Kelompok 6 - Laporan Praktikum Etsa Asam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM     ETSA ASAM  KELOMPOK : 6                                                     Tgl. Pratikum : 13 April 2021 No.                  Nama                                                                  No.Mhs. 1.   Andhika Riza A                                                    19/445343/KG/11790 2.   Anisa Almas N                                                     19/445344/KG/11791 3.   Chorinne Layla H                                                 19/445345/KG/11792 4.   Devi Wulandari                                                    19/445346/KG/11793 PEMBIMBING :Prof. Dr. drg. Widjijono, SU



A.



Alat dan Bahan Bahan : Etsa gel (Scotbond Universal Etchant-32%, alkohol 70% ) Alat : Cannula, kapas, hair dryer



B.



Hasil Praktikum 1. Cara Manipulasi a. Menyiapkan alat dan bahan b. Menyiapkan bahan etsa, bahan esta yang digunakan adalah Universal Etchant. c. Sebelum dilakukan etsa, gigi terlebih dahulu di profilaksis pada permukaan gigi yang akan diesta. Tujuannya untuk membersihkan permukaan gigi agar etsa dapat berproses dengan baik. d. Kemudian gigi dibersihkan menggunakan cotton palette atau kapas yang diberi alkohol 70%, dan dikeringkan memakai hair dryer sehingga bersih dan bebas dari lemak. e. Apabila sudah kering, dilanjutkan dengan melakukan etsa. f. Buka tutup etsa dan dispensing tip/cannula dipasang cekat pada ujung botol etsa. Kemudian tekan botol hingga etsa keluar.  g. Dilanjutkan dengan mengoleskan etsa pada permukaan gigi yang sudah di profilaksis dengan ketebalan yang sesuai ( ± 1 mm) dan tunggu selama 15 detik.  h. Bersihkan pada air yang mengalir (jika di klinik menggunakan 3 way syringe). i. Setelah bersih dari bahan etsa kemudian langsung dikeringkan dan dicek apakah etsa sudah berhasil atau belum. Tanda bahwa etsa sudah berhasil yaitu terlihat warna buram atau putih seperti kapur (white chalky). j. Apabila belum mencapai warna white chalky, lakukan ulang proses pengetsaan hingga mencapai warna white chalky.



2. a. b. c. C.



Data Praktikum Bahan etsa yang digunakan etsa gel (Scotbond Universal Etchant- 32%) Lama waktu etsa : 15 detik dan lama waktu rinsing 15 detik (sesuai aturan pabrik) Waktu mencapai frosty : 1 kali olesan



Pembahasan 1. Alasan dilakukan tindakan profilaksis sebelum dilakukan etsa asam Sebelum dilakukannya etsa asam pada permukaan gigi tindakan yang perlu dilakukan pertama kali yaitu dilakukannya tindakan profilaksis. Tindakan profilaksis dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan permukaan gigi agar etsa dapat berproses dengan sempurna atau baik. Profilaksis akan menghilangkan eksogen noda, material alba, pelikel, serta dapat menghilangkan kotoran - kotoran yang terdapat pada mulut tanpa adanya merusak email pada gigi. Dengan adanya tindakan profilaksis menjadikan proses pengetsaan dapat dilakukan dengan efektif serta mampu meningkatkan kekuatan adhesi sealant pada permukaan - permukaan gigi yang akan diperiksa (Anusavice, et al, 2013) 2. Alasan penggunaan alkohol 70% saat pembersihan sesudah profilaksis Setelah dilakukanya profilaksis, tindakan yang dilakukan selanjutnya yaitu pengolesan alkohol 70 % pada bagian gigi yang sudah diberi tindakan profilaksis. Pengolesan alkohol 70 % dilakukan dengan tujuan untuk dapat menghilangkan lapisan air, debris atau sisa makanan dan lemak yang menempel. Apabila lapisan air, debris dan juga sisa lemak yang masih menempel tidak dihilangkan dapat menghambat kinerja dari etsa asam (Anusavice, et al, 2013) 3. Mekanisme proses etsa asam pada gigi Sebelum memasukan resin/melakukan penambalan, email pada permukaan struktur gigi harus diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan  hal tersebut berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma  dan menghasilkan bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan email, tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan ke dalam kavitas. (Philips, 2004) Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan   antara permukaan email-resin dengan  meningkatkan energi permukaan email.  Kekuatan ikatan terhadap email teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya  adalah bahwa asam meninggalkan permukaan email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Proses pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk lembah dan puncak pada email, yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin “tag” kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi.  Panjang tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior adalah 7-25 µm. Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah tepat, konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat



monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk cair dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15-20 detik. Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan  dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih  seperti bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana. (Noort, 2007) 4. Alasan terjadinya frosty atau chalky white Frosty atau white chalky terbentuk karena terpapar oleh asam fosfat saat proses etsa asam. Hal tersebut menyebabkan kandungan kalsium pada enamel akan terlarut sehingga akan terbentuk pori-pori kecil (mikroporositas) yang terjadi akibat etsa asam yang kemudian terbentuklah frosty. Dengan adanya frosty ini akan menyediakan substrat untuk infiltrasi agen pengikat agar dapat dipolimerisasi setelah penetrasi struktur email yang terukir sehingga akan membentuk ikatan mikromekanik pada enamel ketika terpolimerisasi (Sakaguchi, dkk., 2019). 5. Alasan pengolesan etsa pada gigi dilakukan sampai 1 kali untuk mendapatkan frosty Menurut Anusavice (2013) asam yang tepat digunakan untuk etsa mengandung asam fosfat dengan konsentrasi antara 30%-50%, biasanya beredar dipasaran adalah konsentrasi asam fosfat 37% karena lebih disukai dan menghasilkan pola etsa yang konsisten serta tidak merusak pulpa. Lama waktu yang digunakan untuk pemberian etsa bervariasi tergantung dengan riwayat gigi, yang mana gigi dengan kandungan fluoride yang tinggi memerlukan waktu yang lebih lama. Waktu yang diperlukan untuk mengaplikasikan etsa adalah antara 15-60 detik.  Pengolesan etsa pada gigi dilakukan 1 kali dan mendapatkan frosty karena asam yang digunakan untuk etsa mengandung asam fosfat dengan konsentrasi yang tepat yaitu dengan konsentrasi 32%. Selain itu kemungkinan preparat gigi yang digunakan memiliki kandungan fluor yang rendah sehingga proses etsa hanya dilakukan 1 kali saja. D.



Kesimpulan Lama proses manipulasi etsa asam dapat dipengaruhi oleh kandungan mineral gigi, sempurna atau tidaknya pembersihan serta teknik pengeringan awal , serta rata atau tidaknya pengaplikasian gel etsa ke permukaan gigi. Kesimpulannya adalah pelaksanan praktikum etsa asam tersebut telah dikatakan berhasil. hal ini ditandai dengan waktu untuk mencapai frosty hanya memerlukan 1 kali olesan (tidak mengulang). hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pembersihan menggunakan alkohol telah berhasil, lalu teknik pengeringan juga sudah tepat dan gel etsa juga sudah dioleskan dengan sempurna ke permukaan gigi. Sehingga untuk mencapai keadaan frosty hanya perlu 1 kali kerja.



E. Daftar Pustaka Anusavice KJ, et al. 2013. Phillips' Science Of Dental Materials 12th edition. USA: Elsevier. Noort R. Introduction to Dental Materials 3 rd ed. London : Mosby Elsevier, 2007 : 99-171  Philips RW. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 10 Th.ed. Philadelphia: Saunders Company, 2004 : 40-262. Sakaguchi, R., Ferracane, J., & Powers, J., 2019, Craig’s Restorative Dental Materials 4th edition, St. Louis: Elsevier.