Kel. 1 Sintaksis - Frasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SINTAKSIS Frasa dalam Bahasa Indonesia Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sintaksis Dosen Pengampu: Dona Aji Karunia Putra, M.A.



Disusun oleh: Kelompok 1 Alya Mulyani



11190130000040



Umi Muthmainnah



11190130000041



Noni Fitriyani



11190130000046



Tiara Anwar Sekar Utami



11190130000049 3B/PBSI



JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarokaatuh Bismillahirrahmaanirrahiim Puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Makalah yang dibuat dengan judul Frasa dalam Bahasa Indonesia ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sintaksis. Penyusun menyadari bahwa tersusunnya makalah ini atas bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, maka izinkanlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga penyusun berharap kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk penulisan berikutnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarokaatuh Depok, 13 Maret 2021 Penyusun



DAFTAR ISI Kata Pengantar………………………………………………………………………i Daftar Isi……………………………………………………………………………...ii Pendahuluan………………………………………………………………………….1 a. Latar belakang…………………………………………………………………1 b. Rumusan masalah……………………………………………………………...1 c. Tujuan penulisan……………………………………………………………….1 i



Pembahasan…………………………………………………………………………...2 A. Pengertian Frasa……………………………………………………………..…2 B. Ciri-ciri Frasa..….…………………………………………………………..….2 C. Fungsi Frasa…….…………………………………………………………..….3 D. Jenis-jenis Frasa…………….……………………………………………..…...5 E. Ulasan Artikel Jurnal……………………………………………………..……9 Penutup……………………………………………………………………………......11 a. Simpulan ………………………………………………………………………11 b. Saran …………………………………………………………………………..11 Daftar Pustaka………………………………………………………………………..12



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Frasa merupakan salah satu bagian dari sintaksis yaitu, frasa. Frasa memiliki peran penting dalam berbahasa. Gabungan leksem sintaksis lazim disebut frasa. Satuan itu merupakan konstruksi yang komponennya minimal kata. Dikatakan "minimal" karena komponen itu masing-masing mempunyai potensi untuk diperluas menjadi frasa, sehingga dapat dibentuk frasa dengan komponen frasa. Menurut Ramlan (2001:139) Frasa satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan. Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari frasa? 2. Apa saja ciri-ciri frasa? 3. Apa saja fungsi frasa? 4. Apa saja jenis-jenis frasa? 5. Bagaimana hasil ulasan artikel-artikel jurnal yang membahas mengenai frasa? C. Tujuan Penulisan 1. Agar mengetahui pengertian dari frasa. 2. Agar mengetahui ciri-ciri frasa. 3. Agar mengetahui fungsi. 4. Agar mengetahui jenis-jenis frasa. 5. Agar mengetahui hasil ulasan artikel-artikel jurnal yang membahas mengenai frasa.



1



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Frasa Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki satu fungsi. Frasa memiliki peran pentig dalam berbahasa. Menurut Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kalimat atau lebih yang tidak melampaui batasa fungsi unsur klausa. Menurut Gorys Keraf, frasa adalah satuan kontruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan. Sementara itu, menurut Chaer, frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non predikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di adalam kalimat. Sedangkan menurut Waldhorn (1981:48) “A prase is a group of words, containing neither subject nor predicate, wich acts as single part of speech.” “Frasa adalah sekelompok kata, tidak mengandung subjek atau predikat, yang bertindak sebagai satu bagian dari pidato.” Frasa memiliki dua sifat sebagai berikut. 1. Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. 2. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Artinya, frasa tersebut selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O, Pel, dan Ket.1 Jadi dapat disimpulkan bahwa frasa adalahgabungan dua kata atau lebih yang mempunyai fungsi sintaksis tertentu dalam sebuah kalimat, tidak mempunyai subjek dan non predikatif. B. Ciri-ciri Frasa Fungsi-fungsi sintaksis mungkin diisi satu kata atau lebih yang disebut frasa. Frasa merupakan satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa (Cook 1971:91; Elson and Pickett 1969:73 dalam Tarigan 1984:93). Ramlan (1987:151) mendefinisikan frasa sebagai satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Frasa disebut juga gabungan kata yang mengisi satu fungsi di dalam kalimat (Chaer 1994:222). Frasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1



Diah Erna Triningsih, Frasa, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2009), hlm. 3-4.



2



a. Unsur terkecilnya berupa kata atau klitik. b. Selalu terdapat dalam satu fungsi, yaitu S, P, O, K, atau Pel saja. c. Bersifat terbuka, yaitu antara unsur-unsur langsungnya dapat disisipi kata lain.2 Menurut Tarigan (1984: 107), ciri-ciri frase antara lain: (a) Tidak mempunyai ciri-ciri klausa, (b) Mengisi jalur-jalur pada tingkat klausa, serta (c) Secara potensial terdiri dari dua kata atau lebih.3 C. Fungsi Frasa 1. Kalimat Sederhana Berdasarkan konsep Aarts and Aarts (1982:80), kalimat sederhana merupakan sebuah kalimat yang mana tidak satupun fungsinya ditempati oleh anak kalimat (klausa dependent/subordinatif). Berikut ini contoh-contoh kalimat sederhana: “Kedua pria itu ditangkap di sebuah bar tadi malam.” Aarts and Aarts (1982:127) menyatakan bahwa kalimat dapat digambarkan dengan dua cara, yaitu deskripsi fungsional yang menetapkan fungsi apa saja yang dimiliki tiap konstituen dalam struktur kalimat, dan deskripsi kategorial yang menujukkan kategori apa saja yang dimiliki tiap konstituen tersebut.4 a. Fungsi Fungsi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga fungsi secara eksternal, yaitu fungsi subjek, predikat, dan adverbia. Sedangkan secara internal, fungsi predikat terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi predikator dan komplemen. Fungsi komplemen meliputi objek langsung/direct object (DO), objek tidak langsung/indirect object (IO), objek benefaktif/benevactive object (BO), atribut subjek/subject attribute (SA), atribut objek/object attribute (OA), dan predikator komplemen/predicator complement (PC). 1) Subjek Fungsi subjek dapat disandangkan dengan suatu konstituen dalam sebuah kalimat berdasarkan kriteria berikut: a) Posisi b) Persesuaian (Concord) c) Pempasifan (Passivization) Rizqiya Afifatun Nisrina, Skripsi: Struktur Frasa Pengisi Fungsi Predikat pada Kumpulan Romansa Jawa Tembange Wong Kangen, (Semarang: UNNES, 2011), hlm. 11. 3 Siti Musrifa, Struktur Frase Verba Bahasa Kaili Dialek Rai, (Palu: FKIPUniversitas Tadulako), hlm. 4. 4 Santi Lestari Ningsih, Jurnal Skripsi: “Fungsi dan Kategori Frasa Preposisional pada Kalimat Sederhana 2



dalam Novel Brandsetters Karya Natasha Alessandra (Suatu Analisis Sintaksis)” (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 2017), hlm. 4.



3



d) Pengulangan dalam tag-question (Repetition in tag-questions) 2) Predikat Konstituen yang berfungsi sebagai subjek adalah satu dari dua bagian yang wajib ada dalam sebuah kalimat. Bagian kedua yang wajib ada dalam kalimat adalah fungsi predikat. Pada contoh berikut, bagian yang berada di dalam kurung adalah bagian yang wajib muncul: “[Garam] [larut] dengan cepat.” Garam: subjek. Larut: predikat. a) Predikator (Predicator) Dari contoh di atas, jelas bahwa bagian kalimat yang merealisasikan fungsi predikat mungkin atau tidak mungkin dapat dibagi lagi ke dalam Immediate Constituent (IC). Jika hanya berisi sebuah frasa verbal saja, fungsi predikat dan predikator direalisasikan oleh konstituen yang sama. Contohnya: “Singa-singa mengaum.” b) Komplemen Aarts and Aarts (1982: 137) membedakan komplemen ke dalam enam tipe, yaitu sebagai berikut: 1. Objek Langsung / Direct Object (DO). 2. Objek Tidak Langsung / Indirect Object (IO). 3. Objek Benefaktif / Benefactive Object (BO). 4. Atribut Subjek / Subject Attribute (SA). 5. Atribut Objek / Object Attribute (OA). 6. Komplemen Predikator/Predicator Complement (PC). 3) Adverbia Adverbia merupakan konstituen yang tidak wajib dalam kalimat. Fungsi adverbia diasosiasikan dengan sebuah konstituen yang mana di dalam diagram pohon menempati posisi pada tingkatan yang sama seperti konstituen subyek dan predikat. Dengan kata lain, seperti konstituen subyek dan predikat, adverbia dianggap sebagai Immediate Constituent (IC) dari kalimat.5 2. Contoh Frasa dan Fungsinya dalam Kalimat “Mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan.”



5



Ibid., hlm. 4-6.



4



Kalimat di atas terdiri atas dua unsur, yakni unsur yang berupa klausa, dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan dan unsur yang berupa intonasi. Selanjutnya, klausa itu terdiri atas empat unsur yang lebih rendah tatarannya, yakni mahasiswa, sedang membaca, buku baru, dan di perpustakaan. Unsur-unsur itu ada yang terdiri atas dua kata, ialah sedang membaca, buku baru, dan di perpustakaan, dan ada yang terdiri atas satu kata, yakni mahasiswa. Di samping itu, unsur-unsur tersebut menduduki satu fungsi tertentu. Mahasiswa menduduki fungsi S, sedang membaca menduduki fungsi P, buku baru menempati fungsi O, dan di perpustakaan menempati fungsi K. Oleh karena itu, unsur klausa yang terdiri atas satu kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi itu merupakan satuan gramatik yang disebut frasa. Jadi, kembali ke pengertian awal bahwa frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi tertentu.6 D. Jenis-jenis Frasa Ramlan (1981) membagi frasa berdasarkan kesetaraan distribusi unsur unsurnya atas dua jenis, yakni frasa endosentrik dan frasa eksosentrik. a. Frasa Endosentris Frasa endosentris yaitu frasa yang distribusi unsur-unsurnya setara dalam kalimat. Dalam frasa endosentris kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat. Contoh: Sejumlah mahasiswa(S) di teras(P). Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya ‘Sejumlah di teras’ (salah) karena kata mahasiswa adalah unsur pusat dari subjek. Jadi, ‘Sejumlah mahasiswa’ adalah frasa endosentris. Frasa endosentris terbagi atas tiga jenis: (a) Frasa endosentris koordinatif yakni frase yang unsur-unsurnya setara, dapat dihubungkan dengan kata dan, atau, misalnya : · rumah pekarangan · kakek nenek · suami isteri (b) Frasa endosentris atributif, yakni frase yang unsur-unsurnya tidak setara sehingga tak dapat disisipkan kata penghubung dan, atau,misalnya: 6



Supriyadi, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Gorontalo: UNG Press, 2014), hlm. 8.



5



· buku baru · sedang belajar · belum mengajar (c) Frasa endosentris apositif, yakni frase yang unsurnya bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungan dengan kata dan dan atau misalnya: · Almin, anak Pak Darto sedang membaca · ,anak Pak Darto sedang belajar · Ahmad, - sedang belajar b. Frase Eksosentris Frase eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya, misalnya: · di pasar · ke sekolah · dari kampung Frasa ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frase terdiri atas: frase nominal, frase verbal, frase ajektival,frase, pronomina, frase numeralia (Depdikbud, 1988). 1. Frasa verba adalah frasa yang unsur pusatnya (UP) berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat. Contoh: Dia berlari. Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif. Contoh frasa verba yang merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa adalah sebagai berikut. · Kapal laut itu sudah belabuh · Bapak saya belum pergi. · Ibu saya sedang mencuci 2. Frasa nomina, yaitu frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa: 1) nomina sebenarnya contoh: pasir ini digunakan utnuk mengaspal jalan 6



2) pronomina contoh: dia itu musuh saya 3) nama contoh: Dian itu manis 4) kata-kata selain nomina, tetapi strukturnya berubah menjadi nomina contoh: dia rajin → rajin itu menguntungkan anaknya dua ekor → dua itu sedikit dia berlari → berlari itu menyehatkan kata rajin pada kaliat pertama awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua ekor awalnya frasa numeralia, dan kata berlari yang awalnya adalah frasa verba. Contoh kalimat lainnya yang mengandung frasa nomina, misalnya: · Kakek membeli tiga buah layang-layang. · Amiruddin makan beberapa butir telur itik. · Syarifuddin menjual tigapuluh kodi kayu besi 3. FrasA ajektiva adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah ajektival (sifat) dan satuan itu tidak membentuk klausa, misalnya: · Ibu bapakku sangat gembira · Baju itu sangat indah · Mobil ferozamu baru sekali Frasa ajektiva UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling), sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat. Contoh: Rumahnya besar. Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah ciri dominan. Contoh: menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata ‘sedang’ atau ‘sudah’, tetapi bisa diberi kata ‘sangat’). 4. Frasa pronomina adalah dua kata atau lebih yang intinya pronomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. Misalnya : · Saya sendiri akan pergi ke pasar · Kami sekalian akan bekunjung ke Tator · Kamu semua akan pergi studi wisata di Tator



7



5. Frasa numeralia yaitu frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori numeralia, yaitu kata-kata yang secara semantis menyatakan bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain. Contoh: · dua buah · tiga ekor · lima biji · dua puluh lima orang. Contoh lain frasa numeralia yaitu dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat, tetapi satuan gramatik itu intinya pada numeralia. Misalnya: · Tiga buah rumah sedang terbakar · Lima ekor ayam sedang terbang · Sepuluh bungkus kue akan dibeli 6. Frasa Preposisi yaitu frasa yang ditandai adanya preposisi atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda. Contoh: Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di teras · ke rumah teman · dari sekolah · untuk saya 7. Frasa Konjungsi yaitu frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa konjungsi selalu mempunyai predikat. Contoh: · Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, mempunyai P) · Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ. Ramlan menyebut frasa tersebut sebagai frasa keterangan, karenaketerangan menggunakan kata yang termasuk dalam kategori konjungsi.7 E. Ulasan Artikel Jurnal Artikel pertama yang diulas oleh kelompok kami yaitu artikel berjudul Analisa Frasa Pada Surat Kabar Harian Rakyat Bengkulu yang disusun oleh Seri Melani, Supadi, dan Suryadi. Artikel tersebut termuat dalam Jurnal Ilmiah KORPUS, Volume http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_6.pdf (diakses, 15 Maret, pukul 23.50 WIB) 7



8



3, Nomor 2, dan diterbitkan bulan Agustus 2019. Penelitian dalam artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan golongan frasa endosentrik dan eksosentrik serta struktur frasa endosentrik dan eksosentrik pada surat kabar Harian Rakyat Bengkulu. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung frasa endosentrik dan eksosentrik pada berita tindak kejahatan kolom Borgol surat kabar Harian Rakyat Bengkulu. Sumber data dalam penelitian ini yaitu, sebanyak 27 berita tindak kejahatan kolom Borgol. Data dalam penelitian ini adalah 628 kalimat yang mengandung frasa dari 27 berita tindak kejahatan kolom Borgol surat kabar harian Rakyat Bengkulu edisi Februari 2019. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik catat. Sumber data dalam penelitian ini adalah surat kabar harian Rakyat Bengkulu. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut.



1. Golongan frasa endosentrik dan eksosentrik pada surat kabar Harian Rakyat Bengkulu, meliputi golongan frasa endosentri, yakni (1) golongan frasa endosentrik koordinatif, (2) golongan endosentrik atributif, dan (3) golongan frasa endosentrik apositif. Selain itu, golongan frasa eksosentrik, yakni (1) golongan frasa eksosentrik direktif, dan (2) golongan frasa eksosentrik nondirektif.



2. Struktur frasa endosentrik dan eksosentrik pada surat kabar Harian Rakyat Bengkulu, meliputi struktur frasa endosentrik diperoleh 15 struktur, yaitu struktur FN/N + konj + FN/N, FV/V + konj + FV/V, FN/N + FN/N, FN/N + Dem, N + A, N + V, N + Adv, FNum/Num + FN/N, Adv + A, Adv + V, V + Adv, Adv + N, Num + kata gugus, Num + kata penggolong, FN/N (N1 + N2). Sementara itu, struktur frasa eksosentrik diperoleh 7 struktur, yaitu struktur preposisi + FN/N, preposisi + FA, preposisi + FV, preposisi + nomina lokatif + FN/N, preposisi2 + FN/N + preposisi1 + FN/N, artikula + FN/N, dan Yang + FV. Artikel kedua yang diulas oleh kelompok kami yaitu artikel berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Frasa pada Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas yang disusun oleh Alber. Artikel ini termuat dalam Jurnal Madah, Vol.9, No. 1 dan diterbitkan pada tahun 2018. Penelitian dalam artikel ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan penggunaan frasa pada tajuk rencana surat kabar Kompas. Pada penelitian ini digunakan metode analisis isi (content analysis) yang bersifat perspektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan hermeneutik. Data yang diteliti 9



didokumentasi dengan cara dibaca, dicatat, selanjutnya disimpulkan dan dikelompokkan berdasarkan kesalahan yang terdapat dalam bidang frasa. Sumber data berasal dari tajuk rencana surat kabar Kompas yang diambil secara acak. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Kesalahan penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir terdapat pada data (demi untuk; 2. Kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat terdapat pada data (ke komunitas, pada masyarakat, ke putaran, di putaran, pada keberhasilan, pada proses, ke persoalan, dan ke perbaikan).



BAB III PENUTUP A. Simpulan Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki satu fungsi. Frasa memiliki peran pentig dalam berbahasa. Ciri-ciri frase antara lain: (a) Tidak mempunyai ciri-ciri klausa, (b) Mengisi jalur-jalur pada tingkat klausa, serta (c) 10



Secara potensial terdiri dari dua kata atau lebih. Fuungsi frasa dapat diklasifikasikan ke dalam tiga fungsi secara eksternal, yaitu fungsi subjek, predikat, dan adverbia. Sedangkan secara internal, fungsi predikat terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi predikator dan komplemen. B. Saran Diharapkan setelah membaca makalah ini, ada informasi yang dapat diperoleh dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melangkah kedepan dalam melakukan pembelajaran terutaman dalam kegiatan membaca.



11



DAFTAR PUSTAKA Musrifa, Siti, Struktur Frase Verba Bahasa Kaili Dialek Rai. Palu: FKIP Universitas Tadulako. Ningsih, Santi Lestari, 2017. Jurnal Skripsi: “Fungsi dan Kategori Frasa Preposisional pada Kalimat Sederhana dalam Novel Brandsetters Karya Natasha Alessandra (Suatu Analisis Sintaksis)”. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Nisrina, Rizqiya Afifatun, 2011. Skripsi : “Struktur Frasa Pengisi Fungsi Predikat pada Kumpulan Romansa Jawa Tembange Wong Kangen”. FBS, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa, UNNES, Semarang. Supriyadi, 2014. Sintaksis Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press. Triningsih, Diah Erna, 2009. Frasa. Klaten: PT Intan Pariwara. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_6.pdf



12