KELOMPOK 4 Pendidikan Multikultural Di Berbagai Negara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DIBERBAGAI NEGARA” Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural Dosen Pengampu : Zain Ahmad Fauzi, M.Pd



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 4D PGSD (18) MUHAMMAD IHSAN



1710125210051



(3) MUHAMMAD RISMANNOR



1710125110041



(35) MUHAMMAD RIDANI



1710125310127



(24) NAVIGA FARESY



1710125220057



(11) NOR AMELIA PUTRI



1710125120049



(50) NOOR ASNI SARI



1710125320141



(51) NOOR HAFIZAH SEPTIA ENAMI 1710125320142 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2019 i



KATA PENGANTAR



‫بمسمم ِا م‬ ‫ل ِالرححمْمن ِالرمحيِمم‬ ‫ح‬



Assalamualaikum Wr.Wb Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT serta sholawat dan salam tak lupa senantiasa kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang mana atas karunia-Nya dan syafaat beliau kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural Semester 4 (empat) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, dengan materi pembahasan mengenai Karakteristik Pendidikan Multikultural di Berbagai Negara” Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah mendukung penulisan makalah ini dan kami pun sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna menjadikan makalah ini menjadi lebih sempurna. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin Yarobbal Allaamiin. Wassalamualaikum Wr.Wb



Banjarmasin,



Februari 2019



Penulis



Kelompok 4



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Tujuan...........................................................................................................2 C. Manfaat.........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 A. Karakteristik Pendidikan Multikultural di Berbagai Negara........................3 B. Pendidikan Multikultural di Amerika Serikat...............................................4 1.



White Anglo Saxon Protestan (WASP).....................................................5



2.



Native Americans......................................................................................5



3.



African Americans.....................................................................................7



4.



Asian Americans........................................................................................8



5.



Orang Amerika yang Berkebudayaan Spanyol (Hispanic Americans).....8



6.



White Ethnic Americans............................................................................9



C. Pendidikan Multikultural di Inggris............................................................11 D. Pendidikan Multikultural di Kanada...........................................................13 E. Pendidikan Multikultural di Beberapa Negara di Asia...............................15 BAB III PENUTUP..............................................................................................18 A. Kesimpulan.................................................................................................18 B. Saran............................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan multicultural menjadi sangat penting ketika melihat kenyataan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai berbagai keragaman dan kerentanan sosial didalamnya. Keragaman dan kerentanan ini diakui atau tidak menimbulkan persoalan apabila tidak dikelola dengan baik. Budaya masyarakat bergerak dan berubah dengan cepat akibat adanya globalisasi di hampir semua aspek kehidupan manusia. Dalam proses globalisasi penetrasi budaya dapat terjadi secara nyata dan maya sehingga tidak akan pernah ada kekuatan yang mampu mencegahnya. Rapuhnya konsep Negara-negara dengan pengakuan akan demokrasi serta hak asasi manusia memunculkan konsep multikulturalisme, yakni gerakan pengakuan akan keragaman budaya serta pengakuan terhadap eksistensi budaya yang beragam. Hal ini dapat mendorong berbagai gagasan untuk memunculkan pendidikan multicultural sebagai salah satu model pendidikan masa depan. Pendidikan multicultural diartikan sebagai ide gerakan pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa, siswa berkebutuhan khusus dan siswa yang merupakan anggota ras, etnis dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademik di sekolah. Pendidikan multicultural berhubungan dengan perubahan sosial, yaitu perubahan yang berkait dengan imajinasi, pengembangan gagasan, pemikiran dan perbedaaan, dan bukan sensitif serta memusuhi setiap perbedaaan. Secara sederhana, multikulturalisme dapat dipahami sebagai sikap bagaimana masingmasing kelompok bersedia menyatu tanpa memperdulikan keragaman budaya yang dimiliki. Pendidikan multikultural sejak lama telah berkembang di Eropa, Amerika dan Negara-negara maju lainnya.



1



B. Tujuan 1. Untuk Mengkaji Karakteristik Pendidikan Multikultural di Berbagai 2. 3. 4. 5.



Negara Untuk Mengidentifikasi Pendidikan Multikultural di Amerika Serikat Untuk Mengidentifikasi Pendidikan Multikultural di Afrika Untuk Mengidentifikasi Pendidikan Multikultural di Inggris Untuk Mengidentifikasi Pendidikan Multikultural di Beberapa Negara



Asia 6. Untuk Mengidentifikasi Pendidikan Multikultural di Kanada C. Manfaat Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan dan membantu untuk mengkaji Karakteristik Pendidikan Multikultural di berbagai Negara seperti Amerika, Kanada, Inggris, Afrika, dan beberapa negara Asia lainnya.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Karakteristik Pendidikan Multikultural di Berbagai Negara Pendidikan multikultural di berbagai negara memiliki karakteristik yang berbeda beda sesuai dengan sejarah, unsur unsur kebudayaan yang dimiliki, dan visi dalam memandang dalam multikultural. Pada bagian ini kita akan mencoba mengenali karakteristik pendidikan multikultural di berbagai negara. Mengapa ? karena tiap negara memiliki kekhasan dalam memahami fenomena multikultural. Dengan mengenali fenomena kekhasan multikultural itu, intinya bisa kita gunakan untuk menelaah fenomena yang terjadi di tanah air. Sejak perang Perang Dunia II, beberapa kelompok imigran telah tinggal di Inggris dan di negara Eropa daratan seperti Perancis, Belanda,Jerman, Swedia dan Swiss. Beberapa imigran ini seperti orang Asia, India Barat dan Afrika Utara dan Indocina di Perancis dari daerah koloni sebelumnya. Beberapa beberapa imigran Eropa Selatan dan Timur telah tinggal di negara negara Eropa Barat dan Utara dalam usaha menaikkan taraf hidup, menghindari perang, persoalan politik atau sebab yang lain. Kelompok seperti orang Italia, Yunani, dan Turki telah bermigrasi ke negara di Eropa Utara dan Barat dalam jumlah besar. Populasi etnis dan imigran telah meningkat secara signifikan di Australia dan Kanada sejak Perang Dunia II. Sebagian besar kelompok imigran dan etnis di Eropa, Australia dan Kanada menghadapi masalah yang sama dengan yang dialami oleh kelompok etnis di AS. Kelompok seperti orang Jamaika di Inggris, orang Algeria di Perancis, dan suku Aborigin di Australia. Berikut ini akan diuraikan karakterstik pendidikan multikultural di beberapa negara untuk menunjukkan bahwa persoalan multikultural di setap negara itu ada yang bersifat unik dan perlu penanganan yang unik pula, disamping hal hal umum yang berlaku pada semua negara. 3



B. Pendidikan Multikultural di Amerika Serikat Pendidikan di AS pada mulanya hanya dibatasi pada imigran berkulit putih, sejak didirikan sekolah rendah pertama tahun 1633 oleh imigran belanda dan berdirinya Universitas Hardvard di Cambridge, Boston tahun 1636. Baru tahun 1934 dikeluarkan undang undang indian reservation reorganization act di daerah reservasi suku indian. Tujuan pendidikannya adalah amerikanisasi. Disamping itu, ada sekolah yang di dalamnya terdapat imigran berbahasa spanyol ( Mexico, Puerto Rico, Kuba ) yang disebut hispanis. Sebelum membicarakan etnis yang ada di Amerika, perlu terlebih dahulu dijelaskan pengertian kelompok etnis. Suatu kelompok etnis atau etnisitas adalah populasi manusia yang anggotanya saling mengidentifikasi satu dengan yang lain, biasanya berdasarkan keturunan ( Smith, 1987 ) pengakuan sebagai kelompok etnis oleh orang lain seringkali merupakan faktor yang berkontribusi untuk mengembangkan ikatan identifikasi ini. Kelompok etnis seringkali disatukan oleh ciri budaya,perilaku, bahasa, ritual atau agama.



Gambar 1 Suku Indian



Gambar 2 Suku Navajo



Untuk memperoleh gambaran yang lebih utuh tentang kelompok etnis di Amerika Serikat, berikut ini akan disajikan masing masing kelompok etnis yang hidup di Amerika Serikat.



4



1. White Anglo Saxon Protestan (WASP) Pendidikan di AS didominasi oleh budaya dominan yaitu budaya WASP yang artinya dikhususkan untuk kelompo berkulit putih. Yang kebanyakan mereka berasal dari Inggris atau yang berbahasa Inggris (Anglo Saxon) dan beragama Protestan. WASP adalah sebuah tradisi tentang siapa yang seharusnya menjadi penguasa di AS. Pada awalnya, tradisi ini diperkenalkan dan dipertahankan oleh orang Inggris yang merasa superior karena merekalah yang membangun AS dengan pengetahuan dan keterampilan mereka. Keyakinan orang inggris itu dilandasi oleh moralitas agama Protestan yang diasumsikan sebagai agama yang paling kuat untuk mendorong orang bekerja keras dan produktif. WASP tidak saja dianut oleh orang Inggris, tetapi semua White Americans karena dalam kenyataannya kelompok kulit putih ini memiliki pendapatan tinggi, mempunyai prestasi kerja yang tinggi, yang sebagian besar anggotanya didominasi oleh jemaat gereja Protestan. 2. Native Americans Native Americans adalah penduduk asli Amerika yang kini populasinya diperkirakan setengah juta orang.



Gambar 3 Suku Apache



Menurut Wikipedia, Suku Indian adalah pemukim pertama Amerika Utara datang dari Asia lebih dari 20.000 tahun lalu. Karena mengikuti hewan buruan, mereka mengembara melewati Selat Bering(dulu tanah genting, kini pemisah titik paling timur Benua Asia dan titik paling barat Benua Amerika). Lambat laun mereka menetap dan berkembang menjadi berbagai suku.



5



Berabad-abad mereka membangun masyarakat teratur.



Pada abad ke-16,



orang Eropa tiba di Amerika Utara untuk pertama kali. Karena mengira tiba di India (Asia), mereka secara keliru menyebut penduduk asli itu orang "Indian". Orang Eropa menginginkan tanah. Karena itu keberadaan penduduk asli terancam. Kaum Indian lalu bertempur melawan para pemukim baru. Pada abad ke-19, suku Indian melawan pemerintah Amerika Serikat yang berusaha menggusur mereka. Lewat perjuangan sengit, kaum Indian dipindahkan ke reservat, daerah khusus buat mereka. Hingga kini banyak orang Indian masih hidup di sana. Bangsa Indian ini disebut penduduk asli karena ada di benua Amerika sebelum terjadi gelombang migrasi dari kelompok etnik dari Eropa, Afrika, maupun Asia selama lima ratus tahun. Sejarah mencatat bahwa hamper semua migran memperlakukan mereka secara tidak adil dan baru pada 1924 terjadi perubahan hubungan antara white dan black Americans dengan Native Americans.



6



Gambar 4 Suku Afrika yang Dijadikan Budak



Gambar 5 Suku Afrika



3. African Americans African Americans atau Orang Amerika keturunan Afrika merupakan kelompok etnik dari benua Afrika yang pertama yang dijadikan budak oleh orang Spanyol dalam eksplorasi ke dunia baru, yaitu ke Amerika sejak 1619 sampai dengan abad 18. Pada tahun 1865, dikarenakan orang kulit hitam semakin membesar jumlah penduduknya, pemerintah mengakui kehadiran mereka sebagai budak dalam The Thirteent Amandment to the Constitutio. Jumlah mereka diperkirakan sekitar 10 juta orang yang tinggal di bagian barat benua. Kelompok etnik ini pada tahun 1960-an melakukan gerakan hak sipil yang memenangkan secara legal berupa penghapusan diskriminasi ras, termasuk penghapusan diskriminasi sekolah, hak sipil, serta penggunaan fasilitas umum. Masalah umum yang dihadapi oleh kelompok ini adalah pendapatan yang rendah, bekerja pada jenis pekerjaan kasar dengan jumlah pengangguran dua kali lebih besar dari orang kulit putih. Kini, makin banyak orang African-Americans yang mencapai kedudukan puncak kekuasaan sosial, ekonomi, dan politik.



7



4. Asian Americans Yang termasuk dalam kelomok orang amerika keturunan Asia ini sekitar 4% dari penduduk Amerikat Serikat dengan mayoritas berasal dari China dan Jepang, di samping imigran dari Filipina, Korea, disusul orang Vietnam yang masuk ke AS. Chinese Americans merupakan orang cina amerika yang tercatat memasuki Amerika ketika terjadi depresi ekonomi dunia tahun 1870-an. Mereka dikenal sebagai pekerja keras di wilayah Barat AS. Japanese Americans adalah orang Jepang Amerika yang datang ke AS pada tahun 1860an. Orang Jepang jumlahnya sedikit dan dikenal selalu menghindari prasangka dan diskriminasi langsung. Hukum Imigran pada tahun 1920-an menghentikan imigrasi orang Jepang ke benua Amerika. 5. Orang Amerika yang Berkebudayaan Spanyol (Hispanic Americans) Secara etimologi Hispanis/Hispano berasal dari bahasa Latin Hispanus, yang merupakan kata sifat dari Hispania, nama yang diberikan oleh orang Rowawi selama periode Republik Romawi pada selruh Iberian Peninsula. Untuk jaman modern Iberian Peninsula mencakup Spanyol dan Portugal. Di dalam era modern, Hispanis/Hispano biasanya hanya diterapkan pada Spanyol,orang-orang dan budayanya, sedangkan portugal dan orang-orangnya (meliputi Brazil dan Orang Brazil yang berbahasa Portugis) secara umum disebut Luso/Lusitanis. Dalam bahasa Spayol, kata “Hispano” jugadigunakan sebagai elemen pertama yang menunjuk pada Inggris dan bahasa Inggris. Jadi, “Spanyol Amerika” adalah Hispano amerika. Dengan ekspensi Kerajaan Spanyol, orang-orang dari Spanyol menyebar ke seluruh dunia dan menciptkan koloni baru. Ekspensi ini terutama berpusat pada banua Amerika, khususnya pada apa yang disebut Hispanis Amerika (Hispanic America), yang terdiri dari semua negara-negarabenua Amerika yang menjadi bagian dari kerajaan Spanyol. Negara-negara ini, mewarisi budaya nenek moyang Spanyol, dan selanjutya, orang-orang mereka dan budayanya dipandang sebagai Hispanic.



8



Hispanis Amerika merupakan kelompoketnik yang dapat dikatakan mewakili tiga budaya, Mexican Amercan (Meksiko), Puerto Rico dan Cuban American (Cuba). Jumlah keturunan Hispanic Americans diperkirakan 12% dari jumlah penduduk AS. Persentase ini cenderung meningkatkan cepat karena imigrasi dan tingkat kelahiran yang tinggi. Di antara hispanis ini kurang lebih 2/3 nya adalah Mexican Amercan tinggal di Texas, New Mexico, dan Chicago. Pada umumya keturunan Mexico – Amerika merupakan orang miskin nasional. Warga puerto rico yang jumlahnya sekitar tiga juta orang di AS ini memiliki identitas etnis berupa kemampuan berbahasa Spanyol dan status sosial ekonominya lebih tinggi. Cuban Americans merupakan kelompok etnik orang Amerika keturunan Kuba yang berimigrasi ke AS setelah tahun 1959 akibat revolusi sosial. Kini sekitar 1 juta orang Kuba hidup di AS dan rata-rata berpendidikan tinggi, berpendapatan menengah dan tidak miskin jika dibandingkan dengan Hispanis lainnya 6. White Ethnic Americans White Ethnic Americans merupakan kelompok orang Amerika berkulit putih yang menyatakan dirinya “tidak terikat” dengan WASP. Jadi, mereka digolongkan dalam kelompok etnik non-WASP. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang Jerman, Irlandia, Italia dan Polandia. Memang pernah terjadi kebijakan di AS untuk membatasi kuota imigran yang berasal dari empat negara ini antara 1921 dan 1968 namun tidak berhasil. Masuknya etnis karena migrasi pekerja atau budak dari Afrika mengembangkan budayanya yang khas, walaupun sudah dipengaruhi budaya Amerika. Sesudah perang saudara meletus pertengahan abad 19, Presiden Abraham Licoln memberikan pendidikan terhadap veteran perang etnis Negro dan pendidikan bagi anak-anaknya. Sesudah Perang Dunia III gerakan Civil Rights Movement (Gerakan Hak-hak Sipil) terutama di bawah Dr Martin Luther King telah menghasilkan praktek pendidikan yang tidak membedakan warna kulit.



9



Selain etnis di atas, akhir abad 19 dan awal abad 20 terjadi gelombang imigran Yahudi dari Eropa Timur yang mengalami pengejaran. Selain itu masuk pula imigran Asia, terutama Cina dan Jepang sebagai tenaga kerja dalam pembangunan jalan kereta api di Pantai Barat (California). Kelompok ini ditambah imigran dari Hongkong, Taiwan, Cina, Vietnam dan Korea. Ahli demografi memprediksikan bahwa siswa kulit berwarna berkisar 46 % dari populasi usia sekolah negara menjelang tahun 2020. Siswa ini telah menjadi mayoritas di distrik sebagian besar sekolah di dua puluh lima negara bagian seperti California. Bukan hanya siswa menjadi meningkat ragamnya nanti, namun mereka juga menjadi semakin miskin. Jurang pemisah antara 85 % masyarakat AS dan yang miskin 15 % dari penduduk semakin neluas. Sekitar satu dari lima anak di AS yang keluar sekolah adalah karena miskin dan 15 juta anak di negara hidup berada di tangan perempuan. Demikianlah wajah pluralis AS yang disertai gelombang hak asasi manusia membangkitkan semangat baru untuk menumbuhkan masyarakat yang lebih demokratis. Kelompok etnis ini mendapat perlakuan yang sama. Kini, dalam bidang pendidikan, pengaruh kesetaraan ini melahirkan pedagogik yang memberikan kesempatan dan penghargaan yang sama terhadap semua anak tanpa membedakan asal usul serta agamanya. Masalahnya



bagaimana



menghargai



kebudayaannya



masing-masing



kelompok etnis agar supaya kekayaan dari masing-masing budaya kelompok tersebut dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk masyarakat AS. Untuk mewujudkan tujuan tersebut muncullah gagasan mengenai pendidikan yang cocok untuk masyarakat yang pluralistis itu. Diperlukan perubahan di dalam tujuan pendidikan, kurikulum, proses belajar mengajar mengajar juga kedudukan sekolah di dalam masyarakat yang pluralistik. Sekalipun secara hukum, sistem pendidikan tidak mengenal perbedaan tetapi di dalam kenyataan masih terdapat prasangka buruk terhadap etnis lain. Jika tahun 1990 an sekolah untuk semua rakyat (publik school) dibiayai oleh negara



bagian,



maka



sekarang



kelompok



etnis



khusus,



dengan



10



kebudayaannya masing-masing diberi kesempatan untuk menyelenggarakan pendidikannya sendiri atas biaya negara. Inilah yang dikenal dengan Charter School. Ada kelompok minoritas Meksiko, etnis Cina yang bermigrasi sesudah perang dingin, Vietnam (imigran gelap melalui perahu), dan Karibia. Pendidikan



Multikultural



berkembang



di



dalam



masyarakat



multicultural Amerika yang bersifat antarbudaya etnis yang besar yaitu budaya antarbangsa. Ada upaya untuk mengubah Pendidikan Multikultural dari yang bersifat asimilasi (berupa penambahan materi multikultural) menuju ke arah yang lebih radikal berupa Aksi Sosial. Di Indonesia kita menghadapi masalah bukan terutama antar bangsa seperti di Amerika melainkan antar suku bangsa atau sub etnis yang pluralistis. Namun pengalaman multikultural antar



bangsa



juga



dimanfaatkan



sebagai



bahan



introspeksi



untuk



menyelesaikan masalah Indonesia. C. Pendidikan Multikultural di Inggris Pendidikan Multikultural di Inggris terkait dengan perkembangan revolusi industri pada tahun 1650-an. Pada awalnya Inggris terkenal sebagai masyarakat yang monokultur dan baru sesudah Perang Dunia II menjadi multikultur ketika kedatangan tenaga kerja untuk pembangunan dari kepulauan Karibia dan India. Meskipun oleh pemerintah Inggris telah berusaha memperbaiki taraf kehidupan kelompok kulit berwarna ini, ternyata di dalam masyarakat terlihat adanya pembedaan-pembedaan di dalam perumahan, tenaga kerja, dan pendidikan. Gerakan wanita bermula di akhir tahun 1700-an dan awal yahun 1800-an. Perubahan seperti revolusi Amerika dan Prancis mendorong gagasan mengenai ”kesamaan” dan ”kebebasan”. Sekalipun demikian kaum wanita tidak diizinkan untuk memberikan suara, dan sebagian besar mempunyai akses terbatas pada pendidikan. Pada tahun 1792, seorang penulis Inggris bernama Mary Wollstonecraft



menerbitkan



A



Vindication



of



the



Rights



of



Woman,



mengemukakan keyakinannya dalam persamaan hak untuk pria dan wanita. Ide ini mendapat dukungan kuat selama tahun 1800-an, dan banyak wanita yang mulai melakukan kampanye menuntut reformasi.



11



Pendidikan Multikultural berkembang sejalan dengan banyaknya kaum imigran yang memasuki Inggris, namun masih terdapat perlakuan yang diskriminatif sehingga memunculkan berbagai gerakan yang berlatar belakang budaya. Gerakan ini merupakan gerakan politik yang didukung pandangan liberal, demokrasi dan gerakan kesetaraan manusia. Hal ini tidak lepas dari pemikiran kelompok progresif di Universitas Birmingham yang melahirkan studi budaya (cultural studies) pada tahun 1964 yang mengetengahkan pemikiran progresif kaum terpinggirkan yang didukung oleh Kaum Buruh (Labor party). Pendidikan Multikultural terjadi karena dorongan dari bawah, yaitu kelompok liberal (orang putih) bersama dengan kelompok kulit berwarna. Hal ini diperkuat oleh politik imigrasi melalui undang- undang Commonwealth Immigrant Act tahun 1962 yang mengubah status kelompok kulit berwarna dari kelompok imigran menjadi "shelter" (penghuni tetap). Pada tahun 1968 didirikan Select Community on Race Relations and Immigration (SCRRI) yang bertugas meninjau kebijakan imigran. Kesempatan ini digunakan oleh kaum imigran terutama dari Hindia Barat dan Asia untuk mengetengahkan



permasalahannya.



Pada



tahun



1973



laporan



SCRRI



berkontribusi terhadap pendidikan kelompok imigran : 1. Bahasa inggris sebagai bahasa kedua 2. Penggantian istilah imigran dengan masyarakat multirasial (multiracal society) 3. Menuntut pendidikan yang lebih baik 4. Meminta untuk memenuhi tuntutan national union of teachers (nut) akan adanya pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat multi rasial. 5. Merumuskan bahwa pengertian seperti integrasi, asimilasi, pluralisme dapat digunakan untuk menggambarkan hal yang sama. (tilaar, 2004). Pada tahun 1981 terjadi perubahan yang signifikan dengan terbitnya British Nationality Act yang menghendaki agar Pendidikan Multikultural bukan hanya terlihat di bidang pendidikan namun juga forum-forum pendidikan masyarakat seperti jaringan televisi BBC.



12



Pada tahun 1988 diundangkan Education Reform Act (ERA) yang mengandung dua arti, yaitu paham neoliberalisme yang percaya pada kekuatan pasar, dan neokonservatisme yang memberi kekuatan besar pada kontrol pusat. Paham neoliberalisme memberi kekuasaan yang lebih besar pada masing-masing sekolah untuk mengurus dirinya sendiri demikian juga kepada pemerintah lokal. Pandangan neokonservatisme mempertahankan kurikulum yang terpusat dan mempertahankan pendidikan agama yang bersifat Kristiani. Namun pelaksanaan kebijakan ini memungkinkan terjadinya diskriminasi. Penyerahan pendidikan pada kekuatan pasar berarti memperkecil kesempatan bagi kelompok kulit berwarna untuk mendapat pendidikan yang layak. Kelompok kulit berwarna tidak kompetitif dengan budaya dominan yang menguasai sumber pendidikan. Demikian juga dalam penulisan sejarah Inggris raya yang kurang menguntungkan kelompok minoritas. D. Pendidikan Multikultural di Kanada Di Kanada ada konsep dan



kebijakan multikultural yang harus



memajukan bangsa dengan membandingkan nya dengan negara lain. Sejarah pertumbuhan penduduk kanada dapat di identifikasi atas empat kelompok: 1. Etnis asli ada sekitar 50 jenis dengan berbagai bahasa yang hidup secara nomaden sebagai pemburu dan petani. 2. Abad 16 sampai 1760 masuk etnis prancis sebagai penjajah dan pedagang karena perdagangan bulu binatang.percampuran etnis prancis dengan penduduk asli indian melahirkan penduduk Metis. 3. Kedatangan inggris setelah Treaty of paris(1972) yang ditambah etnis perancis yang terlibat perang kemerdekaan amerika 1776. 4. Imigran dari Eropa (Belanda, Ukraina, dan Jerman) dan Asia (Jepang, India, Cina) di latar belakangi kebutuhan pekerja di propensi tengah dan barat. Berbeda dengan AS yang merupakan politik asimilas, pemerintah liberal kanada menerapkan politik multi kulturalisme (1971) yang memberlakukan status yang sama untuk bahasa perancis dan inggris sebagai bahasa resmi. Pada tahun



13



1972 didirikanlah derektorat multikultural di dalam lingkungan departemen luar negri untuk menunjukkan cita-cita multikultural ,integrai social ,dan hubungan positif antar ras. Upaya tersebut melahirkan canadian multiculturalisme act (1988) yang isi nya antara lain: 1. 2. 3. 4. 5.



Alokasi dana untuk memajukan hubungan harmonis antararas Memperluas saling pengertian kebudayaan yang berbeda Memelihara budaya dan bahasa asli Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi Pengembangan kebijakan multikultural di semua kantor pemerintahan federal. Sekalipun kebijakan multikltural merupakan kebijakan federal,namun



masing-masing



negara



bagian



melaksanakan



kebiakan



sesuai



dengan



kebutuhannya. Kurikulum di kaji ulang untuk dilihat hal-hal yang mengandung stereotipe dan prasangka antar etnis. Sejak 1993, beberapa Dewan Pendidikan seperti Vancouver School Board melaksanakan penataran guru-guru untuk pendididkan multikultural, mendirikan komite penasehat untuk hubungan rasial, serta melembagakan hubungan rasial di distrik sekolah. Secara terinci Magsino (1985) mengidentifikasi 6 jenis model pendidikan multikultural: 1. Pendidikan emergent society. Model ini merupakan suatu upaya rekontroksi dari keanekaan budaya yang diarahkan kepada terbentuknya budaya nasional. 2. Pendidikan kelompok budaya yang berbeda. Model ini merupakan suatu pendidikan khusus pada anak dari kelompok budaya yang berbeda. 3. Pendidikan untuk memperdalam saling pengertian budaya. Model ini bertujuan untuk memupuk sikap menerima dan apresiasi terhadap kebudayaan kelompok yang berbeda.



14



4. Pendidika akomodasi kebudayaan. Tujuan model ini adalah mempertegas adanya kesamaan dari kelompok yang bermacam-macam . 5. Pendidikan accomdation and reservation yang berusaha untuk memelihara nilai-nilai kebudayaan dan identitas kelompok yang terancam kepunahan 6. Pendidikan multikultural yang bertujuan untuk adaptasi serta pendidikan untuk memelihara kopentensi bikultural. Tujuan pendidikan Multikultural adalah: 1. Pengertian dan menghargai bahwa Australia pada hakekatnya adalah masyarakat multibudaya didala sejarah, baik sebelum maupun sesudah kolonisasi bangsa Eropah. 2. Menemukan kesadaran dan kontribusi dari berbagai latar kebudayaan untuk membangun Austalia 3. Pengertian antar budaya melalui kajian-kajian tentang tingkah laku, kepercayaan, nilai-nilai yang berkaitan dengan multikulturalisme. 4. Tingkah laku yang memperkuat keselarasan antaretnis. 5. Memperluas kesadaran akan penerimaannya sebagai seseorang yang mempunyai identitas nasional Australia tetapi juga akan identitas yang spesifik didalam masyarakat multi budaya Australia E. Pendidikan Multikultural di Beberapa Negara di Asia Bagaimana di Cina? Cina merupakan kebijakan khusus untuk melindungi kaum minoritas. Cina menempuh kebijakan itu karena tidak bisa mengelak dari praktek multikultural di negeri itu. Lalu bagaimana dengan Malaysia? Malaysia merupakan tipikal bangsa dengan multietnik di Asia. Malaysia telah mengadopsi kebijakan asimilasi melalui kebijakan “Bumiputera Policy”.Jadi ada pembagian fasilitas kepada kaum bumi putera. Tetapi sejak perkembangan ekonomi internasional berubah makin cepat, lahir kecenderungan baru ke arah pluralisme budaya(cultural pluralization). Perbandingan Pola Budaya Antara Orang Amerika, Jepang dan Arab Dalam situasi rapat bersama



15



Norma Tujuan budaya



Pembukaan



Amerika Merumuskan



Jepang Mencari



Arab Membangun hubungan



rencana



informasi;



dan



tindakan



Tidak



menciptakan



basis



ada kepercayaan



kesimpulan Langsung ke Menyadari



Untuk



tujuan



menghangatkan;ungkapan



senioritas;



Saat diam untuk keramahtamaan. Pengikutsertaan Diharapkan dari



keselarasan Dipimpin oleh Berdasarkan



semua senior;



yang hadir



ahli



Mencari



senioritas,



dilibatkan



tak



rasa langsung pada tugas



kelompok;lebih Gambaran diri



Kesamaan;



mendengarkan. Bagian



Kemandirian; kelompok;



Kebudayaan yang kaya; kemurahan hati.



Penggunaan



Persaingan Pernyataan



Kesopanan “Tidak” secara Merayu, berputar-putar



bahasa



langsung



tidak langsung.



pada Komunikasi



perkaranya Informal,



Hierarkhi, pada Jenis pakaian, emosi



non verbal



ungkapan



waktu



tertentu



emosi paling diam Orientasi ruang



sedikit Berhadap-



Lingkaran;diatur Berdasarkan status dan



hadapan



sebelumnya



umum



seberangan meja



16



Orientasi waktu Selalu waktu



tepat Pada waktunya Konteks historis untuk



17



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah membahas tentang Karakteristik Pendidikan Multikultural di Berbagai Negara, dapat disimpulkan karakteristik tersebut diambil dari perbedaan mengenai sejarah, unsur unsur kebudayaan yang dimiliki, dan visi dalam memandang dalam multikultural. Pendidikan Multikultural berkembang di dalam masyarakat multikultural Amerika yang bersifat antarbudaya etnis yang besar yaitu budaya antarbangsa. Ada upaya untuk mengubah Pendidikan Multikultural dari yang bersifat asimilasi (berupa penambahan materi multikultural) menuju ke arah yang lebih radikal berupa Aksi Sosial. Pendidikan Multikultural



di Inggris, berkembang sejalan dengan



banyaknya kaum imigran yang memasuki Inggris, namun masih terdapat perlakuan yang diskriminatif sehingga memunculkan berbagai gerakan yang berlatar belakang budaya. Pendidikan Multikultural di Kanada berbeda dengan negara tetangganya AS karena perbedaan sejarah dan komposisi penduduknya. Pengalaman di Kanada menunjukkan bahwa isi budaya (cultural content) di dalam kurikulum sekolah menempati urutan kedua, sedangkan yang utama adalah bagaimana mencapai kemajuan akademis. Cina menerapkan kebijakan khusus untuk melindungi kaum minoritas. Cina menempuh kebijakan itu karena tidak bisa mengelak dari praktek multikultural di negeri itu. Dan Jepang telah berubah dari masyarakat multietnik menjadi multikultural.



Kebudayaan Arab-Islam melukiskan esensi dari pesan



toleransi Islam. Hal ini menjadikan kebudayaan Arab-Islam tersebut sebagai kebudayaan manusia dalam arti yang sebenarnya sebagaimana kebudayaan itu menjadi alat pembuka bagi kebudayaan suatu bangsa dan penduduknya untuk dipengaruhi, dipersatukan dan dimasuki oleh kebudayaan Arab-Islam itu. Sebagai



18



kebudayaan yang unik dalam



sejarah kebudayaan manusia, karakteristik ini



menjadi sumber kekayaan, kekuatan dan kejayaan dari kebudayaan Arab-Islam.



B. Saran Dari makalah ini, penulis berharap agar para pembaca senantiasa menjaga keanekaragaman kebudayaan yang ada di negaranya. Dan pendidikan multikultural sangat penting untuk masyarakat karena Pendidikan multikultural di berbagai negara memiliki karakteristik yang berbeda beda sesuai dengan sejarah, unsur unsur kebudayaan yang dimiliki, dan visi dalam memandang dalam multikultural.



19



DAFTAR PUSTAKA Sutarno. 2000. Pendidikan Multikultural. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Zaenuddin, Mamat. 2010. Jurnal Budaya Arab Islam. Jawa Barat: Universitas Pendidikan Indonesia Yaqin, Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural; Cross-Culture. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta Mahfud, Choirul. 2011. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Native Americans – Wikipedia, the free encyclopedia_files. https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Indian. Diakses tanggal 7 Februari 2019 Google Gambar, Gambar Suku Indian, Apache, Navajo, Afrika. https://www.google.co.id/search? safe=strict&hl=id&tbm=isch&source=hp&biw=1366&bih=618&ei=9rtfX PyvHdn89QPrmrGwCw&q=Suku+indian%2C+apache%2C+afrika %2C+&oq=Suku+indian%2C+apache%2C+afrika. Diakses tanggal 10 Februari 2019



20