Kel.6 Makalah Analisis Rasio Solvabilitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “Analisis Rasio Solvabilitas” Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan



Dosen Pengampu : Puspita Indria Mei Susilowati SE, MSA, Ak, CA KELOMPOK 6 Irma



(1810313120017)



Siti Sabrina Ramadhanti



(1810313220015)



Tasha Ananda



(1810313220021)



Satria Maheswara



(1810313310034)



UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM S1 AKUNTANSI BANJARMASIN 2020



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Rasio Solvabilitas ini tepat pada waktunya. Makalah Rasio Solvabilitas ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah Rasio Solvabilitas ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah Rasio Solvabilitas ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Banjarmasin, 13 November 2020



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................



i



DAFTAR ISI........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................



1



1.1 Latar Belakang...............................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................



2



1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................



3



2.1 Pengertian Rasio Solvabilitas.........................................................................



3



2.2 Manfaat Rasio Solvabilitas.............................................................................



4



2.3 Tujuan Rasio Solvabilitas...............................................................................



4



2.4 Jenis Rasio Solvabilitas..................................................................................



5



2.5 Implikasi Rasio Solvabilitas...........................................................................



9



2.6 Contoh Kasus Rasio Solvabilitas................................................................... 10 2.6.1 Latar Belakang................................................................................................. 10 2.6.2 Analisis Rasio Solvabilitas.............................................................................. 15 BAB III PENUTUP................................................................................................. 21 3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 22



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis dalam berpikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu informasi ekonomi yang di gunakan adalah informasi keuangan, perusahaan adalah salah satu pihak yang menyediakan informasi keuangan tersebut, yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan bagi perusahaan bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak investor, kreditur, dan pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Pihak perusahaan dituntut untuk menyajikan informasi laporan keuangan tersebut dengan jelas dan lengkap agar dapat digunakan secara optimal oleh para pemakainya. Laporan keuangan menyajikan laporan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Posisi keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan neraca. Dalam laporan neraca tersebut kita dapat mengetahui kekayaan atau asset perusahaan yang dimiliki (sisi aktiva), dan di sisi pasiva dapat kita ketahui dari mana dana-dana untuk membiayai aktiva (dari modal sendiri atau hutang) tersebut kita peroleh sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapat kita lihat dalam laporan laba rugi yang diterbitkan oleh perusahaan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang memberikan informasi posisi dan kondisi keuangan perusahaan akan tetapi laporan tersebut perlu kita analisa lebih lanjut dengan alat analisa keuangan yang ada untuk mendapat kan informasi yang lebih berguna dan lebih spesifik dalam menjelaskan posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Kegunaan dari laporan keuangan itu sendiri yaitu data akuntansi yang diambil dari laporan laba rugi dan neraca dalam beberapa periode pencatatan kedua elemen tersebut berasal dari elemen laporan keuangan. Dengan adanya data tersebut dapat dianalisis melalui analisa rasio likuiditas, rasio solvabilitas. Masing-masing analisa tersebut akan memberikan informasi. Karena melihat pentingnya manfaat dari analisa likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas suatu perusahaan



1



bagi pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan serta di tunjang data-data dan teori yang selama ini.



1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa pengertian rasio solvabilitas?



2.



Apa manfaat dari rasio solvabilitas?



3.



Apa saja jenis-jenis rasio solvabilitas?



4.



Bagaimana implikasi rasio solvabilitas?



5.



Apa saja tujuan dari rasio solvabilitas?



6.



Bagaimana cara perhitungan rasio solvabilitas?



1.3 Tujuan Pembahasan 1.



Memahami pengertian dari rasio solvabilitas



2.



Mengetahui manfaat dari rasio solvabilitas



3.



Mengetahui jenis-jenis rasio solvabilitas



4.



Memahami implikasi rasio solvabilitas



5.



Mengetahui tujuan dari rasio solvabilitas



6.



Memahami cara perhitungan rasio solvabilitas



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Rasio Solvabilitas Berdasarkan buku “Analisis Kinerja Keuangan” milik Irham Fahmi menyebutkan definisi analisis ‘rasio solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu’. Menurut kasmir dalam bukunya yang berjudul “analisis laporan keuangan” bahwa rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa rasio solvabilitas itu adalah bagaimana cara perusahaan agar mampu menjaga dan memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu: 1. Total assets to total debt ratio,



adalah rasio yang dihasilkan dengan



membandingkan jumlah aktiva (total aset) di satu pihak dengan jumlah utang (total debt di lain pihak). 2. Net worth to total debt ratio, rasio ini membandingkan modal sendiri (net worth) di satu pihak dengan total hutang (total debt) dilain pihak.



3



2.2 Manfaat Rasio Solvabilitas 1.



Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.



2.



Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.



3.



Untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.



4.



Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.



5.



Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.



6.



Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.



7.



Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.



8.



Intinya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.



2.3 Tujuan Rasio Solvabilitas Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. Beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio solvabilitas yakni: 1.



Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor).



2.



Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).



3.



Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.



4



4.



Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.



5.



Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.



6.



Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.



2.4 Jenis Rasio Solvabilitas Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain: 1.



Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)



Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Dari hasil pengukuran, jika rasio-nya menunjukan nilai yang tinggi, artinya pendanaan dengan hutang semakin banyak maka akan semakin sulit perusahaan untuk mendapatkan tambahan pinjaman. Hal tersebut karena dikhawatirkan perusahaan tidak sanggup untuk membayar semua hutang-nya dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai dari DAR mengindikasikan bahwa: 



Semakin besar jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang. 5







Semakin kecil jumlah aktiva yang dibiayai dengan modal.







Semakin besar atau tinggi resiko perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjangnya.







Semakin besar beban bunga dari hutang yang harus dibayar oleh perusahaan. Jika nilai dari perhitungan menunjukan 100% atau 1 kali, artinya jumlah aktiva sama



dengan jumlah hutang. Dengan demikian perusahaan tidak mempunyai kelebihan aktiva atas hutang yang dimilikinya. Perusahaan harus mengusahakan supaya nilai dari DAR kurang dari 100% atau 1 kali, supaya dapat dikatakan baik. Berikut merupakan rumus yang bisa digunakan untuk menghitung debt to assets ratio



2.



Debt to Equity Ratio



Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Artinya dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar modal  yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan.



Bagi pihak kerditor, jika nilai dari rasio ini besar atau tinggi akan semakin tidak menguntungkan. Hal tersebut dikarenakan akan semakin tinggi resiko yang ditanggung oleh pihak kreditur atas kegagalan yang mungkin akan terjadi di perusahaan. Semakin tinggi nilai DER jika akan menyebabkan resiko yang semakin tinggi juga terhadap likuiditas perusahaan. Apabila nilai rasio ini rendah, maka akan semakin tinggi jumlah pendanaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Debt to equity ratio yang menunjukan nilai kurang dari 1 atau 100%, mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai hutang yang lebih kecil daripada modal atau ekuitas-nya. Rasio ini kurang cocok untuk menganalisa perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, misalnya seperti bank, perusahaan asuransi, investasi, dan lain sebagainya. 6



Perusahaan tersebut cenderung mempunyai nilai DER yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar dananya berasal dari pihak ke-3. Dana yang berasal dari pihak ke-3 tersebut diperlakukan sebagai hutang. Bagi perusahaan – perusahaan tersebut semakin besar modal yang berasal dari pihak ke-3, maka kemungkinan untuk memperoleh laba akan semakin tinggi. Tentunya tidak heran apabila perusahaan keuangan tersebut mempunyai nilai DER lebih dari 5.



Berikut merupakan rumus yang bisa digunakan untuk menghitung debt to equity ratio.



3.



Long Term Debt to Equity Ratio



Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Berikut merupakan rumus yang bisa digunakan untuk menghitung long term debt to equity ratio (LTDER).



4.



Times Interest Earned Ratio



Times Interest Earned Ratio atau TIER adalah rasio yang digunakan untuk menilai atau mengukur kemampuan dari perusahaan dalam membayar biaya bunga dari kewajibannya.



7



Semakin tinggi nilai dari rasio TIER, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang-nya. Hal tersebut bisa menjadi tolak ukur untuk mendapatkan tambahan pinjaman dari kreditor. Sebaliknya, apabila nilai rasio TIER ini rendah, maka akan semakin rendah juga kemampuan perusahaan untuk melunasi bunga pinjamannya. Untuk menghitung nilai dari rasio ini, dipakai perbandingan antara laba sebelum pajak dibandingkan dengan biaya bunga. Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung rasio TIER..



5.



F



i



x



e



d



c



ratio Fixed charge coverage ratio adalah rasio yang menyerupai seperti time interest earned ratio. Perbedaan dari kedua rasio tersebut adalah jika perusahaan mendapatkan hutang jangka panjang atau menyewa suatu aktiva berdasarkan kontrak sewa atau l ease contract. Berikut merupakan rumus yang bisa digunakan untuk menghitung fixed charge coverage ratio.



6.



Tangible Assets Debt Covarage (TADC)



Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang jangka panjang , artinya rasio ini menunjukkan setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjangnya.



8



h



Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang ada. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan yang ada dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rasio ini biasanya minimal 100% atau 1: 1 yang mana bahwa Rp 1 hutang jangka panjang dijamin oleh Rp 1 aktiva tetap yang ada. Berikut merupakan rumus yang bias digunakan untuk menghitung Tangible Assets Debt Coverage



2.5 Implikasi Rasio Solvabilitas Menurut Fred Weston dalam buku Kasmir yang berjudul (Analisis Laporan Keuangan) rasio solvabilitas memiliki beberapa implikasi sebagai berikut: 1.



Kreditor mengharapkan ekuitas (dana yang disediakan pemilik) sebagai margin keamanan. Artinya jika pemilik memiliki dana yang kecil sebagai modal, resiko bisnis terbesar akan ditanggung oleh kreditor.



2.



Dengan pengadaan dana melalui utang, pemilik memperoleh manfaat berupa tetap dipertahankannya penguasaan atau pengendalian perusahaan.



3.



Bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yang dipinjamkannya dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarnya, pengembalian kepada pemilik diperbesar. Dalam praktiknya, apabila hasil perhitungan, perusahaan ternyata memiliki rasio



solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba lebih besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah tentu mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. Dalam pengukuran rasio solvabilitas atau ratio leverage, dilakukan melalui 2 pendekatan, yaitu: 1.



Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan. 9



2.



Melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi.



10



2.6



Contoh Kasus Rasio Solvabilitas 2.6.1 Latar Belakang PT Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen atau perwakilan. Saat ini perusahaan menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual produknya dipasar lokal dan luar negeri. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No.21-23, Jakarta, sedangkan pabrik Perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi. PT Mayora Indah Tbk selalu membuat laporan keuangan setiap tahunnya yang tujuan utamanya adalah untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam



memenuhi



kewajiban



keuangan



perusahaan



menggunakan



rasio



solvabilitas. dengan menggunakan Microsoft Excel2010. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan data kuantitatif meliputi studi pustaka, dan analisis dokumen perusahaan. Hasil dari penelitian bahwa kemampuan PT Mayora Indah Tbk menunjukkan kondisi solvable, hal ini ditunjukkan pada perhitungan total debt to equity ratio, total debt to total capitalassets dan tangible assets debt coverage mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai melalui analisis laporan keuangan yang dimiliki suatu perusahaan pada setiap periodenya. Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasilhasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Munawir (2010:2), yang menyatakan bahwa “laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.” Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yaitu menggunakan rasio keuangan. Untuk menganalisis rasio keuangan dibutuhkan laporan keuangan perusahaan yang pada umumnya terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif. Dalam laporan 11



Posisi Keuangan bagi calon kreditor berguna untuk mengetahui jaminan yang disediakan oleh perusahaan atas hutang-hutangnya. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar bunga modal yang dipinjamnya tergantung pada keuntungan dimasa mendatang dapat dilihat pada laporan Laba Rugi Komprehensif. Untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan dapat menggunakan sumber dana. Sumber dana dapat diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman (bank atau lembaga keuangan lainya). Untuk mengetahui seberapa besarnya penggunaan masing-masing sumber dana, agar tidak membebani perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang maka dilakukan analisis rasio solvabilitas. Menurut Kasmir (2015:151), “Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan liabilitas. Artinya berapa besar beban liabilitas yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan asetnya.” Tabel 1.1 Informasi Laporan Posisi Keuangan Tahun 2012, 2013 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah) Sumber : Annual Report PT Mayora Indah Tbk ASET-ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga-setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai Piutang lain-lain pihak ketiga Persediaan Utang muka pembelian Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan Asset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan Uang muka pembelian asset tetap Uang jaminan 12



2012



2013



2014



1.339.570



1.860.492



712.922



1.547.147 488.181



2.049.772 746.406



1.950.164 1.096.206



16.017 1.498.989 77.633 341.138 4.920 5.313.599



16.967 1.456.454 47.888 236.688 15.395 6,430



34.469 1.966.800 180.466 510.331 57.407 6,508



2.226 2.857.932



2.138 3.114.328



7.154 3.585.011



126.503 1.267



161.565 1.278



181.501 8.090



Beban tangguhan JUMLAH ASET TIDAK LANCAR JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek Utang usaha- pihak ketiga Utang lain-lain – pihak ketiga Utang pajak Beban akrual Bagian pinjaman bank jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan Cadangan imbalan pasti pasca – kerja Pinjaman bank jangka Panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang obligasi Suku Mudharabah JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham – nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar – 3.000.000.000 saham Tambahan modal disetor Saldo laba Ditentukan penggunanya Belum ditentukan penggunanya Selisih kurs penjabaran JUMLAH KEPENTINGAN NON PENGENDALI JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS



13



976.457 2.988.906 8.302.506



847.449 3.280.158 9.710.223



580.833 3.782.239 10.291.108



625.000 841.663 10.895 84.222 217.599 145.052



790.000 1.083.847 95.027 141.675 237.746 328.595



1.423.802 822.654 132.425 26.857 155.487 553.110



1.924.434



2.676.892



3.114.337



14.943 278.547



14.885 370.207



16.525 433.842



1.718.974



1.756.000



1.627.168



847.757 450.000



748.337 250.000



748.679 250.000



3.310.221 5.234.655



3.139.430 5.816.323



3.076.215 6.190.553



383.292



447.173



447.173



64.212



330



330



31.000 2.514.195 970



33.000 3.332.786 5.764



35.000 3.528.717 3.234



76.121 3.067.850 8.302.506



86.373 3.893.900 9.710.223



92.568 4.100.554 10.291.108



Tabel 1.2 Informasi Laporan Laba Rugi Komprehensif Tahun 2012, 2013 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah) Sumber : AnnualReport PT Mayora Indah Tbk PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK



2012 10.510.62



2013 12.017.83



5



7



PENJUALAN



2014 14.169.088 11.633.862



LABA BRUTO



8.165.009



9.096.171



2.345.616



2.921.665



2.535.225



BEBAN USAHA Beban penjualan



1.283.950



Beban umum dan administrasi



928.883



1.275.792



359.977



260.172 1.189.056



341.063 1.616.856



1.643.928



LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN



1.156.559



1.304.809



891.297



Keuntungan kurs mata uang asing-bersih Penghasilan bunga



31.718 18.638



308.440 25.150



18.524 32.657



Keuntungan penjualan asset tetap



3.880



2.932



1.817



Penghasilan sewa



2.595



2.278



-



(223.360)



(256.841)



(358.432



(40.791)



(40.791)



(20.891)



10.574



1.692



1.777



(196.744) 959.815



51.264 1.356.073



(361.596) 529.701



216.314



342.484



123.252



927



30



(3.375)



Beban pajak



215.386



342.515



119.876



LABA BERSIH



744.428



1.013.558



409.824



Jumlah Beban Usaha



Beban bunga Pendapatan Bagi Hasil Sukuk Mudharabah Lain-lain bersih Penhasilan (Beban) Lain-lain – Bersih LABA SEBELUM PAJAK BEBAN (PENGHASILAN PAJAK) Pajak kini Pajak tangguhan



14



PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Selisih kurs penjualan LABA KOMPREHENSIF Laba yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali



1.591



4.794



2.530



742.836



1.008.764



412.354



729.634



996.905



403.630



14.794



16.652



6.194



744.428



1.013.558



409.824



728.042



992.111



406.160



14.794



16.652



6.194



742.836



1.008.764



412.354



816



1.115



451



Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali LABA PERSAHAM



Melihat table laporan Posisi Keuangan diatas, menunjukkan bahwa asset dari tahun 2012 ketahun 2013 naik sebesar Rp1.407.717. Untuk tahun 2013 ke tahun 2014 naik sebesar Rp580.885. Untuk hutang/liabititas pada tahun2013 naik sebesar Rp 581.668 dari tahun 2012, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 naik sebesar Rp 374.230. Untuk jumlah modal/ekuitas dari tahun 2012 ke tahun 2013 naik sebesar Rp 826.050, dan pada tahun 2014 naik sebesar Rp 206.654 dari tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki jumlah hutang/liabilitas lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah asset perusahaan. Sedangkan pada laporan Laba Rugi Komprehensif menunjukkan bahwa penjualan bersih mengalami peningkatan dari tiap tahunnya yaitu sebesar 14,3% dan 18%. Untuk laba usaha dari tahun 2012 ketahun 2013 meningkat sebesar 12,8%, sedangkan tahun 2013 ketahun 2014 menurun 31,6%. Laba sebelum pajak (EBIT) tahun 2012 naik sebesar 41,2% ketahun 2013, dan menurun ke tahun 2014 sebesar 61%. Laba bersih dari tahun 2012 meningkat sebesar 36,1% ketahun 2013, mengalami penurunan yang signifikan ketahun 2014 sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dari penjualan mengalami peningkatan, tidak menjamin sepenuhnya dapat meningkatkan profit yang diperoleh perusahaan pada suatu periode. Dengan menganalisis tingkat rasio berdasarkan annual report



15



perusahaan pada tahun 2012 sampai dengan 2014 kemudian dilakukan perbandingan, diharapkan akan dapat mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan dan akan mengetahui risiko kerugian perusahaan lebih besar atau lebih kecil, sehingga manajer keuangan mampu menyeimbangkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang dihadapi. Salah satu rasio keuangan yaitu rasio solvabilitas. Dengan menggunakan rasio solvabilitas kita dapat memahami sumber data untuk menghitung rasio tersebut baik yang diambil dari laporan Posisi Keuangan maupun berasal dari laporan Laba Rugi Komprehensif. 2.6.2



Analisis Rasio Solvabilitas Perhitung analisis rasio solvabilitas pada PT Mayora Indah Tbk untuk periode 2012 sampai dengan 2014 adalah sebagai berikut: 1. Total debt to equity ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian setiap rupiah ekuitas sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan liabilitas atau hutang. Pilih worksheet rasio solvabilitas untuk memunculkan perhitungan rasionya. Formula untuk menghitung total debt to equity ratio adalah: a. Total debt to equity ratio tahun bulan Desember 2012 adalah:



Gambar 4.10 Total debt to equity ratio 2012



16



b. Total debt to equity ratio tahun bulan Desember 2013 adalah



Gambar4.11 Total debt to equity ratio 2013 c. Total debt to equity ratio tahun bulan Desember 2014 adalah



Gambar4.12 Total debt to equity ratio 2014



Dari perhitungan Total debt to equity ratio dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2012 mempunyai Total debt to equity ratio yaitu sebesar 171% turun menjadi 149% itu berarti Rp 1,49 dari setiap rupiah ekuitas sendiri menjadi jaminan untuk keseluruhan liabilitasnya. Pada tahun 2013



17



total ekuities sebesar Rp 3.89.900.119.177 naik menjadi Rp 4.100.554.992.789 pada tahun 2014. 2.



Total debt to total capital assets Rasio ini digunakan untuk membandingkan jumlah total liabilitas dengan total asset yang dimiliki perusahaan. Untuk menghitung total debt to total capital assets sebagai berikut: a. Total debt to total capital assets tahun 2012:



Gambar 4.13 Total debt to total capital assets 2012 b. Total debt to total capital assets tahun 2013:



Gambar 4.14 Total debt to total capital assets 2013



18



c.



Total debt to total capital assets tahun 2014:



Gambar4.15 Total debt to total capital assets 2014 Dari perhitungan total debt to total capital assets diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2012 mempunyai total debt to total capital assets yaitu sebesar 63% berarti Rp 0,63 dari setiap rupiah ekuitas sendiri menjadi jaminan untuk keseluruhan liabilitasnya. Pada tahun 2012 total aset sebesar Rp 8.302.506.241.903 naik menjadi Rp 9.710.223.454.000 pada tahun 2013. Aset naik kembali pada tahun 2014 menjadi Rp 10.291.108.029.334. 3. Long Term Debt to EquityRatio Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian dari setiap rupiah ekuitas sendiri yang dijadikan jaminan untuk liabilitas jangka panjang. Untuk menghitung long-term debt to equity ratio digunakan rumus dan fungsi sebagai berikut: a. Long Term Debt to Equity Ratio tahun 2012



Gambar 4.16 Long Term Debt to Equity Ratio 2012



19



b. Long Term Debt to Equity Ratio tahun 2013:



Gambar 4.17 Long Term Debt to Equity Ratio 2013 c. Long Term Debt to Equity Ratio tahun 2014



Gambar 4.18 Long Term Debt to Equity Ratio 2014 Fungsi yang digunakan untuk mengisi salah satu intrepretasi pada perhitungan. Dari perhitungan long term debt to equity ratio diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2012 mempunyai long term debt to equity ratio yaitu sebesar 40% naik menjadi 81% yang berartiRp 0,81 dari setiap rupiah ekuitas sendiri menjadi jaminan liabilitas jangka panjang. Pada tahun 2013 long term liabilities sebesarRp 3.139.430.961.141mengalami penurunan tahun 2014 menjadi Rp 3.076.215.435.183. 4. Tangible Assets Debt Coverage Rasio ini digunakan untuk mengukur besar asset tetap tangible yang digunakan untuk menjamin setiap rupiah liabilitas jangka panjang.



20



Untuk menghitung tangible assets debt coverage digunakan rumus dan fungsi sebagai berikut:



a. TangibleAssets Debt Coveragetahun 2012:



Gambar4.19 Tangible Assets Deb tCoverage 2012 b. TangibleAssets Debt Coverage tahun 2013:



Gambar4.20 Tangible Assets Debt Coverage 2013 c. Tangible Assets Debt Coverage tahun 2014: Dari perhitungan tangible asets debt coverage diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2012 mengalami kenaikan dari tiap tahunnya, tangible assets debt coverage yaitu sebesar 102% naik menjadi 224% yang berarti Rp 2,24 dari setiap rupiah liabilitas jangka panjang menjadi jaminan asset tangible. Pada tahun 2012 longterm liabilities sebesar Rp 3.310.221.795.521



21



mengalami penurunan tahun 2013 menjadi Rp 3.139.430.961.141 dan kembali turun tahun 2014 menjadi Rp 3.076.215.435.183.



22



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui. Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan.



23



DAFTAR PUSTAKA Buchari, Alma. 1988. Pengantar Bisnis. Bandung: Alphabeta. Kasmir. (2012), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.



Pudjo, Muljono Teguh. 1987. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktek Perbankan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wahyono, Hadi, 2002. Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 2 No. 2, Mei 2002. https://www.marisscience.com/2020/02/rumus-rasio-keuangan-solvabilitas-dengancontoh-kasus.html