16 0 454 KB
ASUHAN KEPERAWATAN VENTILASI MEKANIK DASAR
D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 2
1. KRISNALIA TOBING
(032016065)
2. MELIANTINA MANIK
(032016072)
3. TISEP FAZRYANTI TELAUMBANUA
(032016088)
PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK STIKES SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang diberikan pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ventilasi Mekani” ini tepat waktu.Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari teknik penulisan maupun materi.Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami dapat memperbaikinya.Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 19 Agustus 2019
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR ISI Cover ............................................................................................................................................ i Kata Pengantar .......................................................................................................................................... ii Daftar Isi .................................................................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 4 1.2 Tujuan ............................................................................................................................................ 4 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ............................................................................................................. 5 2.1 Mode Ventilasi Mekanik ............................................................................................................... 5 2.1.1 Control Mode ......................................................................................................................... 5 2.1.2 Asissted Mode ....................................................................................................................... 5 2.1.3 SIMV (Sincronous Intermitten Minute Volume) ........................................................ 5 2.1.4 Pressure Support (SP) ............................................................................................................ 6 2.2. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Bantuan Ventilator .................................................. 7 2.2.1 Pengkajian ............................................................................................................................. 7 2.2.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................................................... 9 2.2.3 Perencanaan ........................................................................................................................... 9 BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................................... 13 3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................... 13 3.2 Saran .............................................................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 14
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatanadalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi ( Brunner dan Suddarth, 2002). Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.Ventilator mengirimkan gas ke paru-paru dengan menggunakan tekanan positif pada tingkat tertentu. Jumlah gas yang disampaikan dapat dibatasi oleh waktu, tekanan atau volume. Lamanya dapat berjalan oleh waktu, tekanan atau aliran. Tujuan pemasangan ventilator adalah untuk; (1) Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk mempertahankan ventilasi yang fisiologis, (2) Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi untuk memperbaiki efisiensi ventilasi dan oksigenasi dan (3) Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja nafas. Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. ( Brunner dan Suddarth, 1996).
1.2 Tujuan 1.
Mampu menjelaskan tentang Control Mode
2.
Mampu menjelaskan tentang Asissted Mode
3.
Mampu menjelaskan tentang SIMV (Sincronous Intermitten Minute Volume)
4.
Mampu menjelaskan tentang Pressure Support (PS)
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1 MODE VENTILASI MEKANIK 2.1.1. Control Mode Ventilasi mode control menjamin bahwa pasien menerima suatu antisipasi jumlah dan volume pernafasan setiap menit. Pada mode control, ventilator mengontrol pasien. Pernafasan diberikan ke pasien pada frekuensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar atau paralise, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan (Hudak & Gallo, 2010). Biasanya pasien tersedasi berat dan/atau mengalami paralisis dengan blocking agents neuromuskuler untuk mencapai tujuan (Chulay & Burns, 2006). Indikasi untuk pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnea, intoksikasi obat-obatan, trauma medula spinalis, disfungsi susunan saraf pusat, frail chest, paralisa karena obat-obatan, penyakit neuromuskular (Rab, 2007). Pada mode ini, frekuensi nafas (f) dan jumlah tidal volume (TV) yang diberikan kepada pasien secara total diatur oleh mesin. Mode ini digunakan jika pasien tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan TV sendiri dengan frekuensi nafas normal. Karena pada setiap mode control, jumlah nafas dan TV mutlak diatur oleh ventilator, maka pada pasien-pasien yang sadar atau inkoopratif akan mengakibatkan benturan nafas (fighting) antara pasien dengan mesin ventilator saat insfirasi atau ekspirasi. Sehingga pasien harus diberikan obat-obat sedatif dan pelumpuh otot pernafasan sampai pola nafas kembali efektif. Indikasi untuk pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnue. Ventilator tipe ini meningkatkan kerja pernafasan klien. Ventilator yang memberikan frekuensi dan kedalaman preset dari volume tidal. Pasien tidak mempunyai peranan dalam siklus ventilator.
2.1.2 Asissted Mode Pada mode assist, hanya picuan pernafasan oleh pasien diberikan pada VT yang telah diatur. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu pernafasan, udara tak diberikan (Hudak & Gallo, 2010).
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan. Ventilator ini diatur berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien, biasanya digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator. Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan. Ventilasi assist-control adalah ventilasi dengan pengaturan pemicu waktu atau pasien dengan laju napas, sensitivitas dan tipe pernapasan minimum. Ventilator mengawali inspirasi saat pasien membuat tekanan negative yang cukup pada sirkuit. 2.1.3 SIMV (Sincronous Intermitten Minute Volume) SIMV adalah bantuan sebagian dengan targetnya volume. SIMV memberikan bantuan ketika usaha nafas spontan pasien mentriger mesin ventilator. Tapi jika usaha nafas tidak sanggup mentriger mesin, maka ventilator akan memberikan bantuan sesuai dengan jumlah frekuensi yang sudah diatur. Untuk memudahkan bantuan, maka trigger dibuat mendekati standar atau dibuat lebih tinggi. Tetapi jika kekuatan untuk mengawali inspirasi belum kuat dan frekuensi nafas terlalu cepat, pemakaian mode ini akan mengakibatkan tingginya WOB (Work Of Breathing ) yang akan dialami pasien. Mode ini memberikan keamanan jika terjadi apnue. Pada pasien jatuh apnue maka mesin tetap akan memberikan frekuensi nafas sesuai dengn jumlah nafas yang di set pada mesin. Tetapi jika keampuan inspirasi pasien belum cukup kuat, maka bias terjadi fighting antara mesin dengan pasien. Beberapa pengaturan (setting) yang harus di buat pada mode SIMV diantaranya: TV, MV, Frekuensi nafas, Trigger, PEEP, FiO2 dan alarm batas atas dan bawah MV. Pada SIMV, pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator akan disesuaikan dengan pengaturan frekuensi nafas (preset rate).sehingga volume minimal terpenuhi. Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk memberikan volume tidal tidak ada, akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan oksigen. Sama dengan IMV kecuali pernafasan ventilator dengan pernafasan awal secara spontan.
2.1.4 Pressure Support (PS) PS merupakan mode bantuan sebagian dengan target TV melalui pemberian tekanan. Mode ini tidak perlu mengatur frekuensi nafas mesin karena jumlah nafas akan dibantu mesin sesuai dengan jumlah trigger yang dihasilkan dari nafas spontan pasien. Semakin tinggi trigger yang diberikan akan semakin mudah mesin ventilator memberikan bantuan. Demikian pula dengan IPL, semaikin tinggi IPL yang diberikan akan semakin mudah TV pasien terpenuhi. Tapi untuk tahap weaning, pemberian trigger yang tinggi atau IPL yang tinggi akan mengakibatkan ketergantungan pasien terhadap mesin dan ini akan mengakibatkan kesulitan pasien untuk segera lepas dari mesin ventilator. Beberapa pengaturan (setting) yang harus di buat pada mode VC diantaranya: IPL, Triger, PEEP, FiO2, alarm batas atas dan bawah MV serta Upper Pressure Level. Jika pemberian IPL sudah dapat diturunkan mendekati 6 cm H2O, dan TV atau MV yang dihasilkan sudah terpenuhi, maka pasien dapat segera untuk diweaning ke mode CPAP (Continuous Positive Air Way Pressure). Pernapasan dengan tekanan yang diperkuat sehingga memungkinkan pasien menentukan volume inflasi dan durasi siklus respirasi disebut sebagai pressure-support (PS). Metode ini digunakan untuk memperkuat penapasan spontan, tidak untuk memberikan bantuan napas secara keseluruhan. Di samping itu, PS ini dapat mengatasi resistensi pernapasan melalui sirkuit ventilator, tujuannya adalah untuk mengurangi work of breathing selama proses penyapihan (weaning) dari ventilator. Tujuan PS ini bukan untuk memperkuat volume tidal, namun untuk memberikan tekanan yang cukup untuk mengatasi resistensi yang dihasilkan pipa endotrakeal dan sirkuit ventilator. Pasien bernapas secara spontan, dengan tambahan inspirasi melalui susunan tekanan positif sebelumnya dan ventilator. 2.2 ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
PASIEN
DENGAN
BANTUAN
VENTILATOR 2.2.1 Pengkajian Hal-hal yang perlu dikaji pada psien yang mendapat nafas buatan dengan ventilator adalah: a. Biodata Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, agama, alamt, dll. Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang status sosial ekonomi, adat kebudayaan dan keyakinan spritual pasien, sehingga mempermudah dalam berkomunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai.
b. Riwayat penyakit/riwayat keperawatan Informasi mengenai latar belakang dan riwayat penyakit yang sekarang dapat diperoleh melalui oranglain (keluarga, tim medis lain) karena kondisi pasien yang dapat bentuan ventilator tidak mungkin untuk memberikan data secara detail. Pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui kemungkinan penyebab atau faktor pencetus terjadinya gagal nafas/dipasangnya ventilator. c. Keluhan Untuk mengkaji keluhan pasien yang mengalami penurunan kesadaran, bisa dilakukan dengan cara menilai status GCS pasien. Keluhan pasien yang dapat di perhatikan adalah rasa sesak
nafas, nafas terasa berat, kelelahan dan
ketidaknyamanan. Frekuensi pernapasan, Irama Nafas dan penggunaan otot bantu pernapasa. d. Sistem pernafasan 1) Setting ventilator meliputi: a) Mode ventilator 1. CR/CMV/IPPV
(Controlled
Respiration/Controlled
Ventilation/Intermitten Positive Pressure Ventilation) 2. SIMV (Syncronized Intermitten Mandatory Ventilation) 3. ASB/PS (Assisted Spontaneus Breathing/Pressure Suport) 4. CPAP (Continous Possitive Air Presure) b) FiO2: Prosentase oksigen yang diberikan c) PEEP: Positive End Expiratory Pressure d) Frekwensi nafas 2) Gerakan nafas apakah sesuai dengan irama ventilator 3) Expansi dada kanan dan kiri apakah simetris atau tidak 4) Suara nafas: adalah ronkhi, whezing, penurunan suara nafas 5) Adakah gerakan cuping hidung dan penggunaan otot bantu tambahan 6) Sekret: jumlah, konsistensi, warna dan bau 7) Humidifier: kehangatan dan batas aqua 8) Tubing/circuit ventilator: adakah kebocoran tertekuk atau terlepas 9) Hasil analisa gas darah terakhir/saturasi oksigen 10) Hasil foto thorax terakhir
Mandatory
e. Sistem kardiovaskuler Penkajian kardiovaskuler dilakukan untuk
mengetahui
adanya
gangguan
hemodinamik yang diakibatkan setting ventilator (PEEP terlalu tinggi) atau disebabkan karena hipoksia. Pengkajian meliputi tekanan darah, nadi, irama jantung, perfusi, adakah sianosis dan banyak mengeluarkan keringat. f. Sistem neurologi Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk, gelisah dan kekacauan mental. g. Sistem urogenital Adakah penurunan produksi urine (berkurangnya produksi urine menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal) h. Status cairan dan nutrisi Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status nutrisi dan cairan akan memperberat keadaan. Seperti cairan yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat oedema paru. i. Status psycososial Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator sering mengalami depresi mental yang dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan orientasi, merasa terisolasi, kecemasan dan ketakutan akan kematian. 2.2.2 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada pasien yang mendapat bantuan nafas mekanik/dipasang ventilator diantaranya adalah: a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus berlebihan b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi c. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan
2.2.3
Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (00031) berhubungan dengan mukus berlebihan. Tujuan: Meningkatkan dan mempertahankan status pernafasan: kepatenan jalan nafas (0410) ANALISA DATA DO:
diharapkan Dyspnea
-
Gelisah
-
Adanya
pernafasan
dapat
dalam
berlebihan
(041004)
terbuka
nafas
2. Irama
pasien
untuk memaksimalkan
pernafasan batas
lebar
1. Posisikan
1. Frekuensi
jumlah
Mata
teratasi
suara
Sputum
jalan
masalah (3140)
dengan kriteria hasil:
nafas tambahan
-
NIC
Dalam waktu 3x24 jam Manajemen
-
-
NOC
dalam normal
ventilasi 2. Auskultasi
duara
nafas,
catat
area
yang
ventilasinya
pernafasan
dalam batas normal
menurun
(041005)
adanya suara nafas
3. Dipsnea
saat
istirahat tidak ada (0410016)
tambahan 3.
Lakukan penyedotan melalui
4. Suara
nafas
endotrakea
tambahan tidak ada
nasotrakea,
(041007)
sebagaimana
5. Penggunaan bantu
dan
otot
mestinya
moninafas
4. Posisikan
tidak ada (041018)
atau
untuk
meringankan sesak nafas 5. Monitor pernafasan oksigenasi
status dan
2. Diagnosa Keperawatan Gangguan pertukaran gas berhubungan (00030) dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi Tujuan: mempertahankan status pernafasan: pertukaran gas (0402) ANALISA DATA DO:
NOC
NIC
Dalam waktu 3x24 jam Monitor
Pernafasan
diharapkan masalah status (3350)
-
Gelisah
-
Dyspnea
-
Gas darah arteri
pernafasan: pertukaran gas dapat
teratasi
dengan
kriteria hasil:
Hipoksia
-
Warna
nafas
suara tambahan
seperti ngorok atau
abnormal -
1. Monitor
1. Tekanan di
mengi
darah
2. Monitor
saturasi
abnormal
arteri (PaO2) dalam
oksigen
(mis:
-
Somnolen
batas
SaO2, SpO2)
-
Takikardi
kulit
oksigen
parsial
normal
(040208) 2. Tekanan
3. Auskultasi parsial
karbondioksida
di
nafas, catat area dimana
terjadi
darah arteri (PaCO2)
penurunan
dalam batas normal
tidak
(040209)
ventilasi
3. PH
arteri
normal
(040210) 4. Saturasi
suara
atau adanya dan
keberadaan
suara
nafas tambahan oksigen
normal (040211) 5. Keseimbangan
4. Catat
perubahan
pada saturasi O2 dan
volume tidal akhir
perfusi dalam batas
CO2,
normal (040214)
perubahan
dan nilai
analisa darah 5. Monitor pernafasan
sekresi
3. Diagnosa Keperawatan Gangguan ventilasi spontan (000033) berhubungan dengan keletihan otot pernapasan Tujuan: mempertahankan status pernafasan: ventilasi ANALISA DATA DO: Dyspnea Penurunan SaO2 Penurunan PO2 Gelisah
NOC Dalam
waktu
NIC 3x24
diharapkan pernafasan
jam Bantuan ventilasi (3390)
masalah dapat
teratasi
dengan kriteria hasil:
1. Pertahankan kepatenan nafas
1. Penggunaan
otot
2. Posisikan
bantu nafas tidak
memfasilitasi
ada
pencocokan
2. Volume
tidal
dalam batas normal 3. Kedalaman
untuk
ventilasi 3. Posisikan
untuk
meminimalkan
inspirasi
dalam
batas normal 4. Retraksi
jalan
dinding
dada tidak ada
upaya bernafas 4. Monitor kelelahan otot pernafasan
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatanadalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi Ada beberapa tujuan pemasangan ventilator mekanik, yaitu: 1. Mengurangi kerja pernapasan 2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien 3. Pemberian MV yang akurat 4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi 5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat 6. Pasien dengan gagal nafas 7. Insufisiensi jantung. 8. Disfungsi neurologist 9. Tindakan operasi
3.2 Saran Semoga dengan adanya makalah kita ini,kita dapat lebih mudah dalam memahami Vetilasi Mekanik Dasar dan dapat kita aplikasikan dalam praktek lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer SC, Bare BG. (1996). Brunner & Suddart’s textbook of medical-surgical nursing. (8th ed). Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers. Rab T. (1998). Agenda Gawat Darurat. (ed 1). Bandung: Penerbit Alumni. Wirjoatmodjo K. (2000). Anestesiologi dan Reanimasi: Modul dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran. Jakarta: DIKTI.