Kekurangan Volume Cairan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN NUTRISI ( KEKURANGAN VOLUME CAIRAN)



A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar (Kekurangan Volume Cairan) 1. Pengertian Kekurangan volume cairan yaitu penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat tanpa perubahan pada natrium ( NANDA. 2015). Kekurangan volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama (Brunner dan Suddarth, 2002). Secara umum, deficit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi



ketiga. Lokasi ketiga yang



dimaksud adalah lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikannya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstrasel istirahat. Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritoneum (Tamsuri, 2004).



2. Etiologi Beberapa yang dapat menyebabkan kondisi kekurangan volume cairan yaitu kehilangan cairan aktif dan kegagalan mekanisme regulasi. Kehilangan cairan aktiv seperti demam dan laju peningkatan metabolic, drainase tidak normal, luka bakar, menstruasi berlebih, diare, peritonitis (NANDA, 2011). Faktor pencetus dari kekurangan volume cairan dapat disebabkan oleh : a. Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti muntah, diare dan drainase



b. Kehilangan plasma atau darah utuh seperti luka bakar dan perdarahan c. Keringat berlebih d. Demam e. Penurunan asupan cairan peroral f. Penggunaan obat-obatan diuretic g. Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh.Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengandemikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangancairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatanlaju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat. a) Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium. Stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine. b) Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama periode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan bebancairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan atausekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat anastesi. (Potter&Perry, 2006)



3. Patofisiologi Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, kekurangan volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan



abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan (Faqih, 2011).



4. Manifestasi Klinis Beberapa tanda dan gejala pada kekurangan volume cairan menurut NANDA (2012): 1. Perubahan pada status mental 2. Penurunan tekanan darah 3. Penurunan tekanan nadi 4. Penurunan volume nadi 5. Penurunan turgor kulit 6. Penurunan turgor lidah 7. Penurunan haluaran urin 8. Penurunan pengisian vena 9. Membrane mukosa kering 10. Kulit kering 11. Peningkatan hematokrit 12. Peningkatan suhu tubuh 13. Peningkatan frekuensi nadi 14. Peningkatan konsentrasi urin 15. Penurunan BB tiba-tiba 16. Haus 17. Kelemahan



5. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui : kadar elektrolit serum, Hematokrit, pH urine, berat jenis urine, Gas darah arteri (GDA)



6. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan) Penatalaksanaan medis : terapi obat yang dapat mempengaruhi cairan dan elektrolit (diuretik, steroid, suplemen kalium, atau agens inhibilator aldosteron), pemasangan IV-Line Penatalaksanaan keperawatan : menganjurkan pasien untuk makan dan minum yang cukup.



B. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Biodata a. Identitas ( nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat) b. Identitas penanggung jawab ( nama, jenis kelamin, umur, pendidikan,pekerjaan, alat dan hubungan dengan klien) 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama (keluhan yang paing dirasakan pada saat di pengkajian) c. Riwayat kesehatan ( keluhan utama, riwayat peyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga) 3. Pengkajian kebutuhan dasar 1) Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan dengan cairan, adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan cairan. 2) Pola metabolik-nutrisi Kebiasaan diit buruk (rendah serta, tinggi lemak, bahan pengawt), anoreksia, mual, muntah, intoleransi makanan atau minuman, perubahan berta badan, berat badan turun, frekuensi makan dan minum, adanya sesuatu yang dapat mempengaruhi makan dan minum (agama, budaya, ekonomi). Adakah status fisik seseorang yang mempengaruhi makan dan minum. 3) Pola eliminasi Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi) 4) Aktivitas-latihan



Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi pola cairan seseorang, 5) Pola istirahat-tidur Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur (nyeri, bangun malam untuk minum), 6) Pola persepsi-kognitif Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien. 7) Pola konsep diri-persepsi diri Keadaan social yang mempengaruhi nutrisi seseorang (pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus). 8) Pola hubungan dan peran Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat ketika makan, adanya ketegangan dan ansietas saat terjadi gangguan cairan dalam tubuh. 9) Pola reproduksi-seksual Perilaku seksual setelah terjadi gangguan nutrisi dikaji 10) Pola toleransi koping-stress Adanya stress yang mempengaruhi ke minum.



11) Keyakinan dan nilai Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi nutrisi, adanya pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien. d. Pemeriksaan Fisik ( kesadaran umum, BB, TD, N, S, RR) d 7. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan



8. Rencana asuhan keperawatan Diagnosa



Tujuan



Kekurang



Setelah dilakukan tindakan an volume keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan cairan keseimbangan cairan klien berhubun terpenuhi dengan criteria hasil: gan dengan Kehilanga n cairan



Indicator



awa l 4



1. TD dalam batas normal 2. Nadi teraba 4 3. Tidak terdapat haus 3 abnormalm embran mukosa 4 lembab 4. Intake dan output 24 jam 1: keluhan ekstrim 2: keluhan berat 3: keluhan sedang 4: keluhan ringan 5: tak ada keluhan



Intervensi 1. Monitor status hidrasi



2.



3.



4.



5.



Rasional



1. Status hidrasi menggambarkan cairan dalam tubuh 2. Kekurangan volum cairan Monitor TTV mempengaruhi TTV 3. Catatan intake dan output untuk Dorong masukan oral mengetahui status cairann 4. Pemberian infuse dan nutrisi menambah cairan Pertahankan catatan intake dan output dalam tubuh 5. Berat badan menggambarkan cairan dalma tubuh Menimbang Berat badan



6. Kolaborasi pemberian cairan atau makanan 7. Monitor pemberian makanan dan cairan