Kelompok 2 - Panas Reaksi-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA



PANAS REAKSI Tanggal Praktikum : 22 Mei 2021 DISUSUN OLEH : 1. ALMA THALIA OKTAVIANI



NPM : 08.2019.1.01848



2. KATHERINE PUTRI IM



NPM : 08.2019.1.01851



3. RAMDHAN ANGGARA PUTRA



NPM : 08.2019.1.018 43



JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2021



Laporan Praktikum Panas Reaksi



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM BERJUDUL : PANAS REAKSI



Oleh : 1. Alma Thalia Oktaviani



08.2019.1.01848



2. Katherine Putri IM



08.2019.1.01851



3. Ramdhan Anggara P.



08.2019.1.01843



Telah dilakukan perbaikan dan disetujui oleh Surabaya, 22 Mei 2021 Asisten Praktikum



Dosen Penguji



Dian Yanuarita P., S.T., M.T.



Gusti Ngurah Caetanyadeva S.



Nip.153110



08.2017.1.01751



Mengetahui, Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia



Dian Yanuarita P., S.T., M.T. Nip.153110



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi ABSTRAK Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang disertai dengan reaksi kimia. Reaksi hubungan antara sistem dan lingkungan dibagi menjadi dua yaitu reaksi eksotermik dan reaksi endotermik. Tujuan dari percobaan adalah untuk mengetahui perpindahan kalor dari percobaan sederhana dengan menggunakan kalorimeter termos. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu : massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan suhu. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter. Kata kunci : Termokimia, Kalorimeter, Kalor



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR ........................................................................................ii ABSTRAK ...........................................................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iv DAFTAR ISI........................................................................................................v DAFTAR TABEL................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1.2 Tujuan Percobaan...................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2.1 Kalorimeter................................................................................................ 2.2 Reaksi Eksoterm dan Endoterm................................................................. 2.3 Panas Kelarutan......................................................................................... 2.4 Panas Netralisasi........................................................................................ 2.5 Kalor.......................................................................................................... BAB III METODE PERCOBAAN.................................................................... 3.1 Skema Percobaan Pembuatan Tape Singkong.......................................... 3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................... 3.2.1 Alat.................................................................................................. 3.2.2 Bahan............................................................................................... 3.3 Gambar Alat.............................................................................................. BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN...................... 4.1 Data Hasil Percobaan................................................................................ 4.3 Pembahasan............................................................................................... BAB V PENUTUP............................................................................................... 5.1 Kesimpulan................................................................................................ 5.2 Saran.......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... LAMPIRAN



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter............................ Tabel 4.2 Data Hasil Penentuan Panas Pelarutan................................................. Tabel 4.3 Data Hasil Penentuan Panas Reaksi Netralisasi...................................



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Skema Penentuan Panas Kalorimeter.............................................. Gambar 3.2 Penentuan Panas Pelarut.................................................................. Gambar 3.3 Penentuan Panas Netralisasi............................................................. Gambar 3.4 Kalorimeter ..................................................................................... Gambar 3.5 Pengaduk.......................................................................................... Gambar 3.6 Beaker Glass 250 mL....................................................................... Gambar 3.7 Gelas Ukur 50 mL............................................................................ Gambar 3.8 Termometer...................................................................................... Gambar 3.9 Pemanas........................................................................................... Gambar 3.10 Neraca Analitik.............................................................................. Gambar 3.11 Labu Ukur 250 mL......................................................................... Gambar 3.12 Botol Semprot................................................................................



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan kalor dalam reaksi kimia. Kalor merupakan salah satu bentuk energi, energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Beberapa istilah dalam termokimia yang harus diketahui adalah sistem dan lingkungan. Sistem adalah sekumpulan elemen atau unsur yang saling memengaruhi antara satu dengan yang lain. Misalnya tabung reaksi yang berisi larutan yang  bereaksi. Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem. Hukum Thermo I: “energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, namun hanya bisa diubah menjadi bentuk energi lain”. Hukum ini juga menyatakan bahwa setiap sistem memiliki energi total (Foliatini, 2008). Pada umumnya reaksi kimia disertai dengan efek panas pada reaksi eksoterm kalor dilepaskan, sedangkan pada reaksi endoterm kalor diserap. Jumlah kalor yang berkaitan dengan suatu reaksi bergantung pada jenis reaksi, pada jumlah zat yang bereaksi, pada keadaan fisik zat-zat pereaksi dan hasil reaksi, dan pada suhu. Secara eksperimen kalor reaksi dapat ditentukan dengan kalorimeter. Dalam termokimia terdapat suatu fenomena energi, yaitu hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat juga dimusnahkan. Sehingga energi dijagad raya ini tetap, yang mengalami perubahan hanya bentuknya saja. Ilmu yang mempelajari tentang termokimia dapat kita lihat dalam keseharian kita seperti proses yang sangat sederhana yaitu pemanasan air. (Bresnick, Stephen. 2002) 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum panas reaksi adalah: 1. Untuk menentukan kapasitas panas kalorimeter dengan prinsip neraca panas. 2. Untuk menentukan panas pelarutan HCl dan NaOH. 3. Untuk menentukan panas reaksi HCl dan NaOH.



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalorimeter Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan (Purwati, 2011). Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas styrofoam . Dalam proses ini berlaku Azas Black yaitu: q lepas = q terima q air panas = q air dingin + q kalorimeter m1 c (Tp – Tc) = m2 c (Tc – Td) + C(Tc – Td)



(1)



keterangan: m1 = massa air panas m2 = massa air dingin c = kalor jenis air C = kapasitas kalorimeter Tp = suhu air panas Td = suhu air dingin T = suhu air campuran Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka dapat diabaikan jadi perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter (Bird, 1993). Qreaksi = – Qlarutan Qlarutan = m x c x ∆T dengan : m = massa larutan dalam kalorimeter (g) c



= kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J/g.°C) atau (J/g.°K)



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



(2)



Laporan Praktikum Panas Reaksi ∆T = perubahan suhu (°C atau °K) 2.2 Reaksi Eksoterm dan Endoterm Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepas panas. Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai negatif karena kandungan panas dari sistem akan menurun. Sebaliknya, pada reaksi endoterm yaitu reaksi yang membutuhkan panas, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai positif. (Bird, 1993) 2.3 Panas Pelarutan Panas yang timbul atau diserap pada pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut disebut panas pelarutan. Dan panas pelarutan terbagi menjadi dua yaitu panas pelarutan ‘integral’ dan panas pelarutan ‘diferensial’. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika 1 mol zat dilarutkan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan diferensial didefenisikan sebagai perubahan entalpi jika 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan yang tidak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dengan penambahan 1 mol zat terlarut (Sukardjo, 2004) 2.4 Panas Netralisasi Panas netralisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air ternyata berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat akan mudah terdissosiasi sempurna dalam bentuk ion di dalam larutan (Purwandari, Endhah.2013) 2.5 Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimilik oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhu rendah maka kalor yang dikandung sedikit.



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi



Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) tergantung pada 3 faktor: 1. Massa zat 2. Jenis zat (kalor jenis) 3. Perubahan suhu Sehingga secara matematis dapat dirumuskan: Q = m . c . ∆T Dimana: Q = Kalor yang dibutuhkan [J] m = Massa [gr] c = Kalor jenis [J/gr oC] ∆T = Perubahansuhu [oC]



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Skema Penentuan kapasitas panas kalorimeter Memasukkan 100 mL air di dalam kalorimeter, mengaduk pelan-pelan dan membiarkan 5 menit sampai suhu kalorimeter merata, dan mencatat suhunya.



Memanaskan 100 mL air dalam beaker glass menggunakan kompor sampai suhunya sekitar 70 0C. Memasukkan 100 mL air panas kedalam gelas ukur, mengukur kembali suhunya, kemudian memindahkan kedalam kalorimeter yang telah berisi air. Mengamati dan mencatat suhu air yang ada di dalam kalorimeter setiap 10 detik dengan menggunakan termometer (melakukan pengamatan ± 2 menit) sampai suhu yang ditunjukkan tidak berubah



Mengulangi langkah diatas sebanyak 2 kali



Gambar 3.1 Skema Penentuan kapasitas panas kalorimeter 3.2 Skema Penentuan Panas Pelarut Menimbang sebanyak 1 gram kristal NaOH Mengukur suhu air 100 mL, setelah itu melarutkan NaOH ke dalam 100 mL air tadi dan memasukkan kedalam kalorimeter Mencatat suhu campuran setiap 10 detik, mulai dari memasukkan kristal NaOH sampai sekitar 5 menit, sampai suhu yang ditunjukkan tidak banyak berubah



Mengulangi langkah diatas dengan mengganti berat kristal NaOH menjadi 2, 3, 5 dan 10 gram



Gambar 3.2 Penentuan Panas Pelarut



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi 3.3 Penentuan Panas Reaksi Netralisasi Memasukkan 50 mL larutan HCl 2 M ke dalam kalorimeter dan mencatat suhunya



Menuangkan 50 mL larutan NaOH 2 M ke dalam kalorimeter yang telah berisi 50 mL larutan HCl 2 M (sebelumnya mencatat suhu NaOH terlebih dahulu)



Mengukur suhu campuran dan mengaduk pelan-pelan jangan sampai menyentuh permukaan kalorimeter (mengukur suhu setiap 10 detik sampai 5 menit), sampai suhu yang ditunjukkan tidak banyak berubah



Mengulangi langkah diatas dengan mengganti larutan HCl dan NaOH menjadi konsentrasi 1 M, 0,5 M, 0,3 M dan 0,1 M



Gambar 3.3 Penentuan Panas Reaksi Netralisasi 3.2 Alat dan Bahan Percobaan 3.2.1 Alat: 1. Kalorimeter



1 buah



2. Pengaduk



1 buah



3. Beaker glass 250 mL



2 buah



4. Gelas Ukur 50 mL



1 buah



5. Termometer



1 buah



6. Pemanas



1 buah



7. Neraca Analitik



1 buah



8. Labu Ukur 250 mL



3 buah



9. Botol Semprot



1 buah



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi 3.2.2 Bahan: 1. NaOH 2. HCl 3. Aquadest 3.3 Gambar Alat



Gambar 3.4 Kalorimeter



Gambar 3.5 Pengaduk



Gambar 3.6 Beaker Glass 250 mL



Gambar 3.7 Gelas Ukur 50 mL



Gambar 3.8 Termometer



Gambar 3.9 Pemanas



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi



Gambar 3.10 Neraca AnalitikGambar 3.11 Labu Ukur 250 mL



Gambar 3.12 Botol Semprot



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Percobaan 4.1.1 Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter Suhu awal



: 30℃



Suhu panas



: 70℃



Tabel 4.1 Data Hasil Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



Waktu (detik) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120



Suhu (℃) Percobaan 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 48



Tabel 4.2 Data Hasil Penentuan Panas Pelarutan Suhu awal = 29℃ No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



Waktu (detik) 0-10 10-20 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70 70-80 80-90 90-100 100-110 110-120 120-130 130-140 140-150 150-160



1 gram 29 29 29 30 30 30 30 30 30 30 30 30 31 31 31 31



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



2 gram 30 31 32 32 32 33 33 33 33 33 34 34 34 34 34 34



Suhu (℃) 3 gram 5 gram 30 30 32 32 33 33 34 33 34 33 34 33 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 35 35 35 35 35 35 35 35



10 gram 35 35 35 37 37 37 38 38 38 40 40 40 41 41 41 42



Laporan Praktikum Panas Reaksi 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.



160-170 170-180 180-190 190-200 200-210 210-220 220-230 230-240 240-250 250-260 260-270 270-280 280-290 290-300



31 31 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32



34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34



35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35



35 36 36 36 36 36 36 36 37 37 37 38 38 38



42 42 43 43 43 43 43 43 44 44 44 44 44 44



Tabel 4.3 Data Hasil Penentuan Panas Reaksi Netralisasi Suhu awal HCl



= 32℃



Suhu awal NaOH



= 31℃



No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.



Waktu (detik) 0-10 10-20 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70 70-80 80-90 90-100 100-110 110-120 120-130 130-140 140-150 150-160 160-170 170-180 180-190 190-200 200-210 210-220 220-230 230-240 240-250



2M 44 44 44 44 44 44 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Suhu (℃) HCl dan NaOH 1M 0,5 M 0,3 M 35 33 31 35 33 31 35 33 31 35 33 31 35 33 31 35 33 31 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32 36 34 32



0,1 M 31 31 31 31 31 31 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32



Laporan Praktikum Panas Reaksi 26. 27. 28. 29. 30.



250-260 260-270 270-280 280-290 290-300



43 43 43 43 43



36 36 36 36 36



34 34 34 34 34



32 32 32 32 32



Massa H2O



Mol H2O



Massa camp



Mol camp



99,59 99,43 99,40 99,29 97.55



5,533 5.524 5,522 5,516 5,419



100,59 101,43 102,40 104,29 107,55



32 32 32 32 32



4.2 Data Hasil Perhitungan Massa NaOH (gr) 1 2 3 5 10



Mol NaOH 0,025 0,05 0,075 0,125 0,25



V H2O (mL) 100 100 100 100 100



1,734 1,749 1,766 1,798 1,854



4.3 Pembahasan dan Diskusi Pada praktikum yang berjudul panas reaksi yang bertujuan untuk menentukan kalor reaksi ataupun kalor pelarutan dengan menggunakan kalorimeter. Termokimia merupakan kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia. Prinsip dari praktikum panas reaksi ini adalah Asas Black, dimana bunyi hukum Asas Black adalah jika dua buah benda dengan suhu yang berbeda dicampurkan, maka benda yang lebih panas akan memberi kalor pada benda yang lebih dingin hingga suhunya sama. Metode yang digunakan dalam praktikum panas reaksi adalah kalorimetri, yaitu metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor berdasarkan pengamatan terhadap perubahan suhu dalam sistem adiabatik, dengan menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam praktikum panas reaksi adalah untuk menentukan nilai kalor meliputi penentuan kapasitas panas kalorimeter, penentuan panas pelarutan, dan penentuan panas reaksi netralisasi. Tahap pertama yaitu menentukan kapasitas panas kalorimeter , yang pertama yaitu memasukkan 100 mL air ke kalorimeter lalu aduk dan biarkan selama 5 menit dan jangan sampai lupa untuk mencatat suhu selanjuutnya memanaskan 110 mL air di beaker glass dengan pemanas sampai suhu sekitar 70oC. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan 100 mL air panas tersebut kedalam gelas ukur dan ukur juga suhunya setelah itu pindahkan kedalam kalorimeter yang sudah berisi air 100Ml lalu amati dan catat suhunya tiap 10 detik selama kurang lebih 2 menit dengan termometer sampai suhu tidak banyak berubah. Pada 10 detik awal pencampu ran suhu yang tertera pada termometer adalah 51 °C dan menurun pada 60 Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



∆H Pelarut



Penentuan Panas Pelarut 8865510 8865500 8865490 8865480 Laporan 8865470 8865460 8865450 1



Praktikum Panas Reaksi 2



3



5



10



Berat NaOH ∆H pelarut



detik menjadi 50 °C dan konstan pada suhu 48 °C di menit 120



Linear (∆H pelarut)



sampai pada waktu 2 menit. Tahap kedua yaitu menentukan



∆H Netralisasi



2 0 2M -2



1M



0,5 M



-4 -6



Panas Reaksi 0,3 M Netralisasi 0,1 M



panas pelarutan, langkah pertama



Linear (Panas Reaksi Netralisasi)



yaitu menimbang kristal NaOH



Panas Reaksi Netralisasi



-8 -10



Konsentrasi



Panas Reaksi Netralisasi



sebanyak 1gram dan jangan lupa untuk di temaptkan kedalam botol timbang yang sudah tertutup rapat lalu masukkan 100 mL air ke



kalorimeter dan ukur suhu air di dalam kalorimeter sebagai suhu awal (T 0) setelah itumasukkan kristal NaOH ke kalorimeter , aduk pelan sampai dengan larut. Jika sudah larut catat suhu tiap 10 detik mulai dari kristal NaOH masuk sampai kurang lebih 5 menit atau sampai suhu yang di tunjukkan tidak banyak beubah dan ulangi langkah tersebut dengan mengganti berat kristal NaOH menjadi 2, 3, 5 dan 10 gram. Tahap terakhir yaitu penentuan panas reaksi netralisasi dengan memasukkan 50 mL larutan HCL ke kalorimeter dan jangan lupa untuk mencatat suhu, setelah itu menambahkan larutan NaOH 2M yang suhunya sudah dicek terlebih dahulu sebanyak 50 mL ke dalam kalorimeter yang sudah berisi HCL. Ukur suhu campuran larutan tersebut tiap 10 detik sampai sekitar 5 menit dengan diaduk perlahan, setelah itu ulangi langkah tersebut dengan mengganti larutan HCL dan NaOH menjadi konsentrasi 1M, 0,5 M, 0,3 M, 0,1 M. Pencampuran basa kuat ke dalam asam kuat mengakibatkan adanya panas netralisasi yang disebabkan oleh netralisasi asam oleh basa kuat. Setelah dilakukan pencampuran dilakukan suhu campuran meningkat karena mengalami perubahan reaksi pada permukaan luar kalorimeter suhu yang hangat, disebabkan kalor mengalir dari sistem ke lingkungan. Panas reaksi netralisasi yang terdapat pada grafik diatas bernilai positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik, yaitu terjadi perpindahan panas dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut terjadi penyerapan panas sehingga nilai panas reaksi netralisasinya positif (+)



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum panas reaksi adalah : 1. Kapasitas panas kalorimeter dihitung menggunakan neraca panas dan didapatkan panas kalorimetrinya adalah …….. 2. Semakin besar massa NaOH yang diperoleh maka semakin kecil panas pelarutnya dan sebaliknya. Sehingga massa NaOH berbanding terbalik dengan panas pelarutannya dan reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermik sehingga nilai panas pelarutannya adalag positif. 3. Semakin kecil konsentrasi NaOH dan HCl maka akan semakin besar panas reaksi netralisasinya. Sehingga konsentrasi NaOH dan HCl berbanding terbalik dengan panas reaksi netralisasi dan reaksi yang terjdi adalah endotermik sehingga nilainnya adalah positif.



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi DAFTAR PUSTAKA Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Univesritas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Bresnick, Stephen.2002. Intisari fisika.Hipokrates.Jakarta Foliatini, 2008. Buku Pintar Kimia. Jakarta: Wahyu Media. Purwati, Eni. 2011. Makalah Fisika Kalorimeter. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Denpasar: Universitas Mahasaraswati Sukardjo. 2004. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta Purwandari, Endhah.2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: Universitas Jember



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi LAMPIRAN Appendiks 1. Perhitungan pembuatan larutan HCl 1 M HCl 2 N dalam 250 ml M=



massa jenis x % x 10 BM



M=



1,19 x 37 x 10 36,5



M= 12,06 M HCl 2M 250 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 12,06 = 250 x 2M V1



= 41,5 ml



HCl 1 M dalam 50 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 12,06 = 50 x 1M V1



= 4,1 ml



HCl 0,5 M dalam 50 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 12,06 = 50 x 0,5M V1



= 2,07 ml



HCl 0,3 M dalam 50 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 12,06 = 50 x 0,3M V1



= 1,24 ml



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi HCl 0,1 M dalam 50 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 12,06 = 50 x 0,1M V1



= 0,41 ml



NaOH 2M dalam 250 gr N= BM gr 2 = 40



x x



1000 pelarut



1000 250



Gram = 20 gram NaOH 1 M dalam 50 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 2 M = 50 x 1M V1



= 25 ml



NaOH 0,5 M dalam 50 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 2 M = 50 x 0,5M V1



= 12,5 ml



NaOH 0,3 M dalam 50 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 2 M = 50 x 0,3M V1



= 7,5 ml



NaOH 0,3 M dalam 50 ml V1 M1 = V2 M2 V1 x 2 M = 50 x 0,1M V1



= 2,5 ml



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi 2. Penentuan kapasitas panas Kalorimeter Volume aquadest biasa (V1) = 100 ml Volume aquadest panas (V2) = 100 ml Massa aquadest biasa (m1)



= ρair × V1 = 0,99568 gr/ml × 100 ml =99,568gram



Massa aquadest panas (m2)



= ρair × V2 = 0,97781 gr/ml × 100 ml = 97,781 gram



Suhu aquadest biasa (T1)



= 30°C



Suhu aquadest panas (T2)



= 70 °C



Suhu akhir campuran (Tx)



= 48°C



Neraca Panas Q terima = Q lepas (air + kalorimeter) = (air Panas) ((m1xC) (Tx – T1))+ H ((m1 x C) (Tx – T1)) + ΔH = m2 x C x (T2 – T1) (99,568 × 4183 (48– 30) + ΔH



= 97,781× 4183 × (70 – 30)



7.496.872,99 + ΔH= 16.360.716,9 ΔH= 8.863.843,91 J ΔH = m x Cp x ΔT 8863843,91 Cp = 99,568 x(48−30) Cp = 228,314 J/g.°C 3. Penentuan Panas Pelarut Massa NaOH = 1 gram Mr NaOH = 40 gr/mol Mr H2O = 100 ml 1 Mol NaOH = 40



Mol H2O



= 0,025 mol 99,596 = 18



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Panas Reaksi = 5,53311 mol Massa Larutan = massa NaOH + massa H2O = 1+ 99,596 = 100, 596 gram 100,596 Mol larutan = 58 = 1,735 mol mol NaOH Fraksi mol NaOH = mol NaOH +mol H 2O 0,025 = 0,025+5,53311 = 0,0045 5,53311 Fraksi mol H2O = 5,53311+0,025 = 0,9955 ΔH NaOH pada Suhu 310C(304,15 K) T2



ΔH



= ∫ Cp dT T1



ΔH



=



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS



Laporan Praktikum Kompleksometri



Laboratorium Dasar Teknik Kimia FTI─ITATS