Kel 2 Prosedur Audit Dan Pengembangan Program Audit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK 2 AUDIT SEKTOR PUBLIK



DOSEN PEMBIMBING Dr. M. Rasuli, SE., M.Si.,AK.,CA



RMK AUDIT SEKTOR PUBLIK “Prosedur Audit dan Pengembangan Program Audit”



DISUSUN OLEH : M. DICKY ALQADRI ( 1702121819 ) VIOLITA PRAMESTI (1702121881)



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS RIAU 2020



STATEMENT OF AUTHORSHIP Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK / Makalah / tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya / kami sendiri . Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak / belum pernah disajikan / digunakan sebagai bahan untuk makalah / tugas pada mata ajaran lain kecuali saya / kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami menggunakannya. Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya / kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau di komunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.



Mata Kuliah : Audit Sektor Publik Judul RMK



: “Prosedur Audit dan Pengembangan Program Audit”



Tanggal



: 19 Oktober 2020



Dosen



: Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA



Nama



: 1. M. DICKY ALQADRI (1702121819) 2. VIOLITA PRAMESTI (1702121881)



Tanda-tangan : M. Dicky Alqadri



Violita Pramesti



(1702121819)



(1702121881)



PROSEDUR AUDIT DAN PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT



PROSEDUR AUDIT Menurut Mulyadi (2001:5) “Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat audit tertentu”. Menurut Agoes (2004:105) “Prosedur audit adalah langkah-langkah yang dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif”. Menurut Boynton (2002:238) prosedur audit adalah metode dan teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur audit yang digunakan: 1. Prosedur Analitis (analytical procedure) Prosedur ini terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantara data. Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal atau laporan pesentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi. 2. Inspeksi (inspecting) Prosedur ini meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan sumberdaya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing terutama dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan ketetapan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian. 3. Konfirmasi (confirming) Prosedur ini adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen diluar organisasi klien. 4. Permintaan keterangan (inquiring) Prosedur ini meliputi permintaan keterangan secaralisan atau tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau karyawan,



umumnya



berupa



pertanyaan-pertanyaan



yang



timbul



setelah



dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan keuangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih.



5. Penghitungan (counting) Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumberdaya berwujud seperti jumlas kas dan persediaan yang ada dan yang kedua yaitu akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. 6. Penelusuran (tracing) Pada prosedur ini auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksananakan dan menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi. 7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) Prosedur ini meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. 8. Pengamatan (observing) Prosedur ini berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaanbeberapa kegiatan atau proses yang dapat berupa pemrosesan rutin jenis transasksi tertentu seperti penerimaan kas untuk melihat penerapan kebijakan dan prosedur perusahaan. 9. Pelaksanaan ulang (reperforming) Prosedur ini adalah perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan serta total pada skedul pendukung dan rekonsiliasi. 10. Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques) Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat



menggunakan



teknik



audit



berbantuan



komputer



untuk



membantu



melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya. Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit: 1. Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen risiko serta control practice yang dapat disepakati semua pihak. 2. Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci. 3. Gunakan fakta atau bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaat. 4. Buatlah laporan beserta kesimpulannya berdasarkan fakta yang dikumpulkan. 5. Telaah apakah tujuan audit tercapai.



6. Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan. 7. Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan manajemen risiko serta control practice. Sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih dahulu. Audit planning (perencanaan audit) harus secara jelas menerangkan tujuan audit, kewenangan auditor, adanya persetujuan manajemen tinggi, dan metode audit. Metodologi audit : 1. Audit subject. Menentukan apa yang akan diaudit. 2. Audti subjective. Menentukan tujuan dari audit. 3. Audit scope. Menentukan sistem, fungsi dan bagian dari organisasi yang seara spesifik/khusus akan diaudit. 4. Preaudit planning. Mengidentifikasi sumber daya dan SDM yang dibutuhkan, menentukan dokumen-dokumen apa yang diperlukan untuk menunjang audit, menentukan lokasi audit. 5. Audit procedures and steps for data gathering. Menentukan cara melakukan audit untuk memeriksa dan menguji kendali, menentukan siapa yang akan diwawancara. 6. Evaluasi hasil pengujian dan pemeriksaan. Spesifik pada tiap organisasi. 7. Prosedur komunikasi dengan pihak manajemen. Spesifik pada tiap organisasi. 8. Audit report preparation. Menentukan bagaimana cara memeriksa hasil audit, yaitu evaluasi kesahihan dari dokumen-dokumen, prosedur, dan kebijakan dari organisasi yang diaudit. Struktur dan isi laporan audit tidak baku, tapi umumnya terdiri atas: 1. Pendahuluan. Tujuan, ruang lingkup, lamanya audit, prosedur audit. 2. Kesimpulan umum dari auditor. 3. Hasil audit. Apa yang ditemukan dalam audit, apakah prosedur dan kontrol laya atau tidak. 4. Rekomendasi. Tanggapan dari manajemen. 5. Exit interview. Interview terakhir antara auditor dengan pihak manajemen untuk membicarakan temuan-temuan dan rekomendasi tindak lanjut. Sekaligus meyakinkan tim manajemen bahwa hasil audit sahih.



PROGRAM AUDIT Tidak ada standar program audit untuk IT ataupun prosedur audit umum yang diterapkan pada hardware dan software klien, arsitek dan tipologi jaringan, dan juga host lingkungan dan industri dengan tujuan spesifik. Program-program audit yang umum yaitu : 1. Lingkup audit 2. Tujuan audit 3. Prosedur audit 4. Detail administrasif seperti perencanaan dan pelaporan Program audit, yang mana harus didokumentasikan dalam kertas kerja, menyajikan suatu template for the work to be performed. Setelah audit lengkap, program audit menyajikan dokumentasi as to who performed individual audit procedures and references pada kertas kerja dimana hasil masing-masing test dan langkah audit dapat dilihat. Program kerja audit, atau cukup disebut program audit, merupakan rencana dan langkah kerja yang harus dilakukan/ diikuti oleh auditor dalam melaksanakan tugas audit, yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang program/aktivitas yang di audit. Ada beberapa manfaat dari penyusunan program kerja audit, antara lain : 



Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa dikomunikasikan kepada semua tim audit.







Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada para auditor dan supervisornya.







Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang telah ditetapkan.







Dapat membantu auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka dengan ruang lingkup,tujuan, serta langkah-langkah kegiatan audit.







Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan sebelumnya.







Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.



Program kerja audit disusun untuk setiap tahap audit yang dilakukan. Program kerja audit pendahuluan mencakup pengumpulan informasi umum tentang objek yang diaudit, cara



pelaksanaan prosedur, serta sistem operasional yang diterapkan dalam perusahaan tersebut. Tahap audit ini auditor harus melakukan pengujian pendahuluan (preliminary test) atas informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi aktivitas yang masih memerlukan perbaikan. Identifikasi ini disebut possible audit objective. Hasil identifikasi ini kemudian di analisis untuk menentukan informasi yang dapat berkembang menjadi tujuan audit sementara (tentative audit objective). Dari bukti-bukti sasaran sementara ini auditor kemudian menetapkan langkah-langkah kerja spesifik yang diperlukan untuk tahap audit berikutnya. Menyiapkan program audit pendahuluan merupakan wilayah yang penting dalam proses perencanaan dalam rangka menyusun program audit. Program ini merupakan daftar detail dari langkah analitis yang dilaksanakan selama proses audit. Persiapan dalam hal ini merupakan hal penting dalam memanajemen waktu untuk audit secara keseluruhan. Produktifitas auditor akan sangat tergantung pada kemampuan dan pengetahuan auditor individual atas area yang di review. Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan dalam menyiapkan program audit pendahuluan adalah daftar pertanyaan yang akan ditanyakan. Contoh program audit yang jelek adalah langkah dalam menentukan apakah semua order pembelian sudah jelas di tanda tangani? Langkah yang lebih bak adalah : membuat statistic yang signifikan atas contoh dari order pembelian dan membandingkan tanda tangan dengan daftar tanda tangan pemilik otoritas dalam rangka untuk menentukan apakah semua order pembelian telah pasti ditandatangani oleh yang berhak. Pada tahap audit pengujian dan review atas pengendalian manajemen, program kerja audit biasanya memuat langkah-langkah audit yang bertujuan untuk menemukan bagianbagian yang mengandung kelemahan pada Sistem Pengendalian Manajemen yang diterapkan objek audit. Langkah-langkah kerja pada tahap audit ini harus mengarahkan auditor tidak hanya memperoleh informasi tentang keandalan sistem pengendalian manajemen tetapi juga memperoleh bukti-bukti yang diperlukan untuk merumuskan secara tepat tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective). Sedangkan program kerja audit untuk tahap audit lanjutan, memuat langkah-langkah rinci untuk mendapatkan bulkti yang cukup, material dan relevan dalam mendukung temuantemuan yag menjadi dasar rekomendasi (perbaikan). Program kerja audit pada tahap audit ini harus memberikan panduan kepada auditor dalam pengembangan temuan yang dilakukannya.



Setiap program kerja audit biasanya mengandung 4 hal pokok, yaitu : 1. Informasi Pendahuluan 



Informasi latar belakang mengenai program/ aktivitas yang diaudit yang berguna bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan program kerja auditnya. Bagian ini harus disajikan seringkas mungkin.







Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan audit, termasuk komentar auditor sendiri.



2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang: 



Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.







Cara pendekatan audit yang dipilih







Pola pelaporan yang dikehendaki



3. Instruksi-instruksi khusus 4. Langkah-langkah kerja Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khsus pelaksanaan tugas audit, sesuai dengan tahap auditnya, yaitu: a) Audit pendahuluan meliputi : 



Pembicaraan pendahuluan dengan objek yang diaudit







Pengumpulan informasi umum, penelahaan peraturan, evaluasi prosedur kerja, dan sistem operasional.







Test pendahuluan atas informasi yang diperoleh guna identifikasi tujuan audit sementara







Pembuatan ikhtisar hasil audit pendahuluan



b) Review dan pengujian 



Pengujian pengendalian manajemen







Pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian manajemen



c) Audit lanjutan 



Pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian manajemen







Penyajian hasil audit lanjutan (daftar temuan)







Pembahasan temuan dengan penanggung jawab audit







Pembahasan hasil audit lanjutan dengan objek audit







Penyusunan rekomendasi



3. Mengembangkan Program Audit untuk Pengujian Substantif a. Penggunaan Teknologi Informasi untuk Mendukung Pengujian Substantif Pada saat klien menggunakan teknologi informasi untuk aplikasi akuntansi yang signifikan, auditor mempunyai kesempatan untuk menggunakan paket perangkat lunak audit untuk membuat audit lebih efektif dan lebih efisien. Perangkat Lunak Audit yang Umum Satu jenis perangkat lunak audit yang biasa digunakan pada saat ini dikenal sebagai perangkat lunak audit yang umum. Perangkat lunak tersebut dapat digunakan oleh auditor untuk arsip-arsip komputer klien yang dihasilkan dalam berbagai data organisasi dan metode-metode pemrosesan, sehingga hal tersebut dapat dihubungkan dari satu klien ke klien lainnya. Tergantung pada aplikasi, satu atau lebih fase berikut ini tercakup dalam penggunaan paket perangkat lunak audit: 



Pengidentifikasian tujuan auditor dan tujuan pengujian yang dilakukan







Penentuan kelayakan penggunaan paket perangkat lunak tersebut dengan sistem klien







Perancangan aplikasi, yang meliput logika, perhitungan, dan bentuk outputnya







Pengkodean dan pengujian aplikasi, termasuk pembuatan bentuk-bentuk standar dan informasi penting







Pemrosesan aplikasi pada data arsip aktual klien dan mereview hasil-hasilnya



Penggunaan perangkat lunak audit memungkinkan auditor mengerjakan data dalam jumlah yang besar dengan efektif. Hal tersebut juga mengurangi ketergantungan auditor kepada personel teknologi informasi klien. Beberapa contoh aplikasi pengujian substantive akan dijelaskan dalam bagian berikut. PEMILIHAN DAN PENCETAKAN SAMPEL-SAMPEL AUDIT komputer dapat diprogram untuk memilih sampel audit sesuai kriteria yang dispesifikasikan oleh auditor. Sampel-sampel tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Piutang usaha pelanggan secara individual mungkin dipilih untuk konfirmasi, atau auditor mungkin tertarik dalam memperoleh daftar seluruh item yang nilainya melebihi jumlah normal tertentu. Sampel-sampel tersebut dipilih berdasarkan berbagai kriteria. Dalam kasus permintaan konfirmasi tersebut, komputer juga dapat digunakan untuk mencetak surat dan amplop permintaan konfirmasi.



Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak audit untuk item-item sampel yang mungkin berisi beberapa kesalahan. PENGUJIAN KALKULASI DAN PEMBUATAN PERHITUNGAN kegunaan umum lainnya dari komputer adalah untuk menguji keakuratan perhitungan dalam mesin yang dapat membaca arsip data. Pengujian penjumlahan ke samping, penjumlahan ke bawah atau perhitungan lain dapat dilakukan. Kuantitas persediaan dapat dihitung dengan biaya per unit dan jumlah persediaan yang dikalkulasi ulang. Piutang usaha pelanggan dapat dapat dijumlah ke bawah secara idnividual dan total seluruh akun yang dibuat. PERINGKASAN DATA DAN PELAKSANAAN ANALISIS Auditor biasanya menginginkan data klien disusun kembali dalam cara yang akan sesuai dengan tujuan tertentu. PERBANDINGAN



DATA



AUDIT



DENGAN



CATATAN-CATATAN



KOMPUTER Data audit yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan oleh auditor dapat dibandingkan dengan informasi dalam catatan komputer. b. Hubungan antara asersi, tujuan audit khusus, dan pengujian substantive Biasanya untuk mengembangkan sejumlah tujuan audit khusus untuk setiap akun berdasarkan lima kategori dalam asersi laporan keuangan. c. Program Audit Ilustrasi untuk Pengujian Substantif Keputusan auditor mengenai pada rancangan pengujian substantive diperlukan untuk pendokumentasian pada kertas kerja dalam bentuk program audit tertulis. d. Kerangka Kerja Umum Pengembangan Program Audit untuk Pengujian Substantif Pemahaman mengenai signifikansi kelompok transaksi dan pemicu ekonomi yang mendasari kelompok transaksi tersebut, memberikan konteks paling penting untuk melakukan dan mengevaluasi pengujian substantive. e. Progam Audit dalam Perikatan Awal Dalam perikatan awal, spesifikasi rinci dari pengujian substantive dalam program audit umumnya tidak sempurna hingga penulis memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri di mana perusahaan beroperasi, studi dan evaluasi pengendalian intern telah sempurna, dan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima telah ditentukan untuk setiap asersi sebagaimana dijelaskan sebelumnya. f. Program Audit dalam Perikatan Berulang



Dalam perikatan berulang, auditor mempunyai akses ke program audit yang digunakan dalam periode sebelumnya dan kertaas kerja yang berkaitan dengan program tersebut.



Sumber audit.html



:



https://pdfslide.net/documents/prosedur-audit-dan-pengembangan-program-