Kayu Lapis Dan Lamina [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PENGOLAHAN SEKUNDER KAYU



Disusun oleh : Nama



: Arinda Kurnia Sari



NIM



:15/377796/KT/07914



FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2017



Kayu Lapis dan Lamina Kayu lapis adalah sebuah papan tiruan yang tersusun atas lembaran tipis kayu yang disebut venir yang kemudian direkat bersama-sama membentuk sebuah lamina. Selanjutnya lamia didefinisikan sebagai bentuk apapun yang dibuat dari lembaran tipi suatu bahan yang dijumpai di alam seperti kayu, bahan beisi, plastik, dan sebagainya (Kollmann et al., 1975). Definisi yang sudah dibakukan pada standar Kehutanan Indonesia yang dikeluarkan pada tahun 1987 oleh Dirjen Pengusahaan Hutan juga masih memberikan pilihan-pilihan tergantung pada penggunaan kayu lapisnya. Pada standarya dijumpai definisi yang sama bahwasanya kayu lapis merupakan panel kayu yang terdiri dari sejumlah venir hasil kupasan atau sayatan yang disusun saling bersilangan atau tegak lurus dan direkatkan dengan sistem pengempasan panas. Pengertian kayu lamina adalah penggabungan beberapa lembar kayu memakai perekat denganarah serat sejajar, kayu yang dipakai berupa kayu gergajian seperti papan dan dapat juga finir Paribroto, (1979). Sedang Masano dan Sutigno (1986) mengatakan bahwa kayu lamina adalah suatu balok yang diperoleh dari perekatan dari beberapa bagian kayu kecil, yang satu sama lain dalam bentuk lurus atau melengkung, dengan syarat semua lapisan sejajar dengan arah memanjang serat. Kayu lamina dapat dibuat beberapa lapis, paling sedikit dua lapis. Aminasi berhubungan dengan produk yang berhubungan dengan dimensinya untuk menghasilkan dimensi yang lebih besar dibanding dengan kayu alam, juga untuk membuat produk-produk yang tidak merubah sifat (radial, tangensial, dan longitudinal) kayu secara alami, dan prilaku kayu laminasi sama dengan kayu aslinya. Kayu lapis memberikan keuntungan yang lebih banyak daripada kayu pejal dalam penggunaan terakhirnya. Hal ini disebabkan struktur kayu lapis yang mana dalam pembuatannya telah memanfaatkan sifat-sifat kayu yang berbeda menurut tiga arah sumbunya yaitu sumbu pertama adalah sumbu longitudinal atau arah sepanjang pohon, sumbu kedua ialah sumbu radial yaitu sumbu pada arah jari-jari kayu , dan sumbu ketiga adalah sumbu tangensial yaitu bidang yang dibuat tegak lurus terhadap sumbu jari-jari kayu (radial) dan sejajar terhadap sumbu longitudial. Keuntungan lainnya yaitu : 1. Pemerataan kekuatan kayu Pemerataan yang dimaksud yaitu bahwa papan kayu lapis dimungkinkan terjadinya pemerataan kekuatan kayu, karena susunan yang bersilangan dari venir-venir kayu sebagai komponen kayu lapis dan jumlah lembar venir yang ganjil biasanya memberikan peluang terbentuknya suatu bidang keseimbangan dan pengujian mekanika bahan. 2. Pertambahan kekuatan menahan terjadinya retak kayu Cacat kayu bisa dilihat pada pengeringan kayu gergajian atau kayu bulat adalah terjadinya retak pada ujung kayu karena cara pengeringan yag diterapkan tidak sesuai dengan sifat-sifat pengeringan kayu tersebut, retak akan melebar dan akan lebih masuk kedalam arah longitudinal kayu bila kondisi pengeringan lebih keras. Pada kayu lapis hal tersbut ditekan sekecil mungkin disebabkan adanya susunan venir kayu bersilang sehingga lemudahan terjadinya retak pada arah venir kayu yang satu dikompensasikan dengan kesukaran. 3. Pertambahan stabilitas dimensi kayu



4. 5.



6.



7.



Hasil akhir dari konstruksi kayu lapis adalah meningkatkan kestabilan dimensi kayu lapis, bahkan cederung mnghasilkan sifat kayu yang mendekati isotropi yaitu pengaruh ketida sumbu kayu longitudinal, radial, dan tangensial. Kayu lapis dapat dibuat dengan berbagai macam ukuran panjang, lebar, dan tebal Diperoleh berbagai macam dan cara pengaturan serat kayu Dikarenakan banyak komponen penyusun kayu yang mempunyai sifat yang bebeda, maka terjadilah suatu gambaran kayu merupakan berbedaan kenampakan kelompok sel-sel penyusun kayu yaitu kayu awal dn kayu akhir dengan kandungan zat ekstraktifnya. Gambaran kayu yang demikian memberikan kemudahan atau peluang untuk pengaturan sesuai dengan kehendak produsen atau kebutuhan konsumen. Kemungkinan untuk membuat permukaan lengkung Bila dibandingkan dengan kayu pejal, kayu lapis memberikan kemudahan untuk membuat suatu bentuk permukaan melengkung. Hal ini disebabkan karena tipisnya bahan kayu lapis. Kemudahan dan kekeringan dalam pembawaan kayu lapis atau transportasi kayu lapis



Sedangkan keutungan dari kayu lamina menurut Endang Sastradimadja (1999) adalah: 1. Persediaan bahan mudah, karena kayu berukuran kecil dapat menghasilkan balok ukuran besar, 2. Dapat menghasilkan bahan yang lebih panjang dan tebal, 3. Kelemahan yang terdapat pada kayu lamina dapat dikurangi, 4. Dapat dibuat bentuk melengkung, dan 5. Dapat dibuat dari kayu yang berkualitas rendah. Pada dasarnya proses pembuatan kayu lapis dan lamina sama, yang membedakan hanya pada proses pembuatan kayu lapis menggunakan venir, sdangkan pada proses pembuatan lamina menggunakan papan. Untuk proses pembuatan kayu lapis dan venir diperoleh urutan proses sebagai berikut : 1. Persiapan kayu bulat 2. Pembuatan venir 3. Pengeringan venir 4. Pemotongan venir 5. Pengeringan venir 6. Perakitan venir dengan perekat 7. Perbaikan venir 8. Perakitan menjadi kayu lapis 9. Penekanan pengempaan (dingin) 10. Penekanan pengempaan (panas) 11. Pemotongan pinggir dan panjang 12. Pengampelasan 13. Pemeriksaan dan penentuan kualitas 14. Pengepakan Sedangkan pada proses pembuatan kayu lamina yaitu : 1. Persiapan kayu bulat 2. Pembuatan papan 3. Pengeringan papan 4. Pemotongan papan



5. Pengeringan papan 6. Penyusunan serat sejajar 7. Penyusunan serat tegak lurus pada lapis yang berdekatan 8. Perakitan papan dengan perekat 9. Perakitan menjadi kayu lapis 10. Penekanan pengempaan (dingin) 11. Penekanan pengempaan (panas) 12. Pemotongan pinggir dan panjang 13. Pengampelasan 14. Pemeriksaan dan penentuan kualitas 15. Pengepakan



Daftar Pustaka Kollmann et al., 1975. Principle of Wood Science and Technology, Vol. II Wood Based Materials, Springer-Verlag Berlin Heidelberg. New York SKI, 1978. Standar Kayu Lapis Indonesia Penggunaan Umum. Departemen Kehutanan Paribroto,S, dan Masano. 1979. Pengaruh Banyaknya Lapisan Terhadap Sifat Kayu Lamina Meranti. Duta Rima.Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor Prayitno et al., 2011. Pengolahan Sekunder Kayu. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta