I Komang Angga Adi Suarjaya - Rasio Solvabilitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: I Komang Angga Adi Suarjaya



NPM



: 1933121195



Kelas/Smt



: D1 Akuntansi/Smt4 Tugas Analisis Laporan Keuangan RMK Analisis Solvabilitas



2.1



Pengertian Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur



sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Menurut Fred Weston rasio solvabilitas memiliki beberapa implikasi berikut. 1. Kreditor mengharapkan ekuitas (dana yang disediakan pemilik) sebagai marjin keamanan. Artinya jika pemilik memiliki dana yang kecil sebagai modal, risiko bisnis terbesar akan ditanggung oleh kreditor. 2. Dengan pengadaan dana melalui utang. Pemilik memperoleh manfaat, berupa tetap dipertahankannya penguasaan atau pengendalian perusahaan. 3. Bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yang dipinjamkannya dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarnya, pengembalian kepada pemilik diperbesar. Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan ternyata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba yang juga besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang lebih rendah tentu mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil, terutama pada saat perekonomian menurun. Pengukuran rasio solvabilitas atau rasio leverage, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: 1. Mengukur rasio – rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan. 2. Melalui pendekatan rasio – rasio laba rugi



2.2



Tujuan dan Manfaat Rasio Solvabilitas Berikut adalah beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio solvabilitas yakni: 1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor) 2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga) 3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. 4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang 5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva 6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang 7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki dan tujuan lainnya Pada akhirnya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa



hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, yang nantinya akan berguna dalam mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal. 2.3



Jenis – Jenis Rasio Solvabilitas Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis – jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain: 1. Debt to asset ratio (debt ratio) Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Apabila rasionya tinggi maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak bisa menutupi utangnya dengan aktiva yang dimiliki, demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang Rumus untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut. D ebt ¿ asset ratio=



Total debt Total asset



2. Debt to equity ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang keyakinan dan risiko keuangan perusahaan. Debt to equity ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda-beda tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kas. Rumus untuk mencari debt to equity dapat digunakan perbandingan yaitu: debt ¿ equity ratio=



Total debt Total equity



3. Long term debt to equity ratio (LTDtEr) Merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio yaitu: LTDtEr =



L ong term debt E quity



4. Tangible asset debt coverage Times interest earned Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula sebaliknya Untuk mengukur rasio ini, digunakan dengan dua cara yaitu: ¿ interest earned =



EBIT Biaya Bunga(interest )



¿ interest earned =



E B T + Biaya bunga Biaya Bunga(interest )



atau



5. Current liabilities to net worth Fixed charge coverage Merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Earned Ratio. Hanya saja perbedaan adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Rumus untuk mencari Fixed charge coverage (FCC) yaitu:



¿ charge covera≥¿



2.4



EBT + Biaya bunga+ Kewajiban sewa /lease Biaya Bunga+ Kewajiban sewa /lease



Contoh Soal PT MAJU JAYA Laporan Neraca Per 31 Desember 2001 (dalam jutaan)



Pos-pos Neraca Aktiva Lancar Kas



720



Giro



400



Surat Berharga



520



Piutang



920



Sediaan



820



Aktiva Lancar Lainnya



500



Total Aktiva Lancar



3880



Aktiva Tetap Tanah



2200



Mesin



2300



Kendaraan



1700



Akumulasi Penyusutan



(700)



Total Aktiva Tetap



5500



Aktiva Lainnya



420



Total Aktiva Lainnya



420



Total Aktiva



9800



Utang Lancar Utang Bank 10%



1200



Utang Dagang



800



Utang Lainnya



200



Total Utang Lancar



2200



Utang Jangka Panjang Utang Bank 10%



1500



Utang Obligasi



1000



Total Utang Jangka Panjang



2500



Ekuitas Modal Setor



3700



Cadangan Laba



1400



Total Ekuitas



5100



Total Pasiva



9800



PT MAJU JAYA Laporan Neraca Per 31 Desember 2001 (dalam jutaan) Komponen Laba/Rugi Total Penjualan Bersih



12000



Harga Pokok Penjualan



7000



Laba Kotor



5000



Biaya Operasi Biaya Umum + Administrasi



600



Biaya Penjualan



560



Biaya Lainnya



60



Total Biaya Operasi



1220



Laba Kotor Operasi



3780



Penyusutan



500



Pendapatan Bersih Operasi



3280



Pendapatan Lainnya



520



EBIT



3800



Biaya Bunga Biaya Bank



460



Biaya Obligasi



80



Total Biaya Bunga



540



EBT



3260



Pajak 20%



652



EAIT



2608



Earning Per Share Perhitungan: 1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) Debt ¿ asset ratio=



4700 =0,479 dibulatkan( 48 %) 9800



Rasio ini menunjukkan bahwa 48% pendanaan perusahaan dibiayai oleh utang untuk tahun 2001. Artinya, bahwa setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 48,00 dibiayai dengan utang dan Rp 52,00 disediakan oleh pemegang saham. 2. Debt to Equity Ratio Debt ¿ equity ratio=



4700 =0.921dibulatkan (92 %) 5100



Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp 92,00 tahun 2001 untuk setiap Rp 100,00 yang disediakan oleh pemegang saham. Atau perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 92% . 3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) LTDtEr =



2500 =0,490 (49 %) 5100



4. Times Interest Earned ¿ interest earned =



3800 =7,03 kali 540



Times interest earned tahun 2001 adalah 7,03 kali atau dengan kata lain biaya bunga dapat ditutup 7,03 kali laba sebelum bunga dan pajak. 5. Fixed Charge Coverage (FCC) Diketahui: Kewajiban sewa / lease



¿ charge coverage=



60 3260+540+ 60 =6,43 kali 540+60