Karya Tulis Ilmiah Bab 1 - Bab 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bali adalah suatu pulau atau daerah yang terkenal di mancanegara maupun di dalam negeri dengan keindahan dan kebudayaan yang dimilikinya. Sehingga berpotensi dalam menarik wisatawan asing maupun domestik datang untuk berkunjung ke Pulau Bali. Objek wisata yang berupa keindahan alam, bangunan bersejarah, maupun desa wisata masih melekat dengan kebudayaannya menjadi alternatif pilihan para wisatawan. Dengan masih melekatnya kebudayaan leluhur yang di wariskan kepada masyarakat asli Bali membuat tempat tersebut memiliki daya tarik tersendiri. Salah satu bangunan bersejarah yang ada di Bali yang digunakan kepentingan atau urusan negara khususnya kepresidenan contohnya pertemuan bilateral ataupun multirateral dengan menteri- menteri negara lain, juga sebagai Transit Presiden beserta pihak-pihak terkait bila sedang ada acara di Bali yaitu Istana Kepresidenan Tampaksiring. Akan tetapi tidak sembarang orang ataupun wisatawan dapat berkunjung ke tempat tersebut tanpa ijin khusus dari pengurus tempat tersebut. Maka dari itu penulis merasa tertantang untuk memilih salah satu bangunan bersejarah tersebut sebagai objek wisata yang akan diulas dalam karya tulis yang akan dibuat oleh penulis, yaitu Istana Tampak Siring yang penulis beri judul “1001 Fakta Dibalik Istana Tampak Siring”. Disamping itu, penulis masih mempunyai alasan lain yaitu : 1. 2. 3. 4.



Untuk memenuhi tugas-tugas studi sekolah. Untuk mengembangkan kreatifitas penulis. Untuk menuangkan ilmu-ilmu yang didapat saat proses belajar mengajar. Untuk memberitahukan kepada khalayak ramai tentang objek wisata yang ada di Indonesia Pulau Bali.



1



B. Perumusan Masalah 1. Apa itu Istana Tampaksiring ? 2. Bagaimana dampak sosial dan ekonomi adanya Istana Tampaksiring bagi masyarakat Bali ? 3. Mengapa Istana Tampaksiring sekarang dijadikan sebagai objek wisata ?



C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat bagi penulis: a. Menambah wawasan bagi penulis. b. Mengembangkan ketrampilan penulis. 2. Manfaat bagi pembaca : a. Menambah wawasan pembaca tentang Istana Tampaksiring. b. Menambah pengetahuan pembaca tentang apa saja pengaruh dampak adanya Istana Tampaksiring.



2



BAB II



LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Istana Kata “ istana” diambil dari bahasa sansekerta yaitu sthana. Kata lain untuk istana adalah “mahligai “. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Istana dapat diartikan sebagai rumah kediaman resmi raja, yang biasanya berisikan kepala negara, presiden, dan keluarga atau keanggotaan negara. Istana adalah sebuah bangunan besar atau mewah yang biasanya didiami oleh keluarga kerajaan, keluarga kepala negara atau petinggi negara lainnya. Kata istana kadang- kadang dipakai juga untuk merujuk kepada gedung besar yang merupakan pusat suatu lembaga. Di Jawa dan disekitarnya tempat tinggal raja disebut juga keraton, pura dan puri. 2. Pengertian Istana Tampaksiring Nama Tampaksiring berasal dari dua buah kata bahasa bali, yaitu “tampak “ dan “ siring “ yang masing- masing bermakna telapak dan miring. Istana Tampaksiring adalah istana yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yang terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.



B. Kerangka Berpikir Penulis melakukan penelitian dengan langkah awal yaitu melakukan observasi dengan mengadakan pengamatan langsung di Istana Tampaksiring Bali. Setelah itu penulis mengumpulkan data mengenai Istana Tampaksiring. Lalu penulis melakukan pemilihan data yang sesuai dengan judul.kemudian penulis membahas data yang telah dikumpulkan. Langkah terakhir dalam



3



penulisan. Karya Tulis Ilmiah ini yaitu menulis kesimpulan dari data yang telah diteliti dan memberi saran untuk Istana Tampaksiring Bali.



4



BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penulis Tujuan yang ingin penulis sampaikan sesuai dengan judul yang dipilih dalam karya tulis ini antara lain : 1. Penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang Istana Tampaksiring. 2. Penulis ingin mengetahui dampak adanya Istana Tampaksiring bagi masyarakat sekitar. 3. Untuk memberi informasi tentang Istana Tampaksiring.



B. Tempat dan Waktu Penelitian Tujuan : Istana Tampaksiring Waktu : 08 Maret 2018



C. Metode Penulisan Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data tentang penulisan karya tulis ini. Metode tersebut antara lain : 1. Metode Survei Dengan metode ini penulis mengadakan suatu penelitian dan pengamatan langsung tentang dampak di bidang sosial dan ekonomi masyarakat yang berada di sekitar Istana Tampaksiring Bali. 2. Metode Kajian Pustaka/ Study Banding Dalam metode ini, penulis mengumpulkan data- data dengan cara membaca buku, atau sumber- sumber lain yang sesuai dengan



5



Istana Tampaksiring sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.



D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dapat ditemukan dengan beberapa cara. Teknik yang penulis gunakan antara lain : 1. Teknik Observasi Dalam teknik ini, penulis mendapatkan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung di Istana Tampaksiring pada 08 Maret 2018. 2.



Teknik Interview Melalui teknik ini, penulis memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang penulis pilih dengan cara tanya jawab langsung dengan pemandu wisata.



6



BAB IV PEMBAHASAN A. Sejarah Istana Tampaksiring Istana Tampaksiring adalah istana yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yang terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Istana Tampaksiring, adalah objek wisata yang memiliki nilai sejarah tinggi. Objek wisata di Bali ini memang sangat populer, karena Soekarno – Bapak Presiden RI pertama pada waktu itu, mendirikan Istana Negara yang lokasinya di Tampaksiring dan berdekatan dengan Pura Tirta Empul. Merupakan satu-satunya istana kepresidenan yang dibangun masa pemerintahan kolonial pada tahun 19571960, atas prakarsanya maka sepenuhnya ditandatangani oleh putra-putra Indonesia. Nama Tampaksiring berasal dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu "tampak" dan "siring", yang masing-masing bermakna telapak dan miring. Konon, menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, namun sayangnya ia bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya menyembahnya. Akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan bala tentaranya. Mayadenawa pun lari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap para pengejarnya tidak mengenali jejak telapak kakinya. Namun sayang, usaha Mayadenawa untuk mengelabui bala tentara Betara Indra gagal, jejaknya akhirnya diketahui. Ia dapat juga tertangkap oleh para pengejarnya. Sebelumnya, ia dengan sisa kesaktiannya berhasil menciptakan mata air yang beracun yang menyebabkan banyak kematian para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air tersebut. Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun itu yang kemudian bernama "Tirta Empul" (air suci). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan sambil memiringkan telapak kakinya itu terkenal dengan nama Tampaksiring.



7



B. Dampak Sosial dan Ekonomi 1. Bidang Sosial Pengaruh Istana Kepresidenan Tampaksiring bagi masyarakat sekitar Bali dalam bidang sosial terjadi karena dengan berdirinya Istana Tampaksiring ini, Bali menjadi menambah jumlah objek wisata nya, tetapi hanya orang tertentu yang dapat berkunjung ke tempat tersebut, misalnya tamu- tamu negara tersebut membuat masyarakat sekitar Bali menjadi terpengaruh dalam bidang sosial bahwa Bali terkenal ke mancanegara karena tamu- tamu yang berkunjung biasanya para petinggi negara luar.



2. Bidang Ekonomi Pengaruh Istana Kepresidenan Tampaksiring bagi masyarakat sekitar Bali dalam bidang ekonomi sangatlah menonjol. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa penjual oleh- oleh khas Bali atau souvenir yang bertuliskan Istana Tampaksiring, dengan adanya penjual tersebut, tamu- tamu ataupun pengunjung menjadi tertarik untuk membeli barang khas Tampaksiring tersebut. Hal ini membuat masyarakat sekitar mendapatkan peluang untuk membuka usaha yang dapat meningkatkan pendapatan untuk memnuhi kebutuhan ekonomi mereka.



C. Istana Tampaksiring Sebagai Objek Wisata Seiring perkembangan zaman banyak wisatawan yang mulai berdatangan untuk mengunjungi istana baik internasional ataupun domestik. Dengan demikian, datangnya para wisatawan tersebut dapat menambah devisa negara. Selain itu, masyarakat juga dapat mencari nafkah dengan berjualan di sekitar istana. Para pelancong yang memerlukan penginapan dapat menyewa hotel maupun resort di sekitar Tampaksiring. Bagi mereka yang hobi belanja



8



maupun penikmat kuliner juga dapat memuaskan hasratnya di kios-kios suvenir dan warung makan yang banyak tersedia di kawasan ini. Sebelum tragedi Bom Bali, untuk masuk ke dalam kawasan istana, proses izinnya sangat mudah karena langsung diproses oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap perijinan. Tetapi sejak tragedi Bom tersebut penjagaan terhadap siapapun yang keluar masuk istana kini sangat diperketat selururh izin harus diproses terlebih dahulu apabila sudah disahkan barulah pengunjung akan dihubungi sesuai dengan tanggal permintaan kunjungan. Setiap pengunjung baik perorangan atau kelompok akan diantar oleh pemandu dan beberapa pengawal apabila itu diperlukan misalnya jumlah wisatawan yang masuk maksimal 20 orang sekaligus maka rombongan ini akan dipandu dengan pengamanan selama 45 menit. Untuk keseluruhan kawasan ada 17 titik kamera untuk memantau semua kegiatan yang terjadi di Istana Tampaksiring. Berbeda dengan obyek wisata lainnya di Bali. Para pengunjung yang masuk harus mentaati peraturan yang telah ditentukan. Perkembangannya sebagai sebuah istana kepresidenan membawa daya tarik tersendiri. Sebuah wisata sejarah dapat dibentuk dan dikembangkan untuk menarik minat para wisatawan terutama pelajar yang nantinya diharapkan dapat menjaga keutuhan sejarah dari Istana Tampaksiring ini.



9



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari banyak informasi yang penulis peroleh, maka dapat penulis simpulkan bahwa objek kepariwisataan yang dapat menarik hati penulis di Pulau Bali adalah Istana Tampaksiring. Istana Tampaksiring adalah objek wisata yang memiliki nilai sejarah tinggi. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis membuat suatu kesimpulan mengenai Pulau Bali dan objek wisata Istana Tampaksiring. Adapun kesimpulan-kesimpulan tersebut antara lain : 1. Pulau Bali merupakan suatu objek pariwisata yang sangat berpotensi, baik bagi wisatawan dalam negeri maupun wisatawan luar negeri. 2. Pulau Bali memang pantas dijuluki sebagai Pulau Surga atau Pulau Dewata karena masih dijunjungnya adat keberagamaan serta budaya pada pulau tersebut. 3. Pulau Bali mempunyai tempat-tempat yang bersejarah, salah satunya adalah Istana Tampaksiring. 4. Istana Tampaksiring adalah istana kepresidenan yang dibangun setelah Indonesia merdeka atau tepatnya pada tahun 1957-1960, yang terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. 5. Sejak dirancangnya / direncanakan, pembangunan Istana Kepresidenan Tampaksiring difungsikan untuk tempat peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga dan bagi tamutamu negara. 6. Istana Kepresidenan Tampaksiring membawa pengaruh dalam bidang sosial dengan bertambah populernya Bali ke mancanegara.



10



7. Istana Kepresidenan Tampaksiring membawa pengaruh dalam bidang ekonomi dengan masyarakat sekitar membuka usaha dan mendapatkan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan ekonominya.



B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas, penulis mempunyai beberapa saran demi kemajuan dan perkembangan pariwisata di Pulau Bali, khususnya objek wisata Istana Tampaksiring. Saran yang ingin penulis berikan antara lain : 1. Diharapkan disediakan transportasi yang memadai agar pengunjung lebih mudah untuk menjangkau lokasi Istana Tampaksiring. 2. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban Istana Tampaksiring yang merupakan salah satu istana kepresidanan di Indonesia, diharapkan pengunjung agar selalu menaati peraturan yang ada. 3. Sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap objek wisata yang memiliki sejarah yang tinggi, diharapkan pengunjung tidak membuang sampah sembarangan untuk menjaga kebersihan Istana Tampaksiring. 4. Sebagai objek wisata, alangkah baiknya apabila disediakan transportasi di dalam istana untuk mempermudah pengunjung dan tamu-tamu negara dalam berkeliling istana. 5. Dalam rangka menarik minat wisatawan, alangkah baiknya apabila setiap Minggunya diadakan pentas seni pada panggung pertunjukan yang terdapat di Balai Wantilan.



11