KELOMPOK 1 - Ruang Lingkup Disiplin Ilmu Kewirausahaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEMA : RINGKASAN MATERI MODUL BAB I MATERI RUANG LINGKUP DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN



NAMA KELOMPOK 1 : 1. Ni Putu Risa Ayu (1902612010569) / 03 2. Ni Wayan Manik Suwari (1902612010583) / 09 3. Ida Bagus Ardita Dwipayadnya (1902612010598) / 12



UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2021 / 2022



PENGERTIAN WIRAUSAHA Menurut kamus besar bahasa indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya. Beberapa pengertian wirausaha adalah sebagai berikut: 1.



Menurut Richard Cantillon (1755), entrepreneurial is an innovator and individual developing something unique and new (wirausaha adalah seorang penemu dan individu yang membangun sesuatu yang unik dan baru).



2.



Menurut J.B Say (1803), wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola sumbersumebr daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efisien) dan tingkat produktivitas yang rendah menjadi lebih tinggi.



3.



Menurut Dan Stein dan John F. Burgess (1993:35), wirausaha adalah orang yang mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala resiko untuk menciptakan peluang usaha dan usaha baru.



DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan , dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Pada awalnya kewirausahaan dipandang sebagai kemampuan yang dilahirkan dari pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausahawan yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Sejak awal Abad ke-20, kewirausahaan sudah diperkenalkan dan dipelajari di beberapa negara, misalnya di Belanda dikenal dengan "ondernemer dan di Jerman dikenal dengan "unternehmer". Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek, tetapi juga sebagai kiat untuk



bertahan hidup secara umum dalam jangka panjang. Dalam bidang bisnis, misalnya, perusahaan yang sukses dan memperoleh peluang besar karena pengusahanya memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Melalui kemampuan kreatif dan inovatif itulah perusahaan menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa yang dikehendaki oleh pelanggannya. WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA Pengertian Wiraswasta Pengertia wiraswasta secara umum: Wiraswasta adalah orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk mengambil keuntungan darinya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan. Beberapa pengertian wiraswasta menurut beberapa ahli : 1. Menurut Sumahawijaya (1980): wiraswasta memuat sifat keberanian, keutamaan, keteladanan



dan semangat yang bersumber dari



kekuatan sendiri. 2. Menurut Suhadi (1985), mengemukakan bahwa wiraswasta memuat sejumlah karakteristik seperti percaya pada kemampuan diri sendiri, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam berusaha. 3. Menurut Prof DR Haryati Subadio, Pengertian wiraswasta adalah manusia teladan yang berbudi luhur yaitu manusia yang mampu berdiri atas kemmapuan sendiri, tidak saja dalam sektor swasta tapi juga dalam sektor Negara. MENUMBUHKAN MINAT WIRAUSAHA Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan



yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Jika diperhatikan terdapat banyak manfaat adanya wirausaha seperti: 1. Manambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. 2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya. 3. Menjadi contoh bagi anggota massyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain. Melihat banyaknya manfaat wirusaha diatas, maka ada dua darmabakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yaitu: 1. Sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat. 2. Sebagai pejuang bangsa dalam ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing. Demikian besar darma bakti yang dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap pembangunan bangsa, namun masih saja orang kurang berminat menekuni profesi tersebut. Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif, bersaing egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Namun, sekarang ini sudah banyak anak muda yang mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Suatu hal yang menonjol yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan sikap dan pandangan generasi muda calon intelektual yang menyatakan bahwa mereka sangat menyenangi kegiatan bisnis.



Demikan pula perubahan pandangan orang tua yang sudah menyenangi dan mengizinkan anaknya terjun ke bidang bisnis. Dimana untuk mengantisipasi pekerjaan bisnis, mereka mempersiapkan bekal, berupa sikap mental dan menguasai beberapa keterampilan yang menunjang agar makin banyak peluang terbuka untuk membuka wirausaha. Hal tersebut dilakukan karena terdapat banyak keuntungan yang akan di dapatkan apabila menjadi wirausaha, seperti : 1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri. 2. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh 3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaatdan keuntungan secara maksimal. Mata kuliah entrepreneurship diberikan dalam bentuk kuliah umum, ataupun dalam bentuk konsentrasi program studi. Beberapa mata kuliah yang diberikan bertujuan untuk: a. Mengerti apa peranan perusahaan dalam sistem perekonomian b. Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan c. Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan d. Mengerti perencanaan produk dan proses pengembangan produk e. Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas serta membentuk organisasi kerjasama. Untuk itu, terdapat beberapa tipe wirausaha yang saat ini telah mengalami perkembangan cukup pesat di Indonesia, seperti berikut ini: 1. Wirausaha Bisnis Business entrepreneur atau wirausaha bisnis merupakan tipe wirausaha yang paling mendasar. Wirausaha bisnis membangun usaha berdasarkan ide, inovasi, serta sangat mengutamakan kualitas untuk setiap produk yang dihasilkannya dan mementingkan kepuasan pelanggan.



2. Creative Entrepreneur Tipe wirausaha berikutnya adalah creative entrepreneur. Creative entrepreneur merupakan wirausaha yang memanfaatkan informasi dan pengetahuan. Beberapa bidang yang termasuk dalam wirausaha tipe ini adalah wirausaha di bidang periklanan, perfilman, penerbitan, maupun menciptakan game. 3. Technopreneur Tipe wirausaha technopreneur merupakan wirausaha yang memanfaatkan teknologi informasi. Wirausaha technopreneur cenderung menimbulkan efek ketagihan kepada pelanggannya. Sebab, mampu memberikan kegembiraan melalui layanan yang cepat dan tepat kepada pelanggannya 4. Social Entrepreneur Tipe wirausaha terakhir adalah social entrepreneur. Social entrepreneur merupakan tipe wirausaha di bidang layanan dan jasa kepada masyarakat. Social entrepreneur ini cenderung memberikan layanan dan jasa untuk perbaikan



social.



Seperti



di



bidang



pendidikan,



lingkungan,



maupun



perekonomian masyarakat Berbagai Macam Profil Wirausaha Berikut ini adalah macam-macam profil wirausaha : 1. Woman Entrepreneur. Profil yang pertama adalah woman entrepreneur. Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Adapun alasan mereka menekuni bidang bisnis ini karena didorong oleh beberapa faktor. Misalnya, wanita ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya, dan lain sebagainya 2. Minority Entrepreneur Kaum minoritas terutama di negara Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja di lapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga negara pada umumnya. Oleh karena itu, mereka menekuni kegiatan dalam bidang bisnis dalam kehidupan mereka sehari-hari. 3. Immigrant Entrepreneur



Orang-orang pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh karena itu, mereka lebih bebas terjun dalam pekerjaan yang bersifat non formal yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi pedagang tingkat menengah, dan tidak menutup kemungkinan menjadi pedagang yang sukses. 4. Part Time Entrepreneur Memulai bisnis untuk mengisi waktu luang atau part time merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part time tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain, misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor mencoba mengembangkan hobinya untuk berdagang atau hobi yang lainnya. Hobi ini akhirnya mendatangkan keuntungan yang lumayan. 5. Home-Based Entrepreneur Ada pula ibu-ibu rumah tangga yang memulai bisnisnya dari rumah tangga, misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan. Kemudian ia mengirim kue-kue tersebut ke toko eceran di sekitar tempatnya. Akhirnya usaha makin lama makin maju. Usaha catering bisa dimulai dari ibu rumah tangga yang biasa masak. 6. Family-Owned Business Suatu keluarga bisa membuka berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak, dan setelah usaha bapak maju lalu dibuka kantor cabang dan dikelola oleh ibu. Sampai turun-temurun ke anaknya pula. 7. Copreneur Corpreneurs Dibuat dengan cara menciptakan pembagian pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing orang. Orang-orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis yang sudah ada Latar Belakang Wirausaha. 1. Lingkungan Keluarga. Role models ini biasanya melihat kepada orang tua, saudara, keluarga, teman-teman, pasangan, atau pengusaha sukses yang diidolakannya. Terhadap pekerjaan orang tua, seringkali terlihat bahwa ada



pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri cenderung anaknya menjadi pengusaha pula. 2. Pendidikan. Namun ini tidak begitu signifikan, karena tingkat pendidikan juga penting bagi wirausaha, terutama dalam menjaga kontinuitas usahanya dan mengatasi segala masalah yang dihadapi diperlukan tingkat pendidikan yang memadai. 3. C.Menurut Hisrich ada value yang bersifat umum yang dapat diamati sebagai



karakteristik keberhasilan dalam berwirausaha yaitu Keinginan menghasilkan superior produk serta layanan berkualitas terhadap konsumen. Fleksibel, serta kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar. Kemampuan dalam manajemen yang baik serta memiliki sopan santun dan etika dalam berbisnis. 4. Usia Kebanyakan kewirausahawan berusia antara 22-55 tahun. Memulai usaha



diluar usia ini tidak ada masalah, namun yang bersangkutan kurang dalam pengalaman, atau terlambat dalam melangkah. 5. Riwayat pekerjaan Untuk memulai suatu usaha adakalanya seseorang memerlukan trigger, yang bersumber dari pekerjaan sebelumnya. Mungkin saja seseorang tidak puas dengan pekerjaan yang sekarang, tidak ada peluang untuk maju, tidak ada kemungkinan naik pangkat, atau konflik di tempat kerja, ini semua dapat memicu seseorang memulai rintisan usaha sendiri. 6. Beberapa Faktor Kritis Untuk Memulai Usaha Baru Menurut Bygrave , ada beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru, yaitu: Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang, Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan keluarga, Environmental, menyangkut hubungan dengan lingkungan. Faktor sosial yang berpengaruh terhadap minat melalui bisnis ini ialah masalah tanggung jawab terhadap keluarga. Orang yang berumur 25 tahun akan lebih mudah membuka bisnis dibandingkan dengan seseorang yang berumur 45 tahun, yang sudah mempunyai istri, beberapa anak, banyak beban, cicilan rumah, biaya rumah tangga dan lain sebagainya. 7. Model Proses Kewirausahaan Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini digambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini : Proses Inovasi Beberapa faktor personal yang mendorng inovasi



adalah



keinginan



berprestasi,



adanya



sifat



penasaran,



dan



keinginan



menanggung resiko. Sedangkan faktor-faktor lingkungan yang mendorong inovasi



adalah



adanya



peluang,



pengalaman,



dan



kreativitas.



Adanya



persaingan dalam dunia kehidupan serta kebijaksanaan pemerintah. Adanya sumber-sumber yang bisa di manfaatkan, misalnya memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang strategis. Mengikuti latihan-latihan bisnis, kursus bisnis dll. Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya. Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif. Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak. Adanya pihak investor yang memberikan fasilitas keuangan. Adanya kebijaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntugkan. 8. H. Menilai Peluang Membuka Usaha Baru. Peluang Setiap peluang yang ada harus dimanfaatkan secara baik karena tidak akan datang kedua kalinya. Dalam memanfaatkan peluang, diperlukan adanya persiapan yang mantap. Dalam upaya memanfaatkan peluang, seorang wirusahawan harus tahu secara pasti siapa calon pelanggannya dan jenis komoditi yang diperlukan. Wirausahawan dan Tim Manajemen yang Baik Diperlukan wirausahawan dan tim manajemnya yang memiliki pengalaman dalam industry yang sama atau mirip serta bertanggung jawab dalam kepemimpinan suatu manajemen. Hal itu sangat penting posisinya dalam pengambil keputusankeputusan yang membawa keuntungan atau kerugian suatu usaha karena tanpa pengalaman yang relevan, nasib tidak akan berpihak pada pendatang baru di industri manapun. Sumber Daya yang Diperlukan Akhirnya aktivitas spirit ini harus mendapat support dari top management baik secara pisik maupun dalam bentuk finansial.



OBJEK STUDI KEWIRAUSAHAAN Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan, yaitu kemampuan merumuskan tujuan hidup, kemampuan memotivasi diri, kemampuan berinisiatif, kemampuan membentuk modal, kemampuan mengatur waktu, dan kemampuan membiasakan



diri untuk belajar dari pengalaman. Seperti dikemukakan oleh Soeparman Soemahamidjaja (1997: 14-15), bahwa objek studi kewirausahaan meliputi kemampuan seseorang dalam hal- hal sebagai berikut. 1.



Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan tujuan hidup/usaha diperlukan adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa yang menjadi kemauannya.



2. Kemampuan memotivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang besar. 3.



Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa berinisiatif.



4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) dan setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan atau kombinasi baru yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat 5. Kemampuan membentuk modal material, sosial, dan intelektual. PERKEMBANGAN DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Perkembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan Kewirausahaan mulai dikenal secara populer pada awal Abad ke-18. Pada 1755, seorang berkebangsaan Irlandia bernama Richard Cantillon yang berdiam di Prancis merupakan orang yang pertama menggunakan istilah "wirausahawar dalam bukunya Essai sur la Nature du Commerce en Generale , beliau menjelaskan bahwa wirausahawan adalah seseorang yang menanggung risiko. Itulah sebabnya, disebut berani menghadapi risiko atas ketidakpastiannya. Menurut Schumpeter, wirausahawan tidak selalu berartí pedagang atau manajer, tetapi juga seorang unik yang memiliki keberanian



dalam mengambil risiko dan memperkenalkan produk-produk inovatif serta teknologi baru ke dalam perekonomian. Definisi tersebut secara lebih luas dikemukakan oleh Robert Hisrich , yang mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Pada 1996, Thomas W. Zimmerer yang mengungkapkan bahwa kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam setiap hari. SIFAT SIFAT YANG PERLU DIMILIKI WIRAUSAHA 1. Percaya Diri Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rokhaninya. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis, emosionalnya stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam. 2. Berorientasi pada tugas dan hasil Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan adalah halal. 3. Pengambilan Resiko Wirausaha penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. 4. Kepemimpinan Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus bersifat responsive. 5. Keorisinilan Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponenkomponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru.



6. Berorientasi ke masa depan Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan. 7. Kreativitas Menurut Conny Setiawan (1984:8), kreativitas diartikan sebaga kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat merupakan bagian-bagian produk saja. 8. Konsep 10 D dari Bygrave • Dream Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya dan yang paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impian tsb. •



Decisiveness Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Kecepatan dan ketepatan dia mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci (key factor) dalam kesuksesan bisnisnya.







Doers Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan.



• Determination Seorang wirausaha dalam melaksanakan kegiatannya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada halangan atau rintangan yang tidak mungkin diatasi. • Dedication Dedikasi seorang wirausahawan sangat tinggi, semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya. • Devotion Devotion berarti kegemaran atau kegila-gilaan. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya, karena seorang wirausahawan akan mencintai pekerjaan bisnisnya.



• Details Seorang wirausahawan akan selalu memperhatikan factor-factor kritis. Dia tidak akan mengabaikan factor-factor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya. • Destiny Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. •



Dollars



Wirausahawan



tidak



sangat



mengutamakan



kekayaan,



motivasinya bukan memperoleh uang, akan tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. • Distribute Seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang-orang kepercayannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis. BEBERAPA KELEMAHAN WIRAUSAHA INDONESIA Kelemahan tersebut adalah: • Sifat mentalitet yang meremehkan mutu • Sifat mentalitet yang suka menerabas • Sifat tak percaya kepada diri sendiri • Sifat tak berdisiplin murni • Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh Masyarakat kita begitu cepat ingin menikmati waktu santai walaupun penghasilannya belum begitu tinggi Proses Awal Kewirausahaan Pada hakikatnya manusia berkembang dari pengalaman, belajar dan berpikir. Ide kreatif dan inovatif wirausahawan kadang kala muncul melalui proses imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi). Kemampuan berinovasi wirausahawan dipengaruhi olch berbagai faktor, baik yang



berasal dari diri pribadi maupun dari lingkungan. Kewirausahaan muncul apabila memiliki motivasi, komitmen (kesungguhan), nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor-faktor pribadi akan berkembang bila dipicu oleh lingkungan, seperti peluang, peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, kebijakan pemerintah, pesaing, pelanggan, pemasok (supplier) investor, dan banker lainnya. Berikut adalah proses menuju kewirausahaan yang sukses yang diawali dengan tantangan dan diakhiri dengan keberhasilan. 1. dengan ada tantangan, seorang wirausahawan akan berpikir kreatif dan berusaha inovatif. 2. akan ada usaha dan setiap usaha pasti ada tantangan. Sekali menemukan tantangan, maka tantangan berikutnya akan tumbuh. 3. seseorang berpikir (kreatif) dan bertindak (inovatif) merupakan orang yang produktif. Proses Perkembangan Kewirausahaan Setelah menjadi wirausahawan pasti anda ingin berkembang dikutip dari Suryana (2013: 101). Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996:3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik intemal maupun eksternal seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan (Bygrave 1996:3). Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, inovasi, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembang menjadi wirausaha yang besar (Soeharto Prawirokusumo (1977:5). Proses Pertumbuhan Kewirausahaan Ciri-Ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 115 usaha kecil unggulan di Kabupaten Bandung yang dilakukan oleh penulis, diperoleh kesimpulan bahwa pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil tersebut memiliki tiga ciri penting, yaitu: 1. Tahap imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating).



yaitu proses imitasi dan duplikasi, para wirausaha mulai meniru ide ide orang lain, misalnya untuk memulai atau merintis usaha baru diawali dengan meniru saha orang lain, dalam menciptakan jenis barang/jasa yang akan dihasilkan meniru yang sudah ada. 2. Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating and developing). para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya. Dalam tahap duplikasi produk



misalnya,



wirausaha



mulai



mengembangkan



produknya



melalui



diversifikasi dan diferensiasi dengan didesain sendiri. 3. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (creating new and different). Pada tahap ini organisasi usaha mulai diperluas dengan skala yang luas pula, produk mulai diciptakan sendiri berdasarkan pengamatan pasar dan beradsarkan kebutuhan konsumen, ada keinginan untuk menjadi penentang pasar (market challenger) bahkan pemimpin pasar (market leader). FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEBERHASILAN KEWIRAUSAHAAN 1.



Langkah Menuju Keberhasilan Kewirausahaan Dun Steinhoff & John F. Burgess (1993) mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk mencapai pengembangan dan kberhasilan berwirausaha sebagai berikut: 1.



Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik berupa waktu maupun uang apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko.



2.



Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras



sesuai



dengan



urgensinya,



wirausahawan



harus



mampu



mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.



Berikut adalah tahapan pembangunan kewirausahaan. Sukses menurut Dun Steinhoff: 1. Memiliki visi dan tujuan usaha. 2. Berani mengambil risiko, waktu, dan uang. 3. Merencanakan, mengorganisasikan, dan menjalankan. 4. Bekerja keras. 5. Membangun hubungan dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan lainnya. 6. Bertanggungjawab atas kesuksesan dan kegagalan 2. Faktor-Faktor Pendorong Keberhasilan Kewirausahaan Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut: 1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan. 2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan pernah berhasil. 3. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita. David C. Mc Clelland (1961:207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan



oleh



motif



berprestasi,



optimisme,



sikap,



nilai,



dan



status



kewirausahaan atau keberhasilan. Keberhasilan wirausaha ditentukan oleh perilaku kewirausahaan. Faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan



insentif



(incentive).



Sedangkan



faktor



eksternalnya



meliputi



lingkungan



(environmental). Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000:63) mengemukakan tentang beberapa faktor kunci untuk mengembangkan produk, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Lakukan riset pasar secara memadai. 2. Memuaskan suatu kebutuhan. 3. Memiliki suatu keunggulan produk yang tinggi. 4. Gunakanlah harga dan kualitas yang tepat sejak pertama kali. 5. Gunakanlah saluran distribusi yang tepat. 3. Faktor-Faktor Penghambat Kewirausahaan Ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu : 1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. 2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan. 3.



Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan jalannya perusahaan tidak lancar.



4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.



6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif. 7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengahsetengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal lebih bersih. 8.



Ketidakmampuan



dalam



melakukan



peralihan/transisi



kewirausahaan.



Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. Zimmerer (1996:17) mengemukakan beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari usahanya, yaitu: 1. Pendapatan yang tidak menentu. 2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi. 3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama. 4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil 4. Keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000: 19-20) mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausaha, yaitu: Keuntungan Kewirausahaan: 1. Otonomi. Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan. 2. Tantangan awal dan perasaan menjadi motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan ghal yang menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usah yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha



3. Kontrol Finansial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengellola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri Kerugian Kewirausahaan: 1. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga ataupun berekreasi karena hamper semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis. 2. Beban tanggungjawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, maupun pengadaan dari pelatihan. 3. Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal.Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative kecil. Soal: 1. Mengapa disiplin ilmukewirausahaan dapat diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu secara independent 2. Jelaskan hal hal yang menjadi obyek studi ilmu kewirausahaan 3. Apakah yang dimaksud dengan sifat yang perlu dimiliki wirausaha 4. Jelaskan beberapa kelemahan dan kekuatan wirausaha Indonesia