Skripsi PGSD Bab 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan secara sadar dan di sengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang di cita-citakan dan berlangsung terus menerus (Ahmadi, 2001:70). Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda, pada dasarnya sama yaitu terbentuk



pada



sejumlah



kecakapan



pekerjaan.



Pendidikan



berupaya



mempersiapkan kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Kecakapan yang harus dikuasai untuk dapat terjun dalam kehidupan sangat bermacam-macam, tergantung pada tingkatan atau jenis lingkungan. Setiap tingkatan dan lingkungan kehidupan menuntut penguasaan pengetahuan keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi tertentu. Hal itu merupakan tujuan kurikulum. untuk mencapainya, terdapat serentetan pengalaman yang harus dikuasai anak didik. Seluruh tujuan beserta pengalaman itulah yang menjadi bahan kajian teori kurikulum (Hamid, 2012 : 28). Peranan guru sebagai pembimbing bertolak lebih dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat mencerna bahan, dan ada pula anak didik yang lamban mencerna bahan yang diberikan guru. Ketiga tipe belajar anak didik ini mengkehendaki agar guru mengatur strategi pengajarannya sesuai dengan gaya-gaya belajar anak didik. Akhirnya bila hakekat belajar adalah “perubahan”, maka hakekat belajar mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru (Djamarah 2006 : 39).



1



Menurut Dalyono (2009 : 49) belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indera, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja apa yang telah di pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan intergratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (Soemanto, 2006 : 104). Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek, teori pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana seyogianya pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan secara kongkret. Teori dan praktek itu seyogianya tidak dipisahkan, siapa yang berkecimpung dibidang pendidikan sebaiknya menguasai kedua hal itu. Pengajaran dalam kenyataannya akan dapat mencapai sasaran bila dilandasi teori tertentu. Pengajaran itu pada hakekatnya proses komunikasi, maka perlu dikuasai teori komunikasi yang relevan. Komunikasi berarti menyampaikan sesuatu kepada orang lain, hingga sesuatu tersebut menjadi miliknya. Sesorang guru setiap kali mengajar berusaha mengkomunikasikan atau menyampaikan dengan metode yang



2



sesuai agar pokok bahasan yang dipilihnya dapat dikuasai menjadi milik siswa (Sagala, 2012 : 7). Guru tidak hanya harus menguasai teori-teori belajar saja untuk memelihara dan mengembangkan minat atau kesiapan belajar siswanya, namun guru juga harus menyiapkan model pembelajaran dan media yang sesuai dengan materi yang diajarkannya. Pada pembelajaran IPS, banyak sekali model-model yang dapat meningkatkan hasil belajar anak. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni Learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do ( belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakaan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru (Tarmizi, 2010:Online) Kenyataannya dalam pembelajaran IPS di SD, siswa cenderung pasif. Hal ini dialami oleh salah satu sekolah negeri di SDN Sungai Alat 1 kabupaten Banjar dimana siswa mengalami kesulitan khususnya pada mata pelajaran “Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan”. Hal ini dapat diketahui dari observasi tahun ajaran 2016/2017 prestasi belajar siswa kelas V SDN Sungai Alat 1 terlihat bahwa dari 22 siswa kelas V hanya 8 orang siswa yang berhasil mencapai KKM 70 sehingga ketuntasan individual siswahanya 36,36% dengan kata lain sekitar 63, 63 % masih belum tuntas. Adapun yang menyebabkan siswa menjadi pasif adalah peralatan dan media yang masih terbatas. Hal ini juga disebabkan oleh faktor siswa sendiri yang kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran, kurang aktif dalam



3



melaksanakan tugas yang diberikan, dan tidak mau bertanya tentang sesuatu yang belum dipahaminya, sehingga berimplikasi kepada nilai siswa. Apabila hal ini dibiarkan maka berdampak pada jalanya proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa terutama di sekolah siswa tidak antusias dan tidak termotivasi



untuk mengikuti



pembelajaran,



yang akhirnya



dapat



menurunkan hasil belajar siswa, sehingga dikhawatirkan mutu pendidikan di Indonesia akan menurun. Untuk



memperbaiki



hal



tersebut



maka



guru



perlu



memahami



bagaimanacara menyajikan kegiatan belajar mengajar yang dapat membuat anak aktif dalam belajar sehingga pembelajaran jadi lebih bermakna dan dapat meningkatkan hasil belajanya guna mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Oleh karena itu peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mipping dikombinasikan dengan Numbered Heads Together (NHT) dan Course Review Horay. Pendekatan kooperatif tipe Mind Mapping. tipe ini merupakan model pembelajaran yang unik. Model ini memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat didalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal (Ariani, 2012: 5). “Mind Mapping termasuk salah satu pendekatan pembelajaran kooperatif.



Model pembelajaran ini sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban” (Uno & Mohamad, 2012: 84).



4



Mind Mappng bisa digunakan untuk membentuk, memvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakn tugas-tugas yang banyak sekalipun. Pada hakikatnya, Mind Mapping untuk membrainstroming suatu topik sekaligus menjadi strategi ampuh bagi belajar siswa (Miftahul Huda ,2014: 307). Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pembelajar untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari atau merencanakan tugas baru (Silberman dalam Shomin, 2014 :105). Numbered Heads Together merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam satu kelompok untuk saling member dan menerima antara satu dengan yang lainnya (Aris Shoimin, 2014 : 107). Numbered Heads Together dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling Sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Miftahul Huda, 2015 :138). Numbered Head Together (NHT) adalah tipe pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Tipe NHT adalah tipe pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat kelompok, kemudian secara acak guru memanggil nomor siswa (Komalasi, 2010:62).



5



“Course Review Horay merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang lebih dahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yelyel lainnya” (Aris Shoimin,2014:54). Course Reviev Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa dapat menjawab benar diwajibkan berteriak “hore!!” atau yel-yel lainnya yang disukai (Miftahul Huda, 2014:229). Beberapa penelitian menggunakan model Mind Maping telah banyak dilaksanakan. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Misrida Ayu Amelia (2013), Siti Muhibah (2013) dan Agustin Eka Ranasari (2013). Adapun penelitian yang menggunakan model Numbered Heads Together dilaksanakan oleh Rezki Warniah (2013), Ermida Hardiyanti (2013) dan Mahrita (2013), Sedangkan penilitian dengan menggunakan Course Review Horay juga pernah dilaksanakan oleh Uswatun Khasanah (2013) dan Faridah (2013). Dari beberapa penelitian diatas, tentu hal ini mempunyai relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Namun yang membedakannya adalah permasalahan dalam penelitian, subjek dan objek penelitiannya. Dengan menggabungkan tiga model pembelajaran mejadi satu pada saat penerapannya dikelas, bertujuan untuk saling melengkapi kekurangan yang ditemui pada setiap model dan semakin menambah kelebihan yang ditemukan disetiap model, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.



6



Dengan model pembelajaran kooperatif Mind Mapping, dimana model ini memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat didalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal dan ditambah model Numbered Heads Together dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling Sharing ideide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat . kemudian ditambah lagi dengan model Course Reviev Horay karena dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa dapat menjawab benar diwajibkan berteriak “hore!!” atau yel-yel lainnya yang disukai. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul : “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Materi Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Model Mind Mapping kombinasi dengan Numbered Heads Together dan Course Review Horay pada siswa Kelas V SDN Sungai Alat 1 Kabupaten Banjar” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind mapping yang dikombinasikan dengan model Numbered Heads Together dan Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V tentang Sekitar proklamasi di SDN Sungai Alat 1 Kabupaten Banjar ?



7



2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS tentang Sekitar Proklamasi menggunakan model kooperatif tipe Mind mapping yang dikombinasikan dengan model Numbered Heads Together dan Course Review Horay di SDN Sungai alat 1 Kabupaten Banjar ? 3. Bagaimana aktivitas guru dalam pembelajaran IPS tentang Sekitar Proklamasi menggunakan model kooperatif tipe Mind mapping yang dikombinasikan dengan model Numbered Heads Together dan Course Review Horay di SDN Sungai alat 1 Kabupaten Banjar ?



C. Rencana Pemecahan Masalah Permasalahan rendahnya nilai siswa kelas V SDN Sungai Alat 1 Kabupaten Banjar yang rata-rata masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal adalah kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran mengakibatkan siswa kurang termotivasi dan bosan dengan kegiatan pembelajaran. Masalah itu berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, maka peneliti ingin mengatasinya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping yang dikombinasikan dengan model Numbered Heads Together dan Course Review Horay diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPS materi Sekitar Proklamasi Kemerdekaan di kelas V. Pendekatan kooperatif tipe Mind Mapping. tipe ini merupakan model pembelajaran yang unik. Model ini memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat didalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan



8



mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal (Ariani, 2012: 5). Mind Mappng bisa digunakan untuk membentuk, memvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakn tugas-tugas yang banyak sekalipun. Pada hakikatnya, Mind Mapping untuk membrainstroming suatu topik sekaligus mendi strategi ampuh bagi belajar siswa (Miftahul Huda, 2014 : 307 ). Mand Mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pembelajaran untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari atau merencanakan tugas baru (Silberman dalam Shoimin, 2014). Mind Mapping diperkenalkan oleh toni buzan. Model ini digunakan untuk pengetahuan awal siswa untuk menemukan menemukan alternative jawaban. Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang mempunyai alternative jawaban c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang d. Tiap kelompok menginventarisasi / mencatat alternative jawaban hasil diskusi e. Tiap kelompok ( atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya, guru mencatat dipapan tulis dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.



9



f. Dari data-data dipapan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru (Zainal aqib, 2014; 23). Numbered



Heads



Together



merupakan



suatu



model



pembelajaran



berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam satu kelompok untuk saling member dan menerima antara satu dengan yang lainnya (Aris Shoimin, 2014 : 107). Numbered Heads Together dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling Sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Miftahul Huda, 2015 :138). Numbered Head Together (NHT) adalah tipe pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Tipe NHT adalah tipe pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat kelompok, kemudian secara acak guru memanggil nomor siswa (Komalasi, 2010:62). Numbered Heads Together atau kepala bernomor diperkenalkan Spencer Kagan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya



10



c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipangil melaporkan hasil kerja sama mereka e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. f. Kesimpulan (Zainal Aqib, 2014 : 18-19).



Menurut Aris Shoimin (2014:54) mengatakan “Course Review Horay merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang lebih dahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yelyel lainnya”. Course Reviev Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa dapat menjawab benar diwajibkan berteriak “hore!!” atau yel-yel lainnya yang disukai (Miftahul Huda ,2014:229) Menurut Zainal Aqib (2014:28) langkah-langkah model Course Review Horay adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi c. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab



11



d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masingmasing siswa. e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban dikotak yang nomor disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x) f. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horizontal, atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya. g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh h. Penutup. Kombinasi model Mind Mapping dengan Numbered Heads Together dan Course Review Horay ; 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi 3. Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang mempunyai alternative jawaban 4. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab 5. Membentuk kelompok secara heterogen, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor 6. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya 7. Guru membaca soal secara acak dan memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil diskusinya, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x) 12



8. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horizontal, atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya. 9. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam pembelajaran IPS tentang sekitar Proklamasi menggunakan model kooperatif tipe Mind Mapping yang di kombinasikan dengan Numbered Heads Together dan Course Review Horay di SDN Sungai Alat 1 Kabupaten Banjar . 2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS tentang Sekitar Proklamasi menggunakan model kooperatif tipe Mind Mapping yang dikombinasikan dengan model Numbered Heads Together dan Course Review Horay di SDN Sungai Alat 1 Kabupaten Banjar . 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping yang di kombinasikan dengan model Numbered Heads Together dan Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V tentang Sekitar Proklamasi di SDN Sungai Alat 1 Kabupaten Banjar



13



E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Guru, yaitu penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan agar guru dapat mengetahui model pembelajaran apa yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPS dalam upaya memotovasi dan menarik minat siswa dalam belajar. 2. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi inovasi sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, serta penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami guru. 3. Bagi Peneliti Berikutnya, yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam mengembangkan pendekatan, media dam metode pembelajaran yang lebih efektif dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran IPS ke arah yang lebih baik.



14