Kelompok 5 - Konsep Hipnoterapi-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEMBAR TUGAS KELOMPOK KONSEP HIPNOTERAPI Disusun untuk Memenuhi Penilaian Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komplementer



Dosen Fasilitator:



Imroatul Farida, S.Kep., Ns., M.Kep. Oleh :



Kelompok 5



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2018



LEMBAR TUGAS KELOMPOK KONSEP HIPNOTERAPI Disusun untuk Memenuhi Penilaian Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komplementer



Oleh Kelompok 5 :



1 2 3 4 5 6 7



Nama Agung Prassetia Aji Aisyah Putri Aritami Nadya Wahyu Pratiwi Nanda Devi Kusumaningrum Peny Indrawati Sherley Ajeng Pratiwi Wahyu Putro Wicaksono



NIM 1510001 1510003 1510035 1510036 1510041 1510051 1510057



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2018



LEMBAR PERNYATAAN



Dengan ini kami menyatakan bahwa: 1. Kami mempunyai copy dari makalah ini yang bisa dicetak ulang jika lembar tugas kelompok yang dikumpulkan hilang atau rusak 2. Lembar tugas kelompok ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi yang sudah dilakukan parafrase



Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.



Surabaya, 18 September 2018



(Nama)



(NIM)



1



Agung Prassetia Aji



1510001



2



Aisyah Putri Aritami



1510003



3



Nadya Wahyu Pratiwi



1510035



4



Nanda Devi Kusumaningrum



1510036



5



Peny Indrawati



1510041



6



Sherley Ajeng Pratiwi



1510051



7



Wahyu Putro Wicaksono



1510057



(Tanda Tangan Mahasiswa) 1 2 3 4 5 6 7



ii



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Lembar Tugas Kelompok yang berjudul Konsep Hipnoterapi. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam penilaian tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer. Penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ketua STIKES Hang Tuah Surabaya, Ibu Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep. 2. Kepala Prodi S1 Keperawatan, Ibu Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kep. 3. Dosen PJMK, Ibu Lilik Erviani, S.Si., M.Si. 4. Rekan-rekan satu kelompok dan seangkatan Penulis menyadari bahwa Lembar Tugas Kelompok ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan yang berkelanjutan. Akhir kata, penulis berharap Lembar Tugas Kelompok ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.



Surabaya, 18 September 2018 Penulis



iii



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3. Tujuan ................................................................................................... 2 1.4. Manfaat ................................................................................................. 2 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian ............................................................................................ 3 BAB 3. PENUTUP 3.1 Simpulan ............................................................................................... 15 3.2 Saran ..................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16



iv



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Hipnoterapi adalah salah satu cabang dalam ilmu psikologi yang memeprlajari bagaimana manfaat sugesti (hipnotis) untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku. Terapi hipnoterapi sudah dikenal sejak abad ke 18 yang merupakan abad awal muncunya hipnotis modern. Ini adalah awal mula penggunaan hipnoterapi digunakan dalam mengatasi masalah psikologi seseorang. Banyak negara negara didunia yang sudah memberi pengakuan serta menggunakan hipnoterapi ini sebagai pengobatan komplementer. Termasuk Indonesia. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nadi Aprilyadi, dkk, pada Mei tahun 2018 yang melakukan penelitian berjudul “Efektifitas Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nyeri Disminore Pada Siswi SMA”. Peneliti mengungkapkan keberhasilan terapi hipnoterapi yang dilakukan kepada 17 responden siswi SMA yang mengalami nyeri disminore adalah 100% berhasil menurunkan tingkat intensitas nyeri dari skala nyeri hebat menjadi skala ringan. (Aprilyadi, Feri, & Ridawati, 2018) Di beberapa daerah di Indonesia, penggunaan hipnoterapi sendiri masih banyak menimbulkan pro dan kontra. Permasalah yang paling utama dalam pelaksanaan hipnoterapi adalah dianggap sebagai sesuatu yang bersifat magis. Masalah lainnya adalah ketidaktahuan masyarakat akan manfaat, tujuan, dan proses hipnoterapi sehingga terapi ini masih ditakuti atau tidak dipercayai sebagai salah satu bentuk pengobatan alternative oleh masyarakat. Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai pengertian, manfaat, hingga tahapan dalam melakukan hipnoterapi yang diharapkan setelah adanya makalah ini masyarakat maupun tenaga kesehatan dapat menggunakan hipnoterapi sebagai salah satu pengobatan komplmenter.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Hipnoterapi? 2. Apa manfaat Hipnoterapi? 3. Apa saja indikasi yang diperbolehkan menggunakan Hipnoterapi? 4. Apa saja kontraindikasi dari Hipnoterapi? 5. Apa efek samping dari Hipnoterapi? 6. Bagaimana tahapan dalam melaksanakan Hipnoterapi? 7. Bagaimana penatalaksanaan hipnoterapi dalam asuhan keperawatan?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami pengertian, manfaat, indikasi dan kontraindikasi, efek damping dan tahapan dalam melaksanakan hipnoterapi. 2. Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan keperawatam dan proses keperawatan menggunakan hipnoterapi.



1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah: 1. Bagi Fakultas Keperawatan Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menambah wawasan mahasiswa terutama di bidang Ilmu Keperawatan. 2. Bagi Mahasiswa Keperawatan Hasil makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan kita sebagai calon tenaga kesehatan khususnya keperawatan terhadap pelaksanaan terapi hipnoterapi sebagai terapi komplementer. 3. Bagi Masyarakat Hasil makalah ini dapat memberi wawasan kepada masyarakat tentang hipnoerapi sebagai terapi komplementer.



2



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hipnoterapi Hipnoterapi adalah salah satu ilmu psikologi yang mempelajari manfaat sugesti untuk menyelesaikan masalah pikiran, perasaan dan perilaku, dapat juga dikatakan sebagai teknik terapi pikiran dengan hipnotis (Meissy, 2007 dalam Ismayadi & Nasution, 2014). Hipnoterapi adalah suatu cara penyembuhan penyakit dengan hipnotis. Hipnotis salah satu cabang ilmu psikologi dengan memberikan sugesti kepada alam bawah sadar guna utuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku (Susilo & Kemala, 2010 dalam Irianto, Kristiyawati, & Supriyadi, 2014). Menurut Rakhmawati, Putra, Rizki, & Hardiyanto (2014), hipnoterapi adalah salah satu ilmu psikologi yang mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku. Dari beberapa pengertian diatas Cahyadi (2017) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa “hipnoterapi merupakan salah satu terapi psikologis yang diterapkan oleh terapis (hipnosan) dengan metode hipnosis atau mengunakan sugesti berupa kata – kata (saran) kepada klien yang langsung menyentuh alam bawah sadar yakni pada saat tidur trans atau disaat pikiran klien hanya terfokus pada kata – kata terapis (hipnosan) dengan tujuan menyembuhkan permasalahan klien (gangguan psikosomatis).



2.2 Manfaat Hipnoterapi Menurut Cahyadi (2017) dalam penelitiannya menuliskan bahwa hipnoerapi mempunyai banyak manfaat untuk kehidupan manusia, antara lain : 1. Manfaat hipnoterapi dalam bidang pendidikan Salah satu manfaat hipnoterapi dalam dunia pendidikan ialah sebagai self confidence. Hipnoterapi Self confidence bis digunakan untuk membangkitkan kepercayaan diri seseorang dengan cara mensetting pola pikir baru dan menyingkirkan berbagai bentuk pikiran seperti minder, cemas, gugup, dan ketakutan berinteraksi di depan umum melaui media audio hipnoterapi.



3



2. Manfaat hipnoterapi dalam bidang psikologi Manfaat hipnoterapi dalam bidang psikologi adalah sebagai salah satu cara untuk mangatasi masalah psikis seperti panik yang terlalu berlebih, stress, depresi, frustasi, sakit hati dan emosi negatif. 3. Manfaat hipnoterapi dalam bidang kecantikan Dengan hipnoterapi, weight loss anda bisa dengan mudah mensugesti diri anda dengan hypnosis self untuk kontrol terhadap pola makan yang menunjang program diet anda. 4. Manfaat hipnoterapi dalam bidang kesehatan Dalam bidang kesehatan, hipnoterapi digunakan untuk memotivasi diri untuk bisa lepas dari penyakit yang diderita. Hipnoterapi Pain adalah memberikan kenyamanan yang luar biasa, dengan mengurangi rasa nyeri. Hipnoterapi juga dapat digunakan untuk pecandu rokok agar terlepas dari jeratan rokok yang telah meracuni tubuh dan otak anda. 5. Manfaat hipnoterapi dalam bidang peningkatan kualitas diri Digunakan untuk meningkatkan kualitas diri sebagai penghambat kesuksesan dengan adanya kebiasaan buruk yang selalu kontinyu anda lakukan. 2.3 Indikasi Hipnoterapi Penggunaan hipnosis dalam psikiatri khususnya untuk keperluan psikoterapi harus didasarkan lebih dulu pada pengetahuan tentang psikoterapi itu sendiri. Hipnosis dapat membantu psikoterapi, di mana hipnosis dapat mempercepat pengaruh psikoterapi sehingga hasilnya tampak nyata. Gangguan-gangguan yang dapat ditangani dengan hipnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kategori : 1. Gangguan psikosomatik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi fisik, jadi gejala yang nampak adalah gejala fisik. Gangguan



ini



meliputi



sistem



kardiovaskuler,



pernapasan,



endokrin,



gastrointestinal dan genitourinaria. Hipnosis efektif pada beberapa gangguan SSP, seperti insomnia, nyeri kepala, gagap, tik, dan lain-lain. 2. Gangguan psikiatrik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang gejalanya nampak pada area psikologis. Hipnosis digunakan untuk mengatasi beragam neurosis konversi, kecemasan, fobia, obsesi-kompulsif, depresi reaktif atau depresi neurotik, dan neurotik pasca trauma.



4



3. Kasus-kasus pada bidang lain, seperti anestesi, nyeri persalinan, ekstraksi gigi, mengatasi obstipasi atau retensi urin pasca bedah. 2.4 Kontra Indikasi Hipnoterapi Secara garis besar, kontraindikasi hipnoterapi adalah pada keadaan : 1. Seseorang yang dalam kondisi tidak tenang, gaduh gelisah, misalnya pada psikosis akut sehingga tidak dapat dilakukan kontak psikis dengan subjek. 2. Seseorang yang dalam keadaan tidak mengerti apa yang akan dilakukan, misalnya pada orang imbesil atau dimensia. Pada mereka tidakdapat dilakukan hipnotis dengan cara apapun. 3. Pada orang yang tidak tahu atau belum mengerti tentang apa yang kita katakan, sugesti verbal tidak akan berpengaruh pada subjek. 4. Subjek yang memiliki kesulitan dengan kepercayaan dasar seperti pasien paranoid atau yang memiliki masalah pengendalian seperti obsesi-kompulsif. 5. Penggunaan hipnosis oleh operator yang tidak terlatih dengan baik. 6. Penggunaan hipnosis untuk tujuan yang tidak baik.



2.5 Efek Samping Hipnoterapi Seperti terapi lainnya, hipnoterapi juga dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan diantaranya : 1. Abreaksi. Seperti dikatakan dr. Erwin Kusuma Sp.KJ, program yang ditanamkan dalam hipnoterapi harus positif. Ini mengingat pasien tidak memiliki kemampuan merangkum (sintesis) karena kecerdasan jasmaninya menurun. Bila hal ini tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin akan muncul hasil yang tidak diinginkan, seperti timbul abreaksi. Abreaksi merupakan suatu keadaan dimana pasien keluar dari rekaman bawah sadarnya secara serentak. Akibatnya bisa menimbulkan rasa kekesalan atau kesedihan secara berlebihan, reaksinya pasien bisa tidak terkendali, namun kondisi biasanya tidak berlangsung lama dan bisa dikendalikan oleh terapis.



2. Pegal – pegal Jika beban emosi yang dirasakan sudah sangat dalam dan baru dilepaskan setelah sesi terapi, maka ada kemungkinan setelah terapi selama 1 atau 2 hari kedepan



5



badan akan terasa pegal-pegal. Dan ini adalah hal yang wajar dan akan hilang dengan sendirinya dan diganti dengan tubuh yang segar. Biasanya cukup minum air putih yang banyak akan mengurangi rasa pegal-pegal. Rasa pegal-pegal ini terjadi karena semacam tubuh membuang racun emosi yang selama ini tersimpan di dalam tubuh kita. Namun tidak semua orang akan mengalami hal ini setelah hipnoterapi. 3. Beberapa klien kadang-kadang mengalami sedikit “hang”. Misalnya, klien ingin mengambil sendok tetapi yang diambil garpu atau klien ingin pergi ke dapur tetapi yang dituju naik ke lantai 2. Namun, hal ini juga merupakan pertanda baik, karena terjadi perubahan di bawah sadarnya. Oleh karena itu tidak perlu takut dan hal ini juga berlangsung hanya sebentar. Sekali lagi perlu diingat bahwa tidak semua orang akan mengalami hal ini setelah diterapi hipnoterapi. 2.6 Tahapan Hipnoterapi Dalam pelaksanaan hipnoterapi terdapat beberapa tahap yang dijalankan, yaitu (Cahyadi, 2017) : a. Preinduction interview Ini merupakan tahap awal yang semua terapi melakukannya dan merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan hasil terapi yang akan dilakukan. Terapis akan memerlukan cukup banyak waktu pada tahap ini. Tahap ini dibagi menjadi 4 langkah : 1) Membangun dan menjaga relasi Tahap ini dimulai ketika klien menghubungi pertama kali, baik lewat telepon, SMS, media sosial, maupun bertemu langsung. Cara menjawab terapis ini yang sangat mempengaruhi persepsi, sikap, dan ekspetasi klien. 2) Mengatasi atau menghilangkan rasa takut Pada tahap ini terapis perlu meyakinkan klien atau menangani persepsi takut kien terhadap terapis mengenai hipnosis dan hipnoterapi. Disini terapis perlu menjelaskan bahwa perannya adalah memberi petunjuk jalan, dan proses terapi sesungguhnya dilakukan oleh klien sendiri.



6



3) Membangun ekspetasi Jangan pernah menjanjikan bahwa dengan bantuan kita klien pasti sembuh dar masalahnya. Cara yang tepa adalah menceritakan kasus – kasus yang pernah kita tangani dan berhasil. 4) Menggali dan mengumpulkan informasi Pada tahap ini, terapis berusaha menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai masalah yang dihadapi klien. Hal yang perlu diperhatikan adalah terapis harus jujur kepada klien. Apabila masalah atau sakit yang dialami klien itu disebabkan oleh pikiran (psikosomatis), hipnoterapis dapat membantu menyelesaikan masalahnya.Jika penyebab sakitnya adalah fisik, misalnya kepala pusing karena tekanan darah yang rendah, terapis hendaknya menganjurkan klien untuk menemui dokter yang memang kompeten untuk menangani masalah klien tersebut b. Induction (induksi) Pada tahap awal induksi seorang klien diberikan sugesti ringan agar merasa nyaman dan rileks. Teknik ini dilakukan dengan memberikan sugesti relaksasi tubuh secara menyeluruh agar suyet (klien) dapat benar-benar masuk ke alam subconciousnya (alfa dan teta) serta menerima sugesti dengan baik. Sehingga klien masuk kedalam kondisi trance. Contoh induksi yang diberikan kepada klien : 1) Memejamkan mata 2) Relaksasi tubuh 3) Fraksinasi 4) Menjatuhkan tangan 5) Amnesia 6) Sugesti posthipnotik 7) Induksi c. Deepening Setelah berhasil membimbing klien masuk kedalam kondisi trance maka dilakukan tahap deepening, yakni pada saat klien memasuki tidur trans (tidur hipnosis) digunakan oleh terapis (hipnosan) untuk memberikan sugesti secara mendalam berupa kata-kata yang membentuk sebuah keyakinan dalam diri klien.



7



d. Depth level test (tes kedalaman hipnosis) Depth level test dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman sugesti klien memasuki alam bawah sadarnya. Depth level test dapat berupa sugesti sederhana. Setiap orang memiliki tingkat kedalaman yang berbeda tergantung dari keadaan, pemahaman, mood, waktu, lingkungan, dan keahlian sang hipnotis sendiri e. Termination (terminasi) Terminasi adalah proses berpindah kembalinya pikiran bawah sadar (suconcious) ke pikiran sadar (concious). Proses terminasi dilakukan apabila klien telah siap untuk di bangunkan dari ‘tidur hipnosisnya’. f. Post hypnotic behaviour (perilaku pasca hipnosis) Post hypnotic behaviour adalah perilaku atau nilai baru yang didapatkan oleh seorang klien setelah terbangun dari ‘tidur hipnosis’.



2.7 SOP Hipnoterapi HIPNOTERAPI (HIPNOSIS BIASA) PROSEDUR TETAP



NO DOKUMEN



NO REVISI:



TANGGAL TERBIT 1.



PENGERTIAN



HALAMAN:



DITETAPKAN OLEH:



Hypnotherapy dimana



adalah



pasien



suatu



metode



dibimbing



untuk



melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan yang diberikan. 2.



TUJUAN



Saat ini hipnoterapi dapat digunakan untuk mengatasi masalah – masalah sebagai berikut:



8



1. Fisik 2. Masalah Emosi 3. Masalah Perilaku 3.



INDIKASI



1. Meningatkan



mental



(kepercayaan



diri,



klien



menghilangkan



trauma, mengurangi phobia) 2. Menyembuhkan psikosomatis klien (alergi, asma) 3. Membantu



proses



penyembuhan



klien(kanker, aids) 4.



KONTRAINDIKASI



1. Seseorang yang dalam kondisi tidak tenang, gaduh gelisah, misalnya pada psikosisakut sehingga tidak dapat dilakukan



kontak



psikis dengan



subjek. 2. Seseorang yang dalam keadaan tidak mengerti apa yang akan dilakukan, misalnya pada orang imbesil atau dim ensia. Pada mereka tidakdapat dilakuk an hipnotis dengan cara apapun. 3. Pada orang yang tidak tahu atau belum mengerti



tentang



apa



katakan,sugesti verbal



yang



kita



tidak akan



berpengaruh pada subjek. 4. Subjek



yang



memiliki



kesulitan



dengan kepercayaan dasar seperti pasien paranoidatau yang memiliki masalah pengendalian seperti obsesikompulsif. 5. Penggunaan hipnosis oleh operator yang tidak terlatih dengan baik.



9



6. Penggunaan hipnosis untuk tujuan yang tidak baik. 5.



1. Pasien sebagai subjek.



PERSIAPAN PASIEN



2. Terapis sebagai fasislitator 3. Bersedia dengan sukarela. 4. Memiliki kemampuan untuk fokus 5. Memahami komunikasi verbal. 6.



1. Kursi



PERSIAPAN ALAT



2. Bantal jika diperlukan 7.



CARA KERJA A. Pre induction 1. Klien dan penghipnotis memperkenalkan diri 2. Menganjurkan klien untuk menceritakan keluhan yang sedang dialami 3. Memberikan berbagai pemecahan masalah yang dapat diambil 4. Menjelaskan hipnoterapi secara singkat, jelas, dan mudah dipahami 5. Meminta persetujuan klien dan memberikan inform consent pada klien untuk dilakukan hipnoterapi 6. Melakukan tes subjektifitas a. Anjurkan klien duduk dengan nyaman b. Mengajarkan klien tarik napas dalam c. Menganjurkan klien untuk melakukan hand clasp test yaitu dengan meminta



subjek



menangkupkan



kedua



tangan,



kemudian



merekatkan kedua jari telunjuk dan sugestikan bahwa pada kedua telunjuk terdapat lem yang akan merekatkan jari telunjuk tersebut. Sugestikan bahwa semakin klien ingin memisahkan telunjuknya maka jari telunjuknya akan semakin lengket. Selanjutnya minta klien untuk menyatakan apakah jarinya semakin lengket atau tidak. d. Anjurkan klien untuk rileks dan menarik napas dalam e. Lepaskan jari tangan tersebut. B. Induction 1. Pada tahap induksi hypnotherapist harus mahir dalam menyusun variasi kalimat Pacing–Leading (Physical mirroring yaitu pencerminan fisik,



10



Match the voice yaitu penyelarasan kualitas suara, Match the breathing yaitu penyelarasan irama nafas, Match the size of the pieces of information yaitu penyelarasan pengelompokan informasi, Match their common experience yaitu penyelarasan pengalaman umum) 2. Posisikan klien lebih rileks lagi dari Normal State ke Hypnosis State (suasana sangat rileks dan sugestif) 3. Latih klien untuk nafas dalam lagi untuk merilekskan tubuh dan pikiran klien 4. Bawa klien pada satu titik focus atau tanamkan sugesti yang berkebalikan pada masalah klien (contoh kalimat “sekarang lihat telapak tangan saya, bayangkan bahwa ditelapak tangan ini ada rokok dan rokok ini digantikan dengan petis/makanan yang tidak disukai oleh klien”) 5. Pastikan klien sudah pada posisi yang benar-benar focus dan rileks 6. Apabila sudah, tepuk kedua tangan hypnoterapist secara cepat dan keras C. Deepening dan dept level test 1. Pada tahap Deepening hypnotherapist akan membimbing klien untuk berimajinasi melakukan suatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang mudah dirasakan oleh subjek untuk memasuki trance level yang lebih dalam. 2. Pastikan bahwa klien hanya mendengarkan suara hypnotherapist dengan memegang tubuh klien dan memberikan perintah untuk mendengarkan suara hypnotherapist saja. 3. Pastikan bahwa klien mengerti perintah yang diberikan oleh hypnotherapist dengan memerintahkan klien untuk menggerakkan bagian tubuhnya. 4. Bimbing klien untuk berimajinasi ke suatu tempat yang nyaman untuk klien dengan menggunakan 5 tahap. a. Lima, perintahkan agar tubuh dan pikiran anda memasuki relaksasi lebih dalam, total, semakin tenang, semakin lelap. b. Empat, biarkan tubuh dan pikiran anda memasuki tidur yang lebih dalam lagi, bahkan saat ini anda dapat membayangkan berada di suatu tempat lain yang menurut anda adalah tempat yang nyaman,



11



tempat yang indah, dimanapun itu, buatlah semakin jelas, semakin riel, semakin nyata, bahkan anda dapat merasakan detailnya, emosinya. c. Tiga, semakin lelap, lebih dalam lagi, rasakan tubuh anda semakin ringan, bahkan anda dapat melupakannya. d. Dua, masuki tidur lelap berkali lipat lebih dalam, dan rasakan suasana menjadi sangat hening, bahkan anda benar-benar tidak menghiraukan suara apapun juga, begitu tenang, fisik anda terlelap, fikiran anda bersitirahat, bahkan seluruh panca-indra anda benarbenar beristirahat. e. Satu, silakan nikmati relaksasi yang sangat luar biasa ini, silakan anda membayangkan diri anda di suatu tempat yang nyaman dan indah, dan saat yang sama biarkan fisik dan pikiran anda beristirahat total, nyaman, tenang, damai. D. Suggestion 1. Sampaikan pada klien untuk merilekskan seluruh tubuhnya hingga merasa rileks dan nyaman. 2. Setelah pasien sudah merasa nyaman mulailah dengan rangkaian kata menjadi kalimat yang indah dan mudah difahami klien 3. Kemudian Sampaikan sugesti dengan rangkaian kata yang sudah biasa di dengar, agar pasien akan mudah memahami dan mudah mengimajinasikannya seperti “bayangkan oleh anda bahwa anda sedang berada di tempat yang paling nyaman” dengan kalimat ini si pasien pasti dapat dengan mudah membayangkannya, karena bahasa tersebut sudah biasa di dengar dan di lakukan. 4. Tegaskan ke klien untuk memfokuskan hanya pada perkataan terapis. Contoh “dengarkan kata-kata saya, jika anda menemui rokok anda membayangkan roko adalah petis. Sesuatu yang menjijikan”. 5. Kata-kata tersebut diulang beberapa kali sampai klien benar-benar memahami 6. Berikan reinforcement positif pada klien



12



E. Termination 1. Kaji respon klien Membangun sugesti positif yang akan membuat tubuh seorang Client lebih segar dan rileks, kemudian diikuti dengan proses hitungan beberapa detik untuk membawa Client ke kondisi normal kembali. Contoh: “Kita akan mengakhiri sesi Hypnotherapy ini … saya akan menghitung dari 1 sampai dengan 5, dan tepat pada hitungan ke-5 nanti, silakan anda bangun dalam keadaan sehat dan segar, dst. 2. Simpulkan hasil kegiatan 3. Berikan reinforcement positif 4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik. 8.



HASIL Dokumentasikan tindakan: 1. Respon responden selama Hypnosis (respon subyektif dan obyektif). 2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan. 3. Nama dan paraf peneliti.



9.



HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Klien bersedia untuk dilakukan hypnosis 2. Pastikan klien benar-benar focus saat dilakukannya hypnosis



Sumber : Fakultas Keperawatan, Universitas Jember 2.8 Teori Keperawatan Pada Pasien yang Hipnoterapi 1. Teori Florence Nightingle Model konsep teori Florence Nightingle yaitu klien dipandang dalam kontak lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari: a. Lingkungan fisik, yang terdiri dari ventilasi dan udara. b. Lingkungan psikososial, yang bertujuan untuk membantu klien dalam mempertahankan emosinya. c. Lingkungan sosial, dalam hal ini perawat harus menggunakan kemmapuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar kata-kata pasien pada umumnya.



13



Dalam hal ini, teori Florence Nightengle dapat digunakan dalam aplikasi hipnoterapi karena dilihat dari lingkungan psikososial. Bukan hanya melihat klien tetapi harus memperlihatkan lingkungan psikososial klien. 2. Teori Orem Suatu pelaksanaan kegaiatan yang dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan baik sehat maupun sakit. Teori Orem memiliki 3 teori: a. Self care Upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan. Penekanan teori self care: 1) Pemeliharaan intake udara 2) Pemeliharaan intake air 3) Pemeliharaan intake makanan 4) Mempertahankan hubungan perawatan proses eliminasi dan ekskresi 5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. 6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial. 7) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya. b. Self care deficit Teori ini diterapkan apabila: 1) Anak belum dewasa. 2) Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan. 3) Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa



yang



akan



datang,



kemungkinan



terjadi



penurunan



kemampuan dan peningkatan kebutuhan. c. Nursing system Dalam nursing system ditentukan



atau direncanakan berdasarkan



kebutuhan “self care”. Klasifikasi nursing system: 1) The wholly compensatory system atau bantuan secara keseluruhan. 2) The partly compensatory system atau bantuan sebagian.



14



3) The supportive-educative system atau dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri. 4) Metode bantuan, dalam metode bantuan ini memliki 4 cara yaitu acting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien, mengarahkan klien dan mensupport klien.



Fokus asuhan keperawatan pada model Orem yang diterapkan pada praktek keperawatan keluarga atau komunitas adalah: 1) Aspek interpersonal, yaitu hubungan didalam keluarga. 2) Aspek sosial, yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya. 3) Aspek prosedural, yaitu melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi. 4) Aspek teknis, yaitu mngajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang dilakukan di rumah.



Dalam melakukan hipnoterapi menurut teori Orem, dengan self care, bantuan cara mengajar, mengarahkan dan mensupport klien sangat dibutuhkan.



15



BAB 3 PENUTUP



3.1 Simpulan Hipnoterapi adalah salah satu ilmu psikologi yang memberikan sugesti kepada alam bawah sadar guna mengatasi masalah pikiran, perasaan



dan



perilaku.



Hipnoterapi



dapat



digunakan



untuk



membangkitkan kepercayaan diri, mengatsi masalah psikis serta memotivasi diri agar lepas dari penyakit yang diderita seseorang dengan indikasi orang dengan gangguan psikosomatik, psikiatrik dan kasus lain seperti nyeri. Hipnoterapi juga memiliki efek samping seperti abreaksi, kelelahan dan linglung. Sedangkan tahapan dalam hipnoterapi adalah Preinduction interview, introduction, Depth level test, Termination, dan Post hypnotic behavior.



3.2 Saran Menurut penulis, diharapkan dengan selesainya makalah ini, mahasiswa keperawatan dapat menambah wawasan mengenai konsep hipnoterapi, serta dapat mengaplikasikan teori konsep hipnoterapi dan bagi instansi pendidikan diharapkan ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menunjang



pembelajaran



serta



meningkatkan



mutu



pelayanan



pendidikan yang lebih baik.



2



DAFTAR PUSTAKA



Aprilyadi, N., Feri, H. J., & Ridawati, I. D. (2018). Efektifitas hypnotherapi terhadap penurunan nyeri dismenorea pada siswi sma, 2(1), 10–19. Cahyadi, A. (2017). Metode hipnoterapi dalam merubah perilaku, 17, 73–82. Irianto, A. D., Kristiyawati, S. P., & Supriyadi. (2014). Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Kemoterapi Di Rs Telogorejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 1–10. Ismayadi, & Nasution, S. Z. (2014). EFEKTIFITAS HIPNOTERAPI TERHADAP PENURUNAN RESPON NYERI PASIEN DALAM PERAWATAN INSERI HEMODIALISA PADA PASIEN GAGAL GINJAL DI RUMAH SAKIT GINJAL DAN HIPERTENSI RASYIDA MEDAN, 29(September). Rakhmawati, R., Putra, K. R., Rizki, F., & Hardiyanto. (2014). Metode keperawatan komplementer hipnoterapi untuk menurunkan efek stress pasca trauma tingkat sedang pada fase rehabilitasi. KEPERAWATAN, 5, 178–184.



3