PBL Skenario 1 Kekurangan Cairan Kelompok A7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

WRAP UP SKENARIO I KEKURANGAN CAIRAN



Kelompok



: A7



Pembimbing



: Kenconoviyati,SSi.,M kes



Ketua



: Bendit Setiawan (NPM: 1102013056)



Sekertaris



: Bening Irhamna (NPM: 1102013057)



Anggota



: Annisa Nadya Pradita (NPM: 1102013037) Annisa Rahmadhania (NPM: 1102013038) Darayani Amalia (NPM: 1102013070) Dea Melinda Sabila (NPM: 1102013072) Dwi Irma Nur Cahyati (NPM:1102013088) Dyas Modesti (NPM:1102013090) Faisal Muhammad (NPM:1102013104) Fitri Azizah (NPM: 1102012088)



Jl. Letjen Suprapto Cempaka Putih Timur Cempaka Putih Jakarta Pusat DKI Jakarta 10510, Indonesia +62 21 4244574 www.yarsi.ac.id



LANGKAH I 1



1) Skenario



KEKURANGAN CAIRAN Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan : Kadar Natrium : 130 mEq/L (Normal= 135-147), Kalium : 2,5 mEq/L (Normal= 3.5-5,5) dan Klorida: 95 mEq/L (Normal= 100-106). Setelah kondisi membaik, pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.



2) Kata Sulit o Cairan: Cairan yang terdiri dari solute dan solvent. o Elektrolit: Suatu zat cair di dalam tubuh yang terdiri dari molekul- molekul atau ion yang berfungsi membantu proses metabolisme dalam tubuh. o Larutan: Campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu macam fasa homogen dan sifat kimia suatu zat yang membentuk larutan tidak berubah. o Infus: Larutan pengganti cairan tubuh. o Cairan tubuh: Cairan yang terdiri dari ekstraseluler dan intraseluler.



3) Pertanyaan Sementara 1.



Apa itu cairan?



2.



Apa yang dimaksud dengan larutan?



3.



Faktor apa saja yang mempengaruhi kelarutan?



4.



Apa saja jenis-jenis larutan?



5.



Apa saja fungus cairan dalam tubuh?



6.



Apa perbedaan larutan, cairan, koloid, dan suspensi?



7.



Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit? Lalu apa kegunaan cairan elektrolit?



8.



Apa yang menyebabkan mahasiswa tersebut pingsan?



9.



Apa penyebab kekurangan cairan?



10. Apa ciri-ciri seseorang terkena dehidrasi? 2



11. Berapa (liter per hari) air yang harus dikonsumsi oleh tubuh? 12. Bagaimana mekanisme pengaturan cairan tubuh? 13. Apa saja macam-macam mineral dalam tubuh? 14. Apa dampak kekurangan elektrolit? 15. Bagaimana etika minum yang sesuai dengan etika Islam?



4) Jawaban Sementara 1.



Volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.



2.



Campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu macam fasa homogen dan sifat kimia suatu zat yang membentuk larutan tidak berubah.



3.



Suhu, tekanan, sifat solute dan solvent, luas permukaan zat, pengaruh ion sejenis.



4.



Terbagi atas larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan homogen dan heterogen.



5.



Untuk menjaga keseimbangan homeostasis tubuh.



6.



Larutan homogen: Sudah tidak bisa dibedakan lagi antara solute dan solventnya Larutan heterogen: Contohnya koloid dan suspensi. Koloid sudah tidak bisa dibedakaan lagi antara solute dan solventnya, dapat diendapkan dengan bantuan sentrifuge. Sedangkan suspensi masih bisa dibedakan antara solute dan solventnya serta terdapat endapan.



7.



Aktivitas, usia, jenis kelamin, suhu lingkungan, kadar cairan dalam tubuh (normal atau dehidrasi). Sedangkan kegunaan cairan elektrolit adalah untuk membantu proses metabolisme. Distribusi nutrient, oksigen dan lain sebagainya.



8.



Cairan tubuhnya kurang dari ambang batas normal serta kekurangan cairan dan elektrolit.



9.



- Tidak terjadi keseimbangan antara cairan yang dimasukan dengan cairan yang dikeluarkan. Contohnya pada olahraga karena pengeluaran cairan lebih banyak. - Diare dan muntah.



10. Lemas, bibir dan lidah kering, mata cekung, pusing, suhu tubuh meningkat, akral dingin. 11. Secara umum 2 liter air per hari atau 8 gelas perhari, tetapi bergantung pada faktor kebutuhan cairan pada masing-masing individu. 3



12. Difusi, osmosis, transport aktif, hormon pengatur. 13. Natrium, Kalium, Klorida, Magnesium, Asam askorbat. 14. Lemas, bibir dan lidah kering, mata cekung, pusing, suhu tubuh meningkat, akral dingin, terganggunya sistem saraf. 15. Membaca basmallah, berhenti makan sebelum kenyang, minum dengan tangan kanan sembari duduk.



5) Hipotesa Seorang mahasiswa 19 tahun pingsan disebabkan karena cairan tubuhnya kurang dari ambang batas normal serta kekurangan elektrolit. Kemudian hasil anamnesa menunjukan pasien tampak lemas, bibir dan lidah kering yang merupakan ciri-ciri dehidrasi. Dehidrasi atau kekurangan cairan disebabkan oleh tidak terjadinya keseimbangan antara cairan yang dimasukan dengan cairan yang dikeluarkan, contohnya pada olahraga karena pengeluaran cairan lebih banyak, diare ataupun muntah. Penanganan dehidrasi dilakukan dengan pemberian pengganti cairan tubuh seperti infus untuk mengembalikan mekanisme pengaturan cairan tubuh dan elektrolit penting (natrium, kalium, klorida) seperti semula dengan proses difusi, osmosis, transport aktif ataupun hormon pengatur. Cairan tubuh penting fungsinya untuk menjaga homeostasis tubuh. Manusia pada umumnya diharuskan minum minimal 2 liter air perhari dan bergantung pada faktor kebutuhan cairan pada setiap individu seperti aktivitas, usia, jenis kelamin dan suhu lingkungan. Tidak hanya itu, mempraktekan etika minum secara islam juga dapat memberikan manfaat besar bagi tubuh.



6) Sasaran Belajar I.



II.



Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan -



Definisi



-



Perbedaan



-



Klasifikasi



-



Faktor yang mempengaruhi kelarutan



Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh -



Kadar normal cairan dalam tubuh



-



Mekanisme keseimbangan



-



Klasifikasi cairan dalam tubuh



-



Output dan Input cairan tubuh 4



III.



Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi



IV.



-



Definisi



-



Faktor dan penyebab



-



Manifestasi klinis dan pemeriksaan



-



Penanganan



Memahami dan Menjelaskan Gangguan Elektrolit (Hiponatremia,Hipokalemia,Hipoklorida)



V.



-



Penyebab



-



Manifestasi klinis dan pemeriksaan



-



Penanganan



Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Sesuai dengan Syariat Islam -



Bersumber dari Al-Quran dan hadist



LANGKAH II Belajar Mandiri LANGKAH III I. -



Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan Definisi Larutan dan Cairan Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut (solute), sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat lain dalam larutan disebut pelarut (solvent).



Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Larutan adalah suatu campuran homogen satu zat atau lebih yang tersebar secara molekular dalam jumlah medium pelarut secukupnya. (Kamus Kedokteran Dorland edisi 29) 5



Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat / gas. (Sukmariah, M., & Kamianti, A.1990. Kimia Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara) Sementara cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Cairan di dalam tubuh sebanyak 60% dari berat tubuh atau 2/3 dari berat tubuh. (Mima & Swearingen, 1995) - Perbedaan Larutan dan Cairan Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama ukuran partikelnya, tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud cair, padat, atau gas. Cairan, terdiri dari unsur-unsur atau partikelpartikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah. (Juliantara, 2009) - Klasifikasi Larutan



i.



Berdasarkan kepekatannya o Larutan tak jenuh, yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh atau dengan kata lain partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). o Larutan jenuh, yaitu larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut. o Larutan sangat jenuh (lewat jenuh), yaitu larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut pada keadaan jenuh atau dengan kata lain larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga membentuk endapan.



ii.



Berdasarkan daya hantar listriknya Kekuatannya bergantung pada nilai koefisien ionisasinya, o Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit kuat memiliki α=1 sedangkan elektrolit lemah memiliki koefisien ionisasi pada kisaran 0< α < 1 6



Tabel 1. Komposisi Elektrolit dalam Cairan Tubuh Manusia



o o o o o o o Larutan non elektroit, yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini memiliki nilai koefisien ionisasi α=0. Glukosa (C6H12O6), etanol (C2H5OH), gula tebu (C12H22O11), larutan urea (CO(NH2)2) merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. iii.



Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut o -



Larutan Pekat: Larutan yang mengandung lebih banyak solut dibanding solvent. Larutan Tidak Pekat (encer): Larutan yang relatif lebih sedikit solut dibanding solvent. (Juliantara,2009) 7



Solvent (Pelarut)



Contoh



Solute (Terlarut)



Contoh



Contoh campuran



Zat cair Zat cair Zat cair Gas Gas Gas Zat padat Zat padat Zat padat



Air Aseton Air Udara O2 O2 Cd Pd Au



Zat cair Gas Zat padat Zat cair Gas Zat padat Zat cair Gas Zat padat



Alkohol Asetilen Garam Minyak Wangi He Naftalen Hg H2 Ag



Spiritus Zat untuk las Larutan garam Spray Gas untuk mengelas Kamfer Amalgam gigi Gas oven



iv.



Berdasarkan fasanya



- Faktor yang mempengaruhi kelarutan - Suhu Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah. Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi. Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. - Sifat solute dan solventnya (like dissolve like) Solute akan mudah larut pada solvent yang memiliki sifat yang sama dengan solutenya. Solute polar akan mudah larut pada solvent polar, sedangkan solute non polar akan mudah larut pada solvent non polar, - Tekanan Tekanan sangat berpengaruh pada gas, diatur oleh hukum Henry C=Kp, contohnya pada minuman soda. Untuk fase padat cair, tekanan tidak berubah. - Pengadukan Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat. - Ukuran zat terlarut Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan dengan zat terlarut yang berukuran besar. 8



Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat telarut berukuran besar. II.



Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh



- Kadar normal cairan dalam tubuh Total Body Water, pada orang dewasa 60% dari berat badan dalam kg Cairan intraseluler (CIS), kurang dari dua pertiga cairan tubuh. Cairan ekstraseluler (CES), sepertiga cairan tubuh, terdiri dari cairan interstitial yang berada di sekitar sel, mencapai tiga perempat cairan ekstraseluler. Plasma darah yang mencapai seperempat cairan ekstraseluler dan cairan transeluler sekitar 1-3% berat badan, meliputi cairan serebrospinal,cairan dalam peritoium, cairan humour mata dan lain sebagainya.



Presentasi air tubuh total (Total Body Water) terhadap berat badan berubah sesuai umur, menurun cepat pada awal kehidupan, yang disajikan dalam tabel : Usia



Cairan Tubuh dalam Kg Berat Badan (%)



Bayi prematur



80



3 bulan



70



6 bulan



60



1-2 tahun



59



11-16 tahun



58



Dewasa



58-60



Dewasa dengan



40-50 9



obesitas Dewasa kurus



70-75



- Mekanisme keseimbangan o



Difusi



Perpindahan partikel melewati membran permeabel sehingga kedua kompartemen larutan atau gas menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari molekul dalam suatu larutan atau gas) dipengaruhi oleh : ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar) • konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah) • temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi) •



o Osmosis Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang selektif. Proses osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi), dipengaruhi oleh : pergerakan air dan semi permeabilitas membrane. o Transport Aktif Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien elektrokimia dari area berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul ATP untuk melintasi membrane. o Filtrasi Filtrasi adalah peristiwa sebuah benda cair dipaksa melintasi membran atau penyekat lain oleh perbedaan tekanan hidrostatik di kedua sisinya Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin, yakni: o Aldosteron, berfungsi sebagai absorbsi natrium yang disekresi kelenjar adrenal dan tubulus ginjal. o Prostaglandin, asam lemak yang berfungsi merespons radang, pada ginjal berfungsi mengatur sirkulasi ginjal. o ADH, meningkatkan reabsorbsi air sehingga mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. o Mekanisme rasa haus, merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk mengendalikan rasa haus. 10



-



Klasifikasi cairan dalam tubuh KOMPARTEMEN



VOLUME CAIRAN (dalam liter)



PERSENTASE CAIRAN TUBUH



PERSENTASE BERAT TUBUH



Cairan Tubuh Total



42



100



60



Cairan Intra Sel (CIS)



28



67



40



Cairan Ekstra Sel (CES)



14



33



20



Plasma



2,8



6,6 (20% dari CES)



4



Cairan interstisium



11,2



26,4 (80% dari CES)



16



Limfe



Dapat diabaikan



Dapat diabaikan



Dapat diabaikan



Cairan trans-sel



Dapat diabaikan



Dapat diabaikan



Dapat diabaikan



(Sherwood L (2011), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed, Jakarta: EGC)



- Input dan output cairan dalam tubuh Intake cairan normal pada orang dewasa sehat memasukan cairan 90% intake cairan perhari (2500cc) dengan 10% didapatkan dari metabolisme. Output cairan normal: Sumber output cairan tubuh a. Urine Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. b. IWL (Insesible Water Loss) IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. c. Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit. 11



d. Feces Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon). PEMASUKAN AIR



PENGELUARAN AIR



Jalur



Jumlah (ml/hari)



Jalur



Asupan cairan



1250



Kehilangan tak 900 disadari (dari paru dan kulit yang tidak berkeringat)



H2O makanan



dalam 1000



H2O diproduksi metabolisme



yang 350 oleh



Total pemasukkan



2600



Jumlah (ml/hari)



Keringat



100



Tinja



100



Urin



1500



Total pengeluaran



2600



PEMASUKAN GARAM



PENGELUARAN GARAM



Jalur



Jumlah (g/hari)



Jalur



Jumlah (g/hari)



Ingesti



10,5



Pengeluaran 0,5 obligatorik melalui kerinat dan tinja Ekskresi terkontrol 10,0 di urin



Pemasukan total



10,5



Pengeluaran total



10,5



(Sherwood L (2011), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 6th ed, Jakarta: EGC)



III. -



Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Definisi



Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik) (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I hlm.797) 12



-



Faktor dan Penyebab



Dehidrasi dapat terjadi karena: 1. Kemiskinan air (water depletion) 2. Kemiskinan natrium (sodium depletion) 3. Water and sodium depletion terjadi bersama-sama Water depletion atau dehidrasi primer terjadi karena masuknya air sangat terbatas akibat: a. Penyakit yang meghalangi masuknya air b. Penyakit mental yang disertai menolak air atau ketakutan dengan air (hydrophobia) c. Penyakit sedemikia rupa sehingga penderita sangat lemah dan tidak dapat minum air lagi d. Koma yang terus menerus Pada stadium permulaan water depletion, ion natrium dan klor ikut menghilang dengan cairan tubuh Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit. Sodium depletion sering terjadi akibat keluarnya cairan melalui saluran pencernaan seperti muntah-muntah dan diare yang berkelanjutan. Penyebab timbulnya dehidrasi, dibedakan atas 2 hal a. Eksternal -



Akibat berkurangnya cairan akibat panas, kekurangan natrium dan air



-



Diet keras



-



Olahraga berlebih



-



Obat-obatan yang digunakan terlalu lama



b. Internal



-



-



Penurunan kemampuan homeostasis



-



Penurunan respons hiperosmolaritas



-



Penurunan laju filtrasi glomelurus, kemamuan fungsi ginjal, renin, aldosterone dan penurunan respons ginjal terhadap vasopressin.



rasa



haus



terhadap



kondisi



hipovolemik



dan



Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Derajat dehidrasi seseorang berdasarkan defisit berat badan, dapat digolongkan sebagai berikut: •



Dehidrasi ringan (defisit 10% BB) Keadaan umum apatis/koma, rasa haus +++, sirkulasi darah nadi cepat (>140), pernapasan Kussmaul (cepat dan dalam), mata cekung sekali, turgor kurang sekali, kencing tidak ada.



Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan warna urine gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatik Dehidrasi ringan : gambaran klinisnya turgir kurang, suara serak, pasien belum jatuh dari presyok Dehidrasi sedang : turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam Dehidrasi berat : tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis (Ilmu Penyakit Dalam hlm.552)



Sedangkan tanda dehidrasi pada anak: •



Mulut dan lidah kering







Tidak keluar air mata saat menangis







Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam







Perut, mata,pipi cekung







Demam







Lesu atau rewel







Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika di cubit kemudian dilepaskan



Hasil pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan kelainan antara lain: •



Peningkatan hematocrit







Peningkatan kadar protein serum







Na+ serum normal (biasanya) 14







Rasio BUN/kreatinin serum >20:1 (normal 10:1)







Berat jenis urin tinggi







Osmolaritas urin >450 mEq/L







Na+ urin < 10 mEq/L (penyebab dari ekstrarenal)







Na+ urin > 20 mEq/L (penyebab dari renal atau adrenal)



- Penanganan Pertolongan Pertama Terhadap Dehidrasi Ringan Setelah mengetahui gejala dehidrasi ringan, anda dapat melakukan pertolongan pada penderita dehidrasi agar gejala-gejala tersebut tidak menjadi semakin parah. Berikut adalah pertolongan pertama pada dehidrasi ringan: 



Hentikan aktivitas sejenak Jika anda merasakan gejala-gejala dehidrasi, segeralah menghentikan aktivitas anda. Cari tempat untuk istirahat atau sekedar untuk merebahkan badan.







Minum air putih Dehidrasi terjadi kurangnya cairan volume air dalam tubuh, jadi anda harus segera mengisi ulang cairan tersebut dengan minum air putih. Namun usahakan agar suhu air putih yang anda minum tidak terlalu dingin apalagi manis. Air putih dengan suhu ruang adalah yang terbaik untuk mengatasi dehidrasi. Jika tidak suka air putih, meksipun tidak terlalu disarankan, anda bisa juga mengkonsumsi minuman isotonik. Minum secara perlahan jangan tergesa-gesa agar tubuh tidak mengalami shock.







Istirahat sampai anda merasa pulih kembali Jangan paksakan untuk bekerja yang berat-berat dulu.



Pertolongan Pertama Terhadap Dehidrasi Berat Penanganan dehidrasi berat berbeda dengan dehidrasi ringan. Pada dehidrasi yang berat, cairan yang dikeluarkan jauh lebih banyak dan kondisi tubuh jauh lebih kritis. Karena itu, penanganan dehidrasi berat sangat perlu untuk dilakukan. Berikut adalah pertolongan pertama pada dehidrasi berat: 15



Minum oralit atau campuran air hangat dengan gula dan garam. Kandungan oralit bisa







mengisi ulang cairan dan elektrolit tubuh yang hilang Istirahat. Ketika terkena dehidrasi berat tubuh akan terasa lemas sekali. Pastikan anda







sudah berada di rumah dan segera cari tempat tidur. Pastikan ada orang lain yang membantu anda. Jangan gegabah untuk mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung serat karena







malah akan melancarkan saluran pembuangan Segera pergi ke dokter. Jangan tunggu sampai kondisi tubuh menjadi parah. Segeralah







pergi ke dokter agar penyakit dehidrasi tidak menjadi parah. Dokter bisa member infus cairan sehingga cairan tubuh bisa tercukupi. Pada Usia Lanjut 1. Terapi Rehidrasi Oral Pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 15002500ml/24jam (30ml/kg berat badan/24jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan dan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi Dehidrasi hipertonik : air atau minuman dengan kandungan sodium yang rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur Dehidrasi isotonik : air dan suplemen yang mengandung sodium (jus tomat), juga dapat diberikan larutan isotonik yang ada di pasaran Dehidrasi hipotonik : cairan seperti diatas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi 2. Terapi Rehidrasi Parenteral Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya Dehidrasi isotonik : cairan NaCl 0,9% atau Dekstrosa 5% dengan kecepatan 2530% dari defisit cairan total per hari Dehidrasi hipertonik : cairan NaCl 0,45% Dehidrasi hipotonik : mengatasi penyebb yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I hlm.799)



VI.



Memahami dan Menjelaskan Gangguan Elektrolit (Hiponatremia,Hipokalemia,Hipoklorida)



Hiponatremia Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah Berdasarkan waktu terjadinya, dibagi menjadi: 16



Hiponatremia kronik. Disebut kronik bila kejadian hiponatremia berlangsung lambat yaitu >48jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejl yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang, gejala yang terjadi hanya ringan seperti lemas atau mengantuk. Kelompok ini disebut juga sebagagai hiponatremia asimptomatik Hiponatremia akut. Disebut akut bila kejadian hiponatremia berlangsung cepat yaitu