Kasus Konsep Berubah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisa lah dan selesaikanlah kasus dibawah ini, berdasarkan teori perubahan ! Sebuah ruangan bedah Mawar di Rumah Sakit Bedah Pekanbaru, Sepanjang Masa mempunyai hasil peniliaian yang buruk dari kostumer (pasien dan keluarganya). Kuesioner penilaian berisi tentang kenerja perawat, sarana prasana, kebersihan dan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Perawat Adi selaku kepala ruangan baru pada ruangan tersebut mengumpulkan perawat dan tenaga kesehatan yang lain tentang berita buruk ini. Pada tahap moving kepala ruangan segera mengumpulkan semua data dan diketahui bahwa permasalahan ada pada tingkat perilaku. Sebagai seorang change agent perawat A harus bisa memikirkan jauh ke depan dari berbagai aspek. Perawat Adi menggunakan Teori Spradley untuk melakukan perubahan. Pada ruangan Mawar terdapat 20 tempat tidur dan perawat sebanyak 6 orang (2 perawat primer dan 4 perawat) dan memiliki BOR 40%. Pada tahap refreshing kepala ruangan melakukan strategi konfrontasi sebagai cara untuk mengatasi masalah. Perawat Joni dan Niko merupakan salah satu perawat yang selalu menentang perintah dari kepala ruangan dan mempunyai motivasi yang rendah untuk bekerja sehingga menjadi salah satu penghambat sehingga sebelumnya memulai perubahan kepala ruangan memanggil Joni dan Niko. Setelah tiga bulan ruangan bedah mawar mendapatkan apresiasi yang besar dari kepala rumah sakit. Dan perawat A selaku kepala ruangan menjadi seorang role model bagi kepala ruangan lain.



LAPORAN DISKUSI KONSEP BERUBAH DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 KELAS S1-1A PEMBIMBING : Hidayatus Sa’diyah, M.Kep Ns SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA PRODI S-1 KEPERAWATAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Laporan Diskusi Konsep Berubah” dengan tepat waktu. Makalah “Laporan Diskusi Konsep Berubah” disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 1. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Hidayatus Sa’diyah, M.Kep Ns selaku pembimbing dan Bapak Antonius Catur S M.Kep Ns sebagai Penanggung Jawab Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 1 serta pihak yang tidak bias kami sebutkan satu persatu karena Beliau banyak membantu dalam proses penulisan, penyusunan dan diskusi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. Surabaya, 29 September 2014 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan Penulisan 2 1.4 Manfaat Penulisan 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Konsep Berubah 3



2.2 Sifat Proses Berubah 4 2.3 Teori Perubahan 4 2.3.1 Teori Lewin 5 2.3.2 Teori Rogers 5 2.3.3 Teori Lippit 5 2.3.4 Teori Havelock 6 2.3.5 Teori Spradley 7 2.4 Tipe-Tipe Dalam Perubahan 8 2.5 Proses Terjadinya Perubahan 9 2.6 Motivasi Dalam Berubah 9 2.7 Strategi Dalam Perubahan 9 2.7.1 Strategi Rasional Empiric 10 2.7.2 Strategi Reduktif Normatif 10 2.7.3 Strategi Paksaan-Kekuatan 10 2.8 Model Dalam Proses Perubahan 10 2.9 Hambatan Dalam Perubahan 11 2.10 Perubahan Dalam Keperawatan 12 2.11 Hipotesis 12 BAB III METODE DISKUSI 3.1 Jenis Diskusi 14 3.2 Subjek dan Objek Diskusi 14 3.3 Waktu dan Tempat Diskusi 14 3.4 Prosedur Diskusi 14 BAB IV HASIL DISKUSI 4.1 Hasil Diskusi 15 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan 18 5.2 Saran 18 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah ruangan bedah Mawar di Rumah Sakit Bedah Surabaya Jaya Sepanjang Masa mempunyai hasil peniliaian yang buruk dari kostumer (pasien dan keluarganya). Kuesioner penilaian berisi tentang kenerja perawat, sarana prasana, kebersihan dan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Perawat Adi selaku kepala ruangan baru pada ruangan tersebut mengumpulkan perawat dan tenaga kesehatan yang lain tentang berita buruk ini. Pada tahap moving kepala ruangan segera mengumpulkan semua data dan diketahui bahwa permasalahan ada pada tingkat perilaku. Sebagai seorang change agent perawat A harus bisa memikirkan jauh ke depan dari berbagai aspek. Perawat Adi menggunakan Teori Spradley untuk melakukan perubahan. Pada ruangan Mawar terdapat 20 tempat tidur dan perawat sebanyak 6 orang (2 perawat primer dan 4 perawat) dan memiliki BOR 40%. Pada tahap refreshing kepala ruangan melakukan strategi konfrontasi sebagai cara untuk mengatasi masalah. Perawat Joni dan Niko merupakan salah satu perawat yang selalu menentang perintah dari kepala ruangan dan mempunyai motivasi yang rendah untuk bekerja sehingga menjadi salah satu penghambat sehingga sebelumnya memulai perubahan kepala ruangan memanggil Joni dan Niko. Setelah tiga bulan ruangan



bedah mawar mendapatkan apresiasi yang besar dari kepala rumah sakit. Dan perawat A selaku kepala ruangan menjadi seorang role model bagi kepala ruangan lain. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah, mengapa Rumah Sakit Bedah Jaya Sepanjang Masa mendapat Hasil kuesioner penilaian yang buruk dari pasien dan keluarga mengenai kinerja perawat, sarana prasarana dan kebersihan pelayanan, dan konsep berubah apa yang dilakukan sehingga dapat menangani masalah yang terjadi ? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di Rumah Bedah Jaya Sepanjang Masa dan konsep berubah yang digunakan untuk menangani masalah tersebut. 1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1 Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi di Rumah Sakit Bedah Jaya Sepanjang Masa dan menerapkan konsep berubah yang digunakan jika menemukan masalah nantinya pada saat praktik maupun bekerja 1.4.2 Bagi Perawat Perawat dapat menggunakan konsep berubah dalam menangani masalah pelayanan yang terjadi di dalam Rumah Sakit dimana tempat mereka bekerja. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Konsep Berubah Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat menyusuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu. Adapun pengertian lainnya berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang, berubah cara seseorang bertumbuh, berkembang dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negative, terencana dan tidak terencana.Meskipun perubahan tidak terelakan, perubahan tidak selalu diterima dengan senang hati karena menimbulkan kecemasan dan rasa takut meskipun perubahan direncanakan. Terdapat rasa kehilangan akan hal-hal yang famillier dan reaksi duka cita dapat terjadi. Intensitas dapat memburuk saat perubahan tidak direncanakan.Menurut Tiggany dan lutjens (1998, hlm.3), “Perubahan itu sulit.Perubahan itu membantu.Perubahan itu menyakitkan.Perubahan itu membantu dan menyakitkan pada saat yang bersamaan perubahan tidak terelakan.Kita mengabaikan perubahan atas resiko kita sendiri”. Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan klien indivudu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai prosfesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan.Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. 2.2 Sifat Proses Berubah Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan dari konsep atau ide terbaru. Menurut Lancaster tahun 1982, proses perubahan memiliki tiga sifat di antaranya: 2.2.1 Perubahan bersifat berkembang Sifat perubahan mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik pada individu kelompok



atau masyarakat secara umum. Proses perkembangan ini dimulai dari keadaan atau yang paling dasar menuju keadaan yang optimal atau matang sebagaimana dalam perkembangan manusia sebagai makhluk individu yang memiliki sifat fisik yang selalu berubah dalam tingkat perkembangannya. 2.2.2 Perubahan bersifat spontan Sifat berubah ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respon tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak manusia, yang tidak dapat diramalkan atau diprediksi sehingga sulit untuk diantisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor, banjir dan lain-lain. Semuanya akan menimbulkan terjadi perubahan baik dalam diri, kelompok masyarakat, bahkan pada sistem yang mengaturnya. 2.2.3 Perubahan bersifat direncanakan Perubahan yang bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat yang ini mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau pun pada tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, sebagaimana perubahan dalam sistem pendidikan keperawatan di Indonesia yang selalu mengadakan perubahan sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan pada umumnya. 2.3 Teori Perubahan Beberapa teori berubah yang digunakan secara luas adalah teori dari Lewin, E.Rogers, Havelock, dan Lippitt. 2.3.1 Teori Lewin Satu dari teori berubah yang banyak digunakan adalah teori dari Kurt Lewin. Teori Lewin mencakup tiga tahap: – Tahap Unfreezing (pencarian). Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang lain. – Tahap moving (bergerak). Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memilki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah. – Tahap Refreezing (pembekuan). Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. 2.3.2 Teori Rogers Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada Kompleksitas. Ide-ide yang lebih kompleks bertahan meskipun ide yang lebih sederhana dapat diimplementasikan Teori Rogers tergantung pada faktor untuk mencapai keberhasilan. Faktor-faktor ini termasuk: a. Perubahan harus mempunyai dengan lebih mudah b. Dapat dibagi. Perubahan dapat dilakukan dalam skala kecil c. Dapat dikomunikasikan. Semakin mudah perubahan itu digambarkan, semakin mungkin perubahan tersebut disebarkan 2.3.3 Teori Lippitt Lippitt menambahkan fase ketujuh pada teori milik Lewin. Ketujuh fase dan teorinya tentang proses berubah adalah sebagai berikut: Fase 1: Mediagnosisi masalah. Selama fase ini perawat pendidik sebagi agen berubah melihat pada semua percabangan yang mungkin dan akan terpengaruh. Fase 2: Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah. Jalan keluar yang mungkin ditentukan dan pro dan kontra dari tiap jalan keluar diperkirakan terlebih dahulu. Fase 3: Mengakaji motivasi dan sumber-sumber agen berubah. Agen berubah dapat bersifat



eksternal atau internal terhadap organisasi atau divisi. Fase 4 : Menyeleksi objektif akhir perubahan progresif. Proses berubah didefinisikan, suatu rencana yang detil dibuat, kerangka waktu dan batas waktu terakhir ditentukan , dan tanggung jawab ditugaskan. Perubahan diimplementasikan untuk suatu masa percobaan dan dievalusai Fase 5: Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah. Agen berubah akan menajdi aktif dalam proses berubah, terutama dalam menangani personal dan memfasilitasi perubahan konflik dan konfrontasi akan ditangani oleh agen berubah. Fase 6: Mempertahankan perubahan. Selama tahap ini penekanan adalah pada komunikasi, dengan umpan balik pada kemajuan.Perubahan diperluas bersamawaktu.Suatu perubahan besar mungkin membuktikan suatu struktur kekuatan baru. Fase7: Mengakhiri hubungan saling membantu.Agen berubah mengundurkan diri pada tanggal tertentu setelah menyusun suatu prosedur atau kebijakan tertulis untuk melangsungkan perubaha n.Agen berubah tetap tersedia untuk nesehat dan memberikan penguatan. 2.3.4 Teori Havelock Teori havelock merupakan modifikasi lain dari teori Lewin, yang diperluas menjadi enam elemen. Tiga elemen pertama mengacu pada unfreezing.Dua yang berikutnya pada bergerak, dan yang keenam pada refreezing. Fase-fase Havelock adalah sebagi berikut: 1. Membangun suatu hubungan 2. Mediagnosis masalah 3. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan 4. Menjalan keluar 5. Meningkat penerimaan 6. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri Teori Havelock menekankan perncanaan sebagai tahap dimana timbul perubahan yang bermakna dengan menerapkan teori Havelock untuk merencanakan perubahan yang berdasakan unit membutuhkan kolaborasi antara agen berubah dan system klien. Staf merasakan suatu pendayagunaan karena berpartisispasi dalam system ini 2.3.5 Teori Spradley Spradley telah menyusun suatu model delapan langkah yang didasarkan pada teori Lewin.Iamemperlihatkan bahwa perubahan rencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan suatu hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan system berubah. Berikut adalah delapan langkah dasar dari model Spradley: a. Mengenali gejala. Ada bukti bahwa sesuat perlu diubah. b. Mendiagnosis mesalah. Mengumpulkan dan menganalisis data untuk mendiskusikan penyebab. Konsultasi dengan staf. Membaca materi yang sesuai. c. Menganalisa altenatif jalan keluar. Curah pendapat mengkaji rseiko dan keuntungan. Menyusun waktu, merencanakan sumber-sumber , dan mencari hambatan. d. Memilih perubahan. Memilih pilihan yang paling mungkin berhasil sesuai kemampuann. Mengidentifkasi kekuatan pandangan pendorong dan penghambat, menggunakan tantangan yang termasuk asimilasi dari hambatan tersebut. e. Merencanakan perubahan. Hal ini termasuk tujuan yang spesifik dan dapat diukur, tindakan, kerangkan waktu, sumber-sumber, anggaran metode evaluasi seperti Program Evaluation Review Technique (Teknik Review Evaluasi), dan rencana untuk pengelolaan penolakan dan stabilisasi. f. Mengimplementasikan perubahan. Rencanakanstrategi, menyiapkan, melibatkan , melatih, membatu, dan medukung orang yang terlibat. g. Mengevaluasi perubahan. Mengalisis pencapaian dari tujuan . h. Menstabilkan perubahan. Refreeze: pantau sampai stabil 2.4 Tipe-Tipe dalam Perubahan Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut bennis tahun 1995, perubahan itu sendiri



memilki tujuh tipe diantaranya : a. Tipe indoktrinasi, suatu peubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang menginginkan pencapaiaan tujuan yang diharapkan dengan cara memberi doktrim atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah. b. Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang dicapai dapat terlaksana. c. Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuannya. d. Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalm mencapai tujuan yang diharapkan dari perubahan. e. Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. f. Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuataan unilateral dengan tidak merrumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh sungguh, perubahan ini dapat dilakukan pada sistem diorganisasi yang bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau atasannya. g. Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan dan lain sebagainya. 2.5 Proses Terjadinya Perubahan Serta Motivasi dalam Perubahan Dalam proses perubahan akan terjadi siklus. Siklus dalam sistim perubahan tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan sesuatu dan berdampak pada sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen yang satu dengan yang lain dapat mempengaruhi seperti perubahan perilaku sosial, perubahan struktural dan institusional dan perubahan teknologi. Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan memiliki sifat berubah, mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari kebutuhan manusia. 2.6 Motivasi Dalam Berubah Pada dasarnya perubahan timbul karena adanya suatu motivasi dalam diri manusia, yaitu karena tuntutan Kebutuhan Dasar Manusia yang meliputi : – Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen, dll) berdasarkan kebutuhan tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhinya atau mengadakan perubahan. – Kebutuhan Keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya yang ada. – Kebutuhan Sosial. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa antuan dari orang lain. – Kebutuhan Penghargaan dan Dihargai. Setiap manusia selalu ingin mendapatkan penghargaan di mata masyarakat akan prestasi, status, dll. Untuk itu manusia akan termotivasi untuk mengadakan perubahan – Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar diakui masyarakat akan kemampuannya dan potensi yang dimiliki. 2.7 Strategi Dalam Perubahan Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien. 2.7.1 Strategi Rasional Empiric Manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri



dalam berperilaku. Strateginya dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional. Strategi ini dilakukan penempatan sasaran sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien juga menggunakan sistem analisis untuk pemecahan masalah. 2.7.2 Strategi Reduktif Normatif Berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat didukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan dilaksanakan dengan mengadakan intervensi. Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat yang harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. 2.7.3 Strategi Paksaan-Kekuatan Karena adanya kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanaakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain. 2.8 Model dalam Proses Perubahan Dalam proses kita mengenal beberapa model diantaranya model penelitian pengembangan, model interaksi sosial, dan model penyelesaian masalah. Ketiga model tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam mengenal perubahan. 2.8.1 Research and development model. Model perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanan dalam pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan model ini dapat dilakukkan dengan cara melakukan identifkasi atas perubahan yang akan dilakukan, menjabarkan atau mengembangkan komponen yang akan dilakukan dalam perubahan, menyiapkan perubahan dan melakukan desiminasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam perubahan, 2.8.2 Perubahan Interaction Model (model interaksi sosial) Model ini menggunakan langkah sebagaiman dalam teori perubahan Roger diantaranya, menyadari akan perubahan, adanya minat dalam perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan perubahan serta menerima dalam perubahan. 2.8.3 Problem Solving Model (Model penyelesaian masalah) Model ini menekan pada penyelesaian dengan menggunakan langkah mengidentifkasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masalah, menemukan cara penyelesaisan masalah yang akan digunakan, melakukan uji coba dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk digunakan dalam perubahan. 2.9 Hambatan dalam Perubahan Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantara hal yang menjadi dalam perubahan adalah sebagai berikut – Ancaman kepentingan pribadi – Persepsi yang akurat – Reaksi psikologis – Toleransi terhadap perubahan rendah – Kebiasaan – Ketergantugan – Perasaan tidak aman – Norma 2.10 Perubahan dalam Keperawatan Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain: – Keperawatan sebagai suatu profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami



perubahan kearah professional dengan menunjukkan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan. – Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawata. – Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan, sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memilki landasan yang kokoh dalam keilmuan. – Keperawatan sebagai komunitas masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa profesional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang. 2.11 Hipotesis Dalam makalah ini masalah yang terjadi di Rumah Sakit Bedah Jaya Sepanjang Masa adalah kurang memadainya fasilitas kesehatan serta perawat yang kurang professional dapat dilihat dari hasil kuisioner yang buruk dan juga dilihat dari sikap perawat Joni dan Niko yang kurang professional ketika menerima tugas dari kepala ruangan , pengelolaan sampah medis dan nonmedis tidak berjalan dengan baik, ruangan yang kurang bersih dan harum. Dan untuk menyelesaikannya dapat menggunakan teori spradley dan strategi konfrontasi. Sehingga dapat menjadi rome model. BAB III METODE DISKUSI 3.1 Jenis Diskusi Diskusi ini menggunakan Metode seven jumps.yang memiliki arti sebuah metode programme based learning yang sangat tepat digunakan untuk pembelajaran untuk menganalisa dan memecahkan sebuah kasus. 3.2 Subjek dan Objek Diskusi Subjek diskusi ini adalah suatu konsep berubah yang berada didunia kesehatan. Objek diskusi ini adalah kasus yang terjadi di Rumah Sakit Bedah Jaya Sepanjang Masa 3.3 Waktu dan Tempat Diskusi Kegiatan diskusi ini dilaksanakan pada : Hari/Tanggal : Senin,22 September s.d Rabu 24 September 2014 Waktu : Pukul 08.00 – 12.10 ( Senin, 22 September 2014 ) Pukul 08.50 – 12.10 ( Selasa, 23 September 2014 ) Pukul 08.00 – 10.30 ( Rabu, 24 September 2014 ) Tempat : Ruang C ( Kelas S1 1A) Stikes Hang Tuah Surabaya 3.4 Prosedur Diskusi Prosedur diskusi ini dilakukan dalam tujuh tahap yaitu : Tahap 1 : Mengklarifikasi kata-kata ataupun istilah yang sulit Tahap 2 : Mengidentifikasi masalah dalam kasus Tahap 3 : Menganalisis masalah Tahap 4 : Hipotesis sementara dari kasus yang ada Tahap 5 : Learning Objective (mencari tau kebenaran hipotesis sementara yang telah dibuat dengan beberapa refrensi) Tahap 6 : Belajar Mandiri ( mencari pokok masalah dari setiap langkah) Tahap 7 : Membuat Laporan BAB IV HASIL DISKUSI



4.1 Hasil Diskusi 4.1.1 Tahap 1(Mengklarifikasi kata-kata ataupun istilah yang sulit) Beberapa kata-kata yang sulit dalam kasus tersebut adalah : – Kuesioner : Lembar Penilaian yang berisi tentang keluhan atau pendapat dari customer terhadap suatu pelayanan ataupun jasa – Customer : Pelanggan , pihak yang mendapatkan pelayanan ataupun jasa. Dalam hal ini costomer yang dimaksud adalah pasien – change agent : Pelopor atau agen perubahan – Moving : Perpindahan atau pergerakan – Teori Spradley : Perubahan terencana harus secara konstan yang dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat – Perawat primer: Perawat tetap yang bertanggung jawab penuh terhadap asuhan keperawatan – Refreshing : Pembekuan atau tahap tentang membangun stabilitas kembali setelah perubahan dibuat – Konfrontasi : Konflik antara dua orang – Role model : Orang yang menjadi panutan bagi anggota lain 4.1.2 Tahap 2 (Mengidentifikasi masalah dalam kasus) Masalah yang terdapat dalam kasus tersebut adalah a. Mengapa hasil kuesioner penilaian yang buruk dari pasien dan keluarga mengenai kinerja perawat, sarana prasarana dan kebersihan pelayanan? b. Tindakan apa saja yang sudah dilakukan kepala ruangan ? c. Mengapa terdapat perawat yang menentang kepala ruangan ? d. Mngapa Perawat Joni dan Niko mempunyai motivasi rendah untuk bekerja? e. Mengapa diketahui permasalahan pada tingkat perilaku ? f. Mengapa perawat Niko dan Joni selalu menentang perintah dari kepala ruangan ? g. Mengapa Perawat Adi menggunakan Teori Spradley? h. Mengapa perawat Adi memanggil perawat joni dan Niko ? i. Mengapa perawat A harus memikirkan jauh ke depan dari berbagai aspek ? j. Apa yang telah dilakukan kepala perawat / ruangan bedah mawar sehingga mendapat apresiasi yang besar ? k. Apa pengertian dari BOR ? l. Mengapa Kepala ruangan melakukan strategi konfrontasi ? 4.1.3 Tahap 3 (Menganalisis masalah) Dari beberapa masalah atau pertanyaan yang muncul di Tahap 2 maka dapat dirumuskan masalah, mengapa Rumah Sakit Bedah Jaya Sepanjang Masa mendapat hasil kuesioner penilaian yang buruk dari pasien dan keluarga mengenai kinerja perawat, sarana prasarana dan kebersihan pelayanan, dan konsep berubah apa yang dilakukan sehingga dapat menangani masalah yang terjadi ? 4.1.4 Tahap 4 (Hipotesis sementara dari kasus yang ada) Dalam makalah ini masalah yang terjadi di Rumah Sakit Bedah Jaya Sepanjang Masa adalah kurang memadainya fasilitas kesehatan serta perawat yang kurang professional dapat dilihat dari hasil kuisioner yang buruk dan juga dilihat dari sikap perawat Joni dan Niko yang kurang professional ketika menerima tugas dari kepala ruangan , pengelolaan sampah medis dan nonmedis tidak berjalan dengan baik, ruangan yang kurang bersih dan harum. Dan untuk menyelesaikannya dapat menggunakan teori spradley dan strategi konfrontasi . Sehingga dapat menjadi rome model. 4.1.5 Tahap 5 (Learning Objective (mencari tau kebenaran hipotesis sementara)



Dari Hipotesis sementara diatas terdapat beberapa pertanyaan untuk menguji hipotesis sementara sebagai berikut : – Mengapa perawat Adi menggunakan Teori Spradley ? – Alasan apa Kepala Ruangan melakukan Strategi Konfrontasi ? 4.1.6 Tahap 6 (Belajar Mandiri ( mencari pokok masalah dari setiap langkah) Dari pertanyaan tahap lima, dapat dibeberapa jawaban untuk menguji hipotesis tersebut : – Karena Teori Spradley jauh lebih terencana dan konstan untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan system berubah – Karena dengan stategi konfrontasi semua persoalan yang diduga menjadi penyebab timbulnya konflik akan terungkap sehingga kedua belah pihak akan dapat melihat kembali dan mempelajari secara matang dan untuk selanjutnya diambil penyelesaian yang matang dan rasional. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa untuk menyelesaikan permasalahan diruang bedah mawar rumah sakit bedah Surabaya Sepanjang Masa Kepala Ruangan dapat menggunakan Teori Spredley dan strategi konfrontasi untuk mengubah perilaku perawat Joni dan Niko yang mendapat penilaian buruk dari kustomer (pasien dan keluarganya.). 5.2 Saran Berdasarkan hasil diskusi dan simpulan di atas, adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut. – Mahasiswa hendaknya dapat mengidentifikasi masalah yang akan terjadi nantinya dan dapat menerapkan konsep berubah yang ada untuk menyelesaikan masalah tersebut. – Perawat hendaknya dapat menggunakan konsep berubah yang ada dalam menangani masalah pelayanan yang terjadi di dalam Rumah Sakit dimana tempat mereka bekerja.