Kasus Dan Penanganan Retensio Plasenta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS



CONTOH KASUS PADA RETENSIO PLASENTA



Disusun oleh : Kelompok 1



RAFIDAH THAIB (1701025) WAHYUNI PADU (1701032) RAHMAT R. MOKOGINTA (1701061) NURAMELIA DATUELA (1701092)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH MANADO PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN T.A 2020



Contoh Kasus : Pasien Ny. E berusia 23 tahun adalah pasien rujukan dari RS Mulia Kabupaten Puncak Jaya. Dirujuk dengan diagnose P2A0 + Retensio Plasenta post Partus spontan 2 hari SMRS RSU DOK II Jayapura. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil semua dalam batas normal. Pemeriksaan obstetric dari insperksi, tampak tali pusat didepan vulva yang sudah diklem dengan penjepit tali pusat. Pada pemeriksaan dalam porsio lunak, masih terdapat pembukaan 2 cm, corpus uteri teraba membersar, perdarahan aktif tidak ada. Hasil pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan hematologi didapatkan hasil dalam batas normal. USG dan foto rontgen tidak di lakukan. Pertanyaan yang ditimbulkan dari kasus diatas : 1. Bagaimana penanganan kala III yang benar ? 2. Factor resikoa apa saja yang memperberat atau mempersulit kala III ? 3. Bagaimana penanganan Retensio Plasenta yang baik ? 4. Bagaimana prognosa Retensio Plasenta ? Penjelasan dari pertanyaan diatas : 1. Terdiri dari 3, yaitu :







-



Persalinan kala III Fisologis



-



Menagemen aktif kala tiga



-



Manual placenta Persalinan kala III Fisiologis Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Lamanya kala III adalah ≤ 30. Setelah anak lahir, his berhenti sebentar, tetapi timbul lahi setelah bebepa menit. Hal ini mengakibatkan volume rongga uterus berkurang mengakibatkan dinding uterus menebal, pada tempat implantasi plasenta juga terjadi penurunan luas sehingga ukuran plasenta tidak berubah sehingga menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya telepas dari dindin kemudian plasenta terlepas sedikit demi sedikit terjadi pengumpulan perdarahan diantara ruang plasenta dan desidua basalis kemudian setelah plasenta lepas, plasenta akan menempati segmen bawah uterus atau vagina



Seiring lepasnya tali pusat dengan sendirinya bagian tali pusat yang lahir menjadi lebih panjang. Lamanya kala uri ± 8,5 menit, dan pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2-3 menit. 



Menagemen aktif kala III -



Tujuan menagemen aktif kala III menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga mempersingkat waktu dan mencegah perdarahan serta mengurangi kehilangan darah kala III



-



Menagemen aktif kala III terdiri dari Pemberian suntikan oksitosin, Melakukan penanganan tali pusat terkendali dan Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (messase)







Manual Plasenta Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterud dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukan langsung ke dalam kavum uteri. Pada umumnya ditunggu sampai 30 menit dalam lahirnya plasneta secara spontan atau dengan tekanan ringan pada fundus uteri yang berkontraksi. Bila setelah 30 menit plasenta belum lepas sehingga belum dapat dilahirkan atau jika dalam waktu menunggu terjadi perdarahan yang banyak plasenta sebaiknya dikeluarkan dengan segera. Tindakan manual plasenta dilakukan, jika diyakini tidak ada resiko plasenta akreta Manual plasenta merupakan tindakan untuk mencegah retensio plasenta Dari penjelasan materi diatas, persalinan kala III secara fisiologi dapat berlangsung



10-15 menit setelah bayi lahir. Tanpa harus dipaksa/ditarik terlalu kencang. Secara fisiologis, dapat juga dibantu dengan “Menagemen Aktif Kala III” yaitu pemberian suntikan oksitosin, Melakukan peregangan tali pusat terkendali dan massase fundus uteri. Jika dalam 20 menit plasneta belum juga lahir, segera dilakukan manual plasenta Pada kasus ini, pasien Ny. E setelah melahirkan bayi pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 20:50 plasentanya tidak ikut lahir. Setelah menunggu 10 menit kemudian, plasenta belum lahir juga barulah diberikan Oxytocyn 20 IU. Pada menit ke-30, plasenta belum juga lahir, dan tidak dilakukan manual plasenta. Tali pusat yang telah di potong, hanya di klem



dengan penjepit tali pusat. Pada proses persalinan Ny. E yang hanya dibantu oleh bidan di RS Mulia Kabupaten Puncak Jaya, tanpa adanya Dr. Umum ataupun Dr. SpOG. 2. Penyebab dari Retensio Plasenta (Kala III yang lama) adalah : -



Fungsional terdiri dari 2 yaitu His kurang kuat dan plasenta sukar terlepas karena tempatnya



-



Patologi anatomi terdiri dari 3 yaitu Plasenta akreta, Plasenta inkreta dan Plasenta perkreta



Faktor-faktor predisposisi yaitu : -



Plasenta previa



-



Bekas section caesaria, sering plasenta tertanam pada jaringan sikatris uterus



-



Bekas pembedahan uterus



-



Uterus terlalu regang dan besar



-



Kelainan pada uterus



-



Anotia uteri



-



Bekas curettage uterus, yang terutama dilakukan setelah abortus



-



Bekas pengeluaran plasenta secara manual



-



Bekas endometritis setelah kuretase uterus



-



Multiparatis



-



Kelahiran preterm



-



Serta indukasi persalinan Dilihat dari tinjauan pustaka tentang etiologi dan factor predisposisi dari terjadinya



proses kala III yang lama sehingga terjadi Retensio Plasenta dan disesuaikan dengan kasus Ny. E EK, Retensio Plasenta terjadi karena induksi persalinan yang kurang adekuat Dari hasil anamnesa sendiri, didapatkan data bahwa, kehamilan dan persalinan ini adalah persalinan anak ke-2, pasien sendiri mengaku bahwa tidak pernah ada operasi sebelumnya di daerah perut



3. Pada Retensio Plasenta, selama plasenta belum terlepas, maka tidak akan menimbulkan perdarahan. Bila terjadi banyak perdarahan atau bila pada persalinan-persalinan yang lalu ada riwayat post partum, maka tidak boleh menunggu, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan dengan tangan. Juga jika perdarahan sudah lebih dari 500 cc atau satu nirbeken, sebaiknya plsenta langsung dikeluarkan secara manual dan diberikan uterus tonika, meskipun kala III belum lewat setengah jam. Plasenta mungkin pula tidak keluar.



Tindakan yang dapat diakukan pada Retensio Plasenta -



Coba 1-2 kali dengan perasat crede



-



Keluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta)



-



Kuretase



-



Tindakan bedah-caesar histerectomi



-



Bila perdarahan banyak berikan transfuse drah



-



Terapi konservatif



-



Berikan juga obat-obatan seperti uterotonika dan antibiotika Penatalaksanaan pada kasus Ny. E dengan kasus Retensio Plasenta pada post



partum P2A0 meskipun terlambat, karena tidak dengan segera dilakukan manual plasenta setelah post partum, dan langsung dirujuk tetapi dikatakan baik karena hemodinamik pasien sendiri baik, tidak ditemukan perdarahan aktif. Setetalah observasi 2x24 dan dirangsang dengan obat uterotonika, akhirnya dilakukan kuretase di Kamar Operasi 4. Prognosis tergantung dari lamanya, jumlah darah yang hilang, keadaan sebelumnya, serta efektifilitas terapi. Diagnose dan penatalaksanaan yang tepat sangat penting Prognosa dari pasien ini sendiri baik, karena telah ditangani Retensio Plasenta dengan curetase yang steril yaitu berada di Kamar Operasi RS Tipe B, dan dilakukan langsung oleh Dr. SpOG.