Kel 7 Prinsip Ventilator Mekanik Edit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PENATALAKSANAAN VENTILASI MEKANIK



KELOMPOK 7 Asriadi Slamet arianto Tri wahyuti Syarifah Radiatul annissa



Dosen Pengampu: Ns. Siti Riyani, S. Kep



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN 2020



KATA PENGANTAR



Segala Puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Prinsip-prinsip Penatalaksanaan Ventilasi Mekanik” Kami selaku penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ns. Andi Lis Arming Gandini, M. Kep, selaku PJMK (Penanggung Jawab Mata Kuliah) dan Ns. Siti Riyani, S. Kep selaku dosen pengampu capaian pembelajaran tentang prinsip-prinsip penatalaksanaan ventilator mekanik. Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan kami. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.



Paser,



September 2020 Penulis



I



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................I BAB I ........................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 A.



Latar Belakang .............................................................................................. 1



B.



Rumusan Masalah ......................................................................................... 3



C.



Tujuan ........................................................................................................... 3



D.



Manfaat ......................................................................................................... 4



BAB II ...................................................................................................................... 5 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 5 A.



Pengertian Ventilator..................................................................................... 5



B.



Tujuan Pemasangan Ventilator Mekanik ...................................................... 5



C.



Indikasi Pemasangan Ventilator Mekanik ..................................................... 6



D.



Klasifikasi Ventilator Mekanik ...................................................................... 7



E.



Mode Ventilator Mekanik .............................................................................. 8



F.



Setting Ventilator Mekanik .......................................................................... 10



G. Kriteria Pemasangan Ventilator Mekanik ................................................... 14 H. Komplikasi Pemasangan Ventilator Mekanik .............................................. 15 BAB III ................................................................................................................... 17 PENUTUP .............................................................................................................. 17 A.



Kesimpulan .................................................................................................. 17



B.



Saran ........................................................................................................... 17



DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 19



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Perkembangan teknologi didunia sekarang semakin lama semakin pesat dan hampir merata semua aspek kehidupan manusia. Dengan demikian



setiap



individu



dituntut



mempunyai



pengetahuan



dan



keterampilan untuk menggunakan teknologi tersebut, agar mudah beradaptasi terhadap perkembangan tersebut. Unit perawatan intensif merupakan tempat khusus di rumah sakit yang diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi kritis yang mengancam jiwa dimana pasien tersebut membutuhkan pengawasan dan perawatan terus-menerus dengan menggunakan peralatan canggih yang diperlukan sebagai perawatan pendukung hidup. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang bekerja di unit perawatan intensif adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam bekerja di unit ini. Di ruang perawatan kritis, pasien yang dirawat adalah pasien-pasien yang memerlukan penggunaan teknologi yang dapat menyokong kelangsungan hidup mereka, seperti misalnya : mesin ventilator, monitoring, infus pump, syringe pump, dan lain-lain. Dengan adanya situasi dan kondisi tersebut maka tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di ruang perawatan kritis, diharapkan mampu dan



I



menguasai dalam penggunaan teknologi yang sesuai dengan mesin-mesin tersebut, karena perawat lebih banyak ada di sisi pasien selama 24 jam. Ventilator merupakan mesin teknologi yang digunakan untuk membantu fungsi pernapasan. Indikasi penggunaan ventilasi mekanik yaitu untuk pasien dengan hipoksemia, hiperkapnea dan gagal pernapasan. (Awalin, 2019). Ventilator mekanik merupakan salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang kritis di Intensive Care Unit (ICU), dengan penggunaan di Amerika Serikat mencapai 1,5 juta pertahun (Khayatista, 2017) Ventilator mekanik merupakan tehnologi yang dapat bersifat menyelamatkan kehidupan, namun apabila dipergunakan kurang tepat, maka teknoligi ini dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas karena adanya faktor resiko sekunder seperti infeksi nosocomial. Infeksi nosokomial merupakan penyebab kematian kedua tersering pada pasien dengan kondisi kritis. Dari semua kejadian infeksi pneumonia nosocomial, 86 % terkait dengan penggunaan ventilasi mekanik yang dikenal dengan Ventilator Associated Pneumonia (Awalin, 2019). Oleh karena sangat vitalnya alat ventilator untuk perpanjangan kehidupan pasien dan dapat menimbulkan resiko yang luar biasa, maka kita selaku perawat perlu memahami prinsip-prinsip penatalaksanaan ventilator mekanik yang akan kami tuangkan ke adalam bentuk makalah sebagai salah satu tugas pada kuliah Keperawtan Kritis..



2



B. Rumusan Masalah Bagaimana prinsip-prinsip penatalaksanaan ventilator mekanik



C. Tujuan 1. Tujuan umum Mahasiswa mampu memahaami prinsip-prinsip penatalaksanaan ventilator mekanik 2. Tujuan khusus a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian ventilator mekanik b. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan pemasangan ventilator mekanik c. Mahasiswa mampu mengetahui indikasi pemasangan ventilator mekanik d. Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi ventilator mekanik e. Mahasiswa mampu mengetahui mode ventilator f. Mahasiswa mampu mengetahui setting ventilator mekanik g. Mahasiswa mampu mengetahui kriteria pemasangan ventilator mekanik h. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi pemasangan ventilator mekanik



3



D. Manfaat 1. Bagi Penulis Dengan adanya makalah ini, penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta dapat mengaplikasikannya dalam asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien syok yang ditemukan. 2. Bagi Pembaca Dengan



adanya



penyusunan



makalah



ini,



pembaca



dapat



menggunakannya sebagai sumber referensi dan sumber bacaan serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan terkait.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ventilator Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi (Perawat, 2015). Ventilator adalah peralatan elektrik dan memerlukan sumber listrik. Beberapa ventilator, menyediakan back up batere, namun batere tidak didesain untuk pemakaian jangka lama. Ventilator adalah suatu metode penunjang/bantuan hidup (life - support). Maksudnya adalah jika ventilator berhenti bekerja maka pasien akan meninggal. Oleh sebab itu harus tersedia manual resusitasi seperti ambu bag di samping tempat tidur pasien yang memakai ventilator, karena jika ventilator berhenti bekerja dapat langsung dilakukan manual ventilasi.(Novelina et al., 2017) Ventilator merupakan alat bantu pernafasan bertekanan negatif atau positif yang menghasilkan udara terkontrol pada jalan nafas sehingga pasien mampu mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka waktu lama.(Novelina et al., 2017)



B. Tujuan Pemasangan Ventilator Mekanik Ada beberapa hal yang menjadikan tujuan dan manfaat penggunaan ventilasi mekanik ini dan juga beberapa kriteria pasien yang perlu untuk segera dipasang ventilator.



5



Tujuan Ventilator antara lain adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi kerja pernapasan. Selain itu, mengurangi aktivitas kerja otot-otot pernafasan dengan bantuan ventilator mekanik bertujuan untuk membantu mengistirahatkan otot-otot pernafasan (Purnawan, Sutrisna, & Hidayat, 2020) 2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien. 3. Pemberian MV yang akurat. 4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. 5.



Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat



C. Indikasi Pemasangan Ventilator Mekanik 1. Pasien dengan respiratory failure (gagal napas) Pasien dengan distres pernafasan gagal nafas, henti nafas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan indikasi ventilasi mekanik. Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan pemasangan ventilasi mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya. Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi. Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot). 2.



Insufisiensi jantung. Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki kelainan pernafasan primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF, peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai



6



akibat peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps. Pemberian ventilasi mekanik untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban kerja jantung juga berkurang. 3. Disfungsi neurologis. Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalami apnoe berulang juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan



pemberian



hiperventilasi



pada



klien



dengan



peningkatan tekanan intra cranial. 4. Tindakan operasi. Tindakan operasi yang membutuhkan penggunaan anestesi dan sedative sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan keberadaan ventilasi mekanik.



D. Klasifikasi Ventilator Mekanik Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu: 1. Volume Cycled Ventilator. Perinsip dasarnya adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan



7



pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten. 2. Pressure Cycled Ventilator Perinsip dasarnya adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan. 3. Time Cycled Ventilator Prinsip kerjanya adalah cyclusnya berdasarkan wamtu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2



E. Mode Ventilator Mekanik Pasien yang mendapatkan bantuan ventilasi mekanik dengan menggunakan ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin ventilator, tetapi tergantung dari mode yang kita setting. Mode mode tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mode Control.



8



Pada mode ini mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation). 2. Mode



IMV



/



SIMV:



Intermitten



Mandatory



Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation. Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan.



9



3. Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan. 4. CPAP : Continous Positive Air Pressure. Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otototot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.



F. Setting Ventilator Mekanik Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut: 1. Tentukan “Minute Volume” (M.V.) yaitu : a. M.V = Tidal Volume (T.V) x Respiratory Rate (R.R) b. Normal T.V = 10 – 15 cc/kg BB c. Normal R.R = 1) Dewasa = 10 – 12 x/menit 2) Pada pasien dengan COPD, T.V lebih kecil, yaitu 6 – 8 cc/kg BB.



10



3) Pada Servo Ventilator 900 C : a) M.V < 4 liter, pakai standar “infant” a) o M.V. > 4 liter, pakai standar “adult” 2. Modus a. Tergantung dari keadaan klinis pasien. b. Bila mempergunakan “IMV”, harus dikombinasikan dengan “PEEP”. 3. PEEP a. Ditentukan tergantung dari keadaan klinis pasien. b.



Pada pasien dengan edema paru, PEEP dimulai dengan 5 mmHg.



c.



Pada pasien tidak dengan edema paru, PEEP dimulai dari nol, tetapi FiO2 dinaikan sampai 50%. Bila FiO2 tidak naik, baru diberikan PEEP mulai dari 5 mmHg.



d. Catatan : 1) Selama pemakaian Ventilator, FiO2 diusahakan kurang dari 50 % 2) PEEP dapat dinaikkan secara bertahap 2,5 mmHg, sampai batas maximal 15 mmHg. 4. Pengaturan Alarm a. Oksigen = batas terendah : 10 % dibawah yang diset b. batas tertinggi : 10 % diatas yang diset c.



“Expired M.V = kira-kira 20 % dari M.V yang diset



d. “Air Way Pressure” = batas tertinggi 10 cm diatas yang diset



11



5. Alat-alat yang disediakan a. Ventilator b. Spirometer c. Air viva (ambu bag) d. Oksigen sentral e. Perlengkapan untuk mengisap sekresi f. Kompresor Air 6. Prosedur Pemberian Ventilator Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut: a. Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% b.



Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB



c.



Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit



d.



Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik



e.



PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas)



7. Pemantauan



12



a. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung, tekanan darah, sianosis, temperatur. b.



Auskultasi paru untuk mengetahui : 1) Letak tube 2) Perkembangan paru-paru yang simetris 3) Panjang tube



c. Periksa AGD tiap 6 jam, kecuali ada perubahan seting, analisa gas darah diperiksa 20 menit setelah ada perubahan seting. 1) Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg 2) Saturasi O2 = 96 – 97 % 3) PaO2 = 80 – 100 mmHg a) PaO2 > 100 mmHg → FiO2 diturunkan bertahap 10 %. b) PCO2 > 45 mmHg → M.V dinaikkan. c) PCO2 < 35 mmHg → M.V diturunkan. 4) Periksa keseimbangan cairan setiap hari 5) Periksa elektrolit setiap hari 6) “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg 7) “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam 8) Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.



13



9) Foto Thorax setiap hari → untuk melihat perkembangan klinis, letak ETT dan komplikasi yang terjadi akibat pemasangan Ventilator. 10) Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax” dengan melihat tanda-tanda sebagai berikut : a) Gelisah, kesadaran menurun b) Sianosis c) Distensi vena leher d) Trachea terdorong menjauh lokasi “tension pneumothorax” e) Salah satu dinding torak jadi mengembang f)



Pada perkusi terdapat timpani.



G. Kriteria Pemasangan Ventilator Mekanik Menurut Pontopidan seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila : 1. Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit. 2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 < 70 mmHg. 3. PaCO2 > 60 mmHg 4. AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya > 350 mmHg 5. Vital capasity < 15 ml / kg BB 6. Tidal Volume < 5cc/kgBB ( menurut sebuah artikel) (Learning, 2015)



14



H. Komplikasi Pemasangan Ventilator Mekanik Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, tapi bila perawatannya tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti: 1. Pada paru a. Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler. b.



Atelektasis/kolaps alveoli diffuse



c. Infeksi paru d. Keracunan oksigen e. Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat. f. Aspirasi cairan lambung g. Tidak berfungsinya penggunaan ventilator h. Kerusakan jalan nafas bagian atas 2. Pada sistem kardiovaskuler Hipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan menurunnya aliran balik vena akibat meningkatnya tekanan intra thorax pada pemberian ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi. 3. Pada sistem saraf pusat a. Vasokonstriksi cerebral Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah normal akibat dari hiperventilasi. b. Oedema cerebral Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari hipoventilasi.



15



c. Peningkatan tekanan intra kranial d. Gangguan kesadaran e. Gangguan tidur. 4. Pada sistem gastrointestinal a. Distensi lambung, illeus b. Perdarahan lambung. 5. Gangguan psikologi.



16



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Ventilator merupakan mesin teknologi yang digunakan untuk membantu fungsi pernapasan. Indikasi penggunaan ventilasi mekanik yaitu untuk pasien dengan hipoksemia, hiperkapnea dan gagal pernapasan. (Awalin, 2019). Ventilator mekanik merupakan salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang kritis di Intensive Care Unit (ICU), dengan penggunaan di Amerika Serikat mencapai 1,5 juta pertahun (Khayatista, 2017) Untuk mengoperasikannya perawat harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang ventilator mekanik. Prinsip-prinsip dasar tentang ventilator mekanik harus dikuasai oleh perawat. Baik itu pengertian, tujuan, indikasi, jenis ventilatornya, bagaimana setting dan prosedur penggunaannya, komplikasi dan lain-lain.



B. Saran 1. Bagi Penulis Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta memahaminya sehingga dapat mengaplikasikannya dalam dunia kerja.



17



2. Bagi Pembaca Diharapkan pembaca dapat menggunakan makalah ini sebagai sumber referensi dan sumber bacaan serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan terkait.



18



DAFTAR PUSTAKA



Awalin, D. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ventilation Associated Pneumonia ( Vap ) Pada Populasi Pasien Gangguan Persyarafan Diruang Icu Rsu Provinsi Banten Tahun 2019. 8(2). https://doi.org/10.37048/kesehatan.v8i2.140 Khayatista. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ventilator associated pneumonia pada pasienyang menggunakan ventilator mekanik. 4(3), 85–94. Learning, L. L. (2015). Ventilasi Mekanik Ventilator. Gawat Darurat, Terapi Emergencu. Novelina, T., Fatmawati, E., Jannah, N., Fahira, J., Maaula, B., Rosyi, A., & Rosawati, D. (2017). MODUL PRAKTEK. Perawat, J. (2015). Ventilasi Mekanik dalam Perawatan Kritis. 1–5. Purnawan, I., Sutrisna, E., & Hidayat, A. I. (2020). Jurnal of Bionursing Gambaran Respon Pasien ICU Terhadap Pemasangan Ventilator Mekanik di ICU RSUD RSUD Prof . Dr . Margono Soekarjo. 2(2), 120–125.



19