Laporan PKL PT Antam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian negara Indonesia



bahkan dunia.Untuk di negara Indonesia sendirimerupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya mineralnya dan hal tersebut dapat langsung dirasakan oleh masyarakat setempat bahkan akan berdampak untuk kemajuan negara itu sendiri akibat adanya aktivitas pertambangan,misalkan pada peningkatan infrasruktur dan ekonomi masyarakat yang bekelanjutan. Di negara Indonesia terdapat banyak perusahaan yang bekerja di sektor pertambangan dan



salah satunya adalah



perusahaan PT. Antam (Persero), Tbk. PT. Antam (Persero), Tbk adalah salah satu perusahaan pertambangan yangsebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (65%) dan publik (35%). PT. Antam (Persero), Tbk didirikan pada tahun 5 Juli 1968. Kegiatan PT. Antam (Persero), Tbk sendiri mencakup kegiataneksplorasi dan ekploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran dari cadangan dan sumber daya mineral yang dimiliki. Komoditas utama PT. Antam (Persero) Tbk adalah bijih nikel kadar tinggi, bijih nikel kadar rendah, emas, perak, dan bauksit. PT. Antam saat ini memiliki 4 unit bisnis utama yaitu Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Sulawesi Tenggara, Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Maluku Utara, Unit Bisnis Pertambangan



(UBP) Emas Pongkor, serta Unit Bisnis



Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia. Untuk Pertambangan emas sendiri PT Antam (Persero), Tbk mempunyai 2 wilayah unit bisnis, yang salah satunya Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE)Pongkor yang melakukan kegiatan penambangan dan pengolahan emas yang terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. PT. Antam (Persero), Tbk, UBPE Pongkor menggunakan sistem tambang bawah tanah (underground mining) sehinggga kegiatan penambangannya tidak berhubungan langsung dengan udara, sedangkan metode penambangan bawah



yang digunakan di PT. Antam (Persero), Tbk UBPE Pongkor adalah metode cut and fill yaitu mengambilbijih emas dari perut bumi kemudian rongga yang telah kosong diisi lagi dengan material limbah (waste material, pasir dan kerikil) yang merupakan sisa pengolahan yang telah bersih dari zat-zat bebahaya. Pada umumnya kegiatan penambangan yang dilakukan PT. Antam (Persero), Tbk UBPE Pongkor yaitu mencangkup kegiatan pemboran, peledakan kemudian broken ore hasil dari peledakan tersebut dilakukan proses mucking dan loading dengan menggunakan alat berat yaitu LHD (Load Lauling Dump) dan kemudian dilakukan proses pengangkutan menggunakan granby menuju ke proses pengolahanemas untuk memisahkan bijih emas dari mineral pengotornya hingga terbentuk dore bullion. 1.2



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan kerja praktek ini



yaitu mengenai penambangan bijih emas di PT. Antam (Persero), Tbk UBPE Pongkor yang meliputi kegiatan pemboran, peledakan dan dilanjutkan dengan mucking, loading serta pengangkutan dengan menggunakan grandby menuju crushing plantarea untuk dilakukan proses pengolahan emas dari bijih emas hingga terbentuk dore bullion. 1.3



Maksud dan Tujuan



1.3.1 Maksud Adapun maksud dari kegiatan praktek lapangan ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kegiatan penambangan dengan metode cut and fill seperti kegiatan pemboran, peledakan, mucking, loading, hauling serta kegiatan pengolahan bijih emas. 1.3.2 Tujuan Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk :



1.



Untuk mengetahui produksi pemboran yang dihasilkan dari jumbo drill per jam.



2.



Untuk mengetahui tonase bongkahan batuan yang dihasilkan dari peledakan per cut.



3.



Untuk mengetahui produktivitas LHD per jam seperti pada kegiatan mucking dan loading.



4.



Untuk mengetahui alur proses pengolahan dari bijih emas hingga menjadi dore bullion.



1.4



Lokasi dan Waktu Pelaksanaan



1.4.1 Lokasi Pelaksanaan Adapun lokasi penelitian dengan tujuan Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan di daerah Jawa barat yang posisi daerahnya berada di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Perusahaan Aneka Tambang Pongkor memiliki izin usaha penambangan



seluas 6047 Ha yang



menerapkan sistem Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining) dengan metode penambangan Cut And Fill. Gunung Pongkor sendiri terbagi menjadi beberapa lokasi wilayah penambangan diantaranya Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Untuk penelitian Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan pada beberapa lokasi yang berbeda yaitu Ciguha, Kubang Cicau dan daerah pengolahan. Untuk di daerah lokasi Ciguha sendiri berada di level 475 stope IV, lokasi daerah Kubang Cicau berada di level 500 stope IVdan lokasi terakhir dalam penelitian Praktek Kerja Lapangan ini berlokasi di daerah fabrik pengolahan. 1.4.2 Waktu Pelaksanaan Untuk waktu pelaksanaan dalam Praktek Kerja Lapangan yang bertujuan untuk melakukan penelitian langsung ke dalam tambang bawah tanah serta untuk mengumpulkan data-data lapangan yang memerlukan waktu selama satu bulan yang dimulai dari orientasi lapangan dan pengumpulan data-data terhadap penelitian yang dilakukan di dalam tambang bawah tanah maupun diluar dalam tambang.Adapun kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini dimulai dari orientasi hingga pengumpulan data yang dimulai dari 03 Agustus-04 September.



BAB II KEADAAN UMUM DAN LANDASAN TEORI 2.1



Keadaan Umum



2.1.1 Sejarah Perusahan UBPE Pongkor PT. Aneka Tambang Tbk adalah suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Departemen Pertambangan dan Energi, yang memiliki Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor. UBPE ini dikepalai oleh General Manager yang bertanggung jawab terhadap Direksi PT. Aneka Tambang. Secara kronologis, berdirinya UBPE Pongkor dimulai pada tahun 1974, dengan dilakukan tahap awal yang sering umum dikenal dengan kegiatan Eksplorasi. Adapun yang ditemukan pada daerah Gunung Pongkor berupa logam dasar Seng dan Timbal (Zn dan Pb) yang terletak pada daerah bagian Utara Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, yang kemudian hal tersebut dikemukakan oleh seorang ahli geologist dari Aneka Tambang pada saat itu, yang melakukan kegiatan penelitian Eksplorasi dengan jangka waktu selama 7 tahun (1974-1981). Pada tahun 1981, dilakukan survey pendahuluan serta pengumpulan data terperinci di daerah Pongkor dan ditemukan endapan urat kuarsa yang mengandung mineral logam Emas dan Perak. Kegiatan penambangan di Unit Pertambangan Emas Pongkor dimulai sejak tahun 1994, keberadaanya terletak dibawah Taman Nasional Gunung Halimun dan Hutan Produksi, sehingga diperlukan persyaratan yang lebih ketat untuk memperoleh Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) yang sesuai dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 Tahun 1999. Hal-hal yang berkaitan mengenai Analisa Dampak Lingkungan diperlukan syarat rekomendasi dari Menteri Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia serta Direktorat Jendral Pertambangan Umum sedangkan Untuk Izin Usaha Pertambangan



sendiri di daerah Pongkor memilki luas 6047 Hektar.



Perusahaan PT.Aneka Tambang Pangkor merupakan gabungan antara saham yang dimiliki oleh Negara, yaitu 65% dan 35% dimiliki oleh publik. Salah satu komoditas PT Antam adalah emas. Proses produksi dan pengolahan emas terletak



di Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tambang Emas Pongkor ini adalah tambang emas kedua setelah Cikotok yang dimiliki oleh PT Antam UBPE Pongkor adalah satu-satunya tambang Indonesia yang ditemukan oleh putra/putri bangsa Indonesia. 2.1.2 Struktur Organisasi Bagan struktur organisasi pada UBPE Pongkor terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan PT. Antam Tbk, dan bagan struktur organisasi tersebut dapat dilihat dibawah ini.



Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan UBPE Pongkor, Jawa Barat



2.1.3 Lokasi dan Kesampain Daerah Secara administrasi wilayah Izin Usaha Penambangan PT. Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor berlokasi di daerah Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Adapun letak lokasi Gunung Pongkor pada peta dibawah ini.



Gambar 2.2 Peta Regional Daerah Jawa Barat Secara Geografis lokasi Izin Usaha Pertambangan di UBPE Pongkor terletak pada koordinat 106°30’01,0” BT - 106°35’38.0”, dan 6°36’37” LS 6°43’11.0” LS. Untuk mencapai lokasi penambangan dapat ditempuh dengan



perjalanan darat yaitu dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat yang berjarak sekitar 54 Km ke arah Barat Daya dari kota Bogor. 2.1.4 Topografi dan Morfologi UBPE Pongkor merupakan bagian dan satuan wilayah yang mempunyai topografi berupa daerah pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 500-900 meter di atas permukaan air laut, kemudian pada daerah sekitarnya merupakan suatu daerah perbukitan sedang sampai terjal dengan komposisi 15% daerah datar berombak, 60% daerah berombak berbukit dan 25% daerah berbukit bergunung sedangkan morfologi berbentuk puncak bukit yang tajam dan agak membulat dimana lereng berkisar antara 20° - 60°. Pada sisi sebelah barat laut menunjukan relief bergelombang lemah, dimana pegunungannya menampakan adanya pola arah yang memanjang dengan urat-urat kuarsa. Ketebalan lapisan humus ± 2,5 meter dengan ketinggian Gunung Pongkor rata-rata ± 750 meter. Secara umum daerah Pongkor tertutup oleh tanah laterite dengan lapisan batuan yang berasal dari batuan vulkanik. Untuk geomorfologi sendiri, posisi tambang emas Pongkor menurut peta mintakat fisiografi van Bemmelen (1949) terletak di batas barat zona Bandung berbatasan dengan pegunungan Kubah Bayah, sehingga diperkirakan yang menjadi batuan dasar (basement rock) adalah formasi-formasi batuan yang terdapat pada pegunungan Kubah Bayah. Jika melihat fisik batuan yang mengandung urat-urat kuarsa dan batuan yang berubah pada umumnya adalah breksi dan lapili yang disertai dengan sisipan batu lempung dan batu pasir halus yang ditemukan pada lorong (tunnel) pertambangan emas, maka batuan yang mengandung urat-urat kuarsa berupa mineral emas tersebut diperkirakan berasal dari formasi Cimapag.Geomorfologi daerah Pongkor terbagi menjadi 4 satuan bentuk lahan, dengan urutan kejadian seperti dibawah ini. 1. Bentuk lahan Gunung api Astana 2. Bentuk lahan lereng Gunung api Pongkor 3. Bentuk lahan Denudasional Gunung Pongkor 4. Bentuk lahan lereng Gunungapi Cianten lereng



2.1.5 Keadaan Geologi dan Mineralisasi serta Litologi 2.1.5.1 Keadaan Geologi Untung dan Wirosudarmo (1975), mengungkapkan bahwa pola struktur yang berkembang di pulau Jawa dan Madura cenderung berarah Barat-Timur sedangkan di Jawa Barat umumnya mengikuti pola Sumatera yaitu Barat lautTenggara. Untuk daerah Unit Bisnis Pengolahan Emas Pongkor sendiri apabila ditinjau dari aspek keadaan geologi bahwa terdapat tiga urat emas utama yang merupakan endapan emas-perak terletak pada daerah Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug seperti yang terlihat pada contoh gambar dibawah ini.



Gambar 2.3 Penampang Tiga Urat Utama (Dept. Quality Control PT. Antam (Persero), Tbk UBPE Pongkor, 2015)



Wilayah Gunung Pongkor terletak tepat pada posisi timur laut dari Kubah Baya.Keadaan physiographic ini terdiri dari sabuk paleogenesedimen pada bagian selatan yang terlapisi oleh unit sedimen yang lebih muda, sabuk vulkanik pada bagian pusatnya serta pada sabuk utara terdapat batuan sedimen dari Miosen Tengah sampai Pliosen.Pengendapan Gunung Pongkor dengan urutan batuan beku berumur Tersier yang terdiri dari breksi tuf, tuf lapili dan intruksi andesit yang terbentuk bersamaan dengan breksi vulkanik secara luas. Intrusi andesit terlihat pada bagian timur dan bagin barat dari area Gunung Pongkor. Berdasarkan assosiasi maka batuan andesit yang membentuk Gunung Pongkor berhubungan dengan formasi andesit tua, formasi cimapag dan formasi bojongmanik. Mineralisasi emas dan perak di Gunung Pongkor ditemukan pada batuan gunung api yang disusun oleh aglomerat, tufa, breksi dan lava andesit. Secara paragenesa kadar emas yang ditemukan dalam urat kuarsa terletak pada zona ubahan hidrotermal yang meliputi daerah seluas 11 km x 6 km. Gunung Pongkor memiliki struktur geologi dengan jalur gunung api yang masih aktif memanjang dari Barat ke Timur 30-40 km yang umumnya masih tertutup dengan hutan primer. Pada bagian Selatan terutama di sepanjang sungai Cikaniki terdapat batuan tufa breksi dan sisipan batu lempung. Struktur geologi tidak terlepas dari proses alam yang pada umumya terdiri dari komponen struktur utama yang selalu dapat diamati serta dianalisa keberadaanya yaitu kekar dan sesar, adapun di daerah Gunung Pongkor terdapat sesar dengan arah N 190° E dan N 225° E dengan sudut kemiringan (dip) hampir tegak yang telah terisi oleh urat kuarsa. Berdasarkan data geologi yang telah terdata maka di daerah Gunung Pongkor terdiri beberapa sesar diantaranya Sesar Cikaniki, Sesar Cihalang, Sesar Cidurian, Sesar Curug Bitung, Sesar Ciguha, Sesar Ciurug, Sesar Gunung Singa, Sesar dan Sesar Teulukwaru.



Gambar 2.4 Peta Geologi Gunung Pongkor 2.1.5.2 Mineralisasi Mineralisasi merupakan suatu proses yang terjadi akibat adanya pengkayaan dari magma ke batuan atau yang lebih dikenal dengan proses hidrotermal sehingga pada batuan baik yang surface maupun subsurface akan terisi oleh berbagai jenis mineral. Hal demikian terjadi juga pada Gunung Pongkor yang diisi oleh mineral logam emas dan perak yang tersebar di daerah Ciguha Utama dan Timur, Kubang Cicau, Pasir Jawa serta Ciurug. a. Urat Ciguha Utama dan Timur Urat Ciguha memanjang sekitar 900 m dengan lebar antara 1,0 – 2,5 m dan arah N 170° E, kemiringan 70° - 75° kearah barat. Urat ini terdapat dalam batuan breksi dan tufa andesetik yang telah mengalami ubahan. Urat Ciguha mempunyai bentangan panjang sekitar 1500 m yang ditandai dengan urat-urat kuarsa yang tipis dengan kerapatan 1 - 3 m dan lebar 1 - 40 cm yang memperlihatkan arah penyebaran sejajar dengan urat kuarsa yang sangat umum dijumpai sepenjang terowongan. Zona bijih pada urat utama tersebar sepanjang 135 m dengan kadar rata-rata 4,0 – 28.18 gr/ton dan pada urat timur tersebar sepanjang 235 dengan kadar rata-rata 4.0 - 28.46gr/ton Au. b. Urat Kubang Cicau



Urat Kubang Cicau merupakan suatu urat yang terdiri dari urat utama yang arahnya dari utara – selatan dengan sudut kemiringan antara 65° - 75° kearah timur dengan lebar 2 -10 m dan beberapa urat lainnya antara N 330° E – N 355° dengan sudut kemiringan 60° - 70° ke arah timur sedangkan penyebaran mineral sepanjang kurang lebih 2500 m. c. Urat Ciurug Urat Ciurug memanjang kurang lebih 2500 m dengan arah N 330° E – N 355° E dengan kemiringan 55° - 70° ke arah timur dengan lebar antara 2 – 2.5 m. d. Urat Pasir Jawa Urat Pasir Jawa memanjang sekitar 1200 m dengan lebar antara 2 – 8 m dengan jurus N 170° E dan kemiringan 70° - 75° ke arah barat. Pada daerah ini telah mengalami ubahan pada kuarsa menjadi ubahan argilik (mineral teralterasi menjadi lempung) dan propilitisassi (mineral teralterasi menjadi klorit limonit) dengan peretakan batuan sangat rapat yang sebagaian besar terisi oleh kuarsa, limonit, oksida mangan dan lempung terutama di sekitar kontak urat. Tabel 2.1 Cadangan dan Kadar Rata-rata Bijih Emas Gunung Pngkor Lokasi Ciguha Kubang Cicau Ciurug Total Rata-rata



Jumlah Cadangan (ton) 962.863 1.955.346 2.311.642 5.229.852



Kadar Emas (gr/ton) 15.88 10.41 16.96 77714.31



Kadar Perak gr/ton) 215.38 98.86 179.13 15579



2.1.5.3 Litologi Berdasarkan Peta geologi Bogor, jawa barat dengan skala 1 : 100.000 ( A.C Efendi, 1986) batuan dasar daerah Pongkor dan sekitarnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa satuan batuan sebagai berikut. Batuan Vulkanik Tak terpisahkan (QVu) termasuk breksi dan aliran lava terutama bersifat andestik yang meliputi wilayah sekitar Gunung Pongkor diantaranya G. Masigit, G. Dahu, G. Wiru, G. Malng dan G. Singa.  Bentuk Vulkanik yang lebih tua berupa tufa batu apung pasiran yang merupakan hasil erupsi gunung api lebih tua.



 Aliran Lava (Qvl), bersusunan basalt dengan kandungan mineral labrodonit, piroksen dan hornblende. Batuan lva ini di beberapa tempat mencirikan struktur lempeng dan sebarannya sebagian besar menempati di sekitar G. Singa.  Tufa batu apung pasiran ) Qvst), terdiri dari tufa batu apung dan tufa pasiran yang merupakan hasil dari endapan G. Salak. Di daerah Ciurug berisikan batuan tufa batu apung yang dinamakan tras. Batuan tersebut umumnya berlapis tidak baik, berbutir halus sampai kasar. Tanah pelapukan yang terjadi pada batuan di atas umumnya berupa lanau, warna coklat kehitaman hingga kemerahan, plastisitas rendah sampai sedang, konsistensi sangat lunak hingga lunak dan ketebalan tanah pelapukan 1-2 meter. 2.1.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan Berdasarkan data klimatologi yang diperoleh dari pusat Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga, Bogor bahwa iklim untuk di daerah Pongkor sendiri beriklim tropis dimana iklim pengamatan terbagi menjadi musim kemarau dan musim hujan.Musim kemarau dimulai pada bulan Mei-September, sedangkan musim hujan berada pada bulan Okober-April yang dipengaruhi angin musim. Untuk suhu tahunan rata-rata berkisar antara 24,8-25,9°C sedangkan curah hujan berkisar antara 3200-4229 mm/tahun. 2.2



Landasan Teori Tambang bawah tanah (underground mining) adalah suatu sistem



penambangan mineral, dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka. Syarat-syarat tambang bawah tanah haruslah memperhatikan: 1. Katakteristik penyebaran deposit (massive, vein, sill dan lain-lain). 1. Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air, dan lain-lain). 2. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat geser, kuat tarik dan lain-lain). 3. Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaaan teknologi, Sumber Daya Manusia dan lain-lain). 4. Factor-faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, sedimentasi dan lain-lain).



Kelebihan dan kekurangan pertambangan bawah tanah yaitu: 1. Kelebihan tambang bawah tanah a. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah tanah. b. Kedalaman penggalian hampir tidak terbatas karena tidak terkait dengan SR (Standar Rasional). c. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan (cut and pill, shrinkage, stoping, stope and pillar). d. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan. e. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dam/waste. 2. Kekurangan tambang bawah tanah a.



Perlu penerangan. b. Semakin dalam penggalian, maka resiko ambrukan semakin besar. c. Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka. d. Masalah ventilasi, bahan peledak harus yang permissibleexplosive, debu, gas-gas beracun. e. Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala. f. Mining recovery umumnya lebih kecil. g. Losses dan dilusi lebih susah dikontrol. Beberapa yang harus diperhatikan dalam penambangan bawah tanah, yaitu:  Panjang, lebar, tinggi dan tebal bahan galian, itu sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai produksi yang maksimal.  Kemiringan bahan galian, besar kecilnya kemiringan bahan galian memungkinkan untuk memanfaatkan gravitasi dalam operasi sehingga mengurangi tenaga/peralatan pengangkutan bahan galian ketempat yang disediakan. Akses development atau pengembangan kontruksi seperti berikut : 1. Main Haulage Level Yaitu merupakan lubang bukaan utama tambang bawah tanah yang relatif mendatar yang semula dibuat dari permukaan tanah.Melalui MHL ini material



dari badan bijih diangkut keluar dari tambang bawah tanah.Untuk lubang bukaan MHL dibuat sejajar terhadap badan bijih urat Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. 2.



Drift Foot Wall Merupakan lubang bukaan horizontal yang dibuat sejajar dengan badan bijih yang terletak di bagian bawah (foot wall).Drift foot wall dibuat sepanjang urat bijih, jadi drift foot wall menghubungkan seluruh stope atau lubang produksi dengan MHL. Adapun dimensi dari DFW tersebut berukuran 3 m x 2.8 dengan jarak antara tubuh bijih ke DFW sekitar 3 – 4 m. 3. Service Way dan Man Way Lubang bukaan vertikal yang menghubungkan lubang bukaan di bawahnya (drift foot wall) dengan front kerja (stope yang berada di atasnya). Lubang bukaan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu manway dan mine service.Man way digunakan untuk mengangkut peralatan – peralatan seperti pipa air, pipa udara dan pipa filling. 4. Drift Vein Merupakan lubang bukaan horizontal yang dibuat sepanjang tubuh bijih sehingga pada drift vein ini bisa diharapkan bijih langsung dihasilkan. 5. Raise (Lubang Naik) Merupakan lubang bukaan vertikal yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan yang digunakan juga untuk ventiasi tambang dan transportasi antar level ke permukaan. Ukuran raise dengan dimensi 3 m x 2 m, maka lubang naik untuk pemboran (raise boring) dapat langsung digunakan untuk berbagai keperluan sesuai keperuntukan. 6. Cross Cut Yaitu lubang bukaan yang memotong tubuh bijih dan digunakan sebagai ruangan penempatan kompresor, blower/exchaust fan, gardu listrik bawah tanah, gudang bahan peledak, lokasi untuk recharger locomotif battery dan lokasi untuk gerak looder serta LHD. 2.2.1



Bagian dalam Tambang Bawah Tanah



2.2.1.1 Penyanggaan (Supported)



Perusahaan Aneka Tambang yang terletak di daerah Desa Bantar Karet berada di Gunung Pongkor menerapkan sistem tambang bawah tanah sehingga dalam pemasangan penyanggaan berguna untuk menahan batuan yang ada di bagian atap (roof) dan dinding (wall) agar tidak mudah runtuh. Di perusahaan Aneka Tambang Pongkor merupakan formasi batuan beku andesit dimana sebagiannya telah mengalami pelapukan sehingga penyanggaan merupakan tahap yang penting bagi perusahaan Aneka Tambang.Untuk penyanggaan sendiri yang digunakan oleh perusahaan Aneka Tambang yaitu terdiri dari beberapa jenis seperti Rockbolt, Wiremess, Weldmess dan Shortcrete. 1. Rock bolt Rock bolt merupakan jenis penyangga yang dimiliki oleh perusahaan Aneka Tambang Pongkor yang digunakan untuk menyangga batuan agar tidak mudah runtuh serta memiliki kapasitas kekuatan untuk menyangga batuan dengan bobot 30-40 ton.



Gambar 2.5 Rock bolt Aktif/Penyanggan 2.



Wire mess dan weld mess Wire mess dan Weld mess digunakan untuk menyangga reruntuhan batuan atau batuan yang telah mengalami pelapukan. Untuk ukuran wire mess