Kelompok 2 - 1000 HPK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN PROGRAM GIZI PROGRAM 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN Dosen Pengampu: Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz., M.Gizi Nuryanto, S.Gz., M.Gizi Rachma Purwanti, S.KM., M.Gizi



Disusun oleh: ‘Afifah Rahmawati



22030118120027



Yustini Aminah



22030118120033



Muhammad Raihan



22030118130081



Taqiyla Aziza K



22030118130089



Sinatria Pambudi



22030118140111



Kelas Ganjil PROGRAM STUDI S-1 GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2020



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penugasan “Perencanaan Program Gizi –Makalah Program 100 Hari Pertama Kehidupan” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami berterima kasih pada Ibu Hartanti, Ibu



Rachma, dan



Bapak Nuryanto selaku



Dosen Pembimbing mata kuliah Perencanaan Program Gizi Prodi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UNDIP yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca maupun penyusun makalah.



Semarang,06 September 2020



Penulis



2



Daftar Isi KATA PENGANTAR............................................................................................................2 BAB I......................................................................................................................................4 PENDAHULUAN...................................................................................................................4 I.



LATAR BELAKANG.................................................................................................4



II.



RUMUSAN MASALAH............................................................................................5



III. TUJUAN.....................................................................................................................5 BAB 2......................................................................................................................................6 PEMBAHASAN.....................................................................................................................6 I.



DEFINISI 1000 HPK..................................................................................................6



II.



TUJUAN GERAKAN 1000 HPK...............................................................................6



III.



SEJARAH 1000 HPK................................................................................................6



IV.



KEGIATAN 1000 HPK...........................................................................................21



V.



DAMPAK 1000 HPK................................................................................................28



VI.



Cara Agar Kebutuhan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan terpenuhi Dengan Baik17.........................................................................................................................30



BAB III.................................................................................................................................32 KESIMPULAN....................................................................................................................32 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................33



3



BAB I PENDAHULUAN I.



LATAR BELAKANG Dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), otak anak berkembang dengan sangat pesat. Meskipun otak manusia akan terus berkembang dan dapat mengalami perubahan sepanjang hidup, inilah masa perkembangan paling cepat dan tidak ada tandingannya. Apa yang terjadi pada diri anak pada masa sensitif ini akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahapan selanjutnya, bahkan berdampak hingga masa dewasa. Pemerintah Indonesia meluncurkan “Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan” yang dikenal sebagai 1.000 HPK. (Hari Pertama Kehidupan) Gerakan ini bertujuan mempercepat perbaikan gizi untuk memperbaiki kehidupan anakanak Indonesia di masa mendatang. Tumbuh kembang anak perlu diperhatikan setelah dua tahun, kerena tumbuh kejar (catch up) masih akan berkembang lagi sampai usia pubertas.1 1000 HPK dimulai ketika janin masih berada dalam kandungan dan berlanjut hingga anak berusia dua tahun. Periode 1.000 HPK meliputi 280 hari selama kehamilan dan 720 hari pertama setelah bayi dilahirkan. Masa tersebut telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sementara itu, dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif, prestasi belajar, kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung, kanker, strok, dan disabilitas



4



pada usia tua, serta menurunnya kualitas kerja yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi. 1 Hal yang diperlukan Anak pada 1000 HPK meliputi Gizi dan stimulasi merupakan dua hal yang diperlukan agar anak bertumbuh kembang optimal 1: 



Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan anak agar sistem tubuhnya dapat berfungsi secara baik, dapat bertumbuh, dan terpelihara kesehatannya.







Stimulasi adalah pemberian rangsangan untuk mendorong anak agar dapat mencapai tahapan perkembangan sesuai usianya. Jika anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan stimulasi yang baik dalam waktu yang lama, anak berisiko mengalami stunting atau gagal tumbuh dan berkembang.



II.



RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi dan tujuan 1000 HPK ? 2. Bagaimana sejarah program 1000 HPK ? 3. Apa saja kegiatan dari Program 1000 HPK beserta dampaknya ? 4. Bagaimana kebutuhan Gizi pada masa 1000 HPK dapat terpenuhi?



III.



TUJUAN 1. Mengetahui definisi dan tujuan 1000 HPK 2. Mengetahui bagaima sejarah program 1000 HPK 3. Mengtahui apa saja program dari 1000 HPK beserta dampaknya 4. Megetahui bagaimana kebutuhan gizi pada masa 1000 HPK agar dapat terpenuhi



5



BAB 2 PEMBAHASAN I.



DEFINISI 1000 HPK 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh, sehingga masa itu di sebut sebagai golden periode dan periode kritis. Masa 1000 HPK ini dimulai ketika janin masih berasa di dalam kandungan selama 9 bulan (270 hari) sampai dengan bayi berusia 2 tahun.2 Gerakan 1000 HPK merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat perbaikan gizi pada saat 1000 hari pertama kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode golden time dimana masa terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun kognitif. Oleh karena itu jika tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan yang permanen.3



IV.



TUJUAN GERAKAN 1000 HPK Gerakan 1000 HPK ini bertujuan untuk mempercepat perbaikan gizi pada pada konsepsi sampai bayi berusia 2 tahun agar memiliki kehidupan yang baik di masa mendatang. Indikator yang menjadi tujuan gerakan 1000 HPK adalah menurunkan jumlah BBLR, stunting, wasting, overweight, anemia, serta meningkakan ASI eksklusif selama 6 bulan.3,4



V.



SEJARAH 1000 HPK Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan suatu gerakan percepatan perbaikan gizi yang diadopsi dari gerakan Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement. Gerakan Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement merupakan suatu gerakan global di bawah koordinasi Sekretaris Jenderal PBB. Tujuan global dari SUN Movement adalah untuk menurunkan masalah gizi pada 1000



6



HPK yakni dari awal kehamilan sampai usia 2 tahun. Di Indonesia, Gerakan scaling up nutrition dikenal dengan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK) dengan landasan berupa Peraturan Presiden (Perpres) nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Indonesia telah menjadi bagian dari SUN Movement melalui surat keikutsertaan dari Menteri Kesehatan kepada Sekjen PBB pada bulan Desember 2011. Saat ini jumlah negara yang bergabung dalam Gerakan SUN sebanyak 30 negara, termasuk Indonesia. Sekjen PBB telah menunjuk Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan–Bappenas menjadi anggota Lead Group SUN Movement. Sebagai anggota lead group Global SUN Movement, Indonesia berkewajiban melaporkan perkembangan Gerakan 1000 HPK kepada Sekretariat SUN Movement di PBB, yang dilakukan melalui teleconference secara berkala dan pelaksanaan annual meeting di Kantor PBB New York.5 SUN (Scaling up Nutrition) Movement merupakan upaya global dari berbagai negara dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.5 Fokus SUN adalah pada masalah kesehatan dan gizi ibu dan anak. Apabila dihitung dari sejak hari pertama kehamilan, kelahiran bayi sampai anak berusia 2 tahun, maka periode ini merupakan periode 1000 hari pertama kehidupan manusia. Periode ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan. Oleh karena itu periode ini ada yang menyebutnya sebagai "periode emas", "periode kritis", dan Bank Dunia menyebutnya sebagai "window of opportunity".5 Window of opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden period) yang didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak 7



usia 2 tahun terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. Pemenuhan asupan gizi pada 1000 HPK anak sangat penting. Jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal.6 Prinsip dari gerakan ini adalah upaya dan dukungan yang dilakukan harus memiliki nilai tambah dan bersifat demand-driven, upaya perbaikan gizi yang dilakukan harus lintas sektor, terpadu, efisien, dan memiliki dampak luas, dan upaya yang dilakukan memungkinkan berbagai pemangku kepentingan bekerja bersama dan saling berkontribusi serta berkesinambungan.5 Gerakan 1000 HPK bukanlah inisiatif institusi maupun pembiayaan baru melainkan suatu progam untuk meningkatkan efektivitas dari inisiatif yang telah ada guna meningkatkan koordinasi, meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, serta pembangunan. Hal ini perlu didukung dengan kepemimpinan nasional dan daerah yang cukup kuat, dan meningkatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan, bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dunia usaha, organisasi profesi dan lembaga kemasyarakatan.7 Tiga elemen dari Gerakan 1000 HPK adalah7 : a) Aksi pada tingkat Nasional. b) Didasarkan atas bukti yang nyata dan intervensi yang cost-effective. c) Pendekatan bersifat multisektor dengan prinsip kemitraan dalam hal jaminan ketahanan pangan, proteksi sosial, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, kesetaraan gender, dan tata kelola Pemerintahan yang baik. Tiga strategi dalam Gerakan 1000 HPK adalah7 : a) mobilisasi berbagai organisasi untuk melakukan upaya bersama secara efektif 8



b) mendorong keterpaduan antar institusi c) mengidentifikasi dan mendorong kepemimpinan di bidang gizi. Kekurangan gizi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang saling terkait antar siklus kehidupan dan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya



(intergenerasi).



Berbagai



penelitian



membuktikan



bahwa



kekurangan gizi pada ibu hamil akan menyebabkan restriksi pertumbuhan dalam kandungan atau IUGR (intra utrine growth restriction) yang dapat mengakibatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), selanjutnya menimbulkan masalah serius pada masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut nanti.5 Seorang bayi lebih tergantung dari zat gizi yang tersimpan dan ketersediaan protein dan lemak dalam jaringan tubuh ibunya ketimbang dari diet ibu selama kehamilan. Semuanya itu menentukan komposisi tubuh anak dan karena itu merefleksikan kondisi gizinya seumur hidup. Seseorang gadis, lahir bersama dengan semua telur yang akan ia miliki, dan itu adalah refleksi dari status gizi ibunya –sebelum hamil. Masa kritis pada 1000 hari pertama kehidupan yang menentukan kesehatan seseorang sesungguhnya adalah refleksi 100 tahun perjalanan gizi generasi sebelumnya. Sebaliknya, menyelamatkan 1000 hari pertama kehidupan saat ini, pada hakikatnya adalah investasi untuk menyelamatkan 100 tahun keturunan yang akan datang.5 Menurut penelitian, ibu-ibu dengan berat badan dan deposit lemak yang tinggi sebelum hamil, dapat mengakibatkan defisiensi insulin, DM tipe 2, dan penyakit jantung koroner pada keturunan mereka.5 Selain itu dengan dengan fokus ke 1000 hari pertama kehidupan akan mengurangi jumlah anak pendek di generasi yang akan datang dan seterusnya. Dengan itu, akan meningkatkan kualitas manusia dari aspek kesehatan,



9



pendidikan dan produktivitasnya yang akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.8 Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah anak pendek, gemuk, PTM bermula pada proses tumbuh kembang janin dalam kandungan sampai anak usia 2 tahun. Apabila prosesnya lancar tidak ada gangguan, maka anak akan tumbuh dan berkembang normal sampai dewasa sesuai dengan faktor keturunan atau gennya. Sebaliknya apabila prosesnya tidak normal karena berbagai gangguan seperti, karena kekurangan gizi, maka proses tumbuh dan kembangnya akan terganggu. Akibatnya terjadi ketidaknormalan dalam bentuk tubuh pendek, meskipun faktor gen dalam sel menunjukkan potensi untuk tumbuh normal.5 Penelitian juga menunjukkan bahwa proses tumbuh kembang janin dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kesehatan ibu waktu remaja dan akan menjadi ibu. Dengan demikian upaya untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang janin sampai menjadi kanak-kanak usia 2 tahun difokuskan pada ibu hamil, anak 0—23 bulan dan remaja perempuan pranikah (disebut juga dengan kelompok 1000 HPK).5 Intervensi gizi spesifik adalah tindakan/kegiatan yang perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen tablet besi-folat ibu hamil, promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagainya. Intervensi gizi spesifik bersifat jangka pendek, dan hasilnya dapat dicatat dalam waktu yang relatif pendek.6 Dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari masalah gizi dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan, 10



dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua. Hal tersebut akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktifitas, dan daya saing bangsa.7 Sedangkan



intervensi



gizi



sensitif



adalah



berbagai



kegiatan



pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk kelompok 1000 HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik, dampaknya akan sensitif terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK. Dampak kombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif bersifat berkelanjutan dan jangka panjang. Beberapa kegiatan tersebut adalah penyediaan air bersih, sarana sanitasi, berbagai penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, fortifikasi pangan, pendidikan dan KIE Gizi, pendidikan dan KIE kesehatan, kesetaraan gender, dan lain-lain.5 Kegiatan gizi sensitif yang bersifat lintas sektoral, Indonesia telah mempunyai pengalaman yang cukup panjang dan menunjukkan hasil yang baik. Misalnya pada saat pelaksanaan program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) pada tahun 1970-1980-an. Pada Program UPGK tersebut paling tidak melibatkan sektor kesehatan, pertanian, BKKBN, dalam negeri dan organisasi kemasayarakatan (PKK). Namun sejak terjadinya krisis multi dimensi pada tahun 1997-1998, kegiatan gizi sensitif ini mengalami kemunduran. Contoh lain dari intervensi gizi sensitif adalah kegiatan iyodisasi garam,



yang



melibatkan



beberapa



sektor



penting



yaitu



kesehatan,



perindustrian, Badan POM, perdagangan dan dalam negeri. Contoh lainnya adalah bantuan langsung bersyarat (conditional cash transfer) yang di Indonesia nama programnya dikenal dengan nama Program Keluarga Harapan 11



(PKH) yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan kesehatan dan gizi ibu hamil dan anak balita yang melibatkan sektor sosial, pendidikan, kesehatan, dan dalam negeri. Dalam perbaikan gizi masyarakat, kontribusi intervensi gizi sensitif lebih besar yaitu sekitar 70% dibanding dengan intervensi spesifik yang hanya 30%. Oleh karena itu kedua intervensi gizi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan dan komprehensif.7 Anak yang mengalami kekurangan gizi pada masa 1000 HPK akan mengalami masalah neurologis, penurunan kemampuan belajar, peningkatan risiko drop out dari sekolah, penurunan produktivitas dan kemampuan bekerja, penurunan pendapatan, penurunan kemampuan menyediakan makananan yang bergizi dan penurunan kemampuan mengasuh anak. Selanjutnya akan menghasilkan penularan kurang gizi dan kemiskinan pada generasi selanjutnya.9 Kebutuhan zat gizi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang cepat selama kehidupan janin dan 2 tahun pertama kehidupan setelah lahir. Gizi kurang dan kesehatan yang buruk pada ibu dan anak selama periode tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan bayi di masa dewasa yang bersifat permanen.6 Adapun titik kritis yang harus diperhatikan selama periode 1000 HPK adalah sebagai berikut : 1. Periode dalam kandungan (280 hari) Wanita hamil merupakan kelompok yang rawan gizi. Oleh sebab itu penting untuk menyediakan kebutuhan gizi yang baik selama kehamilan agar ibu hamil dapat memperoleh dan mempertahankan status gizi yang optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan



12



melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik, serta memperoleh energi yang cukup untuk menyusui kelak.6 Ibu hamil dengan status gizi kurang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, penyebab utama terjadinya bayi pendek (stunting) dan meningkatkan risiko obesitas dan penyakit degeneratif pada masa dewasa.10 Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan yang kurang menurut umur (