Kelompok 3 - Manajemen Agribisnis - Manajemen Agribisnis Teh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS MANAJEMEN AGRIBISNIS TEH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Agribisnis Dosen Pengampu : Dr. Ir., H. Salamet Ginandjar, MM., M.Kom



Disusun Oleh : Kelompok 6 Gaida Salwa Khoirunnisa 1197060032 Irvan Ferdiansyah 1197060038 M. Miftah Farih 1197060042 Muchlis Kurniawan 1197060046



JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2021/1442



KATA PENGANTAR Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu. Berikut penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Manajemen Agribisnis Teh” yang menurut kami dapat bermanfaat bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi dalam memahami seluk beluk actuating dan controlling manajemen agribisnis hilir. Tak ada gading yang tak retak, karenanya kami sebagai tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.



Bandung, 09 Juni 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan berbagai potensi di sektor pertaniannya. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara. Sektor pertanian di Indonesia dalam arti luas memiliki beberapa sub sektor yaitu pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan perternakan. Masing- masing sub sektor memiliki peranan masing-masing dalam mencukupi kebutuhan manusia. Semua sub sektor ini membantu manusia mencukupi kebutuhan pangan agar dapat beraktivitas sehari-hari. Kegiatan on farm yang dilakukan adalah budidaya tanaman teh yang dilakukan pada perkebunan. Semua kegiatan yang berhubungan dengan budidaya teh dilakukan sedemikian rupa hingga mendapatkan output daun-daun teh yang nantinya akan menjadi input pada pengelolahan selanjutnya. Pengelolahan selanjutnya yang dimaksud yaitu kegiatan off farm. Kegiatan off farm yang dilakukan adalah agroindustri teh. Semua kegiatan tersebut baik budidaya maupun agroindustri akan berjalan dengan baik dan efisien apabila dilakukan manajemen agribisnis yaitu dengan dilakukannya perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Tujuan akhir dengan dilakukannya manajemen agibisnis kegiatan usahatani on farm dan off farm (hulu hingga hilir) yaitu diharapkan dapat menjalankan suatu usaha di bidang pertanian dengan perlakuan dan hasil yang optimal serta memperoleh benefit secara maksimal. Diharapkan dengan penyusunan makalah ini, para pembaca khususnya mahasiswa agroteknologi memahimi bagaimana seluk beluk dari manajemen agribisnis teh, sehingga akan semakin menambah wawasan dan cakrawala ilmu pengetahuan yang nantinya diaplikasikan ke masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari teh? 2. Apa pengertian dari teh? 3. Apa latar belakang pemilhan komoditas teh?



4. Bgaiamana penentuan lokasi komoditas teh? 5. Bagaimana skala usaha pertanian dalam bidang teh? 6. Bagaimana perencanaan proses produksi pertanian dalam bidang teh? 7. Bagaimana proses manajemen off farm (Agroindustri Teh Hitam)? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari teh 2. Untuk mengetahui pengertian dari teh 3. Untuk mengetahui latar belakang pemilhan komoditas teh 4. Untuk mengetahui penentuan lokasi komoditas teh 5. Untuk mengetahui skala usaha pertanian dalam bidang teh 6. Untuk mengetahui perencanaan proses produksi pertanian dalam bidang teh 7. Untuk mengetahui proses manajemen off farm (Agroindustri Teh Hitam)



BAB II ISI 2.1 Definisi dari Teh Definisi dari 4 kamus mengenai Teh sebagai berikut : a. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pohon kecil, tumbuh di alam bebas, daunnya berbentuk jorong atau bulat telur, pucuknya dilayukan dan dikeringkan untuk dibuat minuman (di pabrik dan sebagainya) b. Kamus Oxford : The dried leaves (called tea leaves) of the tea bush (Daun kering (disebut daun teh) dari semak teh) c. Kamus American Heritage : An evergreen shrub or small tree (Camellia sinensis) native to Asia, having fragrant, nodding, cup-shaped white flowers and glossy leaves (Semak cemara atau pohon kecil (Camellia sinensis) asli Asia, memiliki bunga putih harum, mengangguk, berbentuk cangkir dan daun mengkilap) d. Kamus Webster’s Ninth New Collegiate :



A widely cultivated shrub



(Camellia sinensis of the family Theaceae, the tea family) native to China, northern India, and southeastern Asia and having glossy green leaves and fragrant white flowers (Semak yang dibudidayakan secara luas (Camellia sinensis dari keluarga Theaceae, keluarga teh) asli Cina, India utara, dan Asia Tenggara dan memiliki daun hijau mengkilap dan bunga putih harum) 2.2 Pengertian Teh Tanaman (daun) teh (Camellia sinensis) adalah spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Teh adalah bahan minuman yang secara universal dikonsumsi di banyak negara serta berbagai lapisan masyarakat (Tuminah, 2004) 2.3 Latar Belakang Pemilihan Komoditas Teh Tanaman teh adalah spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Tanaman ini termasuk genus Camellia, suatu genus tumbuhan berbunga dari famili Theaceae. Hasil tanaman berupa pucuk



daun diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan minuman dan yang saat ini ekstraknya populer digunakan sebagai bahan treatment dan lain sebagainya. Mengkonsumsi teh selain menyegarkan tubuh, ternyata juga memberi manfaat bagi kesehatan. Senyawa bermanfaat yang dikandung pucuk teh antara lain adalah polifenol dan flourida. Polifenol bermanfaat sebagai anti kanker dan fluorida bermanfaat bagi kesehatan gigi. Selain tanaman teh yang dikenal memiliki banyak manfaat, permintaan akan teh di pasaran baik dalam dan luar negeri yang tinggi. Banyak budaya mengenai kebiasaan minum-minuman teh di saat berkumpul dengan keluarga dan di saat santai. Hal-hal tersebut merupakan indikator bahwa teh memiliki peluang yang tinggi pada permintaannya baik pada saat ini maupun yang akan datang. Perencanaan untuk budidaya tanaman teh ini berada pada lokasi di dataran tinggi yang topografi dan iklimnnya cocok untuk budidaya tanaman teh. Sehingga alasan tersebut menjadi dasar pemilihan komoditas teh untuk budidaya hingga pemasarannya. 2.4 Penentuan Lokasi Komoditas Teh Tanaman teh karena berasal dari sub tropis, maka cocok ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian berkisar 400 hingga 2000 mdpl. Faktor iklim yang harus diperhatikan seperti kelembaban relatif suhu udara yang baik berkisar 13 – 15OC pada siang hari >70%, curah hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm, dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari 60 mm tidak lebih 2 bulan. Faktor iklim lain yang harus diperhatikan adalah tiupan angin yang terus menerus dapat menyebabkan daun rontok. Angin dapat mempengaruhi kelembaban udara serta berpengaruh pada penyebaran hama dan penyakit. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman teh adalah tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak terdapat cadas dengan derajat keasaman 4,5 – 5,6. Tanah yang baik untuk pertanaman teh terletak di lerenglereng gunung berapi dinamakan tanah Andisol. Selain Andisol terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik. Kedua jenis tanah ini terdapat di daerah yang rendah di bawah 800 m dpl. Sepanjang iklim dan tanah yang subur bagi pertanaman teh, elevasi (ketinggian suatu tempat terhadap daerah sekitarnya (di atas permukaan laut))



tidak menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman teh. Terdapat kaitan antara elevasi dan unsur iklim seperti suhu udara. 2.5 Skala Usaha Pertanian Dalam Bidang Teh Usaha tanaman teh ini direncanakan dalam skala besar. Sesuai dengan alasan dasar budidaya teh ini yaitu dikarenakan pangsa pasar yang luas serta dalam pengelolahannya membutuhkan perawatan yang tidak mudah sehingga diperlukan dalam skala besar agar jauh lebih efektif. Oleh karena itu dibutuhkan teh khususnya yang telah siap saji dalam jumlah banyak untuk memenuhi permintaan pasar dan memperoleh keuntungan besar dengan adanya kondisi tersebut. Skala besar yang dimaksudkan yaitu dengan merambah pasar hingga ke luar negeri (ekspor). 2.6 Perencanaan Proses Produksi Pertanian Dalam Bidang The 1. Persiapan Bahan Tanam Bahan tanam yang digunakan dalam on farm the kali ini menggunakan bahan tanam berupa setek batang. Hal ini dipilih karena metode setek merupakan metode yang paling efektif mengingat lahan tanam yang sangat luas tentu membutuhkan bahan tanam dalam jumlah sangat banyak. Selain itu salah satu kelebihan dari metode setek yaitu sifat yang diturunkan serupa dengan induknya. 2. Seleksi Bibit Semai Pelaksanaan seleksi bibit dilakukan pada umur 6 bulan setelah bibit tumbuh. Bibit yang tumbuh sehat dipisahkan dari yang kecil. Bibit yang baik dipindahkan keluar agar beradaptasi di bawah sinar matahari. Untuk sementara diberi naungan dari alang-alang atau paku andam. Adaptasi dapat juga dilakukan dengan cara membuka plastik naungan secara bertahap. Kriteria bibit siap tanam sebagai dasar penentuan mutu bibit sebagai berikut : a. Umur bibit minimal 8 bulan b. Tinggi minimal 30 cm dengan jumlah daun 5 helai. c. Tumbuh sehat, mekar dan berdaun normal



d. Perakaran baik, terdapat akar tunggang semu dan tidak ada pembengkakan kalus. e. Beradaptasi minimal 1 bulan terhadap sinar matahari. 3. Persiapan Lahan Persiapan lahan yang dilakukan adalah persiapan lahan dimana lahan tersebut belum pernah ditanami tanaman teh atau disebut dengan penanaman baru. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain : a. Survey dan Pemetaan Tanah  Jalan kebun, kontrol, dan transportasi  Lokasi emplasmen pabrik, perumahan dan lain-lain  Peta kebun dan peta kemampuan lahan  Pembuatan fasilitas yang mendukung pengembangan kebun b. Pembongkaran Pohon dan Tanggul  Pohon dan tunggul dibongkar langsung  Pohon dimatikan terlebih dahulu dengan cara mengoleskan bahan kimia pada batang kemudian dikuliti. c. Babad dan Nyasap Pembabatan pohon dan tunggul dilakukan setelah pembongkaran pohon dan tunggul selesai. Setelah pembabatan tanah disasap dengan cangkul sedalam 5-10 cm untuk membersihkan gulma. Pekerjaan ini dilakukan musim kemarau. d. Pengolahan Tanah Pencangkulan pertama dilakukan sampai sedalam 60 cm untuk menggemburkan tanah. Selanjutnya pencangkulan kedua sedalam 30-40 cm setelah 2-3 minggu setelah pencangkulan pertama sambil meratakan tanah. e. Pembuatan Jalan dan Saluran Drainase Selesai membuat petakan tanah berukuran 20 x 20 m, perlu segera dibuat jalan kebun untuk memudahkan pekerjaan pemeliharaan tanaman. Lebar jalan kebun cukup 1 m dengan panjang tergantung keadaan. Jangan terlalu banyak membuat jalan sehingga banyak



lahan



terbuang



atau



terlalu



sedikit



sehingga



menyulitkan



pelaksanaan pekerjaan. Selesai pembuatan jalan, dibuat saluran drainase untuk mencegah erosi. Pembuatan saluran drainase agar mempertimbangkan kemiringan serta letak jalan kebun. 4. Pengajiran Pengajiran dilakukan sebelum tanaman ditanam bermaksud agar jumlah tanaman teh sesuai dengan jarak tanam yang ditetapkan. Ajir yang dipakai panjang 50 cm dengan tebal 1 cm. Cara pengajiran pada lahan datar dan landai dengan membuat ajir induk pada kedua sisi lahan, kemudian dilakukan dengan sistem barisan lurus atau zigzag sesuai jarak tanam. Pada lahan miring pengajiran dilakukan dengan sistem kontrol. 5. Pembuatan Lubang Tanam Karena jarak antara 2 ajir dekat, maka lobang tanam dibuat di antara kedua ajir yang telah ditanam. Ukuran lobang tanam untuk bibit asal stump biji adalah 30 x 30 x 40 cm dan untuk bibit asal setek 20 x 20 x 40 cm. Lobang dibuat 1 minggu sebelum ditanam. 6. Penanaman Bibit Teh Sebelum ditanam lobang diberi pupuk dasar 11 g urea + 5 g TSP + 5 g KCl. Untuk daerah pH tinggi lobang diberi belerang murni sebanyak 10-15 g atau 50-100 g belerang lumpur tiap lobang. Bibit asal stump biji atau bibit asal polibag setelah ditanam, lobang tanam diratakan agar bekas penanaman tidak nampak cekung atau cembung. Jarak tanam yang diterapkan adalah 120cm x 90cm menyesuaikan dengan kemiringan lahan. 7. Pembuatan Rorak Sesuai dengan kemiringan tanah rorak dibuat 2 – 3 baris tanaman secara selang seling dengan ukuran panjang 200 cm, lebar 40 cm dan dalam 60 cm. Rorak perlu dikuras 3 kali dalam setahun. Tanah yang menutup dikeluarkan dari rorak agar berfungsi kembali. Fungsi dari pada rorak ini sebagai kantong peresapan air yang berguna dimusim kering. Rorak disamping mencegah erosi dapat memperbaiki abrasi tanah dan tempat penampungan



bahan organik. Jumlah rorak di daerah datar jumlahnya dapat sama atau lebih dibanding lereng yang miring, tergantung aliran air. 8. Penyulaman Penyulaman tanaman yang mati harus diganti dengan yang baru. Bibit untuk menyulam adalah bibit terbaik dari klon yang sama. Penyulaman dilakukan mulai 2 – 4 minggu setelah adanya penanaman. Penyulaman harus dilakukan sampai tanaman berumur 2 tahun. Penyulaman tahun pertama diperkirakan sekitar 10%, tahun ke 2 sebesar 5% sehingga tanaman menghasilkan populasi menjadi penuh. 9. Penyiangan Apabila penanaman tanaman teh telah selesai dilakukan, tanah perlu diratakan kembali. Satu setengah atau 2 bulan setelah tanaman ditanam, gulma mulai tumbuh dan perlu disiangi. Penyiangan dapat juga dilakukan dengan herbisida bila tersedia. Penyiangan dengan cara manual perlu diulangi 1,5 – 2 bulan kecuali ada gangguan serangga hama/penyakit penyiangan dilakukan dengan cara strip weeding. 10. Pembentukan Bidang Petik Pembentukan bidang petik berfungsi agar tanaman menjadi bentuk perdu, dimana kerangka tanaman percabangannya ideal dengan bidang petik yang luas sehingga pucuk yang dihasilkan banyak. Pelaksanaan cara ini sebagai berikut : a. Setalah umur tanaman 6 bulan batang utama dipotong pada ketinggian 20 cm dengan meninggalkan minimal 5 lembar daun. b. Tunas sekunder yang tumbuh setelah 6 bulan dibiarkan mencapai panjang 50 cm kemudian dirundukkan kesegala arah. c. Setelah 6 bulan dirundukkan, tunas daun yang tumbuh 60 – 70 cm dilakukan pemotongan setinggi 45 cm. Jendangan setinggi 60 – 65 cm dilakukan 3 bulan setelah dipotong di atas. 11. Pemangkasan Pekerjaan pemangkasan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi bidang petik sehingga memudahkan dalam pekerjaan pemetikan dan



mendapatkan produktivitas tanaman yang tinggi. Cara pemangkasan dan tingkat kemahiran pemangkas sangat menentukan keberhasilan suatu pemangkasan selain faktor lainnya. Sebelum pangkasan dimulai, terlebih dahulu harus dibuat contoh pangkasan (indung pangkasan) yang diawasi dengan ketat. Secara garis besarnya urutan pelaksanaan cara pemangkasan adalah sebagai berikut: a. Memotong cabang/ranting pada ketinggian yang dikehendaki. b. Luka



pangkas



pada



batang/cabang/ranting



diupayakan



rata



membentuk sudut 45° menghadap ke dalam perdu. c. Batang/cabang/ranting yang telah dipotong tidak boleh pecah atau rusak, oleh karena itu gaet atau gergaji harus tajam. d. Memotong cabang/ranting yang besarnya lebih kecil dari ibu jari (< 2 cm) menggunakan gaet pangkas, sedangkan yang lebih besar dari ibu jari (> 2 cm) mempergunakan gergaji pangkas. e. Membuang cabang/ranting kecil yang berukuran diameter kurang dari 1 cm (ukuran pensil). f. Bidang pangkasan harus sejajar dengan permukaan tanah. g. Untuk membentuk luka pangkas menghadap kedalam perdu, pemangkasan dilakukan dari kedua sisi perdu sesuai dengan barisan tanaman. 12. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lahan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman teh. Oleh karena itu pemupukan harus dilakukan pada waktu, dosis, jenis, dan pelaksanaan yang tepat. Waktu pemupukan terbaik, yaitu pada kondisi dimana jumlah curah hujan antara 60 – 200 mm/minggu. Kurang dari 60 mm/minggu menyebabkan unsur hara dari pupuk belum dapat diserap dengan sempurna karena belum terurai secara keseluruhan. Sedangkan lebih dari 200 mm/minggu sebagian akan



larut



terbawa



aliran



air.



Dalam



rangka



pemupukan



perlu



mempertimbangkan dosis yang tepat agar kehilangan pupuk dapat diperkecil sehingga dapat menunjang produktivitas yang ingin dicapai.



Namun demikian untuk mempermudah pemberian pupuk di lapangan pedoman umum untuk dosis pemupukan sudah harus ditetapkan baik untuk tanaman TBM maupun tanaman TM seperti tabel dibawah ini. Tabel 1. Dosis Pupuk TBM



Tabel 2. Dosis Pupuk TM



13. Pengendalian HPT Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman merupakan salah satu bentuk pemeliharaan tanaman agar dapat terhindar dari serangan hama dan penyakit yang akan mempengaruhi produksi tanaman baik kualitas maupun kuantitas. Fungisida yang dianjurkan untuk memberantas penyakit penting pada tanaman teh bahan aktifnya terdiri atas: tembaga oksiklorida 50%, tembaga hidroksida 77%, bitertanol 30%, triadimefon 25%, tridemorf 75%, propiconasol 25%, klorotalonial 75%, tembaga amonium karbonat 8%, methylbromida, natrium metan, tembaga 50%, benomyl, benomyl+tiram dan mankozeb 80%.



Berikut oenggolongan jenis hama dan penyakit pada tanaman teh : Hama Penting



Hama Kurang



Penyakit



Penyakit



Kepik



Penting Tungau kuning



Penting Cacar daun



Kurang Penting Jamur akar coklat



pengisap Ulat



Tungau jingga



Penyakit akar



Jamur leher akar



Empoasca sp.



Penyakit busuk



Jamur busuk akar



penggulung daun Ulat jengkal



daun Ulat



Penyakit mati



penggulung



ujung



Jamur busuk akar



pucuk Selain hama dan penyakit, masalah gulma pada the muda dan produktif perlu mendapatkan perhatian. Permukaan tanah yang terbuka terhadap solar radiasi sinar matahari mendorong laju pertumbuhan gulma. Cara pengendaliannya terdiri dari ; a. Cara kultur teknis, dengan pemberian mulsa dan pupuk hijau, b. Cara mekanis dengan mencabut gulma, c. Cara kimiawi, dengan menggunakan herbisisda baik herbisida kontak atau sistemik. 14. Pemetikan Fungsi dari pemetikan pucuk tanaman teh agar memenuhi syarat-syarat pengolahan dimana tanaman mampu membentuk suatu kondisi yang berproduksi secara berkesinambungan. Kecepatan pertumbuhan dari tunas baru tergantung dari tebal lapisan daun pendukung pertumbuhan tunas 1520 cm. Kecepatan pembentukan tunas menentukan aspek-aspek pemetikan seperti: jenis pemetikan, jenis petikan, daun petik, areal petik, tenaga petik, dan pelaksanaan pemetikan. Pemetikan teh adalah pengambilan pucuk meliputi: 1 kuncup + 2-3 daun muda. Akibat pucuk dipetik maka pembuatan zat pati berkurang untuk pertumbukan tanaman. Pemetikan pucuk akan



menghilangkan zat pati sekitar 7,5%, semakin kasar pemetikan semakin tinggi kehilangan zat pati. Kehilangan zat pati akibat pemetikan pucuk tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman asalkan lapisan daun pemeliharaan cukup untuk melakukan proses asimilasi. Maksud dari jenis petikan yaitu macam pucuk yang dihasilkan dari pelaksanaan pemetikan. Berdasarkan jumlah helaian daun, jenis petikan terdiri atas beberapa kategori : a. Petikan halus, pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m), rumus p+1 atau b+1m. b. Petikan medium, pucuk peko dengan dua atau tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun muda (p+2, p+3, b+1m, b+2m, b+3m). c. Petikan kasar, pucuk peko dengan lebih empat daun dan pucuk burung dengan beberapa daun tua (t) { (p+4 atau lebih, b+(1-4t)}.



Gambar Pucuk Teh 2.7 Proses Manajemen Off Farm (Agroindustri Teh Hitam) 1. Perencanaan Lokasi dan Tata Letak Pabrik Lokasi kebun teh dan pabrik daun teh berada pada tempat yang sama, hal ini dilakukan agar proses produksi daun teh dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan mengingat permintaan akan produk teh kering yang semakin meningkat. Faktor lain yang mempengaruhi letak pabrik yang berdekatan dengan kebun teh yaitu kondisi kesegaran daun teh, dimana produk teh



kering akan memiliki kualitas tinggi apabila menggunakan pucuk daun teh segar. 2. Pemilihan Teknologi, Fasilitas Persediaan dan Pemasukan Teknologi yang digunakan dalam pengolahan daun teh basah menjadi daun kering dapat dikatakan cukup modern, karena setiap tahap pengolahan sudah memakai mesin yang canggih sehingga dapat selesai lebih cepat. Beberapa jenis teknologi yang digunakan oleh perusahaan ini antara lain, Rotary Panner, Open Top Roller dan Ball Tea. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan teknologi dan mesin yang cukup modern membuat produk teh yang memiliki kualitas baik dan mampu menembus pasar ekspor. Pengemasan dan penyimpanan setelah disortasi sesuai mutunya, teh dimasukkan kedalam peti penyimpanan agar mutu teh tetap bertahan pada kondisi yang diinginkan sebelum dikemas. Peralatan untuk penyimpanan teh biasanya berbentuk peti miring yang terbuat dari bahan stainless steel yang bagian bawahnya diberi lubang. 3. Perencanaan Tenaga Kerja Sumber daya manusia merupakan salah satu modal utama dalam menjalankan



bisnis



suatu



perusahaan.



Perusahaan



dituntut



secara



profesional mengorganisir sumber daya manusia agar dapat sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Perusahaan pabrik teh kering merupakan perusahaan perkebunan dan pengolahan teh yang banyak menyerap tenaga kerja. Perkebunan teh membutuhkan tenaga kerja pada kegiatan pengolahan di pabrik sekitar 250 orang tenaga kerja dalam setiap kali proses produksi. 4. Perencanaan Bahan Baku dan Pelengkap Karakteristik teh sebagai bahan baku industri pengolahan sangat ditentukan oleh mutu dan kuantitas untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut. Teh sebagai bahan baku industri pengolahan, memiliki keterbatasan karena seringkali tidak dapat memenuhi kontinuitas baik dari segi jumlah maupun mutu teh. Untuk menjamin kecukupan bahan bakunya, beberapa industri pengolahan teh memiliki industri terpadu (terintegrasi) yaitu mulai dari perkebunan teh hingga industri hilir yaitu industri minuman



teh jadi. Namun, disini teh kering berupa teh celup lah yang diusahakan dan direncanakan. Sehingga perkebunan teh yang dimiliki cukup luas. Barang yang di stock adalah biji teh itu sendiri yang persediaannya haruslah banyak. Jenis teh yang di stock adalah teh hitam yang bagus untuk dipasarkan dalam bentuk teh celup. Perusahaan agroindustri teh ini yang menghasilkan teh hitam dengan kapasitas pabrik 100.000 kg teh hitam per hari. Kegiatan produksi di masing-masing pabrik dipengaruhi oleh jumlah pucuk teh basah yang masuk ke pabrik, jumlah pucuk yang masuk dipengaruhi oleh hasil kebun dan kebutuhan pesanan atas produk agroindustri teh. 5. Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan di Pabrik Pucuk basah daun teh hitam yang sudah sampai di pabrik diturunkan dari truk pengangkutan lalu diletakkan di wadah persegi yang besar, withering trough sebagai penempatan sementara sebelum masuk pucuk basah dimasukkan ke dalam rotary panner. Rotary panner berfungsi sebagai mesin pelayuan cepat, waktu yang dibutuhkan adalah 5-7 menit saja. Setelah tahap pelayuan cepat, daun teh tersebut dimasukkan ke dalam mesin penggulung selama 25 menit yaitu Open Top Roller (OTR). Kadar air daun teh setelah proses penggulungan tersebut berkurang 30 persen. Daun teh yang sudah digulung tadi dikeringkan dalam mesin pengeringan yang bernama ball tea. Pengeringan ini membutuhkan



waktu selama



10-14 jam pada suhu



120˚C-150˚C dan menghasilkan output teh kering dengan kadar air lima persen. Tahap terakhir dari proses ini adalah penyortiran. Penyortiran teh kering tersebut juga melalui beberapa tahap mesin penyortir, antara lain : a. Mydleton, yaitu pemisahan partikel berdasarkan ukuran, bentuk dan



kebersihan teh kering.



b. Winower, yaitu pemisahan partikel berdasarkan berat jenis teh kering. c. Colour separator, yaitu pemisahan partikel berdasarkan warna.



Teh hijau memiliki beberapa grade menurut kehalusan partikel dan kebersihan dari serat dan batang. Grade tersebut dipisahkan menjadi grade ekspor dan grade lokal. Jumlah teh pucuk basah yang masuk pabrik sekitar 55.406 kg tiap sekali proses produksi. Setalah melalui beberapa tahap pengolahan, berat daun mengalami penyusutan karena sudah menjadi daun teh kering. Berat daun teh kering sebesar 1 kg didapat dari pengolahan 5 kg daun teh basah, sehingga jumlah teh kering yang dihasilkan pabrik ini yaitu 11.081 kg. Harga untuk 1 kg daun teh hitam kering adalah sekitar Rp 150.000,-. Pabrik ini melakukan proses produksi sebanyak 4 kali, sehingga produk teh hitam kering yang dihasilkan sebanyak 44.324 kg. Seluruh teh jadi diuji coba mutunya oleh quality control berdasarkan masing-masing grade. Mutu teh dinilai berdasarkan rasa, aroma dan warna seduhan. Produk jadi dari pengolahan agroindustri daun teh pada perusahaan ini yaitu berupa teh kering (teh celup) yang biasanya dapat langsung disedu dengan air panas untuk dikonsumsi. Produk teh hitam kering dikemas setiap 1000 kg, biaya yang dikeluarkan untuk 1000 kg adalah Rp 250.000,-.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kegiatan on farm (usahatani tanaman teh hitam) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan kegiatan off farm yaitu agroindustri teh hitam. Dalam kegiatan on farm dibutuhkan kegiatan manajemen seperti perencanaan yang meliputi pemilihan komoditas, perencanaan lokasi, skala usaha, perencanaan proses produksi pertania, pola-pola produksi, dan sumber input-input pengadaan. Selain manajemen dalam kegiatan on farm, diperlukan kegiatan manajemen off farm yang meliputi perencanaan lokasi dan tata letak, perencanaan teknologi, perencanaan tenaga kerja, perencanaan bahan baku dan pelengkap serta pelaksanaan kegiatan pengolahan. Semua hal tersebut direncanakan agar dapat memperkirakan apa saja yang perlu disiapkan sehingga pada saat pelaksanaan dapat terlaksana dengan baik dan efisien. Apabila telah dilakukan perencanakan tersebut, didapatkan semua data mengenai input-input yang dibutuhkan, biaya dan pemasukan



sehingga



untuk



proses



manajemen



selanjutnya



seperti



pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan menjadi lebih mudah dan dapat lebih terkontrol apabila terjadi suatu kesalahan dan dengan sesegera mungkin dapat dilakukan pengendalian. 3.2 Saran Diharapkan adanya kritik dan masukan perihal pembuatan makalah ini. Agar adanya perbaikan di masa yang datang.



DAFTAR PUSTAKA KBBI. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Oxford Advanced Learner’s Dictionary. 2005. Oxford : Oxford University Press The American Heritage dictionary. 2006. Houghton MiffinHarcourt. Webster, Merriam. 1983. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary. Merrian Webster Inc. Tuminah, S. 2004. Teh [Camellia sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. Cermin Dunia Kedokteran. (144), 52-54