlukan sebagai bahan penyusunan



rencana



perumusan.



Kebijaksanaan



dan



pengambilan



keputusan. b.



Intelijen sebagai Kegiatan.



Adalah usaha kegiatan dan tindakan



yang dilaksanakan secara terus menerus dan rutin yang berdasarkan suatu tata cara kerja yang tetap. c.



Intelijen sebagai organisasi.



Adalah



merupakan



badan/satuan



yang disusun dan dipergunakan untuk menggerakkan kegiatan Intelijen sesuai dengan fungsinya.



BAB II LATAR BELAKANG PEMIKIRAN 6.



Umum.



4 a.



Komando Kewilayahan sebagai bagian dari komponen bangsa



berfungsi sebagai Komando Militer Kewilayahan dalam mendayagunakan kekuatan pertahanan yang ada di wilayahnya. Juga bertanggungjawab sebagai pembina potensi yang meliputi aspek geografi, demografi dan kondisi sosial yang tangguh dalam rangka berlangsungnya pertahanan Negara. b.



Pada era reformasi dan globalisasi saat sekarang ini perkembangan



dan perubahan dalam kehidupan masyarakat begitu cepat, maka Komando Kewilayahan dalam hal ini Korem dituntut untuk dapat menyesuaikan dengan cepat terhadap segala perubahan dan perkembangan yang terjadi dengan mengadakan pembenahan pola pembinaan dan meningkatkan sumber daya manusia. Untuk dapat menyelenggarakan pembinaan teritorial secara berdayaguna dan berhasil guna secara optimal maka sangat dibutuhkan data, keterangan yang penting meliputi segala kelebihan dan kekurangan di bidang geografi,



demografi



dan



kondisi



sosial



sebagai



bahan



penyusunan



kebijaksanaan atau pengambilan keputusan oleh Komandan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok satuan. c.



Untuk memperoleh data keterangan yang akurat dan bermanfaat dalam



aspek geografi, demografi dan kondisi sosial serta karakteristik lainnya, sangat diperlukan peran dari Aparat Intelijen/Staf Intelijen di wilayah Korem.



7.



Landasan Pemikiran. a.



Landasan Idiil.



Pancasila



merupakan



landasan



idiil



sebagai



falsafah dan idiologi negara. Nilai–nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan pedoman, landasan jiwa, semangat dalam menjalankan tugas pokok satuan.



b.



Landasan konstitusional.



UUD



1945



sebagai



landasan



konstitusional memberikan amanat bagi seluruh prajurit TNI sebagai warga negara yang bersama–sama dengan warga negara lainnya mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.



5 c.



Kejuangan.



Landasan kejuangan bagi TNI adalah Sapta



Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI. Dalam hal ini TNI dituntut untuk memiliki rasa tanggungjawab yang besar dalam pengabdian kepada bangsa dan negara dalam menjaga, menegakkan keutuhan dan kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia. Sapta Marga dan Sumpah Prajurit merupakan pilar dalam meningkatkan profesionalisme TNI, dimana setiap prajurit TNI dituntut untuk menampilkan jati dirinya sebagai tentara pejuang, tentara rakyat dan tentara nasional yang profesional dalam bidang tugasnya. Sedangkan nilai–nilai yang terkandung dalam 8 Wajib TNI adalah sebagai pedoman didalam bergaul dan mengabdi dalam lingkungan masyarakat. 8.



Permasalahan a.



Perubahan



peran



TNI



sebagai



alat



pertahanan



negara



yang



selanjutnya diikuti keputusan Panglima TNI mengganti istilah Komando Teritorial menjadi Komando Kewilayahan dari Tingkat Kodam sampai dengan Tingkat Koramil. Dengan adanya perubahan–perubahan ditubuh TNI maka perlu adanya penyesuaian dan sosialisasi di lingkungan prajurit maupun terhadap masyarakat dan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap peran dan fungsi Komando Kewilayahan saat ini termasuk pelaksanaan fungsi Intelijen. Pada masa lalu penanganan terhadap gejolak permasalahan



dan



kerawanan



bidang



sosial



masyarakat



cenderung



menggunakan pendekatan keamanan yang bersifat represif yang pada saat ini sudah tidak sesuai lagi/kurang tepat. b.



Kondisi



masyarakat



saat



ini



semakin



kritis



seiring



dengan



perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan pengaruh era globalisasi dan arus informasi, maka arus informasi begitu cepat dan transparan, sehingga sebagian masyarakat mulai berani menggugat atau mempermasalahkan



kebijakan



pemerintah



khususnya



TNI



termasuk



didalamnya kegiatan Intelijen yang dilakukan pada masa lalu dianggap melanggar Hukum dan HAM. Sehingga saat ini banyak Aparat Intelijen yang diajukan ke pengadilan karena dianggap menyalahi prosedur dan melanggar Hukum serta HAM dalam menjalankan tugas dari Komando atas. Menyikapi perkembangan diatas perlu adanya upaya pembenahan secara konseptual



6 sehingga satuan–satuan Intelijen tetap eksis dalam menyelenggarakan fungsi Intelijen dalam memperoleh data–data tentang berbagai gejolak dan kerawanan yang timbul dari aspek geografi, demografi dan sosial. Dengan demikian indikasi/gejala dari berbagai kerawanan yang ditimbulkan dari aspek geografi, demografi dan kondisi sosial dapat diketahui/dideteksi sedini mungkin dan dilaporkan/disampaikan dengan cepat, lengkap dan tepat kepada pimpinan sehingga dapat diambil langkah–langkah yang bersifat pencegahan agar permasalhan tersebut tidak berkembang atau mengarah kepada terganggunya keamanan wilayah. Hal tersebut dapat terwujud bila didukung sumber daya manusia yang tinggi dan memiliki tingkat kemampuan di bidang Intelijen yang handal, namun pengetahuan di lapangan masih jauh dari harapan karena masih banyaknya kendala dan keterbatasan pada saat pelaksanaan tugas/kegiatan Intelijen khususnya pengumpulan keterangan guna mendukung tugas satuan atau guna pengambilan keputusan/kebijakan, kelemahan dan keterbatasan tersebut antara lain : 1)



Rendahnya motivasi kerja Aparat Intelijen Korem.



2)



Rendahnya sikap mental kejuangan Aparat Intelijen Korem



dalam melaksanakan tugas. 3)



Rendahnya kemampuan di bidang Intelijen khususnya dalam



mengaplikasikan teknik–teknik penyelidikan. 4)



Terbatasnya sarana Intelijen (Almatsus) sebagai alat bantu



utama dalam pelaksanaan penyelidikan.



7 BAB III KONDISI TIM INTELIJEN KOREM SAAT INI



9.



Umum.



Keberhasilan tugas satuan tidak dapat terlepas dari peran



Aparat Intelijen yang bertugas dilapangan, Aparat Intelijen dituntut memiliki kemampuan yang memadai dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan pengamatan dan Evaluasi terhadap pelaksanaan Tugas Aparat Intelijen dalam mendukung tugastugas satuan masih menghadapi keterbatasan baik yang disebabkan karena kemampuan individu maupun faktor pendukung lainnya. Tim Intelijen Korem dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masih dihadapkan dengan berbagai kendala dan permasalahan di lapangan antara lain : Kinerja, mekanisme kerja, serta peran Komandan Tim Intelijen Korem yang dirasa masih kurang.



10.



Kinerja Tim Intelijen Korem. a.



Penerapan Paradigma Lama.



Tim



Intelijen



Korem



dalam



melaksanakan tugas masih menggunakan Paradigma lama, sehingga bila dihadapkan pada kondisi saat ini yang telah mengalami perubahan sangat ketinggalan dan banyak pelanggaran terhadap Hukum dan HAM. Pendekatan yang



dilakukan



zaman



dahulu



adalah



pendekatan



kekerasan



(Hard



Approach). b. Korem



Penanganan Temporer dan Pemadam Kebakaran. dalam



setiap



penanganan



masalah



tidak



Tim Intelijen



dikaitkan



antara



permasalahan yang satu dengan yang lainnya, sehingga dalam penyelesaian masalah hanya secara temporer, sehingga Tim Intelijen Korem hanya sebagai pemadam kebakaran bila ada permasalahan. c.



Belum terbentuknya Jaring Intel Secara Sistematis. Tim Intelijen



Korem belum membentuk jaring intel secara sistematis dari unsur bawah sampai unsur atas, sehingga dalam pelaksanaan tugas tim Intelijen Korem tidak dapat menangani masalah secara dini dan tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, Aparat Intelijen mengetahui suatu kejadian/peristiwa kadang-kadang justru dari media cetak/elektronika.



8 Kegiatan pembentukan jaring telah diprogramkan dari satuan atas, namun pelaksanaan jaring tidak optimal karena dihadapkan dengan dana yang sangat terbatas dan jaring Intelijen yang direkrut tidak memenuhi syarat sebagai jaring Intelijen serta tidak dapat dipelihara dengan baik, akibatnya informasi yang didapat asal-asalan dan lambat, sehingga informasi tersebut menjadi kadaluarsa.



11.



Mekanisme Kerja. a.



Menjunjung Tinggi Hukum dan HAM. Tim Intelijen



Korem dalam



melaksanakan kegiatan Intelijen kurang menjunjung tinggi Hukum dan HAM karena masih ada yang tidak mengerti tentang Hukum dan HAM. Hukum dan HAM menjadi hantu yang menakutkan bagi prajurit. Hal ini berakibat negatif terhadap perilaku prajurit yang serba ragu–ragu dalam mengambil tindakan menentukan langkah selanjutnya. b.



Deteksi dini dan cegah dini.



Kurangnya



kepekaan,



antisipasi,



perasaan malas untuk menambah wawasan dan rasa ingin tahu terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan kerjanya membuat Aparat Intelijen kurang mampu mendeteksi permasalahan yang ada. Akibat dari hal tersebut laporan yang dibuat cenderung terlambat, yang mengakibatkan keputusan Komandan tidak dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. c.



Perencanaan.



Tim Intelijen Korem belum seluruhnya membuat



perencanaan dalam setiap pelaksanaan tugas serta beranggapan itu–itu saja sehingga mekanisme kerja tidak dapat berjalan sesuai yang diharapkan, karena tidak ada perencanaan yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.



12.



Peran Komandan Satuan.



9 a.



Fungsi Komandan.



Para Komandan Tim Intelijen Korem



belum seluruhnya memahami fungsi Komandan dalam pelaksanaan tugas karena Komandan tidak secara detail menyampaikan perintahnya, apa yang harus dilaksanakan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam pelaksanaan tugas. b.



Wajib Lapor.



Belum seluruhnya para Komandan Tim Intelijen



Korem menanamkan kepada seluruh prajurit sebagai Bapul (Badan Pengumpul) dan melaporkan sesuai kejadian yang diterima dilapangan karena masih ada yang beranggapan bahwa laporan yang disampaikan kepada komdandan tidak akan digunakan/hanya akan ditumpuk saja. c.



Koordinasi.



Kurangnya koordinasi Tim Intelijen Korem dengan



satuan-satuan lain dan beranggapan bahwa masalah yang terjadi hanya masalah biasa dan tidak akan berpengaruh terhadap masalah lain dan masalah yang akan datang.



BAB IV FAKTOR YANG BERPENGARUH



10 13.



Umum.



Aparat Tim Intelijen Korem dalam menjalankan tugasnya akhir–



akhir ini dirasakan semakin berat bila dihadapkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas, khususnya para Badan Pengumpul (BAPUL) dalam mencari informasi di lapangan. Faktor–faktor yang sangat berpengaruh tersebut adalah faktor intern dan faktor ekstern, faktor intern terdiri dari kekuatan dan kelemahan sedangkan faktor ekstern terdiri dari peluang dan kendala. Yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana kelemahan dan kendala yang dapat dieliminir sekecil mungkin, selanjutnya memanfaatkan faktor kekuatan dan peluang yang ada dalam rangka mendukung tugas Tim Intelijen Korem.



14.



Faktor Internal. a.



Kekuatan 1)



Motivasi.



Anggota Tim Intelijen Korem memiliki motivasi



yang tinggi sekalipun dalam kondisi dukungan, sarana dan prasarana yang serba terbatas. Motivasi yang tinggi ini ditandai dengan tetap melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, tidak pernah terlambat apel sekalipun kerja sampai diluar batas waktu yang ditentukan, tidak pernah THTI (Tidak Hadir Tanpa Ijin) hal ini merupakan kekuatan yang harus dipertahankan. 2)



Tanggungjawab.



Aparat Intelijen Korem yang diberi tugas



selalu dapat diselesaikan sesuai target waktu yang ditetapkan, hal ini tidak dapat terlepas dari semangat yang dimiliki tiap–tiap Aparat Intelijen



Korem



untuk



selalu



mendapatkan



informasi



dan



melaporkannya secara cepat agar tidak basi. Hal ini merupakan kekuatan yang perlu diperhatikan agar tetap semangat dalam bekerja. b.



Kelemahan 1)



Sikap dan Tingkah Laku. Sikap



dan



tingkah



laku



Aparat



Intelijen Korem sering tidak menunjukkan sikap dan tingkah laku sebagai Aparat Intelijen yang profesional. Dalam menjalankan tugas di lapangan Aparat Intelijen Korem terkadang masih menunjukkan sikap



11 yang berlebihan, dengan bangganya menunjukkan bahwa dirinya adalah Aparat Intelijen dengan cara menunjukkan alat yang dibawanya kepada orang lain, yang semestinya harus dirahasiakan. Dalam menjalankan tugas sering menempuh tindakan diluar prosedur yang ada sehingga kesan masyarakat umum menilai bahwa apabila Aparat Intelijen yang datang semua masalah dapat diselesaikan dan tidak jarang



perbuatannya



dapat



merugikan



masyarakat



sehingga



berpengaruh terhadap nama baik satuan terutama TNI – AD. 2)



Kesejahteraan.



Berbicara masalah kesejahteraan Aparat



Intelijen Korem masih jauh dari harapan apabila dihadapkan dengan tugas–tugas yang begitu berat yang harus ditanggung. Tidak jarang Aparat Intelijen sering mencari tambahan dengan menjadi tenaga pengaman di tempat–tempat hiburan, menjadi backing usaha ilegal bahkan



melaksanakan



melaksanakan



usaha



usaha–usaha



ilegal



KKN



sendiri



dengan



atau pihak



tidak yang



jarang sedang



bermasalah hanya untuk mendapatkan imbalan materi untuk menutup kebutuhan atau bahkan menjadi backing bandar narkoba atau obat terlarang. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian dari pimpinan sehingga penyimpangan dapat dicegah sendiri mungkin, tidak sekedar alasan kesejahteraan Aparat Intelijen menghalalkan segala cara dan juga untuk menghindari citra buruk kesatuan akibat pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian Aparat Intelijen Korem.



15.



Faktor Eksternal a.



Peluang 1)



Pendidikan a)



Pendidikan Umum. Aparat Tim Intelijen Korem rata–rata



adalah tamatan SLTA dan sebagian adalah tamatan perguruan tinggi, hal ini merupakan kondisi yang baik. Aparat Intelijen juga mau dan mampu melaksanakan adaptasi dengan masyarakat



12 secara cepat dan tepat, sehingga dapat berpengaruh terhadap kegiatan



Intelijen



pada



bidang



pengumpulan



keterangan



terhadap perkembangan sosial masyarakat di lingkungannya. b)



Pendidikan Militer. Khususnya pendidikan spesialisasi



Intelijen, sebagian besar anggota tim Intelijen Korem sudah memiliki kualifikasi Intelijen, baik Susba Intel maupun Suspa Intel, sehingga dalam melaksanakan tugas dapat tercapai secara maksimal. 2)



Pengalaman Tugas.



Kemampuan



dasar



bagi



Aparat



Intelijen Korem adalah penguasaan teori dasar yang diaplikasikan dengan pengalaman tugas di lapangan, dengan demikian faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan dan pengalaman tugas adalah sebagai berikut : a)



Penguasaan wilayah dari aspek geografi, demografi dan



sosial



budaya



sangat



memadai



khususnya



bidang



IPOLEKSOSBUDHANKAM yang berkembang begitu cepat dan komplek. b)



Kepekaan/kepedulian untuk mengikuti perkembangan



ilmu pengetahuan dan teknologi dan tuntutan masyarakat yang semakin kritis terhadap peranan Aparat Intelijen direspon positif bagi kemajuan TNI – AD. b.



Kendala 1)



Pembinaan Personel.



Pembinaan personel yang tepat dan



baik dapat mendukung keberhasilan tugas, namun terkadang setiap akan diadakan rotasi sebagai penyegaran dalam rangka pembinaan karier anggota Tim Intelijen Korem ada yang merasa keberatan atau bahkan menolak untuk dipindahkan selain itu ada Kasi Intelijen Korem bahkan Dantim Intelijen Korem merasa keberatan untuk memindahkan anggotanya karena selama ini anggota tersebut dapat memenuhi atau



13 dapat



mendukung



kepentingan



yang



bersifat



pribadi



terhadap



Komandan, sehingga hal tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi Binkar organik secara keselurhan. 2)



Almatsus Intel.



Secara kuantitas dan kualitas alat material



khusus Intel yang dimiliki Tim Intelijen Korem belum memenuhi kebutuhan dalam menjalankan tugas di lapangan, bahkan secara kualitas



jauh



ketinggalan



bila



dihadapkan



dengan



kemajuan



perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap Aparat Intelijen Korem terutama yang berkaitan dengan penguasaan, pemahaman dan pengoperasian alat peralatan Intelijen seperti penyadapan, perekaman/monitor serta peralatan rahasia lainnya, sehingga akan berdampak pada informasi/keterangan yang diperoleh.



BAB V KONDISI TIM INTEL REM YANG DIHARAPKAN



16.



Umum.



Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai satuan



Intejen ditingkat Korem perlu kesiapsiagaan dan operasional sehingga mampu mewujudkan Tim Intelijen Korem yang profesional dihadapkan pada tugas pokok yang dihadapi. Agar Aparat intejen Korem dapat berhasil dan berdayaguna bagi Komando atas dalam mendukung dan menciptakan keamanan wilayah, tentunya ada beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap anggota Tim Intelijen Korem dan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga mampu



14 mengadakan pendeteksian terhadap semua dinamika perkembangan sosial masyarakat diwilayah tanggung jawab, mampu mengumpulkan data. Keterangan yang bermanfaat serta mampu mengadakan pengolahan, penganalisaan dari data. Keterangan yang berhasil dikumpulkan dan kemudian disajikan kepada Komandan dalam rangka pengambilan keputusan atau penentuan. Kebijakan khususnya dalam penyusunan dan pembinaan keamanan wilayah yang mantap dan dinamis. Dalam menciptakan kondisi tersebut, perlu suatu kondisi dimana kinerja bagus, mekanisme kerja dan peranan komadan Tim Intelijen dapat membantu dalam menghadapi tantangan tugas yang akan datang.



17.



Kinerja Tim Inteljen Korem. a.



Penerapan Paradigma Lama.



Dalam melaksanakan tugas sehari-



hari Aparat Intelijen Korem harus segera meninggalkan paradigma lama dan segera menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di era reformasi dalam menjalankan tugas. Pada masa lalu Intelijen diindikasikan banyak melanggar Hukum dan HAM, oleh karena itu di era yang baru dan sedang berubah Tim Intelijen Korem harus dapat menyesuaikan diri. b.



Penanganan Temporer dan Pemadam kebakaran.



Tim Intelijen



Korem dalam menangani masalah yang ada harus mengkaitkan dengan permasalahan satu dengan yang lainnya. Sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat dan masalah yang akan datang dapat diprediksi dengan baik. Data yang satu dengan data yang lain harus saling melengkapi, saling melekat dan saling memperkuat, sehingga Tim Intelijen Korem tidak dianggap sebagai Intel Melayu dan seperti pemadam kebakaran. c.



Belum Terbentuknya Jaring Secara Sistematis.



Tim Intelijen



Korem dalam melaksanakan Kegiatan Intelijen harus memiliki jaring Intel secara sistimatis, karena dengan jaring Intelijen akan dapat membantu dalam setiap pelaksanaan tugas sehingga dapat mengetahui setiap masalah yang akan timbul. Kepekaan dan daya antisipasi yang bagus ditambah dengan pembetukan jaring Intel yang sistematis akan dapat dengan cepat menjawab



15 setiap perubahan yang terjadi di lingkungan, dengan demikian dapat membuat laporan secara cepat dan tepat. 18.



Mekanisme Kerja. a.



Menjujung Tinggi Hukum dan HAM.



Dalam



menjalankan



tugas



Aparat tim inteljen Korem harus menjunjung tinggi Hukum dan HAM agar tidak melanggar Hukum dan HAM serta tidak dihujat/dilecehkan oleh LSM dan masyarakat. Hukum dan HAM harus dijadikan Aparat Intelijen Korem sebagai alat kontrol/rambu-rambu dalam pelaksanaan tugas, bukan malah menjadi penghalang/pembatas ruang gerak petugas dilapangan. b.



Menggunakan Mata dan Telinga.



Tim



Intelijen



Korem



dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dihadapkan pada pelaksanaan kegiatan Intelijen/tugas sehari-hari harus selalu menggunakan mata dan telinga sehingga mekanisme kerja Tim Intelijen Korem lebih ringan dan informasi yang didapat lebih cepat, tepat dan akurat. c.



Perencanaan.



Tim



Intelijen



Korem



dalam



setiap



melaksanakan tugas/kegiatan Intelijen harus membuat rencana secara rinci dan lengkap agar setiap langkah kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan tertib. 19.



Peranan Komandan Satuan. a.



Fungsi Komandan.



Komandan



Tim



Intelijen



Korem



harus



memahami secara pasti tentang fungsi Komandan, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan Intelijen unsur pelaksanaan dengan jelas dan ada pegangan dalam melaksanakannya. Ada pembagian tugas yang jelas, siapa berbuat apa. b.



Wajib Lapor.



Anggota



tim



Intelijen



Korem



harus



memiliki



kepedulian dan wajib melaporkan segala sesuatu yang terjadi atas dasar pengamatan, penglihatan dan pendengarannya sendiri, atau juga arti sumber keterangan yang dapat dipercaya.



16 c.



Kombinasi.



Dalam melaksanakan tugas Tim Intelijen Korem



harus selalu mengadakan koordinasi dengan satuan-satuan lain baik itu satuan atas samping dan satuan bawah, agar di dapat Informasi yang akurat. Sehingga permasalahan dapat secara tepat dan cepat.



BAB VI OPTIMALISASI TIM INTELIJEN KOREM



20.



Umum.



Dalam menjalankan tugas Aparat Intelijen Korem semakin berat,



hal ini dihadapkan kepada pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi dan era informasi. Situasi ini perlu disikapi secara bijak oleh Tim Intelijen Korem agar tetap dapat melaksanakan tugas dengan baik. Untuk dapat menjawab tantangan perkembangan zaman tersebut maka perlu adanya langkah– langkah untuk mengoptimalkan Tim Intelijen Korem agar dapat menjalankan tugas dengan baik.



17 21.



Tujuan.



Tujuan dari mengoptimalkan penyiapan Tim Intelijen Korem



adalah : a.



Agar Aparat Tim Intelijen Korem mampu melaksanakan kegiatan/tugas



– tugas yang diembannya secara baik.



b.



Agar Aparat Tim Intelijen Korem memiliki kinerja yang baik sesuai



dengan yang diharapkan.



c.



Agar Aparat Intelijen Korem dapat melakukan mekanisme kerja yang



baik sehingga dalam menjalankan tugas tidak terhambat.



d.



Agar Aparat Intelijen Korem mampu menghadapi tantangan yang ada



dan tetap eksis dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dan informasi.



22.



Sasaran.



Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam mengoptimalkan Tim



Intelijen Korem ini adalah sebagai berikut : a.



Terbentuknya Aparat Intelijen Korem yang memiliki sikap dan pola



tingkah baru dan dapat meninggalkan pola dan tingkah laku lama. b.



Terbentuknya Aparat Intelijen Korem yang memiliki kepekaan yang



tinggi dan mampu membentuk jaring Intel secara sistematis agar dalam pelaksanaan tugas tidak seperti pemandu kebakaran.



c.



Terbentuknya



pelaporan



cepat



Aparat Intelijen Korem yang terhadap



kejadian



yang



mampu ada



dan



melakukan mampu



mengkoordinaksikan dengan instansi terkait.



d.



Terbentuknya Aparat Intelijen Korem yang menjunjung tinggi dan



menerapkan Hukum dan HAM.



18 23.



Subyek.



Dalam mengoptimalkan Tim Intelijen Korem yang menjadi



Subyek adalah Komandan Korem dan Kasi Intelijen Korem.



24.



Obyek.



Obyek dari optimalisasi Tim Intelijen Korem adalah Personel Tim



Intel Koren yang terdiri dari DanTim Intelijen Korem, Bintara dan Tamtama.



25.



Metode.



Metode yang digunakan dalam mengoptimalkan Tim Intelijen



Korem adalah sebagai berikut : a.



Pendidikan 1)



Pendidikan Umum.



Dihadapkan pada tugas Tin Intelijen



Korem yang semakin berat maka pendidikan merupakan salah satu metode dalam mengoptimalkan Tim Intelijen Koren. Tingkat pendidikan anggota Tim Intelijen Korem baik Tamtama dan Bintara secara umum sudah tamat SMA dan Perguruan Tinggi bagi DanTim Intelijen Korem.



2)



Pendidikan Spesialisasi.



Sebagai



Aparat



Intelijen



minimal



harus memiliki pendidikan dasar Intel baik untuk Perwira maupun Bintara. Lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Intel adalah : a)



Satuan Induk BAIS TNI : (1)



(2)



Pendidikan Perwira : (a)



Sussarpa Intel (Dasar)



(b)



Suspa Kontra Intel (Lanjutan)



(c)



Suspa Intel Teknik (Lanjutan)



(d)



Suspa Intel Pusprop. (Lanjutan)



Pendidikan Bintara : (a)



Sussarba Intel (Dasar)



(b)



Susba Interogator (Lanjutan)



(c)



Susba Intel Teknik (Lanjutan)



19 b)



PusdikIntel Kodiklat TNI – AD : (a)



b.



Latihan.



Pendidikan Perwira : (a)



Suspa Intel Pur (Dasar)



(b)



Suspa Intel Ter (Dasar)



(c)



Suspa Sutpam (Lanjutan)



(d)



Suspa Lid (Lanjutan)



(e)



Sispa Min Intel (Lanjutan)



(f)



Suspa Intel Analis (Lanjutan)



(g)



Susfung Intel (Lanjutan)



Pemeliharaan kemampuan Tim Intelijen Korem dapat



dilakukan dengan cara latihan, dengan faktor pendukung yang harus dipelihara dan ditingkatkan antara lain : 1)



Tingkat Perorangan.



Latihan



yang



harus



dilaksanakan oleh Tim Intelijen Korem dari dasar adalah tingkat perorangan sebelum melanjutkan tingkat berikutnya tingkat perorangan harus dimatangkan dengan melaksanakan secara berulang–ulang terutama latihan yang dihadapkan pada pelaksanaan tugas sehari–hari.



2)



Tingkat Tim/Kelompok.



Dilakukan



bila



latihan



tingkat



perorangan sudah mampu dicapai oleh tiap–tiap anggota.



3)



Tingkat Satuan.



Latihan terakhir yang harus dilaksanakan



adalah latihan satuan tingkat Tim Intelijen Korem. Semua itu adalah untuk menunjang tugas Tim Intelijen Korem .



c.



Bimbingan.



Cara ini dapat dipakai sebagai metode untuk



meningaktkan Tim Intelijen Korem dengan jalan seorang komandan harus berpartisipasi mulai dari Kasi Intelijen Korem dan Komandan Korem dengan jalan memberikan bimbingan dan pengasuhan agar personel Tim Intelijen



20 Korem memiliki mental, sikap dan perilaku yang baik dalam menjalankan tugas di lapangan.



d.



Penugasan.



pengetahuan



Metode



(secara



teori)



ini



sangat



dengan



aplikatif



harapan



terhadap



dapat



ilmu



meningkatkan



pengetahuan dan wawasan bagi Aparat Intelijen Korem. Penugasan dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia terutama di wilayah rawan konflik, contoh Aparat Intel di tugaskan ke wilayah Kodam Iskandar Muda (NAD) dengan cara di BPkan ke satuan–satuan wilayah tersebut yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu.



26.



Upaya Mengoptimalisasikan Tim Intelijen Korem a.



Meningkatkan kinerja dan mekanisme kerja Tim Intelijen Korem. Kinerja dan mekanisme kerja Intelijen Korem, dihadapkan dengan



secara keterbatasan dan tuntutan tugas yang tinggi serta harapan yang begitu besar, maka perlu adanya upaya peningkatkan kinerja dan mekanisme kerja Tim Intelijen Korem. Berbicara masalah kinerja dan mekanisme kerja Aparat Tim Intelijen Korem maka dapat dilihat dari kualitas Aparat Intelijen dalam bidang pengumpulan keterangan dan sarana/almamtsus (alat materiil khusus) yang tersedia apabila sumber daya Aparat Intelijen memilki kemampuan didukung



dengan



sarana/almatsus



yang



lengkap



maka



kinerja



dan



mekanisme kerja akan dapat berjalan dengan maksimal sesyaui yang diaharapkan.



1)



Secara bertahap untuk dapat memenuhi kualitas sumber daya Aparat



Intelijen Korem dapat dilakukan dengan cara :



a)



Menyeleksi dan menjalankan terhadap Aparat Tim Intelijen



Koremn yang mempunyai masalah/kasus dan perilaku yang tidak baik dan kemudian mengadakan perekrutan terhadap Perwira, Bintara yang



21 memiliki



intensitas



dan



kepribadian



yang



baik



serta



dengan



memberikan tugas–tugas sesuai dengan kemampuan dan batas kemampuannya. b)



Mengajukan kebutuhan tambahan personel sesuai TOP kepada



Komando atas terhadap personel yang memiliki pengetahuan dan kemampuan taktik dan teknik Intelijen serta mempunyai bakat, naluri Intelijen yang tinggi. c)



Penempatan personel pada jabatan yang tepat sesuai dengan



stratifikasi



dan



mempermudah



kwalifikasi pencapaian,



bidang tugas



Intelijen, secara



sehingga



berdaya



dapat



guna



dan



berhasilguna, apabila usaha-usaha itu dapat dilaksanakan maka dapat dipastikan kinerja dan mekanisme kerja dapat memenuhi harapan. 2)



Selain pemenuhan kwalitas sumberdaya Aparat Intelijen faktor sarana/



alamatsus Intelijen juga sangat menunjang kinerja dan mekanisme kerja Aparat Intelijen. a)



b)



c)



Alat peralatan Kantor (1)



Mesin ketik



(2)



Komputer dan perangkatnya



(3)



Atk di dukung secara memadai



Matsus Intel (1)



Penyadapan Ruangan



(2)



Penyadapan telepon



(3)



Pemotretan Intel / Fotografi Intel



(4)



Alat deteksi



Alkomsus (1)



Alkomsus jarak dekat



(2)



Alkomsus jarak sedang



22 b.



Peranan Komandan Satuan.



Seorang komandan perannya sangat



besar sekali dalam ikut serta meningkatkan kualitas Tim Intelijen Korem, terutama kemenangan dalam penempatan jabatan. Seorang komandan seyogyanya dalam memberikan penugasan disesuaikan dengan kemampuan dan batas kemampuan yang diwakili oleh anggota Tim Intelijen Korem, sehingga tugas yang diberikan dapat berjalan dengan maximal. 1)



Seorang Dantim Intelijen Korem sebaiknya dipilih berdasarkan



bakat, kemampuan dibidang Intelijen dan berkualifikasi Intelijen serta memiliki intelijen dan loyalitas yang tinggi dalam tugas. 2)



Seorang Bintara di Tim Intelijen Korem sebagai BAPUL



dilapangan minimal sudah pernah mengikuti pendidikan Susba Intel dasar. 3)



Seorang Bintara Administrasi di Tim Intelijen Korem sebagai



pengelola produk-produk administrasi minimal sudah harus memiliki kualifikasi Susbamin Intel. 4)



Seorang Bintara Teknik semestinya sudah mengikuti pendidikan



Intel Teknik sehingga mampumengoperasionalkan segala material khusus Intelijen yang digunakan dalam pengumpulan keterangan. Apabila



syarat-syarat



tersebut



diatas



dipenuhi



maka



upaya



mengoptimalkan Tim Intelijen Korem dapat dengan mudah terwujud.



23 BAB VII PENUTUP



27.



Kesimpulan a. dilihat



Kinerja Aparat Intejen Korem masih belum maksimal hal ini dapat dari



Tim



intejen



Korem



dalam



melaksanakan



tugas



masih



menggunakan paradigma lama sehingga bila dihadapkan pada pelaksanaan tugas sangat ketinggalan dan banyak melanggar Hukum dan HAM. Dalam menangani permasalahan Tim Intelijen Korem masih bertindak secara parsial tidak dikaitkan permasalahan yang satu dengan yang lain, sehingga di tangani secara sesaat/temporer, dengan demikian Tim Intelijen Korem hanya sebagai pemadam kebakaran bila ada permasalahan Tim Intelijen Korem belum membentuk dan memanfaatkan jaring intel secara sistimatis sehingga setiap timbul masalah tidak dapat dengan cepat menyelesaikan dan tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Kurangnya pemahaman bagi setiap anggota Tim Intelijen Korem terhadap Hukum dan HAM sehingga kurang menjujung tinggi Hukum dan HAM, selain itu dalam setiap pelaksanaan kegiatan kurang adanya perencanaan yang matang karena menganggap biasa-biasa saja/ kegiatan rutin. Para Dantim Intelijen Korem belum seluruhnya memahami fungsi Komandan dalam pelaksanaan tugas, tidak menanamkan kepada seluruh anggota tentang wajib lapor terhadap hal-hal yang terjadi. b.



Dengan kerbatasan tersebut dan untuk mengoptimalkan penyerapan



Tim Intejen Korem guna mendukung tugas satuan atas, maka perlu adanya langkah pemecahannya melalui pembenahan kinerja Aparat Intelijen. Mekanisme kerja dan pengawasan oleh Komandan Satuan tentunya dengan menggunakan beberapa metode antara lain, Pendidikan, latihan bimbingan dan pengawasan.



24 c.



Mencermati beberapa upaya tersebut diatas diharapkan Tim Intelijen



Korem lebih mampu melaksanakan tugas guna mendukung tugas satuan atas. 28.



Saran. a.



Satuan atas agar memenuhi personel dan materiil sesuai DSPP yang



ada. b.



Perlu peningkatan sarana Komunikasi dan piranti lunak khususnya



material khusus yang disesuaikan dengan kesatuan dan daerah guna mendukung kinerja Tim Intelijen Korem. Demikian karangan militer yang berjudul “OPTIMALISASI PENYIAPAN TIM INTELIJEN



KOREM



DALAM



MELAKSANAKAN



TUGAS



GUNA



MENDUKUNG TUGAS SATUAN ATAS”, dengan harapan tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi unsur pimpinan dalam mengabil keputusan dan kebijakan.



Ambon,



Maret 2021 Penulis



Kevin Parinussa Letda Arh NRP 2101



POLA PIKIR OPTIMALISASI KEMAMPUAN TIM INTELIJEN KOREM DALAM RANGKA MENDUKUNG KEBERHASILAN TUGAS SATUAN ATAS



INSTRUMENTAL INPUT -



Pancasila - BuJuk Induk Intel UUD 1945 - Sapta Marga Sumpah Prajurit



SUBYEK



KONDISI SAAT INI



-



Danrem Kasi intel Rem Dantim Intel



OBYEK -



Personel Tim Intelijen



METODE -



Pendidikan Latihan Bimbingan Penugasan



FAKTOR YANG MEMPENGARUHI



Internal - Kekuatan - Kelemahan



Eksternal - Peluang - Kendala Feed Back



KONDISI YANG DIHARAPKAN