Kelompok 3 PT Antam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ( ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. INDAH KIAT PULP & PAPER TBK) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan Dosen : Dr. Ilham Hidayah Napitupulu S.E., M.Si., Ak., CA



Disusun Oleh :



1. Ananda Salsabilla



(20051510)



2. Fatih Fauzan Saleh Siregar



(20051510)



3. M Arif Rahman



(2005151018)



PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2022



DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2 ABSTRAK................................................................................................................................... 3 KATA PENGANTAR................................................................................................................... 5 BAB I.......................................................................................................................................... 7



1.1



Latar Belakang................................................................................................... 7



1.2



Rumusan Permasalahan.................................................................................. 10



1.3



Tujuan............................................................................................................... 10



1.4



Manfaat.............................................................................................................. 11



BAB II....................................................................................................................................... 13 2..1



Profil PT Indah Kiat Pulp & Paper................................................................... 13



2..2



Good Corporate Governance.......................................................................... 17



2..3



Hasil Analisa..................................................................................................... 37



2..4



Pembahasan..................................................................................................... 38



BAB III...................................................................................................................................... 47



3.1



Kesimpulan....................................................................................................... 47



3.2 Saran................................................................................................................. 48 DAFTAR PUSTAKA 51



ABSTRAK



Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk atau ANTAM, merupakan salah satu saham yang harganya berfluktuatif dan mengalami pertumbuhan dan penurunan yang cukup signifikan selama lima tahun terakhir. Hal ini dibuktikan dengan kinerja perusahaan dan laporan keuangan setiap tahunnya mengalami keuntungan dan kerugian. Meskipun kinerja dan laporan keuangan perusahaan mengalami peningkatan, para calon investor masih perlu mempertimbangkan berbagai hal sebelum membeli atau menginvestasikan uangnya terhadap saham ANTAM untuk jangka panjang atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan ANTAM selama lima tahun terakhir sejak 2016 sampai dengan 2020 dimana analisis ini akan memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan investasi bagi para calon investor untuk membeli saham ANTAM atau tidak. Penelitian ini menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas serta fakta – fakta tentang kebijakan – kebijakan perusahaan yang terjadi selama enam tahun terakhir untuk didiskusikan dan di telaah lebih lanjut Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio likuiditas dengan menggunakan Current ratio dan Quick ratio dari tahun 2016-2020 mengalami penurunan secara terus-menerus dikarenakan perusahaan tidak mampu mengelola aset-asetnya secara efektif, artinya tidak mampu menutupi kewajiban lancar secara efektif. Analisis rasio solvabilitas dengan menggunakan debt to asset ratio dan debt to equity ratio mengalami fluktuatif dikarenakan perushaan tidak mampu mengukur sejauh mana nilai perbandingan total utang dan total aktiva terhadap aset dan modal perusahaan. Analisis rasio profitabilitas dengan menggunakan return on asset dan return on equity mengalami fluktuatif dikarenakan perusahaan tidak mampu mengelola aset dan modalnya dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien.



Keywords: Financial Performance, Liquidity Ratio, Solvency Ratio, and Profitability Ratio.



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta hidayah-Nya kami berhasil menyelesaikan laporan tentang “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. ANEKA TAMBANG (ANTAM) Tbk”. Adapun laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Laporan Keuangan. Makalah ini berisikan tentang analisis laporan keuangan perusahaan mulai tahun 2016 sampai dengan 2020 dan juga berisi tentang informasi perusahaan publik serta tata kelola organisasi perusahaannya. Dimana perusahaan yang kami analisis merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sekaligus merupakan perusahaan lokal yang sudah multi nasional, yaitu PT. ANEKA TAMBANG (ANTAM). Semoga makalah “Analisis Laporan Keuangan (PT. ANEKA TAMBANG Tbk) periode tahun 2016 sampai dengan 2020” ini memberikan informasi yang berguna bagi pembaca dan juga masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan mengenai Analisis Laporan Keuangan bagi kita semua Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini serta referensi dan sumber- sumber informasi yang kami peroleh.



Medan,



November 2022



Penulis.



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang dapat bertahan di era globalisasi adalah perusahaan yang kinerja keuangannya baik, hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak, terutama investor, kreditur, pemilik, dan pemerintah. Kinerja keuangan perusahaan merupakan kegiatan yang mengukur dan mengevaluasi potensi perusahaan sebagai perkembangan kinerja dan prospek pertumbuhan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dievaluasi melalui laporan keuangan yang disampaikan secara berskala pada setiap periode. Namun, nilai sebenarnya dari laporan keuangan adalah dapat digunakan untuk membantu memprediksi keuntungan dan dividen di masa depan, sehingga manajer keuangan harus mengevaluasi situasi keuangan perusahaan saat ini. Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Hutabarat, 2020:2). Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi tentang status keuangan dan kinerja keuangan digunakan sebagai dasar untuk memprediksi status dan kinerja keuangan masa depan. Status keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya. Laporan keuangan merupakan sumber informasi tentang status dan kinerja keuangan perusahaan. Secara umum, tujuan laporan keuangan



tahunan biasanya untuk memberikan informasi tentang kinerja keuangan, status keuangan, dan perubahan status keuangan perusahaan (Agus Purwaji, Wibowo, dan H. Murtanto, 2016: 20). Selanjutnya menganalisis data keuangan untuk memperoleh



informasi yang dapat mendukung keputusan tersebut. Laporan keuangan harus menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan prosedur yang telah ditetapkan sehingga laporan keuangan dapat dibandingkan untuk menggambarkan tingkat keakuratan analisis. Analisis laporan keuangan tahunan sangat penting untuk memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dalam praktiknya, perusahaan membutuhkan laporan keuangan untuk mengukur pertumbuhan laba. Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang berguna dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan (I Made Sudana, 2015: 23). Analisis keuangan (financial analysis) melibatkan penggunaan beberapa laporan keuangan untuk melakukan berbagai fungsi. Pertama, laporan posisi keuangan atau neraca (balance sheet) merangkum semua aspek dari “posisi keuangan” perusahaan saat ini. Rasio keuangan yang disebut neraca, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari laporan posisi keuangan. Kedua, laporan laba rugi (income statement/balance sheet ratio) yang membandingkan satu “arus” bagian dari laporan laba rugi dengan arus bagian lain dari laporan posisi keuangan (James C. & John M., 2017: 165). Analisis dan interpretasi keuangan mengklasifikasikan berbagai teknik dan alat analisis yang digunakan untuk memberikan informasi yang berguna, baik bagi pihak internal maupun eksternal yang terkait dengan perusahaan.



Efektifitas dan efisiensi kegiatan usaha perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh analisis rasio keuangan dalam perusahaan. Rasio keuangan dirancang untuk menunjukkan hubungan antara item dalam laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Rasio keuangan dapat digunakan untuk memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau kondisi keuangan suatu perusahaan. Secara umum, alat yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan untuk menentukan pertumbuhan laba dibagi menjadi lima kelompok, antara lain rasio likuiditas (current ratio/rasio lancar, quick ratio/rasio cepat, dan net working capital/modal kerja bersih), rasio solvabilitas (debt to asset ratio/rasio utang terhadap aset, debt to equity ratio/rasio utang terhadap ekuitas, dan lain sebagainya), rasio profitabilitas (gross profit margin/laba kotor, net profit margin/laba bersih, return on asset/pengembalian aset, return on equity/laba atas ekuitas, dan operating ratio/rasio operasi), rasio aktivitas (total assets trunover/tingkat perputaran total aset, fixed assets trunover/tingkat perputaran aset tetap, receivable trunover/tingkat perputaran piutang,dan lain sebagainya) dan rasio pasar (dividend yield/hasil dividen, dividend per share/dividen per saham, dividend payout ratio/pembayaran deividen, dan lain lain (Sawir, 2013: 135). Pertumbuhan laba adalah kinerja perusahaan dari satu tahun ke tahun berikutnya dengan indikator, yaitu rasio selisih antara pertumbuhan laba tahun sekarang dan laba tahun sebelumnya terhadap laba tahun sebelumnya. Untuk mencapai pertumbuhan laba berdasarkan indikator keuangan yang mewakili hasil kerja perusahaan selama periode waktu tertentu dan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan (Harahap, 2013: 309).



PT. Aneka Tambang Tbk., atau lebih dikenal dengan PT. Antam yang merupakan salah satu perusahaan pertambangan emas terbesar di Indonesia dan sebuah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahan ini sudah berdiri sejak lama yakni pada tanggal 05 Juli 1968. Perusahaan ini menjadi pilihan peneliti karena PT. Aneka Tambang tetap berada dalam peningkatan volume penjualan emas yang baik walaupun dalam kondisi pasar yang sulit dan tetap berkomitmen untuk tetap meningkatkan kinerja perusahaan ditengah tantangan yang ada saat ini. Perseroan ini bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran biji nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara, alumina dan jasa pemurnian logam mulia. Untuk mempermudah melihat fenomena gap yang terjadi pada suatu kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., di tahun 2012-2015, dapat dilihat melalui nilai rasio keuangan sebagai berikut. Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan pada PT, Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., Periode 2012-2015.



No.



Rasio Likuiditas



2012



2013



2014



2015



1.



Current Ratio



2,51



1,83



1,64



2,59



2.



Quick Ratio



2,03



1,20



1,18



2,18



2012



2013



2014



2015



No.



Rasio Solvabilitas



1.



Debt to Asset Ratio



0,34



0,41



0,45



0,39



2.



Debt to Equity Ratio



0,53



0,70



0,82



0,65



3.



Total Assets to Total Debt



2,86



2,41



2,21



2,52



No.



Rasio Profitabilitas



2012



2013



2014



2015



1.



Net Profit Margin



0,19



0,14



0,08



0,01



2.



ROE



0,76



(3,08)



0,19



(0,54)



Sumber data: Analisis Rasio Keuangan PT. Aneka Tambang Tbk., Fahru Rezi, 2017



Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa laba pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang diteliti oleh Fahru Rezi tahun 2017 mengalami fluktuatif pertahunnya yang diperoleh dari data tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Dari hasil fenomena atau kejadian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas?” C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas periode 2016-2020”.



D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dengan harapan dapat digunakan sebagai informasi kinerja keuangan dengan analisis rasio yang baik dalam pengambilan keputusan. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di perguruan tinggi sehingga memungkinkan untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam dan dapat menambah pengetahuan dan masukan kepada peneliti selanjutnya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Teori 1. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut (Hery, 2015:25) kinerja keuangan adalah suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan, pengukuran, interpretasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Sementara menurut (Satria, 2017: 93), kinerja keuangan merupakan kinerja suatu perusahaan yang mencerminkan kesehatan perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu. Analisis kinerja perusahaan dirasakan penting tidak hanya untuk perusahaan itu sendiri melainkan bagi berbagai stakeholders perusahaan. Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan- aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Hutabarat, 2020, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan: 2). Gambar 2.1 Konsep Analisis Kinerja Keuangan



Evaluasi



Kinerja Keuangan



Prediksi



Prospek Masa



Evaluasi



Kinerja Masa



Menganalisa kinerja keuangan itu dengan cara mengevaluasi kinerja masa lalu, selanjutnya memprediksi prospek masa depan perusahaan, lalu mengevaluasi kembali apa yang sudah terjadi di masa lalu agar dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang. Manajer keuangan pada setiap perusahaan perlu memastikan apakah perusahaan mempunyai kinerja yang baik atau tidak, bahkan apakah perusahaan itu sehat atau malah berpotensi bangkrut. Untuk menilai perusahaan punya kualitas yang baik, maka dapat dilihat dari kinerja kuangan (financial performance) dan kinerja non-keuangan (non-financial performance). Kinerja keuangan itu tercermin pada laporan keuangan yang menjadi penilaian financial performance perusahaan tersebut (Fahmi, 2015:238). b. Tujuan Kinerja Keuangan Kinerja keuangan itu penting untuk diketahui karena standar pengukuran yang dianut akan mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan di dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan tergantung dari sudut pandang yang di ambil dan tujuan analisisnya. Menurut (Mahmudi, 2015: 14) tujuan kinerja keuangan adalah : 1) Memahami tingkat pencapaian tujuan organisasi. 2) Menyediakan fasilitas pembelajaran staf. 3) Meningkatkan kinerja periode berikutnya. 4) Mempertimbangkan secara sistematis dalam pembuatan keputusan tentang penghargaan dan hukuman. 5) Memotivasi karyawan dan membangun rasa tanggung jawab publik.. Menurut (Mutia Raisa Nasution, 2018: 35-36) tujuan dari kinerja keuangan adalah :



1) Untuk menentukan tingkat likuiditas, yaitu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan saat ditagih. 2) Untuk menentukan tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban labanya pada saat perusahaan dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Untuk menentukan tingkat profitabilitas, yaitu suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam jangka waktu tertentu. 4) Untuk menentukan stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk menjalankan bisnis secara stabil. c. Pengukuran Kinerja Keuangan Menurut (Hery, 2015:25), pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan bersamaan dengan proses analisis. Analisis kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan, pengukuran, interpretasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi 9 macam, yaitu :



1) Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua priode atau lebih. 2) Analisis Tren, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. 3) Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset; komponen utang dan modal terhadap total passiva (total aset); komponen laporan laba rugi terhadap penjualan bersih. 4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dana dan penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang dibandingkan. 5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu. 6) Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi. 7) Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor satu periode ke periode berikutnya.



8) Analisis Titik Impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 9) Analisis Kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada kreditor. 2. Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para pengambilan keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang ada dan kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Analisis ini juga berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:113). b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 menjelaskan bahawa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan agar laporan keuangan menjadi lebih bermakna, laporan keuangan tersebut harus dapat dipahami dan dimengerti oleh penggunaanya sehingga perlu dilakukan analisis laporan keuangan (Hutabarat, 2020:10)



Menurut (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:114) tujuan dan manfaat dari dilakukannya analisis laporan keuangan secara umum adalah : 1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai selama beberapa periode. 2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan. 3) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi keunggulan perusahaan. 4) Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di masa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen. 6) Sebagai pembanding dengan perubahan sejenis, terutama mengenai hasil yang telah dicapai. c. Prosedur Analisis Kinerja Keuangan Berikut adalah langkah-langkah atau prosedur dalam melakukan analisis laporan keuangan: 1) Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode. 2) Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan secara cermat dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan ke dalam rumus-rumus tertentu.



3) Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dilakukan. 4) Membuat laporan hasil analisis. 5) Memberikan rekomendasi sehubungan dengan hasil analisis yang telah dilakukan. 3. Analisis Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2017, Studi Kelayakan Bisnis: 123). Analisis rasio keuangan adalah bagian dari analisis keuangan, di mana perusahaan dapat mempelajari perubahan yang terjadi dan dapat menentukan kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu (Hutabarat, 2020, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan: 21). b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Jenis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja keuangan.



1) Rasio Likuiditas Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dapat dilakukan dengan menggunakan rasio likuiditas.



Menurut (James C & John M, 2017, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan: 167), rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Sementara (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan: 149) menyatakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo maka perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan tidak likuid. Untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka perusahaan harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas yang baik atau aset lancar lainnya yang juga dapat dengan segera dikonversi menjadi kas. Rasio likuiditas disebut juga sebagai sebagai rasio modal kerja (rasio aset lancar), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membandingkan antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar. Sementara, pengukurannya dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga dapat dilihat perkembangan kondisi tingkat likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Jenis-jenis rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.



a) Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan rasio lancar yang mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih (Kasmir & Jakfar, 2017, Studi Kelayakan Bisnis: 125). Sementara (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:142), rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



aset lancar X 100% kewajiban lancar



b) Rasio Sangat Lancar/Rasio Cepat (Quick Ratio) Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset cepat tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya (Hery, 2015: 181). 𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



aktiva lancar − persediaan kewajiban lancar



X 100%



c) Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:156). 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = kas dan setara kas X 100% kewajiban lancar 2) Rasio Solvabilitas Menurut (Kasmir & Jakfar, 2017, Studi Kelayakan Bisnis: 129), Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Sementara (Hery,



2016: 162), rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset, baik jangka panjang maupun jangka pendek.. Jenis-jenis rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. a) Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio) Rasio utang terhadap aset meupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:166). 𝐷𝑒𝑏𝑡𝑡𝑜𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = total utang (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡) x 100% total aset (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠) b) Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara total utang dan modal sendiri serta untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang (Kasmir & Jakfar, 2017, Studi Kelayakan Bisnis: 131). 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



total utang (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡) x 100% total modal (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)



c) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio) Rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang jangka panjang terhadap modal untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang



disediakan oleh kreditor jangka panjang dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan dan biasanya dinyatakan dalam persentase (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:170). 𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



utang jangka panjang total modal



x 100%



d) Rasio Kelipatan Bunga yang di Hasilkan (Times Interest Earned Ratio) Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan dihitung sebagai hasil bagi antara laba sebelum bunga dan pajak dengan besarnya beban bunga yang harus dibayarkan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman tidak dipengaruhi oleh pajak (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan: 171) 𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



laba sebelum bunga dan pajak beban bunga



x 100%



e) Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (Operating Income to Liabilities Ratio) Rasio laba operasional terhadap kewajiban merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana atau berapa kali kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:173). 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑡𝑜 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = laba operasional x 100% kewajiban



3) Rasio Profitabilitas Menurut (Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan:192) rasio profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentabilitas yang merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya. Rasio ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efektivitas kinerja manajemen



yang akan ditunjukkan lewat keberhasiln manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal bagi perusahaan. Pengukuran rasio ini dapat dilakukan untuk beberapa periode dengan membandingkan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan laba rugi dan neraca dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi tingkat perkembangan profitabilitas dari waktu ke waktu. Jenis-jenis rasio profitabilitasyang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas suatu perusahaan. a) Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets) Return on Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015: 193) 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = laba bersih x 100% total aset b) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity) Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =



laba bersih setelah pajak total ekuitas



x 100%



c) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Gross Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih. 𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =



laba kotor x 100% penjualan bersih



d) Marjin Laba Opersaional (Operating Profit Margin)



Operating Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih. 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = laba operasional x 100% penjualan bersih e) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Semakin besar rasionya, semakin baik karena dianggap profitabilitas perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Mutia Raisa Nasution, 2018: 33). 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =



laba bersih x 100% penjualan bersih



Dari beberapa penjelasan jenis-jenis rasio di atas, maka rasio-rasio tersebut merupakan indikator untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, penulis menggunakan rasio likuiditas (current ratio), rasio solvabilitas (Debt to Asset Ratio), dan rasio profitabilitas (Return on Asset). B. Kerangka Pikir Kerangka pikir adalah unsur utama penelitian yang dapat menggambarkan rangkain variabel yang akan diteliti. Kinerja keuangan merupakan gambaran status keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu, baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun pengalokasian dana yang biasanya diukur dengan indikator likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas. Dari judul penelitian “Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2016- 2020”, penulis mengajukan kerangka pikir sebagai berikut.



Dari kerangka pikir di atas, untuk menilai kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., dengan data yang diperoleh melalui www.antam.com. Adapun data yang digunakan dalam analisis ini, yaitu laporan posisi keuangan (laporan neraca) dan laporan laba rugi agar dapat dihitung rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Alat analisis yang digunakan dalam menghitung tingkat rasio adalah current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, return on asset dan return on equity.



BAB III METODE PENELITIAN



A. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti, yaitu analisis rasio keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan menghitung rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitasl. Adapun indikator yang digunakan setiap analisis rasio tersebut adalah sebagai berikut. 1. Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendeknya (Hery, 2016: 149). Rumus yang digunakan sebagai berikut. a. Current Ratio/aset lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



aset lancar kewajiban lancar



X 100%



b. Quick Ratio/rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset cepat tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya. 𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



aktiva lancar − persediaan kewajiban lancar



X 100%



2. Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset, baik jangka panjang maupun jangka pendek (Hery, 2016: 162). Rumus yang digunakan sebagai berikut. a. Debt to Assets Ratio/rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = total utang (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡) x 100% total aset (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠) b. Debt to Equity Ratio/rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara total utang dan modal sendiri serta untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang. 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 3. Rasio



Profitabilitas



total utang (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡) x 100% total modal (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)



merupakan



rasio



yang



menggambarkan



kemampuan



perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya (Hery, 2016: 192). Rumus yang digunakan sebagai berikut. a. Return On Assets/hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = laba bersih x 100% total aset



b. Return On Equity/hasil pengambilan atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = laba bersih setelah pajak x 100% total ekuitas



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk PT. Aneka Tambang Tbk (“Perseroan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 dengan nama “Perusahaan Negara (“PN”) Aneka Tambang” sesuai dengan Peraturan Pemerintah (“PP”) No. 22 Tahun 1968 yang diumumkan pada Tambahan No.36, Berita Negara No. 56 tanggal 5 Juli 1968. Pada waktu pembentukannya, ANTAM merupakan penggabungan dari tujuh Perusahaan Negara, yaitu: a. BPU Perusahaan Tambang Umum Negara Jakarta. b. PN Tambang Emas Cikotok Banten Selatan. c. PN Pertambangan Bauksit Kijang Pulau Bintan. d. PN Logam Mulia Jakarta. e. PT (Negara) Pertambangan Nikel Indonesia Sulawesi Tenggara. f. Proyek Pertambangan Intan Martaputra Kalimantan Selatan. g. Proyek Emas Logas, Pekanbaru, Riau. Pada tanggal 14 September 1974 sesuai dengan PP No. 26 Tahun 1974, PN mengubah status menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (“Perusahaan Perseroan”) dengan Akta Pendirian No. 320 tanggal 30 Desember 1974. Pada tanggal 29 November 2017, berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”), status Perusahaan diubah kembali menjadi perseroan terbatas dan sejak saat itu dikenal sebagai “PT. Aneka Tambang Tbk”. Dalam perkembangan selanjutnya, ANTAM



memperluas bisnisnya dengan menambah Tiga unit penambangan lainnya dan satu unit eksplorasi. Pertambangan Besi Pesisir Cilacap mulai beroperasi pada tanggal 10 Juni 1971 dan pertambangan Nikel Gebe mulai pada tahun 1979. Kegiatan eksplorasi emas di Pongkor dimulai pada tahun 1988 dan mulai berproduksi pada tahun 1994. Karena peningkatan kegiatan eksplorasi, ANTAM memutuskan untuk membentuk departemen Geologi agar bisa melakukan kegiatan eksplorasi pada tanggal 29 Februari 1980. Sejak tahun 1980, kegiatan Geologi telah mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia dan telah memberikan ANTAM data eksplorasi yang berharga. ANTAM saat ini memiliki tujuh unit operasi, yaitu: a. Unit Pertambangan Bauksit Kijang, Riau. b. Unit Pertambangan Nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara. c. Unit Pertambangan Nikel Gebe P. Gebe, Maluku. d. Unit Pertambangan Emas Pongkor, Jawa Barat. e. Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap, Jawa Tengah. f. Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Jakarta, DKI. g. Unit Geologi, Jakarta, DKI. Anggaran Dasar (“AD”) Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 1 Juli 2020 terkait penyesuaian tujuan dan target perusahaan berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2017. Perubahaan ini dituangkan dalam Akta Notaris No. 3 tertanggal 1 Juli 2020 oleh Jose Dima Satria, S.H., M.Kn. dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik



Indonesia



berdasarkan



Surat



Keputusan



(“SK”)



No.



AHU-



0047606.AH.01.02.TAHUN 2020 tertanggal 13 Juli 2020. Berdasarkan Pasal 3 AD Perseroan yang bergerak di bidang pertambangan berbagai mineral dan melakukan usaha di bidang perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Pada tahun 1997, perusahaan awalnya menerbitkan 430.769.000 saham yang merupakan 35% dari 1.230.769.000 saham ditempatkan dan disetor penuh. Saham tersebut dicatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 27 November 1997 dan kedua bursa tersebut bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (“IDX”) pada tahun 2008. Pada tanggal 7 Oktober 2015, perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas (“PUT I”) dalam rangka pemberian Hak Memesan Efek Terdahulu (HMETD”) kepada perusahaan



pemegang



saham,



dimana



Perseroan



menerbitkan



sejumlah



14.492.304.975 saham biasa atas nama Seri B dengan nilai nominal Rp100 (nilai penuh) per saham atau 60% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT I. Dalam PUT I ini, Pemerintah Republik Indonesia menggunakan seluruh haknya untuk menolak pertama dan menyetorkan dana sebesar Rp3.494.820.000 untuk menerima sebanyak 9.420.000.000 lembar saham Seri B. Sisanya sebanyak 5.072.304.975 lembar saham telah diserap sepenuhnya oleh pemegang Saham Publik dan memberikan tambahan modal sebesar Rp1.881.825.146. Pada akhir pelaksanaan PUT I Perseroan, kepemilikan modal ditempatkan dan disetor perseroan terdiri dari Pemerintah Republik Indonesia (65%) dan Pemegang Saham Republik (35%).



Pada tanggal 29 November 2017, Perseroan mengadakan RUPSLB tentang perubahan kepemilikan saham dari Pemerintah Republik Indonesia menjadi PT. Indonesia Asahan Aluminium (Perseo) (“Inalum”). Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, kepemilikan modal ditempatkan dan disetor perusahaan yang terdiri dari Inalum (65%) dan pemegang saham publik (35%). Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019, seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 24.030.764.725 lembar saham telah di catatkan di IDX/BEI. Pada tahun 2002, saham perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Australia (“BEA”) sebagai Chess Depository Interest (“CDI”). Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, unit yang diperdagangkan di BEA adalah sejumlah 1.303.649 unit CDI yang setara dengan 6.518.245 saham biasa Seri B. Kantor pusat perusahaan ini berada di Gedung Aneka Tambang Letjen T.B. Simatubang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia. Selain itu, perusahaan juga memiliki Kantor Perwakilan Makassar yang berada di Jalan DR. Ratulangi No. 60, untuk membantu pembelian barang habis pakai dan produk Nikel industri. Hasil produksi PT. ANTAM, Tbk adalah: a. Biji nikel Antam terbagi menjadi biji nikel saprolit dan limonit. Biji nikel limonit adalah biji nikel laterit kadar rendah dan mengandung 0,8% - 1,5% nikel, 25% - 35% besi dan sejumlah sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan saprolit sehingga lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Pada saat yang sama, Biji nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit umumnya mengandung sekitar 1,5% - 2,5% nikel yang merupakan biji laterit bermutu tinggi. Dengan melalui produksi pirometalurgi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan feronikel



dengan kandungan feronikel sekitar 20% nikel dan besi sekitar 80%. Penambangan nikel saat ini di lakukan di Pomalaa (Sulawesi Tenggara) dan Pulau Gebe (Maluku) sedangkan pengolahannya di Pomalaa. Nikel adalah salah satu “bisnis inti” PT. ANTAM, Tbk ditunjuk oleh potensi cadangan nikel yang cukup besar. b. Emas dan Perak Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang memiliki potensi emas dan perak yang cukup besar berdasarkan struktur geologinya. PT. ANTAM Tbk melaksanakan program eksplorasi yang terencana dan sistematis khususnya di daerah Jawa Barat. Dilihat dari hasil eksplorasi telah ditemukan sejumlah besar cadangan emas dan perak baru di daerah gunung Pongkor, Kabupaten Bogor dan mulai berproduksi komersial sejak bulan Mei 1994.Pabrik pengolahandapat menghasilkan 2,5 ton Emas dan 20 ton Perak per tahunnya serta memiliki perangkat Pengolahan dan Pemurniaan Logam Mulia dengan output tahunan sebesar 100 ton Emas dan 270 ton Perak yang telah dipasarkan secara luas, baik di dalam negeri maupun ke manca negara dengan merk LM (Logam Mulia). Produk emas dan perak Logam Mulia telah memperoleh lisensi merek dagang internasional dari London Bullion Market Association (LBMA). c. Bauksit merupakan sumber utama biji untuk produksi aluminium yang mengandung 30-54% aluminium oksida (Al203) dan sisanya terdiri dari campuran silikon dioksida, berbagai oksida besi dan titanium dioksida. Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup besar. Saat itu, pertambangan bauksit di Indonesia hanya ditemukan di Kijang, Pulau Bintan yang mulai ditambang dan diekspor oleh NV NIBEM (NV



Nederlansch Indische Bauxite Exploratie Maatschappij) tahun 1935, yang kemudian berkembang menjadi bagian dari PT. ANTAM. Sejak tahun 1988, PT. ANTAM Tbk telah memperoleh pangsa pasar baru di Amerika Serikat. d. Pasir Besi Kegiatan penambangan pasir besi dimulai di daerah Cilacap pada tahun 1971 dan berlanjut tahun 1980 ke daerah Kutoarjo, Jawa Tengah. Produk pasir besi PT. ANTAM Tbk digunakan dalam jumlah yang signifikan dihampir setiap pabrik semen di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Cadangan terbesar berada di daerah Yogyakarta antara Sungai Progo dan Bogowonto. e. Geologi Unit Geologi merupakan salah satu dari tujuh divisi PT. ANTAM Tbk. Misi yang dilakukan oleh unit iniadalah memberikan jasa eksplorasi, baik untuk PT. ANTAM maupun bukan untuk PT. ANTAM. Empat puluh tiga keberhasilan departemen Geologi dalam menjalankan bisnisnya antara lain dapat dilihat dari penemuan emas di Gunung Pongkor, Jawa Barat yang kini menjadi salah satu dari “tambang utama” PT. ANTAM Tbk. 2. Visi Misi PT. Aneka Tambang Tbk., a. Visi PT. Aneka Tambang Tbk “Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan integrasi usaha berbasis sumber daya alam”.



b. Misi PT. Aneka Tambang Tbk.,



1) Menghasilkan produk-produk berkualitas dengan memaksimalkan nilai tambah melalui praktik-praktik industri terbaik dan operasional yang unggul. 2) Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan, keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan. 3) Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan. 4) Meningkatkan kompetisi dan kesejahteraan karyawan serta kemandirian ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi. 3. Struktur Organisasi PT. Aneka Tambang Tbk., Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki unit-unit organisasi untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Berdasarkan garis wewenang dan tanggung jawab di dalam struktur organisasi, maka dapat diketahui kepada siapa seorang pegawai bertanggung jawab atas tugas yang dikerjakan. Struktur organisasi juga merupakan penyediaan lingkungan kerja yang tepat sesuai dengan keahlian dan kecakapan masing-masing karyawan. Tujuan struktur organisasi adalah untuk mendapatkan sistem kerja sama yang baik dan berguna bagi perusahaan. Agar lebih jelas maka disajikan struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk.,



Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Aneka Tambang Tbk.,



Sumber: www.antam.com



4. Job Description Terkait dengan struktur organisasi perusahaan, dapat dijelaskan tugas dari setiap bagian, yaitu:



a. Dewan Komisaris Tugas dari dewan komisaris sebagai berikut.



1) Mengawasi jalannya perusahaan, pengurusan perusahaan, dan kegiatan usaha perusahaan, serta memberikan pendapat dan saran kepada direksi untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. 2) Melaksanakan tugas dengan itikad baik, memiliki rasa tanggung jawab dan kehati-hatian dalam kondisi tertentu. 3) Dewan komisaris menyelenggarakan rapat umum pemegang saham tahunan dan rapat umum pemegang saham lainnya sesuai dengan wewenang yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan. 4) Dewan pengawas wajib menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang dilakukan pada tahun buku sebelumnya kepada rapat umum pemegang saham. b. Komite Audit Tugas komite audit adalah untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada dewan komisaris atas laporan atau hal-hal yang disampaikan, serta melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan tugas direksi. Ruang lingkup kerja komite audit tercantum dalam piagam komite, yaitu mengawasi efektivitas pengendalian



internal,



kepatuhan



terhadap



peraturan



perundang-undangan,



pelaksanaan laporan risiko dan manajemen risiko, penilaian sendiri atas pelaksanaan tugas komite audit, dan pelaksanaan tugas khusus.



c. Komite Good Corporate Governance, Nominasi dan Remunerasi 1) Tanggung jawab khusus komite GCGNR adalah:



2) Mereview kepatuhan perusahaan terhadap anggaran dasar perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Memastikan penerapan prinsip dan etika GCG secara konsisten, serta mengawasi pelaksanaan dan tindak lanjut hasil evaluasi yang dilakukan oleh evaluator independen. 4) Mengawasi dan berpartisipasi dalam pelaksanaan sosialisasi GCG di tim perusahaan. 5) Memantau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan, sosial dan lingkungan, serta mengevaluasi kebijakan dan menentukan dampaknya. d. Komite Manajemen Risiko Tugas dan tanggung jawab komite manajemen risiko adalah membantu dewan komisaris untuk memberikan pendapat yang profesional dan independen agar dapat memastikan bahwa dewan komisaris menerapkan manajemen risiko perusahaan secara baik dan menyeluruh. Komite manajemen risiko adalah komite yang dibentuk untuk menjalankan tugas mengelola risiko usaha yang di hadapi. e. Sekertaris Perusahaan Fungsi



sekertaris



perusahaan



adalah



menetapkan,



mengarahkan,



dan



merumuskan pelaksanaan kepatuhan perusahaan yang terkait dengan pasar modal, pelaksanaan hubungan investor dan komunikasi perusahaan, pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, dan dukungan strategis serta pengelolaan sekretariat perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan tetap memperhatikan prinsipprinsip etika dan tata kelola perusahaan yang baik.



f. Direktur Utama Adapun tugas direktur utama adalah sebagai berikut. 1) Memipin dan bertanggungjawab dalam menjalankan perusahaan. 2) Bertanggungjawab atas apa yang di hadapi perusahaan, baik itu perusahaan mendapatkan keuntungan maupun kerugian. 3) Merencanakan, merumuskan, dan mengelola berbagai sumber pemasukan dan pengeluaran atas kekayaan yang dimiliki perusahaan. 4) Menyusun dan menetapkan berbagai strategi untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. 5) Mengkoordinasikan dan mengawasi seluruh kegiatan perusahaan, mulai dari administrasi dan kepegawaian hingga pengadaan barang. g. Direktur Keuangan Direktur keuangan adalah pemimpin yang membawahi dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. Manajer keuangan perusahaan menjalankan tugasnya untuk membantu direktur keuangan perusahaan menjalankan tugasnya untuk membantu kinerja yang dijalankan oleh direktur karena keuangan perusahaan tidak hanya dilakukan dengan prinsip audit dan analisis. h. Direktur Operasi dan Produksi Direktur operasi dan produksi adalah orang yang bertanggungjawab atas semua operasi perusahaan, termasuk proses dari perencanaan hingga implementasi perusahaan. Namun, direktur operasi dan produksi memiliki beberapa tanggung jawab khusus, yaitu membantu direktur utama untuk bertanggung jawab atas semua prosedur operasi, produksi, kualitas proyek ke



produksi dan bertanggung jawab atas pengembangan kualitas produk dan karyawan yang terlibat. i. Direktur Sumber Daya Manusia Direktur sumber daya manusia memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan perusahaan. Mengelola sumber daya manusia perusahaan adalah peran yang sangat penting yang harus diemban oleh direktur sumber daya manusia. Direktur sumber daya manusia tidak akan mempekerjakan sembarangan orang untuk bekerja di perusahaan. Calon karyawan harus melalui tahap seleksi, mulai dari tes pengetahuan umum, tes psikologi hingga wawancara, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memenuhi standar yang disyaratkan oleh perusahaan. Direktur sumber daya manusia bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinasikan dan membimbing fungsi-fungsi administrasi perusahaan.Selain itu, direktur sumber daya manusia juga bertanggung jawab untuk mengawasi rekrutmen karyawan, wawancara dan perekrutan karyawan baru. j. Direktur Pengembangan Usaha Adapun tugas dari direktur pengembangan usaha, yaitu: 1) Memimpin



dan



mengkoordinasikan



tugas



dibawah



direktur



perencanaan dan pengembangan bisnis. 2) Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan dibawah direktur pengembangan. 3) Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan perusahaan dalam pengembangan industri hilir dan industri pendukung. 4) Menjalankan intruksi dari direktur utama, dewan komisaris dan RUPS.



B. Penyajian Data Penelitian ini membahas tentang kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Di mana data tersebut, peneliti dapatkan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari website www.antam.com mulai dari periode 2016-2020. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan uraikan analisis rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan khususnya PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk dalam penelitian ini. 1. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. a. Current Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



aset lancar kewajiban lancar



X 100%



Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Current Ratio pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., periode 2016-2020.



Tahun



Aset Lancar



Kewajiban Lancar



Current Ratio (%)



2016



10.630.221.568



4.352.313.598



244



2017



9.001.938.755



5.552.461.635



162



2018



8.498.442.636



5.511.744.144



154



2019



7.665.239.260



5.293.238.393



144



2020



9.150.514.439



7.553.261.301



121



Rata-rata



8.989.271.331,60



5.652.603.814,20



165



Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 =



10.630.221.568 4.352.313.598



X 100% = 244%



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 =



9.001.938.755 5.552.461.635



X 100% = 162%



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 =



8.498.442.636 5.511.744.144



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 =



7.665.239.260 5.293.238.393



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 =



9.150.514.439 7.553.261.301



X 100% = 154% X 100% = 144% X 100% = 121%



Berdasarkan rata-rata perusahaan untuk current ratio adalah 165%. Dan dari hasil perhitungan current ratio menunjukkan bahwa pada tahun 2016 sebesar 244% dan pada tahun 2017, 2018, 2019, serta 2020 mengalami penurunan terus-menurus, yaitu sebesar 162%, 154%, 144%, dan 121%. Hal ini dikarenakan kewajiban lancar dan aset lancar pada tahun 2016-2020 mengalami fluktuatif.



b. Quick Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset cepat tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya. 𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



aktiva lancar − persediaan kewajiban lancar



X 100%



Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Quick Ratio pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., periode 2016-2020.



Tahun



Aktiva Lancar



Persediaan



Kewajiban Lancar



Quick Ratio (%)



2016



10.630.221.568



1.388.415.530



4.352.313.598



212



2017



9.001.938.755



1.257.785.082



5.552.461.635



139



2018



8.498.442.636



2.027.731.541



5.511.744.144



117



2019



7.665.239.260



1.796.301.441



5.293.238.393



110



2020



9.150.514.439



2.626.022.280



7.553.261.301



86



Rata-rata



8.989.271.331,6



1.819.251.174,8



5.652.603.814,2



133



Sumber : Data Diolah Sendiri, 2021



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 =



10.630.221.568 − 1.388.415.530 X 100% = 212% 4.352.313.598



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 =



9.001.938.755 − 1.257.785.082 X 100% = 139% 5.552.461.635



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 =



8.498.442.636 − 2.027.731.541 X 100% = 117% 5.511.744.144



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 =



7.665.239.260 − 1.796.301.441 X 100% = 110% 5.293.238.393



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 =



9.150.514.439 − 2.626.022.280 X 100% = 86% 7.553.261.301



Berdasarkan rata-rata perusahaan untuk quick ratio pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., adalah sebesar 133%. Dan untuk hasil perhitungan quick ratio pada tahun 2016-2020 mengalami penurunan yang sangat signifikan, yaitu tahun 2016 sebesar 212%, tahun 2017 sebesar 139%, tahun 2018 sebesar 117%, tahun 2019 sebesar 110%% dan tahun 2020 sebesar 86%.



2. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. a. Debt to Assets Ratio/rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = total utang (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡) x 100% total aset (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠) Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., Periode 2016-2020.



Tahun



Total Utang



Total Aset



Debt to Asset Ratio (%)



2016



11.572.740.239



29.981.535.812



38



2017



11.523.869.935



30.014.273.452



38



2018



13.567.160.084



33.306.390.807



40



2019



12.061.488.555



30.194.907.730



39



2020



12.690.063.970



31.729.512.995



39



Rata-rata



12.283.064.556,60



31.045.324.159,20



38



Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 =



11.572.740.239 x 100% = 38% 29.981.535.812



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 =



11.523.869.935 x 100% = 38% 30.014.273.452



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 =



13.567.160.084 x 100% = 40% 33.306.390.807



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 =



12.061.488.555 x 100% = 39% 30.194.907.730



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 =



12.690.063.970 x 100% = 39% 31.729.512.995



Berdasarkan rata-rata perusahaan untuk debt to asset ratio pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., adalah sebesar 38%. Dan untuk hasil perhitungan debt to asset ratio di tahun 2016 dan tahun 2017 sebesar 38%, tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 40%. Namun mengalami penurunan di tahun 2019 dan tahun 2020 debt to asset ratio masing-masing sebesar 39%. b. Debt to Equity Ratio/rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara total utang dan modal sendiri serta untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang. 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



total utang (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡) x 100% total modal (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)



Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., Periode 2016-2020. Tahun



Total Utang



Total Modal



Debt to Equity Ratio (%)



2016



11.572.740.239



18.408.795.573



62



2017



11.523.869.935



18.490.403.517



62



2018



13.567.160.084



19.739.230.723



68



2019



12.061.488.555



18.133.419.175



66



2020



12.690.063.970



19.039.449.025



66



Rata-rata



12.283.064.556,60



18.762.259.603



65



Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 =



11.572.740.239 x 100% = 62% 18.408.795.573



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 =



11.523.869.935 x 100% = 62% 18.490.403.517



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 =



13.567.160.084 x 100% = 68% 19.739.230.723



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 =



12.061.488.555 x 100% = 66% 18.133.419.175



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 =



12.690.063.970 x 100% = 66% 19.039.449.025



Berdasarkan rata-rata perusahaan untuk debt to equity ratio pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., adalah sebesar 65%. Dan untuk hasil perhitungan debt to equity ratio di tahun 2016 dan tahun 2017 masing-masing sebesar 62%, tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 68,7%. Namun di tahun 2019 dan di tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 66%. 3. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya. a. Return On Assets/hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = laba bersih x 100% total aset Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Return On Asset pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., Periode 2016-2020.



Tahun



Laba Bersih



Total Aset



2016



64.806.188



29.981.535.812



0,21



2017



136.503.269



30.014.273.452



0,45



2018



874.426.593



33.306.390.807



2,62



2019



193.852.031



30.194.907.730



0,64



2020



1.149.353.693



31.729.512.995



3,62



Ratarata



483.788.354,8 0



31.045.324.159,20



1,50



Return On Asset (%)



Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 =



64.806.188 x 100% = 0,21% 29.981.535.812



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 =



136.503.269 x 100% = 0,45% 30.014.273.452



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 =



874.426.593 x 100% = 2,62% 33.306.390.807



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 =



193.852.031 x 100% = 0,64% 30.194.907.730



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 =



1.149.353.693 x 100% = 3,62% 31.729.512.995



Berdasarkan rata-rata perusahaan return on asset pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., adalah sebesar 1,50%. Dan untuk hasil perhitungan return on asset di tahun 2016 sebesar 0,21%, tahun 2017 sebesar 0,45%, tahun 2018 sebesar 2,62%, tahun 2019 sebesar 0,64% dan di tahun 2020 sebesar 3,62% sehingga persentase dari tahun 2016-2020 mengalami fluktuatif. b. Return On Equity/hasil pengambilan atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =



laba bersih setelah pajak total ekuitas



x 100%



Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Return On Equity pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., Periode 2016-2020.



Tahun



Laba Bersih setelah Pajak



Total Ekuitas



Return On Equity (%)



2016



64.806.188



18.408.795.573



0,35



2017



136.503.269



18.490.403.517



0,73



2018



874.426.593



19.739.230.723



4,42



2019



193.852.031



18.133.419.175



1,06



2020



1.149.353.693



19.039.449.025



6,03



Rata-rata



483.788.354,80



18.762.259.603



2,51



Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 =



64.806.188 x 100% = 0,35% 18.408.795.573



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 =



136.503.269 𝑥 100% = 0,73% 18.490.403.517



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 =



874.426.593 x 100% = 4,42% 19.739.230.723



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 =



193.852.031 x 100% = 1,06 % 18.133.419.175



𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 =



1.149.353.693 x 100% = 6,03% 19.039.449.025



Berdasarkan rata-rata perusahaan return on asset pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., adalah sebesar 2,51%. Dan untuk hasil perhitungan return on asset di tahun 2016 sebesar 0,35%, tahun 2017 sebesar 0,73%, tahun 2018 sebesar 4,42%, tahun 2019 sebesar 1,06% dan tahun 2020 sebesar 6,03% sehingga persentasi dari tahun 2016-2020 mengalami fluktuatif yang sangat tajam.



C. Analisis dan Interpretasi Telah dikemukakan sebelumnya bahwa tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., periode 2016-2020, maka berdasarkan analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas dengan masing-masing indikator yang dilakukan. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., Periode 2016-2020.



No.



Rasio Likuiditas



PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., 2016



2017



2018



2019



2020



1.



Current Ratio (%)



244



162



154



144



121



2.



Quick Ratio (%)



212



139



117



110



86



No.



Rasio Solvabilitas



PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., 2016



2017



2018



2019



2020



1.



Debt to Asset Ratio (%)



38



38



40



39



39



2.



Debt to Equity Ratio (%)



62



62



68



66



66



No.



Rasio Likuiditas



PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., 2016



2017



2018



2019



2020



1.



Return On Asset (%)



0,21



0,45



2,62



0,64



3,62



2.



Return On Equity (%)



0,35



0,73



4,42



1,06



6,03



Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



Pada tabel 4.7 di atas dapat dilakukan analisis terhadap rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., mulai dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 sebagai berikut. 1. Kinerja Keuangan PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., berdasarkan Analisis Rasio Likuiditas, Current Ratio dan Quick Ratio. Berdasarkan tabel angka rasio keuangan di atas, maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut. Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Rasio Likuiditas (CR dan QR)



300 250 200



244 212 162 139



150



154 117



100



144 110



CR 121



QR



86



50 0



2016



2017



2018



2019



2020



Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



Rasio likuiditas pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., menunjukkan tingkat rasio yang mengalami penurunan terus-menerus yang berarti ketidakstabilan perusahaan dalam mengelola keuangannya sehingga kurang baik dalam kondisi likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan ini. Dilihat dari current ratio tahun 2016 sebesar 244%, tahun 2017 sebesar 162%, tahun 2018 sebesar 154%, tahun 2019 sebesar 144% dan tahun 2020 sebesar 121%. Hal ini terjadi karena jumlah aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif yang tidak menentu.



Quick ratio PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., juga mengalami penurunan terus-menerus karena dilihat dari tahun 2016 sebesar 212%, tahun 2017 sebesar 139%, tahun 2018 sebesar 117%, tahun 2019 sebesar 110% dan tahun 2020 sebesar 86%. Hal ini terjadi karena jumlah aset lancar di kurang dengan persediaan mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun dan begitu pula dengan kewajiban lancar sehingga perusahaan ini berada dalam kondisi yang kurang baik. 2. Kinerja Keuangan PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., berdasarkan Analisis Rasio Solvabilitas, Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio. Berdasarkan tabel 4.7, angka rasio keuangan dapat dilihat pada gambar grafik sebagai berikut. Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan Rasio Solvabilitas (DAR dan DER)



80 70 60



62



62



38



38



68



66



66



40



39



39



50 40 30



DAR DER



20 10 0 20162017201820192020 Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., mempunyai niali debt to asset ratio tahun 2016 dan tahun 2017, yaitu masing-masing sebesar 38%, tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 40%. Namun di tahun 2019 dan tahun 2020 tidak mengalami perubahan, masing-masing 39%. Hal ini berarti kinerja perusahaan cukup buruk karena tidak mampu mempertahankan penurunan



debt to asset ratio. Namun di tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 39% dari tahun sebelumnya dan tetap di tahun 2020. Bahkan kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi cukup buruk karena peningkatan utang yang lebih besar dan tidak sebanding dengan peningkatan total aktiva. Debt to equity ratio pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., tahun 2016 dan tahun 2017, yaitu masing-masing sebesar 62%, tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 68%. Namun, di tahun 2019 sebesar 66% dan tahun 2020 sebesar 66%. Hasil debt to equity ratio mengalami fluktuatif sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan cukup buruk karena peningkatan utang lebih besar dan tidak sebanding dengan peningkatan total utang sehingga tidak mampu mempertahankan penurunan debt to equity ratio. 3. Kinerja Keuangan PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas, Return On Asset dan Return On Equity. Berdasarkan tabel 4.7, angka rasio keuangan dapat dilihat dari gambar grafik sebagai berikut.



Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan Rasio Profitabilitas (ROA dan ROE)



7 6.03



6 5 4.42



4



3.62



3



ROA ROE



2.62



2 1 0



0.32 51 2016



1.06 0.64



0.73 0.45 2017



2018



2019



2020



Sumber: Data Diolah Sendiri, 2021



PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., menghasilkan nilai return on asset tahun 2016, 2017, 2018 dan tahun 2020 mengalami peningkatan, yaitu 0,21%, 0,45%, 2,62% dan 3,62%. Pada tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 0,64%. Penurunan rasio ini disebabkan karena perusahaan tidak mampu memanfaatkan asetnya dalam menghasilkan laba.



Sementara



peningkatan rasio ini disebabkan karena laba bersih dan total aset juga mengalami peningkatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik karena di tahun 2020 dapat meningkatkan kembali return on assetnya sebesar 6,03% dengan peningkatan yang sangat pesat dari tahun sebelumnya. Return on equity PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., tahun 2016, 2017, 2018 dan tahun 2020 mengalami peningkatan, yaitu 0,35%, 0,73%, 4,42%, dan 6,03%. Pada tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 1,06%. Penurunan rasio ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak dan total ekuitas juga ikut menurun. Sementara peningkatan rasio ini karena adanya kenaikan laba bersih dan total ekuitas dalam perusahaan



sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan berada dalam kondisi cukup baik karena perusahaan tidak mampu mengelola modalnya secara efisien dalam menghasilkan keuntungan namun di tahun mengalami kenaikan yang sangat pesat.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Kinerja keuangan pada PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., berdasarkan rasio likuiditas berada dalam kondisi kurang baik karena dilihat dari current ratio dan quick ratio tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 mengalami penurunan secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena jumlah aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan mengalami fluktuatif sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak mampu mengelola aset-asetnya secara efektif. 2. Kinerja keuangan PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., berdasarkan rasio solvabilitas berada dalam kondisi cukup buruk karena dilihat dari debt to asset ratio dan debt to equity ratio tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 mengalami peningkatan. Namun di tahun 2019 dan tahun 2020 tidak mengalami perubahan karena disebabkan peningkatan utang lebih besar dan tidak sebanding dengan peningkatan total aktiva dan total utang sehingga perusahaan tidak mampu mempertahankan penurunan debt to asset ratio dan debt to equity ratio. 3. Kinerja Keuangan PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., berdasarkan rasio profitabilitas berada dalam kondisi cukup baik karena return on asset dan return on equity mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun. Rasio ini



mengalami kenaikan karena adanya aset perusahaan dan laba bersih serta total modal mengalami peningkatan. Sementara rasio ini mengalami penurunan karena perusahaan tidak mampu memanfaatkan aset dan tidak mampu mengelola modalnya secara efisien dalam menghasilkan laba. B. Saran Setelah di kemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan penelitian mengenai kinerja keuangan PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., periode 2016- 2020, maka di ajukan beberapa saran yang dapat di jadikan sebagai pertimbangan yaitu: 1. Perusahaan diharapkan untuk terus mengevaluasi kinerja ketika merencanakan anggaran perusahaan sehingga dapat dijalankan dengan baik dan efisien, serta dapat menjadi pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusan dalam beberapa tahun ke depan. 2. Perusahaan juga diharapkan untuk memperhatikan kinerja keuangan dari kegiatan perusahaan yang kinerjanya menurun dengan maksud untuk meningkatkan kembali kinerja perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah indikator penelitian untuk lebih efektif mengevaluasi kinerja perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA Adriyani, I. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajamen & Bisnis Sriwijaya, Vol. 13, No.3. Agus, P., Wibowo, & dkk. 2018. Pengantar Akuntansi 1. Jakarta: Salemba Empat. Aisyah. 2017. Analisis Kinerja Keuangan terhadap Laba Perusahaan Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat Guna Malindo di Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Manajemen, Vol.3, No.2, , 21-25. Fahmi, dan Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Alfabeta: Bandung. Hamidu, N. P. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan di BEI. Jurnal EMBA, Vol.1, No.3 , 711-721. Harahap, S. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Rajagrafindo. Ghalia Indonesia: Jakarta:. Hery. 2015. Analisis Kinerja Manajemen. Grasindo: Jakarta. . 2016. Analisis Laporan Keuangan. Grasindo: Jakarta. Hutabarat, F. 2020. Analisis Kinerja Keuangan Pertama.Desanta Muliavisitama: Banten.



Perusahaan.



Cetakan



James., dan John. 2017. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. Jananto, D. 2020. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI. Artikel Ilmiah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Kasmir., dan Jakfar. 2017. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi.Kencana PT. Desindo Putra Mandiri: Depok. Kaunang, S. A. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Cipta Daya Nusantara Manado. Jurnal EMBA, Vol.1, No.4. Kusuma, I. N. 2012. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol.7, No.2. Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi 3. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN: Yogyakarta.



Nasution, M. R. 2018. Analisis Rasio Profitabilitas sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan pada PT. Jayawi Solusi Abadi Medan. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Medan. Noor, J. 2017. Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Edisi Pertama, Cetakan Ke Empat. Kencana Prenadamedia Group: Jakarta. Oktaviani, D. 2021. Pengaruh Return On Asset (ROE), Net Profit Margin (NPM) terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan di PT. United Tractors Tbk. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan . PT. Aneka Tambang (ANTAM) Tbk.,(www.idx.co.id atau www.antam.com/15 November 2020/15.59). Rezi, F. 2020. Analisis Kinerja Keuangan PT.Aneka Tambang Tbk Periode 2012- 2015. Skripsi Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri Batusangkar. Saragih, R. 2018. Analisis Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Methodist, Vol.2, No.1 . Sartono, A. 2014. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi Ke Empat. Cetakan Pertama.BPEE: Yogyakarta. Satria, R. 2017. Analisis Laporan Keuangan untuk melihat Kinerja Keuangan pada PT. Darma Henwa Tbk. Jurnal Sekuritas (Ekonomi, Keuangan dan Investasi), Vol.1, No.2 , 93. Sawir, A. 2013. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung. Wairooy, M. A. 2019. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada PT. Semen Tonasa (Persero)di Kabupaten Pangkep. Jurnal Ekonomi Balance Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Vol.15, No.2 . Wardayani, dan Wahayuni, D. S. 2016. Analisis Return On Asset dan Debt to Asset Ratio dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan. Jurnal Ilman, Vol.4, No.1.