Kelompok 4 (Utang Jangka Panjang) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan pada suatu periode akuntansi tergantung jangka waktu yang lebih lama. Contoh dari jenis kewajiban ini pada umumnya adalah utang obligasi, utang hipotik dan sewa, serta wesel bayar jangka panjang. Secara umum, utang jangka panjang memiliki kententuan-ketentuan untuk melindungi baik kreditor maupun debitor. Salah satu ketentuannya yaitu asumsi utang tambahan,yaitu suku bunga, provisi penarikan, jaminan dalam pegadaian, dan modal kerja dan pembatasan deviden. Hal-hal yang berkaitan dengan asumsi tambahan tersebut harus dilaporkan pada catatan atas laporan keuangan. Timbulnya Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aset tetap yang akan memberikan hasil dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung atau pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari utang jangka panjang atau modal sendiri. Ditinjau dari sudut perusahaan yang membutuhkan dana, pinjaman berupa obligasi memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan apabila perusahaan mengeluarkan saham. Keuntungan-keuntungan mengeluarkan obligasi antara lain: 1. Pemegang obligasi (pemberi pinjaman) tidak mempunyai hak suara sehingga tidak akan berpengaruh pada manajemen perusahaan. 2.



Beban yang timbul dari obligasi yang berupa bunga, mungkin lebih rendah dibandingkan dengan deviden yang harus dibayarkan kepada para pemegang saham.



3. Menurut peraturan pajak penghasilan, bunga bisa dikurangkan dari penghasilan untuk menentukan laba yang akan dikenakan pajak sehingga bunga bisa memperkecil pajak penghasilan. Di lain pihak, deviden tidak boleh dikurangkan sebagai beban, karena deviden dipandang sebagai pembagian keuntungan.



1



Namun demikian, pengeluaran obligasi juga mempunyai akibat- akibat yang kurang menguntungkan, antara lain: 1. Bunga obligasi merupakan beban tetap bagi perusahaan yang mengeluarkannya. Artinya baik dalam keadaan mendapat laba atau sedang menderita rugi, bunga tetap harus dibayar. Deviden tidak demikian halnya, karena deviden hanya dibayar jika perusahaan mendapat laba. 2. Apabila perusahaan tidak mampu membayar/melunasi pinjaman obligasi yang sudah jatuh tempo, maka pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian dari obligasi, misalnya melalui melikuidasi perusahaan. Jenis-jenis Utang Jangka Panjang Di dalam praktik kita mempunyai berbagai jenis utang jangka panjang, tetapi pada umumnya utang jangka panjang dapat dibedakan menjadi beberapa golongan yaitu: 1.



Utang Hipotik



Utang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian utang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan. Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktek. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana. contoh : Pada tanggal 1 April 2010 PT. Nusa Lestari mendapat pinjaman Rp. 100.000.000 dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 12% per tahun. Bunga dibayarkan setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Sebagai jaminan diserahkan sebidang tanah. Pinjaman diangsur 10 kali angsuran, angsuran pertama 1 Oktober 2010. PT. Nusa Lestari juga menanggung provisi materai dan biaya administrasi sebesar Rp. 600.000



2



a)



Jurnal transaksi ( 1 April 2010) Kas Biaya



Administrasi



Rp. 99.400.000 dan Rp.      600.000



provisi           Utang Hipotik



Rp. 100.000.000



b) Jurnal pembayaran angsuran I (1 Oktober 2010) Utang hipotik                                      Rp. 10.000.000 Beban Rp.   6.000.000 Bunga                                     Kas Rp. 16.000.000 Bunga : (6/12 x 12/100 x Rp. 100.000.000 = Rp. 6.000.0000 c)



Jurnal penyesuaian (31 Desember 2010) Beban Bunga Rp. 2.700.000 Utang Bunga (Rp.100.000.000 – Rp. 10.000.000 = Rp. 90.000.000)



Rp. 2.700.000



(3/12 x 12/100 x Rp. 90.000.000 = Rp. 2.700.000) Utang Hipotik Utang jangka



Rp. 10.000.000 panjang



Rp. 10.000.000



segera jatuh tempo                  d) Jurnal Pembalik (1 Januari 2011) Utang Bunga Beban Bunga



Rp. 2.700.000 Rp. 2.700.000



Utang jangka panjang segera jatuh tempo     



Rp. 10.000.000



Utang Hipotik                                             



Rp. 10.000.000



e) Jurnal pembayaran angsuran II (1 April 2011) Utang Hipotik Beban Bunga



Rp. 10.000.000 Rp. 5.400.000



Kas (Rp. 100.000.000 – Rp. 10.000.000 = Rp. 90.000.000)



Rp. 15.400.000



3



(6/12 x 12/100 x Rp. 90.000.000 = Rp. 5.400.000) 2. Wesel bayar jangka panjang Wesel bayar jangka panjang merupakan utang wesel yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu periode akuntansi. Perusahaan biasanya menerbitkan wesel bayar jangka panjang apabila membutuhkan dana dalam jumlah besar atau melakukan pembelian yang tidak bisa dibayar langsung tetapi melalui pembayaran angsuran. Perbedaan antara wesel bayar lancar dan wesel bayar jangka panjang terletak pada tanggal jatuh temponya. Wesel bayar jangka pendek diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu siklus operasi. Wesel bayar jangka panjang memiliki substansi yang sama seperti obligasi dimana keduanya memiliki tanggal jatuh tempo yang tetap dan suku bunga yang ditetapkan. Selain itu perlakuan akuntansi wesel dan obligasi juga tidak jauh berbeda. Sama halnya dengan obligasi, wesel juga dinilai pada nilai sekarang dari arus kas bunga dan pokok nasa depan, dimana setiap premi dan diskonto diamortisasi dengan cara yang sama selama umur wesel tersebut. Berikut adalah contoh penerbitan wesel bayar jangka panjang pada nilai nominalnya: PT. Sukses Makmur menerbitkan $100,000 4-tahun pada 11% kepada Bank Nasional pada 1 Januari 2008 dan menerima $100,000 tunai. Pembayaran dilakukan tahunan setiap 31 Desember. a) PT. Sukses Makmur menerbitkan weselnya Kas Wesel Bayar



Rp 100.000 Rp 100.000



b) pembayaran pada tanggal 31 Desember Beban Bunga Kas



Rp 11.000 Rp 11.000



4



Jika intrumen-intrumen utang seperti wesel ditukarkan dengan property, barang, maupun jasa, dalam suatu transaksi pertukaran, maka suku bunga ditetapkan dianggap layak kecuali tidak terdapat suku bunga yang ditetapkan, suku bunga yang ditetapkan tidak layak, atau jumlah nominal yang ditetapkan dari instrument utang tersebut secara material berbeda dengan harga jual tunai berjalan atas barang yang sama atau serupa daru nilai pasar berjalan wesel tersebut. Dalam situasi tersebut, nilai masa ini dari instrumen utang diukur sesuai dengan nilai wajar property, barang ataupun jasa atau sesuai dengan jumlah yang mendekati nilai wajar dari wesel tersebut. Apabila tidak terdapat suku bunga yang ditetapkan, maka suku bunga adalah nilai nominal dikurangi dengan nilai wajar dari property, barang, atau jasa tersebut. Dalam transaksi wesel, suku bunga pasar atau suku bunga efektif dapat ditentukan oleh faktor lain yang terlibat dalam pertukaran, seperti nilai pasar wajar dari apa yang diterima. Tetapi, apabila perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar property, barang, jasa, atau hak-hak lainnya dan apabila tidak terdapat pasar yang menerima wesel tersebut, penilaian akan lebih sulit. Sehingga untuk memperkirakan nilai sekarang sebuah wesel dalam kondisi tersebut, perusahaan harus mengestimasi suku bunga yang memungkinkan dapat ditetapkan dengan menaksirnya. Bentuk paling umum dari wesel jangka panjang adalah wesel bayar hipotik. Wesel bayar hipotik adalah wesel promes yang dijamin dengan suatu dokumen yang disebut hipotik yang menggadaikan hak atas property sebagai suatu jaminan pinjaman. Wesel bayar hipotik lebih sering digunakan oleh perusahaan perorangan dan persekutuan daripada korporasi. Peminjam biasanya menerima kas dalam jumlah nominal wesel hipotik, dimana jumlah nominal wesel tersebut merupakan kewajiban yang sebenarnya dan tidak ada diskonto atau premi yang terlibat. Hipotik dapat dibayarkan dalam jumlah penuh pada saat jatuh tempo atau secara angsuran selama umur pinjaman. Apabila dibayarkan pada saat jatuh tempo, maka utang hipotik akan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang di neraca sampai dengan waktu mendekati tanggal jatuh tempo yang kemudian harus disajikan sebagai kewajiban lancar. Jika dibayar secara angsuran, maka angsuran janga pendek yang harus dibayar ditunjukkan sebagai kewajiban lancar, sementara sisanya ditunjukkan sebagai kewajiban jangka panjang. 3. Utang Obligasi.



5



Obligasi adalah surat tanda bukti utang yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pemegangnya dengan imbalan bunga sejumlah tertentu. Dalam setiap obligasi tertera nilai nominal obligasi serta tingkat bunga obligasi. Nilai nominal atau nilai pari adalah nilai yang menunjukkan jumlah yang harus dibayar perusahaan pada waktu obligasi jatuh tempo. Sedangkan tingkat bunga obligasi menunjukkan sejumlah prosentase tertentu yang harus dibayarkan secara periodik kepada pemegang obligasi. Perusahaan menerbitkan obligasi biasanya disebabkan oleh kebutuhan dana dalam jumlah besar yang tidak bisa dipenuhi dari akumulasi laba ditahan maupun dari utang bank. Karena obligasi ini memiliki masa jatuh tempo yang lebih dari satu tahun (biasanya antara 5 sampai dengan 20 tahun), maka apabila perusahaan menerbitkan obligasi akan menimbulkan utang obligasi. Utang ini dikelompokkan ke dalam utang jangka panjang. Sebuah obligasi diterbitkan dari sebuah kontrak yang disebut dengan perjanjian obligasi. Obligasi mewakili perjanjian untuk pembayaran : a. jumlah uang yang harus dibayar pada saat jatuh tempo, b. Bunga periodik pada tingkat tertentu. Tujuan utama dari obligasi adalah untuk mencari dana pinjaman jangka panjang yang biasanya terlalu besar jika harus disediakan oleh satu pemberi dana. Jenis dan tingkatan obligasi adalah sebagai berikut :  Obligasi berjamin dan tanpa jaminan Secured bonds adalah obligasi yang terikat oleh sebuah perjanjian dengan beberapa jaminan, sedangkan obligasi yang tak terikat disebut unsecured. Yang tergolong obligasi dijamin adalah: Obligasi hipotik yaitu obligasi yang penerbitannya dijamin dengan suatu jaminan tertentu misalnya real estate . Yang termasuk obligasi dijamin ini adalah Obligasi trust yang penerbitannya dijamin oleh saham atau obligasi perusahaan lain. Sedangkan obligasi tidak dijamin adalah obligasi yang penerbitannya tidak dijamin dengan suatu jaminan. Obligasi ini sangat beresiko sehingga apabila perusahaan menerbitkan obligasi jenis ini akan memberikan tingkat bunga yang tinggi, dalam rangka untuk menarik minat calon investor.  Obligasi berjangka, berseri, dan dapat ditebus



6



Obligasi yang harus dilunasi dalam satu tanggal jatuh tempo disebut term bonds. Obligasi yang dapat dicicil disebut serial bonds. Callable bonds memberikan penerbit hak membayar obligasi lebih dahulu dari jatuh tempo. Obligasi berjangka adalah obligasi yang memiliki jatuh tempo dalam satu tanggal. Obligasi serial adalah obligasi yang memiliki jatuh tempo secara serial atau berangsur. Obligasi dapat ditebus adalah obligasi yang memberikan hak kepada penerbitnya untuk menebus dan menarik obligasi tersebut sebelum jatuh temponya.  Obligasi konvertibel Obligasi yang dapat diubah menjadi bentuk sekuritas lainnya disebut convertible bonds. Commodity-backed bonds adalah obligasi yang dapat dilunasi dengan diganti komoditas lain. Deep-discount bonds adalah obligasi yang dijual diskon yang memberikan pembeli imbalan bunga saat jatuh tempo. Obligasi konvertibel adalah suatu obligasi yang dapat dikonversi dengan surat berharga lain pada suatu waktu setelah penerbitannya. Biasanya obligasi jenis ini akan bisa dikonversikan ke dalam saham.  Obligasi terdaftar dan obligasi atas unjuk (kupon) Obligasi yang diterbitkan dengan nama pemilik disebut registered bonds, sedangkan bearer atau coupon bond adalah obligasi yang tidak mencantumkan nama pemilik. Obligasi terdaftar adalah obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik. Obligasi atas unjuk adalah obligasi yang tidak tercantum nama pemiliknya dan dapat ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain cukup melalui penyerahan saja.  Obligasi laba dan pendapatan Income bonds dibayarkan tanpa bunga kecuali perusahaan meraih profit. Revenue bonds adalah obligasi yang bunganya dibayarkan dari sumber pendapatan tertentu.



Pencatatan Pengeluaran Obligasi Untuk dapat memahami akuntansi obligasi perlu dipahami dahulu beberapa istilah penting yang berhubungan dengan obligasi.



7



1. Nilai nominal obligasi yaitu jumlah yang akan dibayar pada tanggal jatuh tempo obligasi. 2. Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal di mana obligasi harus dilunasi. 3. Bunga obligasi yaitu bunga pertahun yang diberikan kepada pemegang obligasi. Bunga obligasi dinyatakan dalam persentase tertentu. 4. Tanggal bunga yaitu tanggal di mana bunga obligasi akan dibayar. Kadang-kadang bunga obligsi dibayar tiap setengah tahunan sehingga pada tiap tahun terdapat dua tanggal bunga. Misalnya tanggal bunga 1/4 dan 1/10 berarti bahwa pada tanggal 1 April dibayar bunga untuk periode 6 bulan dan pada tanggal 1 Oktober dibayar bunga untuk periode 6 bulan lagi. Bunga obligasi biasanya dibayar di belakang. 5. Nilai nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan tanggal bunga tercantum dalam perjanjian obligasi dan juga dicetak dengan jelas pada tiap-tiap lembar sertifikat obligasi. Obligasi umumnya dinilai pada nilai masa kini dari perkiraan perputaran kas masa depan yang terdiri dari bunga dan uang pokoknya. Tingkat bunga ditulis dalam ketentuan kesepakatan obligasi (dan sering dicetak dalam sertifikat obligasi) diketahui sebagai stated, coupon atau nominal rate. Tingkat yang ditetapkan dinyatakan sebagai presentase dari nilai nominal obligasi tersebut (juga sering disebut par value, principal amount, atau maturity value) 1. Obligasi yang Diterbitkan pada Nilai Par (yang sama) Jika angka yang ditentukan oleh pembeli sama dengan angka yang ditetapkan, obligasi berarti dijual pada nilai par. Nilai par sama dengan nilai saat ini dari obligasi yang dihitung oleh pembeli obligasi. Jurnal penerbitan obligasi adalah jurnal untuk mengakui timbulnya utang obligasi. Pada tanggal ini perusahaan belum mengakui munculnya beban bunga karena meskipun bunga dibayar setiap tanggal awal periode, namun pada saat transaksi penjualan obligasi belum ada waktu yang berjalan. 2. Obligasi yang Diterbitkan pada Diskon atau Premium (Premi) Jika angka yang ditentukan oleh pembeli berbeda dengan yang telah ditetapkan, nilai saat ini dari obligasi yang dihitung oleh pembeli akan berbeda 8



dengan nilai nominal dari obligasi tersebut. Diskon akan terjadi jika obligasi dijual kurang dari nilai nominalnya, sedangkan obligasi akan terjadi premi bila dijual lebih dari nilai nominalnya. Ketika obligasi dijual kurang dari nilai nominalnya, ini berarti investor meminta nilai bunga lebih tinggi dari nilai yang telah ditetapkan. Biasanya, hal ini dikarenakan investor bisa mendapatkan angka yang tinggi dari investasi alternatif dengan tingkat resiko yang relatif sama. Contoh: Tanggal 20 Pebruari 2012 selesai dicetak 1.000 lembar obligasi yang diotorisasikan untuk dijual, dengan nilai nominal Rp. 100.000,00 setiap lembar. Bunga sebesar 12% setahun yang dibayarkan tiap–tiap tanggal 1/3 dan tanggal 1/9. Obligasi tersebut mulai berlaku tanggal 1 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2019 nanti. 1. Tanggal 1 Maret 2013 terjual 400 lembar obligasi dengan harga kurs 103%, dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan sebagai berikut: Harga kurs: 103 % x 400 x Rp. 100.000,00 =



Rp. 41.200.000,00



Bunga berjalan



-----------------------



Diterima tunai



Rp. 41.200.000,00



Ayat jurnalnya : Kas



Rp.41.200.000,00



Utang Obligasi



Rp. 40.000.000,00



Premi obligasi



Rp



1.200.000,00



(penjualan obligasi 400 lbr @100.000; kurs 103) 3. Obligasi yang Diterbitkan di antara tanggal Bunga Perusahaan biasanya melakukan pembayaran bunga obligasi setiap setengah tahun pada tanggal yang telah ditetapkan dalam kontrak obligasi. Apabila obligasi dterbitkan pada tanggal selain tanggal pembayaran bunga, maka pembeli obligasi tersebut akan membayar penjual bunga obligasi yang terutang dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal penerbitan. Kenyataannya, pembeli obligasi membayar di muka kepada penerbit obligasi untuk bagian dari pembayaran bunga enam bulan penuh yang bukan merupakan haknya, yaitu karena belum memiliki obligasi itu selama periode berjalan. Pembeli akan menerima



9



pembayaran bunga enam bulan penuh pada tanggal pembayaran bunga setengah tahun berikutnya. Contoh: Tanggal 1 Mei 2012 dijual lagi 200 lembar obligasi dengan kurs 97%. Dari transaksi ini dapat dibuat perhitungan penjualan sebagai berikut: Harga kurs = 97 % x 200 x Rp. 100.000,00 =



Rp. 19.400.000,00



Bunga berjalan (2 bulan): 2/12 x 12 % x 200 x Rp. 100.000,00



=



Diterima tunai



Rp.



400.000,00



Rp. 19.800.000,00



Ayat jurnal yang diperlukan: Kas Diskonto Obligasi Utang obligasi Utang bunga



Rp. 19.800.000,00 Rp. 600.000,00 Rp. 20.000.000,00 Rp. 400.000,00



(penjualan obligasi 200 lbr @100.000, kurs 97; bunga 12%) B. Akuntansi Obligasi Metode Garis Lurus Apabila penjualan obligasi menimbulkan diskonto atau premium, maka jumlah diskonto atau premium tersebut harus diamortisasi selama umur obligasi dengan metode tertentu. Amortisasi tersebut harus dibebankan kepada biaya bunga periodic dan menjadi beban penghasilan periodik.



Pada metode garis lurus jumlah amortisasi akan dibebankan



secara proporsional dengan waktu dan akan dicatat, Diskonto: Biaya bunga obligasi



Rp.xxx



Diskonto obligasi



Rp.xxx



Premium: Premium obligasi



Rp.xxx



Biaya bunga obligasi



Rp.xxx



Contoh diskonto: PT. xyz mengeluarkan 10.000 lembar obligasi pada tanggal 1 Januari 2008, nilai nominal obligasi Rp.10.000,00 per lembar, bunga 12% per tahun, dibayar tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Obligasi dijual dengan kurs 98%. Umur obligasi 5 tahun. Jurnal penjualan obligasi: (1 Januari 2008) 10



Kas



Rp.98.000.000,00



Diskonto obligasi



Rp. 2.000.000,00



Utang obligasi



Rp.100.000.000,00



Jurnal biaya bunga: (tiap tanggal pembayaran bunga) : Biaya bunga obligasi



Rp.6.000.000,00 (6bulan)



Kas



Rp.6.000.000,00



Jurnal amortisasi diskonto: (tiap akhir tahun) Biaya bunga obligasi



Rp.



400.000,00



Diskonto obligasi



Rp. 400.000,00



(Rp.400.000,00 = Rp.2.000.000,00 / 5 tahun) Contoh premium: PT. Indah menjual 1.000 lembar obligasi nilai nominal Rp.1.000,00 per lembar, umur 6 tahun, bunga nominal 15% dengan kurs 104% pada tanggal 1 April 2008, bunga dibayar tiap tanggal 1April dan 1 Oktober. Jurnal penjualan obligasi: (1 April 2008) Kas



Rp.1.040.000,00



Premium obligasi



Rp.



40.000,00



Utang obligasi



Rp. 1.000.000,00



Jurnal biaya bunga obligasi: (12 Des 2008, bisa juga dibuat tgl 1 Okt 2008) Biaya bunga obligasi



Rp.112.500,00



Kas



Rp.112.500,00



(Rp.112.500,00 = Rp1.000.000,00 x 15% x 9/12)



Jurnal amortisasi premium: (12 Des 1998) Premium obligasi



Rp.5.000,00



Biaya bunga obligasi



Rp.5.000,00



(Rp.5000,00 = (Rp.40.000,00 / 6 tahun) x 9/12) 11



DAFTAR PUSTAKA E. Kieso, Donald. 2007. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga Richard E. Baker. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Salemba Empat.



12



Accounting.



2015.



“Utang



Jangka



Panjang”



dalam



https://nurfauziyah99.blogspot.com/2015/06/akuntansi-keuangan-menengah-2-hutang.html. diakses pada 6 Oktober 2019 Ilmu



kita.com.



2017.



“Utang



Jangka



Panjang



Obligasi



dalam



https://www.informasibaru.com/2017/10/utang-jangka-panjang-sistem-akuntansi.html. diakses pada 6 Oktober 2019



13