Kelompok 2 - Makalah Komunikasi Dalam Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI



DISUSUN OLEH :



SELLA ANINDYA



2018410174



SHANIA NUR FAIHA



2018410177



ARTHA WULANDARI



2018410204



SELFIA MONARASI



2018410207



ERICA TITA DEVI IRIANTO



2018410216



MARIOLLA STEVEN



2018410247



CINDY DWI PITALOKA



2018410258



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Komunikasi dalam Organisasi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Komunikasi Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang topik “Komunikasi dalam Organisasi” bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Surabaya, 19 Maret 2021



Kelompok 2



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1



Latar Belakang Masalah............................................................................1



1.2



Rumusan Masalah.....................................................................................1



1.3



Tujuan........................................................................................................2



BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................3 2.1



Pengertian Komunikasi dalam Organisasi................................................3



2.2



Fungsi Komunikasi dalam Organisasi.......................................................4



2.3



Jenis Arah Komunikasi dalam Organisasi.................................................5



2.4



Gaya Komunikasi dalam Organisasi.........................................................6



2.5



Pendekatan Komunikasi dalam Organisasi...............................................8



2.6



Peran Penting Komunikasi dalam Organisasi.........................................10



2.7



Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Organisasi.............................11



BAB 3 PENUTUP.................................................................................................15 3.1



Kesimpulan..............................................................................................15



DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16



ii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan proses menciptakan dan saling menukar



pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian, pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi (frame of reference), maupun bidang pengalaman. Meskipun mustahil menyamakan ranah kognitif individu-individu dalam organisasi, tetapi melalui kegiatan komunikasi yang terencana dan substansi isinya terdesain, minimal terjadi proses penyebarluasan dimensi-dimensi organisasi pada setiap orang, dimensi yang dimaksud misalnya, visi, misi, nilai dan strategi prospek (Muhammad, 1995: 67). Manusia adalah sumber daya yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap organisasi, karena dapat memberikan manfaat yang besar sekali bila penggunaan tenaga manusia secara tepat guna. Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi memiliki berbagai karakteristik, termasuk kemampuan kerja, disiplin kerja dan kinerja yang dimilikinya. Komponen tersebut sangat berkaitan dan berada dalam diri pegawai yang melaksanakan tugas sehari-hari. Pegawai yang memiliki kemampuan yang baik dan mempunyai sikap disiplin yang tinggi mengakibatkan tercapainya suatu kinerja yang baik. Kinerja yang baik memberikan dampak yang baik pula bagi organisasi.



1.2



Rumusan Masalah Berikut adalah rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di



atas : 1.



Apa pengertian dan fungsi komunikasi dalam organisasi ? 1



2.



Bagaimana jenis arah dan gaya komunikasi dalam organisasi ?



3.



Apa saja pendekatan yang digunakan dalam komunikasi organisasi ?



4.



Apa saja peran dan hambatan komunikasi dalam organisasi ?



16



1.3



Tujuan Berikut adalah tujuanyang dapat diambil dari latar belakang dan rumusan



masalah diatas : 1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi dalam organisasi. 2. Untuk mengetahui bagaimana arah komunikasi dalam organisasi yang baik. 3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang sering terjadi pada komunikasi dalam organisasi.



2



BAB 2 PEMBAHASAN



2.1



Pengertian Komunikasi dalam Organisasi Dalam memenuhi komunikasi organisasi dan untuk membedakannya



dengan jenis komunikasi lain, Arni Muhammad (2001:67) mengutip definisi Goldharber Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Goldhaber mengemukakan bahwa komunikasi organisasi mengandung tujuh konsep kunci, antara lain: 1. Proses, suatu organasasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak hentihentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. 2. Pesan, yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian, yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. 3. Jaringan, organisasi terdiri dari suatu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orangorang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. 4. Keadaan, saling tergantung, yaitu keadaan yang saling tergantung satu bagian lainnya dan bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya atau mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. 5. Hubungan, karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka maka untuk berfungsinya, bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.



3



6. Lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu system. 7. Ketidak pastian, yang dimaksud dengan ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan ( Muhammad, 2007: 64-74). Oleh karena itu, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil, sebaiknya komunikasi yang tidak sehat dapat menyebabkan suatu organisasi macet dan tujuan yang ingin dicapai tidak optimal.



2.2



Fungsi Komunikasi dalam Organisasi Dalam berkomunikasi tentu saja terdapat berbagai macam fungsi. Berikut



ini adalah fungsi-fungsi yang berkaitan dengan komunikasi dalam organisasi diantaranya : 1. Fungsi informatif Merupakan suatu laporan yang memberikan informasi berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, atau kegiatan yang sudah dilaksanakan. Contoh dari fungsi informatif sendiri yaitu kepanitiaan. Orang-orang yang berada dalam tataran manajemen membutuhkan infomasi guna membuat suatu kebijakan organisasi ataupun untuk mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. 2.



Fungsi Regulatif Fungsi regulatif sendiri berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua organisasi terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen. b. Pesan atau massage Pesan regulatif pada umumnya didasarkan pada orientasi kerja. Maksudnya, bawahan membutuhkan peraturan-aturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan.



4



3.



Fungsi Persuasif Salah satu dari fungsi persuasif adalah mempengaruhi orang lain dengan cara menggunakan unsur kepercayaan, pendekatan, penguatan, dan kemampuan komunikan. Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawakan hasil yang diharapkan. Sebab itu banyak sekali pimpinan yang lebih suka mempersuasi bawahannya ketimbang memberikan perintah. Karena pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian lebih besar dibandingkan dengan pimpinan yang memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.



4. Fungsi Intergratif Setiap organisasi menyediakan saluran yang memungkinkan karyawannya dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Saluran tersebut bisa berupa saluran komunikasi formal dan informal.. Saluran formal bisa meliputi newslatter, buletin, dan laporan kemajuan organisasi. Saluran informal sendiri meliputi perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja. Dalam melaksanakan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan dalam karyawan untuk berpartisipasi lebih besar terhadap organisasi.



2.3



Jenis Arah Komunikasi dalam Organisasi Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut



Level (1972): Metode Penulisan, Metode Lisan, Metode Tulisan diikuti Lisan, dan Metode Lisan diikuti Tulisan. 1.



Komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward communication) Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job rationale).



5



c. Penyampaian



informasi



mengenai



peraturan-peraturan



yang



berlaku (procedures and practices). d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. 2.



Komunikasi Bawahan ke Atasan (Upward Communication) Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah sebagai penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi mengenai persoalanpersoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.



3.



Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication) Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya pemecahan konflik, dan upaya membina hubungan melalui kegiatan bersama.



4.



Komunikasi Lintas Saluran (Interline Communication) Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintassaluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran. Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran: 1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung 2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.



6



2.4



Gaya Komunikasi dalam Organisasi Berikut adalah berbagai gaya komunikasi dalam organisasi yang digunakan dalam komunikasi :



1. Gaya Komunikasi Mengendalikan Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orangorang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan



perhatian



pada



umpan



balik,



kecuali



jika



umpan



balik



atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang



lain,



tetapi



dan kekuasaan untuk



justru



berusaha



memaksa



orang



menggunakan lain



mematuhi



kewenangan pandangan-



pandangannya. 2. Gaya Komunikasi Dua Arah Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,



setiap



anggota



organisasi The



Equalitarian



Style dapat



mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesanpesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication). Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.



7



6



3. Gaya Komunikasi Berstruktur Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut. Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. 4. Gaya Komunikasi Dinamis Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi



pada



tindakan



(action-oriented). The



dynamic



style



of



communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor



yang



membawa



para



wiraniaga



(salesmen



atau



saleswomen).Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. 5. The Relinguishing Style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. 6. The Withdrawal Style Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan 8



ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi yang konkret adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia



mencoba



melepaskan



diri



dari



tanggung



jawab,



tetapi



juga



mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Berikut ini adalah tabel mengenai gaya komunikasi.



2.5



Pendekatan Komunikasi dalam Organisasi Komunikasi organisasi menitikberatkan proses interaksi yang terjadi dalam



suatu wadah organisasi. Sementara itu, kita juga mengetahui bahwa sebuah organisasi tentu saja memiliki sebuah sistem yang terstruktur. Organisasi bisa terbentuk dengan baik apabila ada sebuah sistem di dalamnya. Inilah mengapa pendekatan sistem juga berkaitan erat dengan komunikasi organisasi. Melalui pendekatan sistem, komunikasi organisasi bisa berlangsung dengan baik. Karl Weick adalah salah satu pakar yang mencetuskan gagasan mengenai pendekatan sistem yang ada di dalam konsep dasar komunikasi organisasi. Ada tahapantahapan termasuk bentuk jaringan dalam komunikasi di dalamnya. Ini merupakan pendekatan sistem yang tentu saja bisa kita pahami sebagai sesuatu yang memang ada. Berikut adalah beberapa macam pendekatan sistem yang ada di dalam komunikasi organisasi : 1.



Identifikasi Pendekatan sistem yang ada dalam komunikasi organisasi salah satunya adalah identifikasi. Melalui identifikasi ini, apa yang menjadi pesan dan siapa saja yang terlibat di dalamnya akan berusaha dikenali terlebih dahulu sehingga proses komunikasi akan berlangsung dengan tepat. Jika pendekatan melalui identifikasi ini tidak tercapai, tentu saja akan berpengaruh terhadap proses komunikasi yang berlangsung.



2.



Pengertian Pengertian atau understanding merupakan sebuah pendekatan sistem yang juga patut ada di dalam komunikasi organisasi. Setiap komponen yang terlibat



8



harus memahami apa saja perannya masing-masing sehingga bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Tanpa adanya pengertian ini, komunikasi organisasi mungkin menjadi bermasalah. 3.



Analisis Setelah proses identifikasi dan pengertian dilalui, ada pula pendekatan analisis yang juga tidak boleh dilupakan dalam proses komunikasi organisasi. Setiap informasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi organisasi, akan dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah pemahaman yang satu persepsi.



4.



Pelaporan Pelaporan atau reporting merupakan pendekatan sistem selanjutnya dimana fungsi penyebaran informasi akan berlangsung. Anggota dalam suatu kelompok akan melakukan proses komunikasi organisasi sehingga pesan yang ada bisa disebarkan dengan merata. Ini adalah bentuk reporting yang memang cukup khas dalam komunikasi organisasi.



5.



Adaptasi Pendekatan sistem dalam komunikasi organisasi yang diungkapkan oleh Weick juga menjelaskan bahwa komunikasi organisasi yang ada harus mampu beradaptasi dengan baik terhadap situasi dan lingkungan sekitar. Tanpa adanya adaptasi, proses komunikasi organisasi tidak akan berjalan dengan baik.



6.



Kebebasan Komunikasi Proses komunikasi organisasi akan berkembang dengan baik apabila anggotanya memiliki kebebasan komunikasi yang efektif. Artinya, setiap anggota dapat menyampaikan setiap pesan yang diterima ataupun mencetuskan gagasan dan ide baru. Terhambatnya kebebasan berkomunikasi tidak menutup kemungkinan menjadi matinya organisasi.



7.



Interaktif Terakhir, proses yang interaktif adalah bentuk pendekatan sistem yang juga bisa diamati dalam proses komunikasi organisasi. Ini merupakan sebuah hal



10



yang juga menjadi ciri tersendiri di dalam komunikasi organisasi. Proses yang interaktif ini tetap harus memperhatikan pula etika komunikasi organisasi.



9



2.6



Peran Penting Komunikasi dalam Organisasi Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi di suatu organisasi yang



dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang



penugasan



mereka.



Pengarahan



mengharuskan



manejer



untuk



berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb. Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan laporan-laporan.



2.7



Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Organisasi Tidak berbeda dengan jenis komunikasi lainnya, komunikasi organisasi juga



tidak luput dari berbagai hambatan. Ahli komunikasi Robbin menjelaskan bahwa “hambatan komunikasi secara umum terdiri dari penyaringan (filtering), persepsi selektif, kelebihan informasi, defensif, dan penggunaan bahasa”. Kemudian hambatan tersebut dibedakan menjadi hambatan teknis, sistematis, kecakapan, fisiologis, dan biologis. Hambatan komunikasi pada organisasi juga



11



memiliki pola dan jenis yang sama seperti dengan hambatan komunikasi lainnya. Berikut ini beberapa hambatan komunikasi organisasi beserta penjelasannya. 1.



Hambatan Semantik Hambatan semantik adalah hambatan yang terjadi karena proses penyampaian idea atau pengertian tidak efektif. Semantik artinya studi yang mempelajari tentang pengertian yang dijabarkan atau diungkapkan dalam bentuk bahasa. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi akan membantu proses pertukaran makna dan pengertian dari pembicara kepada audiens. Dalam praktinya sering sekali dalam proses penafsiran terjadi kekeliruan. Hal ini biasanya dikarenakan ketidak-hadiran hubungan antara simbol atau kata dengan apa yang disimbolkan atau pengertian atau idea yang ingin disampaikan. Hal ini mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindarinya, seorang pembicara/komunikator sudah harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan



karakteristik



audien/komunikan.



Dan



melihat



kemungkinan



penafsiran pada kata-kata yang digunakan. 2.



Hambatan Manusiawi Hambatan manusiawi terjadi karena faktor-faktor manusia atau pelaku komunikasi organisasi. Faktor-faktor yang menyebabkannya seperti emosi dan



prasangka



pribadi,



kemampuan



dan



ketidakmampuan



alat-alat



pancaindera seseorang, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan dan sebagianya. Menuruh para ahli Cruden dan Sherman, hambatan manusiawi dibagi menjadi 2 point, yaitu: a. Hambatan yang timbul karena iklim psikologis dalam organisasi. Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan/staf/anggota dan efektifitas komunikasi organisasi. b. Hambatan yang berasal dari perbedaan individu manusia. Perbedaan umur, persepsi, keterampilan mendengar, keadaan emosi, status, pencarian dan penyaringan informasi. Hambatan komunikasi organisasi yang bersifat manusiawi dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:



12



1. Persepsi Selektif (Selective Perception), maksudnya adalah manusia memiliki persepsi sendiri dalam mengartikan isi dari informasi yang diberikan. Bisa saja terjadi perbedaan penafsiran antara komunikan dengan maksud komunikator. Ini dapat berakibat fatal jika bawahan salah menafsir maksud dan tujuan atasan dan begitu pula sebaliknya. 2. Atensi Selektif (Selective Attention), artinya manusia lebih cenderung untuk memilih fokus pada komunikasi yang sesuai dengan pilihan pribadinya. Jadi, seseorang berhak menentukan topik yang ia minati saat hendak berkomunikasi. Perlu diperhatikan bagi pelaku komunikasi organisasi, baik komunikator dan komunikan untuk mendapatkan perhatian dari lawan komunikasinya. 3. Retensi Selektif (Selective Retention), artinya adalah kecenderungan manusia untuk memilih mengingat hal yang mereka minati. Bisa saja dalam komunikasi organisasi, audiens menangkap apa yang dimaksud pembicara, tapi belum tentu audiens tersebut mengingat seluruh bagian dari informasi yang disampaikan. Hambatan ini harus diminimalisir agar tidak terjadi kerancuan instruksi maupun koordinasi dalam proses komunikasi organisasi. 3.



Hambatan Ekologis Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada kelancaran proses komunikasi



organisasi. Ada banyak kasus proses komunikasi yang terhambat akibat gangguan dari lingkungan tempat komunikasi berlangsung. Sebagai contoh, lingkungan yang ramai atau bising, banyak orang yang berlalu lalang, suara petir saat hujan, suara kendaraan yang berlalulintas. Seorang komunikator yang handal akan memperhatikan hambatan ekologis ini untuk memperlancar komunikasi organisasi. Misalnya seperti, saat meeting divisi, hendaknya kamu pilih ruangan yang tenang dan terbebas dari suara yang mengganggu. Jika saat melakukan komunikasi via telepon seperti conference call haru dipilih tempat atau ruangan yang bebas dari kebisingan. Dengan antisipasi ini, proses komunikasi organisasi bisa berjalan lancar dan efektif. 4.



Hambatan Teknis



13



Hambatan teknis adalah jenis hambatan yang biasa terjadi karena media atau platform yang digunakan dalam berkomunikasi. Ganggunan ini terjadi pada media komunikasi, seperti gangguan radio, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya



12



yang menggangu proses komunikasi dan mengurangi efektifitas komunikasi. Menurut Cruden dan Sherman dalam buku “Personel Management”, hambatan teknis dijabarkan sebagai berikut: a. Tidak ada penjelasan atau informasi yang jelas. b. Tidak ada prosedur kerja ataupun rencara kerja yang jelas. c. Media yang dipilih tidak tepat. d. Kemampuan membaca yang kurang baik. e. Dalam proses komunikasi organisasi, sangat penting untuk menggunakan media yang tepat yang dapat digunakan secara efektif oleh semua anggota. Dengan perkembangan tekonologi yang pesat sudah dapat meminimalisir hambatan komunikasi organisasi. 5.



Hambatan Sosio-Antro-Psikologis Hambatan sosio-antro-psikologis terjadi pada sisi komunikan/audiens atau



penerima informasi. Dalam proses komuniksasi termasuk komunikasi organisasi, terbentuk dalam keadaan yang situasional. Artinya, pembicara atau komunikator benar-benar paham dengan situasi dan kondisi saat komunikasi berlangsung. Karena situasi sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi yang berefek langsung pada keefektivitasan komunikasi organisasi. Hambatan yang terjadi karena faktor situasional, misalnya tejadi komunikasi organisasi antara manajer dengan bawahan yang mengalami musibah. Dalam proses komunikasi, pembicara harus mengerti situasi psikologis dari komunikan sehingga proses komunikasi organisasi berjalan seusai dengan yang diinginkan.Hambatan-hambatan komunikasi memang sering terjadi saat kegiatan komunikasi berlangsung. Maka, sebagai komunikator dan komunikan harus bisa memahaminya agar dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi agar tetap menghasilkan komunikasi yang efektif.



14



BAB 3 PENUTUP



3.1



Kesimpulan Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan atau



berita ke beberapa orang. Dikarenakan komunikasi melibatkan seorang pengirim dan menerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan baliku ntuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatanhambatan dalam berkomunikasi. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi non verbal atau bahasa(gerak) tubuh.Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme antara keduanya



15



DAFTAR PUSTAKA



https://kotakpintar.com/hambatan-hambatan-komunikasi-pada-organisasi/



Pace, R. Wayne; Faules, Don F. (1993-12-01). Organizational Communication (dalam bahasa Inggris). Prentice Hall. ISBN 9780136438007. p.184



(Indonesia)[jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf] Teori-teori komunikasi|pusat penerbitan universitas terbuka Sendjaja, S Djuarsa.1994, Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. http://juniarwibisana.blogspot.com/2015/10/contoh-makalah-komunikasidalam.html http://irma-mintuna.blogspot.com/2013/03/peran-komunikasi-dalamorganisasi.html



16