14 0 168 KB
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK “ASUHAN KEPERAWATAN VSD”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 1. FERNANDO ANIKI (19142010071) 2. SIANE LONA TEMPOMONA(19142010067) 3. RANY VERONIKA FUTWEMBUN(19142010065)
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO FAKULTAS KEPERAWATAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan tuntunan-Nya berupa kesehatan. Sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah asuhan keperawatan VSD. Makalah ini merupakan tugas kelompok, untuk belajar dan mempelajari tentang asuhan keperawatan VSD. Penyusunan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan VSD. Dalam penyusunan makalah ini masih belum terlihat sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Apa bila ada kata-kata yang kurang berkenang bagi pembaca, kami sebagai penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Manado, 15 september 2021
Penyusun
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFENISI Jantung adalah sebuah pompa yang memiliki empat bilik. Dua bilik yang teletak diatas atrium, dan dua yang dibawah disebut ventrikel. Jantung juga di bagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan yang memompa darah ke paru-paru dan bagian kiri yang memompa darah keseluruh tubuh. Antrium dan vertikel dipisahkan oleh katub. Sisi kanan dan kiri jantung di pisahkan oleh sebuah sekat yang dinamakan septum. Ventricular septal defect (VSD) Adalah Kelainan jantung bawaan berupa lubang pada septum interventrikuler. Lubang tersebut hanya dapat satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan. Kebocoran ini terjadi karena kelambatan dalam pertumbuhan. B. ETIOLOGI Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh kelainan jatung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat juga terjadi karena trauma. VSD lebih sering ditemukan pada anak-anak dan seringkali merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Pada anak-anak lubangnya sangat kecil dan tidaka menimbulkan gejala dan seringkali menutup dengan sendirinya sebelum anak berumur 18 tahun. C. PATOFISIOLOGI Darah anterial mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan melalui defek pada septum intraventrikular. Perbedahan tekanan yang besar membuat darah mengalir dengan deras dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan menimbulkan bising. Darah dari ventrikel kanan di dorong masuk ke ateri pulmonalis. Tekanan yang terus-menerus meninggi pada ateri pulmonalis akan menaikan tekana pada kapiler paru. Mulamulanya naiknya tekanan kapiler ini masih reversibel ( belum ada perubahan pada endotel dan muskularis arteri-arteri kecil paru), tetapi kemudian pembuluh darah paru menjadi sklerosis dan akan menyebabkan naiknya tahanan yang permanen. Bila tahanan pada arteri pulmonalis sudah tinggi dan permanen, tekanan pada ventrikel kanan juga jadi tinggi dan permanen. VSD di tandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke
kanan. Diameter defek bervariasi dari 0,5 -3,0 cm. Kira-kira 20% dari defek ini pada anak adalah defek sederhana, banyak diantaranya menutup secara spontan. Kira-kira 50% - 60% anak-anak menderita defek ini memiliki defek sedang dan menunjukan gejala pada masa kanak-kanak. Defek ini sering terjadi bersamaan dengan defek jantung lain. Perubahan fisilogi yang terjadi sebagai berikut : 1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan mengakibatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan. 2. Volume darah yang meningkat dipompa kedalam paru yang akhirnya dipenuhi darah dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskuler pulomonar. 3. Jika tahanan pulomonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri mengakibatkan sianosis (syndrome isenmenger). Adanya defek pada ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan resestensi sirkulasi arteri sitemik lebih tinggi dibandingkan dengan resistensi pulmonal melalui defek spetum. Volume darah di paru akan meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah paru. Dengan demikian tekanan ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada peningkatan workload sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi meningkatnya workload, maka terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resistensi yang disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak sempurna. D. MANIFESTASI KLINIS Defek kecil asimtomatik, defek sedang hingga besar menimbulkan keluhan seperti kesulitan waktu minum atau makan karena cepata lelah atau sesak dan sering mengalami batuk serta infeksi saluran napas berulang. Ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat. 1. Ventricular septal defec (VSD) Kecil Jantung normal atau sedikit membesar dan tidak ada gangguan tumbuh kembang. Bunyi jantung biasanya normal, dapat ditemukan bising sistolik dan pendek yang mungkin didahului early systolic click. Ditemukan pula bising pansistolik yang biasanya keras disetai getaran bising dengan pungtum maksimum di sela iga III-IV garis parasternal kiri dan menjalar ke sepanjang sternum kiri, bahkan ke seluruh prekordium. 2. Ventricular septal defec (VSD) Sedang
Gejala timbula pada masa bayi berupa sesak napas saat minum atau memerlukan waktu lebih lama/tidak mampu menyelesaikan makan dan minum, kenaikan berat badan tidak memuaskan, dan sering menderita infeksi paru yang lama sembuhnya. Infeksi paru ini dapat mendahului terjadinya gagal jantung yang mungkin terjadi pada umur 3 bulan. Bayi tampak kurus dengan dispneu, takipneu, serta retraksi. Bentuk dada biasanya masih normal. Pada pasien yang besar, dada mungkin sudah menonjol. Pada auskutasi terdengan bunyi getaran bising dengan pungutan maksimum di sela iga III-IV garis parasternal kiri yang mengajar ke seluruh prekordium. 3. Ventricular septal defec (VSD) Besar Gejala dapat timbul pada masa-masa neonatus. Pada minggu ke I sampai III dapat terjadi pirau kiri ke kanan yang bermakna dan sering menimbulkan dispneu. Gagal jantung biasanya timbul setelah minggu ke IV, sering didahului infeksi saluran napas bawah. Bayi sesak napas saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernapasan. Gangguan pertumbuhan sangat nyata. Biasanya bunyi jantung masih normal, dapat di dengar bising pansistolik, dengan atau tanpa getaran bising, melemah pada akhir sistolik karena terjadi tekanan sistolik yang sama besar pada kedua ventrikel. Bising mid-diastolik di daerah mitral mungkin terdengan flow murmur pada fase pengisian cepat. E. KOMPLIKASI I.
Gagal jantung kronik
II.
Endrokarditis infektif
III.
Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary
IV.
Penyakit vaskular paru progresif
V.
Kerusakan sistem konduksi ventrikel, Ro toraks memperlihatkan kardiomegali dengan pembesaran LA,LV, dan kemungkinan RV. Terdapat peningkatan PVM. Derajat kardiomegali dan peningkatan
PVM sesuai dengan
bertambahnya besar defec VSD. Bila telah terjadi PVOD maka gambaran lapangan paru akan iskemik dan segmen PA akan membesar. VI. VII. VIII.
Kelainan fungsi ventrikel Obstruksi pembuluh darah pulmonal ( Hipertensi Palmonal) Aritmia
IX.
Henti jantung
F. PENATALAKSANAAN 1) Pada VSD kecil : ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endrokarditis infektif. 2) Pada VSD sedang : jika tidak ada gejal-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg. 3) Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen : biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemi diberikan tranfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditundah sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setalah berumur 6 bulan. 4) Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen : operasi paliatf atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karenaarteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis. Bila defec ditutup ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui efek.
G. PATHWAY
Faktor endogen
Faktor eksogen
VSD
Pirau ventrikel kiri dan kanan Pirua ventrikel kiri dan kanan
Pembedahan
Luka insisi Resiko infeksi Defisit nutrisi
Perubahan Sesak gg. pertukaran gas
Ansietas
intoleransiaktifit as
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN 1) Biodata Nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, agama, tanggal lahir dll. 2) Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Keluhan orang tua pada waktu membawah anaknya ke dokter tergantung dari jenis defek yang terjadi baik ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak. b. Riwayat penyakit sekarang Biasanya mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakakn pada tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi. c. Riwayat penyakit dahulu I.
Prenatal history Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi
virus
Rubella),
mungkin
adanya
riwayat
penggunaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu. Intra natal Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi
Riwayat neonatus -
Gangguan respirasi biasanya sesak, taknpnea
-
Anak rewel dan kesakitan
-
Tumbuh kembang anak terhambat
-
Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegaly
-
Sosial ekonomi keluarga yang rendah
d. Riwayat penyakit keluarga
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan defek jantung
Penyakit keturunan atau diwariskan
Penyakit congenital atau bawaan
e. Pola aktivitas dan latihan
Keletihan/kelelahan
Dispnea
Perubahan tanda vital
Perubahan status mental
Takipnea
Kehilangan tonus otot
f. Pola presepsi dan pemeriksaan kesehatan
Riwayat hipertensi
Endokarditis
Penyakit katub jantung
g. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Ansietas, khawatir, takut
Stress yang berhubungan dengan penyakit
h. Pola nutrisi dan metabolik
Kelemahan
Pening
i. Pola peran dan hubungan dengan sesama
Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga
3) Pengkajian fisik a) B1 (breathing)/pernapasan Pernapasan dengan ETT di bantu dengan ventilator mode IPPV, FiO2 60%, frekuensi nafas 40 x/mnt, SaO 2 50-60% dan makin turun,
Ronchi Positif (+), tidak ada whezing, tidak ada stridor, retraksi intercostal positif (+), pernafasan cuping hidung positif (+)> b) B2 (bleending) /sirkulasi Perfusi jaringan dingin, klien tampak biru, sianosis, capilary refill time 3 detik pemeriksaan TTV (suhu, tekanan darah,suhu), bunyi jantung tambahan (mur-mur). c) B3 (brain) / kesadaran
Kesadaran menurun, somnolen, usia 3 bulan
GCS 2 dan 6, gerakan sangat lemah
Kejang tidak ada (-)
Pupil isokor, diameter sama
Sklera putih
d) B4 (blader) / perkemihan
Bayi menggunakan kateter
Kateter menates
Produksi urine ± 3cc/jam
e) B5 (bowel)/ pencernaan
Bising usus positif (+), kembung positif (+)
Terpasang sonde susu 120 cc / 24jam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko infeksi
Nyeri akut
Penurunan curah jantung
Gangguan tumbuh kembang
Defisit nutrisi
Gangguan pertukaran gas
Ansietas
Intoleransi aktivitas
INTERVENSI KEPERAWATAN
SDKI Resiko infeksi
SLKI SIKI Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi keperawatan selam 2x24 jam Observasi : dengan luaran tingkat infeksi
Monitor tanda dan
menurun dengan kriteria hasil
gejala infeksi lokal
sebagai berikut :
sistematik
Demam menurun
Kemerahaan menurun
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Terapeutik :
Batasi
jumlah
pengungjung
Berikan kulit
perawatan pada
area
edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
Pertahankan
teknik
aseptik Edukasi :
Jelaskan tanda dan geja infeksi
Ajarkan
mencuci
tangan dengan benar
Ajarkan memeriksa
cara kondisi
luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan
Nyeri akut
asupan cairan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri keperawatan selam 2x24 jam Observasi : dengan luaran tingkat nyeri
Indentifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria hasil
karakteristik, durasi,
sebagai berikut :
frekuensi,
Keluhan
nyeri
intensitas nyeri
menurun
Meringis menurun
Sikap
proktektif
Gelisa menurun
Kesulitan
Indentifikasi
skala
nyeri
Indetifikasi
respon
nyeri non verbal
menurun
kualitas
tidur
menurun
Indentifikasi
faktor
yang
memperberat
dan
memperingan
nyeri Terapeutik :
Berikan
teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi
rasa nyeri ( misal, TENS,
hypnosis,
akupresur,
terapi
music, biofeedback, terapi pijat, aroam terapi,
teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Fasilitas istirahat dan tidur Pertimbangkan jenis dan dalam
sumber
nyeri
pemilihan
strtegi
meredakan
nyeri Edukasi :
Jelaskan
penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan
strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan
teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi
rasa nyeri Kolaborasi : Kolaborasikan Penurunan jantung
curah Setela
dilakukan
pemberian
analgetik, jika perlu tindakan Perawatan jantung
keperawatan selama 2x24jam Observasi : dengan luaran curah jantung meningkat
dengan kriteria
tanda/gejala
hasil sebagai berikut :
Indentifikasi penurunan
primer curah
Kekuatan nadi perifer
jantung
(meliputi
meningkat
dispnea,
kelelahan,
Ejaction fraction (EF)
edema,
ortopnea,
meningkat
paroxysmalnocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
jantung
(meliputi peningkatan
berat
bdan. Hepatomegali, distensivena jugularis,
palpitasi,
ronkhi
basah,
oliguria, batuk, kulit pucat)
Monitor nyeri
keluhan dada
(mis,
intensitas,
lokasi,
radiasi,
durasi,
presivitasi
yang
mengurangi nyeri) Terapeutik :
Posisikan semi
pasien
fowler
atau
fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai ( mis, batasi asupan kafien, natrium,
kolestrol
dan makanan tinggi lemak)
Berikan
terapi
relaksasi
untuk
mengurangi
stress,
jika perlu
Berikan
oksigen
untuk mempertahankan saturasi ˃94%
oksigen
Edukasi :
Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
Anjurkan
berhenti
merokok Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika
perlu Gangguan kembang
tumbuh Setlah
dilakukan
Rujuk ke program
rehibilitasi jantung tindakan Perawatan perkembangan
keperawatan selama 2x24jam Observasi ; dengan
luaran
perkembangan
status
membaik
pencapaian
dengan kriteria hasil sebagai beikut :
tugas
perkembangan anak
Identifikasi
isyarat
Keterampilan/perilaku
perilaku
sesuai usia meningkat
fisiologis
Kemampuan
tunjukan bayi, (mis,
melakukan perawatan
lapar, tidak nyaman)
diri meningkat
Identifikasi
Respon
dan yang
di
Terapeutik : sosial
meningkat
Berikan
sentuhan
bersifat gentle dan tidak ragu-ragu
Minimalkan nyeri
Edukasi :
Jelaskan orang tua dan/atau
pasien
pengasuh
tentang
milestone perkembangan anak dan perilaku anak
Ajarkan anak teknik asertif
Ajarkan
anak
keterampilan berinteraksi Kolaborasi : Defisit nutrisi
Rujuk
untuk
konseling, jika perlu Setalah dilakukan tindakan Manajemen nutri keperawatan selama 2x 24 Observasi : jam dengan luaran nutrisi membaik
dengan
kriteria
hasil sebagai berikut :
Identifikasi
status
nutrisi
Identifikasi
Porsi makanan yang
dan
dihabiskan meningkat
makanan
alergi
intoteransi
Berat badan membaik
Indeks massa tubuh
kebutuhan kalori dan
(IMT) membaik
jenis nutrient
Identifikasi
Monitor
asupan
makanan Terapeutik :
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis, piramida makanan)
Berikan tinggi
makanan serat
untuk
mencegah konstipasi
Berikan tinggi
makanan kalori
dan
tinggi protein Edukasi :
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis, piramida makanan)
Berikan tinggi
makanan serat
untuk
mencegah konstipasi
Berikan tinggi
makanan kalori
dan
tinggi protein
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis, piramida makanan)
Kolaborasi :
Kolaborasi ahli
dengan
gizi
untuk
menentukan jumlah kalori
dan
jenis
nutrient
yang
dibutuhkan dilakukan
Setala
pertukaran gas
keperawatan selam 2x24 jam Observasi : dengan luaran pertukan gas
dengan kriteria
Monitor irama,
hasil sebagai berikut :
frekuensi, kedalaman
dan upaya napas
Dispnea meningkat
Bunyi nafas tambahan
(seperti
menurun
takipnea,
Takirkardia membaik
hiperventilasi,
jika
perlu tindakan Pemantauan respirasi
Gangguan
meningkat
,
Monitor pola napas bradipnea,
Kussmaul,Cheyne-
Strokrs,
Biot,
ataksik)
Monitor
adanya
produksi sputum
Monitor
adanya
sumbatan jalan nafas
Auskultasi
bunyi
nafas Terapeutik :
Atur
interval
pemantuan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan pemantuan,
Ansietas
hasil jika
perlu Setalah dilakukan tindakan Reduksi ansietas keperawatan
selama
2x24 Obeservasi :
jam dengan tingkat ansietas
Identifikasi
saat
menurun dengan kriteria hasil
tingkat
sebagai berikut :
berubah
(mis,
Verbilasi
kondisi,
waktu,
kebingungan menurun
stessor)
Perilaku
gelisah
menurun
Perilaku Keluhan
Monitor tanda-tanda ansietas
tegang Terapeutik :
menurun
ansietas
pusing
Ciptakan
suasana
untuk menumbuhkan
menurun
Frekuensi pernafasan
kepercayaan
menurun
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
jika
memungkinkan
Gunakan pendekatan yang
tenang
dan
meyakinkan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Edukasi :
Jelaskan,
prosedur
termasuk
sensasi
yang
mungkin
dialami
Informasikan secara faktual
mengenai
diagnosa, pengobatan
dan
prognosis
Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan
presepsi
Latih
teknik
relaksasi Kolaborasi :
Kolaborasikan pemberian antlansietas, perlu
jika
Intoleransi aktifitas
Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi keperawatan selama 2x 24 Observasi : jam dengan luaran toleransi
Identifikasi
aktivitas meningkat dengan
gangguan
kriteria hasil sebagai berikut :
tubuh
Frekuensi
nadi
Keluhan
kelelahan lelah
menurun
Dipsnea saat aktivitas Dipsnea
Monitor
kelelahan
fisik dan emosional
menurun
yang
mengakibatkan
meningkat
fungsi
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
setalah
melakukan
aktivitas
aktivitas menurun
Terapeutik :
Laukakn
latihan
rentang gerak pasif dan/atau aktif
Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
dapat
berpindah
atau
berjalan
Berikan
aktivitas
distraksi
yang
menenangkan Edukasi :
Anjurkan
tirah
baring
Anjurkan melakukan aktivitas
secara
bertahap
Anjurkan koping
strategi untuk
mengurangi kelelahan Kolaborasi :
Kolaborasi
dengan
ahli gizi tentang cara meningkatkan asupaan
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Cecily & Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 5. Jakarta: EGC. Hidayat,Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Medika Muscari E Mary.2005. Keperawatan Pediatrik.Jakarta.EGC
Roy & Simon. 2002. Lecture Notes Pediatrik. Jakarta : Erlangga. Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II. Jakarta,EGC Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
https://repository.its.ac.id/91941/