Bab 1 Skripsi Kelelahan Kerja [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ageng
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS AKHIR ANALISIS HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BAGIAN DAPUR DI HOTEL XYZ



Oleh : Jaiz Wahyu Sutopo 2441320001



PROGRAM STUDI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2022



TUGAS AKHIR



ANALISIS HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BAGIAN DAPUR DI HOTEL XYZ



Oleh : Jaiz Wahyu Sutopo 2441320001



Disetuji untuk Tugas Akhir pada tanggal :



Pembimbing



Nama Dosen Pembimbing



ii



ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian dapur. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer berupa kuesioner. Sampel yang dipergunakan adalah sebanyak 100 responden, dihitung berdasarkan rumus Slovin. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non- probability sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode survey, dengan instrumen penelitian adalah kuesioner. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif, analisis data dengan menggunakan teknik analisis linear berganda, Uji T, Uji F, dan Koefisien Determinasi dengan aplikasi SPSS 25 for windows.



Kata Kunci: hubungan shift kerja, pekerja, kelelahan kerja



iii



SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama



:



Jaiz Wahyu Sutopo



NIM



:



2441320001



Program Studi



:



Keselamatan dan Kesehatan Kerja



Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri apabila saya mengutip dari hasil karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat (penjiplakan).



Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.



Surabaya , 1 April 2022



Jaiz Wahyu Sutopo Nim.244132001



iv



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan Tugas Akhir ini telah diajukan oleh : Nama



:



Jaiz Wahyu Sutopo



Nim



:



2441320001



Program Studi



:



Kesehatan dan Keselamatan Kerja



Judul



:



Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Bagian Dapur di Hotel XYZ



Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan dinilai pada tanggal ________ Oleh tim penguji :



Penguji 1



Penguji 2



Penguji 3



Mengetahui, Nama kapordi Ttd



v



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di Universitas Nahdahtul Ulama Surabaya, dengan judul ” Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Bagian Dapur di Hotel XYZ “ Peneliti menyadari dalam penelitian ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta pengalaman. Penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak, khususnya kepada dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat, pengetahuan dan nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini peneliti ucapkan Terima Kasih dan Alhamdulillah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas kekuatan yang telah mencurahkan anugerah-Nya dan dengan segala kerendahan hati peneliti ingin berterima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini terutama kepada : 1. Rektor Universitas Nahdahtul Ulama Surabaya. 2. Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Nahdahtul Ulama Surabaya 3. Dan rekan-rekan angkatan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu



Surabaya, 1 April 2022



Jaiz Wahyu Sutopo



vi



HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK



Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Nahdahtul Ulama Surabaya : Nama



:



Jaiz Wahyu Sutopo



Nim



:



2441320001



Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Nahdahtul Ulama Surabaya karya ilmiah saya yang berjudul Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Bagian Dapur di Hotel XYZ. Berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Nahdahtul Ulama Surabaya hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.



Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.



Surabaya, 1 April 2022



Jaiz Wahyu Sutopo



vii



DAFTAR ISI



TUGAS AKHIR ................................................................................................. ii ABSTRAK.........................................................................................................iii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. iv LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................................ vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 A. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6 B. Tujuan penelitian ......................................................................................... 6 A. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8 A. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 8 B. Landasan Teori .......................................................................................... 10 A. Definisi Kelelahan Kerja ................................................................... 10 BAB III ............................................................................................................. 32 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENILITIAN ................. 32 A. Kerangka Konseptual .............................................................................. 32 B. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33 BAB IV ............................................................................................................. 34 METODE PENELITIAN ................................................................................ 34 A. Desain Penelitian ..................................................................................... 34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 34 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sempel .................................... 34 viii



D. Kerangka Operasional................................................................................ 35 E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran ................. 36 F. Teknik dan Prosedur Pengambilan Data ..................................................... 37 G. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 37 1. Uji Validitas............................................................................................ 38 2. Uji Realiabilitas ...................................................................................... 38 H. Pengolahan Data ........................................................................................ 39 1. Editing .................................................................................................... 39 2. Coding .................................................................................................... 39 3. Trasfering ............................................................................................... 40 4.Tabulasi ................................................................................................... 40 I. Analisis Data ............................................................................................... 40 1. Analisis univariat .................................................................................... 40 2. Analisis Multivariat ................................................................................ 40 J. Etika Penelitian ........................................................................................... 41 1. Lembar Persetujuan Responden (informed consent) ................................ 41 2. Tanpa Nama (anonymity) ........................................................................ 41 3. Kerahasian (confidentiality) .................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 43



ix



DAFTAR TABEL



x



DAFTAR GAMBAR



xi



DAFTAR LAMPIRAN



xii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Menurut Lianasari dan Maliya (2013) kemajuan teknologi industri yang semakin pesat akan menuntut rekayasa teknologi sesuai dengan kondisi manusia itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia. Sebagai pelaku pembangunan dan sekaligus menjadi sasaran bagi pembangunan, perlu diadakan pengembangan dan pembinaan terhadap SDM (Sumber Daya Manusia) tenaga kerja sehingga produktivitas industri akan meningkat. Salah satu faktor yang sering menimbulkan kecelakaan kerja yaitu kelelahan pekerja pada saat bekerja. Kelelahan kerja merupakan situasi fisik tubuh, kegiatan, dan motivasi yang melemah untuk mengerjakan pekerjaan (Maharja, 2015). Kelelahan adalah keadaan dimana kekuatan tubuh untuk melakukan kegiatan yang sama berkurang dan efisiensi performa kerja menurun (Ningsih and Nilamsari, 2018). Kelelahan kerja menjadi salah satu persoalan krusial yang perlu ditanggulangi karena kelelahan dapat menyebabkan kecakapan kerja menghilang, kondisi kesehatan menurun sehingga dapat memicu kecelakaan kerja, serta produktivitas dan prestasi kerja menurun (Verawati, 2016). Kelelahan kerja dalam jangka waktu yang lama juga akan berpengaruh pada kesehatan pekerja. Beberapa risiko kesehatan yang dapat timbul akibat kelelahan kerja yang berkepanjangan



1



meliputi anxiety, penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan gastrointestinal, penurunan kesuburan dan depresi (Mustofani and Dwiyanti, 2019). Faktor penyebab kelelahan kerja ada dua aspek, yaitu aspek eksternal (lingkungan kerja dan pekerjaan) dan aspek internal (karakteristik individu). Unsur pekerjaan meliputi beban kerja, shift kerja, dan periode kerja. Unsur individu meliputi jenis kelamin, keadaan gizi, kualitas tidur, usia, dan kebiasaan merokok (Suma’mur, 2014). Unsur lingkungan kerja antara lain lingkungan kerja fisik dan non-fisik. Bersumber pada Permenaker RI Nomor 5 Tahun 2018 mengenai K3 Lingkungan Kerja, faktor fisik lingkungan kerja terdiri dari kebisingan, iklim kerja, gelombang radio atau mikro, getaran, pencahayaan, sinar ultraviolet (UV), tekanan udara, dan medan magnet statis. Lingkungan kerja non fisik meliputi ikatan kerja antara atasan dengan bawahan, serta hubungan kekerabatan antar sesama pekerja. Faktor tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja dan apabila berlangsung lama, kelelahan dapat terjadi (Juliana, Camelia, dan Rahmiwati, 2018). Pada tahun 2013, Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) Jepang melaksanakan pengkajian terhadap 12.000 perusahaan dengan sampel sebesar 16.000 pekerja, hasil kajian menunjukkan 7% pekerja mengalami stress berat, 28% mengalami kelelahan psikis, dan 65% tenaga kerja mengalami kelelahan tubuh (ILO, 2013). International Labour Organization atau ILO (2013) menuturkan dua juta pekerja menjadi objek korban tiap



2



tahunnya karena mengalami kecelakaan kerja sebagai efek dari kelelahan (ILO, 2013). Penelitian yang dilakukan National Safety Council (NSC) terhadap 2.010 tenaga kerja di Amerika Serikat tahun 2017 menunjukkan bahwa kurang lebih 13% kecelakaan di tempat kerja terjadi karena faktor kelelahan. Berdasar pada penelitian tersebut diketahui 97% pekerja setidaknya memiliki satu faktor dan lebih dari 80% memiliki dua atau lebih faktor risiko kelelahan kerja. 40% tenaga kerja di Amerika Serikat memberitahu bahwa mereka mengalami kelelahan kerja yang memicu terjadinya peningkatan angka absensi, penurunan produktivitas, serta peningkatan jumlah kecelakaan kerja (NSC, 2017). Berdasarkan data Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (Binwasnaker), pada tahun 2012 kasus kecelakaan kerja di Indonesia sebesar 847 kasus dan 36% di antaranya terjadi karena tingkat kelelahan kerja yang tinggi (Binwasnaker, 2012). Data dari International Labour Organization (ILO) menunjukkan sekitar 32% pekerja dunia mengalami kelelahan akibat pekerjaan yang mereka lakukan. Tingkat keluhan kelelahan berat pada pekerja di seluruh dunia berkisar antara 18,3-27% dan tingkat prevalensi kelelahan di industri sebesar 45% (ILO, 2016). Hotel XYZ berdiri sejak 2017 dan merupakan salah satu hotel bintang 5 yang berlokasi di jantung kota Yogyakarta, XYZ adalah hotel mewah yang secara langsung tersambung dengan Hartono Mall Yogyakarta. Hotel ini mempunyai 347 kamar dengan standar internasional dan juga restoran terbuka, Taman Sari, yang bisa digunakan untuk event keluarga. Untuk



3



acara besar, hotel XYZ mempunyai salah satu Ballroom terbesar di Yogyakarta dengan luas 1824 m2 yang mampu menampung 1.900 orang dan 8 ruang pertemuan untuk keperluan bisnis. Selain itu, di hotel XYZ juga dilengkapi dengan kolam renang, spa, dan pusat kebugaran yang beroperasi 24 jam. Berdasarkan pengamatan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja bahwasanya terdapat beberapa departemen yang mana untuk shift kerja melampaui batas waktu kerja yang ditetapkan kemenaker sehingga dapat menyebabkan kelelahan pekerja dan bisa menimbulkan mental dan fisik. Berdasarkan Kepmenakertrans Nomor 233 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus-Menerus, tanpa mengikuti ketentuan jam kerja sebagaimana tercantum di dalam UU No. 13 Tahun 2003, di mana pada pasal 2 dan pasal 3 Ayat (1) mengatur bahwa “Pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan, pelayanan transportasi, usaha pariwisata, jasa pos dan telekomunikasi, penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih, dan penyedia bahan bakar minyak dan gas bumi, usaha swalayan, media massa, pengamanan, konservasi, dan pekerjaan apabila berhenti dapat mengganggu proses produksi dapat dipekerjakan pada hari libur resmi sesuai dengan kesepakatan antara pekerja dan pengusaha”. Dalam upaya mengatasi hal tersebut, di dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan menegaskan bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk kelangsungan hidup pekerjanya. Pelaksanaan K3 tersebut adalah



4



bentuk upaya pencegahan dan pengendalian dari timbulnya Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Mahardika, 2017)



5



A. Rumusan Masalah Dari permasalahan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah yaitu, “apakah terdapat hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian dapur di hotel XYZ?”



B. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada bagian dapur di hotel XYZ. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pencegahan kelelahan bagi para pekerja, sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan langkah pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja yang disebabkan karena kelelahan kerja, serta memperluas pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang faktor yang berkaitan dengan kelelahan kerja. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik individu pada pekerja dapur di hotel XYZ. b. Mengetahui pola shift kerja pada pekerja dapur di hotel XYZ. c. Mengetahui tingkat kelekahan pada pekerja dapur di hotel XYZ. d. Untuk menganalisis hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada tenaga pekerja bagian dapur di hotel XYZ.



6



A. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman bagi peneliti secara langsung dalam bentuk tulisan ilmiah tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya dalam bidang kelelahan kerja pada pekerja bagian dapur di hotel XYZ. 2. Bagi Industri Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dan sebagai pertimbangan perencanaan upaya pencegahan terhadap munculnya masalah keluhan kelelahan kerja. 3. Bagi Institusi Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya tentang analisis hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian dapur di hotel XYZ.



7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu N



Nama



Judul



Objek



Metode



Hasil



o



1.



Nursehan



Hubungan



Untuk



Metode



Hasil uji Analisa



Br



shift kerja



mengetahui



penelitian ialah



statistik didapati



Ginting,



dengan



hubungan



deskriptif



nilai



Evelin



kelelahan



antara shift



korelasi dengan



p=0,683>0,05



Malinti



kerja pada



kerja dengan



pendekatan cross berarti tidak ada



(2021)



perawat di



kelelahan



sectional study



hubungan yang



bangsal rawat



kerja



dan



signifikan antara



inap rumah



perawat di



pengambilam



shift kerja dengan



sakit advent



bangsal



sampel



kelelahan.



bandar



rawat inap



menggunakan



lampung



Rumah Sakit



teknik purposive



Advent



sampling



Bandar Lampung. Indah 2.



Hubungan



Rhamdani antara shift



102 perawat



Studi ini



Terdapat



di RSUD



merupakan



hubungan antara



,



kerja,



Asy-Syifa



penelitian



shift kerja



Magdalen



kelelahan



Sumbawa



observasional



(p=0.035),



Barat.



analitik dengan



kelelahan kerja



stres kerja



desain cross



(p=0.022), jenis



pada perawat



sectional pada



kelamin (0.037)



102 perawat di



dan status



RSUD Asy-



pernikahan



Syifa Sumbawa



(p=0.041) dengan



Barat. Cara



stres kerja dan



a Wartono kerja dengan (2019)



8



pengambilan



tidak ada



sampel berupa



hubungan antara



consecutive non



usia dengan stres



random



kerja (p=0.071)



sampling.



3.



Juandy



Hubungan



jumlah



Penelitian ini



Berdasarkan hasil



Wiyarso



Antara Shift



populasi



menggunakan



analisis statistik



(2016)



Kerja Dan



sebanyak 34



metode



terdapat hubungan



Beban Kerja



responden



observational



shift kerja dan



Dengan



analitik. Analisis beban kerja



Kelelahan



ini dilakukan



dengan Kelelahan



Kerja Pada



dengan uji



Kerja Pada



Perawat Di



statistik chi-



Perawat Di Ruang



Ruang Rawat



square



Rawat Inap



Inap



Yeheskiel Dan



Yeheskiel



Hana Di Rumah



Dan Hana Di



Sakit Umum



Rumah Sakit



Gmim Pancaran



Umum



Kasih Manado



Gmim Pancaran Kasih Manado



Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :



9



1. Penelitian mengenai analisis hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada tenaga pekerja bagian dapur di hotel XYZ belum pernah dilakukan sebelumnya 2. Instrumen penelitian ini menggunakan kusioner subjective self rating test dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) untuk menghitung kelelahan kerja.



B. Landasan Teori A. Definisi Kelelahan Kerja Kelelahan (fatigue) adalah suatu keluhan umum pada masyarakat umum dan pada populasi pekerja. Pada pekerja, sekitar 20% memiliki gejala kelelahan kerja. Kelelahan kerja dapat ditandai oleh menurunnya performa kerja atau semua kondisi yang mempengaruhi semua proses organisme, termasuk beberapa faktor seperti perasaan kelelahan bekerja, motivasi menurun, dan penurunan aktivitas mental dan fisik (Setyowati, 2014). Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari gangguan kesehatan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah melakukan istirahat. Kelelahan diatur secara sentra melalui otak, istilah kelelahan biasanya menunjukkan efisiensi yang berbeda-beda setiap individu masing-masing. Tetapi pada intinya, semua kelelahan bermuara kepada hilangnya kapasitas kerja serta turunnya ketahanan tubuh (Tarwaka, 2010).



10



Lelah (fatigue) merupakan suatu keadaan fisik dan mental yang mengakibatkan terjadinya penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja. Kelelahan ini mengakibatkan seseorang kehilangan kemauan untuk bekerja dikarenakan kondisi psikologisnya. Lelah yang berat mengakibatkan seseorang berhenti untuk bekerja dikarenakan seseorang tersebut tidak mampu lagi meneruskan pekerjaannya. Pekerja yang mengalami lelah dan tetap meneruskan pekerjaannya



dapat



mempengaruhi



kelancaran



pekerjaan



dan



berdampak buruk terhadap kesehatan tubuhnya. (Suma’mur, 2013). Kelelahan kerja dalam suatu industri berkaitan pada gejala-gejala yang saling berhubungan yaitu perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh (syaraf dan otot tidak berfungsi dengan baik atau tidak secepat seperti keadaan normal), hal ini disebabkan oleh keadaan kimiawi setelah bekerja dan dapat menurunkan kapasitas kerja. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang komplek dan tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik. Adanya perasaan lelah berupa penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja (Handayani, 2010). Menurut Workplace Safety & Health Council (WSH Council) Tahun 2010, kelelahan adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa lelah secara fisik/mental, yang dapat disebabkan oleh:



11



1. Jam kerja yang panjang tanpa intervensi istirahat/periode penyembuhan 2. Aktivitas fisik yang kuat dan berkelanjutan 3. Usaha mental yang kuat dan berkelanjut 4. Bekerja selama beberapa atau semua waktu alami untuk tidur (sebagai akibat dari shift atau bekerja untuk waktu yang panjang) 5. Tidur dan istirahat yang kurang cukup



1. Jenis-jenis kelelahan kerja Menurut Putra (2011), terdapat dua jenis kelelahan kerja berdasarkan waktu terjadinya kelelahan kerja, yaitu: 1. Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan. 2. Kelelahan kronis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara terus-menerus dan terakumulasi. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis ini dapat dicirikan seperti: 1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran atau sosial terhadap orang lain. 2. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan. 3. Depresi yang berat, dan lain-lain.



12



Menurut Workplace Safety & Health Council (WSH Council, 2010) ada beberapa tipe kelelahan, yaitu: 1. Kelelahan fisik (berkurangnya kemampuan untuk bekerja manual). Kelelahan fisik disebabkan oleh kelemahan pada otot. Suplai darah yang mencukupi dan aliran darah ke otot sangat penting, dikarenakan menentukan



kemampuan



metabolisme dan memungkinkan kontraksi otot tetap berjalan. Kontraksi otot yang kuat mengakibatkan tekanan pada otot dan dapat menghentikan aliran darah. Sehingga kontraksi maksimal hanya dapat berlangsung beberapa detik. Gangguan pada aliran darah dapat menyebabkan kelelahan otot yang berakibat otot tidak dapat berkontraksi, meskipun rangsangan syaraf motorik masih berjalan. 2. Kelelahan mental (penurunan tingkat konsentrasi dan kewaspadaan). berhubungan dengan aktivitas kerja yang monoton. Kelelahan ini dapat membuat individu kehilangan kendali akan pikiran dan perasaan. Individu menjadi kurang ramah dalam berinteraksi dengan orang lain, pikiran dan perasaan yang seharusnya ditekan karena dapat menimbulkan konflik dengan individu lain menjadi lebih mudah diungkapkan. Kelelahan ini diatasi dengan mendesain ulang pekerjaan sehingga membuat karyawan lebih bersemangat dan



13



tertantang untuk menyelesaikan pekerjaan. Contoh dari kelelahan mental sendiri ialah ketika seseorang sedang mengemudikan mobil dan mendapat kabar keluarganya sakit sehingga pengemudi mobil tidak dapat berkonsentrasi dalam mengemudi. 2. Penyebab terjadinya kelelahan kerja 1) Faktor Fisiologis, yaitu akumulasi dari substansi toksin (Asam laktat) dalam darah, penurunan waktu reaksi. Suplai darah yang mencukupi dan aliran darah yang lancar ke otot sangat penting dikarenakan menentukan kemampuan proses metabolisme dan memungkinkan proses metabolisme dan kontraksi otot tetap berjalan. Kontraksi otot yang kuat menghasilkan tekanan di dalam otot dan dapat menghentikan aliran darah sehingga kontraksi maksimal hanya akan berlangsung beberapa detik. Gangguan pada aliran darah mengakibatkan kelelahan otot yang berakibat otot tidak dapat berkontraksi, meskipun rangsangan saraf motorik masih berjalan (Rilam Sari, 2019) 2) Faktor Psikologis, yaitu konflik yang mengakibatkan stress yang berkepanjangan, ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa lelah dan ada hubungannya dengan faktor psikososial. Kelelahan psikologi berkaitan dengan depresi, gugup, dan kondisi psikososial yang lain. Kelelahan jenis ini diperburuk dengan adanya stres (Rilam Sari, 2019).



14



3) Proses dalam otot yang terdiri dari: a. Kelelahan Otot (muscular fatigue) adalah suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja akibat kontraksi yang berulang. Kontraksi otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot menjadi gemetar. b. Kelelahan Umum adalah perasaan yang menyebar yang disertai adanya penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas. Perasaan adanya kelelahan secara umum dapat ditandai dengan berbagai kondisi antara lain: lelah pada organ penglihatan (mata), mengantuk, stress (pikiran tegang) dan rasa malas bekerja atau circardian fatigue. Selain itu kelelahan umum dicirikan dengan menurunnya perasaan ingin bekerja, serta kelelahan umum disebut juga kelelahan fisik dan kelelahan syaraf (Putra, 2011).



15



3. Gejala kelelahan kerja Gejala kelelahan kerja menurut Rilam Sari (2019) antara lain: 1. Gejala yang berpeluang pada munculnya rasa penurunan kesiagaan dan perhatian, penurunan dan hambatan persepsi, cara berpikir, sikap anti sosial, dan semangat, serta kehilangan inisiatif. 2. Gejala umum yang seringkali juga menyertai gejala-gejala di atas adalah seperti hilang nafsu makan, serta gangguan pencernaan. Selain itu muncul pula gejala tidak spesifik misalkan berupa kecemasan, perubahan tingkah laku, kegelisahan, dan sukar tidur. Kelelahan kerja ini tidak hanya muncul setelah jam kerja selesai tetapi juga dapat dirasakan sebelum mulai bekerja, kelelahan ini disebut dengan chenical fatigue. 4. Dampak kelelahan kerja Menurut Faiz (2014), efek dari kelelahan pada kesehatan dan prestasi kerja dapat bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendek pada individu mencakup terganggunya kinerja pekerjaan, seperti mengurangi kemampuan untuk: 1) Berkonsentrasi dan menghindari gangguan 2) Berpikir lateral dan analitis 3) Membuat keputusan 4) Mengingat dan mengingat peristiwa-peristiwa dan urutan mereka 5) Memelihara kewaspadaan 6) Kontrol emosi



16



7) Menghargai situasi yang kompleks 8) Mengenali risiko 9) Mengkoordinasikan gerakan tangan-mata 10) Berkomunikasi secara efektif Sedangkan efek dari kelelahan jangka panjang pada kesehatan, diantaranya: 1) Penyakit jantung 2) Diabetes 3) Tekanan darah tinggi 4) Gangguan pencernaan 5) Depresi, dan kecemasan



5. Mekanisme terjadinya kelelahan kerja Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat, terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang-kadang salah satunya lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem aktivasi bersifat simpatis, sedangkan inhibisi bersifat parasimpatis. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut harus berada pada kondisi yang memberikan stabilitas kepada tubuh. Salah satu keperluan utama otot untuk pekerjaannya adalah zat asam yang dibawa darah arteri pada otot untuk pembakaran zat dan menghasilkan energi. Oleh karena itu jumlah



17



oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk bekerja menjadi salah satu petunjuk pula dari beban kerja (Lestari W, 2016). Bekerja secara fisiologi adalah hasil kerja sama dalam koordinasi yang baik dari indera (penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan lainlain), otak dan susunan syaraf di pusat dan perifer, serta otot untuk pertukaran zat yang diperlukan dari dan ke otot. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, oksigen, dan sebagainya. Akumulasi asam laktat dalam darah dapat mengurangi kapasitas kerja otot yang selanjutnya akan menyebabkan suatu kondisi yang disebut kelelahan. Namun kelelahan sesuai dengan mekanisme kerja tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental psikologis yang sering juga pengaruhnya besar (Lestari W, 2016). 6. Pengukuran kelelahan kerja Menurut Mahardika (2017), hingga saat ini belum ada metode pengukuran kelelahan kerja yang baku karena kelelahan merupakan suatu perasaan yang sangat subjektif dan diperlukan pendekatan secara menyeluruh. Beberapa cara yang saat ini dipakai untuk mengukur kelelahan kerja, diantaranya: 1) Kualitas dan kuantitas yang dilakukan. Pada metode ini, jumlah output yang digambarkan sebagai jumlah jumlah proses kerja (waktu yang digunakan setiap itemnya) atau proses produksi yang digunakan unit setiap waktu. Namun



18



demikian, masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan diantaranya target produksi, faktor sosial, dan perilaku psikologis. 2) Uji Psikomotor (psychomotor-test) Pada metode ini, melibatkan fungsi persepsi, interpretasi, dan waktu reaksi. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan mengukur waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai pada suatu kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu. 3) Uji hilangnya kelipan (flicker fusion test) Dalam keadaan yang lelah, kemampuan tenaga kerja untuk untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah maka akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Alat uji kelip memungkinkan mengatur frekuensi kedipan dan dari situlah akan dapat mengetahui pada batas frekuensi mana kemampuan tenaga kerja mampu melihatnya. 4) Perasaan kelelahan secara subjektif (subjective feelings of fatigue) Subjective self rating test (SSRT) dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang merupakan salah satu kuesioner yang dapat mengukur tingkat kelelahan kerja. kuesioner tersebut berisikan 30 pertanyaan. 10 pertanyaan pertama mengindikasikan adanya pelemahan aktivitas, 10 pertanyaan kedua mengindikasikan pelemahan motivasi kerja, dan 10 pertanyaan ketiga mengindikasikan pelemahan kelelahan fisik atau kelelahan



19



di beberapa bagian tubuh. Semakin tinggi frekuensi gejala-gejala kelelahan yang muncul, maka akan semakin tinggi juga tingkat kelelahan kerja. Berikut pertanyaan kuesioner SSRT. Tabel 2.1 Daftar Pertayaan Kuesioner SSRT 10 Pertanyaan Pelemahan Kegiatan



10 Pertanyaan Pelemahan Motivasi



10 Pertanyaan Gambaran Kelelahan Fisik



1. Merasa berat di bagian kepala 2. Merasa Lelah seluruh badan



1. Merasa Susah berfikir 2. Merasa Lelah untuk bicara 3. Merasa Gugup 4. Merasa Sulit memusatkan perhatian 5. Merasa Muda lupa 6. Merasa Kepercayaan diri berkurang 7. Merasa Ada beban pada mata 8. Merasa Cemas



1. Merasa Sakit di kepala 2. Merasa Kaku di bahu



9. Merasa Sulit mengontrol sikap 10. Merasa Tidak tekun dalam pekerjaan Sumber : Tarwaka 2010



9. Merasa suara



3. Merasa Berat di kaki 4. Merasa Pikiran kacau 5. Merasa Menguap 6. Merasa Mengantuk 7. Merasa Ada beban pada mata 8. Merasa Gerakan canggung dan kaku 9. Merasa Berdiri tidak stabil 10. Merasa Ingin berbaring



3. Merasa Nyeri di punggung 4. Merasa Sesak napas 5. Merasa Haus 6. Merasa pening 7. Merasa Spasme di kelopak mata 8. Merasa Tremor pada anggota badan



serak



10. Merasa Ingin berbaring



Selanjutnya, Kuesioner tersebut dikembangkan dimana jawaban-jawaban dari reponden diberikan skor 20



sesuai empat skala likert. Adapun skala likert tersebut haruslah mempunyai definisi operasional yang jelas dan mudah dipahami oleh responden.



jawaban



untuk



kuesioner IFRC tersebut terbagi menjadi 4 kategori, dimana 4 kategori Jawaban tersebut mempunyai nilai skor sebagai berikut (Tarwaka, 2013): a. Skor 4 ; Sangat Sering (SS) merasakan kelelahan b. Skor 3 : Sering (S) merasakan kelelahan c. Skor 2 : Kadang-kadang (KK) merasakan kelelahan d. Skor 1 : Tidak Pernah (TP) merasakan kelelahan Setelah



melakukan



wawancara



dan



pengisian



kuesioner dari responden, maka tahap selanjutnya yaitu menghitung jumlah skor pada masing-masing kolom (1,2,3,4) dari 30 pertanyaan dan dijumlahkan. Dari total nilai akan menggambarkan kategori kelelahan tiap-tiap responden, adapun kategori tersebut dijelaskan pada Tabel 2.3, yaitu:



Tabel 2.2 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif Tingkat Kelelahan 1



Total Skor 30-52



Klasifikasi Kelelahan Rendah



2



53-75



Sedang



21



Tindakan Perbaikan Belum diperlukan adanya tindakan perbaikan Mungkin diperlukan adanya tindakan perbaikan



3



76-98



Tinggi



4



99-120



Sangat Tinggi



Diperlukan adanya tindakan perbaikan Diperlukan tindakan perbaikan dengan segera.



Sumber: Tarwaka 2013



7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja, yaitu: a. Faktor Internal 1) Usia Usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas kerja seseorang yang berakibat pada kelelahan. Salah satu indikator dari kapasitas kerja adalah kekuatan otot seseorang. Semakin tua umur seseorang, maka semakin menurun kekuatan ototnya. Kekuatan otot yang dipengaruhi oleh umur akan berakibat pada kemampuan fisik tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya. Laki-laki maupun wanita pada umur sekitar 20 tahun merupakan puncak dari kekuatan otot seseorang, dan pada umur sekitar 50 – 60 tahun kekuatan otot mulai menurun sekitar 15 – 25% (Setyowati, 2013). 22



2) Tingkat Pendidikan Dengan tingginya pendidikan seseorang, maka akan mudah dalam menyelesaikan pekerjaanya dengan baik dan tuntas. Apabila pekerjaannya tidak sesuai dengan kehendak seseorang, maka akan sulit menyelesaikan, sering merasa bosan, serta tuntutan kepada perusahaan semakin tinggi. Pendidikan juga bisa berperan penting sebagai penunjang untuk mengontrol diri serta mempertahankan fisik dan mentalnya (Setyowati, 2011). 3) Status Gizi Dengan pemenuhan kalori yang baik terhadap tenaga kerja, maka pekerja akan mendapatkan gizi yang baik, dengan gizi yang baik



dan



teratur



secara



langsung



dapat



meningkatkan



produktivitas kerja (Setyowati, 2011). Menurut Windyananti (2010), keadaan gizi yang baik merupakan salah satu ciri kesehatan yang baik, sehingga tenaga kerja yang produktif dapat terwujud. Status gizi merupakan salah satu penyebab kelelahan. Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya. Pada keadaan gizi buruk, dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta ketahanan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit sehingga mempercepat timbulnya kelelahan.



23



Status gizi seseorang dapat diketahui melalui nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus: Berat badan (kg) IMT = Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m) Tabel 2.3 Kategori Indeks Masa Tubuh (IMT) IMT KATEGORI 30 Obesitas II Sumber: Kemenkes RI 2O10



4) Jenis Kelamin Dalam hal ini pekerja wanita akan mengalami siklus biologis di setiap bulan di dalam mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi turunnya psikis dan psikologi. Hal ini akan menyebabkan kelelahan kerja pada pekerja wanita lebih besar dari pada pekerja laki-laki (Lestari W, 2016). 5) Psikis Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis sangat mudah mengalami suatu bentuk kelelahan kronis. Salah satu penyebab dari reaksi psikologis adalah pekerjaan yang monoton. pekerjaan yang monoton yaitu suatu kerja yang berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau waktu tertentu dan



24



dalam jangka waktu yang lama dan biasanya dilakukan oleh suatu produksi yang besar (Fitriana, 2012). 6) Status Kesehatan Menurut Monica (2010), ada beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan, penyakit tersebut antara lain: 1. Penyakit Jantung yaitu seseorang yang mengalami nyeri jantung jika kekurangan darah, kebanyakan menyerang bilik kiri jantung sehingga paru-paru akan mengalami bendungan sehingga penderita akan mengalami sesak napas sehingga akan mengalami kelelahan. 2. Penyakit gangguan ginjal pada seseorang yaitu sistem pengeluaran sisa metabolisme yang terganggu sehingga tertimbun dalam darah (uremi), sehingga terjadi penimbunan sisa metabolisme menyebabkan kelelahan. 3. Pada penderita penyakit paru-paru pertukaran oksigen dan karbondioksida terganggu sehingga banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi penyebab kelelahan. 7) Sikap Kerja Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangan harus dihindarkan. Penggunaan meja dan kursi



25



kerja ukuran baku oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Hal ini akan menyebabkan kelelahan (Fitriana, 2012). Faktor Eksternal 1) Beban Kerja Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban yang dimaksud fisik, mental, maupun sosial. Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban kerja. diantara mereka ada yang lebih cocok untuk beban fisik, mental maupun sosial (Lestari W, 2016). Bahkan banyak juga dijumpai kasus kelelahan kerja dimana hal itu adalah sebagai akibat dari pembebanan kerja yang berlebihan (Lestari W, 2016). Sedangkan, suatu beban pekerjaan dapat ditentukan dengan Perhitungan



CVL.



Perhitungan



dengan



menggunakan



Cardiovascular Load (CVL) merupakan metode analisis beban kerja fisik yang membandingkan denyut nadi maksimal dengan denyut nadi kerja (Andriyanto, 2012). Dapat diketahui denyut nadi maksimum untuk jenis kelamin perempuan adalah (200 – umur) dan untuk jenis kelamin laki-laki sebesar (220 – umur). Perhitungan dengan metode ini dapat digunakan rumus sebagai berikut: 100x (denyut nadi kerja (DNK) – denyut nadi istrahat (DNI)



26



% CVL: denyut nadi maksimal (DNmaks) - denyut nadi istrahat (DNI)



Berdasarkan perhitungan di atas kemudian dapat diklasifikasikan sesuai dengan tabel di bawah ini dengan menggunakan stop-watch. Tabel 2.4 Klasifikasi CVL %CVL



R tabel (Sugiyono, 2008:248). Pengujian instrumen menggunakan sampel sebanyak 150 orang, yang dimaksudkan agar butirpertanyaan dalam kuesioner benar-benar memiliki tingkat validitas yang dapat diandalkan karena nilai r tabel yang dimaksudkan cukup tinggi. 2. Uji Realiabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji apakah instrumen yang digunakan reliabel. Reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Teknik pengujian reliabilitas ini menggunakan teknik analisis yang sudah dikembangkan oleh Alpha Cronbach. Pada uji reliabilitas ini, α dinilai reliabel jika lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2005:129). Adapun kaidah untuk menentukan apakah instrumen reliabel atau tidak, adalah sebagai berikut: a. Jika angka reliabilitas Cronbach Alpha melebihi angka 0,6 maka



38



instrumen tersebut reliabel, kuesioner dapat dipercaya dan dapat digunakan. b. Jika angka reliabilitas Cronbach Alpha kurang dari angka 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel, kuesioner tidak dapat dipercaya dan tidakdapat digunakan.



H. Pengolahan Data Menurut Moh Pabundu Tika (2005: 63-75) sebelum melakukan analsis data, perlu dilakukan pengolahan data terlebih dahulu. Tahap pengolahan data dalam penelitian ini meliputi editing, coding, trasfering dan tabulasi. 1. Editing Editing atau pemeriksaan adalah pengecekan atau penelitian kembali data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui dan menilai kesesuaian dan relevansi data yang dikumpulkan untuk bisa diproses lebih lanjut. Hal yang perlu diperhatikan dalam editing ini adalah kelengkapan pengisisan kuesioner, keterbacaan tulisan, kesesuaian jawaban, dan relevansi jawaban. 2. Coding Coding atau pemberina kode adalah pengklasifikasian jawaban yang diberikan responden sesuai dengan macamnya. Dalam tahap koding biasanya dilakukan pemberian skor dan simbol pada jawaban



39



responden agar nantinya bisa lebih mempermudah dalam pengolahan data. 3. Trasfering Peneliti memasukan data kedalam mastersheet yang terdiri dari responden, usia, paritas dan jenis abortus berdasarkan diagnosa masuk dan diagnosa pulang 4.Tabulasi Tabulasi merupakan langkash lanjut setelah pemeriksaan dan pemberian kode. Dalam tahap ini data disusun dalam bentuk tabel agar lebih mempermudah dalam menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel frekuensi yang dinyatakan dalam persen. I. Analisis Data 1. Analisis univariat Variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, masa kerja, shift kerja, tingkat kebisingan, status gizi, dan beban kerja. Sedangkan variabel dependen yaitu kelelahan kerja. Data yang diperoleh dari kuesioner disajikan dalam software microsoft excel yang digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel dan menghitung persentasenya. 2. Analisis Multivariat Digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen secara bersamaan terhadap satu variabel dependen dan dianalisis



40



menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 24 dengan menggunakan uji regresi linier sederhana.



J. Etika Penelitian Etika dalam penelitian keselamatan dan kesehatan kerja dapat meliputi : 1. Lembar Persetujuan Responden (informed consent) Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan dilakukan serta dempak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, calon responden yang bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut jika menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. 2. Tanpa Nama (anonymity) Untuk menjaga kerahasian identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data atau kuesioner yang diisi oleh responden. Lembar tersebut di beri kode tertentu (anonymity)



41



3. Kerahasian (confidentiality)



Kerahasian informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (confidentiality)



42



DAFTAR PUSTAKA Lianasari, C. and Maliya, A. (2013) ‘Hubungan antara Kebisingan dengan Fungsi Pendengaran pada Pekerja Penggilingan Padi di Colomadu Karanganyar’. FIK UMS.



Dwi, M. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga kerja Bongkar Muat (TKBM) Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah : Semarang.



Dio, D. 2018. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kelelahan Kerja Pada Pembuat Tahu Di Wilayah Kecamatan Ciputat Dan Ciputat Timur Tahun 2004. Jurnal Edu Komputika. Vol. 5(1), pp. 33–43.



Faiz,



N. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Operator SPBU Di Kecamatan Ciputat. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah : Jakarta.



Fitriana, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan Bagian Produksi Di PT. Eastern Pearls Flour Mills. Skripsi. Universitas Negeri Alauddin Gowa : Makassar.



Fatmawati, L. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Engginering Bagian Maintenance Mekanik. Skripsi. Universitas Airlangga : Surabaya.



43



Hermiyanty, D. S. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Penyadap Karet Di Perkebunan Nusantara V Riau. Jurnal Chemical Information and Modeling. Vol. 8(9), pp. 1– 58



Herliani, F. 2012. Hubungan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja.



ILO. 2013. Presentase Kecelakaan Kerja akibat Kelelahan Kerja, Jakarta: Kantor ILO untuk Indonesia.



Kemenkes RI. 2010. Kategori Indeks Masa Tubuh. Jakarta. Mahardika, P. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Pengisian Tabung Depot LPG PT. Pertamina Persero Mor VII Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin : Makassar.



Marif, A. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Pada Pekerja Pembuatan Pipa Dan Menara Tambat Lepas Pantai (Epc3) Di Proyek Banyu Urip Pt Rekayasa Industri, SerangBanten Tahun 2013. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah : Jakarta.



Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.



Putri, 2015. Kelelahan Kerja Pada Tkbm Di Pelabuhan Pekanbaru Tahun 2015 the Factors Related With Occupational Fatigue on Tkbm Workers in Port Pekanbaru. Jurnal Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Vol. 1(1), pp. 49–59.



44



Rosanti, E. 2011. Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Tenaga Kerja Wanita Antara Shift Pagi, Shift Sore, Dan Shift Malam Di Bagian Winding PT. Iskandar Inda Printing Textile Surakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret : Surakarta.



Suryaningtyas, Y. 2017. Iklim Kerja Dan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Di Ballast Tank Bagian Reparasi Kapal Pt. X Surabaya. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo. Vol. 3(1), p. 17. doi: 10.29241/jmk.v3i1.87.



Sulistionigsih, L 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Food Production (FPI) Masako Packing Di PT. Ajinomoto Indonesia. Skripsi. Stikes Bina Sehat: Mojokerto.



Suma'mur, P K. (2014) 'Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) Edisi 2. Penerbit Sagung Seto. Jakarta



Standar Nasional Indonesia SNI 7231-2009 Tentang Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja.



Tarwaka. 2013. Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan dan Aplikasi di Tempat Kerja. Edisi Ke-1. Surakarta: Harapan Press.



Undang-Undang Nomor No 13. Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan terkait hak pekerja mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk kelangsungan hidup pekerjanya.



Virgy, S. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum



45



Daerah (RSUD) Pasar Rebo Jakarta Tahun 2011 Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.



Lestari, W. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Pembuat Tahu Di Pabrik Tahu Kelurahan Summerejo Kecamatan Gunung Pati Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang : Semarang.



WHO, Model kesehatan yang dibuat sampai tahun 2020. Jakarta: Kantor WHO untuk Indonesia.



46