Laporan Kelelahan Kerja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM HIPERKES KELELAHAN KERJA Oleh :



KELOMPOK 2 1. Ines Dyah P



D11.2016.02157



2. Husna Amalia



D11.2016.02166



3. Muhammad Iqbal D11.2016.02183 4. Putri Rahayu



D11.2016.02195



5. Theresia Intyas



D11.2016.02200



6. Vio Anifa



D11.2016.02213



FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2019



RINGKASAN Secara garis besar kelelahan kerja merupakan suatu kondisi yang timbul karena aktivitas individu, sehingga individu tersebut tidak mampu lagi mengerjakan aktivitas atau tugasnya lagi. Dengan kata lain, kelelahan kerja dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kinerja yang berakibat pada peningkatan kesalahan kerja dan berujung terjadinya kecelakaan kerja ( Nurmianto, 2004).



Kelelahan dengan turunnya effensiasi ketahanan dalam bekerja tanpa melihat apapun penyebabnya, seperti: kelelahan visual, kelelahan fisik umum, kelelahan mental, kelelahan oleh lingkungan yang monoton dan kelelahan lingkungan kronis terus menerus dan menetap. Kelelahan erat kaitannya dengan seseorang yang bekerja setiap hari dimana hal itu dapat mempengaruhi produktivitas dalam bekerjanya.



Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan. Terdapat 2 jenis kelelahan yaitu kelelahan umum dan kelelahan otot. Kelelahan otot dapat ditandai dengan perasaan nyeri dan tremor yang terdapat pada otot, sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja/bergerak yang sebabnya adalah persyarafan atau psikis.



Faktor yang berhubungan dengan kelelahan yaitu ada factor individu, jam kerja, lingkungan kerja, dan proses kerja. Difaktor individu memiliki karakteristik umur, masa kerja, status gizi, status kesehatan, status perkawinan. jam kerja menurut undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu lamanya seseorang bekerja dalam sehari adalah 8jam ataupun 40 jam dalam seminggu.



Seluruh praktikan mengalami kelelahan kerja berat (KKB) yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja, kondisi fisik, aktivitas, serta kondisi psikologi dari masing – masing praktikan. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Suma’mur tahun 2009 yang menyatakan bahwa kelelahan kerja dipengaruhi oleh lima faktor diantaranya yaitu : Pekerjaan monoton, lingkungan kerja, psikologi pekerja, dan kondisi fisik dari pekerja.



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia dalam keseharian selau melakukan pergerakan, semua pergerakan yang di lakukan manusia mempunyai tujuan sendiri, seperti bergerak untuk pergi ke sekolah, olahraga, bekerja dan bepergian. Apanila tubuh sering melakukan pergerakan yang berelebihan dan di lakukan secara terus menerus maka tubuh akan merasakan kelelahan. Kelelahan sendiri merupakan berkurangnya kapasitas bekerja, kelelahan dengan turunnya efisiensi ketahanan dalam bekerja tanpa melihat apapun penyebabnya, seperti : kelelaha visual, kelelahan fisik umum, kelelahan mental, kelelahan oleh lingkungan yang monoton dan kelelahan kerja kronis terus menerus dan menetap. Kelelahan sangat erat kaitannya dengan seseorang yang bekerja dan di hadapi setiap hari, dimana hal itu bsangat berpengaru pada produktivitas kerja seseorang yang akan menimbulkan suatu kecelakaan kerja dan perkerjaan yang tidak maksimal.



Secara fisiologis tubuh manusia seperti mesin yang dalam menjalankan pekerjaannya membutuhkan bahan bakar sebagai sumber energi. Kelelahan terjadi karena akumulasi asam laktat di otot dalam aliran darah. Akumulasi asam laktat dapat menyebabkan penurunan kerja otot dan saraf yang berpengaruh terhadap proses terjadinya kelelahan (Maurits, 2010).



Kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa ‘ngantuk’ (Budiono dkk, 2003).



Dari hasil penelitian bahwa dari 80% human error, yaitu 50%nya di sebabkan oleh kelelahan dalam bekerja. Kata kelelahan sendiri menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berkaitan



dengan pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan kerja. Terdapat 2 jenis kelelahan yaitu : kelelahan umum dan kelelahan otot. Kelelahan otot dapat ditandai dengan perasaan nyeri dan tremor yang terdapat pada otot, sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja/bergerak yang sebabnya adalah persyarafan atau psikis, kelelahan juga dapat di tandai dengan kurangnya kemampuan dalam bekerja yang menyebabkan penurunan angka produktivitas saat pekerja mengalami penurunan psikis, hal ini juga di pengaruhi dengan keadaan lingkungan seperti penerangan ruang kerja yang tidak memedai, keadaan ruang kerja yang panas, serta mempunyai kebisingan yang tinggi.



B. Tujuan



1. Mahasiswa



dapat



melakukan



pemeriksaan



tingkat



kelelahan



seseorang berdasarkan kecepatan waktu reaksi terhadap rangsang cahaya dan suara. 2. Mahasiswa dapat menggunakan alat (reaction timer). 3. Mahasiswa dapat menganalisa suatu data.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Definisi Kelelahan Kerja Pengertian Kelelahan Kerja Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun ini bukan satu-satunya gejala. Secara umum, gejala kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik (physical fatigue) dan kelelahan mental (mental fatigue). Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejela sakit nyeri yang luar biasa seperti ketegangan otot dan daerah sekitar sendi. Sebaliknya kelelahan umum terlihat pada munculnya sejumlah keluhan yang berupa perasaan lamban dan keengganan untuk melakukan aktivitas (Budiono, 2003). Menurut Soedirman dan Suma’mur (2014), kelelahan didefinisikan sebagai suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang telah tidak sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik dan mental. Kelelahan fisik atau kelelahan otot adalah ketidakmampuan fisik sementara otot untuk tampil maksimal. Permulaan kelelahan otot selama aktivitas fisik secara bertahap, dan bergantung pada tingkat kebugaran fisik individu dan juga pada faktor-faktor lain seperti kurang tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Permulaan kelelahan mental selama kegiatan kognitif yang optimal. Kelelahan mental juga telah terbukti menurunkan kinerja fisik. Hal ini dapat bermanifestasi sebagai mengantuk, lesu, atau diarahkan kelelahan perhatian (Kuswana, 2014). B. Jenis – Jenis Kelelahan Kerja Menurut Budiono (2003), kelelahan dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan otot dan kelehan umum. a. Gejala Kelelahan Otot Gejala kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar (external signs). Ini dikarenakan kinerja otot berkurang dengan meningkatnya



ketegangan otot sehingga stimulasi tidak lagi menghasilkan respon tertentu. Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot secara fisiologi dan gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik namun juga pada semakin rendahnya gerakan. b. Kelelahan Umum Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa tidak biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, semuanya terasa berat. Timbulnya gejala kelelahan seperti ini dapat diatasi dengan menyediakan waktu khusus untuk beristirahat dan bersikap lebih santai. Perasaan letih seperti rasa haus, lapar, dan perasaan lainnya yang sejenis merupakan alat pelindung alami sebagai indikator bahwa kondisi fisik dan psikis seseorang sedang dalam keadaan menurun. Disamping kelelahan yang murni merupakan kelelahan otot, kelelahan secara umum dikelompokkan sebagai berikut : a. Kelelahan penglihatan, yang muncul dari terlalu letihnya mata. b. Kelelahan seluruh tubuh, sebagai akibat terlampau besarnya beban fisik bagi seluruh organ tubuh. c. Kelelahan mental, penyebabnya dipicu oleh pekerjaan yang bersifat mental dan intelektual. d. Kelelahan syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya salah satu bagian dari sistem psikomotorik. e. Terlalu monontonnya pekerjaan dan suasana sekitarnya. f. Kelelahan kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi efek kelelahan pada jangka waktu yang panjang. g. Kelelahan siklus hidup sebagai bagian dari irama hidup siang dan malam serta pertukaran periode tidur. C. Uji Psikomotor Uji psikomotor dapat dilakukan dengan cara melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor dengan menggunakan alat digital reaction timer untuk mengukur waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari



pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit dan goyangan badan. Terjadinya pemanjanagan reaksi merupakan petunjuk adanya perlambatan pada proses faal syaraf dan otot. Di Indonesia sendiri telah berkembang alat ukur waktu reaksi dengan menggunakan nyala lampu dan denting suara sebagai stimuli, yaitu reaction timer. Dalam penelitian ini menggunakan alat reaction timer agar hasil pengukuran tingkat kelelahan terhadap responden bernilai kuantitatif. Berikut ini merupakan kriterian kelelahan menurut Balai Hiperkes (2004): Tabel 2.1 Kriteria Kelelahan Menurut Balai Hiperkes Tahun 2004 Kriteria



Waktu Reaksi (mili detik)



Normal



150 – 240



Kelelahan Kerja Ringan (KKR)



140 < x < 410



Kelelahan Kerja Sedang (KKS)



410 < x < 580



Kelelahan Kerja Berat (KKB)



≥ 580



D. Faktor – Faktor Kelelahan Kerja Faktor yang mempengaruhi kelelahan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain adalah faktor somatis atau faktor fisik, gizi, jenis kelamin, usia, pengetahuan dan gaya hidup. Faktor eksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja antara lain adalah kebisingan, suhu, pencahayaan, faktor kimia, faktor biologis, faktor ergonomi, kategori pekerjaan, sifat pekerjaan, disiplin atau peraturan perusahaan, upah, hubungan sosial dan posisi kerja atau kedudukan. Penyebab kelelahan dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Keadaan monoton b. Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental. c. Keadaan lingkungan kerja, seperti cuaca kerja, penerangan dan kebisingan di tempat kerja. d. Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik. e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi. (Suma’mur, 2009)



BAB III METODE PENGUKURAN



A. Alat dan Bahan a



Reaction Timer



b



Lembar data Reaction Timer



c



Daya Listrik



d



Kertas dan bolpoin



B. Lokasi dan Waktu Kegiatan pengukuran kelelahan kerja dilakukan pada : a



Hari/tanggal



: Kamis, 21 Maret 2019



b



Tempat



: Lab. Fakultas Teknik (Gedung B lantai 4 Universitas Dian Nuswantoro )



c



Waktu



: 13.30 – 14.30 (60 menit)



C. Cara Kerja a



Hubungkan alat dengan sumber tenaga ( Listrik / baterry).



b



Hidupkan alat dengan menekan tombol " On / Off " pada On (hidup).



c



Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka " 0,000 " dengan menekan tombol " Nol ".



d



Pilih rangsang suara atau cahaya yang dikehendaki dengan menekan tombol “Suara” atau “Cahaya ".



e



Subyek yang akan diperiksa diminta menekan tombol subyek ( kabel hitam ) dan diminta secepatnya menekan tombol setelah melihat cahaya atau mendengar bunyi dari sumber rangsang.



f



Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol pemeriksa ( kabel biru ).



g



Setelah diberi rangsang subyek menekan tombol maka pada layar kecil akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan "satuan milli detik".



h



Pemeriksaan diulangi sampai 20 kali baik rangsang suara maupun cahaya.



i



Data yang dianalisa ( diambil rata-rata ) yaitu skor hasil 10 kali pengukuran ditengah ( 5 kali pengukuran awal dan akhir dibuang ).



j



Catat keseluruhan hasil pada formulir.



k



Setelah selesai pemeriksaan matikan alat dengan menekan tombol "On / Off" pada Off dan lepaskan alat dari sumber tenaga.



BAB IV HASIL PENGUKURAN



Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Pengukuran Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total (mili detik) Rata-rata (mili detik) Keterangan



Nama Husna 0,89 0,73 0,66 0,34 0,51 1,12 0,86 0,61 0,44 1,11 0,74 0,57 1,14 0,91 0,36 3,24 0,51 0,44 0,80 0,75 7,86 0,786



Iqbal 1,82 1,21 1,15 1,73 0,88 1,13 0,80 1,11 1,26 1,26 0,99 1,04 1,39 0,43 0,77 1,28 0,36 2,89 1,07 1,10 10,18 1,018



Ines 3,45 0,52 0,09 1,64 1,05 0,12 0,74 0,89 0,92 0,65 1,34 1,25 0,39 0,54 1,07 0,12 0,66 10,03 0,08 0,87 7,91 0,791



Putri 0,08 1,39 1,67 0,57 1,44 1,16 0,88 0,93 1,27 0,85 0,57 0,98 1,63 1,04 0,75 0,81 1,91 0,86 1,68 0,72 10,06 1,006



KKB(Kel elahan Kerja Berat)



KKB(Kel elahan Kerja Berat)



KKB(Kel elahan Kerja Berat)



KKB(Kel elahan Kerja Berat)



Tyas 4,31 0,77 1,04 0,97 1,12 0,75 0,83 0,66 2,62 0,87 0,66 0,94 1,29 1,87 1,14 0,66 0,92 0,71 2,61 1.10 11,63 1,163



Vio 0,61 1,43 1,03 1,28 0,53 1,09 0,95 1,62 0,02 0,79 1,37 1,84 0,82 0,49 1,05 0,84 0,66 0,85 1,01 0,68 10,04 1,004



KKB(Kel elahan Kerja Berat)



KKB(Kel elahan Kerja Berat)



BAB V PEMBAHASAN Praktikum mengukur kelelahan kerja menggunakan alat Reaction Timer. Cara kerja alat ini dengan mengukur kelelahan kerja berdasarkan kecepatan waktu reaksi terhadap rangsangan cahaya, suara, dan gerakan. Dalam praktikum kelelahan kerja kali ini, kami melakukan pada hari kamis, 21 Maret 2019 di Laboratorium Fakultas Teknik Gedung B lantai 4 Universitas Dian Nuswantoro Semarangpada pukul 13.30 – 14.30 WIB. Ketika di laboratorium kami diperkenalkan tentang alat pengukuran kelelahan kerja dan diarahkan cara mengoperasikan alat tersebut. Setelah itu kami melakkan uji coba terlebih dahulu untuk penyesuaian terhadap rangsangan yang dihasilkan oleh Reaction Timer. Selanjutnya kami melakukan pengukuran kelelahan kerja sebanyak 20 kali pada setiap praktikan. Pengukuran kelelahan kerja dilakukan terhadap 6 mahasiswa. Pada data pemeriksaan nomor 1-5 dan 1620 dihilangkan dengan alasan pemeriksaan nomor 1-5 adalah taraf penyesuaian antara alat ukur dengan praktikan. Sedangkan 16 – 20 dianggap taraf kejenuhan dari praktikan terhadap alatnya. Sehingga yan digunakan adalah pengukuran kelelahan kerja nomor 6 – 15. Pengukuran kelelahan kerja dengan rangsangan cahaya, suara, dan gerakan dari saudara Iqbal diperoleh hasil rata-rata sebesar 1.018 mili detik dan tergolong dalam kelelahan kerja berat (KKB). Berdasarkan pengukuran oleh saudara Iqbal hal tersebut disebabkan karena lelah dan kurangnya konsentrasi. Dari informasi yang diperoleh sebelum praktikum saudara Iqbal menuju laboratorium menaiki tangga dengan terburu-buru dikarenakan datang terlambat. Hal tersebut menjadi penyebab subjek mengalami kelelahan kerja berat (KKB). Pengukuran kelelahan kerja dengan rangsangan cahaya, suara , dan gerakan dari saudara Ines diperoleh hasil rata-rata sebesar 791 mili detik dan tergolong dalam kelelahan kerja berat (KKB). Berdasarkan pengukuran oleh saudara Ines hal tersebut disebabkan karena kurangnya konsentrasi akibat grogi saat melakukan pengukuran tersebut. Hal tersebut menjadi penyebab subjek mengalami kelelahan kerja berat (KKB).



Pengukuran kelelahan kerja dengan rangsangan cahaya, suara, dan gerakan dari saudara Putri diperoleh hasil rata-rata sebesar 1.006 mili detik dan tergolong dalam kelelahan kerja berat (KBB). Berdasarkan pengukuran oleh saudara Putri diperoleh informasi bahwa sebelum melakukan praktikum saudara putri belum makan siang sehingga menyebabkan lelah dan kurang konsentrasi ketika melakukan pengukuran tersebut. Hal tersebut menjadi penyebab subjek mengalami kelelahan kerja berat (KKB). Pengukuran kelelahan kerja dengan rangsangan cahaya, suara, dan gerakan dari saudara Husna diperoleh hasil rata-rata sebesar 786 mili detik dan tergolong daam kelelahan kerja berat (KKB). Berdasarkan pengukuran oleh saudara Husna diperoleh informasi bahwa sebelum melakukan praktikum saudara Husna berpergian jauh sehingga menyebabkan lelah dan kurang konsentrasi ketika melakukan pengukuran kelelahan kerja. Hal tersebut menjadi penyebab subjek mengalami kelelahan kerja berat (KKB). Pengukuran kelelahan kerja dengan rangsangan cahaya, suara, dan gerakan dari saudara Tyas diperoleh hasil rata-rata sebesar 1.163 mili detik dan tergolong dalam kelelahan kerja berat (KKB). Berdasarkan pengukuran oleh saudara Tyas diperoleh informasi bahwa saudara Tyas telah melakukan pekerjaan rumah sebelum melakukan praktikum di kampus sehingga menyebabkan lelah ketika melakukan pengukuran. Hal tersebut menjadi peyebab subjek mengalami kelelahan kerja berat (KKB). Pengukuran kelelahan kerja dengan rangsangan cahaya, suara, dan gerakan dari saudara Vio diperoleh hasil rata-rata sebesarna 1.004 mili detik dan tergolong dalam kelelahan kerja berat (KKB). Berdasarkan pengukuran oleh saudara Vio diperoleh informasi bahwa kondisi fisiknya kurang vit sehingga menyebabkan kurang konsentrasi dalam melakukan pengukuran kelelahan kerja. Hal tersebut menjadi penyebab subjek mengalami kelelahan kerja berat (KKB). Berdasarkan hasil analisis pengukuran kelelahan kerja yang telah dilakukan diketahui seluruh praktikan mengalami kelelahan kerja berat (KKB) yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja, kondisi fisik, aktivitas, serta kondisi psikologi dari masing – masing praktikan. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Suma’mur tahun 2009 yang menyatakan bahwa kelelahan kerja dipengaruhi oleh lima faktor diantaranya yaitu : Pekerjaan monoton, lingkungan kerja, psikologi pekerja, dan kondisi fisik dari pekerja.



BAB VI PENUTUP



A. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa: 1. Hasil pengukuran kelelahan kerja pada semua praktikum adalah kelelahan berat dengan hasil antara 786 – 1.163 mili detik. 2. Faktor-faktor seperti kebisingan, keadaan psikis praktikan, beban kerja, dan ketetapan alat reaction timer dapat mempengaruhi pengukuran kelelahan kerja. 3. Aktivitas, kondisi fisik, dan kondisi psikis pada sebelum dan sesaat pengukuran sangat berpengaruh pada hasil pengukuran kelelahan kerja. 4. Gejala-gejala dari kelelahan adalah mengantuk, kurangnya konsentrasi, gugup, serta badan terasa lelah dan capek.



B. SARAN 1. Untuk Peneliti Pada saat melakukan pengukuran sebaiknya mengontrol lingkungan agar tidak terlalu bising sehingga tidak mengganggu konsentrasi peneliti saat melakukan praktikum. 2. Untuk Praktikan a



Pastikan agar alat yang digunakan berfungsi dengan baik agar saat melakukan praktikum mendapatkan hasil yang sesuai dan tidak mempengaruhi hasil pengukuran.



b



Pada saat melakukan pengukuran akan lebih baik jika praktikan



mengurangi



aktivitas-aktivitas



membuat lelah dan menurunkan konsentrasi.



yang



dapat



Daftar Pustaka



Tulisan K3LH. Kelelahan Kerja [Internet]. 2011. [cited 23 Maret 2019]. Available from: http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/11/kelelahan-kerja.html



Chalid, Aulia. Kelelahan Kerja [Internet]. Universitas Sebelas Maret. 2016. [cited 23 Maret 2019]. Available from: https://civitas.uns.ac.id/aulliachalid/2016/12/15/kelelahan-kerja/



Wulandari, Ayu. Laporan Praktikum Kelelahan Kerja [Internet]. [cited 25 Maret 2019]. Available from: https://www.academia.edu/35374078/LAPORAN_PRAKTIKUM_KELELA HAN_KERJA



LAMPIRAN