Utang Jangka Panjang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN II PERLAKUAN UTANG JANGKA PANJANG



Oleh Kelompok 6



1.



Ni Kadek Diah Lesmana Dewi



1815644098



2.



Ni Putu Anisuari Dewi



1815644116



3.



Ni Made Ari Meliana Sativa Sandi



1815644134



KELAS 4B/D4 AKUNTANSI MANAJERIAL POLITEKNIK NEGERI BALI TAHUN 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Keuangan II mengenai “Perlakuan Utang Jangka Panjang” ini dengan baik meskipun masih terdapat kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Utang Jangka Panjang. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kia semua. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Denpasar, 1 April 2020



Kelompok 7



DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebuah bisnis tentu memiliki beberapa sumber modal utama, baik untuk permulaan atau start-up maupun untuk pengembangan dan operasional perusahaan. Sumber modal bermacam-macam, ada yang merupakan hasil kerjasama dengan partner, modal dari investor, serta sumber modal lainnya misalnya melalui hutang. Khusus sumber yang berasal dari hutang dikategorikan menjadi dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Sumber modal ini diperlukan untuk mendanai / membiayai keperluan perusahaan yang cukup banyak dan beragam, mulai dari keperluan untuk proses produksi, pengiriman, promosi / marketing, gaji karyawan, pengembangan produk, hingga biaya operasional seperti pembelian asset tetap dan perawatan asset tetap tersebut. Jika menginginkan kemajuan perusahaan dalam jangka waktu panjang, maka kebutuhan-kebutuhan perusahaan baik yang primer maupun sekunder, kebutuhan urgent maupun tidak urgent tetap diperlukan dan tidak dapat terhindarkan sehingga sebuah perusahaan tentu memiliki hutang jangka panjang. Hutang ini biasanya dipergunakan untuk keperluan operasional seperti pembelian asset tetap yang bersifat pemakaian jangka lama, penambahan modal kerja permanen, perluasan lokasi perusahaan, akuisisi, dan hal yang bersifat permanen atau jangka panjang lainnya. Memiliki hutang dalam sebuah bisnis memang tergolong hal yang umum dilakukan bagi sebuah perusahaan. Hutang ini sendiri juga terdiri atas berbagai macam cakupan dan terdiri atas berbagai macam jenis. Hutang jangka panjang lebih diminati oleh para pelaku bisnis yang memiliki goal dan capaian yang harus dicapai dalam waktu jangka panjang. Memang pada dasarnya memiliki hutang, apalagi dalam jumlah besar tidak baik bagi kesehatan perusahaan. Namun hutang dirasa sebuah kebutuhan yang tidak dapat dihindari apabila perusahaan ingin lebih maju dan berkembang. Maka dari itu pelaku bisnis lebih memilih untuk memiliki hutang jangka panjang  dikarenakan jumlah nominalnya yang besar dan pelunasannya pun biasanya juga



membutuhkan waktu yang lama. Sehingga hal ini memberikan sisi positif yang lebih besar asal diikuti dengan pemahaman mengenai perlakuan utang jangka panjang yang baik. Tapi dewasa ini sering kali kita mendengar bahwa perusahaan mengalami kebangkrutan akibat tidak mampu memenuhi kewajibanya baik Utang Jangka Pendek ataupun Utang Jangka Panjang. Hal ini sebagian besar disebabkan karena kurangnya pemahaman akan perlakuan utang itu sendiri, terutama Utang Jangka Panjang yang memiliki resiko lebih besar karena nilai nominalnya tinggi dan jangka waktu pelunasannya lama, lebih dari 1 tahun. Untuk itu penting bagi pengusaha mengetahui bagaimana perlakuan dari utang jangka Panjang, baik pencatatan, hingga penyajiannya pada laporan keuangan perusahaan. Sehingga perusahaan bisa terhindar dari kebangkrutan akibat ketidakmampuan melunasi utang jangka Panjang yang dimiliki. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai utang jangka Panjang. Hasil kajian tersebut diuraikan dalam bentuk Makalah yang berjudul : “Perlakuan Utang Jangka Panjang” I.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam paper ini ialah sebagai berikut: I.1.1. Apa saja jenis jenis Utang Jangka Panjang? I.1.2. Bagaimana Perlakuan Utang Jangka Panjang “ Utang Obligasi”? I.1.3. Bagaimana Perlakuan Utang Jangka Panjang “Utang Hipotik”? I.1.4. Bagaimana Perlakuan Utang Jangka Panjang “ Utang Wesel Jangka Panjang”? I.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut: I.3.1. Mengetahui jenis jenis Utang Jangka Panjang I.3.2. Mengetahui Perlakuan Utang Jangka Panjang “ Utang Obligasi” I.3.3. Mengetahui Perlakuan Utang Jangka Panjang “Utang Hipotik” I.3.4. Mengetahui Perlakuan Utang Jangka Panjang “ Utang Wesel Jangka Panjang”



BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Utang Jangka Panjang Kieso menyatakan definis hutang adalah : “as a present obligation of a economic arising from past events, the settlement of which is expected to result in outflow from the company of resources, embodying economic benefit.”. Belkaoui (1993: 400) mendefinisikan hutang adalah : FASB statement No. 6, as follow : “ Liabilities are probable future sacrifices of economic benefit arising from present obligation of a particular entity to transfer assets or provide servise to other entities in the future as a result of past transactions or event. Berdasarkan pendapat dari para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kejadian (peristiwa) ekonomis masa lalu dengan mengorbankan sumber daya (kas, barang atau jasa) dalam pelunasannya. Dalam buku Intermediate Accounting yang disusun oleh Prof. Dr. Zaki Baridwan, dijelaskan bahwa utang jangka panjang adalah utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar. Penentuan jangka waktu ini diukur sejak tanggal pembuatan laporan posisi keuangan, oleh karena itu utang jangka panjang bisa berubah menjadi utang jangka pendek, jika terhitung mulai tanggal laporan posisi keuangan tertentu hutang tersebut harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Utang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aset tetap yang akan memberikan hasil dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung atau pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari utang jangka panjang atau modal sendiri. Perbedaan hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek adalah terletak pada periode pelunasannya atau jatuh tempo. Hutang jangka pendek harus



dibayarkan dan diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari satu siklus/periode akuntansi yaitu kurang dari satu tahun. II.2. Ketentuan, Kriteria, dan Syarat Hutang Jangka Panjang Dalam



mendapatkan



sebuah



pinjaman



atau hutang



jangka



panjang memang tidak mudah, hal ini memerlukan beberapa jaminan, ketentuan, kriteria dan persyaratan tertentu. Utang jangka panjang memiliki ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan-ketentuan utang jangka panjang diantaranya : 1. Si penerima hutang diharapkan dapat menjaga tingkat modal minimalnya. 2. Penerima utang tidak diperbolehkan menjual piutang untuk memperoleh uang cash. 3. Aktiva tetap milik penerima pinjaman harus menjadi jaminan dalam bentuk hipotek kepada pemberi pinjaman. 4. Memberi batasan akan pinjaman di kemudian hari melalui pelarangan penambahan pinjaman atau mewajibkan hutang tambahan tersebut sebagai subordinasi pada utang jangka panjang. Usaha dalam mengakses utang jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun (biasanya 5 – 20 tahun) memiliki berbagai kriteria dalam pemenuhan persyaratannya. Kriteria yang harus dipenuhi seperti : 1. Data dan Laporan harus disimpan dengan administrasi yang baik. 2. Wajib melakukan pembayaran pajak 3. Menjaga kinerja usaha yang masuk sebagai bagian perusahaan dalam pengajuan utang. Sedangkan persyaratan yang diberlakukan pada perjanjian utang jangka panjang secara umum meliputi berbagai poin sebagai berikut : 1. Pencatatan yang diterapkan oleh peminjam harus sesuai dengan kaidah akuntansi terutama pada hal yang berhubungan dengan utang jangka panjang. 2. Melaporkan secara berkala terkait kondisi keuangan perusahaan yang telah diaudit. 3. Bagi peminjam urusan pembayaran pajak dan kewajiban lain harus diselesaikan sesuai dengan tenggang waktu yang ditetapkan.



4. Perusahaan yang meminjam harus sanggup menjaga semua aset perusahaan agar dapat digunakan untuk keberjalanan operasional. II.3. Jenis Jenis Hutang Jangka Panjang Menurut PSAK (2009) No.1 dapat diketahui klasifikasi / jenis – jenis dari kewajiban jangka panjang itu sendiri yaitu : 1. Utang obligasi adalah utang yang muncul disebabkan dana yang diperoleh melalui surat-surat obligasi yang diterbitkan. Hal-hal yang dicantumkan dalam surat obligasi seperti jumlah nominal, waktu pelunasan, interest per year, beserta segala ketentuan yang disesuaikan dengan jenis obligasi yang disepakati oleh pemberi pinjaman dan yang menerima pinjaman. 2. Utang hipotek (mortgages payable) adalah hutang jangka panjang dengan jaminan aktiva tetap (misalnya: gedung, tanah) yang disertai perjanjian tertulis. Persetujuan atau perjanjian hipotik dibuat secara tertulis dengan akta notaris. Isi perjanjian dalam hutang hipotik mencakup nominal pinjaman, suku bunga dan pembayaran bunga, jangka waktu pinjaman, jumlah angsuran dan jaminan yang diserahkan.  3. Utang Wesel Jangka Panjang adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit draft tersebut kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan. II.4. Utang Obligasi Utang obligasi adalah utang yang muncul disebabkan dana yang diperoleh melalui surat-surat obligasi yang diterbitkan. Pemegang surat obligasi adalah orang yang melakukan pembelian terhadap obligasi. Hal-hal yang dicantumkan dalam surat obligasi seperti jumlah nominal, waktu pelunasan, interest per year, beserta segala ketentuan yang disesuaikan dengan jenis obligasi yang disepakati oleh pemberi pinjaman dan yang menerima pinjaman. Ditinjau dari sudut perusahaan yang membutuhkan dana, pinjaman berupa obligasi memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan perusahaan mengeluarkan saham. Keuntungan mengeluarkan obligasi antara lain:



1. Pemegang obligasi (pemberi pinjaman) tidak mempunyai hak suara sehingga tidak akan berpengaruh pada manajemen perusahaan. 2. Beban yang timbul dari obligasi yang berupa bunga, mungkin lebih rendah dibandingkan dengan deviden yang harus dibayarkan kepada para pemegang saham. 3. Menurut peraturan pajak penghasilan, bunga bisa dikurangkan dari penghasilan untuk menentukan laba yang akan dikenakan pajak sehingga bunga bisa memperkecil pajak penghasilan. Di lain pihak, deviden tidak boleh dikurangkan sebagai beban, karena deviden dipandang sebagai pembagian keuntungan. Namun demikian, pengeluaran obligasi juga mempunyai akibat- akibat yang kurang menguntungkan, antara lain: 1. Bunga



obligasi



merupakan



beban



tetap



bagi



perusahaan



yang



mengeluarkannya. Artinya baik dalam keadaan mendapat laba atau sedang menderita rugi, bunga tetap harus dibayar. Deviden tidak demikian halnya, karena deviden hanya dibayar jika perusahaan mendapat laba. 2. Apabila perusahaan tidak mampu membayar/melunasi pinjaman obligasi yang sudah jatuh tempo, maka pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian dari obligasi, misalnya melalui melikuidasi perusahaan. Jenis-jenis utang obligasi terbagi menjadi 2 yakni sebagai berikut : A. Utang Obligasi Biasa Dalam utang obligasi biasa terdapat beberapa tahapan mulai dari pencatatan hingga pelunasan. Tahapan – tahapan tersebut diantaranya : 1. Pencatatan Pengeluaran Obligasi Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Jika harga jual obligasi tidak sama dengan nominal, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual di atas nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jual dibawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi. Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu : a. Yang dicatat hanya obligasi yang terjual atau



b. Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat. Kadang-kadang penjualan obligasi dilakukan dengan cara pesanan lebih dahulu. Dalam cara ini pembeli membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal tertentu Dalam penjualan obligasi melalui pesanan, surat obligasi baru diserahkan pada pembeli bila harga obligasi sudah dilunasi Jumlah yang belum dilunasi oleh perusahaan dicatat sebagai piutang dan jumlah obligasi yang dipesan dikreditkan ke rekening utang obligasi dipesan Pencatatan agio atau disagio obligasi dilakukan pada waktu pesanan diterima. Rekening agio obligasi dilaporkan menambah utang obligasi dalam neraca dan disagio obligasi dilaporkan mengurangi utang obligasi. 2. Prosedur Amortisasi Agio dan Disagio Obligasi Penjualan obligasi dengan harga yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya menimbulkan agio atau disagio obligasi. Agio atau disagio merupakan penyesuaian terhadap tarif bunga nominal karena tarif bunga obligasi tidak sama dengarn tingkat bunga di pasar. Dengan kata lain, agio atau disagio obligasi merupakan kapitalisasi dari perbedaan tarif bunga obligasi dengan tingkat bunga umum selama umur obligasi. Apabila dalam penjualan obligasi timbul disagio, maka disagio ini akan ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang dibayarkan selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening disagio obligasi. Apabila penjualan obligasi menimbulkan agio, maka agio ini merupakan pengurangan terhadap biaya bunga obligasi yang dibayar selama umur obligasi dan dikreditkan ke rekening biaya bunga obligasi. Amortisasi agio atau disagio obligasi dapat dilakukan dengan cara garis lurus ataupun bunga efektif. 3. Pencatatan Utang Obligasi Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi di samping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan



ke rekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar. Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. 4. Pelunasan Obligasi Sebelum Jatuh Tempo Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum jatuh temponya. Selisih antara jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nominal ditambah dengan agio yang belum diamortisis atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi. Obligasi yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu : a. Obligasi yang ditarik dan tidak akan dijual kembali. Dalam keadaan seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal obligasi yang ditarik. b.



Obligasi yang ditarik nantinya akan dijual kembali. Dalam keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi merupakan pengurang terhadap rekening utang obligasi. Treasury bonds ini didebit dengan jumlah nilai nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit dengan jumlah nilai nominal. Selisih antara nominal dengan jumlah uang yang diterima dalam penjualan treasury bonds dicatat sebagai agio atau disagio.



B. Utang Obligasi Berseri 1. Utang Obligasi Berseri Yang Beredar Obligasi yang pelunasannya dilakukan dalam satu seri disebut obligasi berseri. Di sini saat jatuh tempo obligasi tidak bersamaan, tetapi urut dalam jumlah-jumlah tertentu. Mungkin jumlah yang jatuh tempo



selalu sama, tetapi mungkin juga tidak sama. Masalah pencatatan obligasi berseri timbul jika obligasi ini dijual dengan agio atau disagio. Perhitungan amortisasi agio atau disagio setiap periode akan menurun sesuai dengan penurunan jumlah utang obligasi. Amortisasi agio atau disagio dari obligasi berseri bisa dilakukan dengan cara garis lurus ataupun bunga efektif. 2. Pelunasan Obligasi Berseri Sebelum Saat Jatuh Tempo Apabila obligasi berseri yang beredar ditarik untuk dilunasi sebelum tanggal jatuh temponya maka agio atau disagio yang berhubungan dengan obligasi yang ditarik tadi harus dibatalkan. 3. Prosedur Amortisasi Agio Atau Disagio Obligasi Berseri Jika Tahun Buku Tidak Sama Dengan Tahun Obligasi Jika obligasi berseri jatuh tempo pada tanggal yang berbeda dengan tahun buku perusahaan, maka perhitungan armotisasi agio maupun disagio harus memperhatikan lamanya jangka waktu peredaran dalam tiap tahun. Dalam setiap tahun akan terdapat 2 jumlah obligasi yang beredar, dimana masing masing jumlah itu jangka waktu peredarannya berbeda. C. Pertukaran Obligasi Apabila terjadi pertukaran obligasi dengan saham maka pada saat pertukaran perlu di pertimbangkan adanya agio atau disagio obligasi yang belum teramortisasi, karena agio atau disagio ini akan mempengaruhi besarnya nilai buku obligasi. Begitu juga perhitungan bunga berjalan atas obligasi yang ditukarkan , karena bunga berjalan ini akan tetap di bayarkan pada saat terjadinya pertukaran. Saham yang di keluarkan untuk menukar obligasi bisa dicatat dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini: a. Saham yang dikeluarkan nilaunya dicatat sebesar harga pasar saham tersebut pada tanggal pertukaran. Kalau ada selisih antara harga pasar saham dengan nilai buku obligasi, dicatat sebagai laba atau rugi pertularan obligasi. b. Saham yang dikeluarkan nilainya dicatat sebesar nilai buku obligasi yang ditukarkan. Jadi tidak ada laba atau rugi karena pertukaran obligasi.



D. Pelunasan Obligasi Dengan Menggunakan Dana Yang Diperoleh Dari Pengeluaran Obligasi Baru Obligasi yang jatuh tempo bisa dilunasi dengan dana yang tersedia dalam perusahaan. Dana ini sumbernya bisa bermacam-macam seperti: a. Dari uang tunai (kas) b. Dari uang tunai yang berasal dari dana pelunasan obligasi (DPO) c. Dari uang yang diterima dengan mengeluarkan obligasi baru Masalah yang timbul dalam dalam pelunasan obligasi degan dana dari pengeluaran obligasi baru adalah apabila terdapat disagio dan biaya penjualan obligasi lama yang belum diamortisasi. Ada beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk memperlakukan disagio dan biaya penjualan obligasi lama yang belum di amortisasi; a. Disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi dibebankan ke rugi/laba sebagai kerugian pada saat pelunasan. b. Disagio



dan



biaya



penjualan



yang



belum



diamortisasi



akan



diamortisasi



akan



diamortisasikan selam sisa umur obligasi lama. c. Disagio



dan



biaya



penjualan



yang



belum



diamortisasikan selama umur obligasi baru. Dari ketiga cara diatas, amortisasi selama umur obligasi baru (c) adalah tidak layak. Karena disini biaya obligasi lama dibebankan kepada obligasi yang baru. Amortisasi selama sisa umur obligasi lama dapat dibenarkan karena alasan sebagai berikut: “Disagio dan biaya penjualan yang belum di amortisasi hanya dapat diamortisasi selama periode yang memperoleh manfaat dari disagio obligasi dan biaya penjualan tersebut. Manfaat ini akan dirasakan paling lama selama umur obligasi lama. Oleh karena itu amortisasinya paling lama juga selama sisa umur obligasi yang lama. Sedangkan prosedur untuk membebankan disagio dan biaya penjualan yang belum diamortisasi sebagai kerugian pada saat pelunasan (a) di benarkan karena disagio dan biaya penjualan itu sudah tidak memberikan manfaat lagi karena obligasinya sudah dilunasi.” II.5. Utang Hipotek



Perusahaan yang membutuhkan dana untuk berkembang menembuh berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjang. Bisa menempuh cara menambah modal, menggunakan laba yang dihasilkan ataupun dengan berhutang. Untuk jangka panjang. Selain obligasi, hipotek atau juga dikenal sebagai mortgage adalah jenis hutang yang paling sering digunakan. Secara etimologi, utang hipotek terdiri dari dua kata yakni utang dan hipotek yang masing-masing memiliki arti tersendiri. Utang diartikan sebagai uang yang dipinjam dari orang lain. Di sini, ada hubungan antara orang yang meminjamkan uang (kreditor) dengan orang yang meminjam uang (debitur). Sementara hipotek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), memiliki dua arti. Pertama, kredit yang diberikan atas dasar jaminan berupa benda tidak bergerak. Kedua, surat pernyataan berutang untuk jangka panjang yang berisi ketentuan bahwa kreditor dapat memindahkan sebagian atau seluruh hak tagihannya kepada pihak ketiga. Utang hipotik (mortgages payable) adalah hutang jangka panjang dengan jaminan aktiva tetap tidak bergerak (misalnya: gedung, tanah) yang disertai perjanjian tertulis. Persetujuan atau perjanjian hipotik dibuat secara tertulis dengan akta notaris. Isi perjanjian dalam hutang hipotik mencakup nominal pinjaman, tingkat suku bunga dan pembayaran bunga, jangka waktu pinjaman, jumlah angsuran dan jaminan yang diserahkan secara terperinci. Jatuh tempo hipotik adalah dalam jangka waktu yang cukup lama, yakni diatas 1 tahun. Setelah adanya perjanjian hutang hipotik, kreditur atau pemberi pinjaman akan memegang kepemilikin aset perusahaan. Namun selama dalam masa cicilan pembayaran



hutang



dan



bunga.



Perusahaan



masih



bisa



menempati,



memanfaatkan, mengoperasionalkan aset tersebut seperti aktiva tetap milik perusahaan sendiri. Namun jika pihak peminjam tidak melunasi hutangnya pada waktunya yaitu pada saat jatuh tempo, sebagai gantinya pemberi hutang mempunyai hak untuk menyita ataupun menjual harta tetap yang menjadi jaminan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh dana yang disesuaikan dengan jumlah dana hutang yang belum terbayarkan. Hutang hipotik pada umumnya hanya diperoleh dari satu sumber, sebagai contoh melakukan peminjaman hutang



hipotik kepada pihak perbankan. Tentunya dengan syarat syarat perbankan tertentu yang harus dipenuhi apabila ingin mendapatkan pinjaman hipotik A. Objek Utang Hipotek Hak-hak hipotik pada hakikatnya tidak dapat dibagi-bagi dan diadakan atas semua barang tak bergerak yang terikat secara keseluruhan atas masingmasing dari barang-barang itu, dan atas tiap bagian dari barang-barang itu. Barang-barang yang dimaksud tersebut tetap memikul beban itu meskipun barang-barang tersebut berpindah tangan kepada siapa pun juga. Adapun bendabenda yang dapat dibebani hipotik dan dikatakan sebagai objek utang hipotek antara lain: 1. Benda-benda tak bergerak yang dapat dipindah tangankan beserta segala perlengkapannya. 2. Hak pakai hasil atas benda-benda tersebut beserta segala perlengkapannya. 3. Hak numpang karang dan hak guna usaha. 4. Bunga tanah baik yang harus dibayar dengan uang maupun yang harus dibayar dengan hasil tanah dalam wujudnya.  Misalnya jaminan atas semua tanah yang berstatus hak milik. Hak guna usaha dan hak guna bangunan, Seperti bangunan rumah, pabrik, gudang, hotel dan lain sebagainya. Bahkan di Indonesia, kapal laut bisa menjadi objek hipotik. Ukuran kapal laut yang bisa dijadikan jaminan hipotik adalah kapal laut yang berukuran 20 m3 (kotor) keatas. B. Jenis Bunga Utang Hipotek Sebagaimana jenis utang lainnya, utang hipotek pun menimbulkan biaya bunga. Artinya, atas utang hipotek ini, peminjam tak hanya berkewajiban untuk membayar pokok utangnya saja tetapi juga sekaligus dengan bunganya. Bicara tentang bunga, ada dua jenis bunga yang diterapkan dalam utang hipotek. 1. Bunga tetap Utang hipotek dengan skema bunga tetap artinya pihak yang meminjam uang akan mengembalikan pinjaman pokok dengan tingkat suku bunga tetap selama jangka waktu pinjaman. Dengan kata lain, bunga yang dibayarkan oleh si peminjam tidak mengalami perubahan meski



tingkat suku bunga umum mengalami fluktuasi selama jangka waktu berjalannya utang hipotek. Misalnya satu bulan setelah perjanjian utang hipotek disepakati ternyata tingkat suku bunga umum mengalami kenaikan. Kenaikan suku bunga tersebut tidak mempengaruhi tingkat suku bunga yang telah disepakati dalam perjanjian utang hipotek. Demikian pula jika tingkat suku bunga umum mengalami penurunan. Peminjam akan tetap dibebani dengan tingkat suku bunga yang telah disepakati sesuai dengan perjanjian 2. Bunga mengambang Skema pemberlakuan suku bunga mengambang pada utang hipotek merupakan kebalikan dari skema bunga tetap. Jika pada skema bunga tetap, bunga utang hipotek tidak dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga umum, maka berbeda dengan skema bunga mengambang. Pada skema bunga mengambang, bunga utang hipotek mengikuti perubahan tingkat suku bunga yang berlaku di pasaran. Sebagai contoh bank umumnya menerapkan bunga tetap di satu hingga dua tahun berjalannya utang hipotek berupa KPR. Selama periode tersebut, nasabah membayar pokok pinjaman plus bunga tetap sesuai yang telah disepakati bersama. Pada tahun ketiga, tingkat suku bunga mengalami kenaikan, maka bunga KPR mengalami penyesuaian. Artinya, nasabah dibebani dengan bunga yang lebih tinggi karena mengikuti tingkat suku bunga yang berlaku umum. Sebaliknya, jika selama jangka waktu KPR, tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka bunga KPR juga akan disesuaikan. C. Pencatatan Utang Hipotek Utang hipotek adalah utang jangka panjang dengan jaminan aktiva tetap. Biasanya ada 4 pencatatan pada hutang hipotek, diantaranaya adalah : 1. Jurnal Penerimaan Utang Hipotek 2. Jurnal Penyesuaian Utang Hipotek 3. Jurnal Pembalik Utang Hipotek 4. Jurnal Pembayaran Angsuran Utang Hipotek Adapun jurnal tersebut dapat dirangkum seperti yang ada dalam table berikut.:



No Transaksi 1 Saat



2



3



Jurnal Kas



xxx



Penerimaan



Beban Administrasi



xxx



Pinjaman Saat



Utang Hipotek Utang Hipotek



xxx



pembayaran



Beban Bunga



xxx



angsuran I Saat



      Kas Beban Bunga



penyesuaian



4



xxx



xxx xxx



Utang Bunga



xxx



akhir periode



Utang Hipotek



xxx



Saat pembalik



Utang Hipotek segera jatuh tempo Utang Biaya



xxx



awal periode



      Beban Bunga



xxx



Utang hipotek segera jatuh tempo 5



xxx



Saat



      Utang Hipotek Utang Hipotek



xxx



pembayaran



Beban Bunga



xxx



angsuran II



      Kas



xxx xxx



xxx



II.6. Utang Wesel Jangka Panjang Utang wesel atau juga dikenal dengan nama Bank Draft atau Banker’s draft adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit draft tersebut kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan. Utang wesel jangka panjang dikeluarkan untuk memperoleh pinjaman uang dan konsepnya sama dengan wesel jangka pendek, hanya periode waktunya lebih dari satu tahun, di mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu dan peminjam bersedia membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Utang wesel jangka panjang mirip dengan obligasi, keduanya mempunyai tanggal jatuh tempo lebih dari 1 tahun dan tingkat bunga secara implisit yang telah ditentukan. Perbedaannya, tidak seperti obligasi, wesel tidak dapat diperdagangkan di bursa efek. Wesel biasanya digunakan sebagai instrumen utang oleh perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak berbentuk perseroan. Utang



wesel jangka panjang dinilai sebesar nilai sekarang aliran kas dimasa yang akan datang (termasuk pokok dan bunga). Premium dan diskon yang timbul harus diamortisasikan selama umur wesel. A. Jenis-Jenis Utang Wesel Jangka Panjang 1. Wesel Diterbitkan Pada Nilai Nominal Wesel yang diterbiitkan pada nilai nominal Rp xxx,- berjangka x tahun dengan suku bunga xx%, maka ayat jurnal saat penerbitan wesel adalah kas di debet dan wesel bayar di kredit sebesar nilai nominal wesel waktu diterbitkan Rp xxx,-. Sedangkan ayat jurnal saat pengakuan bunga tiap tahun adalah beban bunga di debet dan kas di kredit sebesar nilai nominal penerbitan wesel dikali bunga yang ditetapkan sebelumnya. 2. Wesel Tidak Diterbitkan Pada Nilai Nominal Berdasarkan perhitungan diskonto utang wesel jangka panjang dibagi menjadi 2, antara lain: 1) Utang Wesel Jangka Panjang Tidak Berbunga/Bunga nol Utang dengan janji tertulis yang jumlah nominalnya akan dibayar pada saat jatuh tempo pembayaran. Pembayaran sebelum jatuh tempo akan mengurangi jumlah uang yang dibayar dari nilai nominal. Pencatatan Selisih nominal dengan jumlah yang dibayar sebelum jatuh tempo disebut diskonto (discount). Jadi, wesel tidak berbunga merupakan wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan. Sebenarnya wesel tersebut tetap ada bunganya karena peminjam wajib membayar lebih besar daripada pinjaman yang diterima. Selisih antara pinjaman yang diterima dengan yang harus dibayar inilah bunga. Dengan kata lain, peminjam menerima kas sebesar nilai tunai atau nilai wesel saat ini (present value). Nilai tunai adalah sama dengan nilai



nominal



wesel



pada



tanggal



jatuh



tempo



dikurangi



bunga/diskonto yang dibebankan. Hari Diskonto mulai tanggal dibeli sampai dengan tanggal jatuh tempo dengan ketentuan: 



Bulan dihitung menurut hari sebenernya/kalender







Satu tahun dihitung 360 hari Jika dalam soal tidak dinyatakan, prosentase bunga diskonto



adalah untuk 1 tahun. Diskonto selamanya dihitung dari nilai nominal dengan rumus: Nominal ×hari diskonto × presentase diskonto × Rp 1,00 360 × 100 Pencatatan wesel tidak berbunga antara lain: a) Mencatat transaksi pembayaran wesel Kas



xxx



Diskonton Utang Wesel xxx Utang Wesel



xxx



b) Mencatat amortisasi diskonto utang wesel Biaya Bunga



xxx



Diskonto Utang Wesel



xxx



2) Utang Wesel Jangka Panjang Berbunga Wesel berbunga adalah tagihan/piutang dengan janji tertulis yang akan dibayar pada tanggal jatuh tempo sebesar nilai nominal ditambah bunga. Untuk wesel berbunga, diskonto dihitung dari jumlah nominal ditambah bunga. Penyelesaian akuntansi wesel berbunga dicatat dengan cara, bunga wesel dihitung dari nominal wesel untuk periode mulai penerimaan wesel sampai dengan tanggal jatuh tempo. Jadi wesel berbunga merupakan wesel yang pada saat pembayarannya selain membayar pokok utangnya juga harus membayar bunga yang telah disepakati. Wesel dapat didiskontokan/dijual untuk memperoleh uang tunai sebelum jatuh tempo. Karena kita menerima pembayaran lebih cepat dari tanggal jatuh tempo, maka jumlah yang kita terima akan lebih kecil dari nilai wesel pada saat jatuh tempo. Diskonto dihitung dari jumlah nominal ditambah bunga dengan ketentuan pertama, hari diskonto dihitung mulai tanggal jual/beli sampai dengan tanggal jatuh tempo, dengan ketentuan: bulan



dihitung menurut hari sebenarnya/kalender; setahun dihitung 360 hari. Kedua, diskonto adalah sebagai pengurangan jumlah nominal dan bunga. Pada saat pendiskontoan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain, total penerimaan(pendapatan bunga) adalah nominal + bunga sampai dengan jatuh tempo – diskonto mulai tanggal pendiskontoan sampai dengan tanggal jatuh tempo. Pencatatan pada saat pendiskontoan: Kas



xxx



Piutang wesel didiskontokan



xxx



Pendapatan bunga



xxx



3. Wesel Bayar Dalam Situasi Khusus 1) Wesel diterbitkan untuk properti, barang, dan jasa Terkadang, perusahaan menukarkan properti, barang, atau jasa dengan wesel bayar. Apabila instrumen hutang tersebut dipertukarkan dengan properti, barang atau jasa dalam suatu transaksi pertukaran istimewah, maka suku bunga ditetapkan dianggap layak kecuali jika: a) Tidak ada suku bunga ditetapkan b) Suku bunga yang ditetapkan tidak layak c) Jumlah nominal yang ditetapkan dari instrumen hutang itu secara material berbeda dengan harga jual tunai berjalan atas barang yang sama atu serupa atau dari nilai pasar berjalan instrumen hutang itu. 2) Pilihan suku bunga Dalam transaksi wesel, suku bunga pasar atau suku bunga efektif itu nyata atau dapat ditentukan oleh faktor lain yang terlibat dalam pertukaran, seperti nilai pasar wajar dari apa yang diberikan atau diterima. Namun, jika sebuah perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar properti, barang, jasa atau hak lain, dan jika wesel tersebut tidak mempunyai pasar yang siap menampungnya, masalah penentuan nilai sekarang wesel tersebut lebih sulit. Untuk memperkirakan nilai sekarang sebuah wesel dalam kondisi seperti itu, perusahaan harus



memperkirakan suku bunga penerapan yang mungkin berbeda dengan suku bunga yang ditetapkan. Proses penaksiran suku bunga ini disebut sebagai pengaitan, dan suku bunga yang dihasilkan disebut sebagai suku bunga terkait. 4. Wesel Bayar Hipotik Wesel bayar hipotik adalah wesel promes yang dijamin dengan suatu dokumen yang disebut hipotik yang menggadaikan hak atas properti sebagai jaminan pinjaman. Wesel bayar hipotik lebih sering digunakan oleh perusahaan perorangan dan persekutuan dari korporasi. (korporasi biasanya mendapatkan terbitan obligasi yang lebih menguntungkan dalam mendapatkan pinjaman berjumlah besar).



BAB III PEMBAHASAN III.1. SOAL KASUS UTANG OBLIGASI 1. Pencatatan Pengeluaran Obligasi Pada tanggal 1 Januari 2005 PT Manophos merencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp.1.000.000,00 dengan bunga 10 % per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan uang. Jurnal yang dibuat sebagai berikut: a) yang dicatat hanya obligasi yang terjual Transaksi



Jurnal



1 Januari 2005 Merencanakan pengeluaran Obligasi



10%



Tidak ada jurnal



Rp.



1.000.000,00 1 April 2005 Obligasi



nominal



700.000,00



Rp Kas



dijual dengan



kurs 105% 18 Juli 2005 Obligasi



nominal



Rp.735.000,00



Utang obligasi



Rp.700.000,00



Agio obligasi



Rp. 35.000,00



Rp Kas



Rp. 99.000,00



100.000,00 dijual dengan Disagio obligasi kurs 99%



Rp. 1.000,00



Utang obligasi



Rp.100.000,00



b) Obligasi yang terjual ataupun belum terjual dicatat Transaksi 1 Januari 2005 Merencanakan pengeluaran



Jurnal Obligasi yang belum terjual Rp 1.000.000,00



Obligasi 10%



Otorisasi utang obligasi



Rp. 1.000.000,00 1 April 2005



1.000.000,00



Obligasi nominal



Kas



Rp 700.000,00 dijual Dengan kurs 105%



Rp



Rp.735.000,00 Obligasi yang belum terjual



700.000,00



Rp



Agio obligasi



Rp



35.000,00 18 Juli 2005 Obligasi nominal



Kas



Rp 99.000,00



Rp 100.000,00 dijual



Agio obligasi



Rp



Dengan kurs 99%



1.000,00



Obligasi yang belum terjual



Rp



100.000,00 a) yang dicatat hanya obligasi yang terjual Transaksi 1 Januari 2005



Jurnal



Merencanakan pengeluaran Obligasi



10%



Tidak ada jurnal



Rp.



1.000.000,00 (@1.000,00) 1 Mei 2005



Kas



Rp 80.800,00



Diterima Pesanan 200 lembar Piutang pesanan obligasi obligasi dengan kurs 101%, pembayaran pertamar 40%



Rp121.200,00



Utang obligasi dipesan



Rp



200.000,00 Agio obligasi



Rp



2.000,00 1 Juli 2005 Diterima uang sisa pesanan Kas 60% dari obligasi sebanyak



Rp 40.450,00 Piutang pesanan obligasi



Rp



75 lembar = 60% x 75 x 40.450,00 Rp1.010,00 = Rp40.450,00 1 Juli 2005 75 lembar obligasi diserahkan Utang obligasi dipesan kepada pemesanan



Utang obligasi



Rp



75.000,00 b) Obligasi yang terjual ataupun belum terjual dicatat Transaksi



Jurnal



1 Januari 2005 Merencanakan pengeluaran



Tidak ada jurnal



Rp 75.000,00



Obligasi



10%



Rp.



1.000.000,00 (@1.000,00) 1 Mei 2005



Kas



Rp 80.800,00



Diterima Pesanan 200 lembar



Piutang pesanan obligasi



Rp 121.200,00



obligasi dengan kurs 101, pembayaran pertama 40%



Utang obligasi dipesan



Rp



200.000,00 Agio obligasi



Rp



2.000,00 1 Juli 2005 Diterima uang sisa pesanan



Kas



60% dari obligasi sebanyak 75 lembar = 60% x 75 x



Rp 40.450,00 Piutang pesanan obligasi



Rp



40.450,00



Rp1.010,00 = Rp40.450,00 1 Juli 2005 75



lembar



diserahkan



obligasi



Utang obligasi dipesan



kepada



pemesanan



Rp 75.000,00



Obligasi yang belum diterjual



Rp



75.000,00



2. Prosedur Amortisasi Agio Dan Disagio Obligasi Misalnya PT Risa Fadila mengeluarkan obligasi nominal Rp1.000.000,00 umur 5 tahun , bunga 10 % per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp1.050.000,00, Tabel perhitungan amortisasi obligasi nampak sebagai berikut : TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI AGIO METODE GARIS LURUS Pembayar



Bunga yang



Amortisasi



Tahun



an



Dibayar



Agio 1/10 x



Bunga



Agio



Nilai Buku



Ke



Bunga



(5%x



Rp



Efektif



Obligasi



Obligasi



Ke



nominal)



50.000,00 Rp50.000,00



Rp1.050.000,00



1 2



1



Rp50.000,00



Rp5.000,00



Rp45.000,00



45.000,00



1.045.000,00



2



50.000,00



5.000,00



45.000,00



40.000,00



1.040.000,00



3



50.000,00



5.000,00



45.000,00



35.000,00



1.035.000,00



4



50.000,00



5.000,00



45.000,00



30.000,00



1.030.000,00



3 4 5



5



50.000,00



5.000,00



45.000,00



25.000,00



1.025.000,00



6



50.000,00



5.000,00



45.000,00



20.000,00



1.020.000,00



7



50.000,00



5.000,00



45.000,00



15.000,00



1.015.000,00



8



50.000,00



5.000,00



45.000,00



10.000,00



1.010.000,00



9



50.000,00



5.000,00



45.000,00



5.000,00



1.005.000,00



10



50.000,00



5.000,00



45.000,00



-



1.000.000,00



Dari table di atas dapat dilihat bahwa biaya bunga yang dibebankan setiap periode yang dibayar dikurangi dengan amortisasi agio untuk periode yang bersangkutan. Jumlah ini selalu sama untuk setiap periode. Nilai buku obligasi bisa dihitung dari nilai nominal ditambah dengan jumlah agio obligasi yang belum diamortisasi. Bila obligasi dijual dengan harga di bawah nilai nominal sehingga timbul disagio maka perhitungan beban bunga periodik dan nilai buku obligasi dilakukan dengan cara sebagai berikut: Biaya bunga = Bunga yang dibayarkan ditambah amortisasi disagio Nilai buku obligasi



= Nilai nominal dikurangi disagio yang belum diamortisasi



Berikut ini contoh perhitungan amortisasi disagio. Misalnya PT Risa Fadila mengeluarkan obligasi sebesar nominal Rp1.000.000 00 Umur 5 tahun , bunga 10% dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga Rp.925,000,00. Berikut tabel perhitungan amortisasi disagio obligasi : TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI DISAGIO METODE GARIS LURUS Tahu n Ke



Pembayara



Bunga yang



Amortisasi



n



Dibayar



Agio 1/10



Bunga



Disagio



Nilai Buku



Bunga



(5%x



x Rp



Efektif



Obligasi



Obligasi



Ke



nominal)



50.000,00



1



Rp75.000,00 Rp925.000,00 1



2 3



Rp50.000,00 Rp7.500,00 Rp57.500,00



67.500,00



935.500,00



2



50.000,00



7.500,00



57.500,00



60.000,00



940.000,00



3



50.000,00



7.500,00



57.500,00



52.500,00



947.500,00



4



50.000,00



7.500,00



57.500,00



45.000,00



955.000,00



5



50.000,00



7.500,00



57.500,00



37.500,00



962.500,00



4 5



6



50.000,00



7.500,00



57.500,00



30.000,00



970.000,00



7



50.000,00



7.500,00



57.500,00



22.500,00



977.500,00



8



50.000,00



7.500,00



57.500,00



15.000,00



985.000,00



9



50.000,00



7.500,00



57.500,00



7.500,00



992.500,00



10



50.000,00



7.500,00



57.500,00



-



1.000.000,00



Selain menggunakan metode garis lurus untuk amortisasi agio atau disagio, perusahaan dapat menggunakan metode bunga efektif. Metode bunga efektif memberikan hasil perhitungan yang lebih teliti dibandingkan dengan metode garis lurus, walaupun perhitungannya lebih rumit. Bila digunakan metode bunga efektif, maka biaya bunga efektif tiap periode tidak sama besarnya. Biaya bunga setiap periode dihitung dengan mengalikan tarif bunga efektif dengan nilai buku obligasi. Nilai buku obligasi adalah nominal obligasi ditambah agio atau dikurangi disagio obligasi yang belum diamortisasi. Sebagai contoh perhitungan amortisasi agio dengan metode tarif efektif, misalnya PT Risa Fadila mengeluarkan obligasi nominal Rp1 000.000,00 , umur 5 tahun , bunga 10 % per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi itu dijual pada awal periode dengan harga Rp1.081.105,00. Pembeli mengharapkan bunga efektif sebesar 8 % . Harga jual obligasi sebesar Rp1 081.105,00 dapat dihitung sebagai berikut: Nilai jatuh tempo obligasi



Rp. 1000.000,00



Nilai tunai Rp1.000.000,00, bunga 8%, 5 tahun =Rp. 675.560,00 Nilai tunai bunga Rp50.000,00, sepuluh kali tiap setengah tahun ,dengan tarif 8%



=Rp. 405.545,00



Harga jual obligasi



Rp. 1.081.105,00



Agio Obligasi



Rp. 81.105,00



1) Periode = 10, tarif = 4% = 1.000,00 x 0,67556 (P n7i=(1+i)-n) 2) Periode = 10, tarif = 4% = 50.000,00 x 8,11090(Pn7i =1-Pn7i / i)



Agio obligasi sebesar Rp8,105,00 yang diamortisasi selama umur obligasi dengan metode bunga efektif nampak pada tabel berikut: TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI AGIO METODE BUNGA EFEKTIF Obligasi berbunga 10% dengan yield (hasil) diharapkan 8% Tahun



Pembayaran



Debit



Debit



Kredit Kas



Nilai Buku



Ke



Bunga



Biaya Bunga



Agio



(Bunga Yang



Obligasi



Obligasi



Dibayar)



Ke 1) 1 2 3 4 5



2) Rp1.081.105,00



1



Rp43.244,20



Rp6.755,80



Rp50.000,00



1.074.349,20



2



42.973,97



7.026,03



50.000,00



1.067.323,17



1



42.692,92



7,307,07



50.000,00



1.060.016,10



2



42.400,64



7.599,36



50.000,00



1.052.416,80



1



42.096,67



7.903,33



50.000,00



1.044.513,50



2



41.780,54



8.219,46



50.000,00



1.036.294,10



1



41.451,76



8.548,24



50.000,00



1.027.745,90



2



41.109,84



8.890,16



50.000,00



1.018.855,10



1



40.754,23



9.245,77



50.000,00



1.009.610,10



2



40.384,40



9.615,70



50.000,00



1.000.000,00 *)



1) Rp.1.081.105,00 x 8% x 6/12 = Rp43.244,20 2) Rp.1.000.000,00 x 10% x 6/12 = Rp50.000,00 3) Rp.50.000,00 – Rp43.244,20 = Rp6.755,80 4) Rp.1.081.105,00 – Rp6.755,80 = Rp1.074.349,20 *) Dibulatkan Bila obligasi dijual dengan disagio, perhitungan amortisasinya dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam tabel di atas. Perbedaan yang ada adalah sebagai berikut : Nilai biaya bunga



= Bunga obligasi yang dibayar ditambah amortisasi disagio.



Nilai buku obligas



= Nilai buku periode sebelumnya ditambah amortisasi



disagio.



3. Pencatatan Utang Obligasi PT Risa Fadila pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rp. 1.000.000,00 bunga 10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi yang dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rp. 1.029.000,00 (yaitu harga jual Rp. 1.030.000,00 dikurangi biaya penjualan Rp. 1.000,00) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Risa Fadila adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dapat dihitung sebagai berikut : 2006



= 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)



2007



= 12 bulan



2008



= 12 bulan



2009



= 12 bulan



2010



= 12 bulan



2011



= 04 bulan



Jumlah



= 58 bulan



Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp. 29.000,00 (Rp. 1.029.000,00 dikurangi Rp. 1.000.000,00) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp. 29.000,00 : 58 = Rp. 500,00. Transaksi penjualan, pembayaran bunga dan amortisasi agio selama umur obligasi dicatat dalam buku -buku PT Risa Fadila sebagai berikut : Transaksi : 1 Juli 2006 - Penjualan Obligasi Harga Jual



Rp. 1.030.000,00



Biaya – biaya penjualan



(Rp.



1.000,00)



Bunga Berjalan (1 Mei – 1 Juli) 2/12 x 10% x Rp. 1.000.000,00



Rp.



16.666,67



Uang Yang Diterima



Rp. 1.045.666,67



Jurnal : Kas



Rp. 1.045.666,67 Utang Obligasi



Rp. 1.000.000,00



Agio Obligasi



Rp.



29.000,00



Biaya bunga obligasi



Rp.



16.666,67



(dalam hal ini bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya utang olbigasi) 4. Pelunasan Obligasi Sebelum Jatuh Tempo Obligasi PT Risa Fadila dalam contoh di atas, pada tanggal 1 Juli 2008 ditarik sebesar Rp. 200.000,00 dengan kurs 102%. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan obligasi pada tahun 2008 sebagai berikut : Transaksi : 1 Juli 2008 a) Amortisasi Agio 6 Bulan = 6 x Rp. 500,00 x (Rp. 200.000,00 / Rp. 1.000.000,00) = Rp. 600,00 b) Pembayaran Bunga Berjalan 1 Mei sampai dengan 1 Juli = 2/12 x 10% x Rp. 200.000,00 = Rp. 3.333,33 c) Perhitungan Laba/Rugi Nominal Obligasi Agio



Rp. 200.000,00 Rp. 5.800,00



Amortisasi Agio : 2006 = 6 x 500 x (200.000/1.000.000)



Rp.



600,00



2007 = 12 x 500 (200.000/1.000.000)



Rp. 1.200,00



2008 = 6 x 500 (200.000/1.000.000)



Rp.



600,00 Rp.



3.400,00



Nilai Buku Obligasi



Rp. 203.400,00



Jumlah Pelunasan



Rp. 204.000,00



Rugi Penarikan Obligasi



Rp.



600,00



Jurnal : Agio obligasi



Rp. 600,00



Biaya bunga obligasi Biaya bunga obligasi



Rp. 600,00 Rp. 3.333,33



Kas



Rp. 3.333,33



Utang obligasi (treasury bonds)



Rp. 200.000,00



Rugi penarikan obligasi



Rp.



600,00



Agio obligasi



Rp.



3.400,00



Kas



Rp. 203.000,00



Setelah penarikan obligasi ini, pembayaran bunga setiap tanggal 1 November dan 1 Mei adalah dari jumlah Rp. 800.000,00 yaitu obligasi yang masih beredar. Amortisasi premium untuk tahun 2008 dan seterusnya tidak lagi sebesar Rp. 500,00 per bulan, tetapi sebesar Rp. 400,00 yaitu : = 200.000 / 1.000.000 x 500 = 100 = 500 – 100 = Rp. 400 5. Obligasi Berseri TABEL AMORTISASI – METODE OBLIGASI BEREDAR Tahu



Nominal Obligasi



n 2005 2006 2007 2008 2009



Yang Beredar 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 15.000.000



Bagian Agio Yang



Agio



Diamortisasikan 5/15 4/15 3/15 2/15 1/15 15/15



45.000 45.000 45.000 45.000 45.000



Amortisasi Agio Tiap Tahun 15.000 12.000 9.000 6.000 3.000 45.000



Pada tahun 2006, pembilang yang dipakai adalah Rp. 4.000.000,00 karena pada tanggal 1 Januari 2006, obligasi dengan nominal Rp. 1.000.000,00 sudah



jatuh tempo. Sehingga beredar tinggal Rp. 4.000.000,00. Untuk tahun – tahun berikutnya, pembilangnya akan selalu menurun sebesar nominal obligasi yang jatuh tempo dalam tahun tersebut. 6. Pelunasan Obligasi Berseri Premium Sebelum Saat Jatuh Tempo Contoh 1: Misalnya dari contoh di muka, pada tanggal 1 Juli 2007 obligasi dengan nominal Rp500.000,00 yang tanggal 1 Januari 2010 ditarik dengan kurs 101 ditambah dengan bunga berjalan. Amortisasi agio yang dibatalkan adalah mulai 1 Juli 2007 sampai dengan 31 Desember 2009. Sedangkan amortisasi agio untuk periode 1 Januari 2007 sampai dengan 30 Juni 2007 (6 bulan) akan dicatat dalam rekening biaya bunga obligasi. Agio yang dibatalkan dihitung sebagai berikut : Agio untuk tahun 2007= 500.000/3.000.000 x 9.000 x 6/12 =



750



Agio untuk tahun 2008= 500.000/2.000.000 x 6.000 =



1.500



Agio untuk tahun 2009= 500.000/1.000.000 x 3.000 =



1.500 3.750



Agio yang dibatalkan bisa juga dihitung dengan cara lain sebagai berikut : Pertama kali dihitung dulu amortisasi agio tahunan untuk tiap pecahan obligasi: = Agio/(Jumlah nominal obligasi yang beredar seluruh periode) = Rp45.000,00/Rp15.000.000,00=Rp0,003 per rupiah obligasi, Atau sama dengan Rp3.000,00 per Rp1.000.000,00 obligasi. Pembatalan agio kemudian dihitung sebagai berikut : Tahun



Jumlah dari*)



Obligasi Rp1.000.000,00 X



Agio



Tahunan



X



Waktu



(Tahun)



=



Jumlah



2007



1/2



Rp3.000,00



2008



1/2



2009



1/2



1/2



Rp



750,00



3.000,00



1



Rp. 1.500,00



3.000,00



1



Rp. 1.500,00



Jumlah agio yang dibatalkan



Rp. 3.750,00



*) jumlah dari obligasi Rp1.000.000,00 menunjukkan berapa bagian obligasi yang ditarik dibadingan dengan Rp1.000.000,00. Dalam contoh di atas, yang ditarik adalah Rp500.000,00 yaitu ½ bagian dari jumlah Rp1.000.000,00. Sesudah diketahui jumlah agio yang dibatalkan, maka dapat dihitung laba atau yang timbul dari pelunasan obligasi tersebut. Laba-rugi dihitung dengan membandingkan nilai buku obligasi dengan jumlah uang yang dibayarkan (tidak termasuk bunga berjalan). Laba-rugi penarikan dihitung sebagai berikut : Nominal obligasi



Rp. 500.000,00



Agio yang dibatalkan



Rp.



Nilai buku obligasi



Rp. 503.750,00



Pelunasan= 102/100 x Rp500.000,00



Rp. 505.000,00



Rugi pelunasan obligasi



Rp



3.750,00



1.250,00



Bunga berjalan = 6⁄12 x 10% x Rp500.000,00 = Rp25.000,00. Pelunasan obligasi di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Utang obligasi (treasury bobds) Agio obligasi



Rp500.000,00



3.750,00



Biaya bunga obligasi



25.000,00



Rugi penarikan obligasi



1.250,00



Kas



Rp530,00



Sesudah adanya penarikan obligasi ini, bisa disusun tabel perhitungan amortisasi agio yang baru sebagai berikut: TABEL AMORTISASI AGIO – METODE OBLIGASI BEREDAR (SESUDAH PENARIKAN KEMBALI OBLIGASI) Tahun 2005 2006 2007



Amortisasi Agio



Pembatalan



Amortisasi Agio



Tahunan Sebelum Revisi 15.000,00 12.000,00 9.000,00



Agio



Tahunan Sesudah Revisi 15.000,00 12.000,00 8.250,00



750,00



2008 2009



6.000,00 3.000,00 45.000,00



1.500,00 1.500,00 3.750,00



4.500,00 1.500,00 41.250,00



7. Prosedur Amortisasi Agio Atau Disagio Obligasi Berseri Jika Tahun Buku Tidak Sama Dengan Tahun Obligasi Contohnya: Pada tanggal 1 juni 2005, dikeluarkan obligasi berseri dengan nominal Rp. 5.000.000,00 bunga 10% dengan harga Rp. 5.045.000,00. Setiap tanggal 1 April mulai tahun 2016, obligasi dengan nominal Rp. 1.000.000,00 jatuh tempo. Agio sebesar Rp. 45.000,00 akan di amortisasikan selama 1 Juni 2005 sampai 1 April 2010 yaitu selama 58 bulan. Amortisasi agio bisa disusun dengan table berikut :



TABEL AMORTISASI AGIO - TAHUN BUKU TIDAK SAMA DENGAN TAHUN OBLIGASI METODE OBLIGASI BEREDAR



Tahun



2005 2006 2007 2008 2009 2010



Jumlah



Lamanya



Obligasi



Obligasi Yang



Beredar



X



Beredar Rp. 5.000.000,00 5.000.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00 3.000.000,00 3.000.000,00 2.000.000,00 2.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00



(Bulan)



Lamanya Beredar Rp. 35.000.000,00 15.000.000,00 36.000.000,00 12.000.000,00 27.000.000,00 9.000.000,00 18.000.000,00 6.000.000,00 9.000.000,00 3.000.000,00



7 3 9 3 9 3 9 3 9 3 58



Bagian Agio Jumlah



Yang Di Amortisasi



Jumlah Agio



Amortisasi Agio Tiap



35/170 51/170



Rp. 45.000,00 45.000,00



Tahun Rp. 9.270,00 13.500,00



39.000.000,00



39/170



45.000,00



10.330,00



27.000.000,00



27/170



45.000,00



7.150,00



15.000.000,00



15/170



45.000,00



3.980,00



3.000.000,00 170.000.000,00



3/170



45.000,00



770,00



Rp. 35.000.000,00 51.000.000,00



Berdasarkan tabel diatas amortisasi setiap tahun dihitung sebagai berikut: 2005 Lamanya obligasi beredar 1 Juni 2005 samapai denga 31 Desember 2005 = 7 bulan Jumlah obligasi yang beredar = Rp. 5.000.000,00 7 x Rp. 5.000.000,00 Amortisasi agio =



x Rp. 45.000,00 Rp. 170.000.000,00



= Rp. 9.270,00 2006 Lamanya peredaran 12 bulan, tetapi jumlah obligasi yang beredar ada 2, yaitu adanya pelunasan pada tanggal 1 April 2006 sebesar Rp. 1.000.000,00. Oleh karena itu lamanya peredaran dan jumlah obligasi yang beredar di pisahkan menjadi 2: 1 Januari 2006 sampai dengan 1 April 2006 Lamanya beredar = 3 bulan Obligasi yang beredar = Rp. 5.000.000,00 Jumlah x lamanya beredar = 3 x Rp. 5.000.000,00



= Rp. 15.000.000,00



1 April 2006 sampai dengan 31 Desember 2006 Lamanya beredar = 9 bulan Obligasi yang beredar = Rp. 4.000.000,00 Jumlah x lamanya beredar = 9 x Rp. 4.000.000,00



= Rp. 36.000.000,00



Jumlah x lamanya beredar obligasi selama tahun 2006



= Rp. 51.000.000,00



Rp. 51.000.000,00 Amortiasi agio = Rp. 170.000.000,00 = Rp. 13.500,00



x Rp. 45.000,00



Untuk perhitungan tahun 2007 dan seterusnya, sampai obligasi sudah dilunasi semua, amortisasi agio dihitung dengan cara diatas. 8. Pertukaran Obligasi Contohnya: Pada tanggal 1 Mei 2006 obligasi dengan nominal Rp. 1.000.000,00 ditukarkan dengan 100 lembar saham, nominal @ Rp. 10.000,00. Data lain yang diketahui adalah agio obligasi yang belum di amortisasi pada tanggal 1Mei 2006 sebesar Rp. 15.000,00, bunga berjalan Rp. 10.000,00 dan harga pasar saham pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rp.10.100,00 per lembar Pertukaran ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut: (1)Laba-Rugi Pertukaran Obligasi Diakui Mencatat amortisasi agio untuk periode 1 Jnuari 2006 sampai denga 30 April 2006 Agio Obligasi



xx



Biaya Bunga Obligasi



xx



Mencatat pembayaran bunga berjalan sebesar Rp. 10.000,00 Biaya bunga obligasi



Rp. 10.000,00



Kas



Rp. 10.000,00



Mencatat pertukaran obligasi Utang Obligasi



Rp. 1.000.000,00



Modal Saham



Rp. 1000.000,00



Agio Saham



Rp.



10.000,00



Laba pertukaran obligasi



Rp.



5.000,00



Laba rugi pertukaran obligasi dihitung sebagai berikut: Harga pasar saham: 100 lb x Rp. 10.100,00 = Rp. 1.010.000,00



Nilai buku obligasi: Nominal



Rp. 1.000.000,00



Agio yang belum diamortisasi



Rp.



15.000,00



Rp. 1.015.000,00 Laba Pertukaran Obligasi



Rp. 5.000,00



(2). Laba Rugi Pertukaran Obligasi Tidak Diakui Mencatat amortisasi agio untuk periode 1 Januari sampai dengan 30 April 2006 Agio Obligasi



xx



Biaya Bunga Obligasi



xx



Mencatat pembayaran bunga berjalan sebersar Rp. 10.000,00 Biaya bunga obligasi



Rp. 10.000,00



Kas



Rp.10.000,00



Mencatat pertukaran obligasi Utang obligasi



Rp. 1.000.000,00



Agio Obligasi



Rp.



15.000,00



Modal saham



Rp. 1.000.000,00



Agio saham



Rp.



15.000,00



Dengan cara kedua nilai buku sebesar Rp. 1.015.000,00 diapakai sebagai dasar untuk mencatat saham yang dikeluarkan sehingga tidak laba atau rugi karena pertukaran. 9. Pelunasan Obligasi Dengan Menggunakan Dana Yang Diperoleh Dari Pengeluarag Obligasi Baru Contohnya: Obligasi seri A dengan nominal Rp. 750.000,00 bungan 12% dilunasi dengan dana yang diterima dari pengeluaran obligasi seri B, nominal Rp. 1.000.000,00 bunga 10%. Umur obligasi A masih selama 7 tahun dan disagio



yang belum diamortisasikan sebesar Rp. 14.000,00 dan di tarik dengan kurs 103. Obligasi B umurnya 10 tahun dan dijual dengan kurs 99. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut; (1). Disagio yang Belum Diamortisasikan Dibebankan sebagai Kerugian Pengeluaran obligasi B Rp. 1.000.000,00 kurs 99 Kas



Rp. 990.000,00



Disagio obligasi B



Rp. 10.000,00



Utang Obligasi



Rp. 1.000.000,00



Pelunasan Obligasi A Rp. 750.000,00 dengan kurs 103, disagio yang belum diamortisasi Rp. 14.000,00 Utang Obligasi A



Rp. 750.000,00



Rugi pelunasan obligasi



Rp. 36.500,00



Kas



Rp. 772.500,00



Disagio obligasi A



Rp. 14.000,00



(2). Disagio yang Belum Diamortisasi Ditangguhkan Pembebanannya Pengeluaran obligasi B Rp. 1.000.000,00 kurs 99 Kas



Rp. 990.000,00



Disagio obligasi B



Rp. 10.000,00



Utang Obligasi



Rp. 1.000.000,00



Pelunasan Obligasi A Rp. 750.000,00 dengan kurs 103, disagio yang belum diamortisasi Rp. 14.000,00 Utang Obligasi A



Rp. 750.000,00



Biaya pelunasan obligasi A



Rp. 36.500,00



Kas



Rp. 772.500,00



Disagio obligasi A



Rp. 14.000,00



Sampai akhir periode , biaya pelunasan obligasi A akan diamortisasi. Jika amortisasinya selama sisa umur obligasi A, yaitu 7 tahun, maka setiapakhir periode disamping jurnal untuk mencatat bunga berjalan, dan amortisasi disagio obligasi B, dibuat juga jurnal untuk mencatat amortisasi biaya pelunasan obligasi A sebesar Rp. 36.500,00 : 7 = Rp. 5.071,43 sebagai berikut: Amortisasi biaya pelunasan obligasi A Biaya pelunasan obligasi A



Rp. 5.071,43 Rp. 5.071,43



III.2. SOAL KASUS UTANG HIPOTEK Tanggal 1 Mei 2020 CV Dianimel   menarik pinjaman hipotek sebesar Rp. 120.000.000,- kepada Bank BPD Bali dengan jaminan Tanahnya senilai Rp. 300.000.000,-. Jangka waktu pinjaman  5 tahun, diangsur 2 bulan sekali, dengan suku bunga 15% dan biaya administrasi 1% dari total pinjaman. Pinjaman dibayar 10 x @Rp12.000.000 tiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Dari data tersebut diminta: 1. Hitung dan catatlah Jurnal saat Penerimaan Utang Hipotek 2. Hitung dan catatlah Jurnal Pembayaran Angsuran Utang Hipotek (1 November 2020) 3. Hitung dan catatlah Jurnal Penyesuaian Utang Hipotek (31 Desember 2020) 4. Hitung dan catatlah Jurnal Pembalik Utang Hipotek (1 Januari 2021) 5. Hitung dan catatlah Jurnal Pembayaran Angsuran Utang Hipotek (1 Mei 2021) Penyelesaian: 1. Perhitungan dan Jurnal Utang Hipotik: Biaya administrasi = 1% x Rp 120.000.000 = Rp 1.200.000 Kas yang diterima = Rp 120.000.000 - Rp 1.200.000 = Rp 118.800.000



TGL 1/05/202 0



Keterangan



Ref



Kas



Debet (Rp) 118.800.000



Beban Administrasi



Kredit (Rp) -



1.200.000



       Utang Hipotik



-



120.000.000



(pencairan pinjaman hipotik) 2. Perhitungan dan Jurnal saat Pembayaran Angsuran Utang Hipotek Utang Hipotik diangsur setiap 6 bulan maka angsuran I (pertama) jatuh tanggal 1 Nopember 2020. Yang harus dibayar adalah pokok angsuran ditambah dengan bunga hipotek. Besarnya pokok angsuran yang harus dibayar adalah Rp 120.000.000 : 60 bulan = Rp 2.000.000 (pokok angsuran per bulan). Untuk 6 bulan Rp 2.000.000 x 6 bulan = Rp 12.000.000 Besarnya beban Bunga adalah 6/12 x 15% x Rp 120.000.000 = Rp 9.000.000



TGL



Re



Keterangan



f



01/11/2020 Utang Hipotik Beban Bunga        Kas (pembayaran



Debet (Rp) 12.000.000



-



9.000.000



-



angsuran



Kredit (Rp)



21.000.000



utang



hipotik) 3. Perhitungan dan Jurnal saat Penyesuaian per 31 Desember 2020: Penyesuaian yang harus dibuat adalah penyesuaian bunga hipotik dan utang hipotik yang segera jatuh tempo (digolongkan dalam utang lancar). beban bunga (bunga yang harus dibayar) selama 2 bulan yakni sejak 1/11 – 31/12 Sebesar 2/12 x 15% x Rp 108.000.000 = Rp 2.700.000 Utang hipotik yang segera jatuh tempo adalah Rp 12.000.000 (jatuh tempo pembayaran 1 Mei 2020)



TGL 31/12/2020



Re



Keterangan



Debet (Rp)



f



Beban Bunga



2.700.000,-



        Utang Bunga / Utang Beban



-



Utang Hipotik         Utang



Kredit (Rp)



Hipotik



2.700.000,-



12.000.000,Sgr



Jth



-



12.000.000,-



Tempo (Penyesuaian utang hipotik) 4. Perhitungan dan Jurnal Pembalik Utang Hipotek Jurnal Pembalik awal periode dilakukan dengan cara membalik jurnal penyesuaian yang periode sebelumnya sudah dicatat. TGL Keterangan 31/12/2020 Utang Bunga / Utang Beban



Ref



        Beban Bunga



Debet (Rp) 2.700.000,-



Utang Hipotik Sgr Jth Tempo



12.000.000,-



        Utang Hipotik



-



Kredit (Rp) 2.700.000,12.000.000,-



(Penyesuaian utang hipotik) 5. Perhitungan dan Jurnal saat Pembayaran Angsuran Utang Hipotek Utang Hipotik diangsur setiap 6 bulan maka angsuran II (kedua) jatuh tanggal 1 Mei 2021. Yang harus dibayar adalah pokok angsuran ditambah dengan bunga hipotek. Besarnya pokok angsuran yang harus dibayar adalah Rp. 12.000.000 Besarnya beban Bunga adalah 6/12 x 15% x Rp 108.000.000 = Rp 8.100.000 TGL



Keterangan



01/05/2021 Utang Hipotik Beban Bunga        Kas



Re f



Debet (Rp)



Kredit (Rp)



12.000.000



-



8.100.000



-



-



20.100.000



TGL



Re



Keterangan (pembayaran



angsuran



f



Debet (Rp)



Kredit (Rp)



utang



hipotik) III.3. UTANG WESEL JANGK…rA PANJANG 1. Wesel Diterbitkan Pada Nilai Nominal Tanggal 1 Januari 2013, PT BBB menerbitkan wesel bayar pada nilai nominal Rp 100.000.000,- dengan bunga 10% dan periode jatuh tempo 5 tahun. Bunga ata wesel harus dibayar setiap akhir tahun. PT BBB melakukan pencatatan jurnal sebagai berikut: a) 1 Januari 2013 Kas



100.000.000 Wesel Bayar



100.000.000



b) 31 Desember 2013 Beban Bunga10.000.000 Kas (100jt x 10%)



10.000.000



2. Wesel Tidak Diterbitkan Pada Nilai Nominal 1) Utang Wesel Jangka Panjang Tidak Berbunga/Bunga nol PT. C menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp 93.000.000,- dalam jangka waktu 3 tahun tanpa bunga. Nilai tunai wesel adalah Rp 90.000.000,-. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam pembukuan PT. C adalah: Kas



90.000.000



Diskonto Utang Wesel Utang Wesel



3.000.000 93.000.000



Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account) terhadap rekening utang wesel, rekening ini dalam neraca dikurangkan terhadap rekening utang wesel. Diskonto utang wesel ini diamortisasi selama jangka waktu utang wesel.



Jurnal untuk mencatat amortisasi diskonto utang wesel: Biaya Bunga Rp 3.000.000 Diskonto Utang Wesel



Rp 3.000.000



2). Utang Wesel Jangka Panjang Berbunga Pada tanggal 31 Desember 2009 Pt Senandung meminjam uang sebesar 120.000.00 yang dibayar dengan promes berbunga 10% dan akan dilunasi dalam jangka waktu 6 tahun. Jurnal yang di buat PT Lagi Sedih adalah : 31/12/09 Kas



120.000.000 Utang Wesel



120.000.000



Berdasarkan kasus diatas, PT Senandung melunasi utang wesel pada 31 Desember 2015. Sehingga perhitungan untuk pokok pinjaman dan bunga adalah sebagai berikut; Perhitungan : Nilai nominal Bunga(



= 120.000.000



120.000.000 ×6 × 10 ) = 72.000.000 1× 100



Nilai tunai saat jatuh tempo



= 192.000.000



Jurnalnya, 31/12/15 Utang Wesel Biaya Bunga



120.000.000 72.000.000



Kas



192.000.000



3. Wesel Bayar Dalam Situasi Khusus 1) Wesel diterbitkan untuk properti, barang, dan jasa PT. Abadi menjual tanah yang mempunyai harga jual tunai Rp 2.000.000 kepada PT. Jaya dengan penukaran sebuah wesel tak berbunga nominal Rp 2.938.600 berjangka 5 tahun. Harga jual tanah sebesar Rp 2.000.000 merupakan nilai tunai wesel tersebut sebesar nilai nominal, baik penjualan maupun tanah akan terlalu besar dicatat sebesar Rp 938.600,- yang jumlah tersebut merupakan bunga selama 5 tahun dengan tingkat 8%.



Jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran wesel dengan tanah pada tanggal pertukaran adalah: Tanah



Rp 2.000.000,-



Diskon utang wesel



Rp



Utang Wesel



938.600,Rp 2.938.600,-



Selama 5 tahun umur wesel, PT Jaya mengamortisasikan diskon Rp 938.600,- sebagai biaya bunga. BAB IV PENUTUP IV.1. Kesimpulan IV.2. Saran



DAFTAR PUSTAKA Boockholdt, J.L. Accounting Information Systems. Transaction Proressing and Centude Boston: Irwin McGraw-Hill, 1999. Chasteen, Lanny G, RE Flaherty, M.C. OConnor. Intermediete Acounting Editin New York: McGraw-Hill, 1992. FASB. Accounting Standards. Original Pronouncements. As of June 1985. New York: McGraw-Hill, 1985.9 Accounting Standards, Current Text. As of June 1983. New York: McGraw-Hill. 1983. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangen per 1 April 2002 Jakarta: Penertit Salemba Empat. 2002. Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt. Intermrdiate Accounting, 8s Edition. New Yoek: John Wiley & Sons. 1995. Irsyad



&



Dwi



Martini.



Tahun



x.



Liabilitas



Jangka



Panjang.



https://www.academia.edu/27453883/Akuntansi_Keuangan_2__Pertemuan_2_-_Liabilitas_Jangka_Panjang. Diakses pada tanggal 1 April 2020 Noname. 2019. jurnalmanajemen. https://jurnalmanajemen.com/hutang-jangkapanjang/. Diakses pada tanggal 1 April 2020 Universitas Ciputra,. 2016. Hutang Jangka Panjang: Apa Keuntungan dan Kerugiannya? http://ciputrauceo.net/blog/2016/9/9/hutang-jangka-panjang. Diakses pada tanggal 1 April 2020 Nicho.



2017.



Mengenal



HIPOTIK,



Sebuah



Hutang



Jangka



Panjang.



http://nichonotes.blogspot.com/2017/10/hipotik-adalah.html . Diakses pada lo;ltanggal 1 April 2020 Noname.



Tahun



x.



Pengertian



Hutang



Hipotik



Dan



Contoh



Soal



https://akuntansiz.blogspot.com/2018/04/pengertian-hutang-hipotik-dancontoh_25.html. Diakses pada tanggal 1 April 2020