Kelelahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. PENGERTIAN KELELAHAN Kelelahan (fatigue) adalah rasa capek yang tidak hilang waktu istirahat (Yayasan Spirita, 2004). Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun itu bukan satu-satunya gejala. Secara umum gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik atau physical fatigue dan kelelahan mental atau mental fatigue (A.M. Sugeng Budiono, dkk, 2003). Menurut Tarwaka (2004) kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemuliham setelah istirahat. Kelelahan adalah proses yang mengakibatkan penurunan kesejahteraan, kapasitas atau kinerja sebagai akibat dari aktivitas kerja (Mississauga, 2012). Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak ( Amrizal, 2005). Menurut Suma’mur (1996) kelelahan adalah reaksi fungsionil dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri yang dipengaruhi oleh 2(dua) sistem antagonistik yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi) tetapi semunya bermuara kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan otot adalah suatu keadaan yang terjadi setelah kontraksi otot yang kuat dan lama , di mana otot tidak mampu lagi berkontraksi dalam jangka waktu tertentu. Kelelahan otot menunjuk pada suatu proses yang mendekati definisi fisiologik yang sebenarnya yaitu berkurangnya respons terhadap stimulasi yang sama. Kelelahan otot secara umum dapat dinilai berdasarkan persentase penurunan kekuatan otot, waktu pemulihan kelelahan otot, serta waktu yang diperlukan sampai terjadi kelelahan. B. Jenis-Jenis Kelelahan Berdasarkan proses dalam otot, kelelahan dapat dibagi dua (Budiono dkk, 2003) : 1. Kelelahan otot, fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadi tekanan melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologis yang ditunjukkan tidak hanya dengan berkurangnya tekanan fisik tetapi juga makin rendahnya gerakan. 2. Kelelahan umum, adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan biasanya akan menimbulkan rasa kantuk. Menurut Workplace Safety & Health Council (WSHCouncil) (2010) tipe kelelahan dibagi menjadi : 1. Kelelahan fisik (berkurangnya kemampuan untuk bekerja manual)



2. Kelelahan mental (penurunan tingkat konsentrasi dan kewaspadaan) Berdasarkan pendapat para ahli sebagaimana yang dikutip oleh Silaban (1996) bahwa kelelahan dibedakan berdasarkan 3 (tiga) bagian yaitu : 1. Berdasarkan proses dalam otot yang terdiri dari : a. Kelelahan otot, menurut Wignjoesoebroto (2000) ialah disebabkan munculnya gejala kesakitan yang amat sangat ketika otot harus melakukan beban. b. Kelelahan umum, menurut Grandjean (1985) ialah suatu perasaan yang menyebar yang disertai dengan adanya penurunan kesiagaan dan kelambatan pada setiap aktivitas. Astrand dan Rodahl (1986) menyatakan bahwa kelelahan umum dapat menjadi gejala penyakit juga berhubungan dengan faktor psikologis (motivasi menurun, kurang tertarik) yang mengakibatkan menurunnya kapasitas kerja. Sebab - sebab kelelahan umum adalah monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental (tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik) serta penyakit-penyakit. 2. Berdasarkan waktu terjadinya Kelelahan : a. Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan b. Kelelahan kronis, menurut Grandjean dan Kogi (1972) terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari, berkepanjangan dan bahkan kadang-kadang telah terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan. 3. Berdasarkan penyebabnya : a. Menurut Singleton (1972) disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis di tempat kerja b. Menurut McFarland (1972) disebabkan oleh faktor fisiologis yaitu akumulasi dari substansi toksin (asam laktat) dalam darah dan faktor psikologis yaitu konflik yang menyebabkan stres emosional yang berkepanjangan c. Menurut Phoon (1988) disebabkan oleh kelelahan fisik yaitu kelelahan karena kerja fisik, kerja patologis ditandai dengan menurunnya kerja, rasa lelah dan ada hubungannya dengan faktor psikososial.



C. Gejala-Gejala Kelelahan Gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue symptom) secara subjektif dan objektif antara lain : perasaan lesu, mengantuk dan pusing, berkurangnya konsentrasi, berkurangnya



tingkat



kewaspadaan,



persepsi



yang



buruk



dan



lambat,



tidak



ada/berkurangnya gairah untuk bekerja, menurunnya kinerja jasmani dan rohani (Budiono dkk, 2003). Menurut Kroemer & Grandjean (2005), gejala kelelahan subjektif dan objektif yang paling penting dibagi menjadi : 1. Perasaan subjektif seperti keletihan, somnolen, pusing, rasa tidak suka untuk bekerja 2. Berpikir lamban 3. Kewaspadaan berkurang 4. Persepsi lambat dan buruk 5. Enggan untuk bekerja 6. Penurunan kinerja fisik dan mental D. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kelelahan Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah dimana produk-produk sisa ini bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk-produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah ( Sutaklaksana, 1979). Timbulnya rasa lelah dalam diri manusia merupakan proses yang terakumulasi dari berbagai faktor penyebab dan mendatangkan ketegangan (stres) yang dialami oleh tubuh manusia ( Wignjosoebroto, 2000). Green (1992) dan Suma’mur (1994) dari proceeding mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain : faktor somatis atau fisik, gizi, jenis kelamin, usia, pengetahuan dan sikap atau gaya hidup sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja (kebisingan, suhu, pencahayaan), faktor kimia (zat beracun), faktor biologis (bakteri, jamur), faktor ergonomi, kategori pekerjaan, sifat pekerjaan, disiplin atau peraturan perusahaan, upah, hubungan sosial dan posisi kerja atau kedudukan. Barnes (1980) dari proceeding mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan antara lain jam kerja, periode istiarahat, kondisi fisik lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kenyamanan fisik, sikap dan mental tenaga kerja sejauh mungkin dikurangi atau dihilangkan agar tercipta kondisi kerja yang menyenangkan ( Wignjosoebroto, 2000). Kelelahan yang disebabkan oleh karena kerja statis berbeda dengan kerja dinamis. Tarwaka menjelaskan pada kerja otot statis dengan pengerahan tenaga 50 % dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja selama 1 menit sedangkan pada pengerahan tenaga < 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama (Tarwaka, 2004). E. Cara Mengatasi Kelelahan



Berikut ini beberapa hal yang bisa mengatasi gangguan kelelahan atau paling tidak bisa meminimalisir adanya kelelahan. 1. Makanlah secara teratur dengan memperhatikan kualita makanan yang kita konsumsi. Hindari makanan berat dan jangan sampai kita melewati waktu makan tanpa makan. 2. Rajin berolahraga. Untuk mengurangi atau meminimalisir kelelahanyang kita alami kita dapat elakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang. 3. Menjaga Keseimbangan berat badan. Jika anda termasuk orang yang kelebihan berat badan, sebaiknya anda membuat program penurunan berat bada anda. Hal ini akan membantu mengurangi kelelahan yang anda alami. 4. Tidur yang cukup akan membantu hidup anda lebih ringan. Usahakan anda bisa tidur paling tidak 6-8 jam dalam sehari. Usahakan tidur di waktu malam, bukan di siang hari. 5. Kurangi stres dan depresi. Kita bisa membuat kegiatan yang bisa membuat hidup kita lebih santai. Hal itu bisa berupa rekreasi, camping dan kegiatan kegiatan menghibur lainnya. Hal ini untuk mengatasi kelelahan karena faktor psikologis. 6. Perbanyaklah minum air putih. Kita dianjurkan untuk minum air putih setidaknya 8 gelas dalam sehari, dan sebaiknya kita hindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein.



Anisa. 2013. Kelelahan. Available: http://digilib.unila.ac.id/2288/10/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 5 Desember 2015. Guyton, Arthur C dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Nurmianto, E., 2003. Ergonomi,Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:Guna Widya. Sloane, Ethel. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC