Keanekaragaman Hewan Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEANEKARAGAMAN HEWAN TANAH



Disusun oleh: Fahmi Abdul Azis (B1A019034) Asisten: Nadhila Haura W.



LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2020



I.



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Keanekaragaman hayati merupakan varasi atau perbedaan bentuk-bentuk makhluk hidup,meliputi perbedaan pada tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, materi genetik yang di kandungnya, serta bentuk-bentuk ekosistem tempat hidup suatu makhluk hidup. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya [ CITATION MRi12 \l 1033 ]. Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang hidup di dalam tanah. Tanah itu sendiri adalah suatu bentangan alam yang tersusun dari bahan-bahan mineral yang merupakan hasil proses pelapukanbatu-batuan dan bahan organik yang terdiri dari organisme tanah dan hasil pelapukansisa tumbuhan dan hewan lainnya. Jelaslah bahwa hewan



tanah



merupakan



bagian



dari



ekosistem



tanah.



Hewan



tanah



diklasifikasikan menurut ukuran tubuhnya, yaitu dibagi dalam dua golongan besar hewan makro tanah dan mikro tanah Hewan makro tanah yang penting adalah preparat dan pemakan serangga; Mirriapoda (kaki seribu); Bubuk (Trachelipus); Tungau (Oribata sp.); siput darat; Sentipoda (kaki seratus); laba-laba dan cacing tanah. Dari semua hewan tersebut cacing tanah merupakan hewan makro tanah yang penting. Jenis umum cacing tanah yang ditemukan adalah jenisjenis Lumbricus terrestris yang berwarna kemerahan dan jenis Allobophora ciliginosa yang berwarna merah muda pucat [ CITATION Nur97 \l 1033 ]. B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk: 1. Mengetahui keragaman hewan tanah. 2. Mengetahui hubungan organisme tanah dengan vegetasi yang ada.



II.



MATERI DAN CARA KERJA



A. Materi Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kantong plastik, kertas label, pitfall trap (perangkap jebak) dari gelas plastik, dan pisau. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah hewan dan habitat yang akan diamati. B. Cara Kerja 1. Contoh hewan tanah diambil dengan menggunakan perangkap jebak yaitu dibuat dari kaleng susu atau gelas plastik yang mempunya diameter ± 10 cm dan tinggi 12 cm, perangkap jebak dipasang rata dengan tanah. 2. Kaleng bekas/gelas plastik ditutup dengan seng atau kertas yang tahan air ukuran 20x20 cm untuk mencegah masuknya air hujan maupun sinar matahari. 3. Atap dipasang kira-kira 15 cm dari permukaan tanah. 4. Perangkap jebak diisi dengan larutan alkohol 70% atau larutan deterjen sebanyak ± 100-150 mL dan permukaan perangkap jebak diolesi sedikit alkohol atau deterjen untuk menghilangkan tegangan permukaan larutan. 5. Setelah ± 1 minggu, sample diambil kembali dan diamati, kemudian dihitung jumlah jenis dan jumlah individunya langsung diidentifikasi dengan buku: a) An introduction to study on insect (Borrow & Delong, 1954) dan b) Guide to invertebrate animal (Webb et. al., 1962) 6. Data yang diperoleh dianalisis. 7. Laporan praktikum dibuat secara individu dengan arahan asisten.



III.



HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Tabel 3.1 Pengamatan Keragaman Hewan Tanah No. 1 2 3 4 5 6 7



Jenis Semut merah Semut hitam besar Ekor pegas



Klasifikasi Order Hymenoptera Order Hymenoptera Family Entomobrydae



Jumlah 7 1 2



Kumbang Semut hitam Semut hitam Semut hitam



Ordo Collembola Ordo Coleoptera Ordo Hymenoptera Ordo Hymenoptera Ordo Hymenoptera



1 18 31 22



Perhitungan Keanekaragaman Jenis Menggunakan Indeks Shannon Data diketahui n1= 7



n4= 2



n2= 1



n5= 1



n3= 71



pi1= n1/N= 0,085 pi2= n2/N= 0,012



pi3= n3/N= 0,86 pi4= n4/N= 0,012 pi5= n5/N= 0,024 H’=−∑ pi ln pi H1= 0,21 H2= 0,05 H3= 0,13 H4= 0,05 H5= 0,09 Htotal= 1,422 EH= 0,32



B. Pembahasan Mikrofauna merujuk pada organisme-organisme mikroskopik yang menujukkan kualitasn seperti hewan [ CITATION Kat11 \l 1033 ] . Istilah ini sebagian besar dicadangkan untuk protozoa (ciliata dan foraminifera) yang melewati saringan berukuran 100 μm [ CITATION Fen78 \l 1033 ], meskipun organisme lain juga termasuk [ CITATION MJK01 \l 1033 ]. Makrofauna adalah organisme muara dan laut yang terlihat dengan mata telanjang (0,5 mm) yang umumnya menghuni benthos, di mana mereka dapat ditemukan terkubur di sedimen atau menempel pada substrat tetap (batuan, terumbu, rhodolith, dll.). Beberapa makrofauna juga dapat diamati bergerak di permukaan sedimen sebagai epifauna atau di kolom air. Makrofauna yang sering melimpah di benthos antara lain cacing pipih (Platyhelminthes), sipunculids, nematoda, polychaetes, isopoda, amphipoda, stomatopoda, pycnogonids, kiton, bivalvia, gastropoda, echinodermata, bryozoa, dan urochordata [ CITATION Rol16 \l 1033 ]. Menurut Wulandari (2013) dalam [ CITATION Cah17 \l 1033 ] , cacing tanah merupakan jenis makrofauna tanah yang dapat hidup pada semua kelas tekstur tanah, kecuali pada tanah berpasir. Cacing tanah umumnya tidak memakan vegetasi hidup, tetapi hanya makan bahan makanan berupa bahan organik mati baik sisa-sisa hewan atau-pun tanaman. Kebanyakan cacing tanah hidup pada kedalaman kurang dari 2 m, tetapi ada beberapa jenis mampu membuat lubang hingga 6 m. Cacing tanah lebih senang hidup pada tanah-tanah yang lembab, tata udara baik, hangat sekitar 21oC, pH tanah 5,0-8,4, banyak bahan organik, kandungan garam ren-dah. Tetapi Ca tersedia tinggi, tanah agak dalam, tekstur



sedang sampai halus, dan tidak terganggu oleh pengolahan tanah [ CITATION Har10 \l 1033 ]. Bahkan menurut [ CITATION WMF90 \l 1033 ] cacing tanah dapat



hidup pada pH tanah antara 4,5-6,5, namun jika kondisi kandungan bahan organik tanah yang tinggi maka mampu berkembang hingga pH 3,0 [ CITATION MAF14 \l 1033 ].



Berdasarkan indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wienner didefinisikan sebagai berikut: [ CITATION Nur17 \l 1033 ] a. Nilai H’ > 3 menunjukkan keanekaragaman spesies adalah tinggi b. Nilai H’ ≤ 3 menunjukkan keanekaragaman spesies pada adalah sedang c. Nilai H’ < 1 menunjukkan keanekaragaman spesies adalah rendah Menurut [ CITATION Fac07 \l 1033 ] dalam [ CITATION Nur17 \l 1033 ], nilai indeks kemerataan jenis mencerminkan tingkat kemerataan jenis dalam suatu populasi. Jika nilainya mendekati 1, maka kemerataan jenisnya semakin tinggi. Hasil dari pengamatan dan perhitungan menunjukkan H’ dari jenis hewan tanah yang diamati sebesar 1,422. Angka tersebut menunjukkan keanekaragaman spesies berkualitas sedang. Nilai lain yang dihitung adalah kemerataan jenis. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan kemerataan jenis sebesar 0,32 yang berarti kemerataan jenis berkualitas rendah.



IV.



KESIMPULAN



Berdasrakan tujuan dari praktikum dapat disimpulkan bahwa: 1. Hewan ditempat pengamatan berdasarkan perhitungan dengan indeks Shannon menunjukkan tingkat keragaman yang sedang dan kemerataan jenis yang rendah. 2. Hubungan antara organisme tanah dengan vegetasi yang ada tidak dapat diketahui karena tidak terdapat vegetasi di sekitaran area pengambilan sampel.



DAFTAR PUSTAKA Bastida-Zavala, R. & Moreno-Dávila, B., 2016. Macrofauna. In: M. J. Kennish, ed. Encyclopedia of Estuaries. s.l.:Springer. Dettwyler, K. A., 2011. Cultural anthropology & human experience : the feast of life. s.l.:Long Grove, Il. Fachrul, N. F., 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara. Fenchel, T., 1978. The ecology of micro and meoibenthos. Annual Review of Ecological Systematics, Volume 9, pp. 99-121. Fender, W. M. & McKey-Fender, J. L., 1990. Oligochaeta: Megascolecidae and other eathworm from western North America. New york: Soil biology guide. A Wiley-Interscience Publication. John Wiley & Sons.. Firmansyah, M. A. et al., 2014. KARAKTERISASI POPULASI DAN POTENSI CACING TANAH UNTUK PAKAN TERNAK DARI TEPI SUNGAI KAHAYAN DAN BARITO [Characterization of Population and Potential of Earthworm for Animal Feed from Riverside Kahayan and Barito]. Berita Biologi, 13(3), pp. 333-341. Hardjowigeno, 2010. Ilmu tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. Kennish, M. J., 2001. Practical Handbook of Marine Science. 3rd ed. Florida: CRC Press. Nurhayati, Fahri & Annawaty, 2017. KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA LUBANG RESAPAN BIOPORI YANG DIISI MEDIA LIMBAH KULIT BUAHKAKAO (Theobroma cacao L.). Biocelebes, 11(1), pp. 30-39. Ridhwan, M., 2012. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PEMANFAATANNYA DI INDONESIA. Jurnal Biology Education, 1(1), pp. 1-17. Suin, N. M., 1997. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara. Wibowo, C. & Slamet, S. A., 2017. KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA BERBAGAI TIPE TEGAKAN DI AREAL BEKAS TAMBANG SILIKA DI HOLCIM EDUCATIONAL FOREST, SUKABUMI, JAWA BARAT. Jurnal Silvikultur Tropika, 8(1), pp. 26-34.