Kel 3 - RS Panti Waluyo Malang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN UMUM PRAKTEK KUNJUNGAN MANAJEMEN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (MPGRS) RUMAH SAKIT PANTI WALUYO MALANG Untuk memenuhi mata kuliah Manajemaen Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang dibina oleh Ibu Bachyar Bakri, M. Kes



Oleh Kelompok 3 : MEI WULAN KUSUMADEWI AINAYA FATIHATUL ALIYAH LATHIFAH NUR OKTAVIANI ROFI'AH NUR AINI AINUL HAQQI ROBBANIYYAH DIAN WARDHANI RAHADI .P SALSA NISA NINDRADINI FITRIA WAHYUNI ANINDHITA SAVIOREL .R AISYAH PRISTYANDANI PUTRI SUGIONO



P17111173045 P17111173046 P17111173047 P17111173048 P17111173049 P17111173050 P17111174052 P17111174053 P17111174054 P17111174055 P17111174056



MAZAYU ALIZZA FARAH MILLENNIA RILLYS .R UTAMI NUR KUSDIANA DEWI SARTIKA LAILY ULIVATUZZUHRO ENDRI ZULI SETIAWATI FIRDA AULIYA' ROSYIDA DEWI NUR ROKHMAH .O SHOFI HIKMAWATISISTI PAMBAJENG LESTANTO .P MAZAYU ALIZZA FARAH



P17111174057 P17111174058 P17111174059 P17111174060 P17111174061 P17111174062 P17111174063 P17111174064 P17111174065 P17111174066 P17111174057



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA



1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatnya lah sehingga laporan ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini kami akan membahas tentang Manajemen Pelayanan Gizi Rumah Sakit Panti Waluyo Malang. Dengan selesainya laporan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Di dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga saran dari pihak manapun yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam perbaikan agar kedepannya laporan ini dapat dibuat kembali dengan lebih baik.



Malang, 10 Maret 2020



Tim Penyusun



2



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………...1 KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………2 DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..3 I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..4 B. Tujuan…………………………………………………………………………………….5



II.



METODE PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Kunjungan………………………………………………………...7 B. Peserta……………………………………………………………………………………7 C. Metode Kunjungan………………………………………………………………………7



III.



HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Institusi Rumah Sakit……………………………………………...11 B. Uraian Hasil Pelaksanaan Praktek Kunjungan……………………………………….15



IV.



PENUTUP A. Kesimpulan………………………..……………………………………………………...30 B. Saran……………………………………………………………………………………...30



DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………...31



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti pelayanan medis. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik. Salah satu sarana penunjang kegiatan pelayanan medik yang sangat penting adalah instalasi gizi. Sarana instalasi gizi rumah sakit berperan penting dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit oleh karena tugas dan fungsinya sangat sentral dalam penyembuhan pasien (Rika,2018). Pelayanan gizi di rumah sakit memiliki empat kegiatan pokok yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan pengembangan gizi terapan (Depkes,2003). Pelayanan gizi di rumah sakit bertugas memberikan makanan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap yang disesuaikan dengan standar diet masing-masing pasien, selain itu harus disesuaikan dengan unit pelayanan kesehatan lain agar dapat mencapai pelayanan gizi yang optimal. (Kemenkes,2013) Pelayanan gizi juga dapat dijadikan tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit karena makanan termasuk kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor pencegah serta membantu penyembuhan penyakit. Jika pasien mendapat asupan gizi yang tepat selama menjalani perawatan di rumah sakit maka dapat membantu proses penyembuhan, mencegah terjadinya komplikasi, menurunkan morbiditas dan mortalitas. Dengan demikian dapat memperpendek lama hari rawat inap dan menekan biaya pengobatan (Kemenkes,2013) Hasil survey pemantauan pelayanan makanan terhadap 2.200 pasien di hampir semua rumah sakit di Inggris bahwa makanan yang dihidangkan dan disajikan umumnya dingin, tidak menggugah selera dan tidak enak dimakan. Dengan persentase sepertiga jumlah total pasien tidak menghabiskan makanannya. Hasil penelitian terhadap pasien yang menyebar di wilayah Inggris memperlihatkan bahwa 40% pasien yang dikunjungi keluarga atau kerabat dan sahabat membawakan makanan (Syafar,2012). Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan gizi sangat mempengaruhi citra rumah sakit secara keseluruhan yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan pemasukan rumah sakit. Apabila suatu jenis makanan dihidangkan berkali-kali dalam jangka waktu yang singkat, akan menyebabkan konsumen merasa bosan. Hal ini akan menyebabkan nafsu makan pasien menurun dan konsumsi makan pasien berkurang (Prawiningdyah, 2011).



4



Kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan adalah semua upaya yang dilakukan karyawan untuk memenuhi keinginan pelanggannya dengan jasa yang akan diberikan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien, dengan menggunakan persepsi pasien tentang pelayanan yang diterima (memuaskan atau mengecewakan, juga termasuk lamanya waktu pelayanan). Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap pasien dari pertama kali datang, sampai pasien meninggalkan rumah sakit. Pelayanan dibentuk berdasarkan 5 prinsip Service Quality yaitu kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan layanan. Keunggulan layanan tersebut tidak akan terwujud jika ada salah satu prinsip pelayanan ada yang dianggap lemah. Berdasarkan data Indeks Kepuasan Masyarakat di RSUD Tugurejo Semarang yang diambil oleh PT SRI pada semester 1 tahun 2008, dari hasil indepth pada 130 responden, didapatkan fakta bahwa pasien biasanya mempunyai pengalaman tidak menyenangkan, bahkan menakutkan ketika datang ke Rumah Sakit, karena pelayanan yang didapatkan tidak maksimal dan cenderung merugikan pasien dan hal tersebut bisa menimbulkan ketidakpuasan (Khairun, 2011). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka penulis berkeinginan untuk melihat bagaimana manajemen pelayanan gizi pasien di instalasi gizi Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang berdasarkan data yang telah ada. Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan merupakan rumah sakit umum tipe B dan terakreditasi tingkat paripurna. Rumah sakit ini berdiri sejak tahun 1929 dan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang pelayanan gizi. B. Tujuan 1) Tujuan Umum Menganalisis kegiatan penyelenggaran Makanan di Rumah Sakit Panti Waluya Malang 2) Tujuan Khusus Setelah dilakukan kunjungan di Rumah Sakit Panti Waluyo Malang Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Mengetahui perencanaan menu di RS Panti Waluya 2. Mengetahui perencanaan pengadaan bahan makanan di RS Panti Waluya 3. Mengetahui pemesanan dan pembelian bahan makanan di RS Panti Waluya 4. Mengetahui penerimaan bahan makanan di RS Panti Waluya 5. Mengetahui penyimpanan bahan makanan di RS Panti Waluya 6. Mengetahui persiapan bahan makanan di RS Panti Waluya 7. Mengetahui pengolahan bahan makanan di RS Panti Waluya 8. Mengetahui distribusi, transportasi dan penyajian di RS Panti Waluya 5



9. Mengetahui kegiatan pelayanan gizi rawat inap di RS Panti Waluya 10. Mengetahui kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan di RS Panti Waluya 11. Mengetahui kegiatan rawat jalan di RS Panti Waluya



6



BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu Kegiatan kunjungan ini dilaksanakan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang, pada hari Rabu, 11 Maret 2020, pukul 08.00 sampai 12.00. B. Peserta kunjungan Peserta kunjungan dilaksanaan oleh mahasiswa Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika tingkat 3 sebanyak 21 mahasiswa, dan dibimbing oleh ibu Arsinah Fitriah H. SST. MPH. Table 1. Daftar peserta kunjungan Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang NO.



NIM



NAMA



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



P17111173045 P17111173046 P17111173047 P17111173048 P17111173049 P17111173050 P17111174052 P17111174053 P17111174054 P17111174055 P17111174056 P17111174057 P17111174058 P17111174059 P17111174060 P17111174061 P17111174062 P17111174063 P17111174064 P17111174065 P17111174066



MEI WULAN KUSUMADEWI AINAYA FATIHATUL ALIYAH LATHIFAH NUR OKTAVIANI ROFI’AH NUR AINI AINUL HAQQI ROBBANIYYAH DIAN WARDHANI RAHADI PUTRI SALSA NISA NINDRADINI FITRIA WAHYUNI ANINDHITA SAVIOREL RIVALDY AISYAH PRISTYANDANI PUTRI SUGIONO MAZAYU ALIZZA FARAH MILLENNIA RILLYS RAMADHANI UTAMI NUR KUSDIANA DEWI SARTIKA LAILY ULIVATUZZUHRO ENDRI ZULI SETIAWATI FIRDA AULIYA’ ROSYIDA DEWI NUR ROKHMAH OKTAFIANI SHOFI HIKMAWATISISTI PAMBAJENG LESTANTO PUTRI



C. Metode kunjungan 1. Unit kerja a. Pelayanan Gizi Rawat Inap b. Pelayanan Gizi Rawat Jalan c. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit d. Penelitian dan Pengembangan 2. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu : 7



a. Teknik pengambilan data Pengambilan



data adalah dengan cara observasi. Obrservasi



merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Dalam pengamatan kunjunagn di Rumah Sakit Panti Waluya Malang, mahasiswa mengamati seluruh pekerjaan Ahli Gizi dalam melaksanakan tugasnya dalam berbagai unit kerja yaitu pelayanan gizi rawat inap, pelayanan



gizi



rawat



jalan,



penelitian



dan



pengembangan



dan



penyelenggaran makanan rumah sakit yang sedang berlangsung dari awal yaitu penerimaan bahan hingga akhir. Selain itu mahasiswa juga ditunjukkan bagaimana cara menjalankan tugas dengan baik menurut masing masing unit kerja. Dalam observasi ini, mahasiswa secara langsung terlibat dalam pengamatan di Rumah Sakit Panti Waluya Malang maka dapat dikategorikan pengambilan data yaitu melalui teknik participant observasi. Selain itu mahasiswa juga mencatat hal – hal penting yang diamati, seperti cara bekerja dalam unit kerja masing masing dengan cara mengisi kuisioner yang telah dibagikan sebelum pengamatan. Diantara teknik observasi, didalamnya kami menggunakan teknik wawancara dan kunjungan lapangan. Dalam teknik kunjungan lapangan, kami mencari data sembari langsung mendatangi tempat pelayanan gizi rawat inap, pelayanan



gizi



penyelenggaran



rawat makanan



jalan,



penelitian



rumah



sakit.



dan Selain



pengembangan menggunakan



dan teknik



kunjungan lapangan, kamijuga menggunakan teknik observasi wawancra, dimana ada beberapa informasi yang kurang jelas dan perlu kami tanyakan langsung kepada beberapa ahli gizi Rumah Sakit Panti Waluya Malang yang berugas langsung dalam masing masing unit kerja. b. Teknik analisis data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilalukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.



8



Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali (Sugiono, 2017). Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan dalam bukunya Sugiono bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis



data



dilakukan



dengan



mengorganisasikan



data,



menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. c. Teknik penyajian data a) Pengertian Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitan yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar mudah dibaca. Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan dan lain-lain. b) Jenis dan Cara Penyajian Data 1. Penyajian Data Dalam Bentuk Tulisan(Textular Presentation) Penyajian dalan bentuk tulisan sebenarnya merupakan gambaram umum tentang kesimpulan hasil pengamatan, penyajian dalm bentuk tulisan hanya digunakan untuk memberikan informasi. 2. Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel (Table Persentation) Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk angka



yang



disusun



secara



teratur



dalam



bentuk



kolom



dan



baris.Penyajian dalam bentuk tebel banyak digunakan pada penuilsan laporan hasil penelitian dengan maksud agar orang mudah memperoleh gambaran rinci tentang hasil penelitian yang telah dilakukan.Suatu tabel yang lengkap terdiri dari : -



Nomor table Bila tabel yang disajikan lebih dari satu makna hendaknya diberi nomor agar mudah untuk mencari kembali bila dibutukan.Nomor tebel biasanya ditempatkan diatas sebelah kiri sejajar denga judul table. 9



-



Judul Tabel Setiap tabel yang disajikan harus diberikn judul karena dari judul tabel orang dapat mengetahui tentang apa yang disajikan.



-



Catatan Pendahuluan Catatan pendahuluan biasanya diletakkan dibawah judul dan berfungsi sebagai keterangan tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatam yang dilakukan.



-



Badan Tabel Badan atbel terdiri dari judul kolom,judul baris,judul kompartemen dan sel.



-



Catatan kaki Catatan kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang digunakan.Bisanya dengan member tanda yang sesuai dengan tanda yang terdapat dikanan atas singkatan yang digunakan.Tanda yang biasanya dapat berupa*x dan lain lain.Catatan kaki diletakkan dibawah kiri tabel.



-



Sumber Data Sumber data diletakan dibagian kiri bawah(dibawah catatan kaki),sumber ini mempunyai arti penting bila data yang sajikan berupa data sekunder



3. Penyajian Data Dalam Bentuk Grafik ( Grafical Or Diagram Presentation) Grafik merupakan salah satu bentuk penyajian data statistik yang banyak dilakukan dalam berbagai bidang,termasuk bidang kedokteran karna penyajian



dalam



bentuk



grafik



lebih



menarik



dan



mudah



dipahami.Penyajian dalam bentuk grafik bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut : -



Membandingkan beberapa variable,beberapa kategori dalam variable atau satu variable pada waktu dan tempat yang berbeda.



-



Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalan nya waktu ( time series )



-



Mengetahui adanya hubungan dua variable atau lebih.



-



Memberikan penerangan pada masyarakat.



10



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rs Panti Waluya Malang Perkembangan Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang mempunyai pengabdian yang cukup panjang dimulai dari klinik pribadi yang dimiliki oleh Prof Leber di daerah Sawahan. Pada tanggal 1 Desember 1929, klinik beserta rumah Prof Leber yang sudah diatur rapi diserahkan kepada Zusters van de Christelijke Scholen van Barmhartigheid dan diberkati oleh Mgr Vander Pas. Pada waktu itu Prof Leber mengumumkan serah terima ini dihadapan para dokter dan pegawai. Setelah dikelola oleh Zusters van de Christelijke Scholen van Barmhartigheid dari Negeri Belanda kemudian dirubah menjadi rumah sakit kecil dengan kapasitas 25 tempat tidur dan diberi nama: "Rooms Katholiek Ziekenhuis ( RKZ ) St. Maria Magdalena Postel, dan Sr. Martha Maria sebagai penanggung Jawab bagian perawatan. Nama RKZ inilah oleh masyarakat lebih dikenal sampai sekarang. Rumah Sakit ini terdiri dari 2 buah rumah besar yaitu satu rumah menampung 25 pasien dan satu dijadikan Ruang Operasi. Karena kekurangan tempat, maka diputuskan untuk menambah ruangan baru, setelah mendapat persetujuan dari Kota Madya Malang, Para Suster membeli tanah yang terletak berdampingan dengan rumah sakit, tepatnya: Batas sebelah selatan Jalan Nusakambangan; sebelah timur batas Jalan Lombok; Sebelah Utara Jalan Yulius Usman dan sebelah Barat parit.Dalarn rapat pimpinan pada tanggal 26 Pebruari 1956, Rooms Katholiek Ziekenhuis ( RKZ ) St.Maria Magdalena Postel dirubah menjadi Rumah Sakit "Panti Waluya Sawahan" yang berlokasi strategis ditengah kota dengan luas tanah sekitar 1,8 hektar, bagian depan perawatan menghadap Jl.Nusakambangan 56 dan bagian belakang Poliklinik menghadap Jalan Yulius Usman 49. Dengan SK Menteri Kesehatan RI.No.YM.02.043.5.679, maka rumah sakit ini menjadi rumah sakit umum yang memenuhi persyaratan rumah sakit modern dengan segala fasilitas medis / non medis. Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang berdiri sejak tahun 1929, dimana sudah cukup usia dan pengalaman dalam memberikan pelayanan kesehatan. Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang selalu ikut dalam perkembangan IPTEK Kesehatan yang sejalan dengan perkembangan zaman. Bahkan tidak hanya IPTEK yang berkembang, SDM dalam segala bidang, bidang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang juga berkembang pesat. Tenaga ahli dibidang masing-masing telah tersedia di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Dimana mereka siap melayani pasien dan keluarganya 11



dengan profesional, cepat, tepat, dan ramah. Tidak cukup dengan pendidikan formal, tenaga-tenaga pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang selalu mendapatkan training yang memadai sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Berikut beberapa pelayanan yang terdapat pada Rumah Sakit Panti Waluyo Sawahan Malang, yaitu : a. Layanan Rawat Inap RS Panti Waluya Malang Layanan Rawat Inap RS Panti Waluyo Malang terdiri dari proses perawatan yang ditangani oleh dokter sesuai dengan penyakit yang diderita. Pasien yang menjalani rawat inap diruangan tertentu dan akan diinfus pada tangannya. Ruang perawatan untuk menjalani rawat inap memiliki fasilitas yang berbeda – beda, terdiri dari VIP I, VIP A, VIP B, Kelas I, Kelas II A, Kelas II B, Kelas III, dan Kelas IV. Biaya untuk masing – masing kamar disesuaikan dengan fasilitas yang diberikan. Semakin lengkap fasilitas yang disediakan dalam kamar perawatan atau ruang rawat inap. b. Layanan Rawat Jalan RS Panti Waluyo Malang Rawat



jalan



RS



Panti



Waluyo



memberiksn



pelayanan medis kepada



seorang pasien melalui pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Pelayanan rawat inap di RS Waluyo Malang terdiri dari poli anak, geriatric, gigi, gizi klinik, jantung dan pembuluh, kandungan, rehabilitasi, kesehatan jiwa, kulit kelamin, mata, paru-paru, penyakit dalam dan saraf. c. Unit Gawat Darurat (UGD) Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah Kota Malang. Berdiri pada tanggal 15 Mei 1999, walaupun belum lama terbentuk namun partisipasi masyarakat untuk datang berobat semakin bertambah. Yang mana visi dari UGD Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang adalah meningkatkan pelayanan gawat darurat secara profesional dan paripurna bagi penderita yang memerlukan pelayanan darurat. UGD mempunyai strategi memberikan pelayanan darurat bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam waktu 24 jam serta melakukan koordinasi dengan unti lain atau rumah sakit lain. d. Laboratorium Laboratorium Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang merupakan salah satu unit penunjang medis dalam struktur organisasi rumah sakit, berkembang seiring dengan kemajuan teknologi di bidang media pada umumnya dan di bidang laboratorium klinik pada khususnya dengan motto ‘”Jangan ada yang keliru hari ini”. Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang melayani pemeriksaan selama 24 jam sehari termasuk hari besar. 12



e. Kamar operasi Kamar operasi adalah ruangan khusus yang memberikan pelayanan berkualitas kepada pasien saat sebelum, selama, dan sesaat sesudah dilakukan tindakan pembedahan. Kamar operasi Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang menyediakan pula untuk proses persalinan caesar dan tindakan operasi lainnya. Di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang terdapat 5 kamar untuk melakukan tindakan operasi. f.



RS Panti Waluya Sawahan Malang juga terdapat unit hemodialisa, radiologi, kemoterapi, fisioterapi. Untuk fisioterapi RS Panti Waluya Sawahan Malang memberikan terapi dengan peralatan lengkap yang meliputi diathermi, tens, ultrasound, electrical stimulasi, nebuzer, infrared. Serta fisioterapi di RS Panti Waluya Sawahan Malang melayani untuk pasien post stroke, anak cerebral polsy, latihan keterbatasan gerak sendi, dan lain-lain. Di RS Panti Waluya Sawahan Malang ini juga memiliki beberapa peraturan dan tata tertib bagi pasien dan keluarga pasien yaitu :



TATA TERTIB DAN PERATURAN Bagi Pasien dan Keluarga Pasien Yang Dirawat di RS Panti Waluya Sawahan Malang 1) Wajib menjaga sopan santun, kebersihan dan tata tetib di lingkungan Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. 2) Tidak diperkenankan merokok, membawa dan minum minuman beralkohol. 3) Tidak diperkenankan membawa barang berharga atau uang dalam jumlah yang berlebih, bila perlu dititipkan ke Kantor Informasi atau Pembayaran Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Kehilangan barang milik pasien / keluarga tidak menjadi tanggung jawab Rumah Sakit. 4) Menaati jam berkunjung yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit yaitu : 5) Pagi : Pukul 10.00 s.d. 12.00 6) Sore : Pukul 16.00 s.d. 18.00 7) Tidak diperkenankan meminjamkan uang atau barang berharga kepada Karyawan / Perawat Rumah Sakit. 8) Tidak diijinkan membawa tambahan tempat tidur, tikar, bantal dll. 9) Penggunaan alat elektronik yang memerlukan aliran listrik Rumah Sakit dikenakan biaya tambahan.



13



10) Keluarga harus membayar uang muka perawatan selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah masuk Rumah Sakit. Setiap 7 (tujuh) hari diharuskan membayar biaya kamar dan pemakaian obat. 11) Guna menjamin kelancaran pelayanan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang maka untuk setiap tindakan pelayanan kepada penderita yang memerlukan biaya besar diwajibkan membayar 50% dari perkiraan biaya, sebelum tindakan dilakukan. 12) Pasien yang ditanggung oleh Pihak Ketiga (Asuransi, Perusahaan, dll) harus menunjukkan surat jaminan selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam setelah masuk Rumah Sakit. 13) Pasien yang menghendaki pulang setelah Pk. 13.00, hari Minggu atau hari libur, diwajibkan menitipkan jumlah biaya sampai dengan hari kerja berikutnya. 14) Tidak diperkenankan membawa / memperoleh pelayanan kesehatan lain dari Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan tanpa seijin Pimpinan Rumah Sakit. 15) Pasien dianjurkan mengetahui dan menjalankan hak dan kewajiban pasien, sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia No : YM/02.04.3.5.2504. HAK dan KEWAJIBAN PASIEN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK NOMOR : YM / 02.04.3.5.2504 Hak Pasien Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien. 1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. 2.



Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.



3.



Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.



4.



Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan.



5.



Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.



6.



Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.



7.



Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yanf dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.



8.



Pasien berhak atas 'privacy' dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk datadata medisnya.



9.



Pasien berhak mendapat informasi meliputi : o



Penyakit yang diderita



o



Tindakan medik apa yang hendak dilakukan 14



o



Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya



o



Alternatif terapi lainnya



o



Prognosanya



o



Perkiraan biaya pengobatan



10.



Pasien berhak menyetujui/memberikan ijin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.



11.



Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.



12.



Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.



13.



Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.



14.



Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya dalam perawatan di rumah sakit.



15.



Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.



16.



Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.



Kewajiban Pasien 1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit. 2.



Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya.



3.



Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.



4.



Pasien dan atau penanggung berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit / dokter.



5.



Pasien dan atau penanggunya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.



B. URAIAN HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KUNJUNGAN FORM CHEKLIST I. KEGIATAN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT



Nama RS



: Panti Waluya Sawahan Jumlah Karyawan



Alamat



Malang (RKZ) : Jl. Nusakambangan



: 22 orang di



Instalasi Gizi. Tanggal Observasi : Rabu, 11



No.56, Kasin, Kec. Klojen,



Maret 2020,



Kota Malang, Jawa Timur



pukul 08.00



65117



sampai 12.00.



15



1. Perencanaan Menu No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Uraian Terdapat peraturan pemberian makanan rumah sakit yang dijadikan acuan dalam mempertimbangkan perencanaan menu untuk pasien atau karyawan



Skor



Keterangan



1



Terdapat siklus menu dan pedoman menu Terdapat standar resep pada setiap menu Terdapat standar bumbu Terdapat standar porsi penyajian



1 1 1 1



Terdapat perbedaan antara bahan makanan di ruang VIP dan biasa Menu dipisahkan : Makanan Biasa, Lunak, anak, kanker, vegetarian dan Bubur Saring Terdapat pendokumentasian perencanaan menu JUMLAH



1 1 1 8



Analisis Perencanaan Menu: Dari data formulir hasil observasi di Rumah Sakit Panti Waluya diperoleh presentase sebesar 100%. Hal ini menunjukan persentase yang dihasilkan termasuk kategori baik, karena dalam perencanaan menu sudah terdapat acuan dalam mempertimbangkan perencanaan menu untuk pasien atau karyawan, terdapat siklus menu yaitu 10 hari, pedoman menu, standar porsi, standar resep, standar bumbu. Menu juga sudah dipisahkan berdasarkan bentuk makanan dan penyakit masing-masing. Pendokumentasian perencanaan menu juga sudah lengkap. 2. Perencanaan Pengadaan Bahan Makanan NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9



Uraian Tersedianya prosedur tetap (SOP) pengadaan bahan makanan Tersedianya anggaran dana untuk pemesanan dan pembelian bahan makanan Memiliki list pemesanan dan spesifikasi bahan makanan yang disusun sesuai Terdapat surat penyataan kerjasama dengan rekanan termasuk prosedur apabila barang tidak sesuai spesifikasi Menghitung semua kebutuhan bahan makanan satu persatu Pemesanan bahan makanan memperhitungkan faktor refuse atau bagian yang dapat dimakan (BDD) untuk masing-masing bahan makanan Ada data macam dan jumlah konsumen/pasien tahun sebelumnya Ada data harga bahan makanan Menggunakan sistem pembelian yang tepat (sistem lelang/pembelian langsung) sesuai dengan jenis institusi, jumlah konsumen, kemampuan tenaga kerja dan biaya yang tersedia



Skor



Keterangan



1 1 1 1 1 1 1 1 1



16



NO. 10



11



12 13



Uraian Mempunyai pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan dan dikonversikan ke dalam berat kotor Ada perhitungan indeks harga makanan per orang perhari



Ada perhitungan anggaran bahan makanan dalam setahun Ada bon pemesanan/pembelian bahan makanan yang terdokumen dengan baik JUMLAH



Skor



Keterangan



1



0



Ada, tetapi tidak lengkap karena RS tidak melakukan perhitungan per orang melainkan per kelas pasien.



1 1 12



Analisis Perencanaan Pengadaan Bahan Makanan:



Dari hasil observasi yang dilakukan di RS Panti Waluyo indikator penilaian untuk perencanaan pengadaan bahan makanan memiliki prosentase sebesar 92,86%. Hal ini menunjukkan prosentase yang dihasilkan termasuk dalam kategori baik, akan tetapi ada yang masih kurang yaitu dalam perhitungan indeks harga makanan per orang per hari. Indikator penilaiannya ada sesuai dengan standar tetapi tidak lengkap dikarenakan RS Panti Waluyo tidak memperhitungkan per orang per hari melainkan perhitungan dilakukan sesuai kelas pasien. 3. Penerimaan Bahan Makanan No Uraian Skor Keterangan 1 Petugas menggunakan alat pelindung diri a. Topi 1 b. Masker 1 1 c. Apron 1 d. Sepatu 2 Cuci tangan sebelum/sesudah bekerja 1 3 Ada SPO penerimaan bahan makanan. 1 4 Ada IK penerimaan bahan makanan 1 5 Bahan makanan diterima sesuai : Di RS untuk bahan a. Spesifikasi (tidak rusak, suhu bahan makanan makanan hewani tidak 1 menggunakan cool sesuai, keamanan pangan terkendali, expired box/mobil pendingin. date). 1 b. Pemesanan (jumlah dan jenis). 0 c. Bahan makanan hewani menggunakan cool box/ mobil berpendingin. 1 d. Bahan makanan tidak diletakkan di lantai. e. Ada pencatatan/ cheklist dan pelaporan. 1 6 Selalu menimbang dan menghitung bahan makanan 1 yang sudah diterima 7 Petugas mengembalikan jika terjadi ketidak cocokan 1 atau apabila bahan makanan telah rusak 17



No Uraian 8 Ada bon penyaluran bahan makanan JUMLAH



Skor 1



Keterangan 15



Analisis Penerimaan Bahan Makanan:



Berdasarkan hasil penilaian terhadap sistem penerimaan bahan makanan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang (Rumah Sakit RKZ) sudah baik, yaitu sudah mencapai 85%. Hal tersebut dibuktikan dengan karyawan yang sudah menggunakan APD lengkap, mencuci tangan sebelum/sesudah bekerja, menerima bahan makanan sesuai dengan spesifikasi, pemesanan, dan tidak meletakkan bahan makanan di lantai, serta melakukan pencatatan dan pelaporan pada kegiatan penerimaan. Kegiatan penerimaan bahan makanan pada Rumah Sakit RKZ dilakukan secara konvensional. Petugas penerimaan bahan makanan menerima bon kemudian memeriksa dan mengecek jumlah, dan spesifikasi bahan makanan. Sedangkan 15% yang masih belum tercapai dikarenakan bahan makanan hewani tidak menggunakan cool box/mobil berpendingin dan bahan makanan tidak mempunyai certificate of analysis.



4. Penyimpanan Bahan Makanan No 1



2 3 4 5 6



7



8 9



Uraian Bahan makanan disimpan dalam kontainer tertutup dan ditempat yang mudah diambil, ditata dengan rapi, dan terdapat kode area Mencatat semua bahan makanan, rotasi, diberikan label untuk masing-masing kriteria produk, dicatat dibuku dan kartu stok. Menggunakan sistim FIFO (First In First Out) dan FEFO (first expired first out) Memisahkan bahan makanan kering dan bahan makanan basah. Bahan makanan alergen, terpisah tempatnya Jarak penyimpanan : Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm Jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm Penyimpanan bahan makanan Penyimpanan Lauk Hewani : - Suhu sesuai dengan lamanya bahan makanan disimpan - Daging, ayam, ikan, suhunya = 0-4°C selama 3-5 hari dan < 0o C untuk yang disimpan > 5 hari Sarana penimbangan dan pengukuran suhu selalu dikalibrasi. Ada tindak lanjut jika suhu freezer meningkat tidak sesuai standar JUMLAH



Skor



Keterangan



1



1 1 1 1 1



1



1 1 9 18



Analisis Penyimpanan Bahan Makanan: Berdasarkan hasil penilaian terhadap sistem penyimpanan bahan makanan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang (Rumah Sakit RKZ) sudah baik, yaitu sudah mencapai 98%. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya rotasi/giliran yang baik dan teratur antara barang yang lama dan barang baru yaitu first in first out (FIFO) – first expired first out (FEFO), sudah menyimpan bahan makanan kering dalam container tertutup dan ditempat yang mudah diambil, ditata dengan rapi dan dibuat kode area sebelum menyimpan bahan makanan, bahan makanan bagi pasien khusus (bahan makanan alergen) tempatnya sudah terpisah. Suhu juga sudah disesuaikan dengan standar yang sudah ditentukan, jika ada kerusakan atau peningkatan suhu yang tidak diinginkan dan juga tidak terstandar pihak pihak tertentu akan segera melapor dan akan langsung ditangani serta selalu dilakukan monitoring setiap hari. Sedangkan 2% yang belum tercapai dikarenakan penyimpanan sayur sudah menggunakan plastik bening tetapi tidak diberi lubang pada plastik kemudian disimpan di kulkas. Seharusnya penyimpanan sayur yang baik yaitu menggunakan plastik yang sudah diberi lubang, agar uap air tidak tertahan didalam plastik yang dapat menyebabkan pembusukan pada sayuran. 5. Persiapan Bahan Makanan No 1



Uraian Ruangan persiapan terpisah dengan pengolahan



Skor 1



2



Petugas memakai APD



0



3



Mencuci bahan makanan segar dengan air mengalir



1



4



Mencuci bahan makanan salad/garnis dengan air bersih, bilas dengan air siap minum



0



5



Potongan bahan makanan sesuai standar porsi atau sesuai jenis masakan (contoh: daging per porsi 50, g dan potongan sayur cap cai menyerong)



1



JUMLAH



Keterangan



Di RS pegawai tidak lengkap dalam menggunakan APD.



Di RS mencuci bahan makanan seperti salad buah atau sayuran hanya menggunakan air bersih dan tidak dibilas dengan air yang siap minum begitu juga dengan pencucian pada garnis.



3



Analisis Persiapan Bahan Makanan: 19



Berdasarkan hasil penilaian terhadap persiapan bahan makanan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang (Rumah Sakit RKZ) sudah baik, yaitu sudah mencapai 81%. Hal ini dibuktikan dengan rumah sakit tersebut sudah memiliki ruangan yang terpisah antara ruangan perisiapan dan ruangan pengolahan. Bahan makanan ditimbang sesuai dengan permintaan atau kebutuhan dan pencucian bahan makanan segar dicuci dibawah air yang mengalir. Potongan bahan makanan sudah sesuai dengan standar porsi atau sesuai jenis masakan (contoh: daging per porsi 50, g dan potongan sayur cap cai menyerong) serta sudah memberikan label pada bahan makanan yang sudah selesai dipersiapkan. Sedangkan 19% yang belum tercapai dikarenakan para pegawai di rumah sakit Panti Waluya Sawahan Malang tidak lengkap dalam menggunakan APD meskipun di setiap dinding ruang persiapan, pengolahan, dan distribusi, sudah di pasang peringatan memakai APD dengan lengkap. Dalam mencuci bahan makanan seperti salad buah atau sayuran hanya menggunakan air bersih dan tidak dibilas dengan air yang siap minum begitu juga dengan pencucian pada garnis, karena pegawai tersebut khawatir garnis akan rusak. Seharusnya pencucian garnis harus menggunakan air minum, karena garnis biasanya langsung dimakan jika hanya dicuci menggunakan air bersih dikhawatirkan bakteri yang terdapat di air melekat pada garnis tersebut. Selain itu, penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit RKZ tidak memiliki standar bumbu masakan sehingga dalam pemberian bumbu pada menu makanan hanya menggunakan feeling atau kira – kira. Hal tersebut dapat mengakibatkan perbedaan rasa pada menu makanan tiap kali dimasak. Seharusnya perlu adanya standar bumbu untuk memudahkan proses pengolahan dan memberikan rasa yang sama pada menu masakan tiap kali dimasak. 6. Pengolahan Bahan Makanan No



Uraian Skor Tersedianya prosedur tetap(SOP) 1. 1 pengolahan bahan makanan Tersedianya prosedur tetap perilaku 2. higiene sanitasi (SSOP) pengolahan bahan 1 makanan Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri 3. 1 (APD) Mengolah makanan anak, makanan biasa 4. dan makanan lunak/diet sesuai prinsip diet pada tempat terpisah Mengolah makanan menggunakan teknik yang benar (sesuai SPO) serta suhu dan 5. waktu pemasakan sesuai standar,atau sesuai dengan prosedur (SOP) Menyimpan makanan matang pada suhu 6. panas (min 600 C)



0



Keterangan



Di RS pengolahan makanan pada pasien anak tidak terpisah dengan dewasa, hanya pada pemorsian nasi saja yang berbeda.



1



1 20



No



Uraian Menyimpan makanan matang dalam 7. kontainer tertutup serta memisahkannya dengan bahan mentah Makanan matang tidak diambil dengan 8. tangan telanjang Melakukan kegiatan kontrol produksi penilaian cita rasa makanan dan 9. menghitung jumlah porsi hasil produksi makanan JUMLAH



Skor



Keterangan



1 1



1 8



Analisis Pengolahan Bahan Makanan: Dari data formulir hasil observasi di Rumah Sakit Panti Waluya diperoleh presentase sebesar 87,5%. Hal ini menunjukkan presentase yang dihasilkan termasuk dalam kategori baik, prosedur tetap (SOP) dan prosedur tetap perilaku higiene sanitasi (SSOP) pemasakan bahan makanan juga sudah diterapkan dengan baik oleh pihak pengolahan bahan makanan.Akan tetapi ada hal yang masih kurang yaitu pengolahan makanan pada pasien anak tidak terpisah dengan dewasa, hanya pada pemorsian nasi saja yang berbeda sedangkan untuk sayur dan lauk pauk memiliki ukuran potongan yang sama dengan dewasa. 7. Distribusi, Transportasi, dan Penyajian No



1



2 3 4 5



6 7



Uraian



Petugas distribusi menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap Tersedianya prosedur tetap (SOP) pendistribusian dan penyajian makanan Tersedianya standar porsi penyajian yang ditetapkan dan tertulis Distribusi makanan tepat diet dan tepat waktu Kebersihan food trolly atau mobil pengangkut makanan dilakukan setiap hari oleh pramusaji Suhu penyajian makanan sesuai dengan jenis masakannya: - Penyajian panas: 600-800 C - Penyajian hangat: 300-450 C Transportasi makanan menggunakan



Penilaian (Ya = 1) (Tidak = 0)



0



Keterangan Di RS petugas distribusi menggunakan APD tetapi tidak lengkap seperti masih ditemukan penggunaan handscoon hanya 1 tangan.



1 1 1 0



Di RS mobil pengangkut makanan tidak dibersihkan setiap hari (seminggu 2 kali).



1 1 21



No



Uraian



Penilaian (Ya = 1) (Tidak = 0)



8



tempat yang tertutup. Tenaga kerja menggunakan alat pelindung saat distribusi/ memegang makanan (sendok, penjepit atau plastic penutup tangan) JUMLAH



1



Keterangan



6



Analisis Distribusi, Transportasi, dan Penyajian: Dari hasil observasi di Rumah Sakit Panti Waluya didapatkan persentase 91%. Hal ini menunjukkan persentase yang dihasilkan termasuk dalam kategori baik, prosedur pendistribusian makanan sesuai SOP sudah dijalankan akan tetapi ada hal yang masih kurang yaitu petugas distribusi menggunakan APD tetapi tidak lengkap seperti masih ditemukan penggunaan handscoon hanya 1 tangan, dan mobil pengangkut makanan tidak dibersihkan setiap hari (seminggu 2 kali).



22



II. FORM KEGIATAN PELAYANAN GIZI RAWAT INAP Keterangan Penilaian Beri tanda checklist (√) pada pilihan yang sesuai.



PERNYATAAN 1. Yang melakukan skrining gizi



PILIHAN A. SKRINING 1. Ahli Gizi 2. Perawat √ 3. Tenaga Medis Lain (…………………..)



2. Pendokumentasian skrining gizi



3. Model/jenis skrining tools yang sesuai dengan sasaran usia



1. Petugas yang melakukan assessment gizi



2. Pendokumentasian assessment gizi



3. Waktu pelaksanaan assessment gizi 1. Petugas yang melakukan diagnosis gizi



2. Pendokumentasian diagnosis gizi







1. Ada, Lengkap 2. Ada, Kurang Lengkap 3. Tidak Ada







1. sesuai 2. tidak sesuai



B. ASSESSMENT 1. Ahli Gizi √ 2. Perawat 3. Tenaga Medis Lain (…………………..) 1. Ada, Lengkap √ 2. Ada, Kurang Lengkap 3. Tidak Ada







1. ≤ 48 jam 2. > 48 jam



C. DIAGNOSIS 1. Ahli Gizi











2. Perawat 3. Tenaga Medis Lain (……………..) 1. Ada, Lengkap 2. Ada, Kurang Lengkap 3. Tidak Ada



3. Petugas Gizi berkoordinasi dengan tim medis lain







YA TIDAK



4. Ketepatan diagnosis gizi







YA TIDAK



1. Petugas intervensi gizi



KETERANGAN



D. INTERVENSI 1. Ahli Gizi







23



PERNYATAAN



2. Pendokumentasian intervensi gizi







3. Petugas Gizi berkoordinasi dengan tim medis lain







1. Petugas yang melakukan monitoring gizi



PILIHAN 2. Perawat 3. Tenaga Medis Lain (…………………..) 1. Ada, Lengkap 2. Ada, Kurang Lengkap 3. Tidak Ada YA TIDAK



E. MONITORING 1. Ahli Gizi √ 2. Perawat 3. Tenaga Medis Lain (…………………..)



2. Pendokumentasian monitoring gizi







1. Ada, Lengkap 2. Ada, Kurang Lengkap 3. Tidak Ada



3. Petugas monitoring gizi berkoordinasi dengan tim medis lain 4. Waktu pelaksanaan monitoring







YA TIDAK







Tepat Waktu  Setiap hari untuk yang pasien berisiko  7 hari sekali untuk pasien tidak berisiko Tidak Tepat Waktu



1. Petugas yang melakukan evaluasi gizi



2. Pendokumentasian evaluasi gizi



3. Waktu pelaksanaan evaluasi



KETERANGAN



F. EVALUASI 1. Ahli Gizi √ 2. Perawat 3. Tenaga Medis Lain (…………………..)











1. Ada, Lengkap 2. Ada, Kurang Lengkap 3. Tidak Ada Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu



Analisis: Keegiatan pelayanan gizi rawat inap di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan meliputi kegiatan skrining dan asuhan gizi (Asessment, Diagnosis, Intervensi, Monitoring, dan 24



Evaluasi). Skrining gizi di rumah sakit ini dilakukan oleh perawat dikarenakan terbatasnya jumlah ahli gizi kemudian terdapat dokumentasian skrining gizi akan tetapi kurang lengkap setelah itu diverifikasi oleh ahli gizi. Ahli gizi di rumah sakit ini sebanyak 4 orang dan masing – masing ahli gizi bertanggung jawab sebagai kepala instalansi gizi, penyelenggaraan makanan, rawat jalan dan rawat inap. Form skrining gizi yang digunakan di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan terdiri dari form skrining gizi untuk pasien anak dan dewasa. Pendokumentasian form skrining gizi sudah ada dan lengkap. Form pendokumentasian skrining gizi dapat dilihat pada lampiran. Asuhan gizi terdiri dari assessment gizi, diagnosis gizi, intervensi, dan monitoring evaluasi di rumah sakit ini dilakukan oleh ahli gizi. Bentuk pendokumentasian asuhan gizi tersebut kurang lengkap kecuali bagian intervensi gizi. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga gizi dan ahli gizi hanya dapat menangani kelas VIP, I, dan II. Form pendokumentasian asuhan gizi dapat dilihat pada lampiran. Pada kegiatan asuhan gizi assesment dilakukan oleh ahli gizi dan mendapati dokumentasi yang lengkap serta waktu pelaksanaan assessment dilakukan ≤ 48 jam. Diagnosis asuhan gizi dilakukan oleh ahli gizi dan pendokumentasi diagnosis masih belum lengkap akan tetapi ahli gizi memberikan ketepatan diagnosis gizi serta melakukan koordinasi dengan tenaga medis lain. Intervensi asuhan gizi dilakukan oleh ahli gizi dan pendokumentasi diagnosis masih sudah lengkap dan koordinasi dengan tenaga medis lain. Monitoring dilakukan oleh ahli gizi sedangkan untuk dokumentasi monitoring sudah lengkap serta pada waktu pelaksanaan juga tepat waktu dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Sedangkan, evaluasi dilakukan oleh ahli gizi yang memberikan pencatatan dokumentasi secara lengkap dan tepat waktu.



25



4



III. FORM PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN



NO 1. 2. 3. 4. 5.



URAIAN Pasien datang ke ruang konseling gizi membawa surat rujukan dokter dari Poliklinik di RS atau dari luar RS Ahli gizi melakukan pencacatan data pasien dalam buku registrasi Ahli Gizi melakukan asesmen gizi mulai dari pengukuran antropometri pada pasien yang belum ada data TB, BB Ahli Gizi melanjutkan asesmen/pengkajian gizi pada pasien Ahli Gizi menetapkan diagnosis gizi



6.



Ahli Gizi memberikan intervensi gizi berupa edukasi atau konseling sesuai dengan diet yang dijalani pasien 7. Ahli Gizi menjelaskan pengaruh diet dan juga keefktifitasan diet terhadap penyakit yang diderita oleh pasien 8. Ahli Gizi menyiapkan dan mengisi leaflet / brosur diet sesuai penyakit dan kebutuhan gizi pasien, menjelaskan semua yang terkait dengan diet yang dijalani pasien. 9. Ahli Gizi menyiapkan food model untuk ditunjukkan kepada pasien agar pasien bisa mengikuti petunjuk diet lebih tepat sesuai ukurannya. 10. Ahli Gizi menganjurkan pasien melakukan kunjungan ulang untuk mengetahui keberhasilan intervensi lalu dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi gizi dan mencatatnya di Form II. 11. Ahli Gizi melakukan pencatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME ( Asesmen, Diagnosis, Intervensi, Monitoring & Evaluasi) dimasukkan ke dalam rekam medik pasien atau disampaikan ke dokter melalui pasien untuk pasien diluar rumah sakit dan diarsipkan di ruang konseling 12. Dokumen rawat jalan lengkap dan tersimpan rapi JUMLAH



Penilaian



Keterangan



4 4



4 4 4 4



4



4



4



4



4 48



Hasil Analisis : Pasien rawat jalan yang datang untuk konsultasi gizi di RS Panti Waluyo ada 2 macam, yaitu pasien dalam dan pasien luar. Pasien dalam merupakan pasien yang melakukan pemeriksaan di RS Panti Waluya dan mendapat rekomendasi dari dokter untuk melakukan konsultasi gizi. Sedangkan pasien luar merupakan pasien yang sebelumnya belum pernah berkunjung atau melakukan pemeriksaan di RS Panti Waluyo dan datang 26



untuk konsultasi gizi dengan kemauan sendiri atau mendapat rujukan dari dokter luar untuk melakukan konsultasi gizi di RS Panti Waluyo. Pasien membawa surat rujukan dokkter dari poliklinik RS Panti Waluyo ataupun poliklinik rumah sakit lain untuk melakukan konsultasi gizi. petugas gizi melakukan pencatatan data pasien dalam buku registrasi, buku registrasi tidak dibedakan antara pasien dalam dan pasien luar melainkan dijadikan satu buku. Pasien yang membawa surat rujukan dokter biasanya sudah tertulis data antropometri dan data biokimia pasien, sehingga petugas gizi



tidak



melakukan



pengukuran



data



antropometr



dan



biokimia.



Apabila



data



antropometripasien belum tertulis, maka petugas gizi melakukan pengukuran antropometri pada pasien. Setelah itu, petugas gizi melakukan assessment untuk client history dan dietary history. Petugas gizi melakukan diagnosis gizi sesuai hasil pengkajian dan analisis data pasien. Kegiatan diagnosis gizi secara lisan jadi tidak terdokumentasikan. Setelah itu, petugas gizi memberikan intervensi pada pasien sesuai dengan diagnosis gizi. Pemberian intervensi dilakukan dengan cara edukasi atau konseling gizi dengan menjelaskan dan memberikan leaflet sesuuai dengan penyakit pasien. Di akhir konsultasi, petugas gizi memberikan saran dan rekomendasi untuk kembali datang melakukan konsultasi gizi 10 hari kedepan. Hal ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi keberhasilan intervensi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Data hasil konseling dan konsultasi pasien dalam dicatat oleh petugas gizi kemudian dimasukkan ke dalam rekam medis pasien. Dokumen rawat jalan untuk Instalasi Gizi di RS Panti Waluyo tersimpan rapi, lengkap, dan sistematis.



27



IV. FORM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GIZI TERAPAN



NO PERTANYAAN SKOR 1 Instalasi gizi melakukan penelitian 1 dan pengembangan gizi terapan 2



Ada dokumentasi proposal



3



Topik penelitian meliputi (rawat inap, rawat jalan, penyelenggaraan makanan) Hasil penelitian di dokumentasikan



4 5 6



7 8 9 10



Hasil penelitian diterapkan dalam pelayanan gizi Instalasi gizi melakukan pengembangan gizi terapan (untuk meningkatkan mutu SDM, pelatihan) Ada dokumentasi dari kegiatan pengembangan gizi terapan Dilakukan evaluasi hasil penelitian dan pengembangan gizi terapan Dilakukan publikasi hasil penelitian Dilakukan pembaruan secara berkala pada penelitian dan pengembangan gizi terapan JUMLAH



0



KETERANGAN



Tidak adanya pembuatan proposal awal penelitian, hasil laporan penelitian disebarluaskan secara lisan.



1



1 1



1



1 1 1



1



9



Hasil Analisis : Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, Instalasi Gizi di RS Panti Waluyo melakukan penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk meningkatkan pelayanan dan mengevaluasi pelayanan gizi di RS Panti Waluyo. Adapun topik yang dijadikan sebagai penelitian dan pengembangan gizi terkait dengan pelayanan gizi di bidang penyelenggaraan makanan seperti uji standar resep, pengembangan resep, dan kepatuhan penggunaan APD. Untuk penelitian yang terkait dengan rawat inap biasanya dilakukan oleh mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di instalasi gizi RS Panti Waluyo, sedangkan



28



untuk penelitian dan pengembangan rawat jalan tidak pernah dilakukan. Hal ini disebabkan oleh minimnya pasien rawat jalan yang datang untuk konsultasi gizi. Penelitian dan pengembangan gizi dilakukan langsung oleh pihakInstalasi Gizi RS Panti Waluyo karena merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan karyawan atau tenaga baru kontrak yang akan menjadi karyawan tetap. Oleh sebab itu, peneliti tidak melakukan pembuatan proposal untuk penelitian. Hasil dari penelitian didokumentasikan berupa laporan penelitian yang akan disebarluaskan kepada karyawan lain secara lisan. Untuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan karyawan akan disampaikan pada saat kegiatan “Morning Report”, sedangkan untuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh mahasiswa akan dipublikasi saat presentasi hasil penelitian. Penerapan dari hasil penelitian dan pengembangan dilakukan sesegera mungkin sebagai bentuk perbaikan pelayanan gizi. di Instalasi Gizi RS Panti Waluyo juga melakukan pengembangan gizi terapan untuk meningkatkan mutu karyawan (SDM) berupa pelatihan. Pelatihan gizi dilakukan secara bergiliran agar setiap karyawan mendapatkan pelatihan gizi. Pelatihanpelatihan yang sudah pernah diikuti yaitu terkait dengan keterampilan mengolah makanan dan di bidang klinik.



29



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan dan kegiatan pelayanan gizi rawat jalan di rumah sakit panti waluyo Malang, oleh karena itu rumah sakit panti waluyo sawahan malang selalu mengikuti pengembangan IPTEK kesehatan yang sejalan dengan perkembangan zaman. Pelayanan gizi di rumah sakit panti waluya sawahan kota malang meliputi, pelayanan gizi penyelenggaraan makanan, pelayanan gizi eawat inap, penyuluhan, konsultasi, dan penelitian pengembangan gizi. B. Saran Penting suatu pelayanan gizi yang terencana dirumah sakit, sehingga pelayanan gizi di rumah sakit haruslah berstandart, bermutu, dan bersertifikasi, dan pelayanan gizi harus lah diselenggarakan secara terintegrasi dengan unit pelayanan kesehatan lain di rumah sakit agar dicapainya pelayanan gizi yang optimal dengan penyelenggaraan makanan yang bermutu tinggi dan pelayanan pengembangan dan penelitian gizi di rumah sakit yang beritegritas tinggi.



30



DAFTAR PUSTAKA Scalo.



2017.



Profil



Rumah



Sakit



Waluyo.



[online]



https://www.scribd.com/document/345820975/Profil-Singkat-Rumah-Sakit-Panti-Waluya. Diakses pada 8 April 2020. Anonim.



2019.



Sejarah



Rumah



Sakit



Panti



Waluyo.



[online]



https://www.pantiwaluya.org/index.php/rkz/sejarah.html Diakses pada 8 April 2020. Thamrin, Ryan. 2016 Perawatan Rumah Sakit. [online] https://www.panduanbpjs.com/-rawatinap-di-rumah-sakit/ Diakses pada 8 April 2020. Anonim.



2019.



Pelayanan



Rumah



Sakit



Panti



Waluyo.



[online]



https://www.pantiwaluya.org/index.php/rkz/pelayanan.html Diakses pada 8 April 2020. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Gizi Masyarakat; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2013. Pedoman pelayanan gizi rumah sakit. Jakarta. 2013. Syafar, A. 2012. Studi Manajemen Pelayanan Gizi Pasien Di Instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Pangkep skripsi, 1(2), 2. Prawiningdyah Y (2011) Menu Pilihan Diet Nasi yang Disajikan Berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien VIP di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2011;7(3):112-120.



31